Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

ISSN 0853-8557

ANALISIS PENGENDALIAN WAKTU DENGAN EARNED VALUE PADA


PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL FAVE KOTABARU
YOGYAKARTA
Vendie Abma1
1
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia
email: vendie.abma@uii.ac.id

ABSTRACT
All construction project require of cost and time control. Controlling of time the most important
in the construction implementation so that the project can be in accordance with the time
schedule. Controlling of time can be done by considering the project implementation
performance. Project implementation can be late, faster, or even on time in accordance with
time schedule. One of the time controlling that are used in this research is earned value method
to know the project performance in terms of time. Object of this research is Building
Construction Project of Fave Kotabaru Hotel, Yogyakarta. The data in this research are time
schedule, RAB, and weekly progress report to get the value of BCWP and BCWS. Controlling
analysis by earned value method obtained the value of Schedule Variance (SV), Schedule
Performance Index (SPI), predict the value of estimation to complete and estimation at
complete (ETC and EAC). Analysis result base on time of Building Construction Project of
Fave Kotabaru Hotel was predicted to become late. All value of Schedule Variance (SV) from
week 25 until 28 is negative (-) and the average value of Schedule Performance Index (SPI) at
7th month from week 25-28 is 0,63 (<1). The results mean that the time performance of the
construction project is slower than the time schedule. Based on the performance at the 7th
month observation, obtained the value of estimation to complete (ETC) the project is 20 weeks,
then estimation at completion (EAC) is 48 weeks, 8 weeks slower than time schedule. The final
result shows that the project was too late, so that it need to be re-schedule.
Keywords: Time, Controling, Earned Value.
PENDAHULUAN
Proyek pembangunan Hotel Fave Kotabaru
Latar Belakang ditutut untuk mendapatkan performa
pekerjaan yang baik agar proyek selesai tepat
Pembangunan bidang konstruksi di Indonesia
waktu. Untuk mencapai hal tersebut
saat ini terus berkembang untuk memenuhi
dibutuhkan pengendalian dimana harus
kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang
diketahui terlebih dahulu performa atau
diharapkan mampu membawa dampak
kinerja proyek yang sedang berlangsung
positif bagi perkembangan perekonomian
Negara Indonesia. Daerah Istimewa Pengendalian adalah suatu usaha sistematis
Yogyakarta selain dikenal sebagai kota untuk menentukan standar yang sesuai
pelajar, juga terkenal dengan kota wisata dengan sasaran perencanaan, merancang
dengan berbagai destinasi budaya dan alam sistem informasi, membandingkan
yang melimpah sehingga menarik wisatawan pelaksanaan dengan standar, menganalisis
lokal maupun mancanegara umtuk kemungkinan adanya penyimpangan antara
menikmati keistimewaaan kota Yogyakarta. pelaksanaan dengan standar dan mengambil
Demi memenuhi wisatawan-wisatawan tindakan pembetulan yang diperlukan agar
tersebut, tidak heran pembangunan gedung sumber daya yang digunakan secara efektif
hotel maupun berbagai jenis penginapan dan efisien dalam rangka mencapai sasaran
terus dilakukan. (Soeharto, 1995). Dalam pembangunan perlu
adanya proses pengendalian agar pekerjaan
komstruksi dapat berjalan sesuai dengan
Abma – Pengendalian Waktu Dengan Metode Earned Value Pada Proyek Pembangunan Hotel Fave … 1
sasaran yang telah direncanakan. Waktu TINJAUAN PUSTAKA DAN
pelaksanaan sangat mempengaruhi aspek- LANDASAN TEORI
aspek lain terutama dari segi biaya maupun
mutu. Pengendalian waktu menjadi sorotan Suseno (2016), melakukan penelitian
penting yang dilakukan agar proyek berjalan evaluasai pengendalian biaya dan waktu
sesuai dengan perencanaan yang telah dengan metode konsep nilai hasil (Earned
disusun. Value) pada proyek peningkatan jalan dan
jembatan Anjir km. 09, Catur Tamban
Setiap proyek konstruksi perlu adanya Lupak, Palampai, Kalimantan Selatan. Hasil
tindakan pengendalian dari segi biaya yang didapat dari penelitian terebut
maupun waktu. Pengendalian waktu
menunjukkan bahwa : 1). Varians Jadwal
merupakan suatu bagian yang terpenting
dalam pelaksanaan proyek konstruksi agar
(SV) dan varian biaya (CV) proyek dapat
