Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KOROSI DAN PENCEGAHAN KOROSI


TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
JIKL - ITK 2019

Analisis Laju Korosi dengan Medium


Air Laut
Kelompok :
Fadilah Muhammad (06161022)
Karina Medina Sarifudin Saleh (06161033)
Muadz Akmal Yusuf (06161044)
Muhammad Fahmi Yudha Santara (06161045)
Aprina Dewi Rizki (06171012)
Rama Nasrullah (06171057)

Abstract
Corrosion is one of the damage that is marked by the degradation of materials
that cause a reaction with the environment. This research is carried out to be able to
conduct corrosion rate analysis on specimens that have been corroded by the immersion
method, with the weight loss method and based on the diagram. The analysis technique
that is carried out is the corrosion rate analysis with the immersion method carried out in
accordance with ASTM G31. Then, the corrosion rate analysis is based on the Evans
diagram which is done by making a voltage-current diagram using a potentiostat, then
analyzing the corrosion rate of the specimens corroded by the imers method with the
corrosion rate method, weight loss and evans diagram (potentiostat) and by making data
analysis and correlate the relationship between the two data and analyze environmental
data. Obtained results of immersion time can affect the corrosion of steel test specimens.
The time variations used in this practicum are 7 days, 14 days and 21 days. Decreasing
the corrosion rate on the results of data obtained in specimens 2 and 3 with a corrosion
rate of 0.2411 mm/year and 0.16492 mm/year, this shows the longer immersion time, the
increase in speed is increasing.
Keywords : Corrosion rate, potensiostat, Weight loss

Abstrak
Korosi merupakan suatu kerusakan yang ditandai dengan adanya degradasi
material yang disebabkan adanya reaksi dengan lingkungan. Praktikum ini dilakukan
untuk dapat melakukan analisis laju korosi pada spesimen yang dikorosikan dengan
metode imersi, menganalisa laju korosi pada specimen tersebut dengan metode weight
loss dan diagram evans dengan potensiostat, lalu dapat mengklasifikasikan laju korosi di
lingkungan kota Balikpapan dan dapat menganalisis pengaruh pemanfaatan lahan
terhadap laju korosi. Adapun teknik analisis yang dilakukan yaitu analisis laju korosi
dengan metode imersi dilakukan sesuai dengan ASTM G31. Lalu analisis laju korosi
berdasarkan diagram Evans yang dilakukan dengan membuat diagram tegangan-arus
menggunakan potensiostat, kemudian analisa laju korosi pada spesimen yang dikorosikan
LAPORAN PRAKTIKUM
KOROSI DAN PENCEGAHAN KOROSI
TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
JIKL - ITK 2019
dengan metode imers dengan metode perhitungan laju korosi weight loss dan dengan
membuat analisis data serta mengkorelasikan hubungan kedua data tersebut dan
menganalisis data lingkungan. Didapatkan hasil waktu perendaman dapat berpengaruh
terhadap laju korosi pada spesimen uji baja. Variasi waktu yang digunakan pada
praktikum ini yaitu 7 hari, 14 hari dan 21 hari. Penurunan laju korosi ditunjukkan pada
hasil data yang diperoleh pada spesimen 2 dan 3 yaitu secara berurutan laju korosi
sebesar 0.2411 mm/year dan 0.16492 mm/year hal ini menunjukan semakin lama waktu
perendaman maka laju korosi semakin menurun.
Kata kunci : Korosi, Laju Korosi, dan Potensiostat

Pendahuluan

Kota Balikpapan merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai wilayah
pesisir laut. Balikpapan memiliki luas wilayah kurang lebih 50.330,57 ha atau sekitar 503,3
km2, dan luas pengelolaan laut mencapai 160,10 km 2. Secara umum ketinggian kota
Balikpapan antara 0 meter sampai 100 meter di atas permukaan laut. Dengan kondisi
Kota Balikpapan yang dikelilingi air laut, maka dapat menyebabkan Kota Balikpapan
menjadi daerah yang korosif.

