Pengaruh Keaktifan Di Organisasi Dan IPK Terhadap Softskills Dan Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Taman Vokasi

Vol.7, Issue (2) 2019 (pp. 106-115)


p-ISSN: 2338-1825; e-ISSN: 2579-4159
http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tamanvokasi

Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap Softskills dan


Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif
Ibnu Siswanto1,Ika Wahyu Noor Arifah2,Febryan Edwin Nur Ramadhan3
1,2,3Universitas Negeri Yogyakarta
E-mail: 1ibnusiswanto@uny.ac.id;2iffah.arifah@gmail.com; 3febryanedwin@yahoo.com

Abstracts. Organizations teaching softskills and hardskills are useful for social life, but organizations
are not being priority for students. Therefore, this study aims to find out whether the organization can
influence the readiness to become teachers and softskills from the students of FT UNY. In addition,
this study looks for whether the GPA that is used as an orientation by students also influences the
readiness to become a teacher and student softskill. In this study, data was collected using a
questionnaire with a sample of 116 students. This study has six hypotheses that have been tested using
simple regression and multiple regression, all of which show ha is accepted and h0 is rejected, namely
that there is a positive influence between activeness in the organization and readiness to become a
teacher. There is a positive influence between activeness in the organization of softskills. There is a
positive influence between GPA and readiness to become a teacher. There is a positive influence
between GPA and softskills. There is a positive influence between activeness in the organization and
the GPA jointly towards readiness to be a teacher, and there is a positive influence between activeness
in the organization and GPA together on softskills.
Keywords: activeness, organization, GPA, readiness, softskills

Pendahuluan tentang kerjasama tim, teknik negoisasi,


manajemen kegiatan, manajemen waktu, dan
Sebuah perusahaan cenderung memilih
kepemimpinan yang akan sangat berguna
karyawan yang memiliki pengalaman
dalam menyelesaikan pekerjaan ditempat kerja
organisasi sebab mereka memiliki kemampuan
kelak [3]. Selain itu, kegiatan di organisasi
dan pola kerjasama, serta menguasai hal-hal
akan mengasah keterampilan problem solving,
yang bersifat administratif semenjak aktif di
public speaking, kemampuan menghadapi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan [1]. Hal ini
orang banyak dengan berbagai latar belakang,
juga sejalan dengan tuntutan pekerjaan di
dan kemampuan manajerial lainnya.
lingkungan pendidikan karena proses
Manfaat yang didapatkan ketika aktif
pembelajaran di kelas melibatkan berbagai
dalam organisasi mahasiswa seharusnya dapat
aspek yang saling berkaitan untuk menciptakan
dioptimalkan untuk mengembangkan softskills
pembelajaran yang kreatif serta menyenangkan
dan kesiapan menjadi guru bagi mahasiswa di
[2]. Oleh karena itu, keterampilan menjadi
kampus pendidikan. Oleh karena itu, penelitian
guru bukan hanya mengenai kesiapan materi,
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
namun juga mengenai keterampilan mengelola
antara keaktifan mahasiswa di organisasi
kelas, keterampilan dalam menjelaskan,
dengan softskills dan kesiapan menjadi guru.
keterampilan menghadapi banyak siswa, dan
Selain itu, pengaruh prestasi mahasiswa di
keterampilan softskills lainnya.
dalam pembelajaran juga akan diteliti untuk
Keterampilan-keterampilan tersebut di
mengetahui hubungannya dengan peningkatan
atas sejalan dengan apa yang didapat dalam
softskills dan peningkatan kesiapan menjadi
berorganisasi. Organisasi kampus akan melatih
mahasiswa secara langsung dan tidak langsung

