Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

EFFECT FREQUENCY FRYINGONPEROXIDE NUMBER

TO COOKING OIL IN PACKAGING

Agustina W Djuma

Abstract
Cooking oil is often used by people to the frying process repeated so that cause
demage that is caused by oxidation and polymerization. Peroxide number is one of
the parameters to determine the level of damage to oil. Oxidation reaction in the oil
begins with the formation of free radicals is accelerated by light, heat, metals (iron
and copper). The purpose of this study was to determine the effect on the frequency of
frying to peroxide number on the packaging oil. Type of study is a Quasi-experiment.
The method used to measure peroxide number is iodometric titration method. After
that the data obtained were analyzed using Pearson correlation test and followed by
linear regression analysis. Based on the results obtained on samples that have not
been used as much peroxide levels Mek 0.80 O2 / Kg, the first frying peroxide
number were 1.52 Mek O2 / Kg, the second frying peroxide levels Mek 1.70 O2 / Kg ,
on the third frying peroxide levels were 1.74 Mek O2 / Kg, the fourth frying peroxide
levels were 1.94 Mek O2 / Kg and the fifth frying peroxide levels were 2.39 MekO2 /
Kg. Pearson correlation test results obtained by the value of r = 0.943 with a
regression equation was y = 0.761 + 0.265 (x). These results indicate that there is a
strong positive relationship between the frequency of the frying and peroxide. The
higher the frequency of the frying, the higher the peroxide number on cooking oil.

Keywords: Cooking OilPackaging, FrequencyFrying, Peroxide Number.

PENDAHULUAN berwarna keemasan atau kecokelatan


Dalam kehidupan sehari-hari (Elisabeth, 2002).
minyak goreng berfungsi sebagai Minyak goreng seringkali
media penghantar panas baik dalam dipakai oleh masyarakat dalam
proses penumisan maupun proses penggorengan secara
penggorengan. Minyak goreng berulang-ulang. Padahal minyak
sering kali dipakai agar memberikan goreng yang digunakan secara
cita rasa yang lebih lezat, beraroma berulang-ulang akan mengalami
serta terlihat lebih menarik. ataupun kerusakan yang diakibatkan oleh
minyak goreng dipakai untuk proses oksidasi dan polimerisasi
mengoreng makanan agar makanan sehingga dapat membuat makanan
menjadi renyah, kering dan dengan rupa yang kurang menarik
dan cita rasa yang tidak enak serta

*) Dosen Jurusan Analis Kesehatan Kemenkes Kupang


797 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014

kerusakan vitamin dan asam lemak ruangan. Oksidasi spontan ini secara
esensial yang terdapat pada minyak. langsung akan menurunkan tingkat
Senyawa polimer yang dihasikan kejenuhan minyak dan menyebabkan
akibat proses pemanasan yang minyak menjadi tengik dan
dilakukan secara berulang-ulang membuat makanan menjadi tidak
dapat menimbulkan gejala enak (Zulkarnain, 2011).
keracunan antara lain iritasi saluran BAHAN DAN METODE
pencernaan, pembengkakan organ Lokasi dan Rancangan penelitian
tubuh, diare, kanker dan depresi Penelitian ini dilakukan di
pertumbuhan (Ketaren, 2005). Laboratorium Kimia Jurusan Analis
Kerusakan pada minyak Kesehatan, Poltekes Kementrian
goreng pada umumnya berupa Kesehatan Kupang selama juni
ketengikan yang diartikan sebagai 2014. Jenis penelitian yang
kerusakan atau perubahan bau dan digunakan adalah eksperimen semu.
rasa dalam minyak. Kerusakan Populasi dan sampel
tersebut dapat disebabkan oleh air, Populasi penelitian adalah
cahaya, panas, oksigen, logam, semua minyak goreng kemasan yang
asam, basa dan enzim. Ketengikan bermerk yang beredar di Kota
pada minyak goreng menyebabkan Kupang. Sampel dalam penelitian ini
meningkatnya bilangan peroksida adalah minyak goreng kemasan
(Elisabeth, 2002). dengan teknik sampling yang
Bilangan peroksida adalah digunakan adalah Convenience
salah satu parameter untuk Sampling.
mengetahui tingkat kerusakan Analisis data
minyak goreng. Reaksi oksidasi Data yang dikumpulkan
pada minyak goreng dimulai dengan adalah data kadar bilangan
adanya pembentukan radikal bebas peroksida, dimana untuk melihat
yang dipercepat oleh cahaya, panas, hubungan antara frekuensi
logam (besi dan tembaga) dan penggorengan dengan kadar
senyawa oksidator pada bahan bilangan peroksida digunakan uji
pangan yang digoreng seperti korelasi Pearson. Uji korelasi
klorofil, hemoglobin dan pewarna Pearson digunakan apabila data
sintetik tertentu (Anonim, 2011). berdistribusi normal melalui hasil uji
Faktor lain yang mempengaruhi laju Shapiro-wilk. Selanjutnya dilakukan
oksidasi adalah jumlah oksigen, analisis secara regresi linier dengan
derajat ketidakjenuhan asam lemak tujuan membuat estimasi rata-rata
dalam minyak. Bilangan peroksida variabel terikat dengan didasarkan
sangat penting untuk pada variable bebas
mengidentifikasi tingkat oksidasi Hasil
minyak. Minyak yang mengandung Penelitian ini telah dilakukan
asam lemak yang banyak ikatan di Laboratorium Jurusan Analis
rangkapnya dapat teroksidasi secara Kesehatan Kupang pada bulan Juni
spontan oleh udara pada suhu 2014 dengan tahapan pelaksanaan
Agustina W. Djuma, Effrect Frequency Fryngonperoxide Number to Cooking Oil in Packaging 798

