Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Keaktifan Di Organisasi Dan IPK Terhadap Softskills Dan Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif
Pengaruh Keaktifan Di Organisasi Dan IPK Terhadap Softskills Dan Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif
Pengaruh Keaktifan Di Organisasi Dan IPK Terhadap Softskills Dan Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif
Abstracts. Organizations teaching softskills and hardskills are useful for social life, but organizations
are not being priority for students. Therefore, this study aims to find out whether the organization can
influence the readiness to become teachers and softskills from the students of FT UNY. In addition,
this study looks for whether the GPA that is used as an orientation by students also influences the
readiness to become a teacher and student softskill. In this study, data was collected using a
questionnaire with a sample of 116 students. This study has six hypotheses that have been tested using
simple regression and multiple regression, all of which show ha is accepted and h0 is rejected, namely
that there is a positive influence between activeness in the organization and readiness to become a
teacher. There is a positive influence between activeness in the organization of softskills. There is a
positive influence between GPA and readiness to become a teacher. There is a positive influence
between GPA and softskills. There is a positive influence between activeness in the organization and
the GPA jointly towards readiness to be a teacher, and there is a positive influence between activeness
in the organization and GPA together on softskills.
Keywords: activeness, organization, GPA, readiness, softskills
106
107 – Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap……
Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik organisasi, keterlibatan anggota dalam segala
Universitas Negeri Yogyakarta dengan sampel kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi,
sejumlah 116 mahasiswa. Teknik anggota merasa memiliki, jabatan yang
pengumpulan data dalam penelitian ini dengan dipegang, dan kesediaan anggota untuk
menggunakan angket. Instrumen dari variabel berkorban. Variabel “kesiapan menjadi guru”
keaktifan di organisasi serta variabel kesiapan ada 4 indikator yaitu kompetensi pedagogik,
menjadi guru diadopsi dari penelitian Arifah kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
(2016) [24], dengan hasil uji realibilitas dan kompetensi profesional. Variabel softskill,
menunjukkan koefisien alpha 0,928 atau ada tujuh indikator yaitu kemampuan berpikir
masuk kategori sangat tinggi. Sedangkan kritis, kemapuan berkomunikasi, kemampuan
instrumen untuk variabel softskill diadopsi dari sikap tanggung jawab, kemampuan
penelitian Bagaswana (2014) [25] dengan hasil beradaptasi, kemampuan memiliki ketahanan
uji realibilitas menunjukkan koefisien Alpha = mental, kemampuan memiliki daya juang, dan
0,779. kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
Setelah data terkumpul, kemudian
Hasil dan Pembahasan
dihitung nilai alpha dari ketiga instrumen.
Didapatkan alpha untuk variabel “keaktifan di Analisis data yang dilakukan
organisasi” sebesar 0,94 dengan interpretasi menggunakan teknik regresi sederhana dan
sangat tinggi, alpha untuk variabel “kesiapan regresi berganda. Regresi sederhana digunakan
menjadi guru” sebesar 0,9 dengan interpretasi untuk menguji hipotesis 1,2,3, dan 4.
sangat tinggi, dan alpha untuk variabel Sedangkan regresi ganda digunakan untuk
“softskill” sebesar 0,89 dengan interpretasi menguji hipotesis 5 dan 6.
sangat tinggi, sedangkan analisis data
dilakukan menggunakan regresi sederhana dan Analisis Regresi Sederhana
regresi berganda dengan bantuan software
SPSS versi 23. Setelah dilakukan analisis data
menggunakan regresi sederhana pada variabel
Variabel “keaktifan di organisasi” ada 9
keaktifan di organisasi dan IPK terhadap
sub indikator yaitu kegiatan mental (berfikir),
kesiapan menjadi guru, didapatkan hasil
kegiatan fisik (berbuat), kerjasama dengan
perhitungan pada tabel 1.
anggota organisasi yang lain, mengungkapkan
pendapat dalam kegiatan organisasi, saling
membantu menyelesaikan masalah dalam
Tabel 1. Pengaruh Keaktifan di Organisasi dan IPK terhadap Kesiapan Menjadi Guru
Predictor R R2 b SE B ẞ t p
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa korelasi (R) sebesar 0,074 (korelasi sangat
keaktifan di organisasi berpengaruh positif lemah). Dari tabel tersebut, juga dapat
terhadap kesiapan menjadi guru dengan nilai diketahui nilai signifikansi (p) yang digunakan
korelasi (R) sebesar 0,624 (korelasi kuat). untuk menentukan apakah ada pengaruh yang
Sedangkan IPK berpengaruh positif terhadap signifikan antara keaktifan di organisasi dan
kesiapan menjadi guru namun dengan nilai IPK terhadap kesiapan menjadi guru.
