Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Fotosintesis dan Respirasi

Tumbuhan

Pipit Puspitasari*, Tri Jalmo, Berti Yolida


Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri
Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
*Corresponding author, HP: 082280157540, email: pipitpuspitasari51@yahoo.com
Received: March 13, 2017 Accepted: March 16, 2017 Online Published: March 16, 2017

Abstract: The Identification of Students’ Misconception on Photosynthesis and


Respiration of Plants Subject Matter. This research was aimed to describe the
misconceptions on Photosynthesis and Respiration of Plants and the factors that
can affected students’ misconception of 8th grade students in Gedong Tataan
district. The research samples consist of 531 students that were selected by
purposive sampling and using descriptive design. Data was collected by written
test and analyzed with Certainty of Response Index, and students questionnaire
were analyzed by Kendall’s Tau Correlation test. Study result showed that
percentage of students’ misconception on all concept was 61,27%. The
percentages of misconceptions students on plants photosynthesis, respiration and
photosynthesis and respiration were 60,88%, 64,03%, and 58,95%. Study result
of Kendall’s Tau correlation test showed that the factors affecting students’
misconceptions in this research was students themselves.

Keywords: Certainly of Response Index, misconception, photosynthesis,


respiration of plants

Abstrak: Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Fotosintesis dan


Respirasi Tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan serta faktor
yang mempengaruhi miskonsepsi siswa SMP kelas VIII se-Kecamatan Gedong
Tataan. Sampel penelitian terdiri dari 531 siswa dipilih menggunakan teknik
purposive sampling dan desain deskriptif. Pengumpulan data dengan tes tertulis
dan dianalisis menggunakan Certainty of Response Index (CRI), sedangkan
angket siswa dianalisis menggunakan uji korelasi Kendall’s Tau. Hasil penelitian
menunjukkan miskonsepsi siswa pada keseluruhan materi sebesar 61,27%. Siswa
yang miskonsepsi pada konsep Fotosintesis, Respirasi Tumbuhan, serta
Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan sebesar 60,88%, 64,03%, dan 58,95%. Hasil
uji korelasi Kendall’s Tau menunjukkan faktor yang mempengaruhi miskonsepsi
pada penelitian ini berasal dari siswa itu sendiri.
Kata kunci: Certainly of Response Index, fotosintesis, miskonsepsi, respirasi
tumbuhan
PENDAHULUAN buku teks, konteks, dan metode pem-
belajaran (Suparno, 2013: 29). Me-
Pendidikan mempunyai peranan nurut Soyibo (dalam Maesyarah,
yang sangat penting dalam pemba- 2015: 1), miskonsepsi dapat meng-
ngunan suatu bangsa, karena pendi- hambat pemahaman yang bermakna
dikan berpengaruh langsung terhadap dan kinerja yang baik dalam pelaja-
perkembangan manusia dan seluruh ran, serta merupakan salah satu sum-
aspek kehidupannya (Sukmadinata, ber kesulitan belajar. Hal ini sejalan
