Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan

ISSN 0216-3438 (Print). ISSN 2621-1122 (Online) Kesehatan

THE PARENTAL PERCEPTION OF ONLINE THERAPY ON CHILDREN


WITH SPECIAL NEEDS DURING COVID-19 PANDEMIC
Diana Fadhilah Sari1, Suzy Yusna Dewi2, Lisa Safira3
1
Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta
2
Departemen Psikiatri Anak dan Remaja, Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta
3
Departemen Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta

*Correspondence email : dianafadhilahsari@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted to see the parents perceptions of online therapy for children with special
needs during the Covid 19 pandemic. The subjects in this study were the parents of children with
special needs who were registered at Mental Hospital Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, consisting of 6
people with different ages, years of therapy, and backgrounds. Data were collected using the focus
group discussion (FGD) method. Data analysis was performed by manual qualitative data analysis
methods, using open coding and axial coding method. The results of the focused group discussion in
this study found that the parent’s understanding of the therapeutic needs of children with special needs
was known from the respondent's ability to mention the type of therapy carried out in accordance with
the theory. From the results of the study, it can be concluded that to see parents' perceptions of online
therapy during the Covid 19 pandemic can be known through the ability of respondents to know and
recognize online therapy and its types after carrying out this therapy during their “stay at home” time
while the PSBB rules was applied.

Keywords: Children With Special Needs; Online Therapy; Parental Perceptions; The Covid 19
Pandemic

INTRODUCTION Di tengah pandemi serta penerapan self-


Pada bulan Maret 2020, sejak kasus isolation dan physical distancing, layanan
Covid-19 pertama di Indonesia dikonfirmasi, kesehatan digital (terapi online) dapat
diperkirakan lebih dari 500.000 layanan membantu masyarakat Indonesia termasuk
konsultasi dokter secara online disediakan keluarga yang memiliki Anak Berkebutuhan
gratis untuk pasien yang merasa khawatir Khusus (ABK). Pelaksana Gugus Tugas
terjangkit Covid-19 dan untuk pasien yang Percepatan Penanganan Covid-19, Doni
memiliki gejala ringan. Seiring dengan Monardo mengusulkan agar terapi online bisa
upaya pemerintah untuk memitigasi menjadi program prioritas nasional. Usulan
penyebaran Covid-19, diperlukannya tersebut disampaikan berdasarkan adanya
pengembangan layanan kesehatan secara laporan dari Menteri Kesehatan, Dokter
online salah satu diantaranya adalah terapi Terawan Agus Putranto ke Presiden Jokowi
online. Layanan terapi online dapat yang menyatakan bahwa saat ini telah
menghemat waktu dan biaya bagi terdaftar 15 juta pelanggan terapi online.
masyarakat Indonesia, serta membantu “Terapi online ini telah sangat membantu
pasien memutuskan bentuk terapi apa yang berkurangnya jumlah pasien yang datang ke
sekiranya dibutuhkan. Baik cukup dengan RS” ujar Dokter Terawan.1 Data terakhir
hanya di rumah saja, perlu kunjungan dokter, Badan Pusat Statistik (BPS)2 tahun 2017
atau bahkan memerlukan perawatan darurat. mencatat jumlah ABK di Indonesia mencapai
1,6 juta orang. Banyaknya jumlah ABK yang
Vol. 14 No 1 2020 DOI: 1
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan
ISSN 0216-3438 (Print). ISSN 2621-1122 (Online) Kesehatan

