Materi Design Thinking

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 81

Design Thinking :

New Innovative Thinking for


New Problems
Which Problems Can Design Thinking Help us Solve?
1. Redefining value
2. Human-centred innovation
3. Quality of life
4. Problems affecting diverse groups of people
5. Involves multiple systems
6. Shifting markets and behaviours
7. Coping with rapid social or market changes
8. Issues relating to corporate culture
9. Issues relating to new technology
10.Re-inventing business models
11.Addressing rapid changes in society
12.Complex unsolved societal challenges
13.Scenarios involving multidisciplinary teams
14.Entrepreneurial initiatives
15.Educational advances
16.Medical breakthroughs
17.Inspiration is needed
18.Problems that data can't solve
Kategori Ide Bisnis
1. Industri Makanan dan Minuman. Bisnis yang bergerak dalam bidang
makanan dan minuman
2. Industri Jasa dan Perdagangan. Bisnis yang meliputi kegiatan ruang
untuk berbagai produsen memasarkan produk dan jasanya
3. Industri Teknologi Terapan. Bisnis yang bergerak dalam penggunaan ilmu
Teknik dan teknologi manufaktur untuk menjadikan produksi lebih cepat, lebih
sederhana dan lebih efesien
4. Industri Kreatif. Bisnis bergerak dari memanfaatkan keterampilan,
kreativitas dan bakat yang dimiliki dalam menciptakan kesejahteraan &
lapangan pekerjaan
5. Industri Produksi atau Budidaya. Bisnis yang bergerak menghasilkan barang
jadi dari bahan baku melalui proses produksi/budidaya (pertanian secara luas)
What is Innovative Thinking?
The definition of innovative thinking is the ability to come up with
new ideas and novel approaches to problems.

We allknow the cautionary tales of what Amazondid to bookstores, Netflix did to Blockbuster,
and the iPhone did to Nokia, but there’s more to it than justsurvival.
Developing Innovative Thinking Skills for Organization
#1: Encourage Team Members to Come Up with Solo Ideas
#2: Always Look for Ways to Get Better
#3: Learn from Other Departments, Companies, or Industries
#4: Get Specific About the Problems Your Customers Face
#5: Be Intentional About Designing a Creative
Work Environment
#6: Build a Diverse Team
The Entrepreneur as a ‘Problem Solver’

1. The need for something to be better, faster, or easier


2. The effects of changes in world on your industry,
product, or service
3. Market trends based on geography, demographics, or the
psychology of the customers
“IDEATION”
Generating Business Ideas
(Ideas & Opportunities)
“IDEATION”
Generating Business Ideas
(Ideas & Opportunities)
“IDEATION”
Generating Business
Ideas
(Ideas & Opportunities)
“IDEATION”
Generating Business
Ideas
(Ideas & Opportunities)
The Entrepreneurial Process: Venture Life
Cycle and Product Life Cycle
https://openstax.org/books/entrepreneurship/pages/2-2-the-process-of-becoming-an-entrepreneur
IDEATION
“Creating a Business Idea”
“Ideation” is a course about generating, developing,
and evaluating ideas for launching innovative and viable
new ventures.

Ideation entails a process of discovery designed to lead


toward the creation of dynamic and impactful
enterprises, whether business or social ventures.

