Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Kemitraan Pengembangan Sektor Pariwisata (Studi

Kasus: Bali Elephant Camp, Desa Wisata Carangsari,


Kecamatan Petang, Kabupaten Badung)
Ni Kadek Dwi Pebriani1). Tedi Erviantono2). Kadek Wiwin Dwi Wismayanti3)
1,2,3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Email: dwipebriani52@gmail.com1. Erviantono2@yahoo.com2. Wiwin.fisip@gmail.com3

ABSTRACT
The Government must work harder to develop the Tourism Departement in North Badung due
to inequality of tourism development with the South Badung, although this region has many
abundant natural resources. For example the Bali Elephant Camp which is an icon of the
Carangsari Tourism Village, Petang District. Based on the development of tourism system in the
Petang District that involves cross-sectoral from government, the private sector and the public.
Then we need to review about the tourism development’s partnership. The problem underlying
this study is the lack of attention of the government due to infrastructure development of the
attraction and other supporting facilities to increase this Tourism Village. The method used in
this research is Qualitative Descriptive research methods. This study was conducted to
determine how the partnership development of tourism sector in Bali Elephant Camp guided by
the three principles of partnership, there are : Equity, Transparancy and Mutual Benefit. The
results of this study indicate that the partnership made between the government, private sector
and communities in the development of tourism in Bali Elephant Camp just by Equity and
Mutual Benefit principle, while the Transparancy principle still not optimal. The partnership
during this time do not have any form but according to the kinship principle in the course of the
partnership. There was no contract between the government and the private sector is currently
run partnership for the partnership in the sphere of small, but there is different to the community
partnership that use employment contract because it involves the lease of land..

Keywords: Partnership, Tourism Development, Tourism Village

1. PENDAHULUAN Keberadaan objek wisata dibagian utara


masih banyak yang belum diketahui
Indonesia merupakan negara yang padahal masih banyak objek wisata yang
memiliki potensi pariwisata beragam. Salah unggul diwilayah Badung utara misalnya
satu contoh destinasi pariwisata terkenal di objek wisata Bali Elephant Camp di desa
Indonesia maupun dunia adalah Bali. Bali wisata Carangsari, Kecamatan Petang.
memiliki potensi pariwisata yang tersebar Keunggulan wisata ini yaitu terdapat
diwilayah bagian selatan, tengah dan utara. berbagai macam jenis wisata seperti
Hanya saja dalam pengembangannya elephant trekking, pod chocolate tour,
ketimpangan pariwisata yang ada di Bali chocolate plantation dan factory visit.
masih terdapat perbedaan mencolok Adanya berbagai jenis wisata ini tentu
terutama dalam pengembangan wilayah dapat menarik wisatawan domestik maupun
selatan dan utara. Dimana pengembangan mancanegara. Pengembangan Bali
pariwisata di Bali lebih banyak terfokuskan Elephant Camp Desa Wisata Carangsari ini
di bagian selatan. Kondisi pariwisata di teraktualisasikan melalui Peraturan Bupati
Badung Selatan dengan dibangunnya Badung Nomor 47 tahun 2010 tentang
akomodasi pariwisata yang sedemikian Penetapan Kawasan Desa Wisata Di
rupa mengakibatkan daerah ini tergolong Kabupaten Badung. Peraturan Bupati ini
padat. Hal inilah yang menyebabkan kemudian ditindaklanjuti dengan munculnya
ketimpangan pembangunan pariwisata beberapa pengembangan kawasan wisata
khususnya yang berada di Badung Utara. yang ada di Kabupaten Badung terkhusus
Ketimpangan inilah yang membuat perlu di Kecamatan Petang.
adanya pengembangan pariwisata di Bali
terkhusus di Badung Utara. Berdasarkan sistem pengembangan
pariwisata di Kecamatan Petang melibatkan
lintas sektoral, tidak hanya dari pihak
pemerintah melainkan melibatkan sektor pariwisata didaerah. Dalam permasalahan
swasta dan masyarakat. Hal inilah yang seperti inilah diperlukan adanya kerjasama,
kemudian perlu ditinjau mengenai pola kebersamaan, dan kepedulian (kemitraan)
kemitraan pengembangan kepariwisataan serta peran aktif dan keterlibatan semua
di Kecamatan Petang. Kemitraan yang pelaku pembangunan (partisipasi) dalam
dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan pembangunan
kerjasama antara ketiga pemangku antara pihak-pihak yang bermitra yaitu
pariwisata yakni pemerintah, sektor swasta antara pemerintah daerah, swasta dan
dan desa atau masyarakat dalam masyarakat.
pengembangan sektor pariwisata di Bali
Elephant Camp, Desa Wisata Carangsari. Berdasarkan permasalahan diatas,
peneliti tertarik untuk membuat penelitian
Salah satu yang menjadi fokus dalam ini yang berjudul “Kemitraan
penelitian ini adalah mengenai Kebijakan Pengembangan Sektor Pariwisata (Studi
Perbekel Desa Carangsari dan Kebijakan Kasus: Bali Elephant Camp, Desa Wisata
Bendesa Adat Carangsari yang mendukung Carangsari, Kecamatan Petang,
pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Badung)”.
