Professional Documents
Culture Documents
(PILMAPRES 2021 Pendidikan Nurul Aulia Ekonomi Syari'Ah) .
(PILMAPRES 2021 Pendidikan Nurul Aulia Ekonomi Syari'Ah) .
FAKULTAS KEISLAMAN
2021/2022
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
Dengan ini menyatakan bahwa karya dengan judul Membangun Generasi Z Untuk Berperan
Dalam Pendidikan Kreativitas Dan Inovasi Mencetak SDM Unggul Berjiwa Islami belum
pernah dipublikasikan dan belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan apapun
sebelumnya serta tidak mengandung unsur plagiat di dalamnya.
Nurul Aulia
NIM (210721100186)
Membangun Generasi Z Untuk Berperan Dalam Pendidikan Kreativitas Dan Inovasi
Mencetak SDM Unggul Berjiwa Islami
Nurul Aulia
Email: nurulauliaa86@gmail.com
Abstract
Dill (2015) proposed that Forbes Magazine strengthen its survey of Generation Z in North
and South America, in Africa, in Europe, in Asia and in the Middle East. 49 thousand
children were asked. On the final point it can be said that Generation Z is the first real global
level. Smartphones and social media are not seen as tools and platforms, but rather as their
habits and way of life. For generation Z, information and technology are things that have
become part of brand life, because they were born where access to information, especially the
internet, has become a global culture, so it affects their values, views and life goals. The rise
of Generation Z will also pose new challenges for management practices in organizations,
especially for human resource management practices. The positive attitude generated by
Generation Z, namely, likes to learn, works in an innovative environment, actively
collaborates, dares to express opinions without hesitation, is good at socializing in addition
to being in line with Islamic morals which will be easily developed in character education in
Indonesia which comes from four sources, namely religion, Pancasila. , culture, and national
education goals, namely the attitude of hard work, creative, independent and democratic,
curiosity, and respect for achievement. The role of education is also expected to be able to
produce competitive human resources with an Islamic spirit. Education is one of the strategic
weapons to advance the intelligence of the nation's generation. Education is also expected as
an effort to overcome poverty, ignorance, unemployment and many things that make our
nation far behind other nations
2
Abstak
Dill (2015) mengusulkan bahwa Forbes Magazine memperkuat survei tentang generasi Z di
Amerika Utara dan Selatan, di Afrika, di Eropa, di Asia dan di Timur Tengah. 49 ribu anak-
anak ditanya. Atas pokok akhir itu bisa dikatakan bahwa generasi Z adalah tingkatan global
pertama yang nyata. Smartphone dan media sosial tidak dilihat seperti perlengkapan dan
platform, tapi lebih pada kebiasaan dan cara hidup mereka. Bagi generasi Z informasi dan
teknologi adalah hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena mereka lahir
dimana akses terhadap informasi, khususnya internet sudah menjadi budaya global, sehingga
hal tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai, pandangan dan tujuan hidup mereka.