106
107 – Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap……

guru bagi mahasiswa di jurusan pendidikan Terdapat hubungan prestasi belajar


teknik otomotif. dengan kesiapan kerja pada mahasiswa Prodi
Pendidikan Ekonomi FKIP di Universitas
Keaktifan di Organisasi Jambi yang ditunjukkan oleh nilai koefisien
korelasi sebesar 0,408 [10]. Hal ini sejalan
Pada konteks keorganisasian, keaktifan dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa
memiliki arti yang sama dengan partisipasi. terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Adapun keaktifan atau partisipasi prestasi belajar dengan kesiapan kerja
dimaksudkan sebagai keterlibatan mental dan mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi [5].
emosi seseorang kepada pencapaian tujuan Prestasi belajar juga memiliki pengaruh yang
organisasi dan ikut bertanggung jawab di positif terhadap kesiapan menjadi guru yang
dalamnya. Pengukuran keaktifan anggota pada profesional pada mahasiswa program studi
sebuah organisasi dapat ditentukan oleh pendidikan ekonomi akuntansi tahun angkatan
beberapa indikator, yakni (1) tingkat kehadiran 2011 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
dalam pertemuan, (2) jabatan yang dipegang, Semarang [11].
(3) pemberian saran, usul, kritik, dan pendapat
bagi peningkatan organisasi, (4) kesediaan
Kesiapan Menjadi Guru
anggota untuk meluangkan waktu, dan (5)
motivasi anggota [4]. Kesiapan diartikan keseluruhan kondisi
Pada penelitian sebelumnya menunjukkan individu yang menjadikan dirinya siap untuk
bahwa terdapat pengaruh positif signifikan memberikan jawaban dengan cara tertentu
antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi terhadap situasi tertentu [12]. Sebagaimana
terhadap kesiapan kerja mahasiswa jurusan diatur dalam UU no 14 tahun 2005 pasal 10
pendidikan ekonomi [5]. Penelitian sejenis ayat (1) tentang guru dan dosen, bahwa
juga pernah dilakukan oleh Yuliasari (2018) Kompetensi guru meliputi kompetensi
yang menunjukkan bahwa keaktifan pedagogik, kompetensi kepribadian,
berorganisasi berkorelasi dengan kemampuan kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
komunikasi interpersonal mahasiswa . Selain yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
itu, terdapat hubungan yang positif dan Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
signifikan antara keaktifan mahasiswa di UKM guru megelola pembelajaran peserta didik, satu
FKIP UNS dengan kesiapan menjadi guru [6] diantara aspek kompetensi pedagosik adalah
dan keaktifan siswa dalam organisasi sekolah pemahaman terhadap peserta didik. Dalam
terhadap prestasi belajar siswa [7]. penyusunan rancangan pembelajaran,
sebaiknya guru juga didasarkan pada kondisi
Indeks Prestasi Komulatif (IPK)
peserta didik dan fasilitas pembelajaran [13].
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kompetensi kepribadian menyangkut akhlak
Indeks Prestasi diartikan sebagai angka yang yang mulia, mengembangkan tradisi akhlak
menunjukkan prestasi seseorang dalam belajar mulia, dan menjadi teladan [14]. Kompetensi
atau bekerja [8]. Hal ini menunjukkan bahwa sosial merupakan kemampuan yang harus
Indeks prestasi seharusnya merupakan dimiliki oleh seorang guru, yaitu kemampuan
representasi dari sebuah prestasi belajar. komunikasi kepada peserta didik, sesama guru,
Tingginya Indeks Prestasi seharusnya sejalan kepala sekolah, pegawai tata usaha, maupun
dengan tingginya prestasi belajar. Indeks dengan anggota masyarakat [15]. Kompetensi
Prestasi adalah angka yang menunjukkan profesional meliputi penguasaan landasan
tingkat keberhasilan prestasi mahasiswa untuk kependidikan termasuk tujuan pendidikan,
satu semester menurut sistem kredit semester pemahaman tentang materi yang diajarkan, dan
[9]. juga kemampuan menyusun program
pengajaran [16]. Oleh karena itu, kesiapan