Generating an idea is an important and exciting process


but only the beginning for entrepreneurs.
They must develop an idea into a promising opportunity
through innovative thinking, market research,
competitive analysis, and dynamic business modeling.
Developing Business Ideas
Identify current resources, publications, and sites available to assist with determining what type
of business to start
1. Virtual Assistant 18. Bookkeeper 36. Auto Detailing
19. Tax Professional 37. Bicycle Mechanic
2. Ecommerce Seller
20. Affiliate 38. Grant Writer
3. Social Media
21. Marketer 39. Resume Service
Manager
22. Podcaster 40. Errand Service
4. Social Media
23. Event Planner 41. House Cleaner
Influencer
24. Baker 42. Handyman
5. Blogger
25. Coffee Cart 43. Lawn Service
6. Ebook Author
50 Small 7. Freelance Writer
26. Tutor 44. Gardener
27.Online Course Creator 45. Farmers’ Market Vendor
Business Ideas 8. Copywriter 28.YouTube Personality 46. Travel Consultant
9. Graphic Designer
for Solopreneurs 10.Web Designer
29. T-shirt Designer
30. Jewelry Designer
47. Translator
48. Party Entertainer
11.Software Developer 31. Artist 49. Personal Trainer
12.App Developer 32. Soap Maker 50. Yoga Instructor
13.Stock Photographer 33. Child Care
14.Business Consultant 34. Housesitter
15.Event Photographer 35. Dog Walker
16.Life Coach
17.Public Speaker
DESIGN THINKING
• Design thinking . Simon (1996) argued that applied disciplines
couldn’t be taught under the auspices of the traditional scientific
method. Businesses are designed by humans interacting with one
another to create something of value.
• You have to solve real-world customer and social problems and
apply ethnography, data visualization, divergent and convergent
thinking, and iterative problem-solving techniques to design new
products and services.
• Entrepreneurial leaders will need to rely on their passion and their
discipline to explore the experience of users with an open mind, as
they will likely travel down many winding paths to develop deep
empathy.
“Secara garis besar, design thinking adalah metode
kolaborasi yang mengumpulkan banyak ide dari disiplin
ilmu untuk memperoleh sebuah solusi…..
• Design Thinking adalah proses untuk menghasilkan
inovasi yang berpusat pada orang sebagai fokus inovasi
dan didukung dengan pembuatan prototipe. Inovasi yang
dihasilkan bisa berupa produk, jasa, atau desain bisnis.

• Design Thinking penting untuk start-up maupun


organisasi karena pada design thinking pola pikir yang
Design Thinking digunakan adalah pola pikir yang berorientasi pada
Process solusi, hal ini penting mengingat start-up hadir untuk
menyelesaikan permasalahan yang ditemui oleh
masyarakat.

• Design thinking merupakan metode formal yang


menjadikan kepraktisan sebagai target utama, resolusi
masalah yang kreatif, dan pembuatan solusinya,
dengan tujuan untuk memperbaiki hasil akhir.
Design thinking tidak mengajarkan mencari akar permasalahan dan
menemukan solusinya, namun secara unik designer dengan empatinya
akan mencari kebutuhan mendasar manusia dan sama sekali tidak perlu
tahu permasalahannya .
Empathise
Tahap pertama adalah kita harus memahami dan berempati pada masalah
yang akan kita pecahkan. Bisa juga dalam tahap ini kita berkolaborasi
dengan para ahli yang berhubungan untuk mendapatkan informasi yang
lebih banyak. Kita juga bisa melakukan pengamatan, terlibat di dalam
berbagai kegiatan sampai akhirnya kita memiliki pengalaman pribadi.

Kenapa Perlu Melakukan Empati?


Sebagai seorang desainer, masalah yang kalian coba selesaikan sering kali
bukanlah masalah kalian sendiri, melainkan masalah sekelompok orang
tertentu (user). Ketika membuat desain, penting untuk memahami diri
mereka dan apa yang penting bagi mereka.
1. With whom are we empathizing?
2. What do they need to do?
3. What do they see?
4. What do they say?
5. What do they do?
6. What do they hear?
7. What do they think?
Implementation of Design Thinking Empathise
1. Observe and engage
2. Learn your audience
3. Understand their problems
4. Immerse in the environment
5. Insights on customers’ wants and needs
• Dengan berempati berarti kita sudah bisa menempatkan posisi diri kita pada orang lain. artinya kita
bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain. dan memahami kehidupan mereka life style mereka.
kadang dengan berempati bisa menjadi sumber wawasan yang bagus untuk bisnis.

• Pada tahap ini kita bisa membuat sebuah profil yang menujukkan karakter dari pelanggan. Target
pelanggan yang didefinisikan dengan sangat jelas akan memudahkan kita untuk tahapan
selanjutnya dalam mencari tahu masalah dan apa saja yang sering digunakan.
1. Observe (amati) : Mengamati apa yang dilakukan orang (user) dan cara mereka berinteraksi
dengan lingkungannya membantu kalian untuk memahami kebutuhan mereka.
2. Engage (terlibat) : Terlibat dengan orang secara langsung dapat membantu dalam mengungkapkan
cara berpikir dan nilai-nilai yang mereka pegang. Kita dapat mengerti pandangan user melalui cerita
dan hal-hal yang mereka lakukan.
3. Immerse (rasakan langsung) : Setelah mengamati dan melibatkan diri dengan user, penting untuk
merasakan langsung pengalaman user. Temukan (atau jika perlu ciptakan) pengalaman tersebut agar
kalian bisa merasakan situasi yang dialami oleh user.
Design Thinking as a Strategy for Innovation (1)
Designing is more than creating products and services; it can
be applied to systems, procedures, protocols, and customer
experiences.