a. Pengertian Korosi
Korosi didefinisikan sebagai serangan destruktif dan tidak disengaja yang terjadi pada
logam, biasanya dimulai dari permukaan. Masalah korosi pada logam merupakan hal yang
signifikan. Dalam istilah ekonomi, diperkirakan sekitar 5% dari pendapatan negara
industri yang dihabiskan untuk biaya pmeliharaan dan pencegahan atau penggatian
produk yang terkontaminasi akibat reaksi korosi. Sebagai contoh yaitu pada panel bodi
otomotif , radiator dan komponen knalpot (Calister, 2014).
Korosi adalah suatu peristiwa ilmiah yang terjadi disebabkan rusaknya permukaan
suatu material terutama material yang terbuat dari baja. Selain pengertian diatas maka
korosi dapat juga diartikan sebagai suatu proses kimia yang terjadi pada sejumlah logam
maupun alloynya pada kondisi tak seimbang yang menyebabkan terjadinya persitiwa
kerusakan ataupun membentuk lubang-lubang kecil pada baja yang akhirnya berkembang
seiring dengan pertambahan waktu sampai material tersebut kemungkinan akan habis.
Penyebab utamanya antara lain adalah kombinasi dari beberapa gejala alam seperti
temperatur, kelembaban udara, tegangan yang terjadi pada material atau adanya kontak
denga zat-zat kimia ( Nasution, 2018 ).

b. Metode Immers
Uji immers adalah uji ketahanan korosi terhadap media korosif, dengan cara
mencelupkan material uji ke dalam media korosif untuk waktu tertentu”. Hasil yang
diperoleh adalah kehilangan berat material uji yang dikonversikan ke laju korosi. Uji
immers dibagi menjadi 3, yaitu: (1) Immers Total, spesimen dicelup total dalam media
korosif, (2) Immers Parsial, permukaan spesimen dicelup hanya sebagian, (3) Uji Basah
LAPORAN PRAKTIKUM
KOROSI DAN PENCEGAHAN KOROSI
TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
JIKL - ITK 2019
dan Kering adalah uji yang dilakukan dengan memutar spesimen uji sehingga tercelup
secara berkala kedalam media korosif.(Munasir, 2009)

c. Potensiostat
Potensiostat merupakan instrument yang dapat digunakan untuk mengukur arus
yang melewati pasangan elektroda kerja dan elektroda bantu dan menjaga keseimbangan
beda potensial antara elektroda kerja dan elektroda pembanding. Potensiostat memberi
potensial dan merekam respon arus yang merupakan karakteristik dari benda uji.
Elektroda pembanding yang biasa digunakan yaitu elektroda Ag/AgCl dan elekroda
kalomel. Biasanya elektroda bantu yang digunakan terbuat dari bahan inert seperti
platinum, aurum, grafit dan glossy carbon, tetapi juga dapat digunakan logam yang sama
dengan elektroda kerjanya ( Gopinath, 2005 ).

d. Perhitungan Laju Korosi


Laju korosi adalah kecepatan rambatan atau kecepatan penurunan kualitas bahan
terhadap waktu. Dalam perhitungan laju korosi, satuan yang biasa digunakan adalah
mm/th (standar internasional) atau mill/year (mpy, standar British). Tingkat ketahanan
suatu material terhadap korosi umumnya memiliki nilai laju korosi antara 1 – 200 mpy
( Afandi dkk., 2015).
Berdasarkan standar ASTM G31-72, laju korosi dapat diukur dengan dua metode
yaitu dengan metode kehilangan berat (weight loss) dan metode polarisasi. Metode
weightloss adalah metode yang paling banyak digunakan. Pertama sampel ditimbang
untuk mengetahui massa awalnya. Kemudian sampel ditempatkan disuatu lingkungan
dan dibiarkan untuk terkorosi. Setelah itu dihitung laju korosinya melalui kehilangan
berat yang terjadi pada sampel. Bentuk dan dimensi pada sampel uji dapat bervariasi
sesuai dengan persyaratan pengujian ( Ramadani, 2017 ).
Kecepatan laju korosi dapat dihitung dengan metode kehilangan berat (weight
loss) maupun elektrokimia. Dapat dihitung dengan membandingkan berat awal dan berat
sesudah dipasang pada suatu system dalam waktu tertentu, maka digunakanlah rumus
sebagai berikut:
K .W
Cr= mm/y
D. A . T
Dimana:
Cr = Corrosion Rate (mpy)
K = 3.45 x 106
W = Weight Loss (gr)
D = Density of Spesiment (gr/cm3)
A = Area of Spesiment (cm2)
T = Eksposure "Time (hours)(Fontana 1987)
LAPORAN PRAKTIKUM
KOROSI DAN PENCEGAHAN KOROSI
TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
JIKL - ITK 2019
Korosi dikelompokkan menjadi beberapa bagian berdasarkan laju korosinya, yang
dimana akan dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 1 Tingkat Ketahanan Korosi berdasarkan Laju Korosi

