ICELLA-Artikel-Helma Nuraini Aina Rosyida

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

THE STRATEGIC FORMAT OF E-COUNSELING

IN GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE


DURING THE COVID-19 PANDEMIC
IN BANJARMASIN
Helma Nuraini1, Aina Rosyida2
1
Universitas Islam Negeri Antasari
2
Universitas Islam Negeri Antasari
*
Corresponding author. Email: helmanuraini@uin-antasari.ac.id

ABSTRACT

The education dynamics are experiencing double disruptions due to information technology expansion and the Covid-
19 outbreak. Distance Education could be an option yet marked complex problems on learning activities. Guidance
and Counseling plays strategic roles to overcome online learning’s problems. On the other hand, Guidance and
Counseling have faced obstacles on shifting face - to face to online mediated counseling. The aims of the research
were 1) to discover a strategic format of e-counseling as an orientation for school counselor in Banjarmasin, 2) to
notice problems on e-counseling,. This research was a qualitative approach, using a survey method toward 16 school
counselors and an interview with 8 school counselors. The results depicted that 1) the strategic format of e-counseling
comprises services on study and personal problems. School counselors provide specialized content aim to preserve
mental health dealing with the pandemic, use social media which is dominated by Whatsapp application (for checking
students presence on online learning, means of greeting students, delivering guidance and counseling contents via
video call and chats, hotline service), create counseling contents such as quizzes, videos and home visit service. 2)
School counselors problems on online counseling are communication difficulties, internet network problems, learning
ineffectiveness, personal and behavior problems.

Keywords: The Strategic format, E-counseling, Distance Learning.