terdampak membutuhkan inovasi alternatif dapat dilaksanakan secara jarak jauh yakni
terapi yang sesuai dengan kebutuhan dengan konsep terapi online. Di Indonesia
masingmasing karena setiap ABK memiliki terapi online untuk anak berkebutuhan
karakter unik yang berbeda-beda.2 Untuk itu khusus sudah mulai diterapkan sebagai terapi
diperlukannya dukungan terhadap guru, pengganti dengan bantuan terapis dan atau
anak berkebutuhan khusus, dan orang tua orang tua. Berdasarkan wawancara dengan
sebagai pelaku utama dalam terapi jarak terapis di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
jauh. Penerapan inovasi alternatif ini tidak Heerdjan dan Klinik Talenta Center
lepas dari berbagai hambatan, salah satunya didapatkan bahwa terapi online sudah mulai
penyesuaian dari pihak guru dan orang tua, diterapkan sebagai terapi pengganti dari
serta minimnya pengetahuan mengenai terapi secara tatap muka. Akan tetapi belum
teknologi. Oleh karena itu, inovasi terapi berjalan secara efektif karena ketidaktahuan
untuk ABK di tengah pandemi Covid-19 akan arti dan manfaat terapi online, sehingga
harus aksesibel dan adaptif untuk semua orangtua memutuskan untuk berhenti dari
pihak dan tidak hanya identik dengan terapi. Penerapan terapi online selama masa
teknologi semata dengan memperhatikan pandemi Covid-19 ini dapat dilihat di negara
keterjangkauan pembelajaran oleh semua lain seperti Amerika Serikat khususnya di
peserta didik. negara bagian Arkansas, terapi online sudah
Banyak istilah untuk menyebut anak merambah sampai ke situs web yang dapat
berkebutuhan khusus, seperti disability, diakses oleh semua orang. Yakni berupa link
impairment, dan handicap. Menurut World tautan ke situs web lain yang berisi permainan
Health Organization (WHO), definisi edukasi yang dapat mengasah keahlian anak
masing-masing istilah adalah sebagai berkebutuhan khusus.
berikut; Disability yaitu keterbatasan atau Berdasarkan uraian permasalahan diatas,
kurangnya kemampuan untuk menampilkan maka perlu dilakukan penelitian yang
aktivitas normal, biasanya digunakan dalam berjudul “Persepsi Orangtua Terhadap Terapi
konteks individu.3 Impairment yaitu Online Pada Anak Berkebutuhan Khusus di
kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal Masa Pandemi Covid-19”. Penelitian ini
psikologis, struktur anatomi atau fungsinya bertujuan untuk melihat persepsi orangtua
dan biasanya digunakan pada tingkatan terhadap terapi online pada anak
organ. Handicap yaitu keterbatasan yang berkebutuhan khusus di masa pandemi Covid
diakibatkan dari impairment atau disability 19.
yang menghambat peran normal pada
individu. MATERIAL AND METHODS
Upaya penanganan terhadap anak-anak Desain penelitian yang digunakan dalam
berkebutuhan khusus dari waktu ke waktu penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
meningkat sejalan dengan perkembangan Penelitian kualitatif bertujuan untuk
ilmu pengetahuan dan teknologi. memahami makna di balik data yang tampak,
Penanganan tersebut dilakukan melalui seperti memahami interaksi sosial yang
berbagai pendekatan, baik medis maupun kompleks serta memahami perasaan dan
terapi psikologis. Seiring berkembangkan persepsi orang. (Creswell, 2018, dalam
zaman, dilakukan juga pemanfaatan Supratiknya, 2015).4
teknologi sebagai perantara penyampaian Pengambilan data primer dalam
informasi dan terapi pada anak berkebutuhan penelitian ini menggunakan focus group
khusus. Penerapan perkembangan teknologi discussion (FGD), dengan beberapa
tersebut pada anak berkebutuhan khusus pertanyaan yang bersifat terbuka dan
dapat menjadi suatu solusi agar orang tua eksploratorik untuk memberi kesempatan
tetap mendapat informasi seputar terapi terjadinya diskusi antar partisipan. Tujuan
tanpa terbatas ruang dan waktu, sehingga penelitian ini adalah untuk mengetahui
terapi untuk anak berkebutuhan khusus tetap persepsi orangtua terhadap terapi online pada
Vol. 14 No 1 2020 DOI: 2
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan
ISSN 0216-3438 (Print). ISSN 2621-1122 (Online) Kesehatan

