Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

PERNIKAHAN ANAK USIA DINI


DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERLINDUNGAN ANAK

Fransiska Novita Eleanora, Andang Sari


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
siska_ita@yahoo.com

Abstract
Protection of children's rights is the protection of their lives which includes everything in the
form of activities that will always be able to guarantee and protect them so that they are
always able to live, grow and also develop and participate or play an active role in all
activities optimally based on their humanity in accordance with its dignity and also its dignity
and avoid acts violence and discrimination. (1) Also included in protecting against marriages
a young age, and if there is of course a violation of children's rights, especially the right to
life, health, education, (2) this study uses normative juridical research by examining library
or secondary material a basic material and searching with literature and also laws and
regulations relating to early marriage which are reviewed the perspective of protecting
children. (3) The rise of child marriage at young age is mostly due to poverty and also to
promiscuity. (4) And efforts are made to prevent it from empowering children with skilled
information, improving access and quality of informal education, as well as supporting and
making various regulatory policies for early marriage in ensuring certainty of the protection
of children's rights.
Keywords: marriage, protection, right, children

A. Pendahuluan tua memperhatikan syarat untuk


Pernikahan dini merupakan melangsungkan perkawinan. Dalam
fenomena puncak es yang terus Revisi Undang-Undang Perkawinan
menerus terjadi dan semakin marak, Tahun 1974 Nomor 1 disebutkan
lemahnya pengetahuan dan bahwa syarat untuk dapat
pemahaman masyarakat akan persepsi melangsungkan adanya perkawinan
dari pernikahan anak usia dini bagi seorang laki-laki dan perempuan
mengakibatkan anak mengalami adalah sama-sama berusia 19 tahun.
trauma yang mendalam karena Sulitnya mencegah pernikahan dini
banyaknya faktor pengahambat akibat atau maraknya pernikahan dini
pernikahan tesebut seperti, rusaknya disebabkan adanya dispensasi yang
reproduksi, kesehatan terganggu, diperbolehkan seperti anak usia 16
terjadinya kekerasan dalam rumah tahun boleh menikah, namun harus ada
tangga, karena anak belum siap untuk ijin dari orang tua dan ijin dari
berumah tangga. Agar anak terlindungi pengadilan setempat. Di samping itu,
dari pernikahan dini, ada baiknya orang banyak juga pernikahan dini yang

50
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

dilakukan secar sembunyi dengan cara Penyebab terjadinya pernikahan


nikah siri atau sudah hamil sebelu anak di usia yang sangat muda
menikah. Kalau sudah begini yang dikarenakan faktor dari rkonomi, juga
dirugikan pastilah perempuan karena pendidikan, dan kepercayaan terhadap
nantinya akan menjadi seorang ibu, dan adat istiadat yang berlaku2, dan
anak yang dilahirkannya pernikahan tersebut tentunya sudah
pertumbuhannya tidak sempurna, melanggar hak-hak anak yaitu hak
bahkan terjadinya bisa karena adanya hidupnya dan tidak bisa meneruskan
pergaulan yang bebas dan alasan pendidikannya uatau melanjutkan
ekonomi atau kemiskinan.1 sekolahnya lagi pernikahan dini juga
Sesuai dengan rumusan dalam mengakibatkan seorang anak perempuan
undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 akan memiliki resiko kematian akan
tentang Perubahan Undang-Undang memiliki resiko kematian saat
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang melahirkan dibandingkan dengan
Perlindungan Anak bahwa disebutkan perempuan yang sudah cukup umur.
anak adalah belum beruaia 18 (delapan Dampak yang lain akibat menikah dini
belas) tahun dan termasuk juga disini bagi anak perempuan adalah akan
adalah anak yang berada dalam menimbulkan banyak persoalan seperti
kandungan, ini sesuai dengan pasal 1, dampak psikologis (cemas, depresi,
sedangkan dalam pasal yang ke-2 bahkan ingin bunuh diri). Dampak
disebutkan mengenai perlindungan terakhir yaitu mengenai masih
terhadap anak adalah segala kegiatan rendahnya pengetahuannya tentang
untuk menjamin dan melindungi anak seksualitas seperti tentang penyakit
akan hak-haknya untu selalu dapat menular HIV, AIDS.
hidup dan bertumbuh, juga Dampak diatas mengakibatkan anak
berkembang serta berpartisipasi secara kehilangan akan hak-haknya, seusia anak
optimal sesuai dengan harkat dan tersebut haruslah belajar dulu duduk
martabatnya kemanusiaan serta dibangku sekolah, mendapatkan
mendapat perlindungan dari kekerasan pelajaran, bermain namun dengan
dan diskriminasi.
2
Jawaami, Arfian Jamul, “Ini Kata Pengamat Penyebab
Tingginya Angka Pernikahan Dini” (17 April 2018)
https://www.ayobandung.com/read/2018/04/17/31546/ini-kata-
pengamat-penyebab-tingginya-angka-pernikahan-dini, diakses
1 9 Mei 2020
Mubasyaroh, “Analisis Faktor Penyebab Pernikahan Dini dan
Dampaknya Bagi Pelaku”, Jurnal Yudisia, Kudus, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN), Vol. 7, No. 2, 2016, hal. 400-401