proyek tersebut dapat sesuai dengan disimpulkan kurang baik, hal ini
penjadwalan yang sudah direncanakan. ditunjukkan dengan nilai SV dan CV
Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan yang bernilai negatif lebih banyak. 2).
melihat kinerja pelaksanaan proyek yang Indeks kinerja jadwal (SPI) proyek dapat
telah berlangsung. Pelaksanaan suatu proyek disimpulkan kurang baik, hal ini
dapat mengalami keterlambatan, percepatan, ditunjukkan dengan nilai SPI yang lebih
ataupun tepat waktu sesuai dengan kecil dari satu (<1) yang berjumlah lebih
penjadwalan rencana proyek. Salah satu banyak. 3). Berdasarkan hasil analisis
pengendelaian waktu dapat menggunakan ETC dan EAC, pada minggu ke 5 hingga
konsep nilai hasil yang akan diterapkan pada
minggu ke 29 pelaksanaan proyek,
penelitian ini untuk mengetahui kinerja
proyek dari segi waktu.
prakiraan biaya hingga pekerjaan selesai
diperkirakan akan melebihi biaya yang
Penelitian ini dilakukan pada Proyek telah dianggarkan, atau proyek akan
Pembangunan Gedung Hotel Fave Kotabaru, mengalami kerugian, namun saat
Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan memasuki minggu ke 30 hingga minggu
latar belakang tersebut, dirumuskan
ke 38 dapat dilihat biaya perkiraan untuk
penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja
waktu proyek dengan metode earned value menyelesaikan proyek semakin
pada saat peninjauan. Penelitian ini mengecil, hal ini disebabkan oleh indeks
menghasilkan nilai schedule varian (SV), kinerja biaya proyek yang semakin
schedule Performance Index (SPI), serta membaik. 4). Berdasarkan hasil analisis
memprediksi penyelesaian waktu akhir ETC dan EAC, pada minggu ke 4 hingga
proyek estimated to complete (ETC) dan minggu ke 29 pelaksanaan proyek,
estimated at complete (EAC). prakiraan waktu untuk menyelesaikan
Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini pekerjaan diperkirakan akan jauh
antara lain: melebihi waktu yang telah direncanakan,
atau proyek akan mengalami waktu
1. Studi kasus pada proyek pembangunan
Hotel Fave Kotabaru Yogyakarta.
kemunduran. 5). Faktor-faktor yang
2. Penelitian ini hanya menganalisis kenerja mempengaruhi penyimpangan biaya dan
proyek dari segi pengendalian waktu waktu proyek diantaranya adalah
dengan metode konsep nilai hasil. perubahan nilai kontrak, pendistribusian
3. Tools dan instrumen analisis penelitian material, pengecoran dengan metode
menggunakan software microsoft cxcel. konvensional, cuaca dan pembelian
material besi yang berlebih.
Yomelda dan Utomo Christiono (2016),
meneliti mengenai studi kasus tentang
Analisa Earned Value pada Proyek Proyek dengan keperluan, dengan demikian,
Pembangunan Vimala Hills Villa & Resort penyelesaian bagian-bagian proyek harus
Bogor. Kinerja proyek dianalisa berdasarkan memenuhi sasaran anggaran per periode.
indeks kinerja biaya (Cost Performance
Index) dan waktu (Schedule Performance 2. Jadwal
Index). Perhitungan didasarkan pada nilai Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun
rencana (Planned Value), nilai hasil (Earned waktu dan tanggal akhir yang telah
Value) dan biaya aktual (Actual Cost). ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk
Pengendalian kinerja ditinjau selama 8 baru, maka penyerahannya tidak boleh
minggu yaitu minggu ke-79 sampai minggu melewati batas waktu yang telah ditentukan.
ke-86. Hasil analisa pada minggu ke-86 3. Mutu
menunjukan bahwa biaya yang dikeluarkan Produk atau hasil kegiatan harus memenuhi
lebih besar dari yang direncanakan dan spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan.
waktu pelaksanaannya lebih lama dari Jadi, memenuhi persyaratan mutu berarti
rencana yang ditunjukan dengan nilai CPI = mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan
0.9237 (CPI <1) dan nilai SPI = 0.5828 atau sering disebut sebagai fit for the
(SPI<1). Hasil perhitungan perkiraan biaya intended use.
akhir proyek sebesar Rp
1,084,729,729,992.90 dengan waktu Biaya
pelaksanaan 226 minggu yang berarti lebih (anggaran)
lambat dari jadwal yang direncanakan.
Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang Jadwal Mutu
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, (Waktu) (Kinerja)
dengan alokasi sumber daya tertentu dan Gambar 1 Hubungan Triple Constrain
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas (Sumber: Soeharto, 1995)
sasarannya telah ditetapkan dengan jelas.
(Soeharto, 1995). Kinerja Proyek

