This document summarizes a study on the professional competence levels of agricultural extension agents in Gunung Toar Subdistrict, Kuantan Singingi Regency, Riau Province, Indonesia. The study found that the extension agents have competent levels of administrative ability, program planning, implementation, teaching, communication, understanding human behavior, professionalism, and evaluation. However, there are some problems that could hinder improving their competencies, such as low formal education levels, limited training, low work experience, lack of learning media utilization, and inadequate extension workforce. The study used questionnaires and Likert scale analysis to assess the agents' competencies.
This document summarizes a study on the professional competence levels of agricultural extension agents in Gunung Toar Subdistrict, Kuantan Singingi Regency, Riau Province, Indonesia. The study found that the extension agents have competent levels of administrative ability, program planning, implementation, teaching, communication, understanding human behavior, professionalism, and evaluation. However, there are some problems that could hinder improving their competencies, such as low formal education levels, limited training, low work experience, lack of learning media utilization, and inadequate extension workforce. The study used questionnaires and Likert scale analysis to assess the agents' competencies.
This document summarizes a study on the professional competence levels of agricultural extension agents in Gunung Toar Subdistrict, Kuantan Singingi Regency, Riau Province, Indonesia. The study found that the extension agents have competent levels of administrative ability, program planning, implementation, teaching, communication, understanding human behavior, professionalism, and evaluation. However, there are some problems that could hinder improving their competencies, such as low formal education levels, limited training, low work experience, lack of learning media utilization, and inadequate extension workforce. The study used questionnaires and Likert scale analysis to assess the agents' competencies.
DI KECAMATAN GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
PROFESSIONAL COMPETENCE LEVEL
OF AGRICULTURAL EXTENSION AGENTS IN GUNUNG TOAR SUBDISTRICT KUANTAN SINGINGI REGENCY
Rahmad Fauzan1, Rosnita2, Eri Sayamar2
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UR Zanizan17@yahoo.com
ABSTRACT
A competence of agricultural extension agents is the quality of each
individual agents. The responsibility of each agricultural extension agents in Gunung Toar Subdistrict more than one vilage cause the load of tasks to complete will be heavier, this situation will affect quality and performance of the extension agent. The objectives of this research were: 1) find out the implementation of extension, 2) analyze the competence level of extension agents and 3) to know the problems in improving the competence of extension agent. The research was conducted in Gunung Toar Subdistrict, Kuantan Singingi Regency. The respondents were the agricultural extension agents in UPTD Plantation Gunung Toar Subdistrict, they were selected by sensus and the amount of them are 5. Colection of the data was done by quisioner list and then analyzed using Likert's Summated Rating (LSR). The results showed that the level of competence of agricultural extension agent from UPTD Plantation Gunung Toar Subdistrict are classified as Competent that can be seen from the sub-variable administrative ability, program planning, program implementation, teaching ability, communication skills, understanding human behavior, the ability to maintain professionalism and evaluation. There are some problem in extension activity in order to improve the competence of agents, The problem are: formal education of agents is still low, education and training received is still limited, working period of agent is still low, lack of media utilization as the tool of learning, the major lack of extension workforce, where ideally one village is suppose to have one agent.
Keywords: Professional competence, Extension, Extension problems
PENDAHULUAN jumlah petani yang melakukan usaha
Program pembangunan perkebunan karet sehingga luas lahan pertanian pada sub-sektor karet yang diusahakan juga akan perkebunan di Kecamatan Gunung meningkat. Seiring dengan Toar lebih difokuskan pada komoditi peningkatan luas lahan, diharapkan tanaman karet dibandingkan tanaman juga adanya peningkatan perkebunan lainnya. Program ini produktivitas dari petani sendiri, oleh akan berakibat kepada peningkatan karena itu adanya peran dari
1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
2
penyuluh untuk memberdayakan Kuantan Singingi dalam upaya