1. INTRODUCTION while students menghindar dan menolak melakukan


konseling. Dari angket yang diberikan pada 18 guru BK
Education has faced double disruption; due to pada beberapa sekolah di Kota Banjarmasin, didapatkan
informational technology development followed by data setengah dari sampel guru BK tidak mendapatkan
pandemic covid-19. The significant impact on learning arahan maupun memiliki panduan mengenai
practices is distance learning via online media pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling masa
(Charismiadji, 2020). It gives challenge and pandemi COVID-19. Meskipun demikian, ada usaha
opportunity, also has impact to technology growth serta inisiatif dari guru BK dan sekolah untuk
acceleration which is lead to multifaceted problems for- menyikapi kendala yang terjadi. Hal tersebut memicu
instance learning competence infectivity (Dewi, 2017, berbagai hambatan dalam pelaksanaan bimbingan dan
Putria dkk., 2020). konseling secara komprehensif, hambatan tersebut
terangkum menjadi beberapa hal, diantaranya adalah
Guidance and Counseling at school has role to berasal dari siswa yang sulit dihubungi, kendala
upkeep students psychological aspects through jaringan dan perangkat elektronik yang memadai,
identification, description, prediction also construct hingga kesulitan dalam hal pendekatan dan pengukuran
intervention during online learning. Yet, School keefektivan layanan yang seharusnya dilakukan secara
counselors have problems on doing online counseling. langsung.
The problems are how to arrange the time for meeting
Studi dan penelitian tentang strategi e- memberikan pengalaman baru dan unik meliputi
counseling yang sudah ada, diantaranya membahas keunggulan dan keterbatasan yang akan mempengaruhi
mengenai langkah-langkah proses konseling online (N. kinerja konselor hingga berpengaruh kepada
C. I. Wibowo, 2016), skill yang harus dimiliki konselor ketercapaian tujuan konseling (M. E. Wibowo, 2019).
komunikasi konseling, penguasaan komputer dan Tantangan besar lainnya dalam pelaksanaan e-
keterampilan strukturisasi sebagai faktor pendukung counseling adalah konteks komunikasi yang berbasis
berhasilnya e-counseling (Asri dkk., 2020). Berdasarkan
teks memungkinkan timbulnya miskonsepsi dalam
kajian lainnya, hakikat konseling tidak berbeda antara
penekanan nada, suasana, dan persepsi makna dalam
konseling secara tradisional dengan e-counseling,
walaupun unsurnya berbeda (Zeren, 2015). Keunggulan pesan yang disampaikan (M. E. Wibowo, 2019). Lebih
dari konseling daring dari sisi konseli yaitu pada teks dalam lagi mengenai kajian tantangan e-counseling
memiliki dampak positif karena kesan yang lebih sebagaimana ditemukan dalam penelitian Febrianti &
mendalam, lancar, dan positif (Jr, 2014), dan konselor Wibowo (2019) bahwasanya proses pemberian bantuan
memberikan respon positif (Zamani dkk.,2010), namun berbasis internet bukanlah hal yang sederhana
jika memungkinkan para konselor tetap memilih melainkan penuh dengan kompleksitas berkenaan
pertemuan secara langsung dikarenakan terdapat dengan masalah etika, masalah penggunaan teknologi,
beberapa interaksi terapeutik yang hanya muncul di dan keterampilan komunikasi yang nampak pada kabur
pertemuan tatap muka. dan hilangnya sikap nonverbal pendukung jalannya
Berdasarkan kendala tersebut, maka terdapat proses konseling seperti tatapan mata untuk menjalin
urgensi untuk mengkaji lebih dalam mengenai 1) hubungan terapeutik sehingga menimbulkan risiko
tantangan dan peluang pelaksanaan e-counseling pada inkonsistensi perasaan yang dirasakan oleh konseli.
masa pandemi COVID-19, 2) menggali masalah-
Dibalik tantangan yang berkaitan erat dengan
masalah apa saja yang muncul sebagai dampak adaptasi
kehidupan baru yang berbeda pada dinamika teknologi hingga memberikan pengaruh pada
sebelumnya, serta 3) merumuskan format strategis pelaksanaan e-counseling, hal itu juga memberikan
konseling elektronik (e-counseling) sebagai bentuk peluang baru yang dapat dimanfaatkan apabila guru BK
acuan yang akan direlevansikan dengan langkah mampu berangkat dari tantangan yang dihadapi,
strategis yang telah dilakukan guru BK di kota sehingga menghasilkan signifikansi dalam
Banjarmasin pada pembelajaran jarak jauh (PJJ). perkembangan disiplin ilmu bimbingan dan konseling
berkaitan dengan keterlaksanaanya, kompetensi
konselor, media, serta format yang dihasilkan.Secara
Berangkat dari literatur diatas, pemberian e- umum peluang yang dihasilkan adalah bagaimana
counseling pada pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa perkembangan teknologi informasi yang pesat dan
pandemi Covid-19 dapat dilakukan dengan
menjadi pusat aktivitas saat adanya pandemi memicu
memperhatikan aspek-aspek khusus yang berkaitan
dengan pengadaptasian format dan disesuaikan dengan terjadinya penciptaan bentuk-bentuk baru dalam praktik
setting online. Maka dari itu, guna melengkapi studi konseling (M. E. Wibowo, 2019). Hal itu secara spesifik
yang telah ada, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji termuat dalam aspek pelaksanaan, peluang yang muncul
secara mendalam (1) bagaimana format pemberian e- diantaranya adalah kemudahan akses dalam permintaan
counseling yang strategis pada pembelajaran jarak jauh bantuan, tidak membutuhkan biaya transportasi,
(PJJ) di Kota Banjarmasin, (2) hambatan-hambatan mengurangi kesulitan jadwal yang berkaitan dengan
dalam pelaksanaan layanan BK program kelompok, pelayanan dapat bersifat semi
. anonim sehingga terhindarnya dari bias budaya, konseli
lebih merasa siap dan nyaman karena sudah beradaptasi
2. LITERATURE REVIEW dengan tempat, pelayanan melalui teknologi informasi
formatnya terstruktur sehingga menghasilkan kerangka
Layanan BK di masa pandemic menuntut guru BK kerja khusus yang bersifat ringkas dan terpusat
mengubah format kegiatannya. Ada terdapat tugas yang (Kusumawati, 2020).
diemban seorang konselor sekolah atau guru BK pada
masa sebelum dan sesudah pandemi Covid-19. (Afdillah Bimbingan dan konseling dapat menguatkan
dkk., 2020). Hal tersebut menjadi sebuah tantangan peranannya dalam memberikan bantuan non-medis
dalam mengembangkan kualitas kompetensi guru BK berupa terlibat aktif dalam pemberian informasi,
dalam melaksanakan konseling jarak jauh melalui edukasi, dan publikasi pada rangka pencegahan,
