Professional Documents
Culture Documents
Analisis Isi Tweet Akun Twitter @jokowi Sebagai Fungsi Komunikasi Krisis Selama Pandemi Covid-19
Analisis Isi Tweet Akun Twitter @jokowi Sebagai Fungsi Komunikasi Krisis Selama Pandemi Covid-19
(Analisis Isi Tweet Akun Twitter @jokowi Sebagai Fungsi Komunikasi Krisis
Selama Pandemi Covid-19)
Oleh:
SURAKARTA
2021
KOMUNIKASI KRISIS MELALUI NEW MEDIA
(Analisis Isi Tweet Akun Twitter @jokowi Sebagai Fungsi Komunikasi Krisis
Selama Pandemi Covid-19)
Abstract
Rumusan masalah
Kajian pustaka
1. Public Relations
Rumor
Workplace violence
Organizational misdeeds
Dalam tabel di atas dapat dilihat macam-macam jenis krisis, klaster krisis dan
tingkat atribusi atau tingkat tanggung jawab. Dapat dilihat bahwa krisis dalam
klaster korban (victim cluster) memiliki tingkat atribusi pertanggung-jawaban yang
rendah. Klaster tanpa kesengajaan/kecelakaan (accidental cluster) memiliki tingkat
tanggung jawab yang menengah dan krisis dalam klaster (preventable) atau
(intentional cluster) memiliki tingkat atribusi pertanggung-jawaban yang tinggi.
Dalam SCCT terdapat daftar respon terhadap terjadinya krisis, respon
disesuaikan dengan atribusi publik dan klaster krisis. Berikut daftar respon SCCT
yang telah dibuat dan disempurnakan oleh pihak National Center for Food
Protection (NCFPD) (Adkins, dalam Coombs, 2010:102):
Scapegoat
Metodologi
Sajian Data
20,00%
3,20%
0,00%
1 Maret - 1 April 2020
Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Instructing Information
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak ada 79 62.7 62.7 62.7
instruksi untuk menerapkan pola hidup 37 29.4 29.4 92.1
sehat atau protokol kesehatan atau new
normal
instruksi untuk melakukan isolasi mandiri 2 1.6 1.6 93.7
bagi penderita Covid-19
Instruksi untuk melakukan rapid-test atau 2 1.6 1.6 95.2
cek-up Covid-19
Dari tabel di atas kita dapat melihat jenis strategi instructing information
terbanyak dipakai adalah instruksi untuk menerapkan protokol kesehatan atau pola
hidup sehat atau new normal, yaitu sebanyak 29,4% atau 37 utas tweet dari total
keseluruhan 126 tweet yang diteliti. Adapun jenis-jenis strategi instructing
information lain hanya digunakan 2-3% dari keseluruhan tweet, yaitu instruksi
isolasi mandiri sebanyak 2 tweet, instruksi untuk rapid test sebanyak 2 tweet,
instruksi untuk tetap berada di rumah 3 tweet dan gabungan instruksi terkait Covid-
19 sebanyak 3 tweet.
Strategi instructing information digunakan untuk menghindarkan stakeholder dari
dampak fisik akibat krisis yang terjadi. Itu adalah prioritas ketika terjadi krisis
(Coombs, 2010). Strategi ini sebenarnya bukan termasuk dalam strategi utama yang
dikenal dalam SCCT, melainkan strategi dasar yang pada dasarnya harus ada ketika
terjadi krisis. Dalam strategi ini, terdapat beberapa bentuk informasi instruksi yang
dikeluarkan oleh akun @jokowi untuk menghindarkan stakeholder yaitu
masyarakat Indonesia dari krisis.
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Adapting Information
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Ada 45 35.7 35.7 35.7
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Denial Strategy
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak ada 126 100.0 100.0 100.0
Dari tabel di atas diketahui bahwa tidak ada satu pun jenis strategi denial
digunakan dalam tweet @jokowi. Tidak adanya satupun pemakaian strategi denial
karena strategi denial selayaknya digunakan untuk merespon krisis yang masih
menjadi rumor dan belum terbukti. Jika organisasi memang tidak terlibat dengan
rumor, maka tidak akan ada dampak buruk yang akan mempengaruhi organisasi
tersebut (Coombs, 2007). Adapun pandemi Covid-19 telah dinyatakan ada dan
diakui secara resmi menjadi bencana nasional oleh pemerintah Indonesia dan bukan
merupakan rumor (setkab.go.id, 2020).
Tabel 1.4
Cumulative
Indonesia
masyarakat pikirkan
Dari tabel di atas, dapat dilihat hanya terdapat sedikit sekali strategi
diminishment yang diterapkan. Hanya ada masing-masing satu tweet menggunakan
strategi “mencari-cari alasan terhadap situasi pandemi dan “pembenaran terhadap
aksi pemerintah terkait Covid-19. Lalu ada 2 utas tweet yang merupakan
penyampaian bahwa dampak dari covid tidak seburuk yang dipikirkan masyarakat.
Ketiganya hanya mencapai total 3,2% dari keseluruhan 126 tweet yang diteliti.
Diminishment strategy adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi
tingkat tanggung terhadap krisis (Holladay, dalam Coombs, 2010:166).
Diminishment strategy dapat untuk digunakan jika krisis yang terjadi adalah klaster
korban atau klaster ketidak-sengajaan (Adkins, dalam Coombs, 2010:104). Krisis
Covid-19 terkategorikan sebagai klaster korban sekaligus klaster ketidak-
sengajaan. Dalam tabel di atas dapat dilihat terdapat 3,2% tweet yang
terkategorikan sebagai strategi diminishment. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pemerintah hampir sepenuhnya mampu dalam menangani krisis pandemi Covid-19
dan tidak berusaha mengurangi tuntutan tanggung jawab dari masyarakat,
walaupun strategi atau respon ini layak digunakan.