petani sangat dibutuhkan. meningkatkan kompetensinya. Ketersediaan tenaga penyuluh Penelitian ini bertujuan un- sebenarnya sudah direspon oleh tuk: (1) Mengetahui pelaksanaan pemerintah melalui Unit Pelaksana penyuluhan pertanian di Kecamatan Teknis Dinas (UPTD) Perkebunan Gunung Toar Kabupaten Kuantan yang terletak di Kecamatan Gunung Singingi. (2) Menganalisis tingkat Toar. Unit Pelaksana Teknis Dinas kompetensi profesional penyuluh (UPTD) ini merupakan salah satu pertanian di Kecamatan Gunung lembaga penyuluhan dari 10 Unit Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) (3) Mengetahui permasalahan yang yang ada di Kabupaten Kuantan dihadapi penyuluh pertanian di Singingi. Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Permasalahannya adalah Kuantan Singingi dalam upaya pelaksanaan penyuluhan di meningkatkan kompetensinya. Kecamatan Gunung Toar masih belum sesuai dengan Rencana Strat- METODOLOGI PENELITIAN egis Badan Penyuluhan dan Pengem- Tempat dan Waktu Penelitian bangan Sumber Daya Manusia Per- Kajian tingkat kompetensi tanian yang menetapkan ³VDWX GHVD profesional penyuluh pertanian di VDWX SHQ\XOXK´ NDUHQD SDGD NHn- Kecamatan Gunung Toar Kabupaten yataannya sistem penyuluhan di Kuantan Singingi dilaksanakan pada kecamatan ini masih menempatkan bulan Maret-Oktober 2014 yang penyuluh yang mempunyai desa meliputi penyusunan proposal, binaan lebih dari dua desa satu pengumpulan data serta penulisan penyuluh dan bahkan masih ditemui skripsi. Lokasi penelitian yaitu di satu penyuluh yang mempunyai em- UPTD Perkebunan Kecamatan pat desa binaan. Gunung Toar Kabupaten Kuantan Banyaknya jumlah desa Singingi. binaan yang menjadi tanggung jawab masing-masing penyuluh maka Metode Pengambilan Sampel beban tugas yang harus Informasi dalam penelitian diselesaikannya akan semakin berat ini diperoleh melalui wawancara dan keadaan ini akan mempengaruhi langsung kepada responden dengan kualitas atau kinerja dari penyuluh berpedoman kepada kuesioner. itu sendiri. Dengan demikian Pengambilan sampel untuk penyuluh memunculkan beberapa pertanyaan pertanian ditentukan dengan cara penelitian: (1) Bagaimana pelaksa- mengambil penyuluh pertanian yang naan penyuluhan pertanian di Keca- ada di UPTD perkebunan Kecamatan matan Gunung Toar Kabupaten Gunung Toar sejumlah 5 orang Kuantan Singingi; (2) Bagaimana penyuluh dengan menerapkan tingkat kompetensi profesional Metode Sensus. penyuluh pertanian di Kecamatan Data yang diambil dalam Gunung Toar Kabupaten Kuantan penelitian ini adalah data primer dan Singingi; (3) Apa saja permasalahan data sekunder. Data primer diperoleh yang dihadapi penyuluh pertanian di melalui wawancara langsung kepada Kecamatan Gunung Toar Kabupaten penyuluh (sampel) dengan menggunakan daftar pertanyaan atau 1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
3
kuesioner yang telah dipersiapkan menjadi variabel dan indikator
terlebih dahulu serta dengan penelitian. Adapun varibel melakukan pengamatan langsung di peneleitian disajikan pada Tabel 1 lapangan. Data primer yang berikut. diperlukan merupakan data yang
Tabel 1. Variabel kompetensi profesional penyuluh pertanian
Variabel Sub-Variabel 1. Kompetensi Penyuluh Administrasi 2. Perencanaan program Pelaksanaan program Pengajaran Komunikasi Pemahaman perilaku manusia Memelihara profesionalisme Evaluasi
Data sekunder yang
Analisis Data diperlukan diperoleh dari instansi Teknik Penentuan Skala Interval terkait yaitu Dinas Perkebunan Data kualitatif diukur menurut Skala Kabupaten Kuantan Singingi, Biro /LNHUW¶V 6XPPDWHG 5DWLQJ (SLR) Pusat Statistik Provinsi Riau, UPTD berdasarkan persepsi Penyuluh. Skor penyuluhan Kabupaten Kuantan nilai jawaban tertutup dari penyuluh Singingi, Kantor UPTD penyuluhan dibuat dalam bentuk pernyataan Kecamatan Gunung Toar, serta positif (jawaban yang diharapkan) literatur-literatur lainnya yang terkait diberi nilai 5 hingga pernyataan dengan penelitian. negatif (jawaban yang tidak diharapkan) diberi skor 1 seperti pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Skor nilai jawaban yang diberikan responden untuk kompetensi penyuluh Persetujuan Terhadap Nilai Likert Nilai Skor Pernyataan 3. Sangat Kompeten (SK) 5 4,20 ± 5,00 4. Kompeten (K) 4 3,40 ± 4,19 5. Cukup Kompeten (C) 3 2,60 ± 3,39 6. Kurang Kompeten (KK) 2 1,80 ± 2,59 7. Sangat Kurang Kompeten (SKK) 1 1,00 ± 1,79
HASIL DAN PEMBAHASAN dan 6.669 jiwa dengan luas wilayah
Kedaan Umum Daerah Penelitian 165.25 Km2 dan terdiri dari 13 Kecamatan Gunung Toar desa/kulurahan. Batasan - batasan merupakan salah satu kecamatan administrasi secara geografis yang berada di Kabupaten Kuantan Kecamatan Gunung Toar terletak Singingi yang mempunyai jumlah pada posisi 0000 Lintang Utara - 1000 penduduk 13.472 jiwa dengan Lintang Selatan 101002 - 101055 jumlah laki-laki dan perempuan Bujur Timur. Batas-batas wilayah masing-masing sebanyak 6.803 jiwa Kecamatan Gunung Toar : Sebelah 1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
4
Utara dengan Kecamatan Kuantan sepak bola, 10 unit lapangan sepak