51
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

pernikahan tesebut mengakibatkan masa yang rendah dapat menyebabkan


depan anak akan mengalami kehancuran, terjadinya atau cenderung terjadinya
karena anak tidak dilindungi lagi. pernikahan dini. Ketiga adanya alasan
Perlindungan terhadap anak harus terhadap budaya yang dianggap mengikat,
dilakukan sejak dini, yang dimulai dari dan kuatnya akan norma yang bersifat
keluarga yaitu orang tua, sekolah yaitu tradisional dan juga adanya tekanan dari
guru bahkan dalam cakupan yang lebih masyarakat dianggap menambah berbagai
luas yaitu masyarakat dan juga kemungkinan bagi keluarga yang
pemerintah3. Pemahaman masyarakat dianggap berisiko terhadap adanya
yang masih sangat rendah serta efeknya pernikahan dini atau yang dianggap masih
kedepannya, serta ketidaktahuaan sangat muda untuk mengambil sikap yang
mengakibatkan mereka menikahkan setuju atau dianggap pro terhadap
anak-anak mereka ataupun karena pernikahan dini tanpa mempertimbangkan
pergaulan yang bebas, peran orang tua kemungkinan lainnya, padahal banyak
yang harus siap dalam mengawasi dan resiko yang dihadapi jika pernikahan yang
memonitoring setiap perbuatan yang sangat dini itu dilaksanakan
dilakukan anak. kesiapan dan peran aktif kemamapanan dalam menghidupi
dari orang tua kepada anak-anaknya keluarganya, reproduksi wanita yaitu anak
harus selalu mengawal dan diperhatikan. yang dilahirkan biasana cacat, prematur,
Pernikahan diusia yang sangat muda serta yang paling sering terjadi adalah
atau disebut dengan pernikahan dini jika imbasnya kepada kekerasan dalam rumah
diamati Banyak sekali faktor yang tangga yang dimana dapat terjadinya
menyebabkan terjadinya dimana faktor bentuk kekerasan secara fisik, dan psikis,
pertama karena ekonomi atau kemiskinan juga penelantaran rumah tangga dan
menyebabkan dari keluarga atau berujung kepada perceraian, dan jika
individu terdorong untuk melakukan perni sampai terjadi maka anak yang menjadi
kahan dini, kedua dan dikarenakan adanya korban dikarenakan orangtuanya yang
keterbatasan dari akses pendidikan dimana berpisah.
tingkat dari pendidikan dan juga Sedangkan faktor yang keempat,
pengetahuan dari anak yang bersangkutan adanya perubahan dan tata nilai dalam
kehidupan ari masyarakat dimana anak-
3
Harahap, Ana Pujianti, Aulia Amini, Catur Esty Pamungkas,
“Hubungan Karakteristik Dengan Pengetahuan Ibu Tentang anak sekarang dianggap lebih permisif
Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi”,
Jurnal Ulul Albab, Mataram, Universitas Muhammadiyah Vol. terhadap calon pasangannya (seks bebas
22, No. 1, 2018, hal. 32

