Professional Documents
Culture Documents
Analisis Unit Cost Puskesmas Di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Studi Pada Puskesmas Kedungkandang Kota Malang
Analisis Unit Cost Puskesmas Di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Studi Pada Puskesmas Kedungkandang Kota Malang
Atiya Fitriani
Helmy Adam, MSA., CPMA., Ak.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
E-mail: fitri.atya90@gmail.com
Abstract
This research aims at describing the unit cost formulation for health care service in the
Community Health Center (Puskesmas), determining the amount of the unit cost, and
evaluating such a cost in comparison to the health care rate established by the regional
regulation (Perda) and the National Health Insurance (JKN) policies. This quantitative
descriptive study is conducted at the Community Health Center of Kedungkandang District,
Malang. The data sources for unit cost formulation are obtained through documentation,
archives, and interviews with related parties. The unit cost formulation is evaluated by 8
(eight) main steps: 1) identifiying direct cost components for each activity; 2) determining
the amount of direct cost for each activity; 3) identifiying the operational cost; 4) classifiying
the cost and determining the cost driver; 5) determining indirect cost rate; 6) calculating the
total indirect cost for each health care unit; 7) calculating the unit cost for each activity; and
8) comparing the unit cost for the activities with the rates set by Perda and JKN policies. The
result of the analysis reaveals a difference in the amount of costs and the rate of health care
services set by with the amount should be paid by the patient either based on the rates by
Perda and JKN policies. Such a difference is compensated by the regional government
subsidy in the form of monthly salary for the Puskesmas staffs and the operational funds for
the health care administration. Meanwhile, the difference between the unit cost and the rate
set by JKN is offset by the provision of monthly fixed capitation fund of the Social Security
Agency (BPJS).
Keywords: Unit Cost; Activity-based Cost; Community Health Center; Service Rate
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara perhitungan unit cost layanan
kesehatan Puskesmas, menentukan besaran unit cost layanan kesehatan Puskesmas dan
mengevaluasi posisi unit cost layanan kesehatan Puskesmas bila dibandingkan dengan tarif
layanan kesehatan sesuai perda dan tarif layanan kesehatan menurut Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dan menggunakan
pendekatan metode deskriptif dengan objek penelitian Puskesmas Kedungkandang Kota
Malang. Pengumpulan data yang digunakan untuk formulasi unit cost diperoleh dari
dokumentasi, rekaman arsip, dan wawancara dengan beberapa pihak terkait. Formulasi unit
cost yang dilakukan melewati 8 (delapan) tahapan: 1) identifikasi komponen biaya langsung
per tindakan, 2) penentuan besaran biaya langsung per tindakan, 3) identifikasi biaya
operasional, 4) pengelompokan biaya dan penentuan cost driver, 5) penentuan tarif biaya
tidak langsung, 6) penghitungan total biaya tidak langsung per unit layanan, 7) penghitungan
unit cost per tindakan, dan 8) perbandingan unit cost tindakan dengan tarif sesuai perda dan
tarif JKN. Hasil perhitungan unit cost menunjukkan terdapat selisih antara besaran unit cost
dan tarif layanan kesehatan sesuai Peraturan Daerah (Perda) serta tarif layanan kesehatan
sesuai JKN. Selisih unit cost dengan tarif perda diimbangi dengan adanya subsidi pemerintah
daerah dalam bentuk gaji pegawai puskesmas dan pemberian dana bantuan operasional
kesehatan, sedangkan selisih unit cost dengan tarif JKN diimbangi dengan adanya pemberian
dana kapitasi Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) yang diberikan dalam jumlah
tetap setiap bulannya kepada puskesmas.
Kata kunci: Unit Cost, Activity-based Cost, Puskesmas, Tarif Layanan Kesehatan
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan, penelitian ini dikategorikan sebagai
penelitian kuantitatif. Bahri & Zamzam (2014:5) menyatakan bahwa metode kuantitatif
bersandarkan kepada filsafat positivisme, ditujukan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Pendekatan penelitian kuantitatif yang digunakan adalah metode deskriptif. Tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat atau hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir
dalam Hamdi & Bahruddin, 2014:5).
Penelitian ini termasuk dalam metode penelitian kuantitatif deskriptif karena penelitian
dilakukan untuk menghitung unit cost layanan kesehatan di Puskesmas Kedungkandang Kota
Malang dan menjelaskan hasil perhitungannya dalam bentuk deskripsi sistematis. Tahapan
dalam perhitungan biaya satuan (unit cost) layanan kesehatan rawat inap, UGD, laboratorium
dan ambulans dilakukan dengan menggunakan metode biaya berdasarkan aktivitas (activity
based costing).