Jurnal Taman Vokasi Vol. 7 Issue (2) 2019


Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap…… - 108

menjadi guru dapat diartikan sebagai kondisi Kerangka Pikir


seorang individu untuk dapat menjalankan
peran sebagai guru yang profesional dengan Mahasiswa di pendidikan keguruan sudah
memiliki keempat kompetensi tersebut. Pada selayaknya memiliki minat untuk menjadi
penelitian yang dilaksanakan sebelumnya seorang pengajar setelah lulus, sehingga
menunjukkan bahwa keaktifan mahasiswa mentalnya telah dipersiapkan sejak awal untuk
dalam kegiatan organisasi memiliki hubungan menjadi seorang pengajar. Selain kesiapan
yang positif dengan kesiapan kerja mahasiswa mental, untuk menjadi seorang pengajar juga
JPTSP FT UNY [17]. Hasil penelitian tersebut harus memiliki kesiapan tentang kompetensi.
sejalan dengan hasil penelitian lain yang Beberapa matakuliah mengajarkan mengenai
menyatakan bahwa budaya organisasi beserta keterampilan mengajar sebagai bekal untuk
faktor lain terbukti positif dan berpengaruh menjadi guru yang profesional. Namun, bekal
signifikan terhadap kinerja guru [18]. Hal ini ilmu yang didapatkan di perkuliahan perlu
bisa jadi dikarenakan iklim organisasi dilengkapi dengan kegiatan intrakurikuler
memiliki dampak yang signifikan terhadap maupun extrakurikuler lain yang menunjang
kepuasan kerja [19]. peningkatan kemampuan softskill, sehingga
antara keaktifan di organisasi dengan softskill,
Softskill diduga ada hubungan positif. Penelitian ini
juga akan melihat apakah IPK berpengaruh
Softskill didefinisikan sebagai terhadap kesiapan menjadi guru. Dari
keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat yang pembahasan tersebut, dapat dirumuskan
berhubungan dengan kepribadian, sikap hipotesis penelitian sebagai berikut:
perilaku daripada pengetahuan formal atau
Hipotesis 1. Ada pengaruh postitif antara
teknis [20]. Keterampilan ini mengacu pada
keaktifan di organisasi terhadap kesiapan
"berbagai pengetahuan dasar, nilai-nilai, dan
menjadi guru
keterampilan hidup yang diperlukan untuk
.
mendapatkan pekerjaan dan
Hipotesis 2. Ada pengaruh positif antara
mempertahankannya" (Jackson, 2005).
keaktifan di organisasi terhadap softskill
Sedangkan menurut Coplin (2004) softskill
.
adalah keterampilan manusia, keterampilan
Hipotesis 3. Ada pengaruh positif antara IPK
non-teknis, keterampilan generik, keterampilan
terhadap kesiapan menjadi guru.
esensial, dan keterampilan kerja. Semua
keterampilan ini saling melengkapi dengan
Hipotesis 4. Ada pengaruh positif antara IPK
keterampilan teknis (hardskills) dan
terhadap softskill.
pengetahuan yang diperoleh siswa di
universitas.
Hipotesis 5. Ada pengaruh positif antara
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan
keaktifan di organisasi dan IPK secara
bahwa 75% keberhasilan pekerjaan ditentukan
bersama-sama terhadap kesiapan menjadi
oleh soft skills dan sisanya sebesar 25%
guru.
ditentukan oleh hardskills [21]. Hal ini sejalan
dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa
Hipotesis 6. Ada pengaruh positif antara
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
keaktifan di organisasi dan IPK secara
keaktifan siswa berorganisasi terhadap
bersama-sama terhadap softskill.
peningkatkan softskills [22]. Baik hardskills
maupun softksills secara kolaboratif
Metode
berpengaruh positif terhadap peningkatan
kinerja pegawai [23]. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif yang dilaksanakan di Jurusan

Jurnal Taman Vokasi Vol. 7 Issue (2) 2019


109 – Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap……

Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik organisasi, keterlibatan anggota dalam segala
Universitas Negeri Yogyakarta dengan sampel kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi,
sejumlah 116 mahasiswa. Teknik anggota merasa memiliki, jabatan yang
pengumpulan data dalam penelitian ini dengan dipegang, dan kesediaan anggota untuk
menggunakan angket. Instrumen dari variabel berkorban. Variabel “kesiapan menjadi guru”
keaktifan di organisasi serta variabel kesiapan ada 4 indikator yaitu kompetensi pedagogik,
menjadi guru diadopsi dari penelitian Arifah kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
(2016) [24], dengan hasil uji realibilitas dan kompetensi profesional. Variabel softskill,
menunjukkan koefisien alpha 0,928 atau ada tujuh indikator yaitu kemampuan berpikir
masuk kategori sangat tinggi. Sedangkan kritis, kemapuan berkomunikasi, kemampuan
instrumen untuk variabel softskill diadopsi dari sikap tanggung jawab, kemampuan
penelitian Bagaswana (2014) [25] dengan hasil beradaptasi, kemampuan memiliki ketahanan
uji realibilitas menunjukkan koefisien Alpha = mental, kemampuan memiliki daya juang, dan
0,779. kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
Setelah data terkumpul, kemudian
Hasil dan Pembahasan
dihitung nilai alpha dari ketiga instrumen.
Didapatkan alpha untuk variabel “keaktifan di Analisis data yang dilakukan
organisasi” sebesar 0,94 dengan interpretasi menggunakan teknik regresi sederhana dan
sangat tinggi, alpha untuk variabel “kesiapan regresi berganda. Regresi sederhana digunakan
menjadi guru” sebesar 0,9 dengan interpretasi untuk menguji hipotesis 1,2,3, dan 4.
sangat tinggi, dan alpha untuk variabel Sedangkan regresi ganda digunakan untuk
“softskill” sebesar 0,89 dengan interpretasi menguji hipotesis 5 dan 6.
sangat tinggi, sedangkan analisis data
dilakukan menggunakan regresi sederhana dan Analisis Regresi Sederhana
regresi berganda dengan bantuan software
SPSS versi 23. Setelah dilakukan analisis data
menggunakan regresi sederhana pada variabel
Variabel “keaktifan di organisasi” ada 9
keaktifan di organisasi dan IPK terhadap
sub indikator yaitu kegiatan mental (berfikir),
kesiapan menjadi guru, didapatkan hasil
kegiatan fisik (berbuat), kerjasama dengan
perhitungan pada tabel 1.
anggota organisasi yang lain, mengungkapkan
pendapat dalam kegiatan organisasi, saling
membantu menyelesaikan masalah dalam
Tabel 1. Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap Kesiapan Menjadi Guru
Predictor R R2 b SE B ẞ t p