penelitian di mulai dari pembuatan, Data hasil pengujian kadar bilangan


pembakuan larutan titer dan peroksida pada minyak goreng
penetapan kadar bilangan peroksida. kemasan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil penetapan kadar bilangan peroksida pada minyak goreng


sebelum dan sesudah penggorengan 1-5 kali penggorengan.
Kadar penggulangan Kadar Bilangan Peroksida
Sampel
(Mek O2/kg) (Mek O2/kg)
0,76
Kontrol * 0,80
0,84
1,56
P1 1,52
1,48
1,68
P2 1,70
1,73
1,76
P3 1,74
1,72
1,96
P4 1,94
1,92
2,41
P5 2,39
2,37
* sampel minyak goreng yang belum digunakan

Berdasarkan Tabel 3 terlihat kadar bilangan peroksida yang


bahwa kadar bilangan peroksida diperoleh berdistribusi normal
pada kontrol hingga penggorengan dengan nilai (P) = 0,741 (> 0,05).
yang ke lima kali terdapat adanya Setelah diketahui data berdistribusi
peningkatan walaupun masih sesuai normal dilakukan uji korelasi
dengan standar SNI 3741-2013 Pearson untuk melihat adanya
untuk minyak goreng sawit yaitu hubungan yang bermakna antara
kadar bilangan peroksida maksimal frekuensi penggorengan dengan
10 Mek O2/Kg. Hal ini menunjukkan kadar bilangan peroksida.Hasl uji
bahwa bilangan peroksida pada korelasi Pearson diperoleh nilai r =
minyak goreng sawit yang telah 0,943, P = 0,005 (< 0,05) hasil ini
digunakan hingga lima kali menunjukan terdapat hubungan
penggorengan masih memenuhi yang bermakna antara frekuensi
standar SNI 3741-2013. penggorengan dengan kadar
Data hasil pengujian kadar bilangan peroksida. Untuk
bilangan peroksida kemudian memprediksi kadar bilangan
dilanjutkan dengan melakukan uji peroksida berdasarkan frekuensi
normalitas untuk melihat apakah penggorengan, selanjutnya
data yang ada berdistribusi normal dilakukan analisa regresi linier.
atau tidak. Hasil yang diperoleh data Untuk memprediksi kadar bilangan
799 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014

peroksida berdasarkan frekuensi 0,860. menunjukan bahwa


penggorengan, selanjutnya persamaan yang diperoleh mampu
dilakukan analisa regresi linier menjelaskan kenaikan kadar
dengan persamaan y = a + b (x), bilangan peroksida sebesar 86%
dilanjutkan dengan uji Anova untuk sedangkan sisanya dijelaskan oleh
menilai kualitas variabel lain yang tidak diteliti.
persamaan.Kemudian dilanjutkan Persamaan regresi yang diperoleh
dengan uji model Summary yang adalah Y = 0,761 + 0,265 (x).
menunjukkan Nilai Adjusted R Dstribusi persamaan linier tersebut
square yang dihasilkan adalah dalam bentuk kurva sebagai berikut :