52
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

dan kehamilan yang tidak dikehendaki), undangan dan logika, penelitian ini
ini terkait dengan pergaulan yang bebas, menunjukkan bahwa pernikahan di usia
kurnagnya pengawasan dari orantuanya dini yang semakin meningkat dengan
dikarenakan kesibukan dari orangtuanya signifikan dan melanggar akan hak-hak
sehingga tidak mengamati atau anak seperti hak untuk mendapatkan
memperhatikan dengan siapa anaknya pendidikan dan pengajaran, hak untuk
bergaul, sering pulang malam atau mendapatkan kesehatan, dan hak untuk
dikarenakan keluarganya yang broken hidup sehingga dilakukan upaya upaya
home atau bisa juga ketidakharmonisan pencegahan agar pernikahan dini tidak
dalam keluarga menyebabkan mencari terjadi lagi karena akan merusak generasi
keluarga lain diluar sana sehingga dari penerus bangsa, dengan upaya
terjadilah pergaulan bebas dan pencegahan yang dilakukan dengan
menyebabkan kehamilan dan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas
menutupi rasa malu atau aib dalam kepada anak-anak perlu juga diberikan
keluarga anak terpaksa dinikahkan di usia kesadaran kepad masyarakat dan orangtua
yang snagat belia sekali. Berdasarkan akan bahaya dna dampak dari pernikahan
ketentuan diatas, maka masalah yang akan yang sangat muda ini, artinya kedepannya
diteliti bagaimana pernikahan anak usia harus dipikirkan secara matang jika ingin
dini ditinjau dari perspektif perlindungan melaksanakan pernikahan di usia dini
anak dikarenakan harus adanya kematangna jiwa
B. Metode Penelitian dan psikologi dari anak tersebut.4.
Penelitian ini menggunakan metode C. Pembahasan
yuridis normatif, yaitu metode penelitian 1. Pengertian Anak
asas-asas dan teori-teori. Data yang Anak adalah seseorang yang belum
digunakan adalah berupa suatu bahan mencapai umur 18 tahun atau belum pernah
sekunder yang diperoleh dari kepustakaan kawin, serta masih berada di bawah
(menelusuri bahan pustaka). Data yang kekuasaan orang tuanya selama kekuasaan
digunakan adalah berupa suatu bahan orang tuanya belum dicabut. Juga termasuk
sekunder yang diperoleh dari kepustakaan dalam pengertian anak adalah anak yang
menggunakan buku, jurnal dan dokumen
4
analisis normatifnya dari penelitian dapat Soekanto, Soerjono, dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum
Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : PT. Raja Grafindo
menggunakan secara logis dan normatif Persada, hal. 11-12

yang berdasarkan peraturan perundang-

53
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

masih berada dalam kandungan. Anak perlu Untuk seorang melangsungkan


dilindungi terutama untuk menjamin perkawinan, batas unmur adalah merupakan
pertumbuhannya, hak-haknya sebagai anak, hal yang penting. Karena perkawinan yang
terhindar dari kekerasan dan diskriminasi di sempurna adalah kedua calon pasangan
manapun si anak berada. Semua harus matang secara biologis dan
perlindungan terhadap anak didapat dari psikologisnya serta matang jiwa dan
keluarga sebagai unit terkecil dalam raganya agar perkawinan itu terwujud
masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan dengan baik dan sehat serta mendapatkan
anak, dimana anak harus mendapatkan keturunan yang sehat dan baik pula tanpa
perlindungan akan hak-haknya berakhir dengan perceraian5. Misalnya
perlindungan yang dimaksud berdasarkan karena perkawinan yang tidak diinginkan
dari Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa disebabkan karena hamil di luar nikah,
Tahun 1989, ada 10 hak yang diberikan namun adanya aturan yang menyatakan
kepada anak kita yaitu, hak untuk dapat bahwa anak adalah yang berusia antara 8
bermain, hak untuk mendapatkan adanya (delapan) sampai dengan 18 (delapan belas)
pendidikan, hak untuk mendaatkan adanya tahun, sedangkan dalam revisi ari undang-
perlindungan, hak untuk mendapatkan undnag nomor 1 tahun 1974 tentang
adanya suatu indentitas, hak untuk perkawinan bahwa laki-laki dan perempuan
mendapatkan adanya status akan adalah berusia sama-sama 19 tahun, dimaan
kebangsaan, hak untuk mendapatkan jikalau diamati bahwa usia ini sudah lulus
adanya makanan, hak untuk mendapatkan sekolah menengah pertama (SMA), tetapi
juga akses akan kesehatan, hak untuk apakah sudah matang akan jiwanya dna
mendapatkan adanya rekreasi, hak untuk kedewasaannya ? artinya kedepannya sudah
mendapatkan kesamaan dan perlakuan yang siap segalanya, baik secara psikologinya
layak artinya tidak adanya tindakan dan juga ekonominya, jangan sampai terjadi
diskriminasi karena anak mendapatkan perceraian ataupun kekerasan dalam rumah
haknya tanpa adnaya perbedaan antara yang tangga, penulis mengambil kesimpulan
satu dengan yang lain dengan tidak melihat bahwa disebut akan ukuran kedewasaan
suku, agama, ras dan antar golongan, dan
hak untuk memiliki suatu peran dalam 5
Apriyanti, Zahroh Shaluhiyah, Antono Suryoputro, Ratih
Indraswari, Fenomena Pernikahan Dini Membuat Orang Tua
pembangunan. dan Remaja Tidak Takut Mengalami Kehamilan Tidak
Diinginkan, Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, Semarang,
2. Batas Usia Perkawinan Bagi Anak Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Diponegoro, Vol. 13, No. 1, 2018, hal. 62