Dalam proses mencapai tujuan ada batasan Menurut Barrie (1995), pelaporan mengenai
yang harus dipenuhi yaitu besar biaya kinerja suatu proyek harus memenuhi lima
(anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta komponen yaitu :
mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal 1. Prakiraan, yang akan memberikan suatu
tersebut merupakan parameter penting bagi standar untuk membandingkan hasil
penyelenggara proyek yang sering sebenarnya dengan hasil ramalan.
diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga 2. Hal yang sebenarnya terjadi.
sasaran pokok tersebut saling berhubungan 3. Ramalan, yang didasarkan untuk melihat
yang masing masing dapat saling apa yang akan terjadi di masa yang akan
mempengaruhi. Hubungan dari ketiga hal dating.
tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. 4. Varian, menyatakan sampai sejauh mana
1. Anggaran hasil yang diramalkan berbeda dari apa
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang yang diperkirakan.
tidak boleh melebihi anggaran. Untuk 5. Pemikiran, untuk menerangkan mengenai
proyek-proyek yang melibatkan dana dalam keadaan proyek.Apabila dalam suatu
jumlah besar dan jadwal pengerjaan pelaporan terdapat penyimpangan maka
bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya manajemen akan meneliti dan memahami
ditentukan dalam total proyek, tetapi dipecah alasan yang melatarbelakanginya. Untuk
atas komponen komponennya atau per itu diperlukan pengendalian agar
periode tertentu yang jumlahnya disesuaikan pekerjaan sesuai anggaran, jadwal dan
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Pengendalian Proyek anggaran yang telah dikeluarkan (Soeharto,
Pengendalian proyek adalah usaha yang 1995).
sistematis untuk menentukan standar yang Flemming dan Koppelman yang dikutip oleh
sesuai dengan sasaran dan perencanaan, Soemardi, BW., R.D., Wirahardikusumah,
merancang sistem informasi, M. Abduh dan N. Pujoarto (2007),
membandingkan pelaksanaan dengan menjelaskan metode Earned Value Concept
standar, menganalisis kemungkinan dibandingkan manajemen biaya tradisional.
penyimpangan kemudian mengadakan Seperti dijelaskan pada Gambar 2,
tindakan pembetulan yang diperlukan agar manajemen biaya tradisional hanya
sumber daya digunakan secara efektif dan menyajikan dua dimensi saja yaitu hubungan
efisien dalam rangka mencapai sasaran dan yang sederhana antara biaya aktual dengan
tujuan. (Mockler, 1972). biaya rencana, dengan manajemen biaya
Menurut Soeharto (1995), sebagian besar tradisional, status kinerja tidak dapat
pekerjaan lapangan terdiri dari konstruksi, diketahui. Pada Gambar 3, dapat diketahui
yang dari aspek pengendalian biaya dan bahwa biaya aktual memang lebih rendah,
jadwal dapat digolongkan menjadi pekerjaan namun kenyataan bahwa biaya aktual yang
langsung (dirrect) dan tidak langsung lebih rendah dari rencana ini tidak dapat
(Indirect). Adapun proses pemantauan dan menunjukkan bahwa kinerja yang telah
pengendalian secara garis besar terdiri dari dilakukan telah sesuai dengan target rencana.
bagian yang mencatat pengeluaran dan Sebaliknya, metode Earned Value Concept
penggunaan sumber daya, dan bagian lain memberikan dimensi yang ketiga selain
yang memantau serta mencatat kemajuan biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi
pekerjaan aktual berupa quantity tracking. yang ketiga ini adalah besarnya pekerjaan
dari kedua kegiatan diatas dapat diketahui secara fisik yang telah diselesaikan atau
pengeluaran biaya dan kemajuan yang disebut Earned Value atau Percent
dicapai. Complete.
Earned Value
Konsep nilai hasil adalah konsep menghitung
besarnya biaya yang menurut anggaran
sesuai dengan pekerjaan yang telah
diselesaikan atau dilaksanakan (budgeted
cost of work performed). Bila ditinjau dari
jumlah pekerjaan yang diselesaikan maka
berarti konsep ini mengukur besarnya unit
pekerjaan yeng telah diselesaikan, pada suatu
waktu bila dinilai berdasarkan jumlah
anggaran yang disediakan untuk pekerjaan
tersebut. Dengan perhitungan ini diketahui
