Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7 No.

1 September 2017
ISSN : 2503-4413, Hal 41 - 55

PENGARUH SELEKSI DAN PELATIHAN TERHADAP PERSEPSI KINERJA


PEGAWAI, DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empirik Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama)

Ali Ghozi, M.M. 1 dan Darwanto, M.Ak. 2


1
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama,
2
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama
1
alighozi.99@gmail.com, 2wanto.aki@gmail.com,

Abstract
This study aims to verify and explain that Selection (X 1) and Training (X2) has positive and significant
influence to Perception of Employee Performance (Y 2) mediated by Competency (Y1). Population in
this study are employees at Inspectorate General of Ministry of Religion Affair. The sampel used in
study are 136 respondents used sensus method. Data analysis was conducted by using Structural
Equation Modeling (SEM) to analyze correlation between the independent variables (Selection (X 1)
and Training (X2) on the dependent variables (Perception of Employee Performance (Y 2)) with
Competency (Y1) as a intervening variable. The data was processed using AMOS 21.0 (Analysis of
Moment Structures). The SEM analysis result has fulfilled Goodness of Fit Index Criteria with
coefficient Chi-Square=36,078, Probability=0,171, RMSEA=0,043, GFI=0,953, AGFI=0,912,
CMIN/df=1,244, TLI=0,956, and CFI=0,972. The result shows that selection has a positive and
significant influence on the perception of employee performance (coefficient 0,65). Selection with
competency as an intervening variable gives positive and significant influence on the perception of
employee performance (coefficient 0,6878). Training has not a positive and significant influence on
the perception of employee performance (coefficient -0,21). Training with competency as an
intervening variable gives positive and significant influence on the perception of employee
performance (coefficient 0,0798). Competency has a positive and significant influence on the
perception of employee performance (coefficient 1,261).
Keywords: selection, training, competency, perception of employee performance

LATAR BELAKANG
Manajemen kepegawaian di lingkungan sistem merit, yakni pengelolaan ASN
pemeritahan menjadi sorotan yang begitu berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi,
serius sejak era reformasi digulirkan, dan kinerja secara adil dan wajar. Dengan
karena pada dasarnya aparatur sipil negara sistem merit tersebut diatur seleksi dan
(ASN) harus memberikan pelayanan yang promosi secara adil dan kompetitif,
sebaik-baiknya kepada masyarakat, dalam penerapan prinsip fairness, penggajian,
bingkai tata kelola pemerintahan yang baik reward dan punishment berbasis kinerja,
(good governance), bebas dari korupsi. standar integritas dan perilaku untuk
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 kepentingan publik, dan manajemen
Tentang Aparatur Sipil Negara menjadi sumber daya manusia secara efektif dan
tonggak reformasi manajemen efisien.
kepegawaian dengan memberlakukan

41
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan Bernardin (2003: 164) bahwa Pelatihan
salah satu faktor penting sebuah organisasi didefinisikan sebagai setiap upaya untuk
atau perusahaan apalagi pada sebuah meningkatkan kinerja karyawan pada
manajemen (Darmawan, 2013: 2), pekerjaan yang saat ini dipegang atau
sehingga kinerja pegawai dapat dijadikan salah satu yang berhubungan dengan itu,
salah satu tolak ukur keberhasilan hal ini biasanya berarti berakibat pada
organisasi. Kinerja pegawai (prestasi perubahan pengetahuan khusus,
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas keterampilan, sikap, atau perilaku.
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang Selain pelatihan, proses penarikan penting
karyawan dalam melaksanakan tugasnya karena kualitas sumberdaya manusia
sesuai dengan tanggung jawab yang organisasi tergantung pada kualitas
diberikan kepadanya (Mangkunegara, penarikannya (Handoko, 2000: 69), untuk
2000:67). Kinerja yang berjalan baik itu harus dilaksanakan seleksi pegawai
dalam sebuah organisasi dapat secara baik dan tepat agar diperoleh
menentukan keberhasilan di dalam sumber daya manusia yang berkualitas.
pencapaian tujuan visi dan misi dari Seleksi merupakan proses identifikasi dan
organisasi itu sendiri. Dalam sektor pemilihan orang dari sekelompok pelamar
pemerintahan, kinerja dapat diartikan yang paling cocok atau yang paling
sebagai suatu prestasi yang dicapai oleh memenuhi persyaratan untuk menduduki
aparatur sipil negara atau instansi jabatan atau posisi tertentu suatu
pemerintah dalam melaksanakan tugas dan organisasi atau perusahaan. Seleksi adalah
fungsinya. serangkaian aktivitas mencari dan
Kinerja pegawai (individu) maupun memikat pelamar kerja dengan motivasi,
kelompok merupakan kontribusi untuk kemampuan, keahlian, dan pengetahuan
meningkatkan kinerja suatu organisasi, yang diperlukan guna menutupi
sebab kinerja organisasi merupakan kekurangan yang diidentifikasi dalam
sekumpulan prestasi-prestasi yang perencanaan kepegawaian (Simamora,
diberikan oleh seluruh bagian yang terkait 2004: 212).
dengan aktivitas bisnis. Setiap organisasi Seleksi dan pelatihan merupakan faktor
pasti mengiginkan setiap pegawainya penting yang secara langsung menentukan
memiliki kinerja yang tinggi dalam tingkat kompetensi pegawai. Apabila
bekerja, karena itu dibutuhkan pegawai pegawai yang direkrut tidak memiliki
yang memiliki kompetensi dalam kompetensi yang memadai, maka akan
menyelesaikan setiap pekerjaannya agar kesulitan dalam menyelesaikan
mendapatkan hasil yang baik. Oleh karena pekerjaannya. Lebih lanjut, untuk
itu, Kompetensi merupakan karakteristik menyesuaikan dengan lingkungan
yang mendasari seseorang, yang organisasi dan kebutuhan kompetensi
memungkinkan dia memberikan kinerja lanjutan sebagai tuntutan pekerjaan, maka
yang unggul dalam memberikan pekerjaan pegawai tersebut membutuhkan berbagai
(Shermon, 2004: 11). macam pelatihan.
Pelatihan diperlukan ketika karyawan Beberapa peneliti telah menguji faktor-
mengalami ketimpangan pengetahuan dan faktor yang dianggap mempengaruhi
keterampilan untuk melaksanakan tugas kinerja pegawai yang meliputi kompetensi,
yang diemban (Hartoyo, 2003: 29), pelatihan, dan seleksi pegawai. Hasil
sehingga dengan pelatihan dapat penelitian Abidin dan Ismail (2010)
meningkatkan kompetensi dan pada dengan menggunakan sampel 1.136
akhirnya pegawai dapat melaksanakan pekerja yang baik eksekutif, manajer atau
pekerjaan dengan baik untuk profesional dari tiga layanan sub-sektor,
meningkatkan kinerjanya meningkat. Hal yaitu pendidikan, kesehatan dan teknologi
tersebut senada dengan yang diungkapkan informasi dan komunikasi di Selangor,

