Analisis Prinsip Kerja Alat Grate Cooler Di PT. Semen Baturaja (Persero) TBK

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Kotamo

Volume 1 No. 1 (2021)


E-ISSN: 9677-0962
Website: https://jurnal.smbr.co.id/index.php/kotamo/index

Analisis Prinsip Kerja Alat Grate


Cooler Di PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk.
Cia Vhirgiani1, Ahmad Fadilah2
Politeknik Negeri Sriwijaya1, SMBR Learning Development2
vhirgi.08@gmail.com 1 ahmadfadilabta@gmail.com 2

Abstract

One of the obligations in completing practical work assignments is to write


scientific articles, the main purpose of which is to document knowledge about the
analysis of the working principles of tools in the PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
One of them is like the clinker cooling system on the Grate Cooler tool. The clinker
cooling process occurs inside the kiln and outside the kiln. Cooling inside the kiln
occurs in the cooling zone and outside the kiln occurs in the clinker cooler. The clinker
cooler cooling process is an advanced process of clinker cooling. That is the reason
why, the clinker cooler is always installed with the construction connected to the kiln
outlet. Grate Cooler is a type of clinker operated by PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
in the manufacture of cement and is also one part of the cement production equipment
which has an important role to cool the clinker, therefore I will give this report or
article the title “Analysis of the Working Principle of the Grate Cooler Tool at PT.
Semen Baturaja (Persero) Tbk.”. This practical work is carried out at PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk. Baturaja Factory, Jalan Tiga Gajah, Sukajadi District,
Baturaja Ogan Komering Ulu, South Sumatra. Time for practical work 12 July
2021 to 01 October 2021.

Keywords : Analysis, Tool Working Principle, Grate Cooler, Clinker Cooler

Abstrak
Salah satu kewajiban dalam mennyelesaikan tugas Kerja Praktik adalah dengan
Cia Vhirgiani, Ahmad
Fadilah

menulis artikel ilmiah, tujuan utamanya adalah untuk mendokumentasikan pengetahuan


tentang analisis prinsip kerja alat yang ada di pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Salah satunya seperti sistem pendinginan klinker pada alat Grate Cooler.
Proses pendinginan klinker tersebut terjadi di dalam kiln dan di luar kiln.
Pendinginan di dalam kiln terjadi pada cooling zone dan di luar kiln terjadi pada
klinker cooler. Proses pendinginan klinker cooler merupakan proses lanjutan dari
pendinginan klinker. Itulah alasan mengapa, klinker cooler selalu terpasang
dengan kontruksi menyambung pada outlet kiln. Grate cooler merupakan jenis
klinker yang dioperasikan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dalam pembuatan
semen dan juga merupakan salah satu bagian dari alat produksi semen yang
mempunyai peranan yang cukup penting untuk mendinginkan klinker, oleh karena
itu Laporan atau Artikel ini saya beri judul “Analisis Prinsip Kerja Alat Grate
Cooler Di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.”. Kerja praktik ini dilaksanakan di
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Pabrik Baturaja, Jalan Tiga Gajah, Kecamatan
Sukajadi, Baturaja Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Waktu pelaksanaan
kerja praktek 12 Juli 2021 sampai dengan 01 Oktober 2021.