Kecamatan Petang. Salah satunya adalah
konsep desa wisata berdasarkan 2. KAJIAN PUSTAKA
Keputusan Perbekel Carangsari
Kecamatan Petang, Kabupaten Badung No. Kemitraan
10 tahun 2010 tentang pembentukan Kemitraan atau partnership dikatakan
kelompok sadar wisata Carangsari yang sebagai hubungan yang terjadi antara
kemudian disahkan oleh Keputusan Bupati pemerintah, sektor swasta dan masyarakat
Badung Nomor 3382/02/HK/2012 tentang dalam rangka mencapai suatu tujuan
Pembentukan Kelompok Sadar Wisata di bersama. Menurut adisasmita (2010) dalam
Kabupaten Badung dan Kebijakan dari konsep kemitraan terdapat persyaratan dan
Bendesa Adat Carangsari terkait dasar untuk melakukan kemitraan yaitu
Penjelasan Awig-Awig atau Pararem Desa. adanya prinsip yang saling menguntungkan
Pembentukan kelompok sadar wisata ini (win-win solution) dimana masing-masing
merupakan salah satu wujud peran serta pihak bermitra harus mendapatkan
keterlibatan masyarakat dalam keuntungan bersama dalam melakukan
pembangunan pariwisata. suatu kemitraan. Kemudian terdapat 3
kunci yang perlu dipahami dalam
Selama berlangsungnya kegiatan membangun suatu kemitraan oleh masing-
pariwisata di Desa Carangsari, Pemerintah masing pihak bermitra (Kuswidanti,2008)
maupun masyarakat telah bekerjasama yaitu:
untuk meningkatkan pariwisata a. Prinsip Kesetaraan (Equity)
didaerahnya, akan tetapi usaha tersebut Individu, organisasi atau institusi
tidak sesuai dengan yang terjadi di yang telah bersedia menjalin
lapangan. Kenyataannya masih banyak kemitraan harus merasa sama atau
fasilitas pendukung pariwisata misalnya sejajar kedudukannya dengan yang
infrakstuktur objek wisata dan daya dukung lain dalam mencapai tujuan yang
Pemerintah yang kurang. Pada kondisi ini disepakati.
Pemerintah hanya memberikan anggaran b. Prinsip Keterbukaan
untuk mengembangkan pariwisatanya Keterbukaan terhadap kekurangan
tetapi fasilitas yang memadai untuk atau kelemahan masing-masing
mendukung keberlangsungan pariwisata anggota serta berbagai sumber
dirasa kurang. Adanya peraturan atau daya yang dimiliki. Semua itu harus
kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah diketahui oleh anggota lain.
baik daerah maupun pusat seharusnya Keterbukaan ada sejak awal
ditunjukkan untuk keuntungan pariwisata dijalinnya kemitraan sampai
semata bukan untuk keuntungan pribadi berakhirnya kegiatan. Dengan
dari pihak terkait. Desa sendiri juga saling keterbukaan ini akan
memiliki andil yang besar dalam kemajuan menimbulkan saling melengkapi
pariwisata didaerahnya sehingga peraturan dan saling membantu diantara
adat baik Awig-Awig atau Pararem Desa golongan (mitra).
sangat penting sebagai acuan jalannya
c. Prinsip Azas manfaat bersama biaya operasional dan
(mutual benefit) pemeliharaan dengan cara menarik
Individu, organisasi atau institusi biaya dari pemakai jasa fasilitas
yang telah menjalin kemitraan infrakstruktur tersebut.
memperoleh manfaat dari 4. Bangun Milik Sewakan (Build, Own,
kemitraan yang terjalin sesuai Lease)
dengan kontribusi masing-masing. Pihak swasta melaksanakan
Kegiatan atau pekerjaan akan pembangunan diatas tanah
menjadi efisien dan efektif bila Pemerintah Daerah, pihak swasta
dilakukan bersama. langsung memberikan proyek
Dan adisasmita (2010) menambahkan tersebut secara hibah kepada
terkait bentuk-bentuk dalam kemitraan Pemda. Kemudian pihak swasta
adalah: memperoleh hak opsi untuk
1. Bangun Operasi Serahkan (Build, menyewakan bangunan komersial
Operate, Transfer atau BOT). tersebut.
Pada bentuk kontrak kerjasama ini, 5. Management Contract
pihak swasta melaksanakan proses Dalam bentuk kemitraan ini,
kegiatan kontruksi termasuk proses pemerintah mengalihkan seluruh
pengoperasian dan pemeliharaan kegiatan operasional dan
proyek. Proyek dioperasikan oleh pemeliharaan suatu kegiatan
pihak swasta selama jangka waktu bidang tertentu kepada pihak
tertentu sesuai dengan perjanjian swasta.