42
Malaysia, menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir adalah tenaga
kompetensi pegawai berpengaruh segar baru yang diperoleh melalui seleksi
signifikan terhadap kinerjanya. Hasil online dengan berbagai tahapan yang
penelitian tersebut senada dengan Shin dan menyertainya. Pada penghujung tahun
Park (2009) yang menunjukkan bahwa 2014 Kementerian Agama melaksanakan
kohesifitas pegawai dalam kelompok perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil
memiliki interaksi positif antara (CPNS) melalui beberapa tahapan yang
kompetensi terhadap kinerja, dengan kata dimulai dari perekrutan secara on-line,
lain kohesifitas kelompok yang diperkuat seleksi berkas, tes kompetensi dasar
kompetensi akan mencapai kinerja yang (TKD), dan tes kompetensi bidang (TKB).
lebih baik. Kinerja karyawan adalah Hasil kerja
Farooq dan Khan (2011) meneliti dampak secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
dari pelatihan dan umpan balik (feedback) oleh seseorang karyawan dalam
pelatihan tersebut terhadap kinerja melaksanakan tugasnya sesuai dengan
karyawan. Hasil penelitian menunjukkan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
bahwa pelatihan dapat berimplikasi pada (Mangkunegara,2009:9), sehingga
meningkatnya kualitas dalam tim kerja kehadiran pegawai merupakan prasyarat
untuk meningkatkan kinerja karyawan. agar karyawan tersebut dapat memberikan
Lebih lanjut, Sultana dkk (2012) meneliti hasil kerja. Lebih lanjut, Mathis dan
dampak dari pelatihan terhadap kinerja Jackson (2006:378) menyatakan beberapa
pada karyawan di sektor telekomunikasi indikator kinerja selain hasil kerja adalah
dengan hasil penelitian yang menunjukkan kehadiran. Secara umum dari aspek
bahwa jika organisasi berinvestasi melalui kedisiplinan kehadiran pegawai terdapat
pelatihan maka dapat meningkatkan perbedaan yang cukup mencolok antara
kinerja karyawan serta kompetensi dan pegawai sebelumnya dengan pegawai hasil
keterampilan. Selain itu, pelatihan seleksi tahun 2014. Pegawai yang aktif
dipandang sebagai sarana yang berguna menjalankan tugas di kantor sebanyak 214
untuk mengatasi perubahan seperti inovasi orang terdiri dari 124 pegawai lama dan 93
teknologi, persaingan pasar, penataan pegawai baru. Selain jumlah tersebut,
organisasi, dan yang paling penting itu terdapat fungsional auditor yang lebih
memainkan peran kunci untuk banyak bertugas di lapangan/daerah
meningkatkan kinerja karyawan. sebanyak 179 pegawai.
Yullyanti (2009) menganilisis proses Dari fenomena di atas, peneliti tertarik
rekrutmen dan seleksi pada kinerja untuk menguji bagaimana kinerja pegawai
pegawai, dengan hasil penelitian, pertama, dapat ditingkatkan. Kinerja pegawai dapat
ditemukan bahwa seleksi signifian dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
dipengaruhi oleh rekrutmen yang motivasi, penempatan, pelayanan,
mencakup perencanaan dan waktu pengalaman, kompetensi, seleksi,
pelaksanaan rekrutmen, kedua, ditemukan pelatihan, gaji, kebijakan pemerintah, dan
bahwa kinerja dipengaruhi secara signifian lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti
oleh seleksi yang tercermin dari prosedur mengambil tiga hal penting yang
seleksi, peserta seleksi, dan pelaku seleksi, berpengaruh pada kinerja pegawai, yaitu
dan ketiga, rekrutmen memengaruhi secara kompetensi, seleksi, dan pelatihan pada
tidak langsung terhadap kinerja melalui pegawai. Dalam kajian ini, kompetensi
proses seleksi. menjadi mediator bagi seleksi dan
Aspek yang bisa dipotret dari kinerja pelatihan terhadap kinerja pegawai. Oleh
pegawai Inspektorat Jenderal (itjen) karena itu, peneliti mengambil judul
Kementerian Agama adalah fakta empiris “Pengaruh Seleksi Dan Pelatihan Terhadap
bahwa kontribusi besar yang menyokong Kinerja Pegawai, Dengan Kompetensi
pelaksanaan tugas fungsi itjen dalam Sebagai Variabel Intervening (Studi