anak berkebutuhan khusus di masa pandemi


Covid -19.
Kriteria responden yang dibutuhkan RESULT
menyangkut dari beberapa faktor yaitu Penelitian ini berupa kegiatan FGD
inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi (Focused Group Discussion) yang
adalah karakteristik umum responden dari dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2021
suatu populasi yang akan diteliti (Nursalam, di Rumah Sakit Dr. Soeharto Heerdjan,
2015).5 Kriteria inklusi untuk responden Jakarta. Pengambilan data dilakukan di
dalam sampel ini adalah bersedia menjadi ruangan terapi dekat nurse station dengan
responden, merupakan orang tua dari anak Diana Fadhilah Sari sebagai peneliti juga
berkebutuhan khusus. notulen dan dibimbing oleh Dr. dr. Suzy
Teknik pengumpulan data pada Yusna Dewi, Sp.KJ(K), MARS. sebagai
penelitian ini menggunakan teknik focus pembimbing serta pemimpin diskusi. FGD
group discussion, yakni interaksi kelompok ini dilakukan dengan menerapkan protokol
dengan kelompok kecil yang homogen. kesehatan guna mencegah penyebaran Covid
Umumnya, terdiri dari 6-10 peserta (Hal 19. Yakni dengan menggunakan face shield,
dkk., 2012).6 Pengambilan data melalui masker, serta rutin membersihkan tangan
FGD dilakukan sebanyak 1 kali dengan secara berkala menggunakan hand sanitizer
durasi 60-90 menit. yang telah disediakan.
Adapun langkah pada proses analisis Saat FGD berlangsung semua
penelitian kualitatif antara lain mengolah responden dapat menjawab pertanyaan yang
dan mempersiapkan data untuk dianalisis, diajukan sehingga terjadi diskusi satu sama
membaca keseluruhan data, Coding, lain. Semua responden adalah orang tua dari
mendeskripsian hasil coding,.mengaitkan anak berkebutuhan khusus yang mendapat
tema ke dalam sebuah narasi kemudian diagnosis awal sebagai berikut; sebanyak 2
interpretasi hasil penelitian. anak menderita Down Syndrome, 2 orang
Selanjutnya terdapat uji valditas, tipe menderita kesulitan belajar, dan sebanyak 1
validitas yang digunakan dalam menguji orang menderita ADHD (Attention Deficit
validitas penelitian ini adalah Hyperactive Disorder). Semua pasien adalah
neutrality/confirmability, yakni pasien tetap yang berobat di Rumah Sakit
membuktikan bahwa hasil penelitian ini Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta dengan
akurat dan bukan merupakan hasil dari bias lama berobat dari tahun 2020 dan masih
peneliti. Selain itu, dilakukan pula process berobat sampai sekarang.
validity, yang berfokus pada akurasi dari Secara umum jenis terapi yang anak
fakta dan penelitian, interpretasi yang dibuat responden butuhkan adalah TW (terapi
dengan benar dan kesimpulan yang dicapai wicara), SI (sensori integrasi), NF
dengan tepat (Hendricks, 2009).7 (neurofeedback), Day Care, dan Fisio
Uji realibilitas dalam penelitian ini Terapi. Dimana berdasarkan jawaban dari
dilakukan dengan triangulasi metode para responden didapatkan data yakni; TW
maupun triangulasi peneliti. Saat (terapi wicara) ada sebanyak 4 responden
pengambilan data, peneliti mengajak satu yang terdapat pada Ibu 2, Ibu 3, Ibu 4, Ibu 5,
orang rekan untuk membantu observasi dan dan Ibu 6. Untuk terapi SI (sensori integrasi)
merekam proses FGD. Setelah FGD, orang dikemukakan oleh 3 orang responden, yakni
tersebut menyampaikan hasil observasi Ibu 2, Ibu 4, dan Ibu 6. Terapi Day Care
mereka pada peneliti. dibutuhkan oleh 2 orang yaitu Ibu 2 dan Ibu
5. Dan 1 orang responden yakni Ibu 1
membutuhkan NF (Neuro Feedback) untuk
terapi anaknya.