Kata kunci : Analisis, Prinsip Kerja Alat, Grate Cooler, Klinker Cooler

Pendahuluan
Politeknik merupakan salah satu Pendidikan Tinggi yang menghasilkan
lulusan yang siap kerja, terampil dan kreatif, dan jujur. Kegiatan praktis dan
peningkatan keterampilan merupakan hal utama pada pendidikan di Politeknik
Negeri Sriwijaya Palembang.
Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya dilatih menerapkan teori dalam
kegiatan dibangku kuliah, untuk melaksanakan hal tersebut maka diperlukan
kegiatan yang bersifat realita. Guna mencapai tujuan, mahasiswa diwajibkan
mengikuti program Kerja Praktek (KP).
Semen merupakan salah satu bahan bangunan yang dapat berfungsi sebagai
perekat hidrolis senyawa organik. Reaksi semen dengan air akan menimbulkan
daya rekat semen. Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan semen yaitu
penambangan bahan baku, pemecahan bahan baku, pengeringan bahan baku, serta
pencampuran bahan baku, pembakaran dan pendinginan, penggilingan bahan
setengah jadi, dan pengantongan semen. Salah satu tahap proses pembuatan emen
yang penting yaitu proses pendinginan klinker. Proses pendinginan klinker
tersebut terjadi di dalam kiln dan di luar kiln. Pendinginan di dalam kiln terjadi
pada cooling zone dan di luar kiln terjadi pada klinker cooler. Proses pendinginan
klinker cooler merupakan proses lanjutan dari pendinginan klinker. Itulah alasan
mengapa, klinker cooler selalu terpasang dengan kontruksi menyambung pada
outletkiln.
Grate cooler merupakan jenis klinker yang dioperasikan PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk dalam pembuatan semen dan juga merupakan salah satu
bagian dari alat produksi semen yang mempunyai peranan yang cukup penting
untuk mendinginkan klinker. Grate cooler dipilih karena mempunyai efek
pendinginan yang lebih baik dibandingkan jenis cooler lainnya yaitu
menghasilkan udara bakar yang mempunyai suhu yang tinggi. Hal tersebut dapat
menguntungkan pada proses pembakaran di dalam kiln dan kalsiner. Grate cooler
yaitu klinker cooler yang memilik efek pendinginan yang terjadi karena adanya
udara yang dihembuskan oleh beberapa fan/blower ke permukaan lapisan klinker
di atas grate plate. Udara yang digunakan untuk mendinginkan klinker dalam
cooler berasal dari udara luar yang mengalir secara alamiah akibat tarikan dari
fan.
Grate cooler ini berfungsi menurunkan suhu klinker dengan cepat
(quenching) dari 1250oC menjadi 100oC yang berasal dari kiln. Hal tersebut
bertujuan untuk menghasilkan kualitas klinker yang baik sehingga dapat
mencegah terjadinya reaksi inverse C3S. Selain itu, tujuan grate cooler yaitu
untuk mempengaruhi tekstur dari klinker yang dihasilkan serta menjaga peralatan
yang tidak tahan panas.

Metode Penelitian
Kerja praktek ini dilaksanakan di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Pabrik
Baturaja Jalan Tiga Gajah, Kecamatan Sukajadi, Baturaja Ogan Komering Ulu,
Sumatera
Selatan. Waktu pelaksanaan kerja praktek mulai tanggal 12 Juli 2021 sampai dengan
tanggal 01 Oktober 2021.
Metode penyusunan artikel kerja praktik ini ditempuh melalui :
1. Metode Wawancara, metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data
untuk artikel ini adalah dengan cara melakukan tanya jawab dan diskusi dengan kakak
tingkat tahun 2018 yang sebelumnya sudah melakukan kerja praktik di PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk , dan pembimbing, atau operator teknisi.
2. Metode Referensi, metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dengan
cara membaca buku – buku referensi, ataupun laporan Kerja Praktik yang berkaitan
dengan prinsip kerja Grate cooler, manual book, browsing internet, dll yang membantu
menunjang penulisan laporan ataupun arikel ini.

Hasil dan Pembahasan


Semen (cement) merupakan perekat hidrolik hasil industri dari paduan
bahan baku: batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau
bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk.

A. Pengertian Grate Cooler


Grate cooler merupakan clinker cooler dengan efek pendinginan yang
terjadi karena adanya udara yang dihembuskan oleh beberapa fan/blower
kepermukaan lapisan klinker di atas grate cooler. Hal tersebut dilakukan untuk
mendapatkan laju pendinginan yang cepat dengan tujuan mengurangi pengaruh
kristal periclase sehingga diperoleh kualitas klinker yang baik. Tetapi pada
kenyataannya diperoleh juga perpindahan panas yang sangat baik sehingga cooler
jenis ini bisa menerima klinker dengan suhu 1360-14000C.
Dengan penggunaan udara berlebih, klinker yang keluar bisa mencapai
suhusampai dengan 650C diatas suhu udara sekitar sehingga bisa langsung
digiling. Perpindahan panas terjadi pada kondisi cross current dan counter
current antara klinker dengan udara pendingin. Peralatan grate cooler tidak bisa
dipisahkan letaknya dari kiln karena terpasang langsung menyambung pada outlet
kiln. Grate cooler langsung menampung/menerima klinker yang keluar dari kiln
seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Grate Cooler

B. Prinsip Kerja Grate Cooler

Prinsip kerja grate cooler adalah sebagai berikut:

