Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Designing Branding Kampoeng Bebek and Telur Asin Sidoarjo Kebonsari Village

Based Education Tourism In An Effort To Increase Tourism Potential Tourism Village

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA

1)
Tria Kuswidya Estherlita 2)Muh. Bahruddin 3)Abdullah Khoir Riqqoh

1) Program Studi Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya, Email: triake0905@gmail.com


2) Program Studi Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya, Email: Bahruddin@Stikom.Edu
3) Program Studi Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya, Email: Abdullah@Stikom.Edu

Abstract

The purpose of designing branding Kampoeng Bebek is to increase the potential of


the village as an educational tourist attraction in Sidoarjo. This research was conducted with
qualitative methods obtained through the interview process, documentation, observation and
study literature so that the data used is capable of supporting the creation of a design
concept branding Kampoeng duck. The concept in this study were obtained from the SWOT
analysis, STP, and the USP cornered back so find the keyword "fresh" will be used in this
study. In the dictionary of KBBI "fresh" has a new meaning or concept then refurbish the
deed who wants to show up is the process of update that is manifested by the presence of
education and renewal in the process of the introduction of the educational tours in
Kampoeng Bebek. So this will be visualized in design creative with objects that characterizes
mojosari duck icon is processed and in Kampoeng Bebek and Telur Asin. The result of
designing branding is to create Kampoeng bebek known to travelers with the means of
education.

Keywords: Branding, Kampoeng Bebek and Telur Asin, Village Kebonsari Sidoarjo,
Education Tourism.

Kabupaten Sidoarjo merupakan masyarakat yang menyatu dengan tata cara


kabupaten yang memiliki pertumbuhan dan tradisi yang berlaku
UMKM paling pesat di Jawa Timur. (Nuryanti,1993:2.3). Pada tahun 2010 desa
Kampoeng Bebek dan Telur Asin di Desa Kebonsari keluar sebagai juara
Kebonsari, Kecamatan Candi menjadi pengembangan ternak bebek dan telur asin
salah satu hasil produk unggulan tingkat provinsi Jawa timur dimana hasil
Kabupaten Sidoarjo. Peternak bebek di olahan pakan ternak dengan protein tinggi
Kampoeng Bebek dan Telur Asin ini (kupang dan kepala udang) serta
menggunakan pakan yang berupa hasil pengolahan hasil telur asin dengan inovasi
limbah tambak Sidoarjo seperti kupang rasa , dengan prestasi tersebut desa
dan kepala udang yang menjadikan rasa Kebonsari ini diresmikan oleh Pemerintah
dari telur asin ini berbeda dan unik. Kabupaten Sidoarjo menjadi Kampoeng
Kabupaten Sidoarjo memiliki Bebek dan Telur Asin
kampoeng unggulan desa wisata seperti Namun, yang menjadi masalah
Kampoeng Batik Jetis, Kampoeng Krupuk, Kampoeng Bebek dan Telur Asin di
Kampoeng Jajanan, dan Kampoeng sepatu, Kebonsari, Candi adalah kurangnya dalam
dan lain sebagianya. Desa wisata adalah meningkatkan potensi desa dan upaya
suatu bentuk integrasi antara atraksi, untuk mempromosikan Kampoeng Bebek
akomodasi dan fasilitas pendukung yang dan Telur Asin desa Kebonsari. Maka,
disajikan dalam suatu struktur kehidupan tujuan penelitian ini diarahkan untuk me-