43
Empirik Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama).

TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja
Setiap organisasi menginginkan pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat
organisasinya terus dapat bersaing dan fisik ataupun material dan non fisik non
survive. Hal ini tentu saja harus didorong material (Cantika, 2005:114), sehingga
oleh peningkatan kinerja seluruh pegawai. kinerja juga dikenal sebagai karya.
Dimana terdapat peningkatan secara Mangkunegara (2000:67) mengungkapkan
kuantitas maupun kualitas dari hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
maksimal yang telah dilakukan oleh pencapaian kinerja adalah: pengetahuan,
pegawai terhadap pekerjaannya sesuai keterampilan, kemampuan dan motivasi.
dengan job description yang sudah Selanjutnya, kinerja juga harus bisa dinilai.
ditentukan oleh organisasi. Kinerja adalah Kontribusi hasil-hasil penilaian kinerja
prestasi yang dicapai seseorang dalam tersebut merupakan sesuatu yang bersifat
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang bermanfaat bagi perencanaan kebijakan
diberikan kepadanya (Siswanto, 2009: kebijakan organisasi (Sulistiyani dan
235). Kinerja juga merupakan hasil Rosidah, 2009: 225).
Kompetensi
Kompetensi merupakan bagian dari sesuai dengan kode etik profesi yang
kepribadian yang mendalam dan melekat berlaku. Rankin (2002) dalam Armstrong
pada setiap orang pada berbagai macam (2006: 159) mendeskripsikan kompetensi
tugas dalam pekerjaannya. Palan (2003: 6) ke dalam dimensi keahlian (skills) dan
mendefinisikan komfetensi sebagai perilaku (behaviours) dalam suatu
berikut: organisasi yang mengekspektasikan
Competency refers to underlying stafnya untuk bekerja dan menjelaskan
behavioural characteristics that describe bahwa kompetensi dapat
motives, traits, self-concept, values, merepresentasikan suatu kinerja. Hal ini
knowledge or skills that superior sejalan dengan Engel dan Marquardt
performer brings to the workplace. dalam Shandler (1996: 235) dalam
Kompetensi merefleksikan karakteristik menggambarkan unsur kompetensi melalui
seseorang dalam profesinya yang keahlian dan prilaku yang mengungkapkan
menunjukkan bahwa seseorang tersebut bahwa kompetensi terdiri dari sikap
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan (attitude), keahlian (skill), dan
pengetahuan dan keahlian yang dapat pengetahuan (knowledge).
dipertanggungjawabkan serta bersikap
Pelatihan
Pelatihan ditujukan untuk meningkat (Bernardin, 2003: 164), sehingga pelatihan
kemampuan spesifik seseorang, biasanya dapat dilaksanakan sesuai dengan profesi
dilakukan dalam jangka waktu yang relatif atau minat seseorang dalam rangka
singkat untuk ilmu yang bersifat praktis. meingkatkan kinerjanya.
Training is defined as any attempt to Pelatihan dilakukan untuk memenuhi
improve employee performance on a tuntutan dalam persaingan global, dimana
currently held job or one related to it setiap orang sebaiknya memiliki keahlian

44
dan kreativitas yang cukup dan semakin the use of systematic and planned
berkembang. Armstrong (2006: 575) instruction activities to promote learning.
mendefiniskan pelatihan yaitu: Training is

Seleksi
Seleksi tenaga kerja diartikan sebagai Pentingnya seleksi mengakibatkan
suatu proses pemilihan beberapa orang kegiatan tersebut harus dilakukan secara
dari kelompok orang-orang dengan tepat dan benar untuk mendapatkan tenaga
preferensi tertentu (Wahyudi, 2002: 82). kerja yang dibutuhkan. Hal ini karena
Seleksi merupakan suatu proses yang tuntutan dalam organisasi terhadap
dibutuhkan suatu organisasi atau sekelompok pegawai yang memenuhi
perusahaan untuk memutuskan pegawai persyaratan. Seleksi adalah serangkaian
yang tepat dari beberapa calon pegawai. aktivitas mencari dan memikat pelamar
Proses seleksi dilakukan setelah kerja dengan motivasi, kemampuan,
terlaksananya fungsi rekrutmen. Seleksi keahlian, dan pengetahuan yang
pegawai merupakan salah satu bagian yang diperlukan guna menutupi kekurangan
penting dari keseluruhan proses yang diidentifikasi dalam perencanaan
manajemen sumber daya manusia dalam kepegawaian (Simamora, 2004: 212).
mencari pegawai.