Design is transforming the way leading companies create value.


The focus of innovation has shifted from being engineering-driven to design-
driven, from product-centric to customer-centric, and from marketing-focused
to user-experience-focused . For an increasing number of CEOs, design thinking
is at the core of effective strategy development and organisational change.
Design Thinking as a Strategy for Innovation (2)
• Roger Martin, former Dean of Rotman School and author of The Design of Business,
asserts, “Design-thinking firms stand apart in their willingness to engage in the task of
continuously redesigning their business… to create advances in both innovation and
efficiency – the combination that produces the most powerful competitive edge.”2

• You can design the way you lead, manage, create and innovate. Moura Quayle, the
author of Designed Leadership, says, “Great leaders aspire to manage ‘by design’, with a
sense of purpose and foresight. Lessons learned from the world of design when
applied to management, can turn leaders into collaborative, creative, deliberate, and
accountable visionaries.”

• Jeanne M. Liedtka, Strategy Professor at Darden School UVA and design thinking
educator, views design thinking as a “social technology which has the potential to do for
innovation exactly what TQM did for manufacturing: unleash people’s full creative
energies, win their commitment, and radically improve processes”.4
Design Thinking as a Strategy for Innovation (3)
• Thinking like a designer brings together what is desirable from a human point of
view with what is technologically feasible and economically viable. It also allows
people who aren’t trained as designers to use creative tools to address a vast range of
challenges.
• A design mindset is not problem-focused, it’s solution-focused and action-
oriented. It involves both analysis and imagination.
• Problem-solving is making something go away.
• Creating is bringing something into being.
• Design thinking informs human-centred innovation and begins with developing an
understanding of customers’ or users’ unmet or unarticulated needs.
• The purpose of design, ultimately, in my view, is to improve the quality of life for
people and the planet.
What is the driving force behind design thinking?
Design thinking provides leaders with a framework for
addressing complex human-centred challenges and
making the best possible decisions concerning:

1. Redefining value
2. Re-inventing business models
3. Shifting markets and behaviours
4. Organisational culture change
5. Complex societal challenges such as health,
education, food, water and climate change
6. Problems affecting diverse stakeholders and
multiple systems
Design thinking informs human-centred innovation. It begins with developing an
understanding of customers’ or users’ unmet or unarticulated needs.

“The most secure source of new ideas that have true competitive advantage, and hence, higher margins,
is customers’ unarticulated needs,” says Jeanne Liedtka (Batten Briefings, 20149),

“Customer intimacy – a deep knowledge of customers and their problems – helps to


uncover those needs.”

Design thinking minimises the uncertainty and risk of innovation by engaging customers or users
through a series of prototypes to learn, test, and refine concepts.

Design thinkers rely on customer insights gained from real-world experiments, not just historical
data or market research.

McKinsey reports the best results come from constantly blending user research – quantitative
(such as conjoint analysis) and qualitative (such as ethnographic interviews) with market-analytics.
JOUSKA
Jouska adalah perusahaan
konsultan yang mengkhususkan
diri untuk menangani perma-
salahan finansial dari sebuah
p e r u s a h a a n k e c i l d a n besar,
maupun permasalahan finansial
pribadi.

Sebagai perusahaan yang menawarkan jasa konsultasi finansial, Jouska tidak memiliki
pembeda dengan bisnis konsultasi keuangan lainnya. Lebih buruk lagi, bidang bisnis
Jouska mempersulitnya untuk memberikan pembeda dengan para kompetitornya yang
sudah ada jauh sebelum Jouska selain kinerja yang dimiliki.
.
JOUSKA
Meskipun demikian, kini Jouska
memiliki follower lebih dari
510.000 di Instagram, dengan
aktivitas per post nya mencapai
200 hingga 1000 comment per
post nya.