Tengah, Sebelah Selatan dengan takraw, 18 unit lapangan bola voly Kecamatan Kuantan Mudik, Sebelah dan 7 unit lapangan bulu tangkis. Barat dengan Kecamatan Hulu Sarana dan prasarana perekenomian/ Kuantan, sebelah Timur dengan pemasaran yang tersedia meliputi 7 Kecamatan Kuantan Tengah. toko bangunan, 18 bengkel, 3 pasar, Ibu kota kecamatan 198 kedai klontong, 58 kedai kopi, berkedudukan di Desa Kampung dan 6 rumah makan. Baru yang memiliki jarak 10 km dari Ibu Kota Kabupaten Kuantan Deskripsi Karakteristik Singingi yaitu Teluk Kuantan. Responden Mayoritas desa/kelurahan yang Karakteristik responden terdapat di Kecamatan Gunung Toar merupakan gambaran secara umum tergolong sebagai desa/kelurahan mengenai kondisi dan kemampuan Swakarya dan hanya satu desa yang penyuluh dalam menjalankan tergolong sebagai desa Swasembada tugasnya yang mencakup umur, yaitu Desa Teberau Panjang. pendidikan, pengalaman menyuluh, jumlah tanggungan keluarga, jumlah Sarana dan Prasarana pelatihan dan jumlah desa binaan. Sarana dan prasarana pendidikan meliputi 12 SD, 6 SMP Umur dan 2 SMA/MA. Sarana dan Umur yang dimaksud dalam prasarana kesehatan meliputi 1 penelitian ini adalah usia yang puskesmas, 5 puskesmas pembantu, dinyatakan dalam tahun. Hasil dan 7 poskesdes. Sarana dan penelitian tentang distribusi prasarana ibadah meliputi 15 masjid penyuluh berdasarkan umur disajikan dan 45 mushalla/surau. Sarana pada Tabel 3 berikut. olahraga meliputi 7 unit lapangan Tabel 3. Distribusi penyuluh berdasarkan umur No Umur Jumlah Persen (%) (jiwa) 1 Belum produktif ( 0 tahun ± 14 tahun ) 0 0 2 Kurang produkif (15 tahun ± 19 tahun ) 0 0 3 Produktif ( 20 tahun ± 54 tahun ) 5 100 4 Tidak produktif ( 55 tahun ± 64 tahun ) 0 0 5 Inproduktif ( 65 tahun keatas ) 0 0 Jumlah 5 100 golongan inproduktif. Tenaga Penggolangan umur menurut penyuluh pertanian yang ada di DW Sleumer (dalam Kalsum, 2013) Kecamatan Gunung Toar termasuk mengatakan bahwa penggolangan kepada golongan produktif, dimana 5 umur produktif penduduk dibagi orang penyuluh atau semua penyuluh atas: 1) 0-14 golongan belum mempunyai usia antara 20 sampai 54 produktif, 2) 15-19 golongan kurang tahun. produktif penuh, 3) 20-54 golongan produktif, 4) 55-64 golongan tidak Pendidikan produktif penuh dan 5) 65 keatas Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat 1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
5
pendidikan formal terakhir yang mengenai distribusi penyuluh di
telah dilalui oleh para penyuluh. Kecamatan Gunung Toar Berdasarkan penelitian yang berdasarkan pendidikan formal dapat dilakukan, hasil yang didapatkan dilihat pada Tabel 4 dibawah ini Tabel 4. Distribusi penyuluh berdasarkan pendidikan No Pendidikan Formal Jumlah (jiwa) Persen (%) 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 60 2 Sarjana ( S1 ) 2 40 Jumlah 5 100
Tenaga penyuluh pertanian bagaimana cara pemecahan masalah
yang ada di Kecamatan Gunung Toar yang dihadapi oleh petani binaannya. mayoritas masih berpendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas Pengalaman Menyuluh (SMA) yaitu sekitar 60 persen atau Pengalaman menyuluh ini sebanyak 3 orang penyuluh. Adapun diartikan sebagai lamanya rentang 2 orang penyuluh lagi atau sebanyak waktu yang sudah dilalui oleh 40 persen mempunyai pendidikan penyuluh mulai dari diangkat sebagai terakhir pada jenjang Sarjana (S1). penyuluh hingga penelitian ini Penyuluh yang memiliki pendidikan dilakukan. Satuan lamanya yang tinggi mempunyai wawasan pengalaman menyuluh ini dinyatakan dan pengetahuan yang lebih luas, dalam tahun. Adapun data yang kenyataan ini terlihat pada penyuluh didapatkan dari hasil penelitian di Kecamatan Gunung Toar, dimana mengenai pengalaman usaha penyuluh yang pendidikannya menyuluh ini dapat dilihat pada setingkat sarjana lebih mengetahui Tabel 5 dibawah ini. Tabel 5. Distribusi penyuluh berdasarkan masa kerja menyuluh No Masa Kerja Jumlah (jiwa) Persen (%) 1 Rendah (4 tahun ± 13 tahun ) 3 60 2 Sedang (14 tahun ± 23 tahun ) 0 0 3 Tinggi ( 24 tahun ± 34 tahun ) 2 40 Jumlah 5 100
Tabel 5 memperlihatkan Tanggungan Keluarga
bahwa dari 5 orang penyuluh Jumlah tanggungan keluarga sebanyak 60 persen atau 3 orang yang dimaksud adalah banyaknya memiliki masa kerja yang masih orang yang berada dalam keluarga rendah, sisanya 40 persen atau 2 yang menjadi tanggungan penyuluh. orang memiliki masa kerja yang Besarnya jumlah tanggungan keluar- tinggi. Lamanya pengalaman ga penyuluh dibagi kedalam tiga kat- penyuluhan juga mempengaruhi egori yaitu rendah, sedang dan ting- kepercayaan petani kepada penyuluh, gi. Kategori rendah tidak ada anak, dimana penyuluh yang memiliki kategori sedang mempunyai 1 sam- pengalaman menyuluh yang tinggi pai 2 orang anak dan tinggi mempu- cendrung lebih dipercayai oleh nyai lebih dari 3 orang anak. petani. Tanggungan keluarga penyuluh disajikan pada Tabel 6 dibawah.