HIPOTESIS PENELITIAN
Seleksi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Persepsi Kinerja Pegawai
Hipotesis bahwa “Seleksi berpengaruh secara signifikan oleh seleksi (Yullyanti,
positif dan signifikan terhadap kinerja 2009) dan proses seleksi berpengaruh
pegawai” akan diuji apakah hipotesis ini positif dan signifikan terhadap kinerja
diterima atau ditolak. Di samping itu juga (Pambagio dkk., 2013).
ingin menguji hipotesis lanjutan dari  H1 Seleksi berpengaruh positif dan
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa signifikan terhadap kinerja pegawai.
“Seleksi berpengaruh positif dan  H2 Seleksi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai, yang signifikan terhadap kinerja pegawai,
dimediasi oleh kompetensi”. Dalam yang dimediasi oleh kompetensi.
penelitian sebelumnya, kinerja dipengaruhi

Pelatihan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Persepsi Kinerja Pegawai


Hipotesis bahwa “Pelatihan berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Sultana, dkk.,
positif dan signifikan terhadap kinerja 2012), pelatihan dan pengembangan
pegawai” akan diuji apakah hipotesis ini berpengaruh terhadap kinerja pegawai
diterima atau ditolak. Di samping itu juga (Nassazi, 2013), dan pendidikan dan
ingin menguji hipotesis lanjutan dari pelatihan berpengaruh langsung dan positif
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terhadap kompetensi (Alainati, dkk.,
“Pelatihan berpengaruh positif dan 2009).
signifikan terhadap kinerja pegawai, yang  H3 Pelatihan berpengaruh positif dan
dimediasi oleh kompetensi”. Dalam signifikan terhadap kinerja pegawai.
penelitian sebelumnya, pelatihan  H4 Pelatihan berpengaruh positif dan
berpengaruh positif terhadap kinerja signifikan terhadap kinerja pegawai,
pegawai (Elnaga dan Imran, 2013), yang dimediasi oleh kompetensi.
pelatihan berpengaruh positif terhadap

45
Kompetensi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Persepsi Kinerja Pegawai
Hipotesis bahwa “Kompetensi hubungan antara kompetensi dan kinerja
berpengaruh positif dan signifikan tidak signifikan (Setyaningdyah, dkk.,
terhadap kinerja pegawai” akan diuji 2013), kompetensi pabrikasi tidak
apakah hipotesis ini diterima atau ditolak. berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Dalam penelitian sebelumnya, kompetensi perusahaan (Dubey dan Ali, 2011), dan
berpengaruh positif dan signifikan kesimpulan penelitian bahwa motivasi dan
terhadap kinerja (Pambagio dkk., 2013), kompetensi berpengaruh tidak signifikan
kompetensi individual berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Dhermawan,
signifikan terhadap kinerja individual dkk., 2012).
sedangkan kompetensi kolektif tidak  H5 Kompetensi berpengaruh positif
berpengaruh signifikan/positif terhadap dan signifikan terhadap kinerja
kinerja group (Shin dan Park, 2009), pegawai.

METODE PENELITIAN
Metode Analisis
Metode analisis data menggunakan tidak langsung (Bollen, 1989 dalam
structual equation modeling (SEM). Sumarwan, et al. 2013). Melalui SEM,
Metode ini digunakan dengan alasan latar diuji secara bersama-sama:
belakang penelitian yang bersifat a. Model measurement : hubungan (nilai
kausalitas (hubungan/pengaruh sebab loading) antara indikator dengan
akibat). Pemodelan SEM merupakan konstruk laten (variabel laten).
analisis yang cukup kompleks karena b. Model struktural hubungan antara
merupakan gabungan dari model regresi variabel eksogen dengan variabel
dengan path analysis untuk melihat endogen.
pengaruh kausal, pengaruh langsung dan

Populasi dan Sampel


Teknik yang digunakan dalam dikurangi pegawai yang non aktif pada
pengambilan sampel pada penelitian ini saat penyebaran kueioner berjumlah 36
adalah sensus, yaitu sampel dipilih adalah dikarenakan tugas belajar, mutasi,
populasi itu sendiri. Populasi dari diperbantukan pada instansi lain, dan lain-
penelitian ini sebanyak 217 pegawai lain, sehingga kuesioner yang dibagikan
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama sebanyak 181. Dari 181 kuesioner yang
yang sekaligus menjadi sampel penelitian dibagikan terdapat 45 kuesioner yang tidak
ini. Proses pengumpulan data dilakukan dikembalikan kepada peneliti, sehingga
dengan cara membagikan kuesioner terdapat 136 kuesioner yang dapat
kepada seluruh pegawai berjumlah 217 dilakukan pengolahan data.

Definisi dan Operasionalisasi Variabel


Agar masing-masing variabel tersebut dan pengukurannya diuraikan sebagai
terdefinisi dengan jelas sesuai dengan berikut:
tujuan penelitian, maka operasionalisasi

46
Tabel 3
Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
SELEKSI Serangkaian aktivitas Kualifikasi - Keahlian Rating
mencari dan memikat Pelaksanaan - Pengalaman (1 s.d. 10)
pelamar kerja dengan Seleksi - Umur
motivasi, kemampuan, - Jenis Kelamin
keahlian, dan pengetahuan - Pendidikan
yang diperlukan guna - Keadaan fisik
menutupi kekurangan - Tampang
yang diidentifikasi dalam - Bakat
perencanaan kepegawaian - Temperamen
(Simamora, 2004: 212) - Karakter
Prosedur - Tes tulis
Pelaksanaan - Psikotest
Seleksi - Tes komputer
- Tes wawancara
PELATIHAN Defined as any attempt to Pelatihan - Intensitas keikutsertaan Rating
improve employee Teknis pelatihan teknis (1 s.d. 10)
performance on a - Penguasaan dan
currently held job or one penyampaian materi oleh
related to it (Bernardin, instruktur pelatihan
2003: 164) - Kegunaan isi materi
dengan tujuan pelatihan

Seminar, - Intensitas keiktsertaan


lokakarya, seminar, lokakarya dan
simposium simposium.
- Penguasaan dan
penyampaian materi oleh
instruktur pelatihan
- Kegunaan isi materi
dengan tujuan pelatihan