Keaktifan di organisasi 0,389 0,624 8,518 0,000


0,624 0,447 0,052
(X1)*
IPK (X2*) 0,074 0,787 0,433
0,074 0,005 2,129 2,704
*Dependent variable: Kesiapan menjadi guru (Y1)

Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa korelasi (R) sebesar 0,074 (korelasi sangat
keaktifan di organisasi berpengaruh positif lemah). Dari tabel tersebut, juga dapat
terhadap kesiapan menjadi guru dengan nilai diketahui nilai signifikansi (p) yang digunakan
korelasi (R) sebesar 0,624 (korelasi kuat). untuk menentukan apakah ada pengaruh yang
Sedangkan IPK berpengaruh positif terhadap signifikan antara keaktifan di organisasi dan
kesiapan menjadi guru namun dengan nilai IPK terhadap kesiapan menjadi guru.

Jurnal Taman Vokasi Vol. 7 Issue (2) 2019


Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap…… - 110

Tabel 2. Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap Softskill.


Predictor R R2 b SE B ẞ t p

Keaktifan di 0,429 0,184 0,320 0,063 0,429 5.070 0,000


organisasi (X1)*
IPK (X2*) 0,029 0,001 0,882 2,821 0,029 0,313 0,755

*Dependent variable: Softskill (Y2)

Dari tabel 2, dapat diketahui bahwa keaktifan Analisis Regresi Ganda


di organisasi berpengaruh positif terhadap
softskill dengan nilai korelasi sebesar 0,429 Analisis regresi ganda digunakan untuk
(korelasi cukup). Sedangkan IPK berpengaruh menganalisis hipotesis ke 5 yaitu mengenai
positif terhadap softskill namun dengan nilai pengaruh antara keaktifan di organisasi dan
korelasi sebesar 0,029 (korelasi sangat lemah). IPK secara bersama-sama terhadap kesiapan
Dari tabel tersebut juga diketahui nilai menjadi guru, dan hipotesis ke 6 yaitu tentang
signifikansi (p) yang digunakan sebagai dasar pengaruh antara keaktifan di organisasi dengan
untuk menentukan apakah ada hubungan yang IPK secara bersama-sama terhadap softskill.
signifikan antara keaktifan di organisasi dan Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan
IPK terhadap softskill. regresi ganda :
Tabel 3. Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK Secara Bersama-sama terhadap Kesiapan Menjadi
Guru dan Softskill
Predictor R R2 SE B p

Keaktifan di organisasi (X1), IPK 0,625 0,391 5,627 0,000


(X2)*
Keaktifan di organisasi (X1), IPK 0,429 0,184 6,783 0,000
(X2)**
* Dependent variable: Kesiapan Menjadi Guru (Y1)
**Dependent variable: Softskill (Y2)
Pada tabel tersebut dapat dilihat signifikansi (p) sebesar 0,000 (<0,05). Artinya
persentase pengaruh yang diberikan oleh keaktifan diorganisasi berpengaruh positif dan
variabel keaktifan di organisasi (X1) dan IPK signifikan terhadap kesiapan menjadi guru
(X2) secara bersama-sama terhadap kesiapan sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Besarnya
menjadi guru (Y1), dan softskill (Y2). Pada nilai R square atau nilai regresi sebesar 0,389
hipotesis ke-5 didapatkan nilai R square yang berarti keaktifan di organisasi
sebesar 0,391 yang berarti keaktifan di memberikan pengaruh positif sebesar 38,9 %
organisasi dan IPK secara bersama-sama terhadap kesiapan menjadi guru. Hal ini
memiliki pengaruh positif terhadap kesiapan sejalan dengan penelitian yang pernah
menjadi guru sebesar 39,1 %. Sedangkan pada dilakukan sebelumnya, yaitu terdapat pengaruh
hipotesis ke-6, didapatkan nilai R square positif signifikan antara keaktifan mahasiswa
sebesar 0,184 yang berarti keaktifan di dalam organisasi terhadap kesiapan kerja
organisasi dan IPK secara bersama-sama mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi [5].
memiliki pengaruh positif terhadap softskill Konteks dari penelitian Widyatmoko tersebut
sebesar 18,4%. sama dengan konteks dari penelitian ini, bahwa
keaktifan di suatu organisasi ternyata dapat
Hipotesis Pertama
memengaruhi kesiapan bekerja seseorang.
Pada Hipotesis pertama ini, variabel Kesiapan kerja dapat diartikan kesiapan dalam
keaktifan di organisasi (X1) dan variabel mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari
kesiapan menjadi guru (Y1) memiliki nilai sebelumnya pada dunia kerja, dapat berupa