1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
6
Tabel 6. Distribusi penyuluh berdasarkan tanggungan keluarga
No Tanggungan Keluarga Jumlah (jiwa) Persen (%) 1 Rendah (Tidak ada anak) 0 0 2 Sedang (1-2 anak) 3 60 3 Tinggi (>3 anak) 2 40 Jumlah 5 100
Tabel 6 menunjukkan, dari 5 Pelatihan
orang penyuluh, sebesar 60 persen Pelatihan yang dimaksud memiliki tanggungan keluarga yang dalam penelitian ini adalah pelatihan sedang dengan 1 sampai 2 anak, yang pernah diikuti oleh penyuluh sisanya yaitu 40 persen dengan berkaitan dengan tugas pokok tanggungan tinggi lebih dari 3 orang penyuluhan yang dinyatakan dengan anak. Dengan demikian hasil frekuensi pelatihan yang pernah penelitian mengungkapkan bahwa diikuti. Berdasarkan penelitian yang sebagian besar penyuluh responden dilakukan tentang pelatihan yang memiliki tanggungan keluarga pernah diikuti oleh penyuluh, sedang. didapatkan hasil seperti pada Tabel 7 berikut dibawah. Tabel 7. Distribusi penyuluh berdasarkan pelatihan yang didapat No Pelatihan Jumlah (jiwa) Persen (%) 1 Rendah (2-3 pelatihan) 3 60 2 Sedang (4 pelatihan) 1 20 3 Tinggi (> 4 pelatihan) 1 20 Jumlah 5 100
Tabel 7 menunjukkan, bahwa kemampuan dari penyuluh akan
dari 5 orang penyuluh sebanyak 60 semakin meningkat. persen pernah mengikuti pelatihan dengan frekuensi rendah, 20 persen Desa Binaan dengan kategori sedang dan 20 Jumlah desa binaan yang persen lagi pernah mengikuti dimaksud dalam penelitian ini adalah pelatihan dengan kategori tinggi. banyaknya desa yang menjadi Dengan demikian hasil penelitian ini tanggung jawab penyuluh untuk mengungkapkan bahwa mayoritas diberikan penyuluhan kepada penyuluh responden frekuensi petaninya. Adapun data yang mengikuti pelatihan masih rendah. didapatkan dari penelitian mengenai Oleh karena itu masih sangat perlu jumlah desa binaan penyuluh diadakannya pelatihan-pelatihan dari disajikan dalam Tabel 8 sebagai pihak terkait agar pengetahuan berikut. Tabel 8. Distribusi penyuluh berdasarkan jumlah desa binaan. No Desa Jumlah (jiwa) Persen (%) 1 Sedikit ( 2 desa) 2 40 2 Sedang (3 desa) 2 40 3 Banyak (> 3 desa) 1 20 Jumlah 5 100
1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
7
Tabel 8 menunjukkan, bahwa dibawah naungan UPTD Perkebunan
dari 5 orang penyuluh sebanyak 40 Kecamatan Gunung Toar, pada persen memiliki desa binaan pada UPTD ini terdapat 5 orang penyuluh kategori sedikit, 40 persen dengan lapangan yang bertugas sebagai kategori sedang dan 20 persen lagi fasilitator dan motivator yang mem- pada kategori banyak. Dengan berikan petunjuk dan bimbingan demikian hasil penelitian ini kepada petani mengenai langkah apa mengungkapkan bahwa jumlah desa yang harus ditempuh dalam usaha yang menjadi binaan masing-masing taninya sehingga dapat menaikkan penyuluh berada pada kategori guna, mutu, dan nilai produksi se- sedikit dan sedang. Meskipun jumlah hingga lebih bermanfaat bagi ke- desa binaan penyuluh termasuk pada hidupan sendiri dan keluarganya dan kategori sedikit, tetapi keadaan ini bagi masyarakat lingkungannya. belum sejalan dengan ketetapan Penyuluh yang berjumlah 5 orang ini rencana strategis Badan Penyuluhan rata-rata memiliki wilayah binaan dan Pengembangan Sumber Daya masing-masing sebanyak 2 desa atau Manusia Pertanian yang menetapkan lebih. ³VDWX GHVD VDWX SHQ\XOXK´, karena rata-rata penyuluh mendapatkan 2 Sasaran Penyuluhan sampai 3 desa binaan. Oleh karena Petani yang menjadi sasaran itu perlu ditambah tenaga penyuluh penyuluhan oleh penyuluh UPTD agar beban kerja penyuluh yang Perkebunan di Kecamatan Gunung sudah ada berkurang dan dapat Toar adalah terfokus pada petani melakukan penyuluhan lebih optimal yang berusaha tanaman perkebunan lagi. saja seperti petani karet, sawit, kelapa dan lain-lain. Secara Pelaksanaan Penyuluhan Di UPTD komoditi, penyuluhan paling Perkebunan Kecamatan Gunung difokuskan kepada penyuluhan Toar tentang tanaman karet, karena Pelaksanaan penyuluhan mayoritas Masyarakat Kecamatan pertanian di Kecamatan Gunung Gunung Toar mengusahakan Toar difokuskan kepada penyuluhan tanaman ini sebagai usaha taninya pertanian komoditi tanaman karet, dikarenakan mayoritas penduduk Metode Penyuluhan bermata pencaharian sebagai petani Metode penyuluhan yang karet. Program penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh di disusun penyuluh di tingkat Kecamatan Gunung Toar adalah Kecamatan Gunung Toar lebih dengan sistem LAKU (Latihan dan berbicara mengenai tanaman karet Kunjungan), Ceramah, diskusi dan seperti penyediaan dan demonstrasi. LAKU merupakan penyebarluasan informasi teknologi singkatan dari Latihan dan Kunjun- yang baik dalam upaya gan. Latihan/pelatihan adalah suatu pengembangan pertanian karet. kegiatan alih pengetahuan dan ket- erampilan baik berupa teori maupun Penyuluh Pertanian praktek dari fasilitator Kegiatan penyuluhan ke penyuluh pertanian melalui pertanian/perkebunan yang berada di metode partisipatif. Latihan yang Kecamatan Gunung Toar berjalan diterima oleh penyuluh ini diberikan 1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