1) Klinker yang keluar dari kiln jatuh di atas grate plate bagian depan
(mulden plate) membentuk suatu tumpukan (bed) dengan ketebalan
tertentu.
2) Udara pendinginan klinker ditiup dengan sejumlah fan dari bawah plate
menembus kisi-kisi grate plate dan bed klinker di atas grate plate. Hal
tersebut akan menyebabkan terjadimya kontak antara udara pendingin
dengan klinker panas dengan adanya kontak tersebut maka terjadi
perpindahan panas (efek pendinginan klinker). Sisa udara pendinginan
masuk ke dalam kiln sebagai udara bakar (udara sekunder) dan udara
pendingin masuk ke dalam calsiner (udara tersier) dan selebihnya dihisap
oleh fan sebagai udara buang setelah terlebih dahulu melalui alat
perangkap debu (EP).
3) Grate plate dipasang dengan susunan baris selang-seling antara baris
yang statis dan baris yang bergerak maju mundur dengan adanya gerakan
tersebut klinker bergerak terdorong ke belakang dan seterusnya menuju
klinker crusher selanjutnya chain conveyor.
4) Grate plate digerakkan dengan hydraulic drive. Klinker yang berukuran
halus akan turun ke bawah menembus kisi-kisi grate plate dan ditampung
di dalam hopper yang dilengkapi dengan flap damper dan sensor level.
Flap damper akan membuka secara otomatis apabila hopper penuh dan
klinker jatuh diterima drag chain menuju chain conveyor.
5) Untuk menjaga ketebalan material di atas grate cooler (grate plate)
konstan dipasang satu buah fan pendingin khusus jika tekanan fan naik
secara otomatis grate plate akan bergerak lebih cepat.
6) Untuk material yang berukuran besar masuk pada breaker/crusher
untuk dipecah dan hasilnya akan keluar bercampur dengan material dari
grate plate cooler menuju alat transport.

C. Macam-macam Grate Cooler


Grate Cooler memiliki beberapa macam diantaranya :
1. Reciprocating Grate Cooler : Grate Cooler jenis ini pertama kali
diperkenalkan oleh Fuller Company. Grate Cooler jenis ini terdiri dari
sebuah rangkaian under-grate kompartemen dengan cooling fan terpisah
yang memungkinkan kontrol tekanan dan volume tersendiri pada saat
memasukkan udara pendingin. Di Cooler ini terdapat lebih dari under-
grate compartement dan 2 atau 3 seksi grate yang digerakkan yang
terpisah. Ukuran grate pertama 10ft wide x 35ft long dan grate kedua
12ft x 42ft. Tekanan under-grate kurang lebih 600mm pada
kompartemen pertama makin lama makin berkurang hingga mencapai
200mm pada kompartemen terakhir.
2. Air Beam Cooler : Penggunaan air beam, “Controller Flow Grates”
adalah design dengan daya tahan tinggi dimana udara lewat secara
horisontal melewati lubang-lubang ke permukaan grate, hal ini
mengurangi penurunan kehalusan semen dan membuat aliran udara
berkurang tergantung pada daya tahan bed.
3. Cross Bar Cooler : Tipe Grate Cooler yang baru-baru ini (tahun 1999)
dikembangkan yaitu Cross Bar Cooler. Grate Cooler jenis ini seluruhnya
terdiri dari Static Grate dengan transportasi clinker dipengaruhi oleh
reciprocating pusher bar diatas permukaan grate. Cooler ini juga
menggunakan pengatur aliran yang sangat bagus pada masing-masing
grate untuk mempertahankan aliran udara konstan melalui clinker bed
tanpa memperhatikan porositas bed. Efisiensi jenis Cooler ini yaitu 75-
78%. Sebagai sumber udara bertekanan, digunakan fan-fan yang terletak
di luar konstruksi cooler. Penyuplaian udara ini dialirkan melalui pipa
yang dihubungkan ke undergrate. Disisi samping disediakan pintu-pintu
untuk dapat mengakses ke dalam cooler, baik untuk daerah overgrate
maupun undergrate. Pada Fuller Reciprocating Grate Cooler, udara
bertekanan ditiupkan ke ruangan kosong dibawah grate cooler dan udara
itu naik ke atas untuk mendingikan material, udara bertekanan itu
disalurkan ke sebuah “pipa” di sepanjang undergrate dan akan meniupkan
udara bertekanan tadi secara langsung. Sistem ini lebih efektif karena
udara yang ditiupkan dapat mendinginkan material secara lebih merata.
Disepanjang undergrate dipasang sensor-sensor tekanan untuk
memonitoring tekanan di undergrate tersebut yang diakibatkan oleh
udara yang ditiupkan oleh fan, dimana hasil dari sensor ini dikirimkan ke
peralatan yang selalu memantau keadaan dan akan membandingkan
dengan set point yang telah ditentukan. Apabila tekanan di undergrate
melebihi set point maka hal ini berarti terjadi penumpukan material di
grate sehingga kecepatan grate harus ditambahkan. Di akhir grate
dipasang clinker breaker yang berguna untuk memperkecil ukuran
klinker sebelum masuk ke finish mill ataupun klinker silo. Udara panas
yang dihasilkan oleh peniupan material oleh udara bertekanan ini
selanjutnya akan disalurkan ke Reinforced Suspension Preheater dan kiln
sehingga akan menghemat energi. Udara yang keluar dari Cooler
dilewatkan ke Electrostatic Precipitator (EP) untuk mengurangi
pencemaran lingkungan.