Apa kiranya yang menyebabkan Jouska memiliki follower dan aktivitas sebesar itu,
memiliki kepercayaan sebesar itu dari khalayak? Jouska dengan kreatif memanfaatkan
sebuah tools yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh para konsultan keuangan:
.
JOUSKA

.
JOUSKA

.
JOUSKA
Alih-alih menunggu datangnya klien, membuat iklan, atau memajang
hasil kerja mereka di ragam media seperti layaknya konsultan pada
umumnya, Jouska menggunakan media sosial sebagai portofolio
mereka, yang dipaparkan lewat pendekatan sebuah penceritaan: dari
satu manusia kepada manusia lainnya.

Jouska menempatkan diri sebagai seorang teman, seorang


sahabat yang selalu berbagi cerita-cerita mengenai keuangan dan
segala permasalahannya, dalam rangkaian cerita yang sangat
humanis, natural, dan seringkali tak terduga-duga.

.
JOUSKA

Jouska menjadi seorang sahabat, alih-alih sebuah bisnis, yang tidak hanya
berbagi cerita, tetapi juga memberi solusi kepada berbagai permasalahan
finansial khalayak banyak..

Jouska adalah contoh bagaimana sebuah bisnis yang menerapkan proses


empatik untuk menemukan celah yang menjadi pembeda, menjadi nilai lebih
yang tidak dapat begitu saja ditiru oleh para competitor. Dengan proses empatik,
Jouska menciptakan persona seorang sahabat yang berbagi dan memberi solusi.

.
Studi kasus berikutnya sedikit berbeda, bisnis ini dimulai
dari seorang desainer yang kembali ke kampungnya, sebuah
kampung terpencil di Jawa Tengah, yang tidak memiliki
potensi pariwasata maupun keunikan hasil bumi seperti
apapun, namun lewat inisiasinya, desa tersebut kini dikenal
dunia sebagai desa desain.

Pria itu tidak lain adalah Singgih Kartono.


Pria dibalik RADIO MAGNO, SPEDAGI, dan PASAR
PAPRINGAN NGADIPRONO.
.
Aktivasi DesaTemanggung

Singgih Kartono Adalah seorang lulusan desain produk dari Fakultas Seni
Rupa dan Desain ITB. Singgih mengalami dilema hebat ketika ia lulus.
Apakah mengejar karir nya sebagai desainer di kota tempatnya merantau atau
kembali ke desa untuk mengembangkan desa tempatnya berasal:
Desa Temanggung.

Namun kemudian Singgih melihat bahwa Temanggung adalah sebuah desa yang
perlahan mati. Bukan karena bencana ekologis, melainkan justru karena desa
tersebut ditinggalkan oleh anak mudanya. Alasannya? Anak muda merasa hidup
tidak akan maju, akan selamanya sengsara jika terus hidup di desa, sehingga
mereka memilih untuk merantau ke kota.

.
Aktivasi DesaTemanggung
Jika seluruh warga desa yang ada di Indonesia memilih untuk tinggal di kota-
kota besar, dalam beberapa dekade ke depan, desa-desa akan berubah menjadi
lahan mati. Tidak ada satupun yang tinggal di sana kecuali mereka yang tua
renta.
Lalu bagaimana dengan kota-kota besar? Layaknya sebuah apel yang
dikerubungi oleh ulat, kota besar seperti Jakarta akan semakin tidak
layak huni, semakin kacau. Kota menjadi tempat yang mengebiri
kemanusiaan para manusianya.

Aktivasi desa sebagai ruang hidup yang sejalan dengan modernitas dan kearifan
lokal adalah jawabannya. Oleh karena itu, Singgih memutuskan untuk kembali
ke desanya, Temanggung, dan dengan keilmuan yang ia miliki, yaitu desain,
Singgih ingin memberikan makna baru kepada desanya.
.
Radio Magno

Melalui Magno – Piranti Works, Singgih


mempekerjakan lebih dari 40 pemuda desa
Kandangan di Temanggung untuk membuat
Radio Magno, yang dikenal luas di dunia
internasional, khususnya di jepang. Dalam
s a t u b u l a n , M a g n o – P i r a n t i Wo r k s
memproduksi lebih dari 300 radio.