jaringan internet yang disebut e-counseling. Konselor pengendalian, diagnosis, dan manajemen yang berkaitan
sebagai pihak pemberi bantuan profesional diberi dengan kesehatan mental (Korompot, 2020). Sebab
tuntutan untuk memiliki kapabilitas dalam penggunaan dampak dari pandemi COVID-19 memunculkan
teknologi secara bijak dan baik. Layanan BK berbagai permasalahan baru diakibatkan dari adaptasi
menggunakan media teknologi informasi akan kehidupan dan keadaan baru. Dari berbagai penelitian
ditemukan bahwa naiknya angka kecemasan seseorang itu, beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengkaji
(Vibriyanti, 2020), teknanan emosional serius seperti adaptasi layanan bimbingan dan konseling untuk
perasaan putus asa, kecewa, perasaan ketidakpastian, memfasilitasi siswa dalam mengentaskan masalahnya
perasaan tidak berharga, hingga bunuh diri terlebih pada masa pandemi diantaranya membahas
remaja yang sejatinya merupakan kelompok usia yang implementasi cybercounseling meliputi tahap persiapan
paling rentan saat dihadapkan polemik baru akibat mencakup tersedianya perangkat keras dan lunak yang
pandemi COVID-19, kegiatan yang biasanya dilakukan memadai, dengan bentuk media website, telepon, email,
dengan wajar kini menjadi terbatas, hal inilah menjadi dan instant messaging (Aisa, 2020). Sedangkan bentuk
tekanan baru kelompok remaja (Setyaningrum & media yang digunakan untuk konseling kelompok
Yanuarita, 2020) termasuk permasalahan yang muncul berupa teleconference seperti Zoom dan Google Meet
dari aspek pembelajaran dari perubahan format dan (Pratiwi dkk., 2021). Secara kegunaan mengenai
metode memiliki potensi mengganggu kesehatan mental efisiensi dari e-counseling berhasil mengentaskan
peserta didik (Deliviana dkk., 2020). Bentuk dari beberapa masalah yang timbul di tengah pandemi
pengaruh buruknya kesehatan mental terhadap COVID-19 meliputi menurunkan kecemasan belajar
pelaksanaan pembelajaran meliputi keefektifan belajar siswa yang awalnya pada kategori tinggi menjadi
yang berkurang, berkurangnya fokus dalam sedang hingga rendah (Syam, 2020), meningkatkan self-
pembelajaran, kelambanan perkembangan, munculnya regulated learning siswa sehingga meningkatkan
perasaan frustasi dan kecemasan tinggi, dan perasaan motivasi dan kepercayaan diri dalam mengikuti kegiatan
tidak nyaman (Mahmudah, 2020). pembelajaran (Eni & Dzulfikar, 2020). Disamping
aspek belajar, penelitian lain juga menunjukan bahwa
Berangkat dari tantangan yang menghasilkan konseling berbasis online mempengaruhi pembentukan
sebuah permasalahan baru di tengah pandemi COVID- konsep diri (Sukoco & Budiman, 2020) dan membantu
19 yang menimbulkan risiko terhambatnya kegiatan siswa mencapai kemandirian dalam menyelesaikan
belajar, maka dari tantangan tersebut menghasilkan masalahnya sendiri apabila dibandingkan dengan
peluang untuk bimbingan dan konseling konseling secara langsung(I Ketut, 2020).
mengaktualisasikan keberfungsiannya. Dimana fungsi
BK dalam satuan pendidikan adalah menyeimbangkan Dari berbagai literatur di atas menunjukan
proses pendidikan yang tidak hanya menghantarkan bahwa e-counseling cukup efektif untuk dijadikan
peserta didik menguasai hal akademis tetapi mampu sebagai alternatif dalam mengentaskan permasalahan
membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif peserta didik di masa pandemi COVID-19, sehingga
serta memperhatikan prinsip yang berkaitan dengan diperlukannya studi lebih dalam mengenai bagaimana
kebutuhan peserta didik dalam menyelesaikan masalah format e-counseling yang dapat dijadikan sebagai
yang dialaminya yang menghambat terselesaikannya panduan guru BK di Kota Banjarmasin meliputi
tugas perkembangan, sehingga Bimbingan dan penggalian dan pemetaan awal masalah, pengentasan
Konseling di sebuah satuan pendidikan merupakan pilar masalah, evaluasi hingga umpan balik dari konseli
utama selain bidang manajemen dan kepemimpian serta untuk mengetahui keberhasilan suatu layanan konseling.
bidang pengajaran (Nurihsan, 2011). Sejauh ini, untuk
mengatasi permasalahan yang ada yakni dengan 3. RESEARCH METHOD
penggunaan teknologi komputer dan jaringan dalam
layanan bimbingan dan konseling. Bentuk adaptasi Objek pada penelitian ini adalah pelaksanaan e-
layanan BK yakni dengan e-counseling, yang counseling sebagai bagian kegiatan bimbingan dan
merupakan salah satu cara efisien dalam proses konseling masa pandemi COVID-19 di Kota
konseling jarak jauh yang dilakukan antar konselor dan Banjarmasin. Pendekatan penelitian yang digunakan
konseli untuk membantu masalah yang berkaitan merupakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
dengan kepribadian dan kehidupan konseli melalui berdasarkan pemberian angket, diikuti wawancara
tulisan atau surat di internet maupun melalui telepon. mendalam guna mendapatkan informasi melalui
Dalam Nurihsan, (2005) terdapat panduan operasional pertanyaan yang akan dijawab oleh partisipan. Terdapat
mengenai etika konseling saat menggunakan telepon 2 jenis data dalam penelitian ini yakni data primer atau
meliputi: 1) penggunaan bahasa yang sopan sesuai data yang dikumpulkan dari pihak pertama. Sebagai
kondisi klien, 2) mengatur intonasi suara yang lembut menjadi sumber utama dari penelitian ini yakni
dan bersahabat, 3) mendengarkan dengan seksama tanpa mendeskripsikan langkah-langkah strategis guru BK
memotong ucapan konseli, 4) catat hal yang perlu dalam e-counseling, mendeskripsikan problem yang
memperoleh perhatian, 5) memfokuskan pembicaraan dihadapi guru Bk serta peluang dan tantangan
dan mengefektifkan komunikasi, dan 6) selalu pelaksanaan e-counseling dalam pembelajaran jarak
mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk jaug. Data dianalisis dengan model Miles dan
melakukan hubungan komunikasi selanjutnya. Selain Huberman (Sugiyono, 2017) yakni dengan mereduksi
data (data reduction), menyajikan data agar menghubungi siswa untuk menindak lanjuti melalui
terorganisasi sesuai pola (data display), dan penarikan telpon hingga melakukan home visit.
kesimpulan (conclusion drawing) yang didukung
dengan bukti valid dan konsisten. Kegiatan hove visit diterapkan secara beragam.
Hanya 1 sekolah yang meniadakan home visit, sebagian
besar tetap melibatkan home visit dalam layanan BK. Di
4. RESULT AND DISCUSSION
sisi lain pada 2 sekolah justru home visit meningkat,
4.1 Result sebagaimana dikemukanan oleh L berikut ini;