Tabel 1.5
Cumulative
Tabel 1.6
Valid Cumulative
menyenangkan masyarakat
Strategi ini digunakan untuk mencari dukungan berupa asosiasi positif dari
publik/stakeholder (Fediuk, Pace & Botero, dalam Coombs, 2010:227). Terdapat
31,7% tweet terkategorisasikan sebagai bolstering stategy. Dapat diartikan bahwa
melalui akun @jokowi pemerintah pusat berusaha mendapatkan penguatan citra
positif selama masa pandemi Covid-19.
Dalam penelitian oleh Liu (dalam Coombs, 2010), ditemukan bahwa
strategi bolstering berupa pujian (ingratiation) cukup tinggi digunakan dalam
situasi krisis klaster korban. Tweet berisi pemberian pujian juga ditemukan dalam
tweet presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam tweetnya selama pandemi
Covid-19, dalam penelitian analisis isi oleh Fanni Kertész and Zane Berzleja
(2020). Namun dalam rekomendasi oleh Coombs (2007), bolstering lebih baik
digunakan untuk mendukung strategi lain dan tidak berdiri sendiri.
Strategi O E O-E (O-E)2 (O-E)2 / E
X2= 80,91
Tabel di atas adalah tabel perhitungan nilai chi kuadrat. Digunakan untuk
membuktikan apakah setiap strategi memiliki peluang yang sama. Dari hasil yang
ada, didapat perhitungan bahwa nilai chi kuadrat melebihi angka kritis, yaitu
80,91>0,05. Dengan demikian didapat kesimpulan bahwa peluang amsing-masing
strategi tidak sama besar, hal tersebut dapat menunjukkan kemungkinan bahwa
dapat terjadi kecenderungan.
Kesimpulan
1. Berdasarkan prosedur coding dan olah data distribusi frekuensi yang telah
dilakukan sebagai rangkaian analisis isi, diketahui terdapat 5 jenis strategi
komunikasi krisis berdasarkan SCCT yang digunakan oleh akun @jokowi
dalam pandemi Covid-19. 5 strategi tersebut adalah instructing information,
adapting information, diminishment strategy, rebuilding strategy dan
bolstering strategy.
2. Berdasarkan uji chi kuadrat univariat yang telah dilakukan, diketahui terdapat
perbedaan peluang digunakannya tiap-tiap strategi komunikasi krisis SCCT
dalam tweet akun @jokowi selama pandemi Covid-19. Hal tersebut dibuktikan
dengan lebih tingginya angka chi kuadrat dibanding dengan angka kritis, yaitu
80,91 > 9,48.
Lalu berdasarkan olah data berupa distribusi frekuensi, didapat kesimpulan
bahwa strategi komunikasi krisis SCCT yang paling banyak digunakan adalah
adapting information dengan angka persentase 64,3%. Hal tersebut
menunjukkan akun @jokowi memiliki kecenderungan untuk menggunakan
strategi adapting information sebagai strategi respon komunikasi krisis dari
krisis Covid-19 yang sedang terjadi.
Daftar Pustaka
Jenkins, F., & Yadin, D. (2008). Public Relations 5th Edition. Jakarta: Erlangga.
Nasrullah, R. (2018). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Laksamana, (2018). Public Relations in The Age of Disruptions. Sleman: Bentang
Pustaka
Jogloabang (2020). Permenkes 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman PSBB dalam
rangka Percepatan Penanganan Covid-19
VOI. (2020). Trafik Pengguna Media Sosial Naik 40 Persen Selama Pandemi
Corona. Diakses dari: https://voi.id/teknologi/4227/trafik-pengguna-media-
sosial-naik-40-persen-selama-pandemi-corona
Agustini, P. (2020). Penggunaan Internet Naik 40% akibat Physical Distancing.
Diakses dari: https://aptika.kominfo.go.id/2020/04/penggunaan-internet-
naik-40-akibat-physical-distancing/
Acar, A. & Yuya, M. (2011). Twitter for crisis communication: lessons learned
from Japan’s tsunami disaster. Kobe: Inderscience Enterprise Ltd.
Dinisari M. G. (2021). Setahun Covid-19 di Indonesia : 646 Hoax Beredar.
Diakses dari:
https://lifestyle.bisnis.com/read/20210302/106/1362608/setahun-covid-19-
di-indonesia-646-hoax-beredar
Yustitia & Ashrianto (2020). An Analysis on COVID-19 Disinformation Triangle
in Indonesia. Yogyakarta: Jurnal Komunikator
Theaker A. (2012). The Public Relations Handbook Fourth Edition. London &
Newyork: Routledge.
Lamb L. F. & McKee, K. B. (2004). Applied Public Relations: Cases in
Stakeholder. New Jersey: Lawrence Elbraum Associates Publisher
Barton, L. (2001). Crisis in organizations II (2nd edn.). Cincinnati: College
Divisions
Coombs, W. T. (2007). Protecting Organization Reputations During a Crisis: The
Development and Application of Situational Crisis Communication Theory.
Illinois. Eastern Illinois University
Coombs, W. T. & Holladay, S. J. (2010) The Handbook of Crisis Communication.
United Kingdom : Blackwell Publishing.
Eriyanto. (2011). Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Relika Aditama.