2010: 38). Oleh karena itu untuk dengan pendapat Wilantara (dalam
mendukung pembangunan di masa Rahayu, 2011: 10) yang menyatakan
mendatang, maka perubahan dalam bahwa miskonsepsi pda siswa yang
dunia pendidikan perlu terus menerus muncul secara terus menerus dapat
dilakukan salah satunya melalui kegi- mengganggu pembentukan konsepsi
atan pembelajaran. imiah.
Pembelajaran, merupakan suatu Kenyataannya, miskonsepsi su-
proses interaksi antara guru dengan dah menjadi persoalan yang sangat
siswa dalam situasi yang edukatif lumrah, karena kebanyakan siswa
(Tawil dan Liliasari, 2014: 1). Pada hanya menghafal sesuai dengan yang
proses pembelajaran ini siswa diha- ditulis dalam buku atau yang disam-
rapkan memahami konsep yang di- paikan oleh guru tanpa memahami
ajarkan bukan hanya sekedar hafal, maknanya (Dahar, 2011: 94). Menu-
karena konsep merupakan landasan rut Repi (dalam Muna, 2012: 203)
berpikir (Dahar, 2011: 62). Menurut permasalahan tentang miskonsepsi
Ausubel (dalam Dahar, 2011: 64), yang sering kali ditemui dalam pem-
konsep-konsep diperoleh dengan dua belajaran sains yang bersifat abstrak
cara, yaitu pembentukan konsep dan dan sulit dipahami siswa yaitu materi
asimilasi konsep. Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan.
Pembentukan konsep merupa- Selain itu, studi yang dilakukan oleh
kan proses induktif, karena siswa Cokadar (2012: 81) menyatakan bah-
diharuskan untuk menemukan sendiri wa siswa sering mengalami miskon-
sebagian atau seluruh informasi yang sepsi pada konsep Fotosintesis dan
diperolehnya (discovery learning), se- Respirasi Tumbuhan. Köse (2008:
dangkan asimilasi konsep merupakan 283) juga menyatakan bahwa siswa
proses deduktif, karena siswa yang sering mengalami miskonsepsi pada
belajar sudah harus memperoleh defi- konsep Fotosintesis dan Respirasi
nisi formal dari konsep-konsep yang Tumbuhan serta Makanan dan Nutrisi
dipelajari (Dahar, 2011: 64-65). Teta- pada Tumbuhan. Hal ini juga diper-
pi pada kenyataannya, banyak siswa kuat oleh penelitian yang dilakukan
yang sudah mempunyai konsep awal oleh Dwi (2013: 21) yang me-
atau prakonsepsi tentang suatu bahan nyatakan bahwa respirasi tumbuhan
sebelum mengikuti pelajaran formal hanya terjadi pada waktu malam hari
di bawah bimbingan guru. Konsep dan hanya daun yang berwarna hijau
awal inilah yang sering kali mengan- yang mampu berfotosintesis.
dung miskonsepsi (Suparno, 2013: Berdasarkan uraian yang me-
35). nyangkut tentang miskonsepsi dan
Beberapa hal yang menjadi pe- dampak dari miskonsepsi maka penu-
nyebab miskonsepsi pada siswa dian- lis akan melakukan penelitian dengan
taranya ialah siswa itu sendiri, guru, mengangkat judul penelitian yaitu
”Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada setiap butir soal, dengan rumus
Materi Fotosintesis dan Respirasi sebagai berikut:
Tumbuhan di SMP Negeri Kelas VIII
se-Kecamatan Gedong Tataan Kabu- P = f/N x 100%
paten Pesawaran.”