54
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

adalah diatas 23 tahun dan sudah dapat hitang sering membuka adanya eksploitasi
bertanggungjawab terhadap dirinya, orang terhadap anak, terjadinya perdagangan anak
lain serta sehat jasmani dan rohaninya dengan tujuan menikahkan anaknya maka
dalam menghidupi keluarganya hutangnya dianggap lunas atau tidak ada
3. Perkawinan di Bawah Umur sama sekali. Tapi jangan heran di
Perkawinan adalah sesuatu yang sakral masyarakat modern pun ada juga
dan suci dan siapapun berharap bahwa perkawinan di bawah umur tapi jumlahnya
perkawinannya akan langgeng seumur tidak terlalu banyak. Perkawinan usia muda
hidup dan harmonis dalam menjalankan atau perkawinan di bawah umur biasanya
biduk rumah tangganya, namun jika bermula dari ketahuannya kerja sama antara
dikaitkan dengan perkawinan di bawah petugas pegawai pencatat nikah dengan
umur yang banyak terjadi pada masyarakat para orang tua calon pasangan yang
pedesaan di Indonesia, hal ini dikarenakan memanipulasi umur, bila terjadi masalah
tingkat pendidikan masyarakat pedesaan dalam rumah tangga pasangan tersebut
masih rendah dan belum memadai. Jadi yang berujung pada perceraian di
tidak heran jika sebagian besar pengadilan setempat, ternyata diketahui
masyarakatnya masih berpegang teguh pada bahwa pasangan tersebut belum cukup
tradisi kuno terutama orang tuanya yang umur untuk menikah6.
ingin secepatnya mengawinkan anak 4. Masalah Perkawinan Anak
perempuannya dengan alasan ingin cepat Setiap manusia pasti menginginkan
punya cucu, selain dari pada itu orang tua perkawinan terjadi pada dirinya. Dorongan
akan merasa malu kalau anak ingin menikah semakin kuat ketika orang
perempuannya tidak kawin muda yang tersebut semakin tumbuh dewasa. Melalui
nantinya menimbulkan aib dalam pernikahan pula pasangan suami istri
keluarganya. Selain itu adanya anggapan menginginkan rumah tangganya berjalan
sebagian orang bahwa dengan menikahkan dengan aman , tenteram, bahagia, dan
anak maka tanggungjawab orangtua selesai sejahtera. Karena tergiur oleh kebahagiaan
dan menjadi tanggungjawab suaminya atau yang demikian itu, maka banyak kita
bertanggungjawab pada diri sendiri, apalagi temukan remaja di bawah umur ingin buru-
kalau memiliki anak perempuan yang buru untuk segera menikah, bahkan tidak
cantik oleh orang tuanya dieksploitasi sedikit di antara remaja tersebut yang rela
dalam perkawinan, dikarenakan kondisi 6
Koro, Abdi, H.M, 2016, Perlindungan Anak di Bawah Umur
(Dalam Perkawinan Usia Muda), Bandung : Alumni, hal. 18
ekonomi dan himpitan hutang atau terjerat

