Professional Documents
Culture Documents
Scenario D Block 18
Scenario D Block 18
Scenario D Block 18
TUTORIAL SCENARIO D
Kamaru (12 bulan)
GROUP B4
Tutor:
Dr. Fifi Julianita
Kamaru, 12 months boy, came to clinic because he can not sit and crawl yet. Kamaru is the
first son of 18 years old mother. Kamaru was delivered spontaneously in the 36 th weeks of
gestation. His mother had has no complain and 3 times check up to midwife during
pregnancy. He didn’t directly cry after birth, APGAR score in the first minute was 2, and in
the fifth minute was 5. His birth weight was 2.000 grams. Kamaru was able to prone at 10
months, but does not roll back. Nowday he cannot sit and crawl yet. Until now, he is unable
to eat rice yet, so his mother give him porridge rice milk. He is unable to eat biscuit by
ownself yet. Kamaru can not calls “mama”, “papa”, and cry if he wants something. No
seizure’s history.
Physical examination :
Body weight 7,2 kg, body length 72 cm, head circumference 41cm. No dismorphic
appearance. The child is alert, good eye contact, looking and smiling to observer. He can turn
his head if some one called him with loudly. There was uncontrolled movement. On prone
position, he is able turn up and hold his head for several seconds. Moro and Grap’s reflex are
still exist. Arms and legs strength are 3, arms and legs are stiff and hard to be fold, tendon’s
reflex increase. When he was raisedup to vertical position, his both legs crossing over each
other. No anatomic deformity at his legs. Result of BAER test: sound respond both of his ears
at 30 dB’s.
I. Klarifikasi Masalah
1. Gestation : Periode selama sel telur yang dibuahi berkembang
menjadi bayi dan siap dilahirkan
2. Moro reflex : Reflex yang muncul sejak lahir, paling kuat pada usia
1 bulan dan menghilang pada usia 2 bulan. Terjadi jika
kepala bayi tiba-tiba terangkat,rangsangan suhu
yang berubah drastis, dikagetkan dengan suara keras
maka kaki dan tangan akan melakukan ekstensi dan
kedua lengan akan tersentak keatas dengan telapak
tangan keatas dan ibu jari bergerak fleksi.
3. Crawl : Berjalan menggunakan tangan dan lutut (merangkak)
4. Prone : Keadaan berbaring dengan wajah dibagian bawah
(tengkurap)
5. Roll back : Memutar balik badan
6. Graps’s reflex : Gerakan fleksi yang invoulunter dari jari-jari terhadap
rangsang taktil atau tendon pada telapak tangan
7. BAER test : Brainstem Auditory Evoked Response, pengukuran
secara elektrofisiologis dari fungsi pendengaran
dengan menggunakan respons yang dihasilkan dari
saraf-saraf auditory dan batang otak terhadap stimulus
akustik yang berulang.
8. Tendon’s reflex :Reflex yang ditimbulkan oleh ketukan tajam pada
tendon atau otot sehingga menghasilkan pengerutan
segera otot tersebut diikuti kontraksinya.
9. Seizure : Kontraksi oto skeletal secara involuntary.
10. APGAR Score : Penilaian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan
cepat keadaan bayi baru lahir dilihat dari kondisi
fisiknya.
II. Identifikasi Masalah
1. Kamaru, 12 months boy, came to clinic because he can not sit and crawl yet.
2. Prenatal History: Kamaru is the first son of 18 years old mother. Kamaru was
delivered spontaneously in the 36th weeks of gestation. His mother had has no
complain and 3 times check up to midwife during pregnancy.
3. Postnatal History: He didn’t directly cry after birth, APGAR score in the first minute
was 2, and in the fifth minute was 5. His birth weight was 2.000 grams.
4. Kamaru was able to prone at 10 months, but does not roll back.
5. Until now, he is unable to eat rice yet, so his mother give him porridge rice milk and
he is unable to eat biscuit by ownself yet.