4.1.1 Strategic Format of E-couseling Home Visit meningkat karena sekolah daerah kota
pinggiran, siswanya juga perekonomiannya menengah
E-counseling strategic format is an adaptation on how ke bawah, layanan belajar online tidak bisa penuh,
Guidance and Counseling service done as well as bahkan di bawah 50% . Siswa gak punya kouta dan
distance learning method implemented in pandemic android, banyak siswa yang kendala dan banyak anak
yang absen, itu mewajibkan guru BK ke lapangan utk
time. School counselors have role to give students four
mengecek kondisi perkembangan belajarnya dan
area of service; personal guidance, social guidance, bagaimana perkembangannya di rumah
learning guidance and career guidance. Di masa
pandemic ini, tidak semua layanan diberikan, berikut Kegiatan home visit yang dilakukan di beberapa
proporsi layanan BK sekolah dilakukan untuk mencari permasalahan siswa
berkaitan dengan membolos saat pembelajaran daring,
tidak mengerjakan tugas dan follow up atau kegagalan
pertemuan konseling yang dilakukan melalui telepon.
Konselor sekolah yang di sekolahnya meniadakan home
visit memberi alasan bahwa home visit mengganggu
privasi dan dilakukan dalam rangka menjaga atau
mengurangi kontak tatap muka. Di sisi lain, sekolah
melakukan kontak setiap hari dengan peserta didik dan
orang tuanya melalui aplikasi sistem dukungan
terintegrasi yang disusun oleh sekolah.