55
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

putus sekolah , meskipun mereka banyaknya perkawinan yang terjadi karena


sebenarnya belum siap untuk menjalankan alasan-alasan tertentu yang tidak memenuhi
sebuah rumah tangga, baik secara fisik batas minimal usia untuk melangsungkan
maupun mental. perkawinan. Misalnya, kalau perkawinan
Sehingga menimbulkan akibat tertunda khawatir terjadi perzinahan.
dalam menjalankan rumah tangganya, Bahkan mungkin karena kebelet ingin
pasangan tersebut akan menghadapi banyak kawin, tidak sedikit remaja yang
masalah. Seperti minimnya pengetahuan merekayasa usianya supaya mencapai batas
dan pengalaman, maka pasangan yang minimal untuk kawin. Jadi jika melihat
sangat muda ini banyak yang tidak bisa alasan-alasan tersebut, maka perkawinan
mengurus anak dengan benar, atau anak anak di bawah umur yang marak terjadi
yang dilahirkan lemah, atau mengalami saat ini harus dilarang karena membawa
kendala soal ekonomi karena pasangan ini banyak dampak negative bagi
sangat muda dan tidak memiliki pendidikan berlangsungnya rumah tangga nantinya.
formal dan tidak bekerja sehingga tidak Sebab pada usia muda tersebut calon
mempunyai penghasilan, yang pada pasangan belum ada kesiapan fisik, mental
akhirnya membebani orang tua masing- dan materi yang belum matang7
masing pasangan tersebut, atau sebab yang 5. Perlindungan Anak
lain adalah kurang dewasa dalam Anak sebagai generasi dan penerus
menghadapi perbedaan di antara pasangan akan cita-cita perjuangan bangsa harus
tersebut. Sehingga akhirnya terjadilah dilindungi dari segala ancaman, hambatan
keretakan yang berakhir dengan perceraian. yang ada, karena perlindungan tersebut juga
Dengan adanya gejala seperti ini tentunya menyangkut akan hak-hak anak, hak anak
pemerintah sangat berperan untuk membuat untuk memperoleh pendidikan terhambat
aturan. Karena bagaimanapun juga keluarga karena adanya pernikahan dini, hak-haknya
adalah unit yang paling kecil dalam terabaikan dan semakin buruk padahal
masyarakat. Jika kesejahteraan keluarga seorang anak harus dilindungi dalam
saja tidak terwujud, bagaimana pula kondisi apapun dan perlun diberikan
kesejahteraan masyarakat akan terwujud. perlakuan yang khusus dan manusiawi.
Penetapan usia perkawinan oleh pemerintah
sebenarnya mempunyai tujuan bagus. Tapi 7
Prasetyo, Budi, “Perspektif Undang-Undang Perkawinan
Terhadap Perkawinan di Bawah Umur”, Serat Acitya (Jurnal
ketika dihadapkan pada kenyataan, kita Ilmiah), Semarang, Universitas 17 Agustus 1945, Vol 6, No. 1,
2017, hal. 136
akan menemukan banyak masalah, yaitu

56
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

Perlindungan akan hak-hak anak jangan sampai terjadinya akan adana


sudah daitur dalam Undang-Undang Dasar pernihakan diusia dini anak9
tahun 1945 dalam pasal yang ke 28 ayat B, Pencegahan tersebut selain
secara jelasnya dalam ayatnya yang ke-1 menerpkan aturan yang ada, bahwa orang
dinyatakan bahwa orang ataupun setuiap tua sangat berkewajiban dan keharusan
orang dapat atau berhak dalam membentuk mencegah pernikahan dini tersebut dengan
suatu keluarga dan melanjutkan suatu tujuan perlindungan akan keberadaan dari
keturunan melalui ikatan atau sahnya hak-hak anak, pencegahan yang
perkawinan, sedangkan ayatnya yang ke-2 dimaksudkan disini adalah melarang anak
disebutkan juga bahwa kelangsungan akan untuk melakukan pernikahan atau
kehidupan, bertumbuh, dan serta melangsungkan pernikahan yang belum
berkembang dan mendapatkan waktunya kepada anak, walaupun dikatakan
perlindungan dari diskriminasi dan bahwa kehidupan ekkonomi atau faktor lain
kekerasan merupakan hak dari setiap anak tetap tidak memperbolehkan anak
juga dan anak berhak memperolehnya8 melakukan perkawinan di usiai dini, orang
Penerapan dari Aturan atau Undang- tua berkewajiban melindungi anaknya dan
Undang dengan Tahun 2002 dan bernomor jika dilakukan atau terjadi pembiaran baik
23 mengenai Perubahan dari Tahun 2014 karena kesengajaan ataupun karena
dengan Nomor 35 tentang perlindungan kelalaian maka dapat diberikan hukuman
mengenai Anak disebutkan atau dinyatakan kepadanya, berbagai bentuk pencegahan
bahwa negara, dan pemerintah, ataupun atau keharusan melarang anak-anak agar
keluarga dan juga bahkan seluruh lapisan tidak terjebak dalam pernikahan dalam usia
masyarakat luas berkewajiban dalam dan dini atau pergaulan bebas yang
atau memberikan adanya pemenuhan dari mengakibatkan hamil di luar pernikahan
hak hak dan atau perlindungan terhadap dan akhirnya harus dinikahkan dalam usia
anak dalam keadaan atau secara optimal. yang sangat muda, artinya orang tua selalu
Bahkan dalam ketentuan dalam Pasal 26 mengawasi, siap siaga tidak lengah ataupun
ayatnya yang ke- 1 dalam poin c dijelaskan teledor, baik dalam pergaulan anak-anak di
atau disebutkan bahwa kewajiban dari rumah ataupun di sekolah serta lingkungan
orang tua adalah untuk mencegah atau
9
Dewi, Chintia Kusuma, “Perkawinan Dengan Wanita Di Bawah
Umur Yang Mengakibatkan Luka” Jurist-Disction, Surabaya,
8 Fakultas Hukum Universitas Airlangga, vol. 1, No. 2, 2018, hal.
Nurjannah Siti, Yohannis Franz La Kahija, “Pengalaman
Wanita Menikah Dini Yang Berakhir Dengan Perceraian”, 478
Jurnal Empati, Semarang, Fakultas Hukum Univesitas
Diponegoro, Vol. 7, No. 2, 2018, hal. 140