Estherlita, Bahruddin, Riqqoh, Vol. 5, No. 2, Art Nouveau, 2016


branding Kampoeng Bebek dan Telur berpaling atau memiliki ini dibandingkan
Asin Desa Kebonsari berbasis education dengan kompetitor. Tahap selanjutnya
tourism sebagai upaya meningkatkan yaitu analisis SWOT dan strategi utama
potensi desa wisata, maka untuk yang dipergunakan untuk menilai dan
meningkatkan potensi desa Kampoeng menilai ulang (reevaluasi) suatu hal yang
Bebek dan Telur Asin desa Kebonsari telah ada dan telah diputuskan sebelumnya
sebagai desa wisata dibutuhkan proses dengan tujuan memini-mumkan resiko
pengenalan atau promosi kepada yang akan timbul. Tahap selanjutnya yang
masyarakat dengan adanya fasilitas yang dilakukan dengan menentukan Keyword
dimiliki Kampoeng Bebek dan Telur Asin dan disimpulkan menjadi sebuah Konsep.
desa Kebonsari.
ANALISIS SWOT
Pada analisis SWOT akan dibahas
METODE bagaimana branding yang akan dibuat
Metode yang dilakukan oleh peneliti melalui produk dan media promosi. Media
adalah penelitian kualitatif dimana data promosi yang akan dijadikan contoh
didapatkan dari jenis materi empiris, adalah Kampoeng Batik Jetis.
seperti wawancara, observasi,
dokumentasi, studi terdahulu, dan forum Segmentasi dan Targetting
group discussion. Penelitian kualitatif Demografis
menyituasikan aktifitas pengamatan di Usia : 18-40 tahun (Dewasa Dini)
lokasi tempat berbagai fakta, data, bukti, Jenis Kelamin: Pria dan Wanita
atau hal-hal lain yang terkait dengan riset. Profesi:Mahasiswa,Pegawai
(Santana, 2010:5). Negeri/Swasta, Wiraswasta
Kelas Sosial : Umum
PERANCANGAN PENELITIAN
Pada proses perancangan akan Geografis
dilakukan dengan beberapa tahap. Metode Wilayah: Jawa Timur
yang dilakukan dimulai dari tahap Ukuran Kota: Wilayah perkotaan
wawancara, observasi, STP, studi literatur, Iklim : Tropis
dan USP. Metode wawancara dilakukan
untuk mendapatkan keterangan atau data Psikografis
yang hasilnya digunakam untuk tujuan Gaya Hidup: Mempunyai rasa ingin tahu,
penelitian. Observasi, mengumpulkan data menyukai olahan produk dari bebek, suka
melalui pengamatan peneliti melalui berinovasi/ kreatif.
penggunaan pancaindra. Metode STP
dilakukan untuk menentukan Menurut Sarwono dan Lubis
segmentation, targeting, dan positioning. (2007:18) Analisis SWOT adalah
Metode studi literatur dilakukan sebagai dipergunakan untuk menilai dan menilai
teknik pengumpulan data dengan
ulang (reevaluasi) suatu hal yang telah ada
menghimpun, mempelajari dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dan telah diputuskan sebelumnya dengan
dokumen tertulis, gambar maupun tujuan meminimumkan resiko yang
elektronik, seperti bukubuku referensi, mungkin timbul. Langkahnya adalah
jurnal-jurnal, dan media lainnya yang dengan mengoptimalkan segi positif yang
berkaitan dengan obyek penelitian. Metode mendukung serta meminimalkan segi
USP (Unique Selling Pro-position) negatif yang berpotensi menghambat
mengacu pada keunikan yang menjual
pelaksanaan keputusan perancangan yang
(attractive), yang diusulkan atau
diperkirakan paling membuat konsumen telah diambil. Segi kekuatan dan

Estherlita, Bahruddin, Riqqoh, Vol. 5, No. 2, Art Nouveau, 2016


kelemahan merupakan kondisi internal “Perancangan Branding Kampoeng Bebek
yang dikandung oleh obyek yang dinilai, dan Telur Asin Desa kebonsari Sidoarjo
sedangkan peluang dan ancaman Berbasis Education Tourism sebaga upaya
meningatkan potensi desa wisata” adalah
merupakan faktor eksternal. Hasil kajian
fresh. Dalam penentuan kata kunci atau
dari keempat segi ini kemudian keyword ini dicapai dari hasil analisis
disimpulkan, meliputi strategi pemecahan SWOT, sumber analisa SWOT yang
masalah, perbaikan, pengembangan, dan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
optimalisasi. Hal-hal yang dikandung oleh wawancara, observasi, STP, studi literatur.
empat faktor tersebut disimpulkan menjadi
sesuatu yang positif, netral atau minimal
dipahami.