8
oleh Dinas Perkebunan Kabupaten sangat jarang dilakukan oleh
Kuantan Singingi melalui Badan penyuluh, karena ketersediaan biaya Koordinasi Penyuluh Provinsi Riau. untuk memproduksi media yang Sedangkan kunjungan adalah masih sangat kurang. kegiatan penyuluh pertanian ke ke- lompok tani di wilayah kerjanya Materi Penyuluhan yang dilakukan secara teratur, terarah Materi penyuluhan, pada dan berkelanjutan. hakekatnya merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan atau Media Penyuluhan disampaikan oleh seorang penyuluh Media penyuluhan pertanian kepada masyarakat penerima adalah suatu benda yang dikemas manfaatnya (Mardikanto, 2009). Ma- sedemikian rupa untuk memudahkan teri penyuluhan yang disampaikan penyampaian materi kepada sasaran. oleh penyuluh dituangkan dalam Media penyuluhan pertanian yang programa penyuluhan yang disusun biasa digunakan oleh penyuluh di tiap tahunnya. Pemilihan materi ini Kecamatan Gunung Toar adalah didasari oleh kebutuhan dan perma- yang berbentuk media penyuluhan salahan yang dihadapi oleh tercetak seperti buku, brosur, leaflet, petani/kelompok tani mengenai kon- folder, poster dan flipchart (peta disi usaha taninya di lapangan tanpa singkap). Penggunaan media ini ada intervensi dari pihak lain. Materi mempermudah petani untuk mengerti yang disampaikan oleh penyuluh pa- apa pesan yang disampaikan oleh da tahun 2014 disajikan pada Tabel 9 penyuluh. Tetapi penggunaan media dibawah. Tabel 9. Materi penyuluhan UPTD Perkebunan Gunung Toar Tahun 2014 No Materi Penyuluhan Bulan Tahun 1 Pembuatan rencana kegiatan 2013 Januari 2014 2 Teknik penanaman karet Februari 2014 3 Teknik percabangan karet Maret 2014 4 Pembinaan pemasaran bersama karet April 2014 5 Teknik pemupukan karet Mei 2014 6 Pengendalian HPT karet Juni 2014 7 Sosialisasi pengendalian JAP pada tanaman karet Juli 2014 8 Penyadapan karet yang benar Agustus 2014 9 Pemupukan kelapa sawit September 2014 10 Teknik pembibitan kakao Oktober 2014 11 Teknik pemangkasan kakao November 2014 12 Evaluasi kegiatan 2014 Desember 2014
Pemilihan materi penyuluhan mayoritas masyarakat Kecamatan
lebih difokuskan pada materi-materi Gunung Toar mempunyai profesi yang berhubungan dengan bidang sebagai petani tanaman perkebunan karet seperti karet. Berdasarkan materi yang telah teknik penanaman karet, teknik disusun, diketahui bahwa materi percabangan karet, teknik pem- mengenai usaha tanaman karet upukan karet, pengendalian HPT, disampaikan sebanyak 6 kali pada pengendalian jamur akar putih dan tahun 2014. Tetapi materi yang penyadapan karet yang benar. Materi disampaikan bukan hanya materi ten- mengenai karet ini difokuskan karena tang karet saja, penyuluh juga 1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
9
menyampaikan materi mengenai Dari definisi di atas kompetensi
tanaman kelapa sawit yaitu sebanyak penyuluh pertanian dapat 1 kali dan tanaman kakao sebanyak 2 digambarkan sebagai kemampuan kali yang disampaikan pada tahun penyuluh untuk melaksanakan satu 2014. tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, Tingkat Kompetensi Profesional keterampilan-keterampilan, sikap- Penyuluh di Kecamatan Gunung sikap dan nilai-nilai pribadi, dan Toar kinerjanya untuk menjalankan Kompetensi merupakan penyuluhan pertanian yang efektif kemampuan dan kewenangan yang dan sesuai dengan peraturan ± dimiliki oleh seseorang untuk peraturan tentang penyuluhan yang melakukan suatu pekerjaan, yang telah ditetapkan oleh pemerintah. didasari oleh pengetahuan, Adapun kompetensi yang dimiliki keterampilan dan sikap sesuai penyuluh di UPTD Perkebunan dengan unjuk kerja yang ditetapkan Kecamatan Gunung Toar disajikan (Sumardjo, 2007). pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Tingkat Kompetensi Profesional Penyuluh di Kecamatan Gunung Toar Variabel dan Indikator Skor Kategori Administrasi 