hubungan antara apa yang sesungguhnya Gambar 2 Manajemen Biaya Tradisional
telah dicapai secara fisik terhadap jumlah (Sumber: Soemardi dkk, 2007)
Gambar 4 Grafik kurva S Earned Value
Gambar 3 Konsep Earned Value (Sumber: Soemardi dkk, 2007)
(Sumber: Soemardi dkk, 2007) Soeharto (1995), menjelaskan “Konsep dasar
Ada tiga elemen dasar yang menjadi acuan nilai hasil dapat digunakan untuk
dalam menganalisa kinerja dari proyek menganalisis kinerja dan membuat prakiraan
berdasarkan konsep earned value. Ketiga pencapaian sasaran. Untuk itu digunakan 3
elemen tersebut adalah: indikator, yaitu ACWP (actual cost of work
performed), BCWP (budgeted cost of work
1. Planned Value (PV) merupakan anggaran
performed), dan BCWS (budgeted cost of
biaya yang dialokasikan berdasarkan
work scheduled). ACWP adalah jumlah
rencana kerja yang telah disusun terhadap
biaya aktual dari pekerjaan yang telah
waktu.
dilaksanakan. BCWP adalah nilai pekerjaan
2. Actual Cost (AC) adalah representasi dari
yang telah diselesaikan terhadap anggaran
keseluruhan pengeluaran yang
yang disediakan untuk melaksanakan
dikeluarkan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut. BCWS ini sama dengan
pekerjaan dalam periode tertentu. Actual
anggaran untuk suatu paket pekerjaan, tetapi
Cost dapat berupa kumulatif hingga
disusun dan dikaitkan dengan jadwal
periode perhitungan kinerja atau jumlah
pelaksanaan. Jadi disini terjadi perpaduan
biaya pengeluaran dalam periode waktu
antara biaya, jadwal, dan lingkup kerja,
tertentu.
dimana pada setiap elemen pekerjaan telah
3. Earned Value (EV) adalah nilai yang
diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat
diterima dari penyelesaian pekerjaan
menjadi tolok ukur dalam pelaksanaan
selama periode waktu tertentu. Earned
pekerjaan.
Value ini dihitung berdasarkan akumulasi
dari pekerjaan-pekerjaan yang telah Penelitian ini hanya menganalisis
diselesaikan. pengendalian waktu, sehingga tidak
Penggunaan konsep Earned Value dalam dipergunakan indikator ACWP. Dengan
penilaian kinerja proyek dijelaskan melalui menggunakan indikator BCWP dan BCWS
Gambar 4. Beberapa istilah yang terkait selanjutnya dapat dihitung dan dianalisis
dengan penilaian ini adalah Cost Variance, kinerja proyek dari sisi waktu meliputi :
Schedule Variance, Cost Performance Index, 1. Schedule Variance (SV)
Schedule Performance Index, Estimate at Schedule variance digunakan untuk
Completion, dan Variance at Completion. menghitung penyimpangan antara BCWS
dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan
bahwa paket-paket pekerjaan proyek yang
terlaksana lebih banyak dibanding rencana.
Sebaliknya nilai negatif menunjukkan kinerja
pekerjaan yang buruk karena paket-paket
pekerjaan yang terlaksana lebih sedikit dari Pentingnya menghitung SPI adalah untuk
jadwal yang direncanakan. Rumus untuk memprediksi secara statistik waktu yang
Schedule Variance adalah: dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek,
SV = BCWP – BCWS (1) dengan memakai BCWP dan BCWS
perkiraan waktu penyelesaian pada akhir
Angka negatif varian jadwal yang proyek dapat dihitung dengan rumus sebagai
menunjukkan bahwa jadwal melebihi dari berikut:
yang direncanakan. Angka nol menunjukkan a. Perkiraan waktu untuk pekerjaan
pekerjaan terlaksana sesuai jadwal. tersisa (Estimate To Completion)
Sementara angka positif berarti pekerjaan ETC Adalah perkiraan jadwal
terlaksana lebih cepat dari yang pekerjaan tersisa proyek. ETC dapat
direncanakan. dihitung dengan rumus sebagai
2. Schedule Performance Index (SPI) berikut:
Faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan en ana a e aporan
pekerjaan dapat diperlihatkan oleh
perbandingan antara nilai pekerjaan yang
secara fisik telah diselesaikan (BCWP) b.Perkiraan waktu sampai akhir proyek
dengan rencana pengeluaran biaya yang (Estimate At Completion)
dikeluarkan berdasar rencana pekerjaan Adalah perkiraan jadwal penyelesaian
(BCWS). Rumus untuk Schedule proyek. EAC dapat dihitung dengan
Performance Index adalah: rumus sebagai berikut:
SPI = BCWP /BCWS (2) EAC = ETC + Waktu Pelaporan (4)