Strategi utama:
Merancang branding Kampoeng Bebek
dan Telur Asin desa Kebonsari dengan
memaksimalkan keunikan dan potensi
yang dimiliki supaya dapat dijadikan
sebagai desa wisata edukasi pertama di
Sidoarjo. Membuat logo dan media
promosi yang mampu menunjukan
karkateristik Kampoeng Bebek dan Telur
Asin Desa Kebonsari sehingga masyarakat
tertarik untuk mengunjungi Kampoeng
Bebek dan Telur Asin desa Kebonsari.

Unique Selling Proposition (USP)


USP (Unique Selling Proposition)
seperti halnya memasarkan keunikan
sebuah produk agar dapat bersaing dengan
yang lainnya Hal tersebut dapat
membedakan suatu produk dengan
kompetitornya sehingga dapat memiliki
kekuatan untuk menarik pasar. Keunikan
Kampoeng Bebek dan telur Asin Desa
Kebonsari adalah memiliki sarana kegiatan Tabel 4.2 Hasil Keyword
edukasi , membantu mereka yang ingin Sumber : Hasil olahan peneliti, 2016
mengetahui ilmu dalam mengelola usaha,
proses beternak bebek dan proses
pembuatan telur asin. Dalam tahapan ini, Deskripsi Konsep
pemilihan kata kunci dengan judul
Dari hasil Strength Weakness
penelitian “Perancangan Branding
Opportunity Treath (SWOT), maka dapat
Kampoeng Bebek dan Telur Asin Desa
ditarik suatu konsep yang dapat mewakili
kebonsari Sidoarjo Berbasis Education
poin-poin analisa yakni “Fresh”. Dalam
Tourism sebaga upaya meningatkan
bahasa Indonesia sendiri memiliki arti
potensi desa wisata”
Baru. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia yaitu segar , pembaruan
Keyword
: proses, cara, perbuatan membarui,
Dalam tahapan ini, pemilihan kata
mengembangkan kebudayaan (teknologi,
kunci dengan judul penelitian

Estherlita, Bahruddin, Riqqoh, Vol. 5, No. 2, Art Nouveau, 2016


ekonomi), konsep Fresh diwujudkan komunikasi verbal dan visual sebagai
dengan arti pembaruan dimana akan upaya mengajak masyarakat untuk tertarik
divisualisasi dan direalisasikan dengan melakukan wisata ataupun berkunjung ke
media yang memudahkan masyarakat kampoeng bebek dan telur asin desa
mencari tahu tentang Kampoeng Bebek kebonsari Sidoarjo serta dapat menikmati
dan Telur Asin Desa Kebonsari sehingga dan menambah informasi tentang
memberikan konsep atau alur baru dalam kampoeng bebek. Strategi kreatif dalam
memperkenalkan Kampoeng Bebek perancangan ini menyangkup beberapa
dengan cara yang lebih mudah dan efektif. penjelasan, sebagai berikut:

Tujuan Kreatif 1. Headline (Verbal)