Vol. 14 No 1 2020 DOI: 3


Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan
ISSN 0216-3438 (Print). ISSN 2621-1122 (Online) Kesehatan

mulai bisa bicara dua arah walaupun kadang


DISCUSSION kadang bahasanya masih belum bisa
Pada pelaksanaan FGD, responden yang dimengerti oleh responden, hanya cerewet
paling responsif merespon pertanyaan yang saja.
diajukan adalah Ibu 6, baik dengan Selanjutnya seputar kegiatan yang
melontarkan jawaban yang detail dan dilakukan pada anak berkebutuhan khusus
terperinci ataupun memberikan komentar tersebut selama dirumahkan pada masa PSBB,
tentang pertanyaan yang diajukan. ditanyakan apakah sudah memenuhi standar
a. Pemahaman orangtua mengenai dan menjawab kebutuhan terapi anaknya,
kebutuhan terapi dari anak berkebutuhan jawaban dari para responden dipaparkan
khusus di masa pandemi Covid-19 sebagai berikut; Ibu 1 mengatakan bahwa
Untuk kegiatan terapi yang dilakukan kegiatan tersebut kurang efektif , karena
pada anak berkebutuhan khusus dikemukakan anaknya lebih senang berkumpul dengan
oleh para responden sebagai berikut;, Ibu 1 teman-temannya dibandingkan dengan
mengatakan bahwa kegiatan Day Care yang responden yang setiap hari bertemu.
dilakukan pada anaknya berupa belajar Sedangkan menurut Ibu 2, terdapat kendala
berkelompok dan bersosialisasi. Pada Ibu 2, dalam kegiatannya karena anaknya sudah
mengatakan bahwa anaknya dulu tidak bisa terbiasa dekat dengan gurunya, sehingga jika
apa apa, hanya bisa bicara 5 kata saja. Setelah tahu hari ini diterapi dari rumah, anaknya
ditanya oleh pemimpin diskusi seputar menolak terapi. Pada Ibu 3, dikatakan bahwa
kegiatan yang dilakuakan saat terapi SI kendalanya terletak dikeinginan anaknya
(sensori integrasi). Selanjutnya Ibu 3, yakni untuk cenderung lebih suka keluar dan jalan
orangtua dari anak Siti Halwa yang berusia 9 jalan, sehingga anaknya lebih senang dibawa
tahun mengemukakan bahwa kegiatan keluar untuk terapi di rumah sakit
fisioterapi yang di dapatkan di rumah sakit dibandingkan dirumah.
berfungsi untuk belajar menguatkan diri, b. Pemahaman orangtua terhadap terapi
dengan melatih kuat jalan, dan melakukan online dan ragam jenisnya pada anak
kegiatan lempar tangkap bola. Kemudian Ibu berkebutuhan khusus di masa pandemi Covid-
4, yaitu orangtua dari anak Nur Ratna yang 19
berusia 6 tahun, mengemukakan bahwa Untuk mengetahui pemahaman orang tua
anaknya telah mendapatkan terapi selama 6 mengenai terapi online, ditanyakan dulu
bulan. Perubahan yang didapatkan dari TW seputar pengetahuan dan pemahaman
(terapi wicara) berupa kemampuan untuk responden mengenai terapi online. Jawaban
menyambungkan kata, dan membuat cerita dari para responden adalah sebagai berikut; Ibu
dari kata-kata tersebut yang sebelumnya baru 1 mengatakan pernah mendengar terapi online
mulai bicara. Dari Ibu 5 diketahui orangtua dan menurutnya terapi online adalah terapi
dari anak Salmina Azkia Rahma, yang berusia yang dilakukan dirumah tapi dengan
12 tahun dan sedang duduk di kelas 6 sekolah pantaauan dari terapis rumah sakit. Sedangkan
berkebuthan khusus (inklusi), mengatakan menurut Ibu 2, dilakukan terapi online
bahwa telah mendapatkan terapi selama 6 dikarenakan tidak bisa berkunjung ke rumah
tahun. Dari TW (terapi wicara), mendapatkan sakit, dimana artinya terapi yang membantu
perubahan berupa mulai cerewet saat apa yang tidak dikerjakan di rumah sakit,
berbicara dari yang sebelumnya tidak mau untuk dikerjakan dirumah, dengan pantauan
berbicara, menjadi lebih vokal. Dari terapi SI suster atau terapis. Menurut Ibu 3, ketika
(sensori integrasi), dikatakan bahwa anaknya ditanya tentang arti terapi online, responden
mulai mengenal warna. Responden terakhir menjawab belum melakukan terapi online,
yakni Ibu 6, orangtua dari anak Janeta, yang hanya melakukan fisioterapi saja, karena baru
berusia 7 tahun telah mendapatkan terapi mulai terdaftar di rumah sakit sejak Febuari.
selama 4 tahun. Responden merasa anaknya Ketika Ibu 4 ditanya oleh pemimpin diskusi,
telah mendapatkan perkembangan yang responden menjawab bahwa belum pernah
lumayan, dari TW (terapi wicara) awalnya mengalami terapi online. Lalu Ibu 5
anaknya sama sekali tidak bisa mengucapkan menjawab, kalau terapi online adalah terapi
kata apapun, tetapi semenjak terapi sudah dari jarak jauh yang dipantau oleh terapis,
Vol. 14 No 1 2020 DOI: 4
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan
ISSN 0216-3438 (Print). ISSN 2621-1122 (Online) Kesehatan