METODE Keterangan : P = persentase banyaknya siswa


tiapkategori tingkat pemahamann konsep; f =
jumlah siswa tiap kategori tingkat pemaham-
Penelitian ini dilaksanakan pada an konsep; N = jumlah seluruh siswa yang
semester genap, bulan Mei 2016 menjadi subjek penelitian.
tahun ajaran 2015/2016 pada kelas
VIII di SMP Negeri se-Kecamatan Hasil perhitungan presentase ini
Gedong Tataan. Sampel dalam pene- kemudian diinterpretasikan berdasar -
litian ini adalah siswa kelas VIII yang kan kriteria pada Tabel 2.
berjumlah 531 siswa yang diambil
secara purposive sampling. Desain Tabel 2. Kriteria Tingkat Pemahaman
penelitian ini adalah desain deskriptif. Interval (%) Kriteria
Data kuantitatif berupa persentase 0- 20 Sangat rendah
pemahaman konsep siswa yang di- 21- 40 Rendah
41- 60 Sedang
peoleh dari hasil tes identifikasi 61- 80 Tinggi
miskonsepsi. Sedangkan data kualita- 81- 100 Sangat tinggi
tif berupa deskripsi tentang miskon- (Sumber: Riduwan, 2012: 89)
sepsi yang dialami siswa dan faktor-
faktor yang mempengaruhi miskon- Analisis angket siswa dengan
sepsi. Teknik pengumpulan data menghitung persentase setia butir soal
menggunakan tes pilihan ganda benar dengan rumus sebagai berikut:
salah beralasan dan angket tertutup
% = n/N x 100%
untuk siswa serta angket terbuka
untuk guru. Analisis data tertulis
menggunakan Certainty of Response Keterangan: N = skor maksimal; n = skor
Index (CRI) (Tabel 1). per butir pertanyaan; % = persentase tiap
butir pertanyaan
Tabel 1. Modifikasi Kategori Tingkat
Pemahaman Hasil perhitungan presentase ini
Jawaban Alasan
Nilai
Deskripsi kemudian diinterpretasikan berdasar-
CRI
Memahami konsep
kan kriteria pada Tabel 3.
Benar Benar > 2,5
dengan baik
Memahami konsep Tabel 3. Kriteria Tingkat Pemahaman
Benar Benar < 2,5
tetapi kurang yakin
Benar Salah > 2,5 Miskonsepsi Interval (%) Kriteria
Benar Salah < 2,5 Tidak tahu konsep 0- 20 Sangat rendah
Salah Benar > 2,5 Miskonsepsi 21- 40 Rendah
Salah Benar < 2,5 Tidak tahu konsep 41- 60 Sedang
Salah Salah > 2,5 Miskonsepsi 61- 80 Tinggi
Salah Salah < 2,5 Tidak tahu konsep 81- 100 Sangat tinggi
(Sumber: Hakim, Liliasari, dan Kadarohman, (Sumber: Riduwan, 2012: 89)
2012: 549)
Selanjutnya, untuk menganalisis
Setelah dianalisis, kemudian dila- hubungan miskonsepsi dengan faktor-
kukan perhitungan persentase pada faktor yang mempengaruhi miskon-
sepsi maka dilakukan uji korelasi
Kendall’s Tau, karena data dari soal
58,95
tes identifikasi miskonsepsi dan ang- M 64,03
60,88
ket penyebab miskonsepsi berdistri- 32,77
busi tidak normal. Uji Kendall’s Tau TTK 30,73
26,13
ini tidak mengasumsikan bahwa data 0,66
PKKY 0,75
yang dikorelasikan harus linier 0,79
(Priyatno, 2008: 118). 7,63
PK 4,48
7,58