5,00 2,351
4,00 2,086
1,821
3,00 1,556
1,291
2,39 data regresi
2,00 1,026 1,70 1,75 1,95
1,53 data penetapan kadar
1,00 0,80
0,00
0 1 2 3 4 5

Pembahasan dengan sistem deep frying, karena


Minyak goreng yang dibuat bahan pangan secara langsung
dari kelapa sawit masih merupakan terendam di dalam medium minyak
kebutuhan pokok bagi masyarakat panas sehingga menghasilkan tekstur
luas. Kualitas atau mutu suatu yang diinginkan. Bahan yang
minyak kelapa sawit sangat digunakan untuk menggoreng adalah
dibutuhkan demi menjaga dan tempe dengan bobot setiap
memenuhi kebutuhan zat gizi dan penggorengan adalah 1000 Gram.
kesehatan tubuh manusia. Salah satu Suhu yang digunakan dalam proses
cara untuk mengetahui mutu dan penggorengan adalah 1500C. suhu
kualitas minyak kelapa sawit adalah ini dapat dipertahankan untuk lima
dilakukan uji ketengikan yaitu kali penggorengan dengan lamanya
dengan melakukan uji kadar waktu yang digunakan untuk
bilangan peroksida. Dalam menggoreng adalah 10 menit untuk
penelitian ini bilangan peroksida setiap proses penggorengan. Tujuan
yang terkandung dalam minyak disamakan bobot bahan yang
goreng kemasan yang bersumber digoreng, suhu penggorengan dan
dari kelapa sawit diukur dengan waktu yang sama antara
metode Iodometri. penggorengan pertama sampai
Pada penelitian ini kelima adalah untuk mengurangi
digunakan proses penggorengan faktor pengganggu.
Agustina W. Djuma, Effrect Frequency Fryngonperoxide Number to Cooking Oil in Packaging 800

Pada perlakuan sampel uji, adanya reaksi oksidasi dimana bau


kualitas minyak juga dapat dilihat dan rasa tengik yang disebabkan
pada perubahan warna. Pada oleh autooksidasi radikal asam
penggorengan pertama hingga lemak tidak jenuh dalam lemak.
penggorengan yang ke lima terjadi Autooksidasi dimulai dengan
perubahan warna pada minyak dari pembentukan radikal-radikal bebas
kuning hingga sedikit kegelapan, hal yang disebabkan oleh faktor-faktor
itu disebabkan karena proses yang dapat mempercepat reaksi
penggorengan yang dilakukan seperti cahaya, panas, peroksida
berulang kali. lemak atau hidroperoksida, logam-
1. Titik asap logam seperti Cu, Fe, Co, dan Mn,
Kualitas minyak goreng juga logam porfirin seperti hematin,
dapat diukur melalui titik asap. Titik hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan
asap merupakan temperatur pada enzim-enzim lipoksidase. Molekul-
saat minyak atau lemak molekul lemak yang mengandung
menghasilkan asap tipis yang radikal asam lemak tidak jenuh
kebiru-biruan pada pemanasan mengalami oksidasi dan menjadi
tersebut. Semakin tinggi titik tengik. Bau tengik yang tidak sedap
asapnya maka semakin berkualitas tersebut disebabkan oleh
minyak gorengnya. Minyak goreng pembentukan senyawa-senyawa
yang baik memiliki titik asap yang hasil pemecahan hidroperoksida.
cukup tinggi, yaitu di atas 2500C. Sebuah atom hidrogen yang terikat
Akan tetapi, jika minyak goreng pada suatu atom karbon lain yang
yang dilakukan pemanasan secara mempunyai ikatan rangkap dapat
berulang-ulang maka akan disingkirkan oleh suatu kuantum
menurunkan titik asap dari minyak energi sehingga membentuk radikal
itu sendiri. Hal ini disebabkan bebas. Kemudian radikal ini dengan
karena terjadinya hidrolisis molekul O2 membentuk peroksida aktif yang
lemak. Hidrolisis molekul lemak dapat membentuk hidriperoksida
akan membentuk aldehida tidak yang bersifat sangat tidak stabil dan
jenuh atau yang disebut arkolein mudah pecah menjadi senyawa
yang menyebabkan rasa gatal-gatal dengan rantai karbon lebih pendek
pada tenggorokan. oleh radiasi energi tinggi, energi
panas, katalis logam, atau enzim.
2. Ketengikan minyak Senyawa-senyawa dengan rantai C
Selain perubahan warna dan lebih pendek ini adalah asam-asam
penurunan titik asap, proses lemak, aldehida-aldehida, dan keton
penggorengan secara berulang kali yang bersifat volatil dan
juga dapat menyebabkan menimbulkan bau tengik pada
peningkatan bilangan peroksida lemak.
yang merupakan salah satu 3. Antioksidan
parameter uji ketengikan pada Proses ketengikan sangat
minyak, hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh adanya prooksidan
801 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014