Jurnal Taman Vokasi Vol. 7 Issue (2) 2019


111 – Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap……

kesiapan mengajar bagi mahasiswa keguruan, dibawah tekanan yang memerlukan solusi
maupun kesiapan kerja yang lain sesuai dengan cepat. Keterampilan menjelaskan
dengan bidangnya. permasalahan, mengutarakan pendapat di
depan banyak orang, kemampuan
Selain itu, hasil penelitian ini juga mempertahankan pendapat dengan baik dan
didukung dengan penelitian lain yang dengan alasan yang tepat juga dibiasakan di
menunjukkan bahwa keaktifan mahasiswa organisasi melalui suatu rapat yang
dalam kegiatan organisasi memiliki hubungan berkualitas. Hal-hal tersebut tentu sangat
yang positif dengan kesiapan kerja mahasiswa membantu anggota organisasi untuk melatih
JPTSP FT UNY [17]. Hal ini juga sesuai softskill yang dapat menunjang kesiapan
dengan hasil penelitian Arifin (2014) [18] yang menjadi guru.
menyatakan bahwa budaya organisasi beserta
faktor lain terbukti positif dan berpengaruh Hipotesis ke dua
signifikan terhadap kinerja guru, dan sejalan Pada hipotesis kedua, variabel keaktifan
dengan artikel jurnal yang disusun oleh Singh di organisasi (X1) dengan softskill (Y2)
(2011) [19] yang mengatakan bahwa iklim memiliki nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (<
organisasi ternyata memiliki dampak yang 0,05). Artinya keaktifan diorganisasi
signifikan terhadap kepuasan kerja. berpengaruh positif dan signifikan terhadap
softskill, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.
Dari hasil korelasi antara variabel
Besarnya nilai R square atau nilai regresi
keaktifan di organisasi dengan kesiapan
sebesar 0,184 yang berarti keaktifan di
menjadi guru memiliki nilai korelasi positif
organisasi memiliki pengaruh positif terhadap
yang kuat. Artinya, jika tingkat keaktifan di
softskill sebesar 18,4%. Hasil penelitian ini
organisasi meningkat, maka akan berpengaruh
sejalan dengan penelitian oleh Yulianto (2015)
secara kuat terhadap peningkatan kesiapan
[22] yang menunjukkan bahwa terdapat
mahasiswa menjadi guru. Didalam organisasi,
pengaruh positif dan signifikan antara
secara tidak lansung membiasakan anggotanya
keaktifan siswa berorganisasi terhadap
tentang hal-hal yang dapat menunjang untuk
peningkatkan softskills. Seperti yang sudah
terjun di dunia kerja, dalam konteks ini yaitu
dibahas pada pembahasan sebelumnya, bahwa
softskill untuk menjadi guru. Sejak awal,
di dalam organisasi diajarkan banyak softskill,
anggota dibiasakan untuk bekerja dalam tim
sehingga secara tersirat ketika seorang anggota
sehingga terbiasa menyesuaikan diri dengan
organisasi aktif dalam berkegiatan, maka
kondisi heterogen yang akan ditemui di dunia
softskill yang dimiliki akan terlatih dan
kerja, harus dapat mengondisikan diri agar
meningkat. Hal ini bermuara pada peningkatan
tidak egois dan juga tidak terlalu pasif.
kesiapan menjadi guru. Hal ini juga sesuai
Anggota juga sudah terbiasa berhadapan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dengan banyak orang yang belum pernah
wahyuni (2016) [23] yang menunjukkan
ditemui sebelumnya, misalkan dalam
bahwa variabel hardskill dan softskill
organisasi tersebut mengadakan kegiatan yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
melibatkan orang lain sebagai peserta kegiatan,
kinerja pegawai. Jika softskill seseorang yang
mereka harus siap menghadapi komplain dari
aktif diorganisasi telah terlatih, maka akan
peserta yang mungkin saja terjadi,
berpengaruh kepada kesiapan kerja. Jika
keterampilan seperti ini akan sulit jika hanya
lulusan telah siap bekerja, maka kinerja
dipelajari melalui teori, sehingga
mereka di lapangan juga akan baik
membutuhkan pembiasaan. Keterampilan
problem solving juga dibiasakan dalam Hipotesis ke tiga
organisasi, bahkan problem solving yang Pada hipotesis ketiga yaitu pengaruh IPK
dibiasakan diorganisasi biasanya berada (X2) terhadap kesiapan menjadi guru (Y1),