6. Kamaru can not calls “mama”, “papa”, and cry if he wants something.
7. Physical examination result.
III. Problem Analysis
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tumbuh kembang anak normal usia 0-12
bulan?
a. Antropometri
b. Keadaan umum
d. Arm & legs strength = 3 , arm & legs are stiff and hard to be fold
e. Refleks tendon
g. There was uncontrolled movement and on prone position, he is able to turn up and
hold his head for several second
h. When he was raised up to vertical position, his both legs crossing over each other
i. BAER Test
IV. Hypothesis
Kamaru, laki-laki, 12 bulan lahir spontan pada kehamilan 36 minggu, berat lahir 2000
grams,asfiksia, KEP sedang, microcephaly, mengalami gangguan perkembangan
motorik kasar dan halus, gangguan bahasa, komunikasi, sosialisasi, emosi dan
gangguan pendengaran ringan disebabkan oleh cerebral palsy tipe campuran.
V. Sinthesis
a. Tumbuh Kembang Anak 12 bulan yang normal:
3. Dapat bergerak dari posisi duduk ke berdiri dengan cara berlutut; satu
kakinya ditarik dan diangkat sampai akhirnya dapat berdiri.
2. Takut pada orang asing dan takut berpisah dari ibu juga masih ditemui di
usia ini.
3. Ada juga rasa takut lain, seperti takut ketika dicuci rambutnya, takut pada
suara keras, takut pada sesuatu yang tiba-tiba bergerak, dan lainnya.
Namun rasa takut ini biasanya akan hilang dalam beberapa bulan ke
depan.
4. Bayi menolak perhatian dari orang lain dengan cara rewel atau menangis
(terutama bila ada ibu di dekatnya).
v. Perkembangan bahasa
2. Pola tidurnya mulai teratur. Tidur malamnya sekitar 12-14 jam dan
bangun pada pagi hari. Namun, bayi masih mudah lelah, karena itu
majukan makan siangnya sekitar pukul 11.00 agar ia bisa tidur siang
sekitar 1-4 jam.
vii. Pertumbuhan
1. Berat badan: meningkat 3 kali lipat dari berat badan lahir menjadi sekitar
7,8-10,2 kg.
i. Faktor genetic
1. Hormon pertumbuhan
3. Hormon seks, pada pria di testis dan kelenjar suprarenalis dann pada
perempuan di kelenjar suprarenalis, merangsang pertumbuhan selama
jangka waktu yang tidak lama. Di samping itu, hormone tersebut juga
merangsang pematangan tulang sehingga pada suatu waktu pertumbuhan
berhenti. Hormon ini bekerja terutama pada pertumbuhan cepat selama
masa pubertas.
v. Lingkungan
i. Motorik kasar, motorik halus presentral dari korteks serebri (area IV)
Delivered 36
primigravida
gestation
Berat badan lahir
2000 gr prematurity Resiko partus lama
Tegangan permukaan
alveolus masih tinggi
Kesulitan bernafas :
Apgar score < 7
(asfiksia berat)
Perfusi kurang
Supply O2 ke otak
menurun
Interpretasi:
Asfiksia ini akan menimbulkan komplikasi seperti hipoksia dan iskemia otak
yang akan menyebabkan defisit sel-sel saraf. Dampak jangka panjangnya adalah
anoksia otak yang menyebabkan palsi serebralis.
f. Interpretasi Fisik
i. Anthropometry
Penyebab mikrosefali:
Congenital infection
b. Sadar normal
- Refleks Moro
a. Cara Pemeriksaan:
Bayi dalam posisi telentang, kemudian kepalanya dibiarkan jatuh dengan
cepat beberapa sentimeter dengan hati-hati ke tangan pemeriksa.
Reaksinya bayi akan keget, lengan direntangkan dalam posisi abduksi
ekstensi, dan tangan terbuka disusul dengan gerakan lengan adduksi dan
fleksi. Kalau tidak ada reaksi merentangkan lengan sama sekali berarti
abnormal, begitu pula kalau rentangan lengan asimetri.
b. Normalnya ada pada bayi berusia 0-6 bulan.