kesiapan mengajar bagi mahasiswa keguruan, dibawah tekanan yang memerlukan solusi
maupun kesiapan kerja yang lain sesuai dengan cepat. Keterampilan menjelaskan
dengan bidangnya. permasalahan, mengutarakan pendapat di
depan banyak orang, kemampuan
Selain itu, hasil penelitian ini juga mempertahankan pendapat dengan baik dan
didukung dengan penelitian lain yang dengan alasan yang tepat juga dibiasakan di
menunjukkan bahwa keaktifan mahasiswa organisasi melalui suatu rapat yang
dalam kegiatan organisasi memiliki hubungan berkualitas. Hal-hal tersebut tentu sangat
yang positif dengan kesiapan kerja mahasiswa membantu anggota organisasi untuk melatih
JPTSP FT UNY [17]. Hal ini juga sesuai softskill yang dapat menunjang kesiapan
dengan hasil penelitian Arifin (2014) [18] yang menjadi guru.
menyatakan bahwa budaya organisasi beserta
faktor lain terbukti positif dan berpengaruh Hipotesis ke dua
signifikan terhadap kinerja guru, dan sejalan Pada hipotesis kedua, variabel keaktifan
dengan artikel jurnal yang disusun oleh Singh di organisasi (X1) dengan softskill (Y2)
(2011) [19] yang mengatakan bahwa iklim memiliki nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (<
organisasi ternyata memiliki dampak yang 0,05). Artinya keaktifan diorganisasi
signifikan terhadap kepuasan kerja. berpengaruh positif dan signifikan terhadap
softskill, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.
Dari hasil korelasi antara variabel
Besarnya nilai R square atau nilai regresi
keaktifan di organisasi dengan kesiapan
sebesar 0,184 yang berarti keaktifan di
menjadi guru memiliki nilai korelasi positif
organisasi memiliki pengaruh positif terhadap
yang kuat. Artinya, jika tingkat keaktifan di
softskill sebesar 18,4%. Hasil penelitian ini
organisasi meningkat, maka akan berpengaruh
sejalan dengan penelitian oleh Yulianto (2015)
secara kuat terhadap peningkatan kesiapan
[22] yang menunjukkan bahwa terdapat
mahasiswa menjadi guru. Didalam organisasi,
pengaruh positif dan signifikan antara
secara tidak lansung membiasakan anggotanya
keaktifan siswa berorganisasi terhadap
tentang hal-hal yang dapat menunjang untuk
peningkatkan softskills. Seperti yang sudah
terjun di dunia kerja, dalam konteks ini yaitu
dibahas pada pembahasan sebelumnya, bahwa
softskill untuk menjadi guru. Sejak awal,
di dalam organisasi diajarkan banyak softskill,
anggota dibiasakan untuk bekerja dalam tim
sehingga secara tersirat ketika seorang anggota
sehingga terbiasa menyesuaikan diri dengan
organisasi aktif dalam berkegiatan, maka
kondisi heterogen yang akan ditemui di dunia
softskill yang dimiliki akan terlatih dan
kerja, harus dapat mengondisikan diri agar
meningkat. Hal ini bermuara pada peningkatan
tidak egois dan juga tidak terlalu pasif.
kesiapan menjadi guru. Hal ini juga sesuai
Anggota juga sudah terbiasa berhadapan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dengan banyak orang yang belum pernah
wahyuni (2016) [23] yang menunjukkan
ditemui sebelumnya, misalkan dalam
bahwa variabel hardskill dan softskill
organisasi tersebut mengadakan kegiatan yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
melibatkan orang lain sebagai peserta kegiatan,
kinerja pegawai. Jika softskill seseorang yang
mereka harus siap menghadapi komplain dari
aktif diorganisasi telah terlatih, maka akan
peserta yang mungkin saja terjadi,
berpengaruh kepada kesiapan kerja. Jika
keterampilan seperti ini akan sulit jika hanya
lulusan telah siap bekerja, maka kinerja
dipelajari melalui teori, sehingga
mereka di lapangan juga akan baik
membutuhkan pembiasaan. Keterampilan
problem solving juga dibiasakan dalam Hipotesis ke tiga
organisasi, bahkan problem solving yang Pada hipotesis ketiga yaitu pengaruh IPK
dibiasakan diorganisasi biasanya berada (X2) terhadap kesiapan menjadi guru (Y1),
memiliki nilai signifikansi (p) sebesar 0,433 tidak signifikan terhadap softskill. Nilai R
(>0,05). Artinya IPK memiliki pengaruh square pada uji hipotesis keempat sebesar
positif namun tidak signifikan terhadap 0,001 yang berarti IPK memberikan pengaruh
kesiapan menjadi guru. Nilai R square pada uji positif sebesar 0,1% terhadap kesiapan
hipotesis ketiga ini sebesar 0,005 yang berarti menjadi guru. Hasil penelitian ini dapat
IPK memiliki pengaruh sebesar 0,5% terhadap dihubungkan dengan hasil penelitian yang
kesiapan menjadi guru. Hal ini sesuai dengan dilakukan oleh wahyuni (2016) [23] bahwa
artikel pada jurnal yang ditulis oleh Purba variabel hardskill dan softskill berpengaruh
(2017) [10] bahwa terdapat hubungan antara positif dan signifikan terhadap kinerja
prestasi belajar dengan kesiapan kerja pegawai. Hardskill merupakan kemampuan
mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP di keras yang dapat dilihat, konteks hardskill
Universitas Jambi yang ditunjukkan dengan dapat berupa kemampuan mengenai materi
nilai koefisien korelasi sebesar 0,408. Hal pembelajaran. Sehingga hal ini dapat
tersebut juga didukung oleh penelitian yang direpresentasikan melalui IPK atau nilai.
dilakukan Yulianto (2016) [11], hasil Meskipun IPK dengan softskill memiliki
penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif, akan tetapi termasuk katergori
pengaruh prestasi belajar terhadap kesiapan rendah. Hal ini berarti peningkatan IPK kurang
mahasiswa menjadi guru yang profesional memengaruhi softskill. Hal ini sejalan dengan
pada program studi pendidikan ekonomi lemahnya korelasi antara kesiapan menjadi
akuntansi tahun angkatan 2011 Fakultas guru dengan IPK. Tidak representatifnya IPK
Ekonomi Universitas Negeri Semarang. terhadap ketercapaian kompetensi
dimungkinkan menjadi sebabnya, perlu adanya
Pada tabel korelasi, variabel IPK memiliki penelitian lanjut untuk melihat hal ini.
korelasi yang positif namun sangat lemah Mahasiswa yang hanya berorientasi pada
terhadap kesiapan menjadi guru. Artinya, IPK angka IPK yang tinggi tanpa disertai dengan
tidak terlalu memengaruhi peningkatan peningkatan kepahaman materi, hasilnya akan
kesiapan menjadi guru. IPK yang tidak lebih buruk. Sedangkan dalam hal ini softskill
representatif terhadap ketercapaian kompetensi sangat dibutuhkan untuk menjadi guru, untuk
tentu tidak akan memengaruhi kesiapannya menjadi guru tidak hanya butuh penguasaan
dalam menjadi guru. Ada kemungkinan, IPK materi ajar namun juga kemampuan dalam
yang didapat kurang representatif terhadap mengajar.
ketercapaian kompetensi. Apabila IPK yang
didapat memang representatif, berarti Hipotesis ke lima
mahasiswa kurang dapat mengembangkan Hipotesis ke lima berbunyi “ada pengaruh
potensi akademiknya menjadi kompetensi positif antara keaktifan di organisasi dan IPK
yang dibutuhkan untuk menjadi guru. secara bersama-sama terhadap kesiapan
Mahasiswa hanya terpaku kepada angka IPK menjadi guru”. Hasil regresi variabel keaktifan
yang tinggi, padahal untuk menjadi guru tidak di organisasi (X1) dan IPK (X2) secara
hanya dibutuhkan kemampuan akademik bersama-sama terhadap variabel kesiapan
ataupun penguasaan materi ajar, namun juga menjadi guru (Y1) memiliki nilai signifikansi
kepada kepiawaian dalam menyampaikan (p) sebesar 0,000 (< 0,05), yang berarti bahwa
materi. keaktifan di organisasi dan IPK secara
bersama-sama memiliki pengaruh positif dan
Hipotesis ke empat signifikan terhadap kesiapan menjadi guru,
Pada hipotesis ke empat yaitu pengaruh sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Melalui
IPK (X2) terhadap softskill (Y2), memiliki tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai R square pada
nilai signifikansi (p) sebesar 0,755 (>0,05). uji hipotesis ke lima ini sebesar 0,391 yang
Artinya IPK memiliki pengaruh positif namun berarti keaktifan di organisasi dan IPK secara