dan antioksidan. Prooksidan akan ketengikan. Antioksidan sintetik yang


mempercepat terjadinya oksidasi, banyak digunakan sekarang adalah
sedangkan antioksidan akan senyawa-senyawa fenol yang
menghambatnya. Adanya antioksidan biasanya agak beracun. Karena itu
dalam lemak akan mengurangi penambahan antioksidan ini harus
kecepatan proses oksidasi. memenuhi beberapa syarat, misalnya
Antioksidan terdapat secara alamiah tidak berbahaya bagi kesehatan, tidak
dalam lemak nabati, dan kadang- menimbulkan warna yang tidak
kadang sengaja ditambahkan. Ada diinginkan, efektif pada konsentrasi
dua macam antioksidan, yaitu rendah, larut dalam lemak, mudah
antioksidan primer dan antioksidan didapat, dan ekonomis. Pada bahan
sekunder. makanan yang memakai antioksidan,
a. Antioksidan primer penggunaanya harus dicantumkan.
Antioksidan primer adalah Empat macam antioksidan yang
suatu zat yang dapat menghentikan sering digunakan adalah Butylated
reaksi berantai pembentukan radikal hydroxyanisole (BHA), Butylated
yang melepaskan hidrogen. Zat-zat hydroxytoluene (BHT), Propylgallate
yang termasuk golongan ini dapat (PG), dan Nordihihroquariretic acid
berasal dari alam dan dapat pula (NDGA). Fungsinya merupakan
buatan. Antioksidan alam antara lain fungsi utama yaitu sebagai pemberi
tokoferol, lesitin, fosfatida, sesamol, atom hidrogen. Antioksidan (AH)
gosipol, dan asam askorbat. yang mempunyai fungsi utama
Antioksidan alam yang paling banyak tersebut sering disebut sebagai
kreatifan vitamin E dan tokoferol. antioksidan primer. Senyawa-
Tokoferol ini mempunyai banyak senyawa ini dapat memberikan atom
ikatan rangkap yang mudah hidrogen secara cepat ke radikal lipid
dioksidasi sehingga akan melindungi (R•, ROO•) atau mengubahnya ke
lemak dari oksidasi. Pada minyak bentuk lebih stabil, sementara
yang sudah dimurnikan, kadar turunan radikal antioksidan (A•)
tokoferolnya rendah. Misalnya tersebut memiliki keadaan lebih
minyak jagung, sebelum dimurnikan stabil dibanding radikal lipid.
kandungan tokoferolnya b. Antioksidan sekunder
110mg/100g, sesudah dimurnikan Antioksidan sekunder adalah
104mg/100g. Dalam beberapa lemak suatu zat yang dapat mencegah kerja
tertentu, tokoferol mengendap, tetapi prooksidan sehingga dapat
ternyata lemak itu tetap tidak mudah digolongkan sebagai sinergik.
tengik karena masih ada senyawa lain Beberapa asam organic tertentu,
yang dapat mengaktifkan tokoferol biasanya asam di- atau
yang mengendap itu. Antioksidan trikarboksilat, dapat mengikat
sintetik ditambahkan kedalam lemak logam-logam (sequestran). Misalnya
atau bahan pangan untuk mencegah satu molekul asam sitra akan
ketengikan. Antioksidan sintetik yang mengikat prooksidan Fe seperti
banyak digunakan untuk mencegah sering dilakukan pada minyak kcang
Agustina W. Djuma, Effrect Frequency Fryngonperoxide Number to Cooking Oil in Packaging 802