The graph shows most of guidance given are personal Semua guru BK menggunakan media sosial
and learning problems, while others are less than 20%. WhatsApp sebagai sarana berkomunikasi dengan
The data consistent with the problem found on students, peserta didik, dengan tingkat penggunaan yang berbeda.
that are shown in the graph below:

WhatsApp sebagai medium yang paling applicable


The greatest percentage on students problems is dan terjangkau dikarenakan penggunaan kuota data
learning, followed by personal. Less than 50% of yang ringan dan fitur yang sederhana. Pengunaan media
student problem is personal problem and only small lain seperti video conference hanya digunakan di
percentage given for career problem. beberapa sekolah (6 out of 16) karena peserta didik
karena keterbatasan gajet, kuota data dan kendala
Schools mengambil kebijakan untuk memberikan jaringan internet.
prosentases terbesar layanan pada layanan belajar dan
layanan pribadi. Tidak semua sekolah memberikan 4.1.2 Kendala pelaksanaan e-counseling dan upaya
layanan karir dan layanan sosial. Hal ini disebabkan Penanganannya
karena dua hal, yaitu fokus prioritas layanan yang Three main problems on e-counseling are (1)
disesuaikan dengan problem peserta didik dan urgensi obstacles on the internet network, (2) the deficiency of
untuk melibatkan guru BK dalam kegiatan belajar jarak communication due to mediated counseling, (3) school
jauh. Guru BK mendapatkan tugas tambahan mengecek counselors have side jobs to back up and ensure that
kehadiran siswa melalui link yang diisi dan distance learning runs smoothly.
First, the internet as the only medium for counseling kami mengutamakan layanan kepada siswa kami
to deal with. Bad network, the internet data shortage and berupa home visit yg sering dikarenakan PJJ yg sangat
unsupported gadget are still common problem for menyulitkan anak dalam belajar jd kami wajib
students in Banjarmasin. It can be seen on the image memantau dan mengarahkan anak anak melewati home
below: vst, serta kami mmberikan kelonggran bagi anak untuk
bisa aktf setidaknya di WA apabila tdk bisa meakses
zoom, maupun classrom