Nilai SPI menunjukkan seberapa besar METODE PENELITIAN


pekerjaan yang mampu diselesaikan (relatif
Penelitian ini dilakukan pada Proyek
terhadap proyek keseluruhan) terhadap
Pembangunan Gedung Hotel Fave Kotabaru,
satuan pekerjaan yang direncanakan. Nilai
Daerah Istimewa Yogyakarta. Gedung ini
SPI kurang dari 1 menunjukkan bahwa
dibangun 1 basement dan 5 lantai dengan
kinerja pekerjaan tidak sesuai dengan yang
anggaran biaya Rp. 17.818.600.711,62.
diharapkan karena tidak mampu mencapai
Peninjauan proyek berdasarkan data progres
target pekerjaan yang sudah direncanakan.
mingguan selama pelaksanaan proyek.
Tabel 2, menunjukkan rincian analisis indeks
Pengukuran kinerja dari sisi waktu
performa.
pelaksanaan proyek dengan analisa earned
Tabel 2 Analisis Indeks Performa value dilakukan pada bula ke-5 atau saat
Indeks Nilai Keterangan proyek berlangsung selama 20 minggu. Dari
hasil analisa dapat diketahui kinerja kegiatan
>1 Kinerja Proyek lebih
yang kemudian digunakan untuk mengetahui
cepat dari jadwal
rencana proyeksi penyelesaian pekerjaan yang belum
diselesaikan.
<1 Kinerja Proyek lebih
SPI lambat dari jadwal Data-data yang digunakan dalam penelitian
rencana ini adalah Time schedule, Rencana Anggaran
=1 Kinerja Proyek sama Biaya, dan laporan progres kinerja
dengan jadwal rencana mingguan. Data tersebut merupakan data
yang diperoleh dari pihak kontraktor
pelaksana. Dari data tersebut dapat
3. Prediksi Waktu Penyelesaian Akhir
menghasilkan nilai BCWP dan BCWS.
Proyek
Nilai BCWS diperoleh dari besarnya biaya
pengeluaran sesuai dengan perencanaan pada
saat pelaporan pekerjaan yang dapat dilihat
berdasarkan bobot komulatif rencana grafik
time schedule. Nilai BCWP diperoleh dari A
besarnya biaya pengeluaran sesuai dengan
performa pelaksanaan pada saat pelaporan
pekerjaan yang dapat dilihat berdasarkan
Analisis Varian SV = BCWP-BCWS
Analisis Indeks Kinerja SPI = BCWP / BCWS
bobot komulatif performa pelaksanaan
(progres pekerjaan).
Dengan bantuan Microsoft Excel dilakukan
analisa pengendalian dengan metode earned Perkiraan waktu pekerjaan tersisa : ETC = Waktu Sisa / SPI
value didapatkan nilai Schedule Variance EAC = ETC + Waktu pelaporan
(SV), Schedule Performance Index
(SPI),serta memprediksi penyelesaian waktu
akhir proyek (ETC dan EAC).
Hasil:
Berikut adalah flowchart pelaksanaan 1. Kinerja
penelitian analisis kinerja waktu proyek Proyek:
menggunakan metode Earned Value :
Analisis Hasil
Mulai
Pembahasan