kontrak yang telah disepakati, 6. Service Contract
setelah jangka waktu yang telah Dalam bentuk kemitraan ini,
disepakati berakhir pihak swasta pemerintah menyerahkan suatu
proyek harus menyerahkan seluruh kegiatan pelayanan jasa tertentu
fasilitas aset proyek kepada kepada pihak swasta sedangkan
Pemerintah Daerah (BUMD) pihak swasta harus memberikan
bersangkutan. jasa-jasa tertentu kepada
2. Bangun dan Serahkan (Build and pemerintah.
Transfer) 7. Bagi Hasil (Profit Sharing
Pada bentuk kontrak ini, pihak Arrangement)
swasta melaksanakan kontruksi Bentuk kemitraan ini hampir sama
dan pembiayaan suatu proyek dengan bentuk Management
dalam suatu jangka waktu tertentu, Contract, hanya saja, pada bentuk
yang disepakati dalam kontrak bagi hasil ini selain memperoleh
perjanjian, setelah kontruksi proyek pendapatan dari jasa yang
selesai pihak swasta menyerahkan diberikan, pihak swasta juga
proyek kepada Pemerintah Pusat berhak untuk menerima bagian
atau Pemerintah Daerah yang tertentu dari keuntungan hasil yang
ditetapkan dalam kontrak diperoleh.
perjanjian. Bagi Pemerintah 8. Leasing
Daerah, diwajibkan membayar Dalam bentuk ini, pemerintah
pihak penyelenggara sebesar nilai menyewakan fasilitas-fasilitas
investasi yang dikeluarkan untuk tertentu kepada pihak swasta.
proyek ditambah nilai Berbeda dengan Management
pengembalian yang wajar bagi Contract, perjanjian jenis ini pihak
investasi yang dilakukan. swasta wajib memikul resiko
3. Bangun Miliki Operasikan (Build, komersial dari kegiatan yang
Own, Operate) dijalankannya.
Pada bentuk kontrak ini swasta 9. Konsensi (Concession)
diberi kewenangan untuk Dalam bentuk ini, pemerintah
membangun, mengoperasikan, dan memberikan ijin kepada swasta
memelihara fasilitas infrakstruktur untuk melakukan suatu kegiatan
proyek sebagai imbalannya pihak eksploitasi tertentu dengan
penyelenggara diberi kewenangan menanggung resiko komersial yang
untuk mendapatkan biaya mungkin muncul, sedangkan pihak
pengembalian investasi, serta swasta dibebani kewajiban untuk
membayar retribusi kepada pihak didapat yaitu melalui data primer dan data
pemerintah. sekunder. Unit analisisnya adalah
organisasi yaitu Dinas Pariwisata, bendesa
Pariwisata adat, perbekel, pihak pengelola dan
Marpaung (2002) mendefinisikan bahwa masyarakat yang bermitra serta
pariwisata adalah perpindahan sementara berpartisipasi dalam pengembangan Bali
yang dilakukan perorangan atau lebih Elephant Camp di Desa Wisata Carangsari,
dengan tujuan keluar dari pekerjaan- Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
pekerjaan rutin, keluar dari tempat penentuan informan dilakukan dengan
kediamannya. Aktifitasnya dilakukan purposive sampling dan juga snowball
selama mereka tinggal di tempat yang sampling. Selanjutnya, pengumpulan data
dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi dilakukan dengan wawancara, observasi
kebutuhan mereka. Menurut United Nation dan dokumentasi.
Conference on Travel and Tourism dalam
Pitana dan Gayatri (2005) Wisatawan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah setiap orang yang mengunjungi
negara yang bukan merupakan tempat Berdasarkan penelitian yang telah
tinggalnya untuk berbagai tujuan, tetapi dilakukan, maka hasil yang didapat yaitu
bukan untuk mencari pekerjaan atau bahwa kegiatan pariwisata yang dilakukan
penghidupan dari negara yang dikunjungi. di Bali Elephant Camp, Desa Wisata
Carangsari telah menerapkan kemitraan
Desa Wisata dalam pengembangan pariwisatanya.
Menurut Widi Kurniawan (2005) Sesuai dengan teori kemitraan menurut
menyebutkan bahwa konsep Adisasmita menyebutkan bahwa kemitraan
pengembangan desa wisata dapat dilihat (partnership) antara pemerintah daerah,
dari definisinya yaitu merupakan suatu swasta dan masyarakat dalam berbagai
bentuk pariwisata dengan objek dan daya kegiatan pembangunan di daerah
tarik wisata berupa kehidupan desa yang memberikan manfaat dan dampak positif
memiliki ciri khusus dalam masyarakatnya, yang sangat besar. Berkaitan dengan hal
panorama alam, hasil budayanya, sehingga tersebut sudah sesuai pada
mempunyai peluang untuk dijadikan pengembangan pariwisata yang terjadi di
komoditi bagi wisatawan. Terdapat dua Bali Elephant Camp, dimana dalam
konsep yang utama dalam komponen desa pengembangannya menggunakan
wisata (Pratiwi, 2008) yaitu sebagai berikut: kemitraan antara pemerintah, swasta dan
1. Akomodasi adalah sebagian dari masyarakat, dampak positif yang dirasakan
tempat tinggal para penduduk dari adanya kemitraan tersebut yaitu
setempat dan atau unit-unit yang memberikan manfaat dalam lapangan
berkembang atas konsep tempat pekerjaan dengan memperdayakan
tinggal penduduk. masyarakat sekitar dan nantinya
2. Atraksi adalah seluruh kehidupan masyarakat akan mampu meningkatkan
keseharian penduduk setempat kesejahteraan serta perekonomiannya,
beserta setting fisik lokasi desa yang selain itu kondisi ini juga tentunya dapat
memungkinkan berintegrasinya membantu pemerintah dalam menurunkan
wisatawan sebagai partisipasi aktif jumlah kemiskinan dan pengangguran
seperti kursus tari, bahasa dan lain- didesa.