D. Fungsi Grate Cooler


Grate Cooler memiliki fungsi dasar, antara lain :
1) Memberikan pendinginan yang cepat pada klinker.
2) Mendinginkan klinker dengan cara, panas material diserap oleh udara yang
dihembuskan oleh fan dimana udara ini kemudian disebut sebagai udara
sekunder, hal ini efektif secara ekonomi dan stabilisasi kiln atau operasi
tungku ruang bakar.
3) Mendinginkan klinker hingga temperaturnya menjadi kurang lebih 100 C
sehingga aman ketika material tersebut akan ditangani oleh hammer crusher.
4) Mengantarkan klinker ke hammer crusher dimana selanjutnya akan
diteruskan ke conveyor bertemperatur rendah.
5) Mengatur ukuran dari suatu material yang akan melalui hammer crusher.

Fungsi lain dari Grate Cooler adalah :


1) Untuk Proses Quenching : Pada proses pendingin klinker yang
mendadak, efek pendinginan yang timbul karena adanya hembuasan dari
beberapa cooling air fan yang langsung kontak dengan klinker outlet kiln.
Efek pendingin yang terjadi akan mengakibatkan suhu klinker turun secara
drastis yaitu 1350oC menjadi 90oC. Sasaran yang dikehendaki dari quenching
adalah untuk memperoleh klinker yang berbentuk granular/bulat dan rapuh.
Hal tersebut akan memudahkan pada proses penggilingan selanjutnya dan
berpengaruh terhadap mutu semen yang dihasilkan.
2) Untuk Menaikkan Suhu Udara Bakar : Udara bakar ini berasal dari
udara sisa pendinginan klinker. Sebagian udara yang masih mempunyai suhu
tinggi akan ditarik IDF masuk ke kiln dan kalsiner sehingga sebagian lagi
yang suhunya rendah akan dikeluarkan melewati saluran udara buang menuju
ESP (EP grate cooler).
3) Untuk Alat Transport : Untuk mengeluarkan material dari kiln menuju
alat transportnya untuk kemudian di simpan pada silo klinker.

E. Peralatan-peralatan Area Grate Cooler


Peralatan yang berada di area grate cooler terdiri dari peralatan uatama ataupun
peralatan pendukung, seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2. Kontruksi Grate Cooler


Keterangan dari Kontruksi Grate Cooler :
1. Grate 1
2. Grate 2
3. Breaker
4. Hydraulic Drive
5. Hopper
6. Hydraulic Cylinder
7. Drag Chain
8. Fan Airation
9. Casing Cooler

F. Spesifikasi dari peralatan-peralatan dalam Grate Cooler


1. Grate 1, mempunyai fungsi untuk menampung curahan material dari
kiln dan dilakukan pendinginan mendadak menggunakan udara pendingin.
2. Grate 2, mempunyai fungsi untuk mendinginkan klinker dari grate 1.
3. Breaker, mempunyai fungsi untuk memecahkan material yang
berukuran besar dan kemudian akan keluar bercampur dengan material
dari grate cooler.
4. Hydraulic Unit, mempunyai fungsi sebagai penggerak dari grate plate
yang bergerak maju mundur dan secara tidak langsung menggerakkan
moveable plate. Digerakkan melalui fluida yang dipompakan oleh axial
piston pump.
5. Hopper dan Drag Chain, material-material (klinker) yang halus dan
lolos dari kisi-kisi plate ditampung oleh hopper di dalam hopper terdapat
sensor level yang fungsinya menginformasikan level dalam hopper.
Apabila level material sudah maksimum, maka under chute grate di bawah
hopper akan membuka secara otomatis dan akan menutup kembali secara
otomatis. Material (klinker) yang keluar dari under grate ditampung oleh
drag chain lalu dibawa menggunakan alat transport berikutnya.
6. Cooling Fan, fungsi cooling fan adalah untuk mendinginkan klinker
baik itu di chamber I dan di chamber II. Masing-masing fan dilengkapi
dengan damper yang dapat digerakan secara otomatis.
7. ESP (Filter Cooler/EP Grate cooler), fungsi ESP pada grate cooler
adalah untuk menangkap dan mengumpulkan debu yang terdapat dalam
udara buang dari grate cooler yang dihisap ESP fan. Debu yang
dikumpulkan ESP dikembalikan kembali ke sistem melalui alat tranport
yang terdapat di bawah hopper ESP. Alat transport tersebut berupa drag
chain, rotary valve dan screw.
8. ESP Fan (Filter Fan untuk Cooler), fungsi alat ini adalah untuk
menghisap debu sebagian udara sisa dari pendinginan di grate cooler.
Fungsi lainnya adalah untuk menciptakan suasana negative pressure di
kiln hood.
9. Water Injection, peralatan ini berupa nozzle yang dihubungkan dengan
pompa air. Nozzle tersebut dipasang pada dinding grate cooler dengan
posisi outlet nozzle mengarah ke bagian dalam grate cooler. Fungsi water
injection adalah untuk mendinginkan udara buang yang dihisap oleh ESP
fan, jika suhunya tinggi (> 300oC).