Identifikasi Masalah:
Evaluasi pengendalian waktu dengan metode Earned Value Concept Simpulan dan

Selesai
Studi Pustaka

Gambar 1 Flowchart Penelitian


Pengumpulan Data: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. -RAB
Data pada penelitian ini diperoleh dari Tim
2. -Laporan proyek mingguan
Pelaksana Proyek Pembangunan Gedung
-Time Schedule
Hotel Fave Kotabaru Yogyakarta.
3.
Data Proyek

Analisis Data Nama : Pembangunan Gedung


Proyek Hotel Fave Kotabaru
Yogyakarta
Alamat : Jl. I Dewa Nyoman Oka,
A Proyek No. 30, Kotabaru,
Yogyakarta
Schedule : 40 Minggu
Rencana
Biaya : Rp. 17.818.600.711,62
(RAB)
Data-data yang diperoleh untuk penelitian ini Untuk hasil perhitungan pada minggu
antara lain: selanjutnya dengan cara yang sama dapat
1. Rencana Anggaran Biaya dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
2. Time Schedule Rencana Proyek Tabel 3 Nilai BCWS minggu ke 25-28
3. Time Schedule Aktual Proyek (Progres
pekerjaan yang telah dilaksanakan)
4. Laporan Progres Mingguan Proyek
Analisa Dan Pembahasan Earned Value
Analisa earned value dilakukan pada
peninjauan bulan ke -7 yaitu pada minggu ke
25-28. Hasil lapran kondisi proyek pada
minggu ke-28 dapat dilihat pada Gambar 5
berikut ini:
%
Minggu Nilai
Bobot
Ke - BCWS
Rencana
25 47,88 Rp 8.531.129.406,34
26 51,91 Rp 9.248.868.179,00
27 55,39 Rp 9.870.510.184,74
28 58,91 Rp 10.496.173.491,68
Miggu ke-28
2. Perhitungan Budgeted Cost Of Work
Performed (BCWP)
Perhitungan BCWP pada minggu ke-25
dapat dihitung dengan cara bobot komulatif
aktual (realisasi progres pelaksanaan) pada
minggu ke-25 dikalikan jumlah anggaran
Schedule biaya pekerjaan (RAB kontrak). Perhitungan
BCWP minggu ke-25 sebagai berikut :
% bobot komulatif aktual pada minggu ke-25
Realisas = 32,93 %
i
BCWP ke-17 = Rp.17.818.600.711,62 x
32,93%
Gambar 5 Grafik Kurva S Laporan Progres = Rp. 5.868.217.691,44
(Sumber: Tim Pelaksana Proyek Hotel
Fave Kotabaru) Untuk hasil perhitungan pada minggu
selanjutnya dengan cara yang sama dapat
Dari hasil laporan minggu ke-28 tersebut dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
sudah terlihat proyek mengalami
keterlambatan dan harus segera dilakukan Tabel 4 Nilai BCWP minggu ke 25-28
pengendalian agar proyek dapat terselesaikan %
dengan baik. Minggu Nilai
Bobot
Ke - BCWP
Realisasi
1. Perhitungan Budgeted Cost Of Work 25 32,93 Rp 5.868.217.691,44
Scheduled (BCWS)
Perhitungan BCWS pada minggu ke-25 26 33,22 Rp 5.919.267.982,48
dapat dihitung dengan cara bobot komulatif 27 33,47 Rp 5.963.814.484,26
rencana schedule pada minggu ke-25
28 33,82 Rp 6.025.734.121,73
dikalikan :jumlah anggaran biaya pekerjaan
(RAB kontrak). Perhitungan BCWS minggu
ke-25 sebagai berikut : 3. Analisa Schedule Variance (SV)
Nilai schedule variance (SV) pada minggu
% bobot komulatif rencana pada minggu ke-
ke-X dapat dihitung dari pengurangan nilai
25 = 47,88%
BCWP-BCWS pada minggu ke-25, sebagai
BCWSke-25 = Rp.17.818.600.711,62 x
berikut :
47,88%
= Rp. 8.531.129.406,34 Svke-25 = BCWP25 – BCWS25
= Rp 5.868.217.691,44–Rp 8.531.129.406,34
= -Rp 2.662.911.714,90 (Negatif)
Nilai Schedule Variance menunjukkan SV