57
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

masyarakat, memberikan dan menceritakan berkemauan dan bekerja keras untuk


bahaya pernikahan dini serta efek dan menjaga akan kesatuan dan juga persatuan
danpaknya ke masa depan, membatasi dari bangsa danjuga negara. Upaya akan
pergaulan anak. dan tidak membiarkan adanya usaha dari anak dan
menonton film film atau melihat gambar perlindungannya juga sangat perlu
gambar yang berbau atau berisikan dilaksanakan sejak dari awal, yakni adanya
pornografi. sejak dari adanya janin dan sejak dalam dan
Perlindungan akan anak-anak yang sejak berada di kandungan bahkan sampai
ada sesuai dengan asas-asas perlindungan si anak tersebut berumur atau usianya 18
akan prinsip-prinsip yang pokok, yaitu (delapan belas) tahun11.
pertanggungjawaban dari seluruh lapisan Bertitik dari tolak dan konsepsi akan
yang merupakan bagian dari suatu anak dan perlindungannya secara utuh,
rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan komprehensip dan menyeluruh maka
secara rutin dan terus menerus agar dapat kewajiban dalam memberikan perlindungan
terlindunginya hak anak-anak. Dimana tersebut kepada anak-anak harus didasarkan
rangkaian dari kegiatan yang dimaksud kepada asas-asas :
dalam prakteknya harus selalu Semakin dapat dijelaskan bahwa
berkelanjutan dan terarah dalam adanya tujuan dari perlindungan akan hak
kehidupannya guna menjamin akan adanya anak yaitu :
pertumbuhan baik atau dari perkembangan - Terpenuhinya akan hak-hak dari anak
akan kehidupan anak, secara sosial, maupun untuk selalu dapat hidup,dan
fisik dan atau secara mental10. tumbuh,serta berkembang, dan juga
Tindakan atau kegiatan yang ada ini berpartisipasi optimal dan sesuai
bertujauan agar dapat mewujudkan dengan adanya juga harkat dan juga
kehidupan anak yang terbaik, dan martabat dan kemanusiaan.
diharapkan akan adanya bagian atau suatu - Terlindunginya akan anak dari segala
penerus dari bangsa yang memang tindakan atau perlakuan kekerasan
potensial, dan tangguh, juga dianggap dan juga diskriminasi, dan juga demi
memiliki sikap yang naionalisme yang terwujudnya akan anak anak
dijiwai serta berlandaskan akan nilai-nilai
dari Pancasila, serta adanya sikap dalam 11
Musfiroh Rohmi, Mayadina, “Pernikahan Dini dan Upaya
Perlindungan Anak di Indonesia”, De Jure : Jurnal Hukum
dan Syari’ah, Malang, Fakultas Syariah Universitas Islam
10 Negeri Maulana Malik Ibrahim, Vol. 8, No. 2, 2016, hal. 65
Djamilah, Reni Kartikawati, Dampak Perkawinan Anak di
Indonesia, Jurnal Studi Pemuda, Yogyakarta, Universitas
Gajah Mada, Vol. 3 No. 1, 2014, hal. 2