Jurnal Taman Vokasi Vol. 7 Issue (2) 2019


Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap…… - 112

memiliki nilai signifikansi (p) sebesar 0,433 tidak signifikan terhadap softskill. Nilai R
(>0,05). Artinya IPK memiliki pengaruh square pada uji hipotesis keempat sebesar
positif namun tidak signifikan terhadap 0,001 yang berarti IPK memberikan pengaruh
kesiapan menjadi guru. Nilai R square pada uji positif sebesar 0,1% terhadap kesiapan
hipotesis ketiga ini sebesar 0,005 yang berarti menjadi guru. Hasil penelitian ini dapat
IPK memiliki pengaruh sebesar 0,5% terhadap dihubungkan dengan hasil penelitian yang
kesiapan menjadi guru. Hal ini sesuai dengan dilakukan oleh wahyuni (2016) [23] bahwa
artikel pada jurnal yang ditulis oleh Purba variabel hardskill dan softskill berpengaruh
(2017) [10] bahwa terdapat hubungan antara positif dan signifikan terhadap kinerja
prestasi belajar dengan kesiapan kerja pegawai. Hardskill merupakan kemampuan
mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP di keras yang dapat dilihat, konteks hardskill
Universitas Jambi yang ditunjukkan dengan dapat berupa kemampuan mengenai materi
nilai koefisien korelasi sebesar 0,408. Hal pembelajaran. Sehingga hal ini dapat
tersebut juga didukung oleh penelitian yang direpresentasikan melalui IPK atau nilai.
dilakukan Yulianto (2016) [11], hasil Meskipun IPK dengan softskill memiliki
penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif, akan tetapi termasuk katergori
pengaruh prestasi belajar terhadap kesiapan rendah. Hal ini berarti peningkatan IPK kurang
mahasiswa menjadi guru yang profesional memengaruhi softskill. Hal ini sejalan dengan
pada program studi pendidikan ekonomi lemahnya korelasi antara kesiapan menjadi
akuntansi tahun angkatan 2011 Fakultas guru dengan IPK. Tidak representatifnya IPK
Ekonomi Universitas Negeri Semarang. terhadap ketercapaian kompetensi
dimungkinkan menjadi sebabnya, perlu adanya
Pada tabel korelasi, variabel IPK memiliki penelitian lanjut untuk melihat hal ini.
korelasi yang positif namun sangat lemah Mahasiswa yang hanya berorientasi pada
terhadap kesiapan menjadi guru. Artinya, IPK angka IPK yang tinggi tanpa disertai dengan
tidak terlalu memengaruhi peningkatan peningkatan kepahaman materi, hasilnya akan
kesiapan menjadi guru. IPK yang tidak lebih buruk. Sedangkan dalam hal ini softskill
representatif terhadap ketercapaian kompetensi sangat dibutuhkan untuk menjadi guru, untuk
tentu tidak akan memengaruhi kesiapannya menjadi guru tidak hanya butuh penguasaan
dalam menjadi guru. Ada kemungkinan, IPK materi ajar namun juga kemampuan dalam
yang didapat kurang representatif terhadap mengajar.
ketercapaian kompetensi. Apabila IPK yang
didapat memang representatif, berarti Hipotesis ke lima
mahasiswa kurang dapat mengembangkan Hipotesis ke lima berbunyi “ada pengaruh
potensi akademiknya menjadi kompetensi positif antara keaktifan di organisasi dan IPK
yang dibutuhkan untuk menjadi guru. secara bersama-sama terhadap kesiapan
Mahasiswa hanya terpaku kepada angka IPK menjadi guru”. Hasil regresi variabel keaktifan
yang tinggi, padahal untuk menjadi guru tidak di organisasi (X1) dan IPK (X2) secara
hanya dibutuhkan kemampuan akademik bersama-sama terhadap variabel kesiapan
ataupun penguasaan materi ajar, namun juga menjadi guru (Y1) memiliki nilai signifikansi
kepada kepiawaian dalam menyampaikan (p) sebesar 0,000 (< 0,05), yang berarti bahwa
materi. keaktifan di organisasi dan IPK secara
bersama-sama memiliki pengaruh positif dan
Hipotesis ke empat signifikan terhadap kesiapan menjadi guru,
Pada hipotesis ke empat yaitu pengaruh sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Melalui
IPK (X2) terhadap softskill (Y2), memiliki tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai R square pada
nilai signifikansi (p) sebesar 0,755 (>0,05). uji hipotesis ke lima ini sebesar 0,391 yang
Artinya IPK memiliki pengaruh positif namun berarti keaktifan di organisasi dan IPK secara

Jurnal Taman Vokasi Vol. 7 Issue (2) 2019


113 – Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap……

bersama-sama memiliki pengaruh positif positif dan signifikan terhadap softskill,