.
Radio Magno

Radio Magno juga dinobatkan sebagai salah


satu produk termewah di tahun 2008 oleh
majalah Times dan menjadi pemenang dari
Good Design Award di Jepang dan menjalin
kontrak eksklusif dengan pemerintah Jepang
hingga sekarang.

. .
Spedagi Movement

Berbeda dengan Radio Magno yang memanfaatkan


limbah kayu sisa industry, Spedagi memanfaatkan
bambu (pring) yang nyaris tidak ada harganya di
Temanggung sebagai nilai lebih dari Spedagi:
sepeda berangka bambu yang dapat menahan
beban hingga 75 kg, dan memiliki kelenturan yang
tidak kalah baik dengan rangka besi.
.
Spedagi Movement

Spedagi juga adaah salah satu proyek Singgih


yang dikontrak secara eksklusif oleh pemerintah
Jepang dan tahun lalu mendapatkan pendanaan
serta bantuan pemasaran ke seluruh negara yang
bekerja sama dengan Jepang setelah menjadi
pemenang dari G-Mark Competition yang diikuti
lebih dari 70 negara.
.
Pasar Papringan Ngadiprono

Pasar Papringan adalah upaya aktivasi salah satu lahan


desa, yaitu hutan pring (bambu yang selama ini hanya
menjadi tempat pembuangan sampah massal di
Temanggung.
Hutan bambu dijauhi oleh masyarakat sekitar karena
dianggap mistis dan murahan. Padahal, dengan
memanfaatkan bambu yang sama, Singgih dapat
menjual satu batang bambu yang dihargai Rp. 3000 –
6000, menjadi Rp. 6.000.000 – Rp. 15.000.000 lewat
Spedagi.
Ide nekat mengaktivasi hutan bambu pembuangan
sampah menjadi pasar aktif dan kreatif datang dari
Fransisca Calissta
Fransisca Callista, seorang lulusan DP ITB juga yang
terpanggil untuk membantu merubah Temanggung.

.
Pasar Papringan Ngadiprono

.
Pasar Papringan Ngadiprono

.
Implementation of Design
Thinking Define the Problem
1. Analyse the gathered information
/ research

2. Identify the core problem/s

3. Synthesize and face the


challenge ahead of time • Mendefinisikan masalah paling besar
dan utama dari target pelanggan.
4. Define each problem in a • Hal penting dalam proses ini jangan
human- centred manner into a terburu-buru mencari solusi, cukup
pikirkan apa masalah dan kebutuhan
problem statement
utamanya. jangan terlalu banyak
mengidentifikasi masalah artinya
5. Frame the problem through fokus pada masalah utama jangan
different perspectives to generate merambat ke masalah masalah
more solutions disekitarnya.
Define the Problem
Kita bersama tim mendefinisikan masalah inti.
Buatlah problem statement yang berfokus pada
pengguna akhir. Sebagai gambaran alih-alih kita
membuat definisi seperti ini:

"Bagaimana kita meningkatkan pendapatan


5% di target market pekerja" tetapi versi yang
benar adalah "Pekerja membutuhkan
perangkat yang tepat untuk mengembangkan
skillnya sehingga kehidupannya menjadi lebih
mudah".
Tahap define akan membantu tim dalam memahami permasalahan secara lebih mudah dan
memikirkan ide-ide sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Ide-ide hebat dapat berupa
fungsi-fungsi, fitur-fitur baru dalam aplikasi atau bentuk yang benar-benar experimental
yang sebelumnya belum ada.
Implementation of Design Thinking Ideate
Mengeluarkan ide-ide yang dapat menjadi solusi terhadap
permasalahan.
• Pada tahap ini kita mulai
1. Brainstorm / generate ideas and mengembangkan ide dan
solutions mengujinya.
2. Think outside the box • Kita dituntut untuk
mengedepankan cara berfikir
3. Look for the alternatives kreatif untuk menciptakan
berbagai macam pilihan dan
4. Dissect how one idea can have kovergen untuk memilih pilihan
more than one solution yang tepat.

5. Allow variations when working


with teams
Implementation of Design Thinking Ideate
Tahap berikutnya adalah mengumpulkan ide-ide solusi dari tim. Ada ratusan teknik dalam
mengumpulkan ide-ide seperti Brainstorm, Brainwrite, Worst Possible Idea dan
SCAMPER.