Bangkitnya generasi Z juga akan menimbulkan tantangan baru bagi praktek manajemen
dalam pendidikan, khususnya bagi praktek manajemen sumber daya manusia. Sikap positif
yang ditimbulkan generasi Z yaitu, suka belajar, bekerja dengan lingkungan inovatif, aktif
berkolaborasi, berani mengungkapkan pendapat tanpa ragu, pandai bersosialisasi selain
sejalan dengan akhlak Islami akan mudah dikembangkan dalam pendidikan karakter di
Indonesia yang berasal dari empat sumber, yaitu agama, Pancasila, budaya, dan tujuan
pendidikan nasional, yaitu sikap kerja keras, kreatif, mandiri dan demokratis, rasa ingin tahu,
dan menghargai prestasi. Peranan pendidikan juga diharapkan mampu mencetak SDM yang
berdaya saing juga berjiwa islami. Pendidikan menjadi salah satu senjata yang strategis untuk
memajukan kecerdasan generasi bangsa. Pendidikan juga diharapkan sebagai upaya
mengatasi kemiskinan, kebodohan, pengangguran dan banyak hal yang membuat Bangsa kita
tertinggal jauh dari bangsa lainya
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tidak perlu dikatakan lagi bahwa Pendidikan dan kreativitas penting bagi semua
orang, terutama generasi milenial, dan merupakan bagian penting dari 10 keterampilan
pandemi teratas. Banyak kreativitas yang bisa diperlihatkan di masa pandemi seperti sekarang
ini. Juga menjadi wadah untuk menggali kemandirian, meningkatkan kualitas orang-orang
berbakat dengan kemampuan menghadapi berbagai masalah. Situasi bagaimana menghadapi
pandemi saat ini. Dan langkah yang tepat untuk mewujudkan industri kreatif, atau untuk
3
meningkatkan kreativitas dan kekuatan inovatif, bukan hanya ide yang dibawa, tetapi berbagai
hal, termasuk pemerintah, untuk mencapai semua itu dan memberikan kontribusi nyata. yang
diambil oleh para pemangku kepentingan berkontribusi pada kreativitas masyarakat,
khususnya kaum milenial. Teknologi dan informasi juga dapat mempengaruhi pembentukan
kreativitas, dan kekuatan inovatif dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman dan era
digital saat ini, dan teknologi dan informasi sebagai pendukung untuk meningkatkan
kreativitas masyarakat pasti akan tumbuh. industri, masyarakat tidak lepas dari meningkatnya
penggunaan gadget dan software. Tentu saja, untuk menjadi kreatif, Anda membutuhkan
karyawan berbakat dengan ide-ide positif, atau karyawan yang ingin meningkatkan
keterampilan mereka dan lebih tertarik pada topik terkait yang dapat meningkatkan
keterampilan mereka.
Tujuan Khusus
Penulisan karya tulis ini, bertujuan untuk membagi pengetahuan kepada masyarakat
luas dalam menghadapi dan mencari solusi terhadap permasalahan yang ada pada generasi Z
dan bagaimana menggali potensi diri agar menghasilkan Pendidikan serta SDM yang di
harapkan masyarakat.
4
dan masa depan negara. pendidikan karakter dapat dimulai dari lingkungan keluarga, dan
lembaga pendidikan. Pendidikan kepribadian adalah suatu sistem untuk menanamkan nilai-
nilai kepribadian yang luhur termasuk hubungan dengan diri sendiri dan lingkungan. Tujuan
pendidikan karakter adalah untuk menciptakan manusia yang cerdas, kreatif, beretika, dan
positif yang dapat mengelola dan berperan dalam membangun bangsa yang bermartabat.
Semoga ke depan, guru sebagai pendidik mampu mengendalikan peserta didiknya agar
menjadi manusia yang berkarakter baik, berdampak positif bagi keluarga dan masyarakat,
serta lingkungan negara.
Jika membicarakan generasi Z ada beberapa isu utama yang menjadi bagian penting bagi
strategi bagaimana generasi ini akan menjadi hal yang positif bagi kemajuan agama dan
bangsa kelak yaitu:
a. Pandangan tentang agama Pandangan ini sangat penting bagi generasi Z karena walau
bagaimanapun Indonesia khususnya adalah Negara yang bermayoritaskan agama islam,
walaupun dasar Negara memakai pancasila dan uud 1945 namun tetap dasar agama dan
falsafah kehidupan harus berdasarkan keagamaan, karena pada generasi ini begitu kencangnya
arus globaliasasi dan teknologi sehingga kadang norma agama sering kali dilupakan bahkan
mereka lebih mementingkan gadget dari pada ajaran agama.
b. Nilai- nilai sosial Bagaimana seorang manusia harus memaknai arti sebuah keluarga dan
lingkungan sekitar, karena hubungan antara manusia, baik keluarga, teman akan menjadi
tempat perlindugan yang baik, berbagai masalah yang akan timbul bagi generasi ini yaitu
kurangnya sosialsasi mereka lebih suka berinteraksi dengan mengunakan gedgetnya sehingga
akan terjadi pergeseran nilai-nilai sosial.