sebesar 39,1 % terhadap kesiapan menjadi sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Melalui
guru. tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai R square
pada uji hipotesis ke enam ini sebesar 0,184
Seorang guru yang memiliki skill yang berarti keaktifan di organisasi dan IPK
mengajar akan lebih baik dari seorang guru secara bersama-sama memiliki pengaruh
yang hanya pandai dalam hal materi pelajaran positif sebesar 18,4 % terhadap softskill.
namun kurang bisa menyampaikannya dengan
baik. Materi yang banyak tidak akan Penelitian ini telah menunjukkan bahwa
tersampaikan dengan baik jika kepiawaian keaktifan diorganisasi menjadi variabel yang
mengajar kurang. Belajar materi akademik memiliki pengaruh lebih besar bagi kesiapan
biasanya akan lebih cepat dibanding dengan menjadi guru dan softskill dibanding dengan
membiasakan diri untuk meningkatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Mahasiswa
softskill. hendaknya tidak lagi berorientasi pada nilai
saja. Mahasiswa baiknya mulai
Peningkatan softskill membutuhkan waktu mempertimbangkan untuk ikut organisasi dan
dan pembiasaan yang lama, serta tidak dapat menghilangkan orientasi kepada ketercapian
dipelajari hanya dengan buku atau dibelakang nilai yang tinggi apabila tidak ditunjang
meja. Peningkatan softskill tentu dengan ilmu. Sebab hal tersebut yang
membutuhkan media atau wadah untuk menyebabkan IPK menjadi kurang
mempraktikkannya secara langsung. representatif terhadap ketercapaian
Mahasiswa seharusnya dapat mengimbangi kompetensi. Hal ini bukan berarti IPK tidak
kemampuan akademiknya dengan pembiasaan penting. Pada hipotesis ke lima menunjukkan
softskill. Akan terasa sulit jika skill keluwesan bahwa jika keaktifan di organisasi ditunjang
mengajar dan skill menghadapi banyak tipikal dengan IPK maka akan memiliki pengaruh
siswa harus dipelajari setelah seseorang terjun yang lebih besar untuk kesiapan menjadi guru.
di dunia kerja (sudah menjadi guru). Sehingga Sehingga Mahasiswa seharusnya
akan lebih baik jika hal ini sudah disiapkan mengusahakan keduanya untuk menunjang
sejak awal, salah satunya dengan cara kesiapan menjadi guru dan softskill.
mengikuti organisasi di kampus, hal ini akan
lebih efisien waktu dan efektif dampaknya Simpulan
pada keterampilan mahasiswa. Beberapa
mahasiswa tetap dapat lulus dengan IPK yang Pada penelitian ini telah ditemukan enam
baik meskipun aktif di organisasi. Mahasiswa simpulan berdasarkan hasil perhitungan
dengan kondisi seperti ini, selain mendapatkan regresi, yakni (1) keaktifan diorganisasi
kompetensi akademik juga mendapatkan memiliki pengaruh positif dan signifikan
softskill, sehingga keduanya dapat seimbang. terhadap kesiapan menjadi guru sebesar 38,9%
yang ditunjukkan dengan angka R square, (2)
Hipotesis ke enam keaktifan diorganisasi memiliki pengaruh
Hipotesis ke enam berbunyi “ada positif dan signifikan terhadap softskill sebesar
pengaruh positif antara keaktifan di organisasi 18,4%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan
dan IPK secara bersama-sama terhadap di organisasi lebih banyak berpengaruh
softskill”. Hasil regresi variabel Keaktifan di terhadap kesiapan menjadi guru dari pada
organisasi (X1) dan IPK (X2) secara bersama- terhadap softskill, (3) penelitian menunjukkan
sama terhadap variabel softskill (Y2) memiliki bahwa IPK memiliki pengaruh positif namun
nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05), yang tidak signifikan terhadap kesiapan menjadi
berarti bahwa keaktifan di organisasi dan IPK guru yaitu sebesar 0,5 %. Pada penelitian ini,
secara bersama-sama memiliki pengaruh IPK justru memiliki pengaruh yang lebih
sedikit dalam kesiapan menjadi guru, (4)