- Refleks menggenggam
Normalnya refleks menggenggam ada pada bayi usia 0-6 bulan.
Ada 2 jenis refleks menggenggam yaitu plantar grasp dan palmar grasp.
a. Refleks plantar grasp
Cara Pemeriksaan: refleks ini dilakukan dengan meletakkan
sesuatu, misalnya jari pemeriksa pada telapak kaki pasien, maka
akan terjadi fleksi jari-jari kaki.
b. Refleks palmar grasp
Cara pemeriksaan: dilakukan dengan meletakkan sesuatu pada
telapak tangan pasien, maka akan terjadi fleksi jari-jari tangan.
Pada kasus ini, Kamaru yang sudah berusia 12 bulan seharusnya sudah tidak ada lagi
refleks primitif seperti refleks moro dan refleks menggenggam. Refleks primitif yang
menetap mungkin mengindikasikan bahwa perkembangan otak kamaru terganggu.
iv. Arm & legs strength = 3 , arm & legs are stiff and hard to be fold
v. Refleks Tendon
Refleks tendon meningkat biasanya pada lesi UMN (Upper Motor Neuron)
yang dapat menyebabkan spastic.
Refleks tendon biasanya diperiksa pada tendon biseps, triseps, patela, dan
Achilles.
Pemeriksaan harus dilakukan dengan pasien dalam keadaan santai dan ketukan
cukup dilakukan dengan jari tangan.
Cara pemeriksaan:
a. Refleks biseps
Stimulus dengan ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan di
atas tendo otot biseps pasien dengan posisi tangan pasien setengah
ditekuk di sendi siku. Pada refleks ini, terjadi fleksi sendi siku.
b. Refleks triseps
Stimulus dengan ketukan langsung pada tendo triceps dengan
lengan bawah difleksikan di sendi siku dan sedikit dipronasikan.
Respon dengan ekstensi lengan bawah di sendi siku.
c. Refleks patela (knee jerk)
Stimulus dengan ketukan langsung pada ligamen patela dengan
posisi pasien duduk dengan kaki tergantung. Respon dengan
ekstensi sendi lutut
d. Refleks Achilles
Stimulus dengan ketukan pada tendo Achilles dengan posisi
tungkai ditekuk di sendi lutut dan kaki didorsofleksikan. Respon
dengan fleksi plantar kaki.
Memutar kepala termasuk dalam gerak motorik halus, gerak tersebut biasa
ditemukan pada KPSP bayi usia 6 bulan. Pada Kumara yang usianya sudah 12
bulan ini merupakan hal yang normal. Tetapi dia akan melakukan gerak
tersebut apabila seseorang memanggilnya dengan keras, ini menunjukkan ada
gangguan pada pendengaran Kumara. Perlu tes lebih lanjut untuk
memastikannya.
vii. There was uncontrolled movement and on prone position, he is able to turn up and
hold his head for several second:
viii. When he was raised up to vertical position, his both legs crossing over each
other
BAER adalah tes untuk mengukur aktivitas gelombang otak yang terjadi
dalam menanggapi klik atau nada tertentu.
Hasil abnormal juga dapat disebabkan oleh:
• Cedera otak
• Kelainan otak
• Tumor otak
• Central myelinolysis pontine
• Gangguan bicara
Kehilangan Klasifikasi
dalam Desibel
0-15 Pendengaran normal
>15-25 Kehilangan pendengaran kecil
>25-40 Kehilangan pendengaran ringan
>40-55 Kehilangan pendengaran sedang
>55-70 Kehilangan pendenngaran sedang sampai berat
>70-90 Kehilangan pendengaran berat
>90 Kehilangan pendengaran berat sekali
g. Pengakkan diagnosis
Kriteria Levine untuk menegakan diagnosis CP, jika ditemukan 4 abnormalitas dari
penilaian terhadap :
o Posture and movement pattern
o Oral motor pattern
o Strabismus
o Tone of muscle
o Evaluation of postural and landmarks reactions
o Deep tendon, infantile, and plantar refleks
Anamnesis
Catatan pola makan
Recall 24 jam (Konsumsi Makanan Anak) : pagi, snack jam 10.00,
siang, snack jam 16.00, sore/malam.