4,27 Sangat Kompeten Merumuskan tujuan nyata program penyuluhan 3,70 Kompeten Mengelola waktu secara efektif 4,10 Kompeten Kerjasama antar staf 5,00 Sangat Kompeten Perencanaan Program 4,13 Kompeten Mengumpulkan dan mengolah data potensi wilayah 4,13 Kompeten Menyusun programa penyuluhan 4,13 Kompeten Pelaksanaan Program 4,25 Sangat Kompeten Pengembangan hubungan kerjasama dengan sasaran 4,70 Sangat Kompeten Memecahkan masalah sasaran 3,80 Kompeten Pengajaran 3,62 Kompeten Menyusun materi penyuluhan pertanian 4,07 Kompeten Membuat dan menggunakan media penyuluhan 2,53 Kurang Kompeten Menerapkan metode penyuluhan 4,27 Sangat Kompeten Komunikasi 3,23 Cukup Kompeten Membangun komunikasi diantara staf dan klien 4,27 Sangat Kompeten Membuat publikasi dan penggunaan alat komunikasi 2,20 Kurang Kompeten Memahami Perilaku Manusia 3,48 Kompeten Menilai persepsi sosial 4,60 Sangat Kompeten Mengenal budaya setempat 4,60 Sangat Kompeten Mengidentifikasi kelompok penekan 3,30 Cukup Kompeten Mengenal perbedaan kemampuan belajar sasaran 2,00 Kurang Kompeten Mengidentifikasi dan mengenal perilaku sosial 2,90 Cukup Kompeten Memelihara profesionalisme 3,03 Cukup Kompeten Membangun integritas intelektual 4,20 Sangat Kompeten Membangun pengembangan profesionalisme 4,00 Kompeten Melaksanakan pengembangan keprofesian 1,00 Sangat Kurang Evaluasi 2,15 Kurang Kompeten Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian 2,10 Kurang Kompeten Mengevaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
10
pertanian 2,20 Kurang Kompeten
Kompetensi Profesional Penyuluh 3,65 Kompeten
Tingkat Kompetensi Kemampuan atau
penyuluh pertanian yang berada kompetensi yang paling rendah dibawah naungan UPTD Perkebunan dimiliki oleh penyuluh yaitu Kecamatan Gunung sudah termasuk kompetensi dalam memelihara ³.RPSHWHQ´ GHQJDQ VNRU UDWD-rata profesionalisme yang mendapat yaitu 3,65 dimana indikator penilaian NDWHJRUL ³&XNXS .RPSHWHQ´ DUWLQ\D kompetensi penyuluh yang penyuluh belum memiliki ditanyakan secara umum sudah kemampuan yang tinggi dalam terlaksana, dimana penyuluh sudah melakukan langkah-langkah memiliki kompetensi untuk pemeliharaan profesionalismenya. menjalankan tugas yang dibebankan Rendahnya nilai penyuluh dalam kepadanya secara efektif. kompetensi memelihara Indikator kompetensi profesionalisme ini disebabkan penyuluh pertanian di Kecamatan kurangnya pembelajaran dan *XQXQJ 7RDU \DQJ VXGDK ³6DQJDW rangsangan yang diterima oleh .RPSHWHQ´ \DLWX kompetensi penyuluh untuk lebih meningkatkan administrasi dan kompetensi profesionalismenya. pelaksanaan program. Kompetensi Rendahnya kemampuan administrasi merupakan suatu penyuluh dibidang ini ditandai kemampuan yang paling pertama dengan belum adanya karya tulis dibutuhkan oleh seorang penyuluh ilmiah yang berhasil dibuat atau karena kemampuan dibidang ini diterbitkan oleh penyuluh, padahal merupakan dasar terwujudnya disuatu sisi tulisan karya ilmiah dari kegiatan penyuluhan. Pada penyuluh sangat penting untuk kemampuan ini penyuluh memaknai meningkatkan golongan dan karirnya arti tujuan penyuluhan itu sendiri sebagai tenaga penyuluh. sehingga dia mengerti apa yang menjadi dasarnya untuk melakukan Permasalahan Penyuluh dalam penyuluhan. Meningkatkan Kompetensi Kompetensi penyuluh dalam Upaya menyiapkan tenaga- pelaksanaan program juga sudah tenaga penyuluh yang memiliki ³6DQJDW .RPSHWHQ´ .HPDPSXDQ kompetensi profesional khususnya dalam bidang ini merupakan suatu untuk penyuluh pertanian di Keca- tolak ukur efektif atau tidaknya matan Gunung Toar masih dihadap- kegiatan penyuluhan yang dilakukan. kan dengan berbagai masalah. Per- Jadi, kemampuan pelaksanaan masalahan yang muncul sehubungan program merupakan unsur yang dengan peningkatan kompetensi paling utama harus dimiliki oleh penyuluh pertanian di Kecamatan seorang penyuluh. Kompetensi Gunung Toar adalah. administrasi dan kompetensi pelaksanaan program ini harus Tingkat Pendidikan Formal dipertahankan oleh penyuluh pada Penyuluh Masih Rendah level sangat kompeten, agar kegiatan Tenaga kerja penyuluh per- penyuluhan berjalan dengan baik. tanian yang tersedia di Kecamatan Gunung Toar mempunyai pendidikan 1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
11
formal yang tergolong masih rendah Masa kerja penyuluh per-