lain yang spesifik.Penelitian ini Dalam teori kemitraan, Adisasmita
menggunakan variabel Motivasi Non mengungkapkan bahwa syarat dasar
Material (X) dan variabel Prestasi kemitraan adalah adanya prinsip yang
Kerja (Y) dengan menggunakan saling menguntungkan (win-win solution).
indikator-indikator seperti yang Dari persyaratan dasar kemitraan yang
tercantum diatas untuk mengukur disebutkan, dapat disimpulkan bahwa telah
kedua variabel tersebut. diterapkan prinsip saling menguntungkan
(win-win solution) dalam kemitraan yang
3. METODOLOGI PENELITIAN sudah dijalankan pada pengembangan
daya tarik wisata Bali Elephant Camp.
Jenis Penelitian Keuntungan yang diperoleh pemerintah dari
Penelitian ini menggunakan metode adanya kemitraan yaitu dibantu dalam
penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data memberikan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat lokal desa Carangsari dan adat, kelompok sadar wisata dengan pihak
mampu mengurangi jumlah kemiskinan swasta (pengelola) tidak ada temuan
serta pengangguran di desa, lalu bagi bentuk kemitraan berdasarkan kontrak
masyarakat yang bermitra keuntungan kerja atau perjanjian kerjasama, karena
yang didapat yaitu pemasukannya menurut masing-masing pihak belum
bertambah dengan adanya perjanjian sewa memerlukan kontrak kerja dalam
menyewa tanah yang digunakan untuk membentuk kemitraan mengingat
kegiatan pariwisata di Bali Elephant Camp kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah
dan juga masyarakat tersebut mendapat daerah, pemerintah desa, maupun desa
pekerjaan yang nantinya ditempatkan adat dengan pihak swasta kemitraannya
sesuai dengan keahliannya dan bagi pihak masih dalam lingkup kecil seperti
swasta yang melakukan kemitraan akan pembinaan pariwisata, memfasilitasi dalam
dipermudah dalam proses jalannya kegiatan pariwisata dan memberikan
kegiatan pariwisata seperti ijin usaha, pelatihan-pelatihan berbahasa inggris
fasilitas untuk melakukan kerjasama melalui kelompok sadar wisata.
dengan pihak lain, dibantu dalam mencari Namun apabila dikaitkan dengan
karyawan, dan karyawannya juga dibina kemitraan antara pihak swasta dengan
dalam pelatihan berbahasa inggris yang masyarakat yang bermitra tentu ada bentuk
diadakan rutin setiap tahun oleh kemitraannya karena menyangkut sewa
Pemerintah yang diaplikasikan langsung menyewa tanah jadi bentuk kemitraannya
melalui Kelompok Sadar Wisata Desa tertuang dalam surat perjanjian sewa
Carangsari. menyewa tanah. Didalam surat perjanjian
Adisasmita menambahkan bahwa tersebut sudah dijelaskan mengenai berapa
bentuk-bentuk dasar perusahaan daerah lama kontrak kerja yang sudah disepakati
atau BUMD dengan pihak swasta dalam dan mengenai berapa besar kontribusi
penyelidikan pelayanan umum dapat berupa uang yang dibayarkan oleh pihak
dilakukan dan dikembangkan melalui 9 swasta ke masyarakat yang nantinya
bentuk gabungan kemitraan yaitu BOT digunakan untuk kegiatan pariwisata di Bali
(Build, Own, Transfer), Bangun Serahkan Elephant Camp.
(Build and Transfer), BOO (Build, Own, Kemudian ada tiga prinsip kunci yang
Operate), BOL (Build, Own, Lease), perlu dipahami dalam membangun suatu
Management Contract, Service Contract, kemitraan oleh masing-masing anggota
Bagi Hasil, Leasing, dan Konsensi. Dari ke- kemitraan yang diungkapkan oleh
9 bentuk kemitraan tersebut tidak ada Kuswidanti. Prinsip-prinsip ini penting
bentuk yang ditemukan pada penelitian ini. diperhatikan dalam menjalin kemitraan
Hal ini dikarenakan antara pemerintah antar pihak bermitra karena dalam menjalin
daerah dengan pihak swasta yang kemitraan harus melihat karakteristik dari
melakukan kemitraan memang tidak prinsip yang sudah dijalankan bersama.