Corrosion Corrotion Rate


Behaviour mpy(mils/yea µm/year nm/h pm/s mm/year
r)
Excellent <1 <25 <2 <1 <0.02
Very good 1-5 25-100 2-10 1-5 0.02-0.01
Good 5-20 100-500 10-50 5-20 0.1-0.5
Average 20-5 500-1000 50-150 20-50 0.5-1
Poor 50-200 1000-5000 150-500 50-200 1-5
Inacceptable >200 >5000 >500 >200 >5

e. Hubungan korosi dengan Diagram Pourbaix


Diagram Pourbaix digunakan untuk menentukan potensi yang sesuai dengan
keaadaam kesetimbangan dari semua reaksi yang mungkin terjadi antara elemen
tertentu, ion-ionnya dan senyawa padat dan gasnya dalam larutan berair sebagai fungsi
dari pH

Gambar 1 Diagram Pourbaix

Mengacu pada logam, diagram Pourbaix menampilkan zona stabilitas yang terlibat
sebagai fungsi potensial dan pH, yaitu logam (zona imunitas), ion logam ( zona terkorosi),
oksida dan hidroksida (pasivasi dan zona kepasifan)( Pedeferri, 2018).
LAPORAN PRAKTIKUM
KOROSI DAN PENCEGAHAN KOROSI
TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
JIKL - ITK 2019

Gambar 1 Diagram Pourbaix Besi

f. Korosi Media Air Laut


Pada percobaan kali ini menggunakan media air laut. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi korosi pada air laut adalah sebagai berikut.
Salinitas atau kandungan garam pada air laut. Dimana kandungan garam dalam air
mempengaruhi konduktivitas dan oksigen pada air. Dengan meningkatnya kandungan
garam pada air, konduktivitas listrik pada air akan meningkat tetapi kandungan oksigen
akan menurun. (Hou,2018). Garam sendiri merupakan senyawa kimia yang bersifat
pereduksi, sehingga otomatis tingkatan kadar garamnya jika semakin besar akan
mempercepat laju korosi. Namun, untuk ukuran perairan di dunia, secara umum dapat
disimpulkan jika semakin besar kadar salinitas air laut semakin besar pula laju korosinya.
Hal ini karena kadar salinitas di perairan di dunia, yang umumnya dilalui kapal memiliki
kadar garam sekitar 3% - 4% (Nova,2012)
Kemudian kandungan oksigen juga mempengaruhi korosi pada air laut, apabila
semakin banyak kandungan oksigen yang terlarut dalam air laut makan akan semakin
tinggi potensi elektroda pada air laut dan hal ini akan meningkatkan laju korosi pada
logam. Selain itu, jika tidak adanya oksigen yang terlarut dilaut, maka pada tembaga dan
besi tidak akan terjadi korosi (Hou,2018).
Faktor yang selanjutnya yaitu pH. pH di lingkungan air laut dipengaruhi oleh aktivitas
biologis, seperti pembusukan atau bahan organik, aktivitas fotosintesis fitoplankton dan
aktivitas pernapasan hewan. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pH pada
lingkungan permukaan air laut dan pada dasar laut, dimana pH pada permukaan air laut
lebih tinggi daripada dasar laut (Heiser, 1995).
LAPORAN PRAKTIKUM
KOROSI DAN PENCEGAHAN KOROSI
TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
JIKL - ITK 2019

Metodologi
Diagram Alir
Mulai

Survey Tempat

Studi Pustaka

Preparasi

Penimbangan massa awal spesimen


Control, 1, 2 dan 3

Mengukur luas Permukaan spesimen


control 1, 2 dan 3

Pengukuran pH air laut

Mengukur potensial sel spesimen kontrol Perendaman spesimen 1 (7 hari),


spesimen 2 (14 hari), dan spesimen 3 (21
hari)
Mengukur potensiostat spesimen kontrol
Mengukur potensiostat spesimen 1,2 dan
3

Penimbangan massa akhir spesimen 1,2,


dan 3

Analisis dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 2 Diagram Alir Percobaan


LAPORAN PRAKTIKUM
KOROSI DAN PENCEGAHAN KOROSI
TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
JIKL - ITK 2019
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gelas beaker potensistat, neraca
analitik, pH meter, jangka sorong.

Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu 4 buah baja yang
digunakan sebagai sampel uji, air laut di Jl. Mulawarman, Batakan Manggar, kecamatan
Balikpapan Timur sebagai media pengkorosi, kertas amplas untuk menghilangkan coating
pada sampel uji dan kertas lakmus untuk mengukur PH air laut.