HASIL PENELITIAN 0 20 40 60 80
Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
Hasil analisis tingkat pemahaman Respirasi Tumbuhan
Fotosintesis
siswa pada test identifikasi miskon-
sepsi materi fotosintesis dan respirasi
tumbuhan di SMP Negeri se- Gambar 2. Tingkat Pemahaman
Kecamatan Gedong Tataan Kabupa- Siswa pada tiap Konsep di
ten Pesawaran (Gambar 1). SMP Negeri Kelas VIII
se-Kecamatan Gedong
70 65,36 Tataan
62,81 61,59 61,27
57,85 58,09 60,17
60 Keterangan: PK = Paham Konsep; PKKY =
50 Paham Konsep Kurang Yakin; TTK = Tidak
40 33,6 34,86
Tahu Konsep; M = Miskonsepsi
25,8 28,33 26,45 27,34
30 22,87
Tiga penyebab miskonsepsi yang
20
10,4
6,79 6,32 3,99 2,78 7,49 7,07
ingin dilihat peneliti sebagai faktor
10
1,06 0,61 1,32 0,33 0,17 0,71 0,77 yang mempengaruhi miskonsepsi
0 yaitu guru, siswa, dan kesalahan
konteks dalam mengajar, disajikan
pada Tabel 4 sebagai berikut.
PK PKKY TTK M
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Kendall’s
Gambar 1. Tingkat Pemahaman Sis - Tau (n = 531)
Uji Korelasi
wa pada tiap SMP Negeri No Faktor Nilai Keterangan
se-Kecamatan Gedong Koefisien
Sig
Tataan 1. Guru 0.746 0.010
Tidak ada
hubungan
Keterangan: PK = Paham Konsep; PKKY = Kesalahan
Tidak ada
Paham Konsep Kurang Yakin; TTK = Tidak 2. Konteks 0.700 0.012
hubungan
Mengajar
Tahu Konsep; M = Miskonsepsi
Terdapat
3. Siswa 0.000 -0.443** hubungan
Hasil analisis data menunjukkan negatif
siswa yang masuk dalam kategori
“Miskonsepsi” memiliki kriteria Hasil uji korelasi Kendall‘s Tau
“Tinggi” dengan rata-rata persentase menunjukkan bahwa faktor yang
61,27 % (Gambar 1). Sedangkan kon- berasal dari siswa diduga berpengaruh
sep yang paling sering menimbulkan terhadap miskonsepsi yang dialami.
“Miskonsepsi” pada siswa yaitu kon- Hal ini ditunjukkan dengan nilai
sep “Respirasi Tumbuhan” dengan signifikansi 0,000 (< 0,05) yang arti-
rata-rata sebesar 64,03 % (Gambar 2). nya bahwa kedua variabel memiliki
hubungan. Sedangkan nilai koefisien PEMBAHASAN
-0,443** (koefisien negatif) menun-
jukkan bahwa koefisien korelasi me- Hasil penelitian analisis jawa-
miliki hubungan berlawanan arah, ban siswa, pada tes identifikasi mis-
yang artinya bahwa semakin rendah konsepsi materi Fotosintesis dan Res-
minat belajar siswa maka semakin pirasi Tumbuhan di SMP Negeri se-
tinggi terjadinya miskonsepsi. Kecamatan Gedong Tataan memiliki
Hasil korelasi yang diperoleh kriteria “Tinggi” (Gambar 1). Tinggi-
tersebut, didukung pula dari per- nya miskonsepsi ini disebabkan oleh
nyataan pada angket siswa pada Tabel faktor yang berasal dari siswa itu
5 sebagai berikut. sendiri (Tabel 6).
Pertama, siswa tidak belajar di
Tabel 5. Pendapat Siswa yang Berpe- rumah sebelum mengikuti pembe-
ngaruh terhadap Miskonsepsi lajaran biologi di sekolah. Menurut
(n= 531) Mulyani (2013: 28) apabila siswa
Persentase memiliki kesiapan belajar yang ma-
No Faktor Pernyataan (%)
Setuju
tang, maka siswa akan memperoleh
1. Siswa Pelajaran biologi kemudahan dalam memperdalam ma-
hanya pelajaran teri pelajaran dan konsentrasi dalam
hafalan yang tidak 50.66
berkaitan dengan proses pembelajaran. Sebagaimana
kehidupan nyata yang dikemukakan Prayitno (dalam
Saat guru
menjelaskan materi Mulyani, 2013: 28), mempersiapkan
baru, diri untuk mengikuti pelajaran meru-
membayangkan 46.52
kejadian yang pakan hal yang sangat perlu diperha-
pernah dialami tikan, sebab dengan persiapan yang
terkait materi
Belajar dirumah matang memudahkan siswa berkon-
sebelum mengikuti
34.27 sentrasi dalam belajar.
pembelajaran
biologi Kedua, siswa menganggap bahwa
pelajaran biologi adalah pelajaran