Dalam perancangan branding dapat Headline dalam pengertianya merupakan
berupa logo, signage, web design, pokok informasi yang ingin disampaikan,
kemasan, dan merchandise. Perancangan biasanya memiliki ciri khusus agar
ini dalam desainnya akan diselaraskan dan pembaca mudah terlihat dan terbaca
didasari dari keyword yang telah sehingga dapat dengan mudah
didapatkan sebelumnya yaitu “fresh”. terinformasikan kepada pembaca.
Konsep fresh tersebut memunculkan Sedangkan dalam perancangan logo dan
tujuan kreatif visual yang disajikan dengan media promosi, headline yang digunakan
tampilan visual bergaya modern dengan adalah “Kampoeng Bebek Sidoarjo”.
menghadirkan ciri khas dan keunikan Penentuan headline didasari oleh pesan
kampoeng bebek. Tujuan kreatif memiliki utama yang ingin disampaikan kepada
penyampaian pesan dengan pendekatan wisatawan
persuasif kepada masyarakat, agar
masyarakat tertarik untuk berwisata dan 2. Ilustrasi (Visual)
mau belajar sehingga dapat meningkatkan Ilustrasi yang akan digunakan dalam
potensi desa kebonsari perancangan ini adalah ilustrasi fotografi
dan ilustrasi vektor. Dengan pegambungan
Strategi Kreatif konsep yang telah ditentukan yaitu
Rheinald Kasali (2007:81) seorang “Fresh”, maka ilustrasi vektor dan ilustrasi
pengiklan biasanya akan berpikir bahwa fotografi yang digunakan akan
strategi kreatif merupakan orientasi menggunakan ikon –ikon karkteristik dari
pemasaran yang diberikan kepada orang- kampoeg bebek atau kelangsungan hidup
orang kreatif sebagai pedoman dalam sehari hari yang meunjukan proses
membuat iklan. Dalam pengertian lainnya, beternak bebek. Sehingga menimbulkan
strategi merupakan rencana yang cermat rasa ingatan yang kuat melalui visual akan
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran kampoeng bebek desa kebonsari Sidoarjo.
khusus, oleh sebab itu pada penelitian ini
yang didasari konsep “Fresh”
menggunakan Unique Selling Proposition 3. Tipografi (Visual)
(USP), karena strategi ini menggunakan Menurut Adi Kusrianto (2004:86)
perbedaan karateristik fisik produk yang menjelaskan bahwa penggunaan huruf sans
lebih unik dibandingkan dengan pesaing serif mengasumsikan bahwa infoermasi
atau kompetitor. yang mengalir ke otak akan tinggal dan
Dalam hal ini, mengangkat sisi membekas lebih lama sehingga diperoleh
keunikan yang dimiliki oleh kampoeng rekaman yang lebih baik. Sans serif
bebek dan telur asin desa kebonsari terlihat simpel namun memiliki karakter
Sidoarjo dengan menggunakan pendetakan tegas dan mudah di baca. Font Hind
persuasif yaitu membujuk secara halus Guntur ini dalam perancangan paling
agar masyarakat menjadi yakin melalui cocok untuk text type. Hind Guntur dipilih

Estherlita, Bahruddin, Riqqoh, Vol. 5, No. 2, Art Nouveau, 2016


karena sifat keterbacaan yang jelas aktik produktif. Kuning jingga identik
maupun pada paragaf yang panjang, dengan kebahagian.
memiliki konsep modern . Menurut Sulasmi Darmaprawira
(2002:38) psikologi warna kuning jingga
menggambarkan optimisme, terbuka,
kebahagiaan, kegembiraan dan
penghormatan. Selain itu kampoeng bebek
merupakan wisata alam dimana
lingkungan disekitar kampoeng bebek
Gambar 4.5 Typeface “Hind Guntur”
memiliki peternakan dan bentangan kebun
untuk text Type
pertanian dan sawah. Oleh karena itu
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2016
diambil warna hijau untuk mewakili dari
ciri khas Kampoeng Bebek.
Sedangkan untuk logotype pada logo
Menurut Sanyoto dalam bukunya yang
menggunakan jenis huruf serif dengan
berjudul “Nirmana” dijelaskan bahwa
karakter font yang dpilih adalah
warna hijau segar, muda, tumbuh dan
“Bakertina 1”. Font tersebut memiliki
beberapa hampir sama dengan biru. Hijau
karakter huruf serif yang memiliki
sebagai pusat spectrum yang
ketebalan dan ketipisan yang kontras pada
menghadirkan keseimbangan yang
hurufnya sehingga menimbulkan kesan
sempurna yang memiliki karakter
klasik, tegas, anggun dan memiliki
keabadian, kenangan, kesegaran,
legibility yang baik serta fleksibel untuk
kemudaan, keremajaan, keyakinan,
diaplikasikan keberbagai media (Rustan,
pengharapan, kesanggupan, kepercayaan,
2011: 48).
istirahat. Sehingga warna ini cocok untuk
mewakili karakter konsep “Fresh”.
Sehingga dalam warna yang
digunakan pada perancangan ini yaitu
warna kuning jingga dan warna hijau
dengan kalibrasi warna yaitu ( C : 0 M : 27
Y : 100 K : 0 ) ( R : 253 G : 189 B : 17 ),
hijau dengan kalibrasi warna ( C : 83 M :
15 Y : 90 K : 2 ) ( R :31 G : 153 B : 83 ).