dimana anak nya akan diminta untuk untuk melatih tingkat fokus dan kemandirian
mengerjakan tugas dari guru terapis. anak. Kemudian Ibu 6 menjelaskan seputar
Kemudian Ibu 6 menjelaskan bahwa terapi terapi SI (sensori integrasi) dimana
online itu adalah terapi dimana responden menurutnya terapi SI itu dilakukan untuk
diberikan tugas dari terapis yang mengacu melatih kemandirian anak, meningkatkan
pada modul yang telah diberikan. fokus juga, misalnya ditunjukkan dengan
Selanjutnya ditanyakan seputar jenis- mampu memegang pensil dan mampu untuk
jenis terapi online yang diketahui oleh para jalan setapak.
responden, jawabannya dipaparkan sebagai Selanjutnya ditanyakan mengenai
berikut; menurut Ibu 1, jenis terapi online pengetahuan tentang terapi wicara, menurut
yang responden ketahui sesuai kebutuhan Ibu 1 terapi wicara adalah terapi untuk belajar
anaknya adalah NF (Neurofeedback) dan Day berbicara, mengenal huruf yang dilakukan di
Care, kemudian di ralat oleh responden bahwa depan kaca. Pernyataan tersebut di benarkan
terapi NF ini tidak bisa dilakukan secara oleh Ibu 2 dengan mengatakan, “sama, belajar
online. Lalu menurut Ibu 2, jenis-jenis terapi bicara untuk dia mengenal huruf, mengenal
online yang dilakukan berupa terapi SI warna kayak gitu”. Sedangkan menurut Ibu 3,
(sensori integrasi), dimana anaknya diminta terapi wicara adalah terapi yang dilakukan agar
untuk belajar fokus, dan diajari kemandirian anaknya bisa mengerti cara berbicara, dengan
untuk mandi dan makan sendiri, belajar untuk cara dilatih menggambar, mewarnai juga
memakai pakaian sendiri. Dari TW (terapi menyusun puzzle agar anaknya mengerti
wicara) nya, Ibu 3 mengatakan bahwa huruf, kalimat, dan angka. Menurut Ibu 4,
anaknya diminta untuk berlatih lempar terapi wicara adalah terapi yang dilakukan agar
tangkap bola dan bermain puzzle. Kemudian anaknya fokus dengan hal yang sedang
Ibu 5 menjawab, cara yang dilakukan pada diceritakan dan mampu menceritakan tentang
anaknya sama dengan Ibu 4, yakni dengan hal yang telah dilakukan anaknya setelah
gosok gigi dan di urut-urut mulutnya. Ibu 6 melakukan suatu kegiatan. Pada Ibu 5, terapi
menjelaskan jenis terapi online yang wicara adalah terapi melatih vokal dan belajar
dilakukan dalam bentuk SI (sensori integrasi), mengenal warna juga huruf. Ibu 6 menjelaskan
dimana anaknya disuruh untuk melakukan bahwa terapi wicara adalah terapi yang
kegiatan seperti senam lalu divideokan dan berguna untuk mengenalkan banyak kosa kata,
dikirim ke terapisnya. seperti belajar mengucapkan huruf vokal
c. Persepsi orangtua terhadap terapi dengan benar.
online yang pernah dilakukan pada anak Pertanyaan selanjutnya menanyakan
berkebutuhan khusus selama masa pandemi tentang pengalaman terapi online yang pernah
Covid-19 didapatkan oleh orang tua dan anak
Kemudian untuk mengetahui persepsi berkebutuhan khusus selama pandemi Covid-
orang tua mengenai terapi online, ditanyakan 19 ini, ditanyakan juga tentang jenis terapi
juga seputar pemahaman tentang terapi online apa yang pernah didapatkan. Pada
okupasi dan terapi SI (sensori integrasi). pertanyaan kali ini, Ibu 1 menjawab pernah
Jawaban dari para responden adalah sebagai mendapatkan terapi online. Hal ini dibenarkan
berikut; Ibu 1 menyatakan bahwa, kurang tahu juga oleh Ibu 2, Ibu 3, Ibu 5, dan Ibu 6. Disini
dan tidak tahu arti dari terapi okupasi, tapi Ibu 4 menjawab belum pernah mendapatkan
pernah mendengar tentang terapi tersebut. Ibu terapi online.
2 mengatakan bahwa baru pertama kali Mengenai jenis terapi online yang pernah
mendengar tentang terapi okupasi.. Lalu Ibu 3 didapatkan selama pandemi Covid-19 ini, para
mengatakan bahwa terapi sensori integrasi responden menjawab sebagai berikut; Ibu 1
berfungsi untuk melatih fokus, keberanian, menjawab pernah mendapatkan terapi Day
dan kemandirian pada anaknya. Menurut Ibu Care, Ibu 2 menjawab pernah mendapat terapi
4 terapi sensori integrasi berfungsi untuk SI (sensori integrasi) dan TW (terapi wicara),
melatih anak nya agar fokus dan berani, Ibu 3 pernah mendapatkan TW (terapi wicara)
dengan belajar mengenal warna dan dan fisioterapi, Ibu 5 pernah mendapatkan
menyusun balok. Ibu 5 menyatakan bahwa terapi TW (terapi wicara) dan Day Care,
terapi okupasi adalah terapi yang berguna sedangkan Ibu 6 pernah mendapatkan terapi SI
Vol. 14 No 1 2020 DOI: 5
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan
ISSN 0216-3438 (Print). ISSN 2621-1122 (Online) Kesehatan