Billions
penyimpangan antara BCWS dengan BCWP. Rp(2.00)
Nilai positif menunjukan bahwa progres 25 26 27 28
pekerjaan proyek yang terlaksana lebih Rp(2.50)

Nilai SV
banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai Rp(3.00)
Rp(3.50)
negatif menunjukan kriteria pekerjaan yang
Rp(4.00)
buruk karena progres pekerjaan yang Rp(4.50)
terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang Rp(5.00)
direncanakan. Hasil perhitungan SV pada
minggu ke-25 bernilai negatif dimana pada
proyek tersebut progres pekerjaan terlaksana
lebih kecil dari jadwal yang direncanakan, Minggu ke-
proyek mengalami keterlambatan dari jadwal Nilai SV
yang sudah direncanakan. Gambar 6 Grafik Nilai SV
Untuk hasil perhitungan pada minggu 4. Analisa Schedule
selanjutnya dengan cara yang sama dapat Performance Index
dilihat pada Tabel 5 berikut ini: (SPI)
Tabel 5 Nilai SV minggu ke 25-28 Nilai SPI pada minggu ke-25 dapat dihitung
dari nilai BCWP pada minggu ke-25 dibagi
Minggu Nilai
Ke - SV
Ket dengan BCWS pada minggu ke-25, sebagai
25 -Rp 2.662.911.714,90 Negatif berikut :

26 -Rp 3.329.600.196,52 Negatif SPI 25 = BCWP 25 /BCWS 25


27 -Rp 3.906.695.700,48 Negatif = Rp 5.868.217.691,44
Rp8.531.129.406,34
28 -Rp 4.470.439.369,94 Negatif
= 0,69 (<1)
Hasil perhitungan SV pada bulan ke-7 Nilai SPI menunjukkan efisiensi penggunaan
diminggu 25 sampai dengan minggu 28 sumber daya pada proyek. Untuk hasil
menunjukkan nilai SV negatif yang artinya perhitungan pada minggu selanjutnya dengan
pada minggu ke 25-28 proyek mengalami cara yang sama dapat dilihat pada Tabel 6
keterlambatan. Minggu ke 25 ke minggu 28 berikut ini:
proyek terus mengalami keterlambatan dan Tabel 6 Nilai SPI minggu ke 25-28
keterlambatannya meningkat seperti dapat
Minggu Nilai Keterangan
dilihat pada Gambar 6 berikut ini:
Ke - SPI
Peningkatan keterlambatan dapat dilihat dari 25 0,69 <1
minggu ke minggu dimana nilai SV semakin 26 0,64 <1
menurun. Keadaan ini sangat penting untuk
segera dilakukan pengendalian lebih lanjut 27 0,60 <1
agar performa proyek dapat meningkat 28 0,57 <1
kembali.

Hasil perhitungan SPI pada bulan ke-7


diminggu 25 sampai dengan minggu 28
menunjukkan nilai SPI kurang dari 1 (<1)
yang artinya kinerja Proyek lebih lambat dari
jadwal rencana, pada minggu ke 25-28
proyek terus mengalami keterlambatan
dimana indeks performa pekerjaan
mengalami penurunan seperti dapat dilihat Hasil perhitungan menghasilkan sstimasi
pada Gambar 7 berikut ini: waktu penyelesaian proyek masih
membutuhkan 20 minggu lagi.
SPI 6. Analisa Estimate At Completion (EAC)
Perkiraan waktu untuk pekerjaan total
0.70
sampai proyek selesai dapat dihitung
Nilai SPI