Silakan gunakan yang mana yang memang efektif dan nyaman


digunakan oleh seluruh anggota tim.

Untuk mempermudah bisa mengelompokkan solusi-solusi ke dalam 3 kelompok yaitu :


1. Feasibility (yang bisa dilakukan melalui teknologi)
2. Viability (pengaruhnya terhadap bisnis yang berjalan)
3. Desirability (yang diinginkan pengguna).

Ambil yang paling bisa dilakukan dahulu untuk masuk ke tahap berikutnya….
Implementation of Design
Thinking Prototype

1. Bringing solutions into a


vision
• Mengaplikasikan ide kedalam bentuk fisik yang bisa
2. Construct drafts as real dilihat dan di uji.
representations
• Mengaplikasikan ide-ide yang sudah dikumpulkan ke
dalam bentuk fisik, dapat berupa catatan post-it yang
3. Experiment to find the ditempel di tembok, kegiatan role play, objek, atau
optimal solution bahkan storyboard.

4. Share and work these • Prototyping ini tidak harus dalam bentuk fisik yang
prototypes with the team and sempurna dan mahal.
testing groups
• Bisa dimulai dengan menggunakan sketsa atau
gambaran kasar hingga menjadi model yang lebih
5. Define, investigate, re- konkret. Dan yang terpenting prototyping ini harus
examine, and improve bisa dicoba oleh calon pengguna akhir.
Implementation of Design
Thinking Prototype

• Prototype sebagai alat kita mengujicobakan secara langsung


kepada pengguna akhir.

• Prototype atau purwarupa bisa berupa apasaja tergantung ide


solusi apa yang akan kita ujicobakan.

• Fokus pada proses yang akan dilakukan oleh pengguna akhir


sehingga kita mendapatkan umpan balik yang sesuai.
Implementation of Design Thinking Test
1. Test and evaluate the
complete product
through users’ involvement
2. Take in their behaviors
3. Provide alterations to
rule out problems
4. Get the best and deepest
understanding of the
users
• Tahapan terakhir adalah dengan menguji hasil prototyping yang telah dibuat dan
mengevaluasinya apakah masih ada masalah atau kekurangan yang dinilai sangat
mengganggu.

• Pastikan juga produk tersebut sudah sesuai dengan solusi yang diharapkan dan bisa
menjawab kebutuhan pengguna atau tidak. tidak perlu menambahkan fitur lain
terlebih dahulu sebelum fitur utama belum terselesaikan.
Kenapa perlu melakukan test?
Dalam kasus ini ojek berhasil di design thinking kan oleh para pelaku startup berbasis
transportasi online menjadi sebuah ladang bisnis yang tumbuh subur di tanah air. Ojek di
design thinking kan dengan cara seperti:
1.Mengembangkan cara menggunakan ojek dengan cara yang lebih sederhana
2.Merubah paradigma masyarakat untuk semakin menggemari ojek
3.Mengembangkan transportasi umum yang nyaman dan aman bagi masyarakat

Sehingga munculah inovasi-inovasi antara lain:


1.Kemudahan mendapatkan ojek melalui pemesanan online
2.Kemudahan menggapai akses tujuan yang kita inginkan dengan cepat

Contoh kasus
Design Sprint
Design Sprint adalah proses untuk menjawab pertanyaan bisnis melalui desain,
pembuatan prototipe, dan pengujian ide dengan pelanggan dalam waktu 2–5 hari.
Hal ini sangat penting dalam strategi bisnis, inovasi, Behavior Science, Design
Thinking, dan masih banyak lagi. Design Sprint telah dikemas dalam proses teruji
yang dapat digunakan oleh tim mana pun.

Untuk bekerja bersama dalam sprint, Anda dapat memangkas siklus diskusi tanpa
akhir dan memangkas waktu berbulan-bulan menjadi satu minggu. Alih-alih
menunggu untuk meluncurkan produk, minimal Anda bisa memahami apakah suatu
ide itu bagus.
Design Sprint Step (1)
1. Understand & Define (Memahami dan Mendefinisikan)
• Tahap pertama ini bertujuan untuk memahami kebutuhan pengguna, tujuan bisnis yang ingin dicapai,
kapasitas teknologi, serta mendapatkan target masalah yang sangat berpengaruh kepada sebuah produk
dan yang mungkin dapat diselesaikan dalam satu sprint ke depan. Tahap ini juga untuk memahami
strategi dan fokus utama dalam pengembangan produk.