PEMBAHASAN
BHP Total
Jasa
No. Jenis Tindakan Obat Alkes Lab (Rp) Biaya
Pelayanan
(Rp) Langsung
1 Pemasangan Infus 15.000 21.760 - 5.400 42.160
2 Tindakan Lab:
- Widal - - 14.100 7.200 21.300
- Darah Lengkap - - 96.800 50.400 147.200
3 Tindakan harian 368.200 - - 144.000 512.200
4 Tindakan kondisional - 2.200 - - 2.200
Jumlah 725.060
BHP Total
Jasa
No. Jenis Tindakan Obat Alkes Lab (Rp) Biaya
Pelayanan
(Rp) Langsung
1 Pemasangan Infus 15.000 21.760 - 5.400 42.160
2 Tindakan Lab:
- Widal - - 14.100 7.200 21.300
- Darah Lengkap - - 24.200 12.600 36.800
- Feses Lengkap - - 7.300 5.400 12.700
3 Tindakan harian 177.100 - - 108.000 285.100
4 Tindakan kondisional - 2.200 - - 2.200
Jumlah 400.260
Tabel 4.5 Rincian Biaya Langsung Pasien Penderita Gastritis Akut (GA)
Standar hari dirawat: 4 hari
BHP Total
Jasa
No. Jenis Tindakan Obat Alkes Lab (Rp) Biaya
Pelayanan
(Rp) Langsung
1 Pemasangan Infus 15.000 21.760 - 5.400 42.160
2 Tindakan harian 185.100 - - 144.000 329.100
3 Tindakan kondisional - 2.200 - - 2.200
Jumlah 373.460
Tindakan harian yang diberikan berupa pemberian cairan infus dan obat sesuai resep
dokter baik obat minum maupun injeksi. Harga obat yang digunakan dalam perhitungan
berdasarkan harga yang tertera pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 436/MENKES/SK/XI/2013 Tentang Harga Eceran Tertinggi Obat Generik dan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/535/2015 Tentang
Harga Eceran Tertinggi Obat Generik serta harga produk obat pada e-catalogue milik
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Tindakan
opsional/kondisional yang dimaksud adalah apabila terjadi macet infus, sehingga
kemungkinan ada penambahan biaya BHP Alkes.
2. Pelayanan UGD
Rincian biaya langsung dari masing-masing tindakan UGD di Puskesmas
Kedungkandang adalah sebagai berikut:
Perhitungan unit cost di atas menunjukkan tarif layanan kesehatan yang tinggi, namun
tarif berdasar unit cost ini tidak dibebankan kepada pasien, karena belum dikurangi dengan
subsidi layanan kesehatan, Puskesmas Kedungkandang memberlakukan tarif layanan
kesehatan sesuai Peraturan Daerah khususnya bagi pasien umum yang tidak terdaftar dalam
kepesertaan JKN- BPJS, sedangkan bagi pasien yang terdaftar dalam kepesertaan JKN-BPJS,
maka tarif yang dibebankan adalah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.59 tahun
2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan.
Tarif pelayanan kesehatan yang digunakan oleh Puskesmas Kedungkandang saat ini
adalah tarif layanan kesehatan berdasar Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2015
Tentang Retribusi Jasa Umum, untuk pasien umum yang tidak terdaftar dalam kepesertaan
JKN-BPJS. Bagi pasien yang terdaftar dalam kepesertaan JKN-BPJS, maka tarif yang
diberlakukan adalah sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
59 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan, yaitu menggunakan tarif kapitasi dan tarif non kapitasi.
Selisih dari hasil perhitungan unit cost layanan kesehatan yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan besaran yang bervariasi, baik dari sisi selisih tarif perda maupun dari tarif JKN-
BPJS. Satu hal yang pasti, perhitungan unit cost menunjukkan jumlah yang lebih besar bila
dibandingkan dengan tarif yang ditentukan oleh perda dan tarif JKN-BPJS. Namun bukan
berarti Puskesmas mengalami rugi bila dilihat dari besarnya selisih lebih biaya yang harus
dikeluarkan untuk memproduksi satu unit layanan kesehatan daripada jumlah tarif yang
dibebankan kepada pasien penerima layanan kesehatan bersangkutan karena pemerintah
daerah memberikan subsidi sebagai penutup besaran selisih ini melalui pembayaran gaji
pegawai dan juga adanya dana bantuan operasional kesehatan.
Hal yang sama juga terjadi bila Puskesmas membebankan biaya layanan kesehatan
berdasar tarif BPJS. Namun berbeda dengan pemberian subsidi dari pemerintah dalam bentuk
gaji dan dana bantuan operasional kesehatan, Puskesmas yang melakukan kerjasama dengan
BPJS mendapatkan penghasilan tetap setiap bulannya berupa pembayaran kapitasi atas
seluruh pasien BPJS yang terdaftar pada Puskesmas.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syamsul dan Fakhry Zamzam. 2014. Model Penelitian Kuantitatif Berbasis Sem-Amos.
Yogyakarta: Deepublish.
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hamdi, Asep Saepul dan E. Bahruddin. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2013. Akuntansi Manajerial. Buku 1 Edisi 8.
Jakarta: Salemba Empat.