Berdasarkan Tabel 6, ada tiga hafalan yang tidak berkaitan dengan
pernyataan yang diduga berpengaruh kehidupan nyata. Anggapan ini dapat
terhadap miskonsepsi yang dialami disebabkan dari metode pembelajaran
siswa yaitu beranggapan bahwa pela- yang kurang tepat, karena kebanyakan
jaran biologi merupakan pelajaran guru dalam menyampaikan materi
hafalan yang tidak berkaitan dengan pembelajaran hanya menggunakan
kehidupan nyata sebanyak 50,66%, metode diskusi dan informasi tanpa
membayangkan kejadian yang pernah adanya praktikum, sehingga keba-
dialami terkait materi meskipun guru nyakan siswa beranggapan bahwa
baru menjelaskannya (memiliki pra- pelajaran biologi hanya pelajaran
konsepsi) sebanyak 46,52%, dan sis- hafalan yang dia dengar dan tulis di
wa yang mengaku belajar terlebih sekolah tanpa memahami fakta-fakta
dahulu di rumah sebelum mengikuti atau konsep-konsep yang terjadi.
pembelajaran biologi hanya sebesar Sebagaimana Ausubel dalam (Dahar,
34, 27%. 2011: 97) menyatakan bahwa belajar
hafalan merupakan belajar yang tidak
melakukan proses asimilasi konsep,
sehingga siswa tidak mengerti konsep
apa yang sebenarnya.
Ketiga, membayangkan keja- Jawaban siswa di atas menun-
dian yang pernah dialami terkait jukkan bahwa siswa mengalami mis-
materi meskipun guru baru menje- konsepsi. Hal ini sama seperti pene-
laskannya. Pengalaman yang dimiliki litian Dwi (2013: 24) yang menya-
siswa inilah yang disebut sebagai takan sebagian siswa memiliki pema-
konsep awal atau prakonsepsi. Menu- haman bahwa klorofil hanya terdapat
rut Suparno (2013: 34) konsep awal pada daun. Sedangkan, menurut
atau prakonsepsi siswa sebelum me- Susanti (dalam Dwi 2013: 24) klorofil
ngikuti pelajaran formal oleh guru bisa terdapat dimana saja dan menye-
sering kali mengandung miskonsepsi. bar ke seluruh tubuh tumbuhan yang
Hal ini dikarenakan pikiran anak berwarna hijau seperti di batang
sejak lahir tidak diam, tetapi terus bayam dan kaktus. Menurut Campbell
aktif dalam memahami sesuatu. (2010: 201) secara umum semua sel
Tiga konsep yang digunakan yang memiliki kloroplas berpotensi
dalam soal tes identifikasi miskon- untuk melangsungkan fotosintesis
sepsi siswa, yaitu Fotosintesis, Respi- tepatnya pada bagian stroma.
rasi Tumbuhan, serta Fotosintesis dan Miskonsepsi yang terjadi pada
Respirasi Tumbuhan. Berdasarkan ha- Gambar 2, diduga disebabkan oleh
sil analisis jawaban siswa pada tes siswa yang tidak pernah belajar sebe-
Identifikasi di SMP Negeri se- lum mengikuti pelajaran biologi se-
Kecamatan Gedong Tataan, dapat hingga menyebabakan minimnya pe-
diketahui bahwa siswa mengalami ngetahuan siswa, dan minimnya pe-
miskonsepsi Respirasi Tumbuhan le- ngetahuan siswa ini dapat menye-
bih banyak dibandingkan dua konsep babkan penalaran siswa menjadi tidak
diantaranya (Gambar 2). Hal ini sama lengkap. Seperti yang dikemukakan
seperti penelitian yang dilakukan oleh oleh Suparno (2013: 38) reasoning
Köse (2008: 286) yang menyatakan atau penalaran siswa yang tidak
bahwa siswa mengalami miskonsepsi lengkap dapat disebabkan karena
sebesar 40% pada konsep Fotosintesis informasi yang diperoleh tidak
dan 58% pada konsep Respirasi lengkap dan akibatnya siswa menarik
Tumbuhan. Lebih jelasnya dapat dili- kesimpulan salah dan menimbulkan
hat dari beberapa contoh dari setiap miskonsepsi.
konsep yang mengalami miskonsepsi Butir soal 7 mengenai konsep
sebagai berikut. fotosintesis, dengan indikator yang
Butir soal 16 mengenai konsep ingin dicapai yaitu menentukan gas
fotosintesis, dengan indikator yang yang diperlukan untuk fotosintesis.
ingin dicapai yaitu menentukan letak
klorofil dalam tumbuhan.