• Metode 360 Lightning Talk


Tahap ini berlangsung selama 60 menit. Setiap peserta diharuskan menjelaskan dan
menceritakan apa yang mereka ketahui tentang produk yang akan dibuat. Hal ini bisa
mengenai: visi proyek, pandangan pengguna, audit kompetitor, dan teknologi yang digunakan.
Hal ini dilakukan bergantian. Peserta lain yang mendengarkan sambil mencatat ide yang didapat dari
penjelasan dari tiap stakeholder di sticky notes, kemudian di-post di dinding atau kertas samsons.
Design Sprint Step (2)
2. Diverge (Berpikir Secara Berbeda)
• Di tahap kedua, kita dipacu untuk mengeluarkan sebanyak mungkin ide dari segala permasalahan yang
ditemukan dengan metode How Might We(HMW). Pada Design Sprint tempo hari, kami membandingkan
desain mobile yang ada dalam ruang masalah yang berbeda untuk menemukan solusi serta ide. Kami
melakukannya dengan metode Crazy Eight (8 ide dalam 8 menit).
• Metode How Might We (HMW). Metode ini mengenai bagaimana kita bisa menggali ide sebanyak mungkin
solusi dari suatu masalah atau tantangan. Misal, kita ambil contoh berikut:
“Kenapa rokok membuat lebih mudah mencari inspirasi?”
Karena rasanya membuat otak lebih segar.
Dengan demikian, HMW-nya adalah “Bagaimana cara kita membuat otak lebih segar?” Dengan bertanya hal
ini, bisa jadi ada 1001 solusi selain rokok.
• Metode Crazy Eight (8 ide dalam 8 menit). Lewat metode ini, peserta dipacu untuk bekerja secara individual
dan menghasilkan 8 ide/konsep yang berbeda. Setiap orang hanya membutuhkan satu kertas A4 dan satu spidol
hitam. Jangan gunakan pulpen karena nanti secara tidak sadar Anda akan mensketsa terlalu detail dan waktu 8
menit akan terbuang percuma. Tujuan Crazy Eight adalah mencari ide sebanyak-banyaknya.
Kemudian, letakkan sketsa di dinding.
Design Sprint Step (3 & 4)
3. Decide (Memutuskan)
• Di tahap ketiga ini, tiap peserta menjelaskan hasil dari ide yang dituangkan dalam Crazy
Eight. Setiap orang diberikan waktu 2 menit untuk menjelaskan sketsa mereka. Lalu,
dilakukan pemungutan suara ide besar yang dipandu oleh Sprint Master.
Kemudian, setiap orang mengambil 3 dot stickers untuk memilih sketsa yang paling
berguna. Sementara itu, Penentu (orang yang memiliki hak suara lebih besar dari
lainnya), mendapatkan 5 dot stickers. Selain itu, apa yang dipilih oleh Penentu juga akan
dibuat prototipenya.
4. Prototype (Membuat Prototipe)
• Di tahap ini kita akan fokus membangun sebuah Minimum Viable Product (MVP).
MVP adalah produk dengan fitur yang cukup untuk memuaskan pemakai dan bisa
ditarik pendapat dari mereka. Membangun MVP ini dengan cara membuat prototipe
dari ide- ide besar yang didapat dari pemungutan suara sebelumnya.
Design Sprint Step (5)
5. Validation (Validasi)
• Tahap terakhir, kita melakukan validasi kepada pengguna, bussines stakeholders,
dan technical expert. Metode yang kami gunakan untuk memvalidasi prototipe adalah
Usability Testing.
• Usability Testing. Selain prototipe yang telah Anda buat, hal lain yang harus Anda siapkan
adalah kesiapan mental untuk mendengar.
Siapa yang menjadi peserta Usability Testing? Supaya objektif, mereka harus di luar tim atau
perusahaan Anda.
• Anda perlu menyiapkan pertanyaan untuk Usability Testing. Misalnya:
- Apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil?
- Apa yang mereka suka dan tidak suka dalam prototipe tersebut?
- Apa yang mereka ingin ditingkatkan?
- Apakah solusi ini memenuhi kebutuhan mereka secara keseluruhan?
Usability Testing bisa dilakukan di mana saja. Yang penting, ada area yang nyaman untuk
Anda duduk bersebelahan dengan peserta dan tidak bising.
Entrepreneurial Competency
• Entrepreneurial competencies are defined as underlying
characteristics possessed by a person, which result in new
venture creation.
• These characteristics include generic and specific knowledge,
motives, traits, self-images, social roles, and skills that may or
may not be known to the person.
Entrepreneurial Competency
J&T, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang jasa pengiriman dan logistik, masuk ke dalam
daftar startup unicorn asal Indonesia. Menurut catatan CB Insight, perusahaan besutan Jet Lee
dan Tony Chen tersebut resmi berstatus unicorn pada 7 April 2021.
Saat ini, J&T telah merambah hingga lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Vietnam,
Filipina, dan Thailand. Kini tercatat telah memiliki beberapa investor yang antara lain,
Hillhouse Capital Management, Boyu Capital, dan Sequoia Capital China.
Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal (BPJPH)
Kementerian Agama berupaya
melakukan perbaikan aplikasi
Sistem Informasi Halal
(SIHALAL). Upaya tersebut
dilakukan melalui sinergi dengan
Komite Nasional Ekonomi dan
Keuangan Syariah (KNEKS) dan
PT Telkom.
Saat ini, GudangAda menggaet 500 ribu
pelaku UKM di Indonesia, yang melibatkan
lebih dari tiga juta pekerja. Net merchandise
value (NMV) GudangAda US$ 6 miliar
selama kurang dari tiga tahun.