KOMPETENSI An underlying Pengetahuan - Mengetahui teori Rating


characteristic of a person, pekerjaan (1 s.d. 10)
which enables him deliver - Memahami prosedur
superior performance in dalam bekerja
given a job (Shermon, - Memahami aturan dalam
2004: 11) pekerjaan
- Mengetahui berbagai
bidang disiplin pekerjaan
Keahlian - Mampu memecahkan
masalah
- Mampu berkomunikasi
dengan baik
- Mampu bekerja sama
Sikap - Tidak menyalahgunakan
wewenang
- Sikap objektif, jujur,
berani dan bertanggung
jawab
- Teliti dalam melaksanakan
prosedur
- Komunikasi yang efektif
PERSEPSI Hasil kerja secara kualitas Kualitas Kerja - Mengevaluasi pekerjaan Rating
KINERJA dan kuantitas yang dicapai - Meningkatkan kualitas (1 s.d. 10)
PEGAWAI oleh seseorang karyawan pekerjaan

47
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
dalam melaksanakan Kuantitas Kerja - Waktu yang digunakan
tugasnya sesuai dengan dalam menyelesaikan
tanggung jawab yang pekerjaan
diberikan kepadanya - Jumlah kesalahan dalam
(Mangkunegara,2009:9) melaksanakan pekerjaan
Tujuan - Dapat bekerjasama dalam
Organisasi tim
- Pekerjaan sebagai dasar
bagi organisasi untuk
mencapai hasil akhir

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pengujian Structural Equation Modeling (SEM)

Gambar 1
Analisis Model Penelitian

Berdasarkan kriteria pengujian Goodness dibuatkan tabel pengukuran Goodness Of


Of Fit suatu model struktural, dengan Fit model penelitian sebagai berikut:
bantuan program AMOS versi 21 dapat

48
Tabel 3
Hasil Pengujian Goodness of Fit
Goodness of Fit
Cut-of Value Hasil Model Keterangan
Index
Chi-square ( X2) 36,078 Baik
Probability > 0,05 0,171 Baik
RMSEA < 0,085 0,043 Baik
GFI > 0,90 0,953 Baik
AGFI > 0,90 0,912 Baik
CMIN/df < 2,00 1,244 Baik
TLI > 0,90 0,956 Baik
CFI > 0,95 0,972 Baik

Memperhatikan hasil tabel 3 di atas Probability = 0,171; RMSEA = 0,043;


dengan membandingkan nilai Cut-of CMIN/df = 1,244; TLI= 0,956; dan CFI =
Value dengan nilai Hasil Model dari 0,972 sehingga hasil model dapat diterima
delapan kriteria pengujian Goodness Of dengan baik. Maka berdasarkan hasil
Fit model seluruh kriteria yang hasilnya model tersebut secara keseluruhan
sesuai standar yaitu Chi-square = 36,078; dianggap fit.

Pengujian Hipotesis
Tahapan berikutnya dalam analisis bantuan program AMOS versi 21 berikut
Structural Equation Modelling (SEM) ini disajikan tabel hasil analisis regresi dari
adalah menguji hipotesis penelitian. Untuk variabel penelitian :
menguji hipotesis penelitian, dangan
Tabel 4
Daftar Nilai Koefisien Pengaruh Seleksi, Pelatihan, dan Kompetensi Terhadap Persepsi
Kinerja Pegawai
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Kompetens
<--- Seleksi .026 .154 .168 .866 par_7
i
Kompetens 2.56
<--- Pelatihan .227 .088 .010 par_8
i 5
2.13
Kinerja <--- Kompetensi 1.261 .590 .033 par_9
8
1.64
Kinerja <--- Seleksi .650 .395 .100 par_10
7
Kinerja <--- Pelatihan -.212 .243 -.875 .382 par_11

Analisis pengaruh dilakukan untuk lain adalah koefisien dari semua garis
menganalisis kekuatan pengaruh antar koefisien dengan anak panah satu ujung.
konstruk baik pengaruh langsung, Efek tidak langsung (indirect effect) adalah
pengaruh tidak langsung, dan pengaruh efek yang muncul melalui sebuah variabel
total. Efek langsung (direct effect) tidak antara. Efek total (total effect) adalah efek

49
dari berbagai hubungan (Ferdinand, 2005: 296). Berikut disajikan gambar pengaruh
antar variabel dalam diagram jalur:
Gambar 2
Pengaruh Antar Variabel Dalam Diagram Jalur

Dari Gambar 2 di atas maka dapat di pengaruh tidak langsung, dan pengaruh
hitung besarnya pengaruh langsung, total sebagai berikut:
Tabel 5
Pengujian Pengaruh Variabel Intervening

Pengujian Seleksi  Kinerja Pelatihan  Kinerja

Pengaruh Langsung = 0,65 = -0,21

= 0,03 x 1,26 = 0,23 x 1,26


Pengaruh Tidak Langsung
= 0,0378 = 0,2898
= 0,65 + 0,0378 = -0,21 + 0,2898
Pengaruh Total
= 0,6878 = 0,0798
Pengaruh total > Pengaruh Pengaruh total > Pengaruh
Kesimpulan langsung langsung
Perlu intervening Perlu intervening

H1 Seleksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.