Gambar 4.6 Typeface “Bakertina 1”


untuk LogoType
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2016

4. Warna (Visual)
Dalam pemilihan warna tidak
terlepas dari konsep Fresh (segar) yang
telah diusung dalam perancangan ini.
Sebagai desa wisata, kampoeng bebek
berpotensi sebagai wisata yang mampu Gambar 4.7 Warna yang terpilih
memberikan suguhan nilai-nilai edukadi Sumber : Hasil olahan peneliti, 2016
dan memberikan pengalaman yang
dikemas dengan sarana wisata dan hiburan.
Kampoeng bebek memiliki target audience 5. Logo
dewasa dini yang memiliki karakteristik Logo ini dipilih berdasarkan
pertimbangan, memiliki kesatuan dan

Estherlita, Bahruddin, Riqqoh, Vol. 5, No. 2, Art Nouveau, 2016


mudah terbaca. Logo terpilih ini tetap informasi tentang kampoeng bebek dan jug
mengacu pada konsep yang telah ada galeri foto yng dapat dilihat pengujung
didapatkan “Fresh” sehingga berbentuk website supaya mengtahui kondisi
penyederhanaan dari kondisi pertenakan kampoeng bebek dan beberapa event nya.
yaitu kandang, dengan adanya siluet dari Seperti contoh gambar dibawah :
bebek sehingga menyiratkan bahwa logo
ini mewakili Kampoeng Bebek tanpa harus
memasukkan banyak unsur didalamnya.

Gambar 4.22 Desain Logo Kampoeng

Bebek

Sumber : Hasil olahan peneliti, 2016


Gambar 4.30 Desain Web Kampoeng
Bebek
Tujuan Media Sumber : Hasil olahan peneliti, 2016
Menurut Morrisan (2010:189), tujuan
media menggambarkan apa yang ingin
dicapai suatu perusahaan berkenaan
dengan penyampaian pesan atau merek
produk. Dalam pemilihan media promosi
ini disesuaikan dengan target yang akan
dituju, sehingga keefektivitas komunikasi
kepada masyarakat dan wisatawan
terhadap desa wisata Kampoeng Bebek
Kebonsari dapat lebih dikenal. Promosi
yang akan dilakukan dalam perancangan
ini adalah logo, desain website, desain
brosur, kemasan, signage dan
merchandise. Media promosi tersebut ada
beberapa alternatif desain dalam
perancangan ini, penjelasan media yang
digunakan adalah sebagai berikut:

1.Desain Website Gambar 4.31 Desain Web Kampoeng


Pemilihan media website dalam Bebek
perancangan ini karena website sangat Sumber : Hasil olahan peneliti, 2016
memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi Kampoeng Bebek
Kebonsari. Dalam panel home akan berisi 2. Desain Brosur
tentang headline berkaitan dengan Desain brosur ini tetap sesuai
dengan konsep yang telah didapatkan,

Estherlita, Bahruddin, Riqqoh, Vol. 5, No. 2, Art Nouveau, 2016


desain untuk brosur diimplementasikan
pada ukuran A4 dengan penerapannya
yang 3lipatan/fold. Brosur dicetak
dengan full colors dengan bahan kertas
ang digunakan artpaper 210 gr.

Gambar 4.29 Desain brosur Kampoeng


Bebek
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2016

3. Desain Signage

Media signage, sebagai salah satu


sarana untuk menuju kampoeng bebek,
disini signage dibuat dengan
menggunakan kayu dengan ukuran tinggi
1,5 meter dan panjan bagan 1 meter. Gam
bar 4.33 Kemasan
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

5. Desain Merchandise

Merchandise yang dipilih adalah


Gambar 4.32 Desain Signage Kampoeng Bebek kaos, note, pin, stiker. Merchandise
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2016 yang dipilih disesuaikan dengan
kebutuhan sarana edukasi
4. Desain Kemasan Kampoeng Bebek.

Media Kemasan, sebagai salah satu a. Kaos


sarana untuk menuju kampoeng bebek,
disini kemasan dibuat dengan kertas karton
tebal untuk dapat melindungi telur dari
goncangan.