Kreativitas guru BK sangat beragam, dan faktor yang


menentukan terutama adalah inisatif pribadi,
penguasaan teknologi yang juga dipengaruhi usia.
Sebagaimana pernyataan berikut:

Kadang juga MGBK mengadakan acara yg


temanya penggunaan teknologi, supaya guru-guru
Problem umum yang dihadapi dalam menjalankan yg masih minim pengetahuan teknologi jg bisa
layanan BK daring yaitu kendala media komunikasi belajar.. kami sangat terbantu dengan mahasiswa
meliputi jaringan internet yang lemah, minimnya kouta PPL yang membuat konten, kami suruh upload ke
data dari peserta didik (dan para guru) dan handphone, Youtube, kaina diskusi di wa
ada 2 sekolah yang peserta didiknya tidak memiliki
handphone. Di sisi lain, guru BK juga mengalami Third, school counselor overloaded duty. During PJJ
kendala pada keterbatasan kuota data yang dimiliki. instruction on BK is eliminated. Below are the
descriptions:
The internet problems lead to another problem on
Selama pandemi guru yang aktif hanya berdua,
learning. School counselors reported that students
selain koordinasi dengan guru wali kelas agar efektif,
experienced loss of motivation to learn, fail to siswa yang berjumlah sekitar 670 orang, kami betul-
understand the instructions and materials, disruption betul kerja keras mengoordinasi siswa agar jangan
from their surrounding. ketinggalan, dan untuk pembelajaran pun kami tidak
bisa menggunakan zoom atau google meet jadi kami
The second main problem is distraction on menggunakan wa saja untuk tugas dan lainnya. Di situ
counseling due to internet-mediated. The loose contact ada absen online list grup kalau ada anak yang 3 hari
make students cannot be touch psychologically. tidak absen ditanyakan ke wali kelas dan bisa juga
Students typically reluctant to attend the appointment, langsung home visit.
not willingly to talk and discuss their problems. Kami tu beisukan sudah mengabseni murid, guru
BK betiga, kami 10 kelas meabseni pakai link, kaina
diliati siapa nang kada absen. Sebujurnya tu wali kelas
pang nang tahu sapa-sapa nang kada turunan, kada
absen. Kami ada tugas jua, kaina menakuni gurunya si
ini turun kada, menggawi tugas kada..guru wali kelas
atau mapel bisa jua mengontak kami sapa-sapa murid ni
na nang bemasalah, kami kena menelpon, menakuni
wali muridnya.
4.2. Discussion