Berdasarkan informasi yang disajikan memperkuat temuan peneliti-peneliti
dalam tabel 4.5 diketahui nilai pengaruh sebelumnya. Yullyanti (2009)
variabel Seleksi (X1) terhadap Kinerja menjelaskan bahwa kinerja dipengaruhi
(Y2) bersifat positif dan signifikan secara signifikan oleh seleksi yang
dengan nilai probability (P) sebesar tercermin dari prosedur seleksi, peserta
0,100 serta nilai koefisien (Estimate) seleksi, dan pelaku seleksi. Begitu juga
sebesar 0,650. Dengan demikian maka dengan Pambagio dkk (2013) yang
H1 diterima, artinya variabel Seleksi menjelaskan bahwa proses seleksi
(X1) berpengaruh positif dan signifikan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja (Y2) terbukti secara terhadap kinerja. Semakin baik proses
empiris. Hasil ini sejalan dan pelaksanaan seleksi maka dapat

50
meningkatkan kinerja pegawai, prosedur seleksi yang baik akan
kualifikasi yang sesuai dengan memberikan output pegawai yang
kebutuhan organisasi sebagai hasil dari memiliki kinerja yang tinggi.

H2 Seleksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, yang


dimediasi oleh kompetensi.
Berdasarkan informasi yang disajikan peneliti-peneliti sebelumnya. Proses
dalam tabel 4.6 diketahui bahwa penarikan penting karena kualitas
pengaruh total Seleksi terhadap Kinerja sumberdaya manusia organisasi
Pegawai (0,6878) lebih besar dari tergantung pada kualitas penarikannya
pengaruh langsung (0,65). Dengan (Handoko, 2000: 69), untuk itu
demikian H2 diterima, artinya variabel pelaksanaan seleksi pegawai secara
Seleksi (X1) berpengaruh positif dan baik dan tepat dapat diperoleh sumber
signifikan terhadap kinerja pegawai daya manusia yang berkualitas,
(Y2), yang dimediasi oleh Kompetensi memiliki kompetensi. Lebih lanjut
(Y1) terbukti secara empiris. Hasil ini kompetensi dapat meningkatkan kinerja
sejalan dan memperkuat temuan organisasi.

H3 Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.


Berdasarkan informasi yang disajikan pekerjaan yang sebenarnya sehingga
dalam tabel 4.5 diketahui nilai pengaruh pegawai perlu mempraktikkan hasil
variabel Pelatihan (X1) terhadap Kinerja untuk pelatihan tersebut untuk
(Y2) tidak bersifat positif dan tidak mendapatkan kompetensi kerja yang
signifikan dengan nilai probability (P) sebenarnya dibutuhkan untuk
sebesar 0,382 serta nilai koefisien peningkatan kinerja. Kompetensi kerja
(Estimate) sebesar -0,212. Dengan sebagaimana dimaksud tercapai apabila
demikian maka H3 ditolak, artinya melalui proses percobaan hasil
variabel Pelatihan (X2) berpengaruh pelatihan untuk mendapatkan keahlian
positif dan signifikan terhadap Kinerja dalam teknis pekerjaan, pengetahuan
(Y2) tidak terbukti secara empiris. Hasil tentang pekerjaan dan prosedurnya,
penelitian ini tidak sejalan dengan serta sikap untuk beradaptasi
penelitian-penelitian sebelumnya menyesuaikan pekerjaan yang berbeda-
seperti Nassazi (2013), Sulthana dkk beda. Pelatihan diperlukan ketika
(2012), Hermanto (2005), dan Elanaga karyawan mengalami ketimpangan
dan Imran (2013) yang menjelaskan pengetahuan dan keterampilan untuk
bahwa pelatihan berpengaruh terhadap melaksanakan tugas yang diemban
kinerja. Dari hasil empiris dapat (Hartoyo, 2003: 29), sehingga pelatihan
dijelaskan bahwa hasil daripada dibutuhkan ketika terjadi ketimpangan
pelatihan tidak dapat langsung kompetensi pada pegawai maka perlu
berpengaruh terhadap peningkatan variabel intervening untuk
kinerja, karena pelatihan merupakan meningkatkan pelatihan terhadap
simulasi terhadap kerja, bukan kinerja.
H4 Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, yang
dimediasi oleh kompetensi.
Berdasarkan informasi yang disajikan dari pengaruh langsung (-0,21). Dengan
dalam tabel 4.6 diketahui bahwa demikian H4 diterima, artinya variabel
pengaruh total Pelatihan terhadap Pelatihan (X2) berpengaruh positif dan
Kinerja Pegawai (0,0798) lebih besar signifikan terhadap kinerja pegawai

51
(Y2), yang dimediasi oleh Kompetensi kompetensi. Selanjutnya kompetensi
(Y1) terbukti secara empiris. Hasil ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja
sejalan dengan penelitian Alainati dkk sebagaimana hasil penelitian Shin dan
(2009) dan Hartoyo (2003) bahwa Park (2009).
pelatihan berpengaruh positif terhadap

H5 Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.


Berdasarkan informasi yang disajikan Dhermawan dkk (2012), Pambagio dkk
dalam tabel 4.5 diketahui nilai pengaruh (2013), dan Shin dan Park (2009),
variabel Kompetensi (Y1) terhadap namun berbeda dengan hasil penelitian
Kinerja (Y2) bersifat positif dan Dubey dan Ali (2011), Setyaningdyah
signifikan dengan nilai probability (P) dkk (2011) yang menjelaskan bahwa
sebesar 0,033 serta nilai koefisien kompetensi tidak berpengaruh secara
(Estimate) sebesar 1,261. Dengan signifikan terhadap kinerja. Shermon
demikian maka H5 diterima, artinya (2004: 11) menjelaskan bahwa
variabel Kompetensi (Y1) berpengaruh Kompetensi merupakan suatu
positif dan signifikan terhadap Kinerja karakteristik yang mendasari seseorang,
(Y2) terbukti secara empiris. Hasil ini yang memungkinkan dia memberikan
sejalan dan memperkuat temuan kinerja yang unggul dalam memberikan
peneliti-peneliti sebelumnya seperti pekerjaan.
SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 3. Pelatihan tidak berpengaruh positif dan
kesimpulan bahwa: signifikan meningkatkan Persepsi
1. Seleksi berpengaruh positif dan Kinerja Pegawai.
signifikan meningkatkan Persepsi 4. Pelatihan berpengaruh positif dan
Kinerja. signifikan meningkatkan Persepsi
2. Seleksi berpengaruh positif dan Kinerja Pegawai yang dimediasi oleh.
signifikan meningkatkan Persepsi 5. Kompetensi berpengaruh positif dan
Kinerja Pegawai yang dimediasi oleh signifikan meningkatkan Persepsi
Kompetensi. Kinerja Pegawai.

Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:


1. Agar model teoritis dan empiris 2. Agar model hubungan antara seleksi
pengaruh pelatihan terhadap kinerja dan pelatihan dengan persepsi kinerja
pegawai, terutama pelatihan teknis dan pegawai yang dimediasi oleh
seminar, lokakarya, dan simposium kompetensi, ditunjukkan dengan
dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga semangat reformasi birokrasi, inovasi,
persepsi kinerja pegawai akan dan keteladanan.
meningkat.

Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:


1. Penelitian ini hanya meneliti pada 2. Variabel yang digunakan dalam
Inspektorat Jenderal Kementerian penelitian ini hanya mencakup variabel
Agama, maka untuk penelitian seleksi, pelatihan dan kompetensi
berikutnya diharapkan dapat dalam kaitanya dengan persepsi kinerja
meningkatkan ruang lingkup penelitian pegawai, maka untuk peneliti
pada instansi Kementerian Agama atau berikutnya dapat menambahkan
dengan membandingkan Inspektorat variabel-variabel lain seperti
atar Kementerian/Lembaga. pengalaman, pendidikan, dan
52
kepemimpinan yang dapat meningkatkan persepsi kinerja pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Alainati, S., AlShawi, S.N., Al- Provinsi Bali. Jurnal Manajemen,


Karaghouli, W., 2009. The Effect Strategi Bisnis dan Kewirausahaan,
of Education and Training on Vol. 6, No. 2, Agustus 2012.
Competenc. European and Djaali., Pudji Muljono. Pengukuran
Mediterranean Conference on Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Information System 2010, Abu Grasindo, 2007.
Dhabi UAE, 12-13 April. Dubey, Rameshwar., Sadia Samar Ali.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Study on Effect of Functional
(Suatu Pendekatan Praktik), Edisi Competency on Performance of
Revisi VI. Jakarta: Penerbit Rineka Indian Manufacturing Sector,
Cipta, 2006. International Journal of Eng
Armstrong, Michael. A Handbook of Business Managament, Vol 3, No.
Human Resource Management 3, 1-15, 2011.
Practice. London and Philadelphia: Elnaga, Amir., Amen Imran. The Effect of
Kogan Page Limited, 2006. Training on Employee
Asngari, 1984. Persepsi Direktur Performance, Ueropean Journal of
Penyuluhan Tingkat Karesidenan Business and Management, Vol 5,
dan Kepala Penyuluh Pertanian No. 4, 2013.
terhadap Peranan dan Fungsi Farooq, Mubashar, Muhamamd Aslam
Lembaga Penyuluh Pertanian di Khan. Impact of Training and
Negara bagian Texas Amerika Feedback on Employee
Serikat. Media Peternakan Vol 9 Performance. Far East Journal of
No. 2 Fakultas Peternakan. Bogor: Psychology and Business, Vol. 5
Institut Pertanian Bogor. No. 1 October 2011, p. 23-33,
Bernardin, H. John. Human Resource 2011..
Management: An Experiental Handoko, T Hani. Manajemen Personalia
Approach. McGraw-Hill/Irwin, dan Sumber Daya Manusia (Edisi
2003. Kedua). Yogyakarta: BPFE, 2000..
Cantika, Yuli. Manajemen Sumber Daya Hartoyo, 2003. Pengaruh Pengalaman
Manusia. Malang: Penerbit dan Pelatihan Terhadap
Universitas Muhammadiyah, 2005. Kompetensi Auditor pada
Darmawan, Didit. Prinsip-prinsip Inspektorat Jenderal Departemen
Perilaku Organisasi. Surabaya: Kehakiman Hak Asasi Manusia RI
Pena Semesta, 2013. [Tesis]. Universitas Indonesia.
Dessler, Gary., Manajemen Sumber Daya Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen
Manusia (Edisi Kesepuluh Jilid I), Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Jakarta: PT. Indeks, 2011. PT. Bumi Aksara, 2004.
Dhermawan, Anak Agung Ngurah Bagus., Hermanto, 2005. Analisis Pengaruh
I Gde Adnyana Sudibya, I Wayan Pelatihan, Pendidikan dan
Mudiartha Utama. Pengaruh Pembinaan Karyawan terhadap
Motivasi, Lingkungan Kerja, Kinerja Pegawai Kantor
Kompetensi, dan Kompensasi Sekretariat Kabupaten Sorong,
terhadap Kepuasan Kerja dan Jurnal Aplikasi Manajemen,
Kinerja Pegawai di Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Agustus
Kantor Dinas Pekerjaan Umum