GudangAda memperluas kategori produk ke


segmen obat-obatan atau farmasi, kemasan,
peralatan rumah tangga, dan alat tulis.
Ekspansi kategori itu didorong melalui
kemitraan end to end (E2E) dengan prinsipal,
distributor, pedagang besar, dan eceran di
dalam rantai pasokan. Sejak ekspansi pada awal
tahun ini, puluhan ribu UKM bertransaksi
dalam kategori baru itu.

GudangAda menjadi marketplace e-commerce


terbesar bagi UMKM Indonesia dengan metrik
terbaik. “Penelitian dan percakapan kami
dengan para prinsipal, grosir, dan pengecer
meyakinkan kami akan return on investment
(ROI) GudangAda dan manfaat yang
ditawarkan bagi ekosistem
“Ke depan, kami berharap dapat menjadi brand F&B
lokal terbesar yang dapat memperkenalkan masakan
nusantara tidak hanya di Indonesia tapi juga Asia
Tenggara dan bahkan dunia,” kata Kelvin dalam
siaran pers, Kamis (22/7). Selain memperluas cakupan,
DailyBox ingin mengembangkan sistem dapur
terpusat. “Ini untuk terus menjaga dan meningkatkan
kualitas layanan,” ujar Kelvin.

Kelvin menilai, pencapaian di tengah pandemi corona


itu salah satunya terdorong permintaan dari platform
digital. “Selama pandemi, 80% omzet berasal dari
layanan pesan antar makanan,”

Senior Executive Director of Vertex Ventures SEA


Gary Khoeng mengatakan, perusahaan mencari startup
yang berpotensi unggul di Asia Tenggara. “Di tengah
berbagai ketidakpastian saat ini, kami melihat Dailybox
secara konsisten menunjukkan performa yang baik di
industri F&B
Desty adalah platform digital yang
membantu penjual (merchant),
influencer, dan kreator membuat
destinasi online guna memasarkan
dan menjual produk. Pengguna
dapat membuat situs mini untuk
diletakkan pada tautan di bio media
sosial.

Mereka juga bisa membuat toko


online secara gratis. Salah satu
influencer yang digaet yakni Lesty
Kejora. Penyanyi yang memiliki
lebih dari 21 juta pengikut (follower)
di Instagram ini menggunakan
aplikasi Desty untuk
mempromosikan brand kecantikan,
THANK YOU
https://universityinnovationfellows.org/
https://universityinnovation.org/wiki/School:Universitas_Terbuka

You might also like