Professional Documents
Culture Documents
Mutu Fisik Bubuk Kunyit (Curcuma Longga Linn) Hasil Metode Foam-Mat
Mutu Fisik Bubuk Kunyit (Curcuma Longga Linn) Hasil Metode Foam-Mat
Mutu Fisik Bubuk Kunyit (Curcuma longga Linn) Hasil Metode Foam- Mat
Drying Mengunakan Oven Microwave
ABSTRACT
Turmeric (Curcuma longa L) in Indonesia is widely known as a herbal medicinal plant, food coloring,
and food flavoring. The high water content of turmeric will shorten the storage time and the quality
of the ingredients. The need for drying which is the process of removing the moisture content of the
material with the aim of prolonging the shelf life. The use of the foam-mat drying method with the
addition of adhesives aims to speed up the drying process and maintain the quality of a material. The
result of drying turmeric obtained is turmeric powder product. This study used a completely
randomized design (CRD) with two factors, namely the variation of the microwave oven power and
the composition of the developer agent (ovalet). The research procedure was divided into two stages,
namely the manufacture of powder and continued with the measurement of physical quality. The
stages of making powder begin with the preparation of raw materials, stripping, size reduction,
addition of developer, drying, then grinding. The second stage is measuring physical quality, namely
fineness modulus, average grain size, powder moisture content, color, water absorption, oil
absorption, and bulk density. The power variations used are 420 watts, 535 watts, and 680 watts,
while the composition of the developer is 1%, 2%, and 4%. Data analysis using two-way ANOVA
statistical test with two factors that affect the variation of power and composition of the developer
(ovalet). FM values ranged from 0.364 – 1.576, D values ranged from 0.005 – 0.0012 mm, final
moisture content values ranged from 7.60 – 9.59%, powder moisture content values ranged from 9.47
– 11.43%ww, L values ranged from 61.46 – 65.96, a value ranged from 13.54 – 16.05, b values
ranged from 48.21 – 52.42, DSA values ranged from 2.78 – 3.54 ml/ g, DSM values ranged from 1.22
– 1.60 ml/g, and DC values ranged from 0.38 – 0.44 g/cm3. The combination treatment of drying
power with developer is influenced by the drying power of the parameters, namely the value of
moisture content, fineness modulus, average grain size, brightness level, redness level, yellowness
level, oil absorption, water absorption, and bulk density. While the developer affects the finenes
modulus, average grain size, yellowness level, and bulk density.
ABSTRAK
Kunyit (Curcuma longga L) di Indonesia terkenal luas sebagai tanaman obat herbal, pewarna
makanan, dan peyedap makanan. Kadar air yang cukup tinggi dari kunyit akan mempersingkat waktu
penyimpanan dan kualitas bahan. Perlunya pengeringan yang merupakan proses menghilangkan
kadar air dari bahan dengan tujuan memperlama daya simpan. Penggunaan metode foam-mat drying
denga penambahan zat pengemang bertujuan mempercepat proses pengeringan serta menjaga kualitas
dari suatu bahan. Hasil dari pengeringan kunyit yang diperoleh yaitu produk bubuk kunyit. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu variasi daya oven
microwave dan komposisi zat pengembang (ovalet). Prosedur penelitian terbagi menjadi dua tahap
yakni pembuatan bubuk dan dilanjutkan dengan pengukuran mutu fisik. Tahapan pembuatan bubuk
57
Jurnal Agritechno, Vol. 14, No. 02, Oktober 2021
http://agritech.unhas.ac.id/ojs/index.php/at
https://doi.org/10.20956/at.v14i2.464
ISSN Online: 2656-2413
ISSN Print: 1979-7362
dimulai dengan persiapan bahan baku, pengupasan, pengecilan ukuran, penambahan zat pengembang,
pengeringan, kemudian di giling. Tahapan yang kedua yaitu pengukuran mutu fisik yaitu fineness
modulus, ukuran rata-rata butiran, kadar air bubuk, warna, daya serap air, daya serap minyak, dan
densitas curah. Variasi daya yang digunakan 420 watt,535 watt, dan 680 watt, sedangakan komposisi
zat pengembang 1%, 2%, dan 4%. Analisis data menggunakan uji statistik ANOVA dua arah dengan
dua faktor yang mempengaruhi variasi daya dan komposisi zat pengembang (ovalet). Nilai nilai FM
berkisar antara 0,364 – 1,576, nilai D berkisar antara 0,005 – 0,0012 mm, nilai kadar air akhir berkisar
antara 7,60 – 9,59%, nilai kadar air bubuk berkisar antara 9,47 – 11,43%bb, nilai L berkisar antara
61,46 – 65,96, nilai a berkisar antara 13,54 – 16,05, nilai b berkisar antara 48,21 – 52,42, nilai DSA
berkisar antara 2,78 – 3,54 ml/g, nilai DSM berkisar antara 1,22 – 1,60 ml/g, dan nilai DC berkisar
antara 0,38 – 0,44 g/cm3. Perlakuan kombinasi daya pengeringan dengan zat pengembang
dipengaruhi oleh daya pengeringan terhadap parameter yaitu nilai kadar air, fineness modulus, ukuran
rata-rata butiran, tingkat kecerahan, tingkat kemerahan, tingkat kekuningan, daya serap minyak, daya
serap air, dan densitas curah. Sedangkan pada zat pengembang mempengaruhi finenes modulus,
ukuran rata – rata butiran, tingkat kekuningan, dan densitas curah.