Jurnal Taman Vokasi Vol. 7 Issue (2) 2019


Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap…… - 114

penelitian ini menunjukkan bahwa IPK Pendidikan Ekonomi FKIP di


memiliki pengaruh positif namun tidak Universitas Jambi.,” J. Penelit. Univ.
signifikan terhadap softskill yaitu sebesar 0,1 Jambi.
%, (5) keaktifan di organisasi dan IPK secara [11] A. Yulianto, “Pengaruh Praktik
bersama-sama memiliki pengaruh positif dan Pengalaman Lapangan (PPL), Minat
signifikan terhadap kesiapan menjadi guru Menjadi Guru, dan Prestasi Belajar
Terhadap Kesiapan Mahasiswa Menjadi
sebesar 39,1%, dan (6) keaktifan di organisasi
Guru yang Profesional.,” Universitas
dan IPK secara bersama-sama memiliki Negeri Semarang., 2016.
pengaruh positif dan signifikan terhadap
Softskill sebesar 18,4 %. [12] Slameto, Belajar dan Faktor Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Referensi Cipta, 2010.
[13] Rifma., Optimalisasi pembinaan
[1] A. Rahman, Complete Career Guide. kompetensi pedagogik guru. Jakarta:
Jakarta: Visimedia., 2011. Kencana., 2016.
[2] A. Izzan, Membangun guru berkarakter. [14] Kompri., Standar Kompetensi Kepala
Bandung: Humaniora., 2012. Sekolah: Pendekatan teori untuk praktik
[3] J. Haryadi, Strategi jitu sukses kuliah profesional. Jakarta: Kencana., 2017.
perguruan tinggi. Jakarta: PT [15] S. Arikunto, Manajemen Pengajaran
Gramedia., 2011. Secara Manusia. Jakarta: Rineke Cipta,
[4] B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar 1993.
di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 1997. [16] Danumiharja, Profesi Tenaga
[5] Y. Widyatmoko, “Pengaruh Keaktifan Kependidikan. Yogyakarta: Deepublish.,
Mahasiswa dalam Organisasi dan 2014.
Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja [17] A. Yutika, “Hubungan antara Informasi
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Dunia Kerja, Keaktifan Mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta.,” dalam kegiatan Organisasi dengan
Universitas Negeri Yogyakarta., 2014. kesiapan kerja mahasiswa jurusan
[6] I. W. N. Arifah, “Keaktifan Mahasiswa pendidikan teknik sipil dan perencanaan
di Organisasi Sebagai Penunjang Fakultas Teknik Universitas Negeri
Keterampilan Abad XXI dalam Yogyakarta.,” Universitas Negeri
Kesiapan Menjadi Guru,” in Seminar Yogyakarta, 2017.
Nasional KMP UNY 2018, 2018, p. 42. [18] F. Arifin and D. Afnan Tronea, Eka.,
[7] E. Untari, “Korelasi Keaktifan Siswa “The Influence of Organizational
dalam Kegiatan Organisasi Sekolah dan Culture, Leadership, and Personal
Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Characteristics towards Work
Belajar Matematika Siswa Kelas X Engagement and Its Impacts on
Madrasah Aliyah Negeri Ngawi Tahun Teacher’s Performance (A Study on
Ajaran 2014/2015.,” Media Prestasi, Accredited High Schools in Jakarta).,”
vol. 15, no. 2, pp. 41–54, 2016. Int. J. Bus. Manag. Invent., vol. 3, no. 1,
p. 1, 2014.
[8] B. P. dan P. Bahasa., Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Edisi Kelima)., 5th [19] S. R, C. A, A. S, and K. S., “Impact of
editio. Jakarta: Balai Pustaka., 2016. Organizational climate on Job
Satisfaction.,” 2011. [Online]. Available:
[9] B. Salam, Cara Belajar yang Sukses di
IJCSMS.com/journals/volume/2011/20
perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Rineka
issue/2002/ 20 aug/202011 paper 2 pdf.
Cipta., 2005.
[20] J. Mahasneh and W. Thabet,
[10] J. T. Purba, “Hubungan Prestasi Belajar
“Rethinking Construction Curriculum: A
dan Kepercayaan Diri Terhadap
Descriptive Cause Analysis for Soft
Kesiapan Kerja Pada Mahasiswa Prodi
Skills Gap.,” in ASC Annual

Jurnal Taman Vokasi Vol. 7 Issue (2) 2019


115 – Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap……

International Conference Proceedings,


2015, pp. 1–8.
[21] R. Abbas, F. A. Abdul Kadir, and I. A.
Ghani Azmie, “Integrating Softskills
Assessment Through Softskills
Workshop Program For Engineering
Students At University Of Pahang: An
Analysis.,” Int. J. Res. Soc. Sci., vol. 2,
no. 1, pp. 33–46, 2013.
[22] A. Yulianto, “Pengaruh keaktifan siswa
berorganisasi terhadap peningkatan soft
skills dan prestasi belajar siswa kelas XI
kompetensi keahlian teknik pemesinan
smk muhammadiyah prambanan tahun
ajaran 2014/2015.,” Universitas negeri
Yogyakarta, 2015.
[23] Wahyuni., “Pengaruh Hardskill dan
Softskill terhadap kinerja Pegawai pada
Dinas Pendidikan provinsi Sulawesi
Selatan.,” UIN Alauddin: Makassar.,
2016.
[24] I. W. N. Arifah, “Hubungan Antara
Keaktifan Mahasiswa di Unit Kegiatan
Mahasiswa FKIP UNS dan Indeks
Prestasi Kumulatif Mahasiswa FKIP
UNS dengan Kesiapan Menjadi Guru.,”
Universitas Sebelas Maret., 2016.
[25] L. Bagaswana, “Pengaruh Soft skills
Terhadap Prestasi Praktik Kerja Industri
Siswa Jurusan Teknik Gambar
Bangunan Tahun Ajaran 2013/2014
SMK Negeri 2 Depok Sleman,”
Universitas Negeri Yogyakarta., 2014.

Jurnal Taman Vokasi Vol. 7 Issue (2) 2019

You might also like