G. Mekanisme Perpindahan Panas di Grate Cooler

Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai transmisi energi dari suatu tempat
ke tempat lain sebagai dampak dari perbedaan suhu pada sistem yang dialiri panas
tersebut. Mekanisme perpindahan panas dapat berlangsung dari suatu material
yang suhunya lebih rendah hingga mencapai suatu kondisi keseimbangan.
Mekanisme perpindahan panas yang terjadi di dalam grate cooler ada 3, yaitu:
1) Perpindahan panas secara konduksi (rambatan) : Konduksi adalah
perpindahan panas dari satu bagian ke bagian lain tanpa ada partikel yang ikut
berpindah. Laju perpindahan panas secara konduksi dipengaruhi oleh luas
penampang perpindahan panas, konduktivitas termal dan perbedaan suhu.
Perpindahan panas secara konduksi yang terjadi di dalam grate cooler adalah
perpindahan panas antara sesama partikel (klinker).
2) Perpindahan panas secara konveksi : Konveksi adalah perpindahan
panas dari satu bagian ke bagian lain yang disertai dengan partikelnya ikut
berpindah. Gradien suhu tergantung pada laju alir fluida pembawa panas.
Kecepatan aliran yang tinggi akan menyebabkan gradien suhu menjadi tinggi
pula. Jadi gradien suhu pada dinding bergantung pada distribusi kecepatan
sehingga perpindahan panas konveksi juga dipengaruhi oleh distribusi
kecepatan fluida tersebut.
3) Perpindahan panas secara radiasi : Panas juga dapat berpindah melalui
daerah hampa atau melalui fluida ke permukaan lain dengan cara pemancaran
gelombang elektromagnetik yang disebut dengan radiasi. Perpindahan panas
radiasi terjadi antara udara panas yang ada di dalam grate cooler dengan
udara lingkungan sekitar.
Gambar 3. Proses Yang Terjadi di dalam Grate Cooler

Kesimpulan
Dari pengetikan Artikel atau Laporan tentang “Analisis Prinsip Kerja Alat Grate
Cooler Di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.” ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Grate cooler merupakan clinker cooler dengan efek pendinginan yang terjadi
karena adanya udara yang dihembuskan oleh beberapa fan/blower kepermukaan
lapisan klinker di atas grate cooler.
2. Grate Cooler memiliki 3 macam jenis :
1) Reciprocating Grate Cooler
2) Air Beam Cooler
3) Cross Bar Cooler
3. Grate Cooler ini berfungsi menurunkan suhu klinker dengan cepat (quenching)
dari 1250oC menjadi 100oC yang berasal dari kiln. Hal tersebut bertujuan untuk
menghasilkan kualitas klinker yang baik sehingga dapat mencegah terjadinya
reaksi inverse C3S. Selain itu, tujuan grate cooler yaitu untuk mempengaruhi
tekstur dari klinker yang dihasilkan serta menjaga peralatan yang tidak tahan
panas.
4. Udara panas hasil dari output grate cooler bisa dimanfaatkan sebagai udara
sekunder untuk pembakaran batubara di kiln, udara tersier untuk pembakaran
batubara di kalsiner, dan sebagai udara pengering di raw mill.

Daftar Pustaka
https://www.researchgate.net/publication/353622757_Laporan_Kerja_Praktek_PT
_Semen_Baturaja_Persero_Tbk_April-Juni_2021

https://ejournal.undip.ac.id

https://lachigau.wordpress.com/2009/02/24/grate-cooler-pabrik-semen/

https://www.slideshare.net/ggteyss/tugas-cooler-46979134

http://semenbaturaja.co.id

You might also like