Estherlita, Bahruddin, Riqqoh, Vol. 5, No. 2, Art Nouveau, 2016


Gambar 4.34 Kaos
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

b. Note

Gambar 4.36 Pin


Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

d. Stiker

Gambar 4.37 Stiker


Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016
Gambar 4.35 Note
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016
Pin dan stiker menjadi bagian
merchandise sebagai alat informative jika
Note dirasa diperlukan dalam digunakan atau ditempel sehingga
merchandise, guna untuk sarana tulis seseorang dapat melihat dan mengetahui
menulis dalam sarana edukasi Kampoeng informasi tersebut seperti contohnya
Bebek. Kampoeng Bebek. Stiker berbentuk bulat
dan persegi panjang sedangkan pin
menggunakan pin peniti dan identitas logo
c. Pin Kampoen Bebek ditengah.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil
perancangan branding Kampoeng Bebek
dan Telur Asin Desa Kebonsari Sidoarjo
ini adalah:

Estherlita, Bahruddin, Riqqoh, Vol. 5, No. 2, Art Nouveau, 2016


1.Gagasan perancangan branding Rochaety,Eti dan Ratih Tresnati. 2005.
Kampoeng Bebek dan Telur Asin Desa Kamus Istilah Ekonomi. Cetakan
Kebonsari Sidoarjo sebagai Pertama. Jakarta : PT. Bumi Aksara
meningkatkan potensi desa wisata
2.Tema desain dalam perancangan ini Permana, Irvan. 2012.
adalah Fresh yang berarti hal yang Brand Is Like A Donut. Jakarta: PT
menyegarkann dan pembaruan Bhuana Ilmu Populer
kebahagiaan mempunyai hubungan yang
erat pada wisata edukasi Kampoeng
Kotler, Philip dan Gary Armstrong.
Bebek dan Telur Asin Desa Kebonsari
Sidoarjo (2003). Dasar-Dasar Pemasaran.
Jilid 1, Edisi ke-9. Jakarta :
3.Media yang digunakan didalam PT.Indeks Kelompok Gramedia
perancangan ini adalah media yang
umum digunakan oleh target konsumen
Anholt, Simon. 2003.
seperti logi, desain website, desain iklan
kemasan,desain signage, brosur dan Competitive Identity: The New
merchandise. Brand Management for Nations,
Cities and Regions. Oxford :
4.Media yang durancang sesuai dengan Elsevier
tema rumusan desain, yaitu Fresh dengan
Duane E. Knapp. 2001 .
menggunakan warna-warna yang sesuai
dengan keyword yang telah didapatkan. The Brand Mindset. Yogyakarta :
Andi

DAFTAR PUSTAKA Airey, David. 2010.


Logo Design Love. New Riders:
California.
Sumber Buku:
Yoeti, Oka A. 1993. Pengantar Ilmu Rustan, Surianto. 2009.
Pariwisata. Bandung: Angkasa Mendesain Logo .Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Yananda, R. M., & Salamah, U. 2014.
Branding Tempat : Membangun Kusrianto, Adi. 2007 .
Kota, Kabupaten dan Provinsi Pengantar Desain Komunikasi
Berbasis Identitas. Jakarta: Makna Visual. Yogyakarta: Andi Offset
Informasi.
Morissan, M. A. 2010.
Purnawati dan Eldarni. 2001. Media Periklanan: Komunikasi Pemasaran
Pembelajaran. Jakarta: CV.Rajawali Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group

Buchari, Alma. 2006. Tjiptono, Fandy. 2000. “Strategi


Manajemen Pemasaran dan Pemasaran”. Yogyakarta : Andi
Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta Offset

Estherlita, Bahruddin, Riqqoh, Vol. 5, No. 2, Art Nouveau, 2016


Kasmir. 2005 . Pemasaran Bank . Jakarta :
Prenada Media

Sutopo, Ariesto Hadi . 2002 .”Analisis


Dan Desain Berorientasi Objek”.
Yogyakarta : J&J Learning.

Julianti, Sri . 2014. The Art of Packaging .


Jakarta :PT Gramedia Pustaka
Utama

Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain


Komunikasi Visual, Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Andi.

Sumber Jurnal:
Nuryanti, Wiendu (1993). Concept,
Perspective and Challenges,
Laporan Konferensi Internasional
mengenai Pariwisata Budaya.:
Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta

Estherlita, Bahruddin, Riqqoh, Vol. 5, No. 2, Art Nouveau, 2016

You might also like