menggunakan bentuk seperti yang sudah Prinsip-prinsip tersebut diantaranya:
dijelaskan dalam teori kemitraan, mereka 1. Prinsip Kesetaraan (Equity)
hanya menggunakan sistem kekeluargaan Dalam prinsip kesetaraan
dalam menjalankan kemitraannya dengan dijelaskan adanya kesejajaran antara
menganut sistem kekeluargaan tersebut pihak yang melakukan kemitraan,
pemerintah maupun pihak swasta dapat prinsip kesetaraan bisa diketahui dari
menjalankan kegiatan kemitraan dengan hubungan koordinasi dan struktur
baik. organisasi antar pihak bermitra
Proses kemitraan pada berbagai bentuk apakah sudah sejajar atau
kemitraan diatas dapat dilakukan dengan bagaimana. Pada pengembangan
cara yaitu penunjukkan secara langsung pariwisata di Bali Elephant Camp
atau pemilihan pihak secara swasta. Desa Wisata Carangsari,
Bentuk-bentuk kemitraan yang disebutkan kemitraannya sudah berjalan sesuai
oleh Kuswidanti dapat tertuang dalam SK dengan prinsip kesetaraan dimana
bersama, Mou, Pokja (kelompok kerja), masing-masing pihak sudah
Forum komunikasi, Kontrak kerja atau melakukan koordinasi baik antara
perjanjian kerja. Dalam penelitian ini terkait pemerintah daerah, pemerintah
kemitraan pengembangan sektor pariwisata desa, desa adat, pihak swasta,
di Bali Elephant Camp tersebut antara masyarakat bermitra maupun
pemerintah daerah, pemerintah desa, desa kelompok sadar wisata. Koordinasi
yang dilakukan oleh masing-masing yang disampaikan oleh pihak swasta,
pihak tersebut dimulai dari bawah perbekel dan bendesa adat Desa
yaitu dari masyarakat ke desa adat, Carangsari.
kemudian pihak desa adat 2. Prinsip Azas Manfaat Bersama
menyampaikan ke pemerintah desa (mutual benefit)
dan pemerintah desa meneruskan ke Hal ini sudah sesuai dengan
pemerintah kabupaten, kalau dari sisi kemitraan yang sudah dijalankan
pihak swasta berkoordinasi langsung dalam pengembangan pariwisata di
ke pihak desa adat lalu ke Bali Elephant Camp yang
pemerintah desa dan diteruskan ke menerapkan prinsip manfaat
pemerintah kabupaten. Alur bersama (mutual benefit). Dimana
koordinasi masing-masing pihak manfaat bersama yang didapat dari
bermitra tentu jelas dari bawah ke masing-masing pihak tentu berbeda-
atas, mengingat mereka juga saling beda, manfaat yang didapat
menghormati jabatan-jabatan dari pemerintah baik desa maupun
kepemerintahan maka secara tidak kabupaten yaitu adanya penyerapan
langsung alur koordinasinya dari tenaga kerja, dapat membantu
bawah ke atas. mengurangi angka kemiskinan dan
Penelitian terkait kemitraan pengangguran didesa, selain itu
yang sudah dijalankan disini tidak pemerintah juga dapat membantu
menggunakan struktur (bagan) masyarakatnya guna meningkatkan
organisasi, karena menurut masing- kesejahteraan.
masing pihak yang bermitra masih Kalau dari pihak swasta manfaat
belum memerlukan struktur yang didapat dari adanya kemitraan
organisasi untuk menjalankan yang dijalin antara pemerintah
kemitraanya alasannya karena dengan masyarakat bermitra yaitu
dengan alur koordinasi yang sudah dibantu dalam pengembangan
dilakukan selama ini sudah jelas dan kegiatan pariwisatanya, dibantu
juga belum ditemukan kendala mempermudah ijin usaha, difasilitasi
ataupun masalah maka menurut dalam melakukan kerjasama dengan
masing-masing pihak tersebut yang pihak lain, diberikan pembinaan
terpenting adalah koordinasi, pariwisata, karyawan juga diberikan
hubungan kerja antara masing- pelatihan-pelatihan berbahasa
masing pihak bermitra. inggris yang dilakukan oleh
Koordinasi ini nantinya akan organisasi kelompok sadar wisata
dipantau melalui proses tahapan dan masyarakat yang bermitra
akhir yang dilakukan masing-masing memberikan lahannya disewakan
pihak dalam kegiatan kemitraan. untuk kepentingan kegiatan
Sesuai dengan temuan dalam pariwisata.
penelitian ini bahwa Pemerintah Kemudian manfaat kemitraan ini
Kabupaten Badung terkhusus Dinas bagi masyarakat yang bermitra
Pariwisata Kabupaten Badung selalu adalah mendapat tambahan
mengadakan pemantauan atau pemasukan dari lahan yang mereka
monitoring pada pengembangan sewakan kepada pihak swasta,
daya tarik wisata Bali Elephant Camp selain itu ada beberapa masyarakat
setiap setahun sekali biasanya juga dipekerjakan di Bali Elephant
monitoring dilakukan oleh pihak Camp mengingat masyarakat yang
pemerintah yang khusus menangani bermitra tersebut merupakan
daya tarik wisata terutama desa masyarakat lokal desa Carangsari.