Distance learning is an opportunites for new model


of instruction implemented to overcome pandemic healh
protocol. On this unpredicted situations, education
Jika di sekolah guru BK dapat bertatap muka needs Guidance and Counseling (BK) interventions to
langsung memberikan layanan, di masa PJJ peserta tacle online learning’s problems. Nevertheless, BK has
didik kurang merespon guru BK yang memberikan its own problem based on how doing e-counseling while
layanan melalui WhatsApp at the same time BK is backed up as parts of online
instructions. This situation needs interference from
Terkait hal ini, antisipasi dan bentuk kegiatan school, principal, ruler and stakeholder to share
layanan BK lebih diinisiasi oleh sekolah dan lebih pada facilitation as well as regulation to set BK to the right
kreativitas guru BK untuk memberikan layanan position, not to intervere instruction.
sebagaimana perencanaan program yang sudah disusun
atau pemberian layanan terkait permasalahan dalam PJJ. School counselors have to uplift their capabilities
due to the fact that online counseling need skills on IT
literacy, how to change and keep the therapiutic [4] Asri, A. S., Zainudin, Z. N., Othman, W. N.
atmosphere and become more creative and collaborative W., Hassan, S. A., Ahmad, N. A., Talib, M. A., &
to produce contents up loaded to media or social media. Yusop, Y. M. (2020). E-Counseling Process and Skills:
Some applications can be used to make ecounseling A Literature Review. Journal of Critical Review, Vol.
easier, more friendly and interactive by inserted many 7(Issue 13).
interactive tools while doing group counseling. The https://doi.org/htttp://dx.doi.org/10.31838/jcr.07.013.11
contents must be suit based on recent situations such as 0
mental health, Covid-19 and new normal live style and
learning to learn practices for students. [5] Charismiadji, I. (2020, April 1). Mengelola
Pembelajaran Daring yang Efektif. detiknews.
While Covid-19 outbreak generate learning and
https://m.detik.com/news/kolom/d-4960969-mengelola-
personal problems, school counselors have to alert that
pembelajaran-daring-yang-efektif
the problem is just the surface of the more issues on
students mental health due to long term effect of double
[6] Deliviana, E., Erni, M. H., & Naomi, N. M. (2020).
disruption nowadays.
Pengelolaan Kesehatan Mental Mahasiswa Bagi
Optimalisasi Pembelajaraan Online di Masa Pandemi
AUTHORS’ CONTRIBUTIONS COVID-19. Jurnal Selaras, Vol. 3 No. 2, 129–138.
This reseach describe the real complicated problems
from school counsellor as well as students. It needs [7] Dewi, L. (2017). Rancangan Program Pembelajaran
more reseach also mediation from the authority to make Daring di Perguruan Tinggi: Studi Kasus pada Mata
strategic program such as giving workshop for school Kuliah Kurikulum Pembelajaran di Universitas
counselor, built support system for and from Pendidikan Indonesia. Jurnal Eductech, Vol. 16 No. 2.
stakeholders and schools.
[8] Eni, F., & Dzulfikar. (2020). Model Aplikasi
ACKNOWLEDGMENTS Cybercounseling Islami Berbasis Web Meningkatkan
Self Regulated Learning Siswa SMA. Jurnal Inovasi
To all school and school counsellor that had Teknologi Pendidikan, 2.
contributed giving data for this research article. The list
is limited to school counsellor who interviewed as the [9] Febrianti, T., & Wibowo, D. E. (2019). Kajian
follow up from questionnaire. The writers much obliged Hubungan Terapeutik dalam E-Counseling di Era
to schools counselord from SMK Farmasi AlFurqon, Disrupsi. Seminar Nasional Pascasarjana 2019,
SMPN 34, SMA PGRI 2, SMPN 23, MAN 2, MtSN 3, Semarang.
MA Arrahmatul Abadiyyah, SMP Kristen Kanaan,
SMKN 3 Banjarmasin.
[10] I Ketut, G. (2020). The Developement of Cyber
Counseling as a Counseling Service Model for High
REFERENCES School Students in the Digital Age. JPI Jurnal
Pendidikan Indonesia, Vol. 9 No. 2, 301.
[1] Abidah, A., Hidayatullah, H. N., Simamora, R. https://doi.org/10.23887/jpi-undiksha.v9i2.25469
M., Fehabutar, D., & Mutakinati, I. (2020). The Impact
of COVID-19 to Indonesian Education and Its Relation [11]Jr, D. J. R. (2014). How Do Client and Therapists in
to Philosophy of “Merdeka Belajar.” Studies in Online Text Therapy Experience Their Exchanges and
Philosophy and Education (SiPoSe), Vol. 1 No. 1. Relationship? Annual Review of Cybertherapy and
Telemedicine. https://doi.org/10.3233/978-1-61499-401-
[2] Afdillah, I., H., Hidayah, N., & Lasan, B., B. 5-123
(2020). A Literature Review: The Role of School
Counselor Developing Spritual Intelligences in The [12] Korompot, S. (2020). Peran Bimbingan dan
Pandemic Era (COVID-19): Based on Learning. Jurnal Konseling dalam Penanganan Pandemi COVID-19
Konselor, Vol. 9 No. 4, 153–165. [Prosiding]. Seminar Nasional Bimbingan dan
https://doi.org/10.24036/0202093/09050-0-00 Konseling Mengukuhkan Eksistensi Peran BK Pasca
Pandemi COVID-19 di Berbagai Setting Pendidikan,
[3] Aisa, A. (2020). Layanan Cybercounseling Malang.
pada Masa Pandemi Covid-19. Edu Consilium : Jurnal
Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Vol. 1 No. [13] Kusumawati, E. (2020). Peluang dan Tantangan
2. https://doi.org.10.1905/ec.1i2.3715 Layanan Bimbingan dan Konseling di Era Disrupsi.
Counsenesia: Indonesian Journal of Guidance and
Counseling, Vol. 1 No. 1, 64–71.
[14] Mahmudah, S. R. (2020). Pengaruh Pembelajaran [26] Wibowo, M. E. (2019). Konselor Profesional Abad
Daring terhadap Psikologis Siswa terdampak Social 21 (1 ed.). UNNES Press.
Distancing Akibat Covid-19. Jurnal Al-Mauizhoh, Vol.
2 No. 2. [27] Wibowo, N. C. I. (2016). Bimbingan Konseling
Online. Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 36 No. 2.
[15] Nurihsan, A. J. (2005). Strategi Layanan http://dx.doi.org.10.21580/jid.36i.2.1773
Bimbingan dan Konseling. Refika Aditama.
[28] Zamani, Z. A., Nasir, R., & Yusooff, F. (2010).
[16] Nurihsan, A. J. (2011). Bimbingan dan Konseling Perceptions towards online counseling among
dalam Berbagai Latar Belakang Kehidupan. Refika counselors in Malaysia. Procedia Social and Behavioral
Aditama. Sciences, Vol. 5.
https://doi.org/doi:10.1016/j.sbspro.2010.07.146
[17] Pratiwi, B. A. I., Muhid, A., & Nasiroh, S. A.
(2021). Literatur Review: Layanan Cyber Counseling [29] Zeren, S. G. (2015). Face to Face and Online
pada Siswa Saat Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Counseling: Client Problems and Satisfication.
Realita Bimbingan dan Konseling (JRbk), Vol. 6 No. 1, Education and Science, Vol. 40 No. 182.
1223–1228. https://doi.org/10.15390/EB.2015.4696

