Professional Documents
Culture Documents
Analisis Prinsip Kerja Alat Grate Cooler Di PT. Semen Baturaja (Persero) TBK
Analisis Prinsip Kerja Alat Grate Cooler Di PT. Semen Baturaja (Persero) TBK
Analisis Prinsip Kerja Alat Grate Cooler Di PT. Semen Baturaja (Persero) TBK
Abstract
Abstrak
Salah satu kewajiban dalam mennyelesaikan tugas Kerja Praktik adalah dengan
Cia Vhirgiani, Ahmad
Fadilah
Kata kunci : Analisis, Prinsip Kerja Alat, Grate Cooler, Klinker Cooler
Pendahuluan
Politeknik merupakan salah satu Pendidikan Tinggi yang menghasilkan
lulusan yang siap kerja, terampil dan kreatif, dan jujur. Kegiatan praktis dan
peningkatan keterampilan merupakan hal utama pada pendidikan di Politeknik
Negeri Sriwijaya Palembang.
Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya dilatih menerapkan teori dalam
kegiatan dibangku kuliah, untuk melaksanakan hal tersebut maka diperlukan
kegiatan yang bersifat realita. Guna mencapai tujuan, mahasiswa diwajibkan
mengikuti program Kerja Praktek (KP).
Semen merupakan salah satu bahan bangunan yang dapat berfungsi sebagai
perekat hidrolis senyawa organik. Reaksi semen dengan air akan menimbulkan
daya rekat semen. Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan semen yaitu
penambangan bahan baku, pemecahan bahan baku, pengeringan bahan baku, serta
pencampuran bahan baku, pembakaran dan pendinginan, penggilingan bahan
setengah jadi, dan pengantongan semen. Salah satu tahap proses pembuatan emen
yang penting yaitu proses pendinginan klinker. Proses pendinginan klinker
tersebut terjadi di dalam kiln dan di luar kiln. Pendinginan di dalam kiln terjadi
pada cooling zone dan di luar kiln terjadi pada klinker cooler. Proses pendinginan
klinker cooler merupakan proses lanjutan dari pendinginan klinker. Itulah alasan
mengapa, klinker cooler selalu terpasang dengan kontruksi menyambung pada
outletkiln.
Grate cooler merupakan jenis klinker yang dioperasikan PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk dalam pembuatan semen dan juga merupakan salah satu
bagian dari alat produksi semen yang mempunyai peranan yang cukup penting
untuk mendinginkan klinker. Grate cooler dipilih karena mempunyai efek
pendinginan yang lebih baik dibandingkan jenis cooler lainnya yaitu
menghasilkan udara bakar yang mempunyai suhu yang tinggi. Hal tersebut dapat
menguntungkan pada proses pembakaran di dalam kiln dan kalsiner. Grate cooler
yaitu klinker cooler yang memilik efek pendinginan yang terjadi karena adanya
udara yang dihembuskan oleh beberapa fan/blower ke permukaan lapisan klinker
di atas grate plate. Udara yang digunakan untuk mendinginkan klinker dalam
cooler berasal dari udara luar yang mengalir secara alamiah akibat tarikan dari
fan.
Grate cooler ini berfungsi menurunkan suhu klinker dengan cepat
(quenching) dari 1250oC menjadi 100oC yang berasal dari kiln. Hal tersebut
bertujuan untuk menghasilkan kualitas klinker yang baik sehingga dapat
mencegah terjadinya reaksi inverse C3S. Selain itu, tujuan grate cooler yaitu
untuk mempengaruhi tekstur dari klinker yang dihasilkan serta menjaga peralatan
yang tidak tahan panas.
Metode Penelitian
Kerja praktek ini dilaksanakan di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Pabrik
Baturaja Jalan Tiga Gajah, Kecamatan Sukajadi, Baturaja Ogan Komering Ulu,
Sumatera
Selatan. Waktu pelaksanaan kerja praktek mulai tanggal 12 Juli 2021 sampai dengan
tanggal 01 Oktober 2021.
Metode penyusunan artikel kerja praktik ini ditempuh melalui :
1. Metode Wawancara, metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data
untuk artikel ini adalah dengan cara melakukan tanya jawab dan diskusi dengan kakak
tingkat tahun 2018 yang sebelumnya sudah melakukan kerja praktik di PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk , dan pembimbing, atau operator teknisi.
2. Metode Referensi, metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dengan
cara membaca buku – buku referensi, ataupun laporan Kerja Praktik yang berkaitan
dengan prinsip kerja Grate cooler, manual book, browsing internet, dll yang membantu
menunjang penulisan laporan ataupun arikel ini.
1) Klinker yang keluar dari kiln jatuh di atas grate plate bagian depan
(mulden plate) membentuk suatu tumpukan (bed) dengan ketebalan
tertentu.