wisata, kemudian pemerintah desa Dengan begitu adanya kemitraan ini
melanjutkannya ke bawahan sampai masing-masing pihak dapat
ke masyarakat. kalau dilapangan bersama-sama merasakan dampak
sendiri biasanya yang melakukan positif dari adanya pengembangan
pemantauan atau monitoring pariwisata yang ada di desa
terhadap pengembangan pariwisata Carangsari. Tidak hanya mengenai
Bali Elephant Camp tersebut manfaat saja namun di Bali Elephant
dilakukan oleh masyarakatnya juga memperdayakan masyarakat
sendiri sesuai dengan penjelasan lokal desa Carangsari yaitu dengan
melakukan penyerapan tenaga kerja kepada pihak-pihak terkait (bendesa
lokal. Menurut data yang didapat dari adat, pihak banjar dan pihak desa),
observasi bahwa hampir 85% tenaga kerjasama bersama dengan pihak
pekerja yang diberdayakan disana lain baik antara pihak swasta dengan
rata-rata berasal dari masyarakat pihak bendesa adat, pihak desa
lokal desa Carangsari itu sendiri, maupun agen-agen swasta lainnya
berikut tabel jumlah penyerapan dirasa kurang memberikan informasi
tenaga kerja lokal Carangsari: kepada pihak pemerintah dan
mengenai besaran pemasukannya
Tabel secara detail yang diberikan hanya
Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Lokal berupa pajak jadi pendapatan
Desa Carangsari keseluruhannya belum di ketahui
Kategori Jumlah Jumlah Jumlah oleh pihak pemerintah.
Pekerjaan Karyawan Karyawan keseluruha Dengan adanya keluhan dari
Lokal di luar n
desa pemerintah yang merasa bahwa
Carangsari pihak swasta atau pengelola Bali
Staff Lokasi BEC 15 9 24 Elephant Camp belum terbuka
Staff Restaurant 24 1 25 mengenai beberapa hal dalam
Staff Mahout 11 2 13
kegiatan kemitraan yang sudah
Staff Security 13 1 14
Staff Garderner 10 2 12 mereka jalankan tersebut bukanlah
Fruit Seller 6 - 6 menjadi masalah besar bagi
Entrance Ticket 3 - 3 kemitraan yang sudah dijalankan
Gallery Staff 2 - 2 oleh masing-masing pihak karena
TOTAL 84 Orang 15 Orang 99 Orang ada poin-poin lain yang
menggambarkan bahwa kegiatan
(Sumber: HRD Bali Elephant Camp) kemitraan yang sudah dijalankan
sudah cukup terbuka bagi
Berdasarkan tabel diatas dapat pemerintah desa, desa adat maupun
dijelaskan bahwa jumlah tenaga kerja lokal masyarakat yang bermitra. Hal ini
dari jumlah total 99 karyawan yaitu sekitar juga dirasakan bagi masyarakat lokal
84 karyawan dan 15 karyawan yang yang menilai perkembangan
berasal dari luar desa Carangsari, artinya kemitraan antara pihak pemerintah,
hampir 85% masyarakat lokal carangsari swasta dan masyarakat yang
yang dipekerjakan dalam kegiatan bermitra tersebut sudah berjalan
pariwisata di Bali Elephant Camp yang secara transparan.
sesuai dengan bidangnya masing-masing.
3. Prinsip Keterbukaan Berdasarkan ketiga prinsip tersebut
Pada prinsip ini sebenarnya sudah hanya dua prinsip saja yang berjalan pada
dijalankan oleh masing-masing pihak penelitian terkait kemitraan pengembangan
terutama Pemerintah Desa sektor pariwisata di Bali Elephant Camp,
(Perbekel), Bendesa adat, kedua prinsip tersebut yaitu prinsip
masyarakat bermitra dengan pihak kesetaraan dan azas manfaat bersama
swasta dalam menjalankan (mutual benefit). Dari kedua prinsip
kemitraan yang sudah berjalan di kemitraan tersebut sudah cukup
Bali Elephant Camp desa wisata membuktikan bahwa pada pengembangan
Carangsari, hanya saja masih ada sektor pariwisata di Bali Elephant Camp
beberapa pihak yang merasa bahwa telah mengajak pemerintah dan
pihak swasta masih belum terbuka masyarakatnya untuk ikut berperan dan
terkait kegiatan pariwisatanya seperti terlibat dalam proses kegiatan pariwisata
yang sudah dirasakan oleh yang berjalan dengan menerapkan
Pemerintah Kabupaten Badung kemitraan. Walaupun dalam kemitraan
dalam hal ini Dinas Pariwisata yang sudah dijalankan pada
Kabupaten Badung yang pengembangan daya tarik wisata Bali
menjelaskan bahwa selama ini pihak Elephant Camp tersebut belum
swasta masih belum terbuka sepenuhnya menggunakan prinsip
mengenai pengelolaan kegiatan keterbukaan tetapi selama berjalannya
pariwisatanya terlebih mengenai kemitraan belum ditemukan masalah,
besaran kontribusi pihak swasta hanya saja kendala pada kegiatan
pariwisatanya seperti infrakstruktur yang ini dijalankan berdasarkan tiga prinsip
masih minim. kemitraan yaitu prinsip kesetaraan, prinsip
Kemudian adanya manfaat yang didapat azas manfaat bersama (mutual benefit) dan
saat melakukan kemitraan maka masing- prinsip keterbukaan yaitu:
masing pihak juga berkeinginan untuk a. Prinsip Kesetaraan
melanjutkan kegiatan kemitraan tersebut, Kemitraan antara masing-masing
seperti pada temuan penelitian ini diketahui pihak baik pemerintah, swasta dan
bahwa masing-masing pihak menjelaskan masyarakat yang bermitra sudah
keberlanjutan proses kemitraan yang sama-sama sejajar kedudukannya
nantinya akan dilakukan yaitu sesuai dalam mencapai tujuan yang
dengan jalanya perkembangan pariwisata disepakati bersama. Walaupun
di Bali Elephant Camp, Desa Wisata kemitraan yang sudah dijalankan ini
Carangsari, menurut masing-masing pihak tidak memiliki struktur dalam
dalam hal ini baik Pemerintah, Perbekel, organisasi kemitraannya namun
Pihak Swasta maupun Bendesa Adat kemitraan tersebut tetap
sama-sama menilai selama adanya terorganisasi dengan baik melalui
pengembangan pariwisata disana otomatis hubungan koordinasi yang sudah
kemitraan ini akan tetap berjalan, selain itu dibangun antar pihak bermitra.