yaitu masih setingkat Sekolah tanian di Kecamatan Gunung Toar Menengah Atas (SMA). Jumlah mempunyai rentang kisaran 4 tahun penyuluh yang mempunyai pendidi- sampai 34 tahun. Masa kerja yang kan setingkat ini ada 60 persen atau termasuk pada kategori tinggi yaitu mayoritas dari jumlah penyuluh yang antara 24 tahun sampai 34 tahun ada, dan sisanya yaitu 40 persen sebanyak 40 persen sedangkan si- merupakan penyuluh yang berijazah sanya yaitu 60 persen termasuk pada Sarjana (S1). kategori rendah dengan pengalaman Hasil penelitian yang di- 4 tahun sampai 13 tahun. Mayoritas peroleh dari lapangan menunjukkan penyuluh memiliki pengalaman bahwa penyuluh pertanian di Keca- penyuluhan yang masih rendah, matan Gunung Toar yang memiliki keadaan ini berakibat kepada kefek- tingkat pendidikan formal yang lebih tifan penyuluhan yang dilakukan. tinggi seperti Sarjana (S1) mem- Masa kerja penyuluh yang peroleh nilai kompetensi yang lebih masih kategori rendah menunjukkan tinggi dibandingkan penyuluh yang pengalaman kerja yang masih rendah hanya memiliki tingkat pendidikan juga sehingga penyuluh tersebut di- formal setingkat SMA. indikasikan belum mampu me- mahami sebagian besar wilayah ker- Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) janya dan tugas pokoknya, seperti Masih Terbatas pengalaman dalam menghadapi Pelatihan yang didapatkan petani, membantu memecahkan ma- oleh penyuluh di Kecamatan Gunung salah petani dan memenuhi kebu- Toar masih terbatas, diketahui bahwa tuhan petani. Berdasarkan wa- dari keseluruhan penyuluh pertanian wancara yang dilakukan dengan yang berada dibawah naungan UPTD penyuluh didapati hasil bahwa Perkebunan Kecamatan Gunung penyuluh yang masih memiliki masa Toar, sekitar 60 persen baru kerja dalam kategori rendah mendapatkan pelatihan sebanyak 3 cendrung tidak dituruti petani dengan kali dan sekitar 20 persen penyuluh kata lain petani berpikir bahwa mendapat pelatihan 4 kali dan 20 mereka lebih berpengalaman dalam persen lagi mendapatkan pelatihan usaha tani dibanding dengan sebanyak lebih dari 4 kali. Pada penyuluh yang memberikan dasarnya semakin sering penyuluh penyuluhan. mengikuti pelatihan semakin meningkat pula kemampuan Pemanfaatan Media Sebagai Akses penyuluh tersebut dalam menjalan- Pembelajaran Kurang kan tugas pokoknya. Untuk hal itu Media yang paling sering diharapkan pemerintah Kabupaten digunakan oleh penyuluh adalah khususnya Dinas terkait lebih inten- media massa seperti majalah. sif memberikan pendidikan dan Majalah yang berpengaruh nyata dan pelatihan kepada penyuluh agar langsung terhadap kompetensi yang penyuluhan yang dilakukan lebih biasanya dipakai dan sering dibaca efektif lagi. penyuluh adalah Majalah Sinar Tani. Majalah ini memiliki substansi yang Masa Kerja Penyuluh Masih sesuai dengan penyuluhan. Rendah Sedangkan penggunaan media
1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
12
internet untuk pembelajaran masih penyuluh untuk melakukan per-
sangat rendah. temuan sesama penyuluh di Kehadiran teknologi internet Kantor UPTD Perkebunan, beri- menawarkan kemampuan untuk kut ini penjabaran tentang memenuhi tuntutan perubahan dalam penyuluhan pertanian di Keca- penyuluhan. Internet memiliki matan Gunung Toar: (a) tenaga banyak sumber informasi termasuk penyuluh pertanian yang berada infomasi yang terkait dengan di bawah naungan UPTD Perke- penyuluhan. Internet sebagai media bunan Kecamatan Gunung Toar yang relatif baru belum banyak berjumlah 5 orang yang dibagi dimiliki dan dimanfaatkan oleh kepada 13 desa binaan, sehingga penyuluh. Kendala utama adalah satu orang penyuluh mendapat 2 keterbatasan sarana, finansial, dan desa sampai 3 desa binaan, (2) juga kemampuan untuk pemberian materi yang dil- memanfaatkan media ini. akukan oleh penyuluh biasanya dilakukan secara berkelompok, Tenaga Kerja Penyuluh Terbatas artinya penyuluh akan menyepa- Jumlah tenaga kerja penyuluh kati waktu penyuluhan yang pertanian yang berada di Kecamatan akan dilaksanakan dengan ke- Gunung Toar adalah sebanyak 5 lompok tani binaannya, (3) ma- orang yang membina sebanyak 13 teri penyuluhan yang diberikan desa. Dengan bagian seorang oleh petani didasari oleh keingi- penyuluh mendapat wilayah desa nan dan kebutuhan petani dalam binaan sebanyak 2 desa sampai tiga rangka meningkatkan usaha desa dengan jumlah kelompok tani taninya binaan berkisar antara 6 sampai 12 2. Tingkat Kompetensi Profesional kelompok untuk setiap satu orang penyuluh di Kecamatan Gunung penyuluh. Keadaan merupakan suatu Toar sudah termasuk dalam kat- keadaan yang tidak efektif untuk di- eJRUL ³.RPSHWHQ´ GHQJDQ VNRU jalankannya kegiatan