2) Udara pendinginan klinker ditiup dengan sejumlah fan dari bawah plate
menembus kisi-kisi grate plate dan bed klinker di atas grate plate. Hal
tersebut akan menyebabkan terjadimya kontak antara udara pendingin
dengan klinker panas dengan adanya kontak tersebut maka terjadi
perpindahan panas (efek pendinginan klinker). Sisa udara pendinginan
masuk ke dalam kiln sebagai udara bakar (udara sekunder) dan udara
pendingin masuk ke dalam calsiner (udara tersier) dan selebihnya dihisap
oleh fan sebagai udara buang setelah terlebih dahulu melalui alat
perangkap debu (EP).
3) Grate plate dipasang dengan susunan baris selang-seling antara baris
yang statis dan baris yang bergerak maju mundur dengan adanya gerakan
tersebut klinker bergerak terdorong ke belakang dan seterusnya menuju
klinker crusher selanjutnya chain conveyor.
4) Grate plate digerakkan dengan hydraulic drive. Klinker yang berukuran
halus akan turun ke bawah menembus kisi-kisi grate plate dan ditampung
di dalam hopper yang dilengkapi dengan flap damper dan sensor level.
Flap damper akan membuka secara otomatis apabila hopper penuh dan
klinker jatuh diterima drag chain menuju chain conveyor.
5) Untuk menjaga ketebalan material di atas grate cooler (grate plate)
konstan dipasang satu buah fan pendingin khusus jika tekanan fan naik
secara otomatis grate plate akan bergerak lebih cepat.
6) Untuk material yang berukuran besar masuk pada breaker/crusher
untuk dipecah dan hasilnya akan keluar bercampur dengan material dari
grate plate cooler menuju alat transport.
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai transmisi energi dari suatu tempat
ke tempat lain sebagai dampak dari perbedaan suhu pada sistem yang dialiri panas
tersebut. Mekanisme perpindahan panas dapat berlangsung dari suatu material
yang suhunya lebih rendah hingga mencapai suatu kondisi keseimbangan.
Mekanisme perpindahan panas yang terjadi di dalam grate cooler ada 3, yaitu:
1) Perpindahan panas secara konduksi (rambatan) : Konduksi adalah
perpindahan panas dari satu bagian ke bagian lain tanpa ada partikel yang ikut
berpindah. Laju perpindahan panas secara konduksi dipengaruhi oleh luas
penampang perpindahan panas, konduktivitas termal dan perbedaan suhu.
Perpindahan panas secara konduksi yang terjadi di dalam grate cooler adalah
perpindahan panas antara sesama partikel (klinker).
2) Perpindahan panas secara konveksi : Konveksi adalah perpindahan
panas dari satu bagian ke bagian lain yang disertai dengan partikelnya ikut
berpindah. Gradien suhu tergantung pada laju alir fluida pembawa panas.
Kecepatan aliran yang tinggi akan menyebabkan gradien suhu menjadi tinggi
pula. Jadi gradien suhu pada dinding bergantung pada distribusi kecepatan
sehingga perpindahan panas konveksi juga dipengaruhi oleh distribusi
kecepatan fluida tersebut.
3) Perpindahan panas secara radiasi : Panas juga dapat berpindah melalui
daerah hampa atau melalui fluida ke permukaan lain dengan cara pemancaran
gelombang elektromagnetik yang disebut dengan radiasi. Perpindahan panas
radiasi terjadi antara udara panas yang ada di dalam grate cooler dengan
udara lingkungan sekitar.
Gambar 3. Proses Yang Terjadi di dalam Grate Cooler
Kesimpulan
Dari pengetikan Artikel atau Laporan tentang “Analisis Prinsip Kerja Alat Grate
Cooler Di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.” ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Grate cooler merupakan clinker cooler dengan efek pendinginan yang terjadi
karena adanya udara yang dihembuskan oleh beberapa fan/blower kepermukaan
lapisan klinker di atas grate cooler.
2. Grate Cooler memiliki 3 macam jenis :
1) Reciprocating Grate Cooler
2) Air Beam Cooler
3) Cross Bar Cooler
3. Grate Cooler ini berfungsi menurunkan suhu klinker dengan cepat (quenching)
dari 1250oC menjadi 100oC yang berasal dari kiln. Hal tersebut bertujuan untuk
menghasilkan kualitas klinker yang baik sehingga dapat mencegah terjadinya
reaksi inverse C3S. Selain itu, tujuan grate cooler yaitu untuk mempengaruhi
tekstur dari klinker yang dihasilkan serta menjaga peralatan yang tidak tahan
panas.
4. Udara panas hasil dari output grate cooler bisa dimanfaatkan sebagai udara
sekunder untuk pembakaran batubara di kiln, udara tersier untuk pembakaran
batubara di kalsiner, dan sebagai udara pengering di raw mill.
Daftar Pustaka
https://www.researchgate.net/publication/353622757_Laporan_Kerja_Praktek_PT
_Semen_Baturaja_Persero_Tbk_April-Juni_2021
https://ejournal.undip.ac.id
https://lachigau.wordpress.com/2009/02/24/grate-cooler-pabrik-semen/
https://www.slideshare.net/ggteyss/tugas-cooler-46979134
http://semenbaturaja.co.id