(sensori integrasi) dan TW (terapi wicara). (terapi wicara) ada sebanyak 1 responden yang
d. Jenis terapi yang dapat dikembangkan terdapat pada Ibu 3. Untuk terapi SI (sensori
lebih lanjut pada terapi bagi anak integrasi) diminati oleh 2 orang responden,
berkebutuhan khusus yakni Ibu 2 dan Ibu 6. Sedangkan terapi Day
Untuk mengetahui terapi yang dapat Care diminati oleh 2 orang yaitu Ibu 1 dan Ibu
dikembangkan lebih lanjut sebagai terapi bagi 5.
anak berkebutuhan khusus, perlu ditanyakan
preferensi jenis terapi online yang pernah REFERENCES
dilakukan dan dianggap paling cocok untuk 1. Pandemi COVID-19 di Indonesia, 2020,
diterapkan bagi anak berkebutuhan khusus. diakses 17 Mei 2020,
Berikut jawaban dari para responden; https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_C
Menurut Ibu 1, terapi Day Care baik jika OVID-19_di_Indonesia
dilakukan secara online maupun tatap muka
2. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jakarta.
tidak ada bedanya. Menurut Ibu 2, terapi SI
Kabupaten Jakarta Dalam Angka Tahun
(sensori integrasi) merupakan terapi yang
2017. Kabupaten Jakarta : Badan Pusat
lebih efektif untuk dilakukan dirumah dan
Statistik, 2017.
diterapkan bagi anaknya. Sedangkan menurut
Ibu 3, jenis terapi TW (terapi wicara) adalah 3. World Health Organization. World report
terapi yang efektif dan cocok untuk on disability 2011. Switzerland: World
diterapkan pada anaknya. Pada Ibu 5, terapi Health Organization. 2011.
yang menurutnya paling cocok dan efektif http://www.who.int/disabilities/world_re
bagi anaknya adalah terapi Day Care. port/2011/report.pdf -Diakses Januari
Terakhir pada Ibu 6, terapi yang menurutnya 2018.
lebih efektif dan paling cocok untuk 4. Cresswell, JW. Research design
diterapkan pada anaknya yakni jenis terapi SI pendekatan metode kualitatif metode
(sensori integrasi). kuantitatif dan campuran, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta; 2017
CONCLUSION
5. Nursalam. Metode Penelitian Kuantitatif
Berdasarkan hasil penelitian, dapat di
Kualitatif dan R.D, Alfabeta, Bandung;
simpulkan bahwa hasil yang didapatkan
2015
beragam pada setiap responden, namun
semuanya menunjukkan perubahan kearah 6. Hal, GV, Roosbroeck, SV, Vriesacker, B,
yang lebih baik. Pemahaman orang tua Arts, M, Hoeck, S, Fraeyman, J. Flemish
terhadap terapi online dan ragam jenisnya adolescents : Perceptions of cigarette