[18] Putria, H., Maula, L. H., & Uswatun, D. A. (2020).


Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan (Daring)
Masa Pandemi COVID-19 pada Guru Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu (Research and Learning in Elementary
School), Vol. 4 No. 4.

[19] Setyaningrum, W., & Yanuarita, H. A. (2020).


Pengaruh COVID-19 terhadap Kesehatan Mental
Masyarakat di Kota Malang. Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan, Vol. 4 No. 4.

[20] Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial.


Refika Aditama.

[21] Sugiyono. (2017). Metode Penelitian (Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D) (Cetakan ke 26). Alfabeta.

[22] Sukoco, K., & Budiman, M. A. (2020). Konseling


Individu melalui Cybercounseling terhadap
Pembentukan Konsep Diri Peserta Didik. Bikotetik
(Bimbingan dan Konseling : Teori dan Praktik), Vol. 3
No. 1. https://doi.org/10.26740/bikotetik.v3n1.p610

[23] Syam, S. (2020). Mereduksi Kecemasan Belajar


Siswa melalui Konseling Individu Berbasis Cyber
Counseling. Jurnal Akademika, Vol. 9 No. 2.
https://doi.org/10.34005/akademika.v9102.1048

[24] Tohirin, T. (2014). Bimbingan dan Konseling di


Sekolah dan Madrah (Berbasis Integrasi). Rajawali
Press.

[25] Vibriyanti, D. (2020). Society Mental Health:


Managing Anxiety During Pandemic Covid-19. Jurnal
Kependidikan Indonesia Edisi Khusus Demografi dan
COVID-19, 69–74.

You might also like