c. Pendidikan Isu yang paling penting dikalangan generasi ini adalah Pendidikan, isu ini yang
akan mengarahkan bagaimana ia akan menuju masa depan, akan tetapi permasalahan yang
muncul pada generasi ini, mereka cenderung malas karena faktor informasi yang mereka
dapatkan begitu mudah dengan mengunakan gadget, mereka hanya menempatkan sekolah
hanya sebagai pengugur kewajiban yang dilegalkan dengan ijazah, sehingga banyak bagi
mereka pendidikan bukan lagi prioritas.1
1
Debora Cornelia Risambessy, Generasi Millennial (Makalah Ilmu Budaya Dasar, Jurusan Psikologi Universitas
Gundarma,2017) hal 5
5
Membangun Kreativitas Generasi Z
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan
kemauan untuk memulai usaha, kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru
kemampuan untuk mencari peluang, keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing)
dan kemampuan untuk mengembangkan ide. Ciri-ciri kreatif terbuka untuk pengalaman
yang suka memperhatikan dan melihat dengan cara yang tidak biasa, menerima dan
menyesuaikan keseriusan, yang tidak sesuai satu sama lain. Toleransi tidak jelas, independen
dalam pengambilan keputusan. Pikiran dan Tindakan, membutuhkan dan mengandaikan
otonomi, percaya diri, tidak tunduk pada kriteria dan manajemen kelompok, dan siap
mengambil risiko yang diperhitungkan, permanen, masalah Sensitif, kemampuan lancar,
menghasilkan ide, fleksibel, orisinalitas, sensitif secara emosional, terbuka terhadap fenomena
yang tidak jelas, motivasi, tidak takut gagal, pemikiran imajiner, Selektif. Dalam
berwirausaha terdapat persaingan yang ketat. Untuk memenangkan persaingan, maka seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Di masa pandemi covid-19 ini
tentu banyak merubah pola hidup pada berbagai elemen masyarakat, dimana salah satunya
yaitu unsur keseharian yang mungkin mulai berubah secara signifikan lalu dengan adanya
pandemi ini membuat sebagian besar masyarakat kehilangan mata pencahariannya.
Bagaimana masyarakat bisa bertahan yaitu dengan cara menggali potensi diri salah satunya
melalui peningkatan kreativitas. Kreativitas merupakan hal yang bisa dikembangkan secara
positif melalui berbagai hal, entah itu bisa menjadi lapangan pekerjaan baru atau untuk
kesenangan diri sendiri yang pasti kreativitas merupakan Top 10 Skill 2020 yang bisa di asah
untuk mengetahui sejauh mana kita memanfaatkan SDM dalam diri sendiri.
a. Beberapa Media Sebagai Media Edukasi dan Aktivisme generasi Z
Penggunaan akses internet dengan mudah melalui telepon seluler seiring hidup
di era globalisasi pada Gen Z menghasilkan generasi yang dependen dengan
internet. Dampak dari kemudahan dalam mengakses internet menciptakan internet
sebagai sumber referensi utama dalam mencari suatu informasi. Seiring dengan
peningkatan konektivitas global, pergeseran generasi dapat memainkan peran yang
lebih penting dalam menentukan perilaku daripada perbedaan sosio-ekonomi.
Kaum muda telah menjadi pengaruh yang kuat bagi orangorang dari segala usia
dan pendapatan, serta pada cara orang-orang tersebut mengonsumsi dan
berhubungan dengan mereka (Francis & Hoefel, 2018). Penggunaan media sosial
seperti Facebook, Twitter, Instagram, hingga TikTok dipenuhi oleh berbagai
6
generasi. Jika Facebook lebih sering digunakan oleh Generasi X, maka TikTok lah
yang didominasi oleh Generasi Z.
b. Perilaku Generasi Z dalam menggunakan TikTok
Aplikasi Tiktok digunakan sebagai media untuk mempromosikan pendidikan dan
aktivisme, TikTok adalah perilaku manusia yang inovatif dan kreatif di masa remaja.