Prosedur
Adapun prosedur yang dilakukan yaitu mengukur pH air laut yang digunakan
sebelum dilakukan perendaman. Kemudian dilakukan pengamplasan pada sampel uji baja
untuk menghilangkan coating pada baja tersebut. Selanjutnya dilakukan pengukuran
dimensi sampel dan dilakukan penimbangan dengan menggunakan neraca analitik pada
keempat sampel uji baja untuk mengetahui massa awalnya. Kemudian dilakukan
pengujian potensial seldengan media air laut di Jl.Mulawarman, Batakan Manggar,
kecamatan Balikpapan Timur pada spesimen kontrol agar dapat diketahui E odengan
menggunakan elektroda reference yaitu Ag/AgCl kemudian melakukan pengujian
potensiostat untuk mengetahui laju korosi serta diagram yang terbentuk. Selanjtunya
pengujian yang sama dilakukan pada sampel uji 1,2 dan 3.Kemudian dilakukan
perendaman pada ke-3 sampel uji baja dengan media air laut yang sama dengan variasi
waktu perendaman selama 1minggu, 2 minggu dan 3minggu. Setelah dilakukan
perendaman, spesimen dikeluarkan dari sistem (air laut) kemudian dilakukan
penimbangan untuk mengetahui massa akhir dari sampel ujitersebut dan selanjutnya
dilakukan pengujian potensiostat pada masing – masing dari ketiga spesimen sesuai
dengan variasi waktu perendaman yang diberikan.

Hasil dan Pembahasan


Setelah dilakukan percobaan perhitungan laju korosi yang sesuai dengan standar
ASTM G31 pada 3 spesimen baja karbon menggunakan media air laut di Jl.Mulawarman,
Batakan Manggar, kecamatan Balikpapan Timur dengan pH 7,78 didapatkan hasil data
sebagai berikut
Tabel 2 Data Laju Pengurangan Massa Spesimen

No Spesimen Waktu Massa Awal Massa Akhir Laju


Perendaman Penguranga
n Massa
1. Control Tidakada 38,626 gr - -
2. 1 7 hari 38,754 gr 38,588 gr 0,166 gr
3. 2 14 hari 40,741 gr 40,573 gr 0,168 gr
4. 3 21 hari 36,348 gr 36,247 gr 0.101 gr
Tabel 3Data Corrosion Rate
LAPORAN PRAKTIKUM
KOROSI DAN PENCEGAHAN KOROSI
TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
JIKL - ITK 2019

No. Spesimen Waktu Laju Corrosion Rate Potensiostat


Perendaman Pengurangan (mm/year) (mm/year)
Massa
1. Control Tidak ada - 0.087393 -
2. 1 7 hari 0.166 gr 0.23036 0.0405
3. 2 14 hari 0.168 gr 0.2411 0.0199
4. 3 21 hari 0.101 gr 0.16492 0.00843

Dari hasil data yang didapatkan pada table tersebut selanjutnya data tersebut
diubah menjadi bentuk grafik sebagai berikut,

Gambar 3 Grafik Hasil Data

Spesimen uji yang digunakan pada praktikum ini yaitu spesimen yang terdiri dari 4
buah lempengan baja sebagai spesimen kontrol, spesimen uji 1, 2 dan 3. Dengan massa
awal secara berurutan yaitu 38.626 gr, 38.754 gr, 40.741 gr dan 36.348 gr. Pada spesimen
1, 2 dan 3 dilakukan perendam dengan variasi waktu yang berbeda, yaitu dengan variasi
waktu secara berurutan 7 hari, 14 hari dan 21 hari. Setelah melalui proses perendaman
pada air laut spesimen mengalami penurunan massa awal yaitu menjadi 38.588 gr,
40.573 gr dan 36.247 gr dengan laju pengurangan massa sebanyak 0.166 gr, 0.168 gr dan
0.101 gr.
Pada percobaan ini korosi dipengaruhi oleh faktorlingkungan dan waktu
perendaman spesimen. Berdasarkan grafik pada perendaman 7 hari mengalami
peningkatan laju korosi dari spesimen kontrol. Dari spesimen 7 hari ke 14 hari mengalami
peningkatan. Namun pada spesimen dengan perendaman yang lebih lama yaitu 21 hari
spesimen mengalami penurunan laju korosi. Hal ini disebakan terbentuknya lapisan
pelindung atau lapisan pasif yang berwarna coklat kemerahan dari produk korosi.
Menurut (Marcus, 2000) lapisan pasif atau pasivasi merupakan suatu keadaan dari logam
LAPORAN PRAKTIKUM
KOROSI DAN PENCEGAHAN KOROSI
TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
JIKL - ITK 2019
atau paduan logam dalam pelarut, dimana permukaan logam tertutup oleh oksida
dengan ketebalan tertentu dan compact. Keadaan ini menyebabkan logam maupun
logam paduan menjadi pasif dan dapat memproteksi logam atau paduan logam terhadap
paparan korosi dan memperlambat laju korosi seperti pada spesimen uji.
Berdasarkan hasil data, didapatkan laju korosi spesimen 1 sebesar 0.23036
mm/year, spesimen 2 sebesar 0.2411 mm/year, dan spesimen 3 sebesar 0.16492
mm/year. Menurut (Pedeferry,2018) tingkatan laju korosi pada percobaan ini termasuk
kedalam rentang 0,1 – 0.5 mm/year sehingga tingkat laju korosi pada percobaan ini
tergolong baik.