masyarakat yang bermitra juga b. Prinsip Azas Manfaat Bersama
menginginkan adanya keberlanjutan (Mutual Benefit)
kemitraan yang sudah dijalin dengan pihak Manfaat yang didapat oleh
swasta yaitu memperpanjang surat pemerintah yaitu adanya penyerapan
perjanjian sewa menyewa tanah sesuai tenaga kerja, dapat membantu
dengan kesepakatan saat awal melakukan mengurangi angka kemiskinan dan
kemitraan. pengangguran didesa, serta
membantu masyarakatnya guna
5. KESIMPULAN meningkatkan kesejahteraan dan
taraf kehidupannya. Manfaat yang
Berdasarkan penelitian yang telah didapat dari pihak swasta yaitu
dilakukan, maka peneliti dapat dibantu dalam pengembangan
menyimpulkan bahwa kemitraan pariwisatanya, dibantu
pengembangan sektor pariwisata (studi mempermudah ijin usaha, diberikan
kasus: Bali Elephant Camp, Desa Wisata pembinaan pariwisata, karyawan
Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten juga diberikan pelatihan berbahasa
Badung) kemitraan antara pemerintah inggris yang dilakukan oleh
dengan swasta belum berjalan secara organisasi kelompok sadar wisata
optimal. Hal ini dapat dilihat berdasarkan dan masyarakat yang bermitra
hasil temuan yang didapat yaitu dari proses memberikan lahannya untuk
kemitraan hingga keberlanjutan proses disewakan demi kepentingan
kemitraan menggambarkan bahwa kegiatan pariwisata. Kemudian
kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah manfaat bagi masyarakat yang
dengan swasta dalam kegiatan pariwisata bermitra adalah mendapat tambahan
di Bali Elephant Camp belum optimal pemasukan dari lahan yang mereka
karena belum adanya surat perjanjian atau sewakan kepada pihak swasta.
kontrak kerja karena kemitraan yang c. Keterbukaan
dijalankan dengan pihak swasta ruang Dalam prinsip ini, kegiatan kemitraan
lingkupnya kecil, namum berbeda dengan sudah berjalan cukup terbuka terkait
kemitraan yang dijalankan oleh pihak informasi mengenai jalannya
masyarakat bermitra dengan pihak swasta kegiatan pariwisata. Hal ini juga
dalam kegiatan kemitraan ini berjalan dirasakan oleh masyarakat yang
berdasarkan kontrak kerja yang sudah menilai perkembangan kemitraan
disepakati yaitu kemitraannya menyangkut antara masing-masing pihak sudah
masalah sewa menyewa tanah.  Dalam berjalan secara transparan. Namun
penelitian ini, kegiatan pariwisata di BEC berbeda yang dirasakan oleh
tersebut berjalan berdasarkan peraturan pemerintah yang menilai bahwa
pemerintah (Perda) dan pararem desa atau keterbukaan masih dirasa kurang
awig-awig desa. Dari analisis hasil temuan, dimana pihak swasta masih belum
kegiatan kemitraan di Bali Elephant Camp terbuka mengenai beberapa kegiatan
pariwisatanya terlebih mengenai 2) Dengan adanya kemitraan antara
kerjasama bersama pihak lain pemerintah, swasta dan masyarakat
(swasta), mengenai besaran dalam pengembangan daya tarik
kontribusi pihak swasta dengan wisata Bali Elephant Camp ini
pihak-pihak terkait dan juga diharapkan diperjelas mengenai pola
mengenai besaran pendapatan yang kemitraannya, dengan berlandaskan
didapat pihak pengelola secara detail sistem kekeluargaan saja belum
diluar dari kegiatan kemitraannya. cukup untuk
Berdasarkan hasil analisis tersebut, mempertanggungjawabkan kegiatan
maka dapat disimpulkan kemitraan kemitraan kedepannya, sebaiknya
berjalan hanya berdasarkan dua prinsip ditentukan pola kemitraan seperti
kemitraan saja yaitu prinsip kesetaraan kemitraan pada umumnya yaitu pola
dan azas manfaat bersama. Karena kemitraan bagi hasil (profit sharing
kedua prinsip ini menunjukkan hasil arrangement) dimana daya tarik
yang cukup baik dalam membangun wisata ini memang dimiliki pribadi
kemitraan terlebih mengenai (swasta) namun perkembangan
pembangunan pariwisata di Bali pariwisatanya tidak akan bisa lepas
Elephant Camp, Desa Wisata dari pemerintah sehingga peneliti
Carangsari. Sedangkan pada prinsip menyarankan untuk menggunakan
keterbukaan dirasa masih belum optimal pola tersebut guna memberikan
berjalan pada kemitraan yang sudah pemasukan pula pada pemerintah
dilakukan oleh pemerintah, swasta dan untuk pembiayaan operasional dalam
masyarakat. meningkatkan infrakstruktur desa
Kemudian terkait pola kemitraan wisata di Kecamatan Petang
pengembangan sektor pariwisata di Bali terkhusus di desa Carangsari.