53
Ismail, R., Syahida Z.A., 2010. Impact of Kinerja Karyawan (Studi pada
workers’ competence on their Karyawan Bagian Tata Usaha dan
performance in the Malaysian Keuangan PG Kebon Agung
private service sector. BEH - Malang). Universitas Brawijaya,
Business and Economic Horizons, Malang.
Volume 2 Issue 2 July 2010 pp. Rakhmat, Jalaludin, 1992. Psikologi
25-36. komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Istijanto. Aplikasi Praktis Riset Rosdakarya.
Pemasaran (Plus 36 Topik Riset Robbins, S.P., 2006. Perilaku Organisasi,
Pemasaran Siap Terap). Jakarta: Jilid I, (Edisi ke-10 terjemahan),
PT. Gramedia pustaka Utama, PT. Gramedia, Jakarta.
2005. Santoso, Singgih. Konsep Dasar dan
Kleiman, Lawrence S. Human Resource Aplikasi SEM dengan AMOS 22.
Management. St. Paul USA: West Jakarta: PT. Elex Media
Publishing Company, 1997 komputindo, 2014.
LAN dan BPKP, 2000. Akuntabilitas dan Setyaningdyah, Endang., Umar Nimran,
Good Governance. Modul 1. Kertahadi, Armanu Thoyib., The
Latan, Hengky. Model Persamaan Effect of Human Resource
Struktural: Teori dan Implementasi Competence, Organisational
AMOS 21.0. Bandung: Penerbit Commitment and Transactional
Alfabeta, 2013. Leadership on Work Discipline,
Mahsun, Mohammad. Pengukuran Job Satisfaction and Employee's
Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Performance, International Journal
BPFE Yogyakarta, 2006. of Contemporary in Business,
Mangkunegara, Anwar Prabu. Evaluasi Agustus 2013, Vol. 5, No. 4.
Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Shermon, Ganesh. 2004. Competency
Aditama, 2009. Based HRM (A Strategic Resource
Mangkunegara, Anwar. Manajemen For Competency Mapping,
Sumber Daya Manusia. Bandung: Assessment And Developing
PT. Remaja Rosdakarya, 2000. Centres). McGraw-Hill, Delhi.
Manullang, M. 2001. Manajemen Shin, Soo-Young. Won-Woo Park.,
Personalia (Edisi 3). BPFE, Moderating Effects of Group
Yogyakarta. Cohesiveness in Competency
Mathis, Robert L., dan John H. Jackson. Performance Relationships: A
Human Resource Management Multi-Level Study. Journal of
Manajemen Sumber Daya Behavioral Studies in Business,
Manusia, edisi 10. Jakarta: Volume 1 - July, 2009.
Salemba Empat, 2006. Silap, Meyvi. Bertha Mundung. Yance
Nassazi, A., 2013. Effects of Training on Tawas. 2013. Pengaruh Proses
Employee Performance. University Rekrutmen Terhadap Kinerja
of Applied Sciences, Uganda. Karyawan Pada PT. PLN
Noe, Raymond A., John R. Hollenbeck, (Persero) Sektor Pembangkitan
Barry Gerhart, Patrick M. Wright, Minahasa. Jurnal Manajemen dan
Human Resource Management, Bisnis. Vol 1, No 1 (2013).
Jakarta: Salemba Empat, 2010. Simamora, Henry. Manajemen Sumber
Pambagio, Nindrijo Sunu., Hamidah Daya Manusia. Yogyakarta: STIE
Nayati Utami, dan Gunawan Eko YKPN, 2001.
N. 2013. Pengaruh Proses Simamora, Henry. Manajemen Sumber
Rekrutmen, Proses Seleksi, dan Daya Manusia (Edisi 3).
Kompetensi Karyawan Terhadap Yogyakarta: Aditama Media, 2004.

54
Siswanto, HB. Pengantar Manajemen, Mukti Ali, Muhammad Gazali, Sri
Cetakan Kelima. Jakarta: Bumi Hartono, Tara Farina. 2013. Riset
Aksara, 2009. Pemasaran dan Konsumen. Bogor:
Stoner, James A.F., R. Edward Freeman, IPB Press.
Daniel R. Gilbert JR., Manajemen, Supranto, J. 2000. Statistik (Teori dan
Jakarta: PT Indeks, 1996. Aplikasi). Penerbit Erlangga.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis Jakarta.
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Supranto, J. 2003. Metode Riset. PT. Asdi
& R&D), Cet. Ke-13,CV. Alfabeta, Mahasatya. Jakarta.
Bandung. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah. Tentang Aparatur Sipil Negara.
Manajemen Sumber Daya Vathanophas, Vichita. Jintawee Thai-
Manusia, Edisi Kedua, Cetakan ngam. 2007. Competency
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, Requirements for Effective Job
2009. Performance in The Thai Public
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori Sector. Contemporary Management
dan Aplikasi dengan SPSS. Research, Pages 45-70, Vol.3 ,
Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2011. No.1, March 2007.
Sultana, Afshan., Sobia Irum., Kamran Wahyudi, Bambang. Manajemen Sumber
Ahmed., Nasir Mehmood., Impact Daya Manusia. Bandung: Sulita,
Of Training On Employee 2002.
Performance: A Study Of Yullyanti, Ellyta., Analisis Proses
Telecommunication Sector In rekrutmen dan seleksi pada
Pakistan. Interdisciplinary Journal Kinerja Pegawai, Bisnis &
Of Contemporary Research In Birokrasi, Jurnal Ilmu
Business, October 2012, Vol 4, No Administrasi dan Organisasi,
6, p. 646-661. Sept-Des 2009, h. 131-139,
Sumarwan, Ujang, Herien Puspitawati, Volume 16, Nomor 3.
Agustinus Hariadi, Mochammad

55

You might also like