Upaya untuk mengintervensi perilaku ini adalah dengan mengubah cara pandang
media sosial. Media sosial selalu dianggap negatif karena perilaku adiktif yang dapat
ditimbulkan oleh media sosial. Namun, kreativitas yang dihadirkan pengguna di
TikTok adalah salah satu cara dapat mengubah perspektif itu menjadi positif. Tujuan
penulisan artikel di Fitur adalah untuk menginformasikan kepada pembaca bahwa
media sosial dapat digunakan tidak hanya sebagai media hiburan, tetapi juga sebagai
media pendidikan dan kegiatan di dunia yang secara tradisional mengglobal.
7
Tantangan generasi Z
Permasalahan dan tantangan yang terjadi di bagi generasi Z terkait dengan adanya
sikap dan perilaku manusia yang ciri-cirinya antara lain: (1) suka dengan kebebasan; (2)
senang melakukan personalisasi; (3) mengandalkan kecepatan informasi yang instant (siap
saji); (4) suka belajar; (5)bekerja dengan lingkungan inovatif, (6) aktif berkolaborasi, dan (7)
hyper technology (Tapscott, 2008) (8) critivcal, yakni terbiasa berfikir out of the box, kaya ide
dan gagasan; (9) confidence, yakni mereka sangat percaya diri dan berani mengungkapkan
pendapat tanpa ragu-ragu; (10) connected, yakni merupakan generasi yang pandai
bersosialisasi, terutama dalam komunitas yang mereka ikuti; (11) berselancar di sosial media
dan internet (Farouk, 2017, 7). (12) sebagai akibat dari ketergantungan yang tinggi terhadap
internet dan media sosial, mereka menjadi pribadi yang malas, tidak mendalam, tidak
membumi, atau tidak bersosialisasi; (13) cenderung lemah dalam nilai-nilai kebersamaan,
kegotong-royongan, kehangatan lingkungan dan kepedulian sosial; (14) cenderung bebas,
kebarat-baratan dan tidak memperhatikan etik dan aturan formal, adat istiadat, serta tata
krama. Di era ini segala sesuatu bergerak dengan cepat, dunia menjadi tanpa batas, informasi
dapat diperoleh dimana saja dan dari siapa saja. Generasi Z harus berusaha dan mampu
menjadi bijak terutama dalam penggunaan media sosial. Media sosial ini mirip dengan politik,
tergantung bagaimana kita menggunakannya. Kita bisa berguna dan bertambah pintar apabila
menggunakan media sosial dengan benar, tapi kita juga bisa menjadi penyebar hoax dan
menjadi bodoh apabila kita menggunakan media sosial dengan tidak benar.
Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi, tingkat persaingan juga semakin
tinggi. Kualitas dan kinerja manusia juga dituntut menjadi semakin tinggi. Generasi Z harus
mampu beradaptasi dengan cepat, belajar dan menjadi lebih baik dengan cepat serta
melakukan navigasi yang lincah dan tepat untuk dapat memecahkan setiap masalah.
Kreatifitas dan Apabila tidak, dalam beberapa tahun ke depan mungkin posisi kita sudah
digantikan oleh robot atau program komputer.
Semua masalah itulah yang dapat menghambat para generasi Z untuk membangun
Kreativitas Dan Inovasi Guna Mencetak SDM Unggul Berjiwa Islami.
8
perannya tersebut, mereka akan menghasilkan masyarakat pembelajar (learning society).
Sedangkan sebagai agen perubahan, generasi Z memiliki konsekuensi terhadap aplikasi dari
produk inovasi pendidikan, sehingga pendidikan menjadi katalisator bagi terjadinya
transformasi sosial. Pendidikan generasi Z tidak hanya berorientasi pada masa sekarang,
melainkan bersifat dinamis dan antisipatif bagi terjadinya perubahan. Dengan beberapa peran
yang dimilikinya tersebut, generasi Z dituntut memiliki sumber daya pendidikan untuk
mempersiapkan pelaku-pelaku perubahan yang tangguh, unggul, partisipatif, dan kompetitif.
Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan
pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana
(UU.RI No. 20 Tahun 2003). Selanjutnya dinyatakan bahwa tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Selanjutnya, dalam pembahasan ini, tenaga kependidikan dipakai istilah sumber
daya manusia pada bidang pendidikan. Mengingat peran penting dan strategis bidang
pendidikan, maka pengembangan sumber daya manusia pada bidang ini menjadi tuntutan,
baik tuntutan yuridis formal dan teknis operasionalnya maupun tuntutan penguasaan teoretis
dan praktik empiris. SDM yang berkualitas yang dibutuhkan diperoleh melalui proses,
sehingga dibutuhkan suatu program pendidikan dan pelatihan untuk mempersiapkan dan
pengembangan kualitas SDM yang sesuai dengan transformasi sosial.
Generasi milenial yang bergantung pada teknologi yang setiap harinya menjadikan
media sosial sebagai bagian sangat penting dalam koneksi sosial. Mereka lebih banyak
meghabiskan waktunya dalam sehari bersama perangkat teknologi digital dan beragam
aplikasi daripada dengan teman atau anggota keluarga. Inilah yang dimanfaatkan oleh
beberapa komunitas atau grub keagamaan untuk menyebarkan dakwah melalui media sosial,
seperti facebook, twitter, whatsApp, Instagram atau telegram
3
Allan Menzies, Sejarah Agama Agama (Yogyakarta: Forum, 2014).
4
Imron Rosyidi, “Komunikasi Dan Dakwah: Ihtiar Integrasi Keilmuan Dan Urgensi Kekinian,” Jurnal Madania 5,
no. 1 (2015): 75–91.
10
PENUTUP
Kesimpulan
Masyarakat saat ini rata-rata menginginkan sebuah inovasi dari generasi Z dalam
mengembangkan ilmu Pendidikan yang sangat dapat membuat perencanaan target kreativitas
yang akan dicapai, dan nantinya dapat dilaksanakan melalui seminar atau sharing session
secara daring dan akan tetap meningkatkan motivasi masyarakat untuk tetap berfikir secara
kreatif.
Di Negara Indonesia yang begitu luas ini harus diimbangi dengan pendidikan yang baik bagi
setiap warganya, dengan kekayaan alam yang melimpah dan dikelola dengan cerdas oleh
masyarakat dan negara maka akan menjadikan bangsa kita ini menjadi bangsa yang besar.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua masyarakat di Indonesia mendapatkan
pendidikan yang baik, terutama bagi anak-anak dan generasi muda yang akan menjadi
pemimpin di masa depan. Di zaman era globalisasi ini generasi Z bisa dan harus mampu
mengembangkan ilmu pendidikan agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Untuk
memajukan peradaban bangsa agar bisa berdiri lebih kuat lagi dalam menghadapi
perkembangan zaman.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kholiq, Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Yang Unggul, Jurnal
Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah, Volume 2 (1), 2020
Andi Hidayat, Metode Pendidikan Islam Untuk Generasi Millennial, Jurnal Penelitian
Volume 10, No. 1, 2018
Debora Cornelia Risambessy, Generasi Millennial (Makalah Ilmu Budaya Dasar, Jurusan
Psikologi Universitas Gundarma,2017)
Imron Rosyidi, “Komunikasi Dan Dakwah: Ihtiar Integrasi Keilmuan Dan Urgensi
Kekinian,” Jurnal Madania 5, no. 1 (2015)
Lili Marlinah, Pentingnya Peran Perguruan Tinggi Dalam Mencetak Sdm Yang Berjiwa
Inovator Dan Technopreneur Menyongsong Era Society 5.0, Jurnal IKRA-ITH
Ekonomika Vol. 2, No.3 2019
Meiliza Noor Zhafiraha, Alifia Lisna Bhilqisty, Peningkatan Kreativitas Sdm Di Tengah
Pandemi Bagi Generasi MilleniaL, Prosiding Konferensi Nasional Ilmu Administrasi
4.0 (2020)
Monovatra Predy Rezky, Generasi Milenial yang Siap Menghadapi Era Revolusi Digital
(Society 5.0 dan Revolusi Industri 4.0) di Bidang Pendidikan Melalui Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Seminar Nasional Pascasarjana 2019
12
Pipit Fitriyani, Pendidikan Karakter Bagi Generasi Z Jakarta, 23 – 25 Maret 2018
13