kedelai. EDTA adalah sequestran Anonim, 1979, Farmakope Indonesia,


logam yng sering digunakan dalam Edisi III, Kemenkes RI, Jakarta.
minyak salad. Fungsinya merupakan
fungsi sekunder antioksidan, yaitu ---------, 2011, Penentuan Angka
memperlambat laju autooksidasi Peroksida, http://unimed-
dengan berbagai mekanisme di luar underguate-2569011-408231047
mekanisme pemutusan rantai Bab 1.com. 32. (27 April 2014)
autooksidasi dengan pengubahan
Chandra, Budiman. 2008. Metode
radikal lipid ke bentuk lebih stabil. Penelitian Kesehatan, EGC,
Zat-zat yang termasuk golongan ini
Jakarta.
adalah asam di atau trikarbosilat,
asam sitrat. Penambahan antioksidan Day, R. A. dan Underwood A. L.,
(AH) primer dengan konsentrasi 2002. Analisis Kimia Kualitatif.
rendah pada lipid dapat menghambat Edisi Ke Enam, Jakarta.
atau mencegah reaksi autooksidasi
lemak dan minyak. Penambahan Elisabeth, Jenny., 2002, 18 April. Pilih
tersebut dapat menghalangi reaksi Yang Mana. Ragam Minyak
oksidasi pada tahap inisiasi maupun Goreng. Harian Kompas.
propagasi. Radikal-radikal http://www.kompas.com (20
antioksidan (A•) yang terbentuk Maret 2014).
pada reaksi tersebut relatif stabil dan
tidak mempunyai cukup energi Jebanur, F. 2012. Uji kadar Asam
untuk dapat bereaksi dengan lemak Bebas Pada Minyak
molekul lipid lain membentuk Goreng Setelah Penggorengan
radikal lipid baru. Dengan Metode Alkalimetri.
Kesimpulan Dan Saran Karya Tulis Ilmiah, Jurusan
Terdapat hubungan yang positif Analis Kesehatan, Poltekkes
antara frekuensi penggorengan terhadap Kemenkes, Kupang.
kadar bilangan peroksida pada minyak
goreng.Kenaikan kadar rata-rata Ketaren, N. S. 2005. Minyak & Lemak
bilangan peroksida berdasarkan Pangan, Edisi pertama,
frekuensi penggorengan dapat prediksi Universitas Indonesia, Jakarta.
melalui persamaan y = 0,761 + 0,265
(x). Bagi masyarakat hindari pemakaian Nahak, I. 2007. Uji Bilangan Peroksida
minyak goreng yang telah digunakan Pada Minyak Kelapa Murni
secara berulang-ulang untuk yang Beredar Di Kota Kupang
mengoreng bahan-bahan makanan yang Tahun 2007 Dengan Metode
akan dikonsumsi karena dapat Iodometri. Karya Tulis Ilmiah,
berdampak buruk bagi kesehatan. Jurusan Farmasi, Poltekkes
Kemenkes, Kupang.
Standar Nasional Indonesia 3741 –
DAFTAR PUSTAKA 2013
803 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014

Sudarmadji, S., Bambang H., dan


Suhardi. 1996. Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian. Edisi
Kedua, Liberty, Yogyakarta.

Sudjadi dan Abdul. 2004. Analisa Obat


dan Makanan. Cetakan I,
Pustaka Pelajar, Jogjakarta.

Sujarweni V. Wiratna, 2012. SPSS


Untuk Paramedis, Gava Media,
Jogyakarta.

Winarno, F. G, 2002, Kimia Pangan &


Gizi. PT Gramedia Pustaka
utama, Jakarta.

Zulkarnain, 2011, Hubungan Lamanya


Pemanasan Dengan Kerusakan
Minyak Goreng Curah Ditinjau
Dari BIlangan Peroksida,
http://jurnal biomedika volume
1 cetakkan 1.com. 5. (27 April
2014)

You might also like