58
Jurnal AgriTechno. Vol. 14 (2): 57-65
https://doi.org/10.20956/at.v14i2.464
59
Jurnal AgriTechno. Vol. 14 (2): 57-65
https://doi.org/10.20956/at.v14i2.464
dengan menyusun ayakan standar tyler yang terisi penuh dan timbang berat bubuk kunyit.
terdiri dari 8 mesh. Kemudian dilakukan Densitas curah dapat dihitung dengan rumus:
penimbangan pada setiap saringan bubuk yang 𝑚𝑏
Pb= 𝑉
tertahan. Susunan ayakan diatur dari diameter
paling kecil dibagian paling bawah. Bubuk Keterangan:
yang tertinggal dikonversi menjadi massa atau Pb = densitas curah (g/ml)
persen dan ditentukan modulus kehalusan (FM) mb= massa bubuk (g)
ukuran butiran bubuk kunyit. V = volume (ml)
8𝑎+7𝑏+6𝑐+5𝑑+4𝑒+3𝑓+2𝑔+1ℎ+0
FM = Analisis data
100
D = 0,0041(2) FM Data yang diperoleh dari penelitian kemudian
diuji menggunakan Analysis of Variance
Pengukuran Warna
(anova) dua arah. Uji anova bertujuan untuk
Pengukuran mengunakan metode hunter
mengetahui pengaruh dua faktor perbandingan
dengan penilaian terdiri atas 3 parameter warna
variasi daya dan komposisi zat pengembang
yaitu L, a, dan b. Cara pengukuran bubuk
(ovalet). Analisis mengunakan Microsoft excel
kunyit dimasukkan pada plastic klip dan
2010, dilanjutkan dengan uji Tukey.
menembakkan Color readeri (Konika Minolta
CR-10) pada bahan. Penembakan dilakukan 3 Rancangan Percobaan
titik sehingga diperoleh nilai dL, da, dan db. Rancangan yang digunakan yaitu RAL
Kemudian dilakukan perhitungan untuk (Rancangan Acak Lengkap) dengan
mengetahui nilai L, a, dan b dengan Persamaan menggunakan 2 faktor yaitu variasi daya dan
seperti berikut: komposisi zat pengembang (ovalet). Dari 2
L = dL + Lt faktor tersebut akan diperoleh 9 kombinasi
a = da + at perlakuan yang masing-masing perlakuan
b = db + bt dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Pengukuran Daya serap air
Pengukuran daya serap air bertujuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui daya serap air suatu bahan.
Rendemen
pengukuran mengunakan gelas ukuran yang
Pada proses pengeringan akan terjadi proses
dimasukkan kedalam sentrifuse selama 30
penyusutan suatu bahan. Penyusutan akan
menit dengan kecepatan 3500 rpm. Nilai daya
menghasilkan nilai rendemen suatu bahan.
serap air dapat dihitung menggunakan rumus:
(𝑑−𝑎−𝑏) Berikut merupakan nilai rendemen kering yang
DSA = dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1.
𝑏
Keterangan
(a) : Berat tabung reaksi kosong (g)
(b) : Berat tabung reaksi + bahan (g)
(c) : Berat tabung reaksi + bahan + air (ml/gr)
(d) : Berat tabung + bahan yang telah di
sentrifuse (ml/g)
Pengukuran Daya serap minyak
Pengukuran daya serap minyak bertujuan untuk
mengetahui daya serap minyak suatu bahan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dengan rumus yang sama seperti daya serap air.
dilakukan untuk mendapatkan setiap sampel
Pengukuran Densitas curah bubuk kunyit antara 60 g sampai dengan 80 g
Pengukuran ini dilakukan untuk menyetahu memerlukan bubur kunyit sekitar 800 gram –
kapasitas penyimpanan pada suatu bahan 900 gram dengan cara pengeringan 100 gram
bubuk. Pengukuran dilakukan dengan cara per cawan oven microwave. banyak, apabila
menggunakan gelas ukur volume 50 ml. bubuk kadar air rendah maka bahan yang diperlukan
kunyit dimasukkan kedalam gelas ukur hingga semakin sedikit. Hasil rendemen dari proses
60
Jurnal AgriTechno. Vol. 14 (2): 57-65
https://doi.org/10.20956/at.v14i2.464
pengeringan berkisar antara 7,66 – 11,85%. rendah nilai derajat kehalusan, maka semakin
Faktor yang mempengaruhi rendemen yaitu halus bubuk yang dihasilkan.
kadar air dan keseragaman butiran. Kandungan Ukuran rata-rata butiran
air selama proses pengeringan berkurang Ukuran rata – rata butiran sangat erat
banyak sehingga mengakibatkan penurunan hubunganya dengan FM (Finenes Modulus)
rendemen (Susinggih et al., 2015). Semakin 0.013
tinggi daya yang digunakan maka energi panas 0.012
Ukuran rata-rata
1%
butiran (mm)
yang masuk kedalam bahan akan semakin 0.011
0.010 2%
besar, sehingga kecepatan pindah panas ke 0.009 4%
dalam bahan dan penguapan air dari dalam 0.008
bahan akan lebih banyak, penguapan air akan 0.007
0.006
mengurangi kadar air. Pengurangan kadar air 0.005
akan menurunkan bobot bahan dan dihasilkan 420 535 680
Daya (W)
nilai rendemen semakin rendah (Dendang et
al.,2016). Selain dari kadar air menurut Ratu Gambar 2. Grafik ukuran rata-rata butiran
(2009) kehilangan komponen atau losses pada Berdasarkan hasil penelitian yang
saat pemindahan bahan ke wadah atau pun dilakukan nilai rata-rata butiran (D) bubuk
tercecer pada saat proses pengeringan juga kunyit berkisaran antara 0,005 – 0,0012 mm.
mempengaruhi nilai rendemen suatu bahan. Nilai rata-rata butiran tertinggi sebesar 0,0012
mm pada daya 420 W dengan dosis zat
Derajat kehalusan (finenes modulus) pengembang sebesar 1% sedangkan nilai
Derajat kehalusan menunujukan keseragaman terendah sebesar 0,005 mm pada daya 680 W
hasil penggilingan produk. Menurut Fitriansyah dengan dosis zat pengembang 4%. Nilai rata-
(2018) semakin kecil derajat kehalusan finenes rata butiran (D) akan berbanding lurus dengan
modulus, maka ukuran rata-rata partikel derajat kehalusan (FM). Kualitas bubuk
semakin kecil. ditentukan oleh ukuran butiran, ukuran butiran
1% dinyatakan dengam keseragaman butiran bubuk
Derajat Kehalusan
1.7
2% (indeks keseragaman) serta derajat kehalusan
1.2 4% (Finenes Modulus) (Purwantara et al. 2008).
0.7 Kadar air bubuk
Menurut Priastuti et al (2016) kandungan air
0.2 pada bahan sangat erat hubugannya dengan
420 535 680
Daya (W)
daya simpan dan ketahanan suatu bahan pangan
terhadap kerusakan.
Gambar 1. Grafik derajat kehalusan (FM)
12
Kadar air bubuk
11
1,576. Nilai derajat kehalusan tertinggi pada 1%
kombinasi perlakuan daya 420 W dengan 10
2%
penambahan dosis zat pengembang 1% sebesar 4%
9
1,576, sedang nilai terendah terdapat pada 420 535 680
kombinasi perlakuan daya 680 W dengan Daya (W)
penambahan dosis zat pengembang 4% sebesar Gambar 3. Grafik kadar air bubuk
0,364. Hal ini disebabkan semakin besar daya
dan penambahan zat pengembang pada saat Berdasarkan hasil penelitian yang telah
proses pengeringan maka bahan akan semakin dilakukan nilai kadar air bubuk kunyit
cepat mengeras dan mudah hancur sehingga berkisaran antara 9,47 – 11,43%bb. Nilai kadar
saat dilakukan penggilingan menggunakan food air bubuk tertinggi sebesar 11,43%bb pada daya
miller mendapatkan produk atau bubuk yang 420 W dengan dosis zat pengembang 1%
halus. Menurut Putri et al (2018) semakin sedangkan nilai Ka terendah sebesar 9,47%bb
61
Jurnal AgriTechno. Vol. 14 (2): 57-65
https://doi.org/10.20956/at.v14i2.464
Tingkat Kemerahan
4%. Penguapan air akan lebih banyak seiring 16
dengan semakin tingginya daya microwave, 15
(a)
sehingga energi panas masuk pada bahan dan 14 1%
mempercepat pengeringan (Sudiarini, 2015). 13
2%
4%
Warna 12
Tingkat kecerahan (L) 420 535 680
Daya (W)
Tingkat kecerahan (L) merupakan variabel
yang menunjukan kecerahan suatau bahan. Gambar 5. Grafik tingkat kemerahan (a)
Tingkat kecerahan berkisar 0 – 100 yang mana Berdasakan hasil penelitian yang telah
semakin besar L nilai maka akan semakin cerah dilakukan nilai tingkat kemerahan bubuk kunyit
bahan yang dihasilkan, namun sebaliknya berkisaran anatara 13,54 – 16,05. Nilai tertinggi
semakin rendah nilai kecerahan berarti bahan sebesar 16,05 pada daya 535 W dengan dosis
semakin gelap (Hartulistiyoso et al 2011). zat pengembang 2% sedangkan nilai terendah
66 sebesar 13,54 pada daya 420 W dengan dosis
Kecerahan(L)
62
Jurnal AgriTechno. Vol. 14 (2): 57-65
https://doi.org/10.20956/at.v14i2.464
daya 680 W dengan dosis zat pengembang 4% kemampuan daya serap akan meningkat
sedangkan nilai terendah sebesar 48,21 pada (Prabowo, 2010).
daya 420 W dengan dosis zat pengembang 1%. Daya serap minyak
Hal ini disebabkan kunyit memiliki kandungan Daya serap minyak merupakan kemampuan
kurkumin yang merupakan komponen paling suatu bahan dalam meyerap minyak.
besar dalam pembentukan warna kuning atau
1.8 1%
(ml/g)
seiring dengan tingginya daya. Serta karena 1.4
adanya penambahan zat pengembang yaitu
1.2
ovalet yang berwarna kuning, maka semakin
banyak penggunaan zat pengembang akan 1.0
420 535 680
menyebabkan bubuk menjadi berwarna kuning
Daya (W)
(Kusuma,2016).
Gambar 8. Grafik daya serap minyak
Daya serap air
Daya serap air merupakan kemampuan bahan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dalam menyerap air. Semakin besar nilai daya dilakukan nilai daya serap minyak bubuk kunyit
serap air, maka akan semakin mudah air teserap berkisar antara 1,22 – 1,60 ml/g. Nilai tertinggi
ke dalam tepug dan mengisi rongga di dalam sebesar 1,60 ml/g pada daya 680 W dengan
granula pati (Kusumaningrum 2007). dosis zat pengembang 3% sedangkan nilai
4 terendah sebesar 1,22 mg/l pada daya 420 W
dengan dosis zat pengembang sebesar 1%.
Daya Serap Air
4
Semakin kecil ukuran partikel maka semakin
(ml/g)
0.43
meningkat seiring meningkatnya daya oven
(g/cm3)
0.41
microwave. Menurut Herudiyanto (2009) kadar 1%
air sangat memepengaruhi tinggi rendahnya 0.39
2%
daya serap air Meningkatnya suhu pemanasan 0.37
4%
akan menyebabkan granula membesar sehingga 0.35
granula pati akan bersifas irreversible. 420 535 680
Daya (W)
Kemampuan daya serap air suatu bahan pangan
dapat berkurang apabila kadar air dalam bahan Gambar 9. Grafik densitas curah
tersebut (Moisture) terlalu tinggi atau tempat Berdasarkan hasil penelitian yang telah
penyimpanan yang lembab akan menghambat dilakukan Nilai tertinggi 0,44 pada daya 680 W
daya serap pada bahan, sebaliknya apabila dengan dosis zat pengembang 4% sedangkan
kadar air dalam bahan rendah maka terendah sebesar 0,38 pada daya 420 W dengan
dosis zat pengembang 1%. Densitas curah
63
Jurnal AgriTechno. Vol. 14 (2): 57-65
https://doi.org/10.20956/at.v14i2.464
dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran partikel, Fitriansyah, A. 2018. Pengaruh Suhu dan
serta porositas bahan, semakin tinggi energi Waktu Pelansiran Terhadap
panas maka akan banyak yang penguapan air Karakteristik Tepung Sukun. Skripsi.
sehingga terjadi kerapuhan pada bahan dan Bandar Lampung: Fakultas Pertanian
memperkecil ukuran partikel, sehingga Universitas Lampung.
porositas semakin besar (Sudarini, 2015) Hartulistiyoso, E., Hasbullah, R., & Priyana, E.
KESIMPULAN 2011. Pengeringan Lidah Buaya (Aloe
Perlakuan kombinasi daya pengeringan dengan Vera) Menggunakan Oven Gelombang
zat pengembang dipengaruhi oleh daya Mikro (Microwave Oven). Jurnal
pengeringan terhadap parameter yaitu nilai Keteknikan Pertanian, 25(2).
kadar air, fineness modulus, ukuran rata-rata Haryanto, B. 2007. Fisik, Kadar Antosianin
butiran, tingkat kecerahan, tingkat kemerahan, Dan Aktivitas Antioksidan Bubuk Instan
tingkat kekuningan, daya serap minyak, daya Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia
serap air, dan densitas curah. Sedangkan pada Mangostana L.) Dengan Metode Foam
zat pengembang mempengaruhi finenes Mat Drying. Jurnal Kesehatan 7(1): 2
modulus, ukuran rata – rata butiran, tingkat
kekuningan, dan densitas curah. Hasil mutu Hasyim, F. 2020. Analisis Mutu Kimia
fisik bubuk kunyit hasil pengeringan metode Simplisia Kunyit Turina (Curcuma
foam mat – drying mengunakan microwave Longga L) dengan Lama Pengeringan
memiliki kisaran nilai antara lain ; nilai FM Berbeda. Skripsi. Agroteknologi.
berkisar antara 0,364 – 1,576, nilai D berkisar Pekanbaru: Fakultas Pertanian dan
antara 0,005 – 0,0012 mm, nilai kadar air akhir Ternak Universitas Islam Sultan Syarif
berkisar antara 7,60 – 9,59%, nilai kadar air Kasim Riau.
bubuk berkisar antara 9,47 – 11,43%bb, nilai L Herudiyanto, M., dan Agustin. 2009. Pengaruh
berkisar antara 61,46 – 65,96, nilai a berkisar Cara Blansing pada Beberapa Bagian
antara 13,54 – 16,05, nilai b berkisar antara Tanaman Khatuk terhadapWarna dan
48,21 – 52,42, nilai DSA berkisar antara 2,78 – Beberapa Karateristik Lain Tepung
3,54 ml/g, nilai DSM berkisar antara 1,22 – Kathuk. Skripsi. Bandung: Universitas
1,60 ml/g, dan nilai DC berkisar antara 0,38 – Padjajaran.
0,44 g/cm3 .
Prabowo, Bimo. 2010. Kajian Sifat Fisikokimia
Tepung Millet Kuning Dan Tepung Millet
DAFTAR PUSTAKA Merah. Skripsi. Surakarta: Program Studi
Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas
Ananingsih, Victoria Kristina; Arsanti, Gracia; Pertanian Universitas Sebelas Maret.
NugrahedI, Probo Y. Pengaruh Pra
Perlakuan Terhadap Kualitas Kunyit Priastuti, R. C., Tamrin., dan Suhandy D. 2016.
yang Dikeringkan dengan Menggunakan Pengaruh Arah dan Ketebalan Irisan
Solar Tunnel Dryer. Jurnal Ilmu Kunyit Terhadap Sifat Fisik Tepung
Pertanian Indonesia, 2017, 22.2: 79-86. Kunyit yang Dihasilkan. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung Vol 5. No 2 (101-
Dendang, N., Lahming., Rais.M. 2016. 109). Lampung: Fakultas Teknologi
Pengaruh Lama dan Suhu Pengeringan Pertanian, Universitas Lampung
Terhadap Mutu Bubuk Cabai Merah
(Capsicum annum L) dengan Purwantara, B., T. Purwandi, dan M. Fauzi.
Menggunakan Cabinet Dryer. Jurnal 2008. Kajian Kerja Mesin Pangaduk
Pendidikan Teknologi Pertanian. 2 (1): pada Proses Pembuatan Pati Aren.
30-39 Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Dewi, N. 2012. Budidaya, Khasiat dan Cara Rasyid, N., E. Hartulistiyoso., dan D. Fardiaz.
Olah Mengkudu. Yogyakarta: Pustaka 2017. Aplikasi Microwave untuk
Baru Press Hal.1-13 Didinfestasi Tribolium Castaneum
64
Jurnal AgriTechno. Vol. 14 (2): 57-65
https://doi.org/10.20956/at.v14i2.464
65