Gambar 1 Diagram Pourbaix Besi

Berdasarkan pada pecobaan yang dilakukan didapatkan Eo sebesar -0.655 V,


dimana pada pH 7.78 dan Eo -0.655 berada pada daerah korosi. Dapat dilihat pada
diagram pourbaix Fe, pada Eo> -0.6 dan pada pH sekitar < 9, ion besi (Fe 2+) adalah zat yang
stabil. Hal ini menunjukkan bahwa besi akan terkorosi pada kondisi ini.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan Analisa yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
yaitu sebagai berikut,
1. Waktu perendaman dapat berpengaruh terhadap laju korosi pada spesimen uji
baja. Variasi waktu yang digunakan pada praktikum ini yaitu 7 hari, 14 hari dan 21
hari. Penurunan laju korosi ditunjukkan pada hasil data yang diperoleh pada
spesimen 2 dan 3 yaitu secara berurutan laju korosi sebesar 0.2411 mm/year dan
0.16492 mm/year hal ini menunjuka semakin lama waktu perendaman maka laju
korosi semakin menurun.
2. Tingkatan laju korosi pada percobaan ini termasuk kedalam rentang 0,1 – 0.5
mm/year sehingga tingkat laju korosi pada percobaan ini masih tergolong baik
berdasarkan tabel 1.
LAPORAN PRAKTIKUM
KOROSI DAN PENCEGAHAN KOROSI
TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
JIKL - ITK 2019

Ucapan Terimakasih
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya yang telah memberikan
kekuatan penulis untuk dapat menyelesaikan laporan praktikum korosi yang berjudul
Analisis Laju Korosi Baja Terhadap Lingkungan Laut. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada laboratorium Teknik Material dan Metalurgi dan semua pihak yang
telah membantu memperlancar hingga terselesaikannya laporan hingga terselesaikannya
laporan praktikum korosi ini.

Daftar Pustaka
Munasir, "Laju Korosi Baja SC 42 Dalam Medium Air Laut Dengan Metode Immers Total,"
Jurnal Fisika, vol. 1, no.1, pp 281-289, 2009
John, H.“Corrosion of Barrier Materials in Seawater Environments” New York, 1995
Sari, A,K, “Studi karakterisasi laju korosi logam aluminium dan pelapisan dengan
menggunakan membran selulossa asetat” Jurnal Teknik Mesin, 6, 36-40, 2017
Callister, William D. 2007. “Material Science and Engineering An Introduction”. New York:
John Wiley and Sons, Inc.
Nasution,M.,”Karakteristik Baja Karbon Terkorosi oleh Air Laut” Jurnal Teknik Mesin, Vol
14pp, 69-70, 2018.
Afandi,Y,K,”Analisa Laju Korosi pada Pelat Baja Karbon dengan Variasi Ketebalan Coating”
Jurnal Teknik ITS, Vol-4, 2-3, 2015.
Ramadani, A,”Analisis Perbedaan Laju Korosi Material Jari-Jari Sepeda Motor (Spokes)
Pada Berbagai Media Air yang Bekonsentrasi Asam di Daerah Perindustrian” Jurnal Teknik
Mesin, Vol-6, 54, 2017
Gopinath, A.V.,& Russell, D.” An Inexpensive Field-Portable Programmable Potensiostat”
The Chemical Educator 10, 1-5, 2005
Pedeferri,P.,” Corrosion Science and Engineering”Milan: Springer, 2018
Houm, X,.& Gao,L,.”Corrosion and Protection of Metal in the Seawater Desalination”
China:IOP Publishing, 2018

Fontana, Mars Guy. 1986. Corrosion Engineering. Singapore : McGraw-Hill Book Co

You might also like