dapat dilihat dari kemampuan mereka plain packaging: a qualitative study with
menjelaskan tentang pengertian terapi online focus group discussions, BMJ, 2017
dan jenis kegiatan yang dilakukan saat terapi 7. Hendricks, Cher. Improving school
online. Menurut para responden mengenai through action research: A
pemahaman tentang terapi online ini comprehensive guide for educators 2nd
bermanfaat. edition, Pearson, Upper Saddle River,
Persepsi orang tua mengenai terapi New Jersey; 2009
online yang pernah dilakukan selama masa 8. Asta, Derina n.d., Pengertian Dan 13
pandemi Covid 19 ini, sebagian besar dari Jenis Terapi Okupasi Anak
mereka kurang tahu mengenai terapi okupasi, Berkebutuhan Khusus, diakses 17 Mei
namun cukup paham dan tahu mengenai 2020, https://dosenpsikologi.com/terapi-
terapi SI (sensori integrasi). Sedangkan terapi okupasi-anak-berkebutuhan-khusus
okupasi menurut mereka hampir sama dengan
terapi SI, dimana merupakan bagian dari 9. Brainking store, n.d., 12 Cara Terapi
terapi okupasi yang menekankan stimulasi Anak Autis Di rumah yang Terbukti
pada berbagai indera. Jenis terapi yang dapat Efektif dan Ampuh, diakses 17 Mei 2020,
dikembangkan lebih lanjut sebagai terapi https://brainkingstore.com/cara-terapi-
pada anak berkebutuhan khusus dapat dilihat anak-autis-di-rumah/
dari preferensi para responden. Dimana TW 10. Dinisari, Mia Chitra 2020, Peran Penting
Vol. 14 No 1 2020 DOI: 6
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan
ISSN 0216-3438 (Print). ISSN 2621-1122 (Online) Kesehatan

Telemedicine di Tengah Pandemi


Covid-19 Kata Founder Alodokter,
diakses 17 Mei 2020
11. Division of Elementary & Secondary
Education, The State of Arkansas, 2020,
diakses 17 Mei 2020,
http://dese.ade.arkansas.gov/divisions/le
arning-services/special-education
12. Iswari, M. Kecakapan Hidup Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus, Depdiknas,
Jakarta; 2007
13. Meningkatkan kemampuan wicara anak
anak berkebutuhan khusus 2020, diakses
17 Mei 2020, http://www.rumahbelajar-
persada.com/artikel/meningkatkan-
kemampuanwicara-anak-anak-
berkebutuhan-khusus
14. Terapi Atasi Gangguan Sensori
Integrasi, n.d., diakses 17 Mei 2020,
https://www.parenting.co.id/balita/coba
-terapi-ini-saat-anak-
mengalamigangguan-panca-indra

Vol. 14 No 1 2020 DOI: 7

You might also like