penyuluhan, 3,65 artinya penyuluh sudah karena tingkat konsentrasi seorang mampu menjalankan sebagian penyuluh akan terpecah pada bebera- besar indikator yang menjadi pa desa, tidak fokus untuk satu desa penilaian pada penelitian ini. binaan saja. Adapun kompetensi yang dimil- iki oleh penyuluh berdasarkan KESIMPULAN DAN SARAN indikator penilaian diketahui Kesimpulan bahwa penyuluh memiliki ke- Berdasarkan hasil penilitian mampuan yang termasuk dalam yang telah dilakukan, maka dapat NDWHJRUL ³6DQJDW .RPSHWHQ´ DGD diambil kesimpulan sebagai berikut : dua indikator yaitu kemampuan 1. Kegiatan penyuluhan pertanian administrasi dan kemampuan yang dilakukan oleh penyuluh di pelaksanaan program. Indikator Kecamatan Gunung Toar Kabu- GHQJDQ NDWHJRUL ³NRPSHWHQ´ paten Kuantan Singingi sudah dimiliki pada kemampuan berjalan dengan sangat baik, di- perencanaan program, kemam- mana penyuluhan dilakukan da- puan pengajaran dan kemampu- lam empat hari dalam satu an pemahaman perilaku manu- minggu dan dua hari digunakan sia. Namun yang masih disa- 1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
13
yangkan adalah kemamupuan Manusia Pertanian yang
yang dimiliki oleh penyuluh da- menetapkan ³VDWX GHVD VDWX lam bidang komunikasi, me- SHQ\XOXK´. melihara profesionalisme dan 2. Kompetensi yang dimiliki oleh evaluasi masih termasuk dalam penyuluh pertanian di Kecama- NDWHJRUL ³&XNXS .RPSHWHQ´ tan Gunung Toar yang harus di- atau masih memiliki kompetensi perbaiki oleh penyuluh seperti yang rendah. kemampuan memelihara profe- 3. Permasalahan yang dihadapi da- sionalisme dan kemampuan da- lam upaya peningkatan kompe- lam evaluasi. Penyuluh harus tensi penyuluh adalah sebagai lebih mempelajari bagaimana berikut: (a) tingkat pendidikan cara membuat suatu tulisan kar- formal penyuluh yang masih ya ilmiah yang dapat menunjang rendah, sebagian besar penyuluh kompetensi dan karir masih berijazah SLTA, (b) pen- penyuluhannya. didikan dan pelatihan (DIKLAT) 3. Peningkatan pendidikan formal yang diterima penyuluh masih maupun informal masih sangat rendah, rata-rata penyuluh baru perlu dilakukan oleh penyuluh mengikuti tiga kali pelatihan, (c) dalam meningkatkan kompetensi masa kerja penyuluh yang masih penyuluhannya. Selain itu, dibu- rendah, sebagian besar penyuluh tuhkan kesadaran dari penyuluh memiliki masa kerja dibawah 10 untuk dapat belajar tahun, (d) pemanfaatan media menggunakan media sebagai sa- sebagai akses pembelajaran rana pembelajaran utamanya masih kurang, media yang di- media internet. maksud adalah media pembela- jaran seperti internet, (e) tenaga DAFTAR PUSTAKA kerja penyuluh masih terbatas, Alim, Syahirul dkk. 2009. Kajian jika dibandingkan dengan Tingkat Kompetensi jumlah desa binaan, jumlah Profesional Penyuluh Bidang penyuluh belum memadai. Peternakan Di Kabupaten Bandung Barat. Lembaga Saran Penelitian dan Pengabdian Berdasarkan hasil penelitian Kepada Masyarakat yang dilakukan dan kesimpulan yang Universitas Padjadjaran. didapatkan, maka beberapa saran di- Jatinangor. ajukan antara lain: 1. Jumlah tenaga penyuluh per- Anonim. 2013. Pengukuran Sikap tanian di Kecamatan Gunung Skala Likert. Toar perlu ditingkatkan http://syehaceh.wordpress.com jumlahnya agar wilayah /2013/06/01/pengukuran-sikap- binaan/desa bisa dibagi satu skala-likert/. Diakses pada penyuluh satu desa agar tanggal 27 Februari 2014. penyuluh bisa fokus untuk men- gurusi petani pada satu desa saja Badan Pusat Statistik Kabupaten dan sesuai dengan rencana Kuantan Singingi. 2013. stratgis Badan Penyuluhan dan Kecamatan Gunung Toar Pengembangan Sumber Daya Dalam Angka. 1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Vol 2 No 1 Februari 2015
14
Kinerja Mereka Dalam
Dinas Perkebunan Kabupaten Pelaksanaan Tugas Pokok di Kuantan Singingi. 2013. Bebarapa Kabupaten Statistik Perkebunan. Dinas Provinsi Jawa Barat. Skripsi Perkebunan Kabupaten Sekolah Pascasarjana Institut Kuantan Singingi. Taluk Pertanian Bogor. Bogor Kuantan. Mardikanto T. 2009. Sistem Kalsum. 2013. Penggolangan Umur Penyuluhan Pertanian. Menurut Ahli. LPP Pers UNS. Jakarta. http/Kalsum.wordpress.com /2013/06/01/penggolangan- Sumardjo. 2007. Komunikasi umur-menurut-ahli/. Diakses Efektif. Sekolah Pascasarjana. pada tanggal 27 Februari 2014. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Leilani, Ani. 2006. Hubungan Sejumlah Karakteristik Para Penyuluh Pertanian Dengan
1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau