Professional Documents
Culture Documents
Bonus Demografi Di Indonesia: Achmad Nur Sutikno
Bonus Demografi Di Indonesia: Achmad Nur Sutikno
Bonus Demografi Di Indonesia: Achmad Nur Sutikno
Oleh
Abstract
Abstrak
421
Visioner Vol. 12 \ No. 2\ April 2020: 421–438
Bonus Demografi yang merupakan masa emas bagi Indonesia, Namun bonus ini bisa berubah
menjadi bencana besar apabila tidak dipersiapkan generasi emas ini dengan baik. Jumlah
penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya pada 2020-2035 pada saat angkanya
mencapai 70%. Jumlah penduduk Indonesia saat ini pada usia produktif antara 15-64 tahun
lebih banyak dari usia tidak produktif anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65
tahun ke atas. Tantangan besar yang dihadapi pendidikan adalah bagaimana mengupayakan
agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban. Hal tersebut merupakan pengaruh positif bagi bangsa Indonesia. Karena,
dengan semakin melimpahnya Sumber Daya Manusia usia produktif, maka tenaga kerja
produksi semakin banyak.
Kata kunci: Bonus Demografi, kependudukan.
PENDAHULUAN angka ketergantungan penduduk Indonesia
akan terus menurun sampai 2020.
asa transisi demografi Bangsa Indonesia
422
Achmad Nur Sutikno: Bonus Demografi di Indonesia
423
Visioner Vol. 12 \ No. 2\ April 2020: 421–438
merupakan suatu kesempatan yang sangat Demografi dapat dikatakan juga sebagai
langka, karena tidak setiap tahun dan tidak sebuah ilmu interdisipliner karena
setiap negara akan memperoleh bonus ini. relasinya dengan banyak disiplin ilmu
Dengan demikian Bonus Demografi menjadi akademis lainnya seperti matematika,
suatu kesempatan yang berguna dalam statistika, biologi, kedokteran, geografi,
peranannya untuk memajukan bangsa sosiologi, ekonomi, dan psikologi. Banyak
Indonesia, perlu adanya pemanfaatan secara demografer mengikuti pelatihan di bidang
optimal dengan perencanaan pembangunan ilmu lainnya sebelum memilih spesialisasi
yang berwawasan kependudukan karena demografi. Sebagai contoh bahwa
penduduk sebagai aspek utama dalam proses demografi berhubungan dengan ilmu lain
pembangunan suatu bangsa. Seperti pendapat dengan membayangkan sebuah studi
yang diungkapkan oleh Adam Smith dalam tentang keluarga. Para demografer sangat
Darwis bahwa sesungguhnya ada hubungan tertarik dengan keluarga karena peristiwa
yang harmonis dan alami antara pertumbuhan demografi dapat memengaruhi ukuran dan
penduduk dan pertumbuhan ekonomi. komposisinya. Seorang ahli sejarah dalam
Sehingga untuk mempersiapkan pemanfaatan demografer sejarah, sangat mungkin
peluang itu perlu adanya kebijakan memperhatikan keluarga dari masa lampau,
peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan usia perkawinan dan komposisi
dan perluasan lapangan kerja mulai dari serta ukuran dari satu rumah tangga di
sekarang agar keinginan untuk memajukan masa lalu. Karena keluarga adalah unit
bangsa Indonesia dengan memanfaatkan paling dasar dalam aktivitas sosial, ahli
Bonus Demografi dapat terwujud dengan sosiologi dan antropologi juga tertarik pada
nyata. status, peranan, jaringan dan pembuat
keputusan di dalam keluarga serta pranata
yang ada di dalam keluarga tersebut (lihat
TINJAUAN PUSTAKA Caldwell et al. 1988 ; Hawthorn 1970; Nag
1973).
Demografi
Kata demografi berasal dari bahasa Yunani Kependudukan
yang berarti “demos” adalah rakyat atau Kependudukan adalah sebuah ilmu
penduduk dan “grafein” adalah menulis. Jadi tentang makhluk hidup atau manusia yang
demografi adalah tulisantulisan atau terdapat dalam sebuah rumpun kehidupan
karangan-karangan mengenai rakyat atau sehingga dapat Melakukan penyebaran dan
penduduk. Istilah ini dipakai untuk pertama perkembangan atau populasi dalam mata
kalinya oleh Achille Guillard dalam rantai kehidupan. Teori kependudukan
karangannya yang berjudul Elements de dibagi dalam tiga kelompok besar: (1) aliran
Statistique Humaine on Demographic Malthusian yang dipelopori oleh Thomas
Compares pada 1885. Menurut Donald J. Robert Malthus; (2) aliran Marxist yang
Boguedi dalam bukunya yang berjudul dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich
Principles of Demoraphy definisi Demografi Engels; dan (3) 3. Aliran Neo-Malthusian
adalah sebagai berikut. “Demografi adalah oleh Garreth Hardin dan Paul Ehrlich
ilmu yang mempelajari secara statistik dan (Mantra, 2008). Menurut aliran Malthusian:
matematik tentang besar, komposisi dan terjadi ke tidak seimbangan antara
distribusi penduduk dan pertumbuhan penduduk dengan
perubahanperubahannya sepanjang masa pertumbuhan makanan, dalam hal ini
melalui bekerjanya lima komponen demografi pertumbuhan penduduk berjalan
yaitu kelahiran (fertilitas), kematian berdasarkan deret ukur, sedangkan
(mortalitas), perkawinan, migrasi, dan pertumbuhan/pertambahan berdasarkan
mobilitas sosial”. deret hitung. Oleh karena itu, pertumbuhan
424
Achmad Nur Sutikno: Bonus Demografi di Indonesia
425
Visioner Vol. 12 \ No. 2\ April 2020: 421–438
manusia sejak dari kandungan sampai penduduk, sebagai hasil fertilitas jangka
meninggal. panjang.
Dari hal tersebut di atas terdapat struktur Sementara itu, Tifatul Sembiring
penduduk selalu berubah-ubah, perubahan (Kominfo, 2014), mengemukakan
tersebut disebabkan karena prosres pengertian Bonus Demografi adalah suatu
demografi yaitu kelahiran (fertilitas), keadaan penduduk yang menguntungkan,
kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk. karena jumlah penduduk didominasi oleh
Struktur penduduk merupakan aspek yang masyarakat berusia produktif. Selanjutnya,
statis, yang menggambarkan penduduk dari BKKBN (2013), memberikan pengertian
hasil sensus penduduk pada hari sensus bahwa Bonus Demografi adalah keuntungan
tersebut. Data yang didapat pada hari sensus jumlah penduduk yang dinikmati negara.
dijadikan sebagai basis perhitungan Sebagai akibat dari besarnya proporsi
penduduk. Setelah hari sensus penduduk penduduk produktif yang ada dalam
tersebut dilakukan maka struktur penduduk masyarakat.
akan berubah dari basis penduduk
Wikipedia (2016) memberikan
sebelumnya. Unsur-unsur yang dinamis yang
pandangan Bonus Demografi sebagai
terdiri dari kelahiran, kematian, dan migrasi.
fenomena penting yang di alami Indonesia
Proses perubahan tersebut disebut pula
karena suatu kondisi penduduknya yang
dengan proses yang dinamis. Masalah
lebih besar di usia produktif dibandingkan
kependudukan sangat memengaruhi
dengan usia tidak produktif. Selanjutnya
kesejahteraan dan perkembangan suatu
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016),
daerah dan negara.
menyatakan bahwa Bonus Demografi
Masalah kependudukan di Indonesia adalah istilah dalam kependudukan yang
dikategorikan sebagai suatu masalah nasional menggambarkan jumlah usia produktif
yang besar dan memerlukan pemecahan lebih besar dari pada usia tidak produktif.
segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok
Adapun menurut Jimmy Ginting (2016),
yang terkait satu sama lainnya, yaitu: 1)
mengatakan bahwa Bonus Demografi
Jumlah penduduk yang tinggi 2) Tingkat
sebagai ledakan penduduk usia produktif
pertumbuhan yang tinggi 3) Penyebaran
yang akan terjadi di Indonesia pada 2020 –
penduduk yang tidak merata 4) Komposisi
2035 dan Ray (1998), menyatakan dalam
umur penduduk yang timpang 5) Masalah
bukunya yang berjudul Economic
mobilitas penduduk. Paket masalah
Devolovement bahwa Bonus Demografi yang
kependudukan ini telah menjadi induk dari
terjadi ledakan penduduk yang berdampak
berbagai masalah lain. Apabila tidak segera
kepada pembangunan ekonomi terhadap
ditanggulangi, tidak mustahil akan
penduduk, Akan tetapi perubahan
mendatangkan efek yang lebih parah lagi dan
penduduk mempunyai implikasi terhadap
dapat melumpuhkan pembangunan nasional.
pembangunan perekonomian.
Bonus Demografi
METODE PENELITIAN
Bonus Demografi atau bisa disebut
Ledakan Penduduk, Fenomena Bonus Kajian ini merupakan studi literatur yang
Demografi dicirikan dengan jumlah penduduk menggunakan metode analisis deskriptif
usia produktif jauh lebih banyak dibanding kualitatif berbasis kajian kepustakaan (library
jumlah penduduk usia nonproduktif. Menurut research). Analisis deskriptif kualitatif
Wongboonsin (2003) bahwa Bonus Demografi merupakan analisis yang didasarkan pada
(demographic deviden) adalah suatu pemetaan permasalahan yang terdapat dalam
keuntungan ekonomis yang disebabkan variabel atau kasus yang sedang dikaji dan
menurunnya rasio ketergantungan jumlah
426
Achmad Nur Sutikno: Bonus Demografi di Indonesia
kemudian dicari titik korelasinya. Korelasi dalam jangka panjang. Pada saat terjadi
tersebut bisa menjadi mengonfirmasi, penurunan angka kelahiran dalam jangka
menolak, dan seimbang berdasarkan pada panjang, akan berdampak pada
data dan informasi yang berhasil dilakukan pengurangan jumlah penduduk berusia
oleh peneliti. Sedangkan studi kepustakaan muda (< 15 tahun), akan tetapi di satu sisi
merupakan instrument penelitian dengan jumlah penduduk usia produktif (15 – 64
mengumpulkan berbagai macam literature tahun) akan meningkat secara drastis
baik dalam bentuk jurnal, buku, prosiding, sebagai akibat angka kelahiran yang tinggi
working paper, maupun sumber data lainnya di masa lalu. Di sisi lain jumlah penduduk
yang memiliki keterkaitan dengan dengan umur di atas 64 tahun akan
permasalahan dalam kajian ini. Adapun meningkat secara perlahan dan kemudian
tahapan kegiatan dalam menganalisis data dan meningkat cepat akibat terjadinya
dokumen dalam kajian ini adalah sebagai peningkatan usia harapan hidup. Pada saat
berikut. jumlah penduduk usia produktif jauh
melebihi jumlah penduduk usia
1) Melakukan studi pendahuluan dengan
nonproduktif (kurang dari 15 tahun dan di
meneliti kajian-kajian penelitian
atas 64 tahun) ini lah yang disebut dengan
terdahulu yang membahas mengenai
kondisi Bonus Demografi (Rusli,
pengangguran dan Bonus Demografi di
Toersilaningsih, Meirida, Kurniawan, &
Indonesia
Setiawan, 2015)
2) Mengumpulkan literatur relavan
Parameter yang digunakan dalam menilai
sesuai dengan fokus permasalahan
fenomena Bonus Demografi adalah
yang diangkat sebagai tema utama
Dependency Ratio atau Rasio Ketergantungan,
dalam kajian ini.
yaitu merupakan rasio yang menggambarkan
3) Menganalisis secara kritis berbagai perbandingan antara jumlah penduduk usia
sumber literatur tersebut untuk nonproduktif (kurang dari 15 tahun dan di
mendapatkan pemahaman mendasar atas 64 tahun) dan penduduk usia produktif
mengenai korelasi antarstudi dan (15 – 64 tahun). Angka Rasio Ketergantungan
variabel yang diteliti ini menunjukkan beban tanggungan penduduk
usia produktif terhadap penduduk usia
4) Menulis hasil kajian berdasarkan nonproduktif. Pada saat angka rasio
argumentasi analisis dari berbagai ketergantungan rendah, kondisi ini
data dan kajian literatur. memperlihatkan bahwa penduduk usia
5) Merumuskan rekomendasi produktif hanya menanggung sedikit
berdasarkan argumentasi analisis dari penduduk usia nonproduktif.
berbagai data dan kajian literature. Angka rasio ketergantungan yang rendah
akan berimplikasi pada perekonomian negara
yang dapat dijadikan sebagai sebuah
PEMBAHASAN kesempatan untuk meningkatkan
produktivitas sebuah negara. Kondisi ini dapat
Bonus Demografi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi
melalui pemanfaatan sumber daya manusia
Bonus Demografi merupakan salah
yang produktif yang akan mampu
satu perubahan dinamika demografi yang
menghasilkan pendapatan untuk memenuhi
terjadi karena adanya perubahan struktur
kebutuhan konsumsi dan meningkatkan
penduduk menurut umur. Fenomena
tabungan mereka yang pada akhirnya dapat
transisi demografi ini terjadi karena
dimobilisasi menjadi investasi (Maryati,
berkurangnya angka kelahiran yang
2015). Jadi teori Bonus Demografi pada
dibarengi oleh tingginya angka kematian
427
Visioner Vol. 12 \ No. 2\ April 2020: 421–438
428
Achmad Nur Sutikno: Bonus Demografi di Indonesia
Gambar 1
Grafik. Rasio Ketergantungan
Penduduk
Usia 0---14 , 65+, dan Total
Sumber: Adioetomo (2005:
32)
memperlihatkan trend yang menurun, di 2010 2015 2020 2025 2030 2035
mana pada 1970an nilai dependency ratio Aceh 56,3 54,8 53,6 50,8 47,9 45,8
Indonesia berkisar antara 85-90 per 100 Sumatera Utara 58,0 56,3 55,3 53,6 51,7 50,8
Sumatera Barat 57,7 55,8 54,8 53,6 51,7 50,6
dan pada 2000 menurun hingga ke level
Riau 54,1 51,5 49,7 48,4 47,1 46,6
5455 per 100. Hasil Sensus Penduduk 2010
Jambi 50,8 47,3 44,5 43,3 42,7 42,7
juga memperlihatkan proporsi penduduk Sumatera Selatan 51,3 49,7 48,4 47,3 45,8 45,3
usia produktif yang besar di mana Bengkulu 51,3 47,9 46,2 44,9 44,3 44,5
mencapai 66 persen dari total penduduk Lampung 51,1 49,5 48,6 47,3 45,6 45,3
Indonesia. Kep.Bangka Belitung 48,6 46,2 44,9 44,3 43,3 43,1
Kepulauan Riau 46,8 49,7 46,4 41,8 38,1 37,9
Sedangkan jumlah penduduk usia muda DKI Jakarta 37,4 39,9 42,0 42,2 40,1 39,5
(1524 tahun) hanya 26,8 persen atau 64 Jawa Barat 49,9 47,7 46,4 46,4 46,2 46,6
juta jiwa. Jawa Tengah 49,9 48,1 47,7 48,4 49,9 51,7
DI Yogyakarta 45,8 44,9 45,6 46,8 47,7 48,4
Besarnya jumlah penduduk usia Jawa Timur 46,2 44,3 43,9 44,3 46,2 48,4
produktif tersebut menyebabkan semakin Banten 48,6 46,4 45,3 43,9 41,8 41,0
Bali 47,3 45,6 43,3 42,2 43,3 45,8
kecilnya nilai angka ketergantungan
NTB 55,8 53,8 52,2 50,2 48,6 48,1
menjadi 51. Hal ini berarti 100 penduduk
NTT 70,6 66,7 63,4 62,1 61,6 61,6
usia produktif menanggung 51 orang Kalimantan Barat 52,7 50,8 49,7 48,8 47,3 46,6
penduduk tak produktif. Menurut United Kalimantan Tengah 50,4 46,2 43,3 41,4 40,3 39,9
Nations (PBB) transisi demografi yang Kalimantan Selatan 49,3 48,6 47,7 46,2 44,7 44,7
terjadi pada beberapa dekade terakhir di Kalimantan Timur 48,6 46,2 44,5 43,7 43,1 43,5
Indonesia akan membuka peluang bagi Sulawesi Utara 47,9 46,6 46,4 46,8 47,3 48,4
Indonesia untuk menikmati Bonus Sulawesi Tengah 52,7 50,6 49,7 49,5 48,6 48,6
Demografi (demographic devident) pada Sulawesi Selatan 56,0 52,9 51,3 50,4 49,5 49,7
Sulawesi Tenggara 63,4 60,5 58,0 54,6 52,7 51,5
periode 2020-2035.
Gorontalo 51,7 48,6 47,5 47,7 47,7 47,9
Tabel 1
Sulawesi Barat 60,5 56,0 53,8 52,7 51,5 51,1
Dependency Ratio menurut Provinsi (2010-2035) Maluku 63,1 59,7 58,2 57,5 55,8 54,3
Maluku Utara 61,3 58,5 56,0 53,4 51,5 50,8
Provinsi Tahun
Papua Barat 53,6 49,9 47,1 45,3 44,3 43,7
429
Visioner Vol. 12 \ No. 2\ April 2020: 421–438
Papua 53,8 47,5 43,7 42,0 41,6 42,2 Demografi tentu mendatangkan keuntungan
INDONESIA 50,5 48,6 47,7 47,2 46,9 47,3 yang besar. Dengan Bonus Demografi berarti
Indonesia yang mendapati kondisi di mana
Sumber: BPS Indonesia jumlah angkatan kerja yang melimpah-ruah.
Dependency Ratio Indonesia sejak 1930 Angkatan kerja dengan jumlah yang besar
hingga 2015 menunjukkan kecenderungan tersebut jika dapat dikelola dengan baik yang
semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa akan mendorong kemajuan dan pertumbuhan
dependency ratio yang kecil berarti beban ekonomi negara. Kuncinya terletak pada
ketergantungan penduduk usia produktif peningkatan kualitas angkatan kerja yang
kepada penduduk produktif semakin rendah. berdaya saing pada pasar tenaga kerja global.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia
2010 menunjukkan dependency ratio Saat ini Indonesia memiliki 67 juta anak
Indonesia sebesar 50,5. Sementara pada 2015 muda berumur 10-24 tahun. Mereka yang
dependency ratio memiliki angka lebih kecil akan menjadi pemimpin dan penggerak
yaitu 48,6. Kecenderungan dependency ratio pembangunan Indonesia pada fase bonus
yang semakin kecil ini akan berlanjut hingga Demografi 2020-2035. Jumlah anak muda
2030, dan menciptakan Bonus Demografi bagi yang melimpah menjadi incaran tenaga
indonesia. Sementara itu diperkirakan setelah produktif negara-negara maju yang
2030 kecenderungan dependency ratio akan kekurangan anak muda. Sehingga bisa
naik kembali karena jumlah lansia meningkat. menjadi keuntungan yang besar jika
Indonesia mampu merespons permintaan
Melimpahnya jumlah penduduk muda di pasar tenaga kerja global (Kompas 29
berbagai wilayah provinsi Indonesia telah November 2014, hlm 13).
menciptakan Bonus Demografi. Bonus
Demografi di beberapa provinsi di Indonesia Jumlah anak muda yang besar telah
tersebut dapat dilihat dengan parameter menjadikan Indonesia sebagai salah satu
dependency ratio yang cukup rendah, yaitu negara yang akan mendapatkan
mencapai di bawah 45. Yang berarti bahwa keuntungan Bonus Demografi selain India
dalam setiap 100 penduduk usia produktif dan Tiongkok. Jumlah anak muda di dunia
(15-64 tahun) hanya menanggung sekitar 45 diperkirakan mencapai 1,8 miliar. Dari
penduduk tidak produktif (0-14 dan 65 tahun angka tersebut Indonesia menempati posisi
ke atas). Perhatikan data dependency ratio ketiga setelah India yang memiliki jumlah
menurut provinsi di Indonesia pada tabel 1 di anak muda 356 juta, dan Tiongkok yang
atas. memiliki jumlah anak muda 269 juta.
Jumlah anak muda sangat menguntungkan
Bonus Demografi sebenarnya telah jika strategi pembangunan yang
dialami oleh beberapa provinsi di Indonesia memanfaatkan Bonus Demografi bisa
sejak 2010. Beberapa provinsi itu seperti dijalankan dengan benar. Dengan investasi
Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, dan yang tepat dari pemerintah, maka jutaan
Kepulauan Riau. Berdasarkan tabel 1, anak muda benar-benar menjadikan berkah
menunjukkan bahwa beban ketergantungan di Bonus Demografi. Dari hal tersebut jutaan
empat provinsi berada pada angka 46 dan 45. anak muda, jika mampu dikelola dengan
Beban ketergantungan yang cukup rendah ini baik maka akan bisa mengubah masa depan
telah menciptakan jendela peluang untuk Indonesia menjadi lebih baik.
peningkatan pertumbuhan ekonomi di
wilayah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk
(SP) 2010, penduduk provinsi Indonesia
Bonus Demografi yang terjadi pada 2020 tercatat sebanyak 4.846.909 jiwa dengan
hingga 2035 yang harus benarbenar tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk
dimanfaatkan oleh pemerintah. Kesiapan sebesar 1,34 persen yang terdiri dari
pemerintah dalam menghadapi Bonus
430
Achmad Nur Sutikno: Bonus Demografi di Indonesia
1 2 3 4 5 6 7
Penduduk
Laki – laki 2409.2 2854.2 2441.6 2874.4 2981.1 3062.6
431
Visioner Vol. 12 \ No. 2\ April 2020: 421–438
Gambar 2
Proyeksi Pendudk 2010 –2035 (Sumber: BPS Indonesia )
432
Achmad Nur Sutikno: Bonus Demografi di Indonesia
Gambar 3
433
Visioner Vol. 12 \ No. 2\ April 2020: 421–438
Piramida Proyeksi Penduduk 2010 –2035 (000 orang)- (Sumber: BPS Indonesia
) Tabel 3. Proyeksi Penduduk Antarprovinsi 2010-2035
Sumber: BPS Indonesia bagian tengah meskipun tidak begitu besar.
434
Achmad Nur Sutikno: Bonus Demografi di Indonesia
435
Visioner Vol. 12 \ No. 2\ April 2020: 421–438
436
Achmad Nur Sutikno: Bonus Demografi di Indonesia
437
Visioner Vol. 12 \ No. 2\ April 2020: 421–438
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Adioetomo, & Moertiningsih, S. (2005). “Bonus
Demografi. Menjelaskan
Dari pembahasan tersebut Bonus Hubungan
Demografi sebagai barometer kemajuan
Antara Pertumbuhan Penduduk
bangsa Indonesia. Penulis menyajikan
Dengan Pertumbuhan Ekonomi.” Pidato
saran sebagai berikut.
Disampaikan pada Upacara Pengukuhan
1. Bagi Pemerintah Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang
Dalam rangka menyambut datangnya Bonus Ekonomi Kependudukan pada Fakultas
Demografi, pemerintah perlu Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
berkonsistensi terhadap kebijakan Adioetomo, Sri Moertiningsih. 2005. “Bonus
kependudukan dengan perspektif jangka Demografi Menjelaskan
panjang dan berkesinambungan. Selain Hubungan Antara Pertumbuhan
itu, pemerintah mampu mempersiapkan Penduduk dengan Pertumbuhan
perencanaan pembangunan yang Ekonomi”. Warta Demografi. 35 (2):7-27.
438
Achmad Nur Sutikno: Bonus Demografi di Indonesia
439