58
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

Indonesia yang lebih berkualitas,dan bangsa yang akan melanjutkan cia-cita


juga berahklak serta mulia dan juga perjuangan bangsa.
sejahtera 6. Upaya Pencegahan Pernikahan Anak
Menurut Penulis pencegahan Sebagai Bentuk Perlindungan Anak
pernikahan anak diusia dini selain Upaya pencegahan disini agar tidak
menerapkan aturan yang tegas dan sanksi terjadi pelanggaran terhadap hak anak dan
bagi pelaku, namun juga perlu diberikan mengurangi terjadinya pernikahan dini
kesadaran bagi setiap orang, terutama orang sebagai upaya perlindungan akan hak-hak
tua untik menyadari bahwa pernikahan dini anak
bukanlah melepaskan tanggungjawabnya - Memberdayakan anak dengan informasi
sebagai ornag tua namun dapa ketrampilan dan jaringan pendukung
menimbulkan masalah baru baik bagi lainnya, dimana program ini berfokus
kesehatan ataupun dapat memicu terjadinya atau terarah kepada diri anak dalam
kekerasan dalam rumah tangga yang memberikan cara pelatihan serta adanya
berujung kepada perceraian. Pengawasan membangun informasi dan ketrampilan
sangatlah diperlukan mulai dari keluarga, juga menciptakan akan lingkungan yang
sekolah yaitu guru-guru ataupun tenaga aman, serta mengembangkan jejaring
pendidik dan sampai masyarakat ataupu hubungan yang baik. Dan program ini
penegak hukum dan juga pemerintah, memiliki pengetahuan yang baik akan
sosialisasi atau penyuluhan perlu selalu diri mereka sendiri dan mampu
dilakukan agar masyarakat mengetahui mengatasi kesulitan sosial dan ekonomi
dampak dari pernikahan dini tersebut. baik secara jangka panjang dan juga
Karena pernikahan anak di usia anak dari pendek, dengan program ini anak-anak
perspektif perlindungan terhadap anak yaitu dapat belajar untuk mendapatkan
berkaitan dengan hak hidup anak, informasi serta ketrampilan untuk
khususnya hak akan mendapatkan mengatasi dan mengetahui akan dampak
pendidikan dan kesehatan, perlindungan dari pernikahan dini tersebut.
akan hak hak anak merupakan bagian dari - Mendidik dan juga
bagian akan hak asasi manusia, menggerakkan orangtua dan anggota
perlindungan utuh dan mneyeluruh harus komunitas, dimana orangtua dan
diberikan kepada anak dengan upaya komunitas juga ikut berperan aktif dalam
pencegahan pernikahan dini, karena anak memberikan perlindungan anak, karena
adalah bagian dan merupakan penerus tatap muka ari orangtua, pemuka agama

59
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

dapat memberikan dukungan kepada kemauan untuk belajar dan


anak, adanya edukasi terhadap kelompok melanjutkan sekolahnya ke jenjang
dan komunitas sebagai alternatif dan yang lebih tinggi.
juga konsekuensi dari pernikahan anak, - Menawarkan dukungan akan ekonomi
melakukan kampanye atau juga dan pemberian insentif bagi anak dan
sosialisasi tentang dampak dan bahaya keluarganya, mendukung sepenuhnya
akan pernikahan dini dengan keluarganya agar tidak berkekurangan
menggunakan media, disekolah, baik dalam kebutuhan-kebutuhan
terhadap hak-hak anak, kesehatan sexual terhadap sandang, pangan dna juga
dan juga reproduksi, serta peran serta papan
juga dari pemimpin atau tokoh - Membuat dan mendukung akan adanya
masyarakat yang berpengaruh seperti kebijakan terhadap peraturan
kepala keluarga dan juga anggota perundangan terhadap pernikahan di
komunitas dalam memberikan usia muda, dengan mempertimbangkan
penyuluhan akan pernikahan diusia dan melihat budaya kolektivis dalam
muda. masyarakat, sehingga dapat
- Meningkatkan akses dan kualitas memberikan penanganan secara efektif,
pendidikan informal bagi anak, dengan melalui :
memberikan pendidikan yang baik dan a. Peer support, atau kelompok
berkualitas akan menuda pernikahan dukungan terhadap keluarga
bagi anak perempuan, dengan cara -keluarga yang rentan untuk
melatih, mendukung dan mendaftar mengikuti budaya nikah
anak-anak perempuan untuk paksa, sehingga para
bersekolah, program peningkatan keluarga dapat memberikan
kurikulum diseolah dengan materi komunitas dan pengetahuan
ketrampilan hidup, juga kesehatan mereka seputar pernkahan
reproduksi, bahaya AIDS/HIV, dan dini
kesadaran dari para gender, adanya b. Psikoedukasi, untuk
program dalam pemberian beasiswa, mengetahui pemahaman
juga subsidi dan suplai dengan tujuan masyarakat terhadap
agar anak-anak perempuan bersedia pernikahan dini, dimana
menjalani akan proses belajar mengajar dapat diketahui jika ada
disekolah adanya semangat dan masyarakat yang menolak