Elephant Camp tidak memiliki bentuk, 3) Dengan menggunakan dua prinsip
akan tetapi kemitraan yang berlangsung kemitraan baik prinsip kesetaraan
berjalan sesuai dengan asas dan prinsip manfaat bersama (mutual
kekeluargaan dimana setiap benefit) diharapkan kegiatan
kesepakatan dalam menjalankan kemitraan antara pemerintah, swasta
kegiatan kemitraan terkait dan masyarakat dibuatkan struktur
pengembangan pariwisata tersebut organisasinya agar lebih terstruktur
dijalankan secara kekeluargaan lagi selain menggunakan hubungan
sehingga dapat memperkecil masalah koordinasi, adanya struktur
yang muncul mengingat pemilik usaha organisasi alur koordinasi kegiatan
pariwisata itu merupakan orang asli kemitraan akan lebih jelas. Dan juga
desa Carangsari jadi pihak desa adat manfaat kemitraan khususnya bagi
maupun pihak pemerintah desa masyarakat yang bermitra sebaiknya
menghormatinya dengan menganggap lebih ditingkatkan lagi mengenai
semua kegiatan pariwisata yang harga sewa tanah yang disewakan
dilakukan bisa diselesaikan secara oleh pihak swasta karena harga
kekeluargaan. tanah semakin kedepan akan
semakin meningkat, supaya tidak
Saran terkesan menguntungkan pihak
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat swasta saja sehingga pemasukan
diberikan saran sebagai berikut : yang didapat oleh masyarakat yang
1) Kemitraan yang berlangsung di Bali bermitra juga seharusnya semakin
Elephant Camp antara pihak meningkat.
pemerintah dengan pihak swasta
diharapkan untuk dibuatkan 6. DAFTAR PUSTAKA
perjanjian kerjasama, walaupun Adisasmita, Rahardjo. 2010. Manajemen
kemitraan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah. Yogyakarta:
pemerintah ruang lingkupnya kecil Penerbit Graha Ilmu.
tetapi perjanjian kerjasama itu juga
diperlukan guna Marpaung, H. 2002. Pengetahuan
mempertanggungjawabkan Kepariwisataan. Bandung:
kemitraan yang dilakukan Alfabeta.
kedepannya agar lebih baik lagi.
http://www.truebaliexperience.com/index.ph
Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu G. 2005. p/bali-elephant-camp.html (diakses
Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: 26 Januari 2016)
Andi.
http://metrobali.com/2013/07/19/potensi-
Dokumen/Karya Ilmiah/ Jurnal badung-utara-belum-tergarap-
maksimal/ (diakses pada 27
Kurniawan, Widi. 2005. Sentra Januari 2016)
Pengembangan Desa Wisata di
Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Peraturan Perundang-undangan
Kabupaten Sleman. Tugas Akhir
Program Diploma III Peraturan Bupati Badung Nomor 47 tahun
Kepariwisataan Fakultas Ilmu 2010 tentang Penetapan Kawasan
Budaya Universitas Gadjah Mada Desa Wisata Di Kabupaten
Yogyakarta. Badung.

Kuswidanti. 2008. Gambaran Kemitraan Keputusan Bupati Badung Nomor


Ilmu Sektor dan Organisasi di 3382/02/HK/2012 tentang
Bidang Kesehatan dalam Upaya Pembentukan Kelompok Sadar
Penanganan Flu Burung di Bidang Wisata Di Kabupaten Badung.
Komunikasi Komite Nasional Flu
Burung dan Pandemi Influenza Peraturan Perda Provinsi Bali Nomor 3
(Komnas FBPI). Skripsi Jurusan Tahun 2003 Tentang Perubahan
Program Sarjana Kesehatan Peraturan Daerah Provinsi Bali
Masyarakat Fakultas Kesehatan Nomor 3 Tahun 2001 Tentang
Masyarakat Universitas Indonesia Desa Pakraman dan Lembaga
Depok. Adat.

Pratiwi, Tyas. 2008. Potensi Karanggeneng


sebagai Desa Wisata di Sleman.
Tugas Akhir Program Diploma III
Bahasa Prancis Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.

Website .

You might also like