menggunakan Rumus 4 dengan asumsi


0.65
keadaan kinerja berlangsung seperti saat
0.60
evaluasi dilakukan (tidak mengalami
perubahan yang signifikan).
0.55
25 26 27 28 Prakiraan total waktu penyelesaian sebagai
berikut:
Minggu ke-
Nilai SPI EAC = ETC + Waktu Pelaporan
Gambar 7 Grafik Nilai SPI = 20 + 28
Dari hasil nilai SPI minggu ke 25-28 pada = 48 Minggu
tinjauan bulan ke- 7 maka diperoleh nilai SPI Hasil prakiraan proyek akan selesai selama
rerata pada bulan ke- 7 sebesar 0,63 (<1) 48 minggu. Proyek akan mengalami
Hasil pengamatan di proyek menunjukkan keterlambatan sebesar 8 minggu, atau kurang
bahwa faktor utama proyek megalami lebih sekitar 2 bulan dari jadwal yang sudah
keterlambatan adalah faktor keuangan direncanakan yaitu 40 minggu.
sehingga pengadaan material terhambat. Untuk mengatasi keterlambatan yang cukup
Degan sistem pembangunan swakelola, besar ini maka pihak proyek harus segera
faktor keuangan menjadi faktor yang sangat melakukan tindakan agar proyek tidak
menentukan dalam kemajuan kierja proyek. megalami kerugian yang besar.
Apabila kondisi tersebut sama seperti pada Diketahui faktor utama keterlambatan pada
saat peninjauan sampai proyek selesai, maka proyek ini adalah faktor keuangan Apabila
proyek akan mengalami keterlambatan yang kondisi keuangan belum stabil alangkah
sigifikan. baiknya pryek dapat dihetikan semetara guna
5. Analisa Estimate To Completion (ETC) mengurangi biaya tidak langsung yang
Prakiraan waktu yang dibutuhkan untuk dikeluarkan. Selanjutnya, setelah kondisi
menyelesasikan proyek dapat dihitung keuangan stabil dapat dimulai kembali
dengan rumus 3 berdasarkan dari tinjauan dengan melakukan re-scheduling terlebih
pada bulan ini dengan keadaan kinerja rerata dahulu agar proyek dapat berjalan degan
perbulan sampai proyek selesai diasumsikan baik.
sama seperti pada saat peninjauan bulan ke- SIMPULAN
7.
Simpulan yang didapat dari hasil analisis dan
Besarnya prakiraan waktu untuk pembahasan pada penelitian ini
menyelesaikan proyek sebagai berikut: menunjukkan kinerja proyek ditinjau dari
en ana a e aporan segi waktu sebagai berikut :
1. Schedule Variance (SV) dari minggu ke
25-28 semua bernilai negatif (-) yang
artinya kinerja pelaksanaan proyek lebih
lambat dari schedule yang telah
ETC = 19,15 ≈ 20 Minggu direncanakan.
2. Schedule Performance Index (SPI) rerata
pada tinjauan bulan ke-7 dari minggu ke
25-28 sebesar 0,63. Nilai SPI <1 yang Barrie, D.S., (1995), Manajemen Konstruksi
artinya kinerja waktu pada pelaksanaan Profesional, Penerbit Erlangga,
proyek konstruksi lebih lambat dari Jakarta
jadwal rencana.
Soeharto, I., (1995), Manajemen Proyek dari
3. Dengan kondisi kinerja pada saat Konseptual Sampai Operasional,
peninjauan bulan ke-7 ini, maka edisi kedua, Penerbit Erlangga,
didapatkan prakiraan waktu untuk Jakarta
menyelesaikan proyek sebesar 20 Soemardi, B.W., Wirahadikusumah, R.D.,
minggu. Sehingga prakiraan waktu total Abduh, M., dan Pujoartanto, N.,
penyelesaian proyek (EAC) adalah 48 (2007), Konsep Earned Value untuk
minggu, lebih lambat 8 minggu dari yang Pengelolaan Proyek Konstruksi,
direncanakan sebesar 40 minggu. Laporan Hasil Riset, ITB, Bandung
4. Hasil pengendalian waktu menunjukkan Yomelda, dan Christiono, U., (2015),
proyek mengalami keterlambatan yang “Analisa Earned Value pada Proyek
cukup besar dan perlu dilakukan Re- Pembangunan Vimala Hills Villa
Scheduling. dan Resort Bogor”, Jurnal Teknik
ITS Vol. 4, No. 1, ITS, Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA Suseno, R.J., 2016, Evaluasi Pengendalian
Mockler, R.J., (1972), Management Control Biaya dan Waktu Pada Pelaksanaan
Process, Prentice Hall, New York. Proyek, Tugas Akhir, (Tidak
Diterbitkan), Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.

You might also like