60
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

disertai dengan alasan yang efek ataupun dampaknya bagi anak, dan
rasional dan logis serta dapat tujuan anak untuk selalu diberikan
diterima perlindungan karena menyangkut akan hak-
c. Bekerjasama dengan haknya, disamping itu perlu adanya
lembaga Formal Setempat pengawasan dari orang tua atau masyarakat
untuk memodifikasi terhaap pernikahan anak diusai dini.
Kebijakan, dengan Penerapan hukuman kepada pelaku juga
memodifikasi kurikulum perlu diberikan agar hukum mempunyai
sekolah akan adanya materi kewibawaan, sehingga tumbuhnya tingkat
dari pernikahan dini serta kesadaran bagi masyarakat ataupun pelaku,
isu-isu yang ada perlu adanya koordinasi antara masyarakat
d. Follow-up dengan metode dan aparat penegak hukum, untuk
kampanye, dengan menghindari pernikahan anak tersebut.
memanfaatkan media seperti E. Daftar Pustaka
poster, juga leaflet, tayangan Apriyanti, Zahroh Shaluhiyah, Antono
dari video dan sebagainya Suryoputro, Ratih Indraswari,
yang didalamnya memuat Fenomena Pernikahan Dini Membuat
konten tentang pernikahan Orang Tua dan Remaja Tidak Takut
dini, serta dampaknya secara Mengalami Kehamilan Tidak
fisik dan psikis dan juga Diinginkan, Jurnal Promosi Kesehatan
adanya penekanan untuk Indonesia, Semarang, Program
selalu bersekolah, dan hak- Magister Fakultas Kesehatan
hak anak serta perlindungan Masyarakat, Universitas Diponegoro,
juga terhadap kesehatan Vol. 13, No. 1, 2018
reproduksi.12 Prayona, Baiq Arwindy, “Pentingnya
D. Penutup Mencegah Pernikahan Dini”,
Penyuluhan kepada masyarakat perlu (https://duniapsikologi.weebly.com/me
diberikan, sehingga masyarakat memahami ncegah-pernikahan-dini.html, diakses,
pengertian pernikahan anak di usia dini, 17 Mei 2020
Dewi, Chintia Kusuma, “Perkawinan
12 Dengan Wanita Di Bawah Umur Yang
Prayona, Baiq Arwindy, “Pentingnya Mencegah Pernikahan
Dini”, (https://duniapsikologi.weebly.com/mencegah-
pernikahan-dini.html, diakses, 17 Mei 2020 Mengakibatkan Luka” Jurist-Disction,

61
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

Surabaya, Fakultas Hukum Universitas dan Syari’ah, Malang, Fakultas


Airlangga, vol. 1, No. 2, 2018 Syariah Universitas Islam Negeri
Djamilah, Reni Kartikawati, Dampak Maulana Malik Ibrahim, Vol. 8, No. 2,
Perkawinan Anak di Indonesia, Jurnal 2016.
Studi Pemuda, Yogyakarta, Universitas Nurjannah Siti, Yohannis Franz La Kahija,
Gajah Mada, Vol. 3 No. 1, 2014 “Pengalaman Wanita Menikah Dini
Harahap, Ana Pujianti, Aulia Amini, Catur Yang Berakhir Dengan Perceraian”,
Esty Pamungkas, “Hubungan Jurnal Empati, Semarang, Fakultas
Karakteristik Dengan Pengetahuan Ibu Hukum Univesitas Diponegoro, Vol. 7,
Tentang Dampak Pernikahan Dini No. 2, 2018
Terhadap Kesehatan Reproduksi”, Prasetyo, Budi, “Perspektif Undang-
Jurnal Ulul Albab, Mataram, Undang Perkawinan Terhadap
Universitas Muhammadiyah Vol. 22, Perkawinan di Bawah Umur”, Serat
No. 1, 2018 Acitya (Jurnal Ilmiah), Semarang,
Jawaami, Arfian Jamul, “Ini Kata Pengamat Universitas 17 Agustus 1945, Vol 6,
Penyebab Tingginya Angka Pernikahan No. 1, 2017
Dini” (17 April 2018) Soekanto, Soerjono, dan Sri Mamudji,
https://www.ayobandung.com/read/201 2003, Penelitian Hukum Normatif
8/04/17/31546/ini-kata-pengamat- Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : PT.
penyebab-tingginya-angka-pernikahan- Raja Grafindo Persada
dini, diakses 9 Mei 2020 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Koro, Abdi, H.M, 2016, Perlindungan Indonesia Tahun 1945
Anak di Bawah Umur (Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahu 1974
Perkawinan Usia Muda), Bandung : Tentang Perkawinan
Alumni Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Mubasyaroh, “Analisis Faktor Penyebab Tentang Hak Asasi Manusia
Pernikahan Dini dan Dampaknya Bagi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Pelaku”, Jurnal Yudisia, Kudus, Tentang Perubahan Atas Undang-
Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Undang Nomor 23 Tahun 2002
Vol. 7, No. 2, 2016 Tentang Perlindungan Anak.
Musfiroh Rohmi, Mayadina, “Pernikahan
Dini dan Upaya Perlindungan Anak di
Indonesia”, De Jure : Jurnal Hukum

62
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XIV/No.1/ Juni 2020 Fransiska...

63

You might also like