Riwayat tumbuh kembang
Riwayat penyakit.
Riwayat atopik alergi susu sapi.
Riwayat sosioekonomi
Pemeriksaan Fisik
Antropometri
Status gizi
Tanda Neurologis
Keterlambatan gerakan motorik
Involuntary movements
Facial and oromotor involvement
Primitive refleks + dan meningkat
Tanda-tanda klinis malnutrisi : Gagal tumbuh, berat badan ↓,
irritability, turgor kulit ↓, keriput, hilangnya lapisan lemak subkutis,
abdomen distensi atau datar dan dapat melihat pola intestine dengan
mudah, hipotonis, atrofi otot, PR rendah, starvation diarrhea, mual
muntah.
Organomegaly : untuk mencari etiologi.
Pemeriksaan Tambahan
MRI/CT scan
EEG
Pemeriksaan Mata dan Pendengaran
Laboratorium
CBC : Hb, Ht, trombosit, diff.count.
Kadar albumin : indikasi apabila ada KEP III (marasmur atau
kwashiorkor)
Fx tiroid : untuk mencari abnormal tonus otot/reflex/movement
disorder karena metabolic.
Level amonia : indikasi disfungsi hati
Serum amino acid & urine quantitative organic acid
abnormal pada inherited metabolic disorder.
Analisis kromosom
Serum antibodi TORCH
h. Diagnosis banding
i. Diagnosis Kerja
Cerebral Palsy
Manifestasi klinis
– Tremor
– Langkah goyah dengna kedua tungkai terpisah jauh
– Gangguan koordinasi dan gerakan abnormal
– Memiliki masalah dalam keseimbangan dan koordinasi
Etiologi
– Malformasi kongenital.
– Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin
(misalnya; rubela, toksoplamosis, sifilis, sitomegalovirus, atau infeksi
virus lainnya).
– Radiasi.
– Toksemia gravidarum.
– Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa,
anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal).
– Anoksialhipoksia.
– Perdarahan intra kranial.
– Trauma lahir.
– Prematuritas.
Faktor resiko
j. Penatalaksanaan
Multidisiplin : dokter anak, saraf, mata, THT, bedah ortopedi, bedah saraf,
psikolog, rehabilitasi, SLB, pekerja sosial, orang tua dan masyarakat.
Tujuan pengobatan : mengembangkan sisa kemampuan anak seoptimal
mungkin sehingga dapat aktifitas dengan sedikit/tanpa bantuan.
Terapi spastic quadriplegia : motorized wheel chairs, special feeding device,
modified typewritter and customized seating arrangements.
Terapi okupasi agar dapat mandiri dalam aktifitas sehari-hari
Terapi rekreasi
Terapi wicara
Medicamentosa
Fisiotherapy : dilakukan seumur hidup.
Nutrisi dengan kalori 100 kka/kgBB/hari, protein 2 gr/hari. : 1,5 RDA
Mikrosefali tidak dapat diobati, pencegahan sangat penting.
i. Prognosis
a. Ad Fungsioam : dubia, karena lesi nya menetap pada SSP prognosis
dubia. Prognosis paling baik pada derajat fungsionil yang ringan.
Prognosis bertambah berat apabila disertai dengan retardasi mental,
bangkitan kejang, gangguan penglihatan dan pendengaran.
b. Ad Vitam : bonam. Prognosis biasanya tergantung kepada jenis
dan beratnya CP. Lebih dari 90% anak dengan CP bisa bertahan hidup
sampai dewasa.
ii. Komplikasi
a. Pulmonal: aspirasi, disfungsi oromotor, bronchopulmonary dysplasia
b. GI: refluks, disfagia
c. Retardasi Mental
d. Penurunan pendengaran
e. Skoliosis dan Kifosis
f. Dislokasi sendi panggul
g. Malnutrisi, gagal tumbuh
h. Osteoporosis
i. Isolasi social
j. Nyeri