Gambar 4. Jawaban miskonsepsi yang


Gambar 3. Jawaban miskonsepsi
dituliskan pada konsep Fo-
yang dituliskan pada kon-
tosintesis
sep Fotosintesis
Jawaban siswa di atas menun- penelitian Dwi (2013: 24) yang me-
jukkan bahwa siswa mengalami mis- nyatakan sebagian siswa memiliki
konsepsi, karena siswa beranggapan pemahaman bahwa pada siang hari
bahwa saat proses fotosintesis mem- tumbuhan melakukan fotosintesis dan
butuhkan oksigen. Sedangkan, kon- malam hari melakukan respirasi. Te-
sep yang sebenarnya bahwa dalam tapi konsep yang sebenarnya yaitu,
proses fotosintesis tumbuhan membu- proses respirasi akan tetap berlang-
tuhkan gas karbondioksida (Camp- sung setiap saat walaupun tidak ada
bell, 2010: 202). cahaya matahari atau energi cahaya
Miskonsepsi pada Gambar 4 yang lain (Campbell, 2010: 175). Hal
diduga dikarenakan metode mengajar ini sesuai dengan Ibrahim (2012: 29-
guru yang kurang tepat, karena di 30) yang menyatakan bahwa bernapas
dalam angket guru sebagian besar dapat dilakukan setiap saat, sedang-
menyatakan bahwa guru menggu- kan fotosintesis dapat dilakukan jika
nakan metode diskusi dan informasi ada cahaya dengan intensitas dan
tanpa adanya praktikum. Padahal, panjang gelombang yang sesuai de-
untuk membuktikan gas yang diperlu- ngan kebutuhan tumbuhan.
kan atau dihasilkan tumbuhan perlu Butir soal 19 mengenai konsep
dilakukannya metode praktikum. Se- respirasi tumbuhan, dengan indikator
bagaimana yang dikemukakan Kholid yang ingin dicapai yaitu menentukan
(dalam Nasution, 2014: 10) yang me- bagian tumbuhan yang melakukan
nyatakan bahwa dengan melakukan proses respirasi.
praktikum siswa akan menjadi lebih
yakin atas satu hal daripada hanya
menerima dari guru dan buku, dapat
memperkaya pengalaman, mengem-
bangkan sikap ilmiah, dan hasil bela-
jar akan lebih lama dalam ingatan
siswa.
Butir soal 25 mengenai konsep
respirasi tumbuhan, dengan indi- Gambar 6. Jawaban miskonsepsi
kator yang ingin dicapai yaitu menen- yang dituliskan pada kon-
tukan waktu tumbuhan untuk melaku- sep Respirasi Tumbuhan
kan respirasi. Jawaban yang dituliskan me-
nunjukkan bahwa siswa mengalami
miskonsepsi, karena menurut siswa
daun memiliki stomata sehingga ha-
nya daun saja yang dapat melakukan
respirasi. Sedangkan, konsep yang
sebenarnya yaitu respirasi terjadi pada
setiap sel tumbuhan, karena di setiap
Gambar 5. Jawaban miskonsepsi sel tumbuhan terdapat organel sel
yang dituliskan pada kon- mitokondria yang berfungsi sebagai
sep Respirasi Tumbuhan organel sel untuk respirasi seluler
(Mustaqim, 2014: 78).
Jawaban yang dituliskan di atas Miskonsepsi yang terjadi pada
menunjukkan siswa mengalami mis- contoh konsep Respirasi Tumbuhan
konsepsi, hal ini sesuai dengan (Gambar 5 dan Gambar 6) diduga
disebabkan oleh siswa itu sendiri. singkong disimpan dalam bentuk
Siswa yang tidak pernah belajar di elektron. Konsep yang sebenarnya
rumah sehingga memiliki pengeta- yaitu, sumber energi yang dihasilkan
huaan yang minim dan minimnya pe- dari proses fotosintesis tidak selalu
ngetahuan dapat menyebabkan pena- siap dalam bentuk glukosa melainkan
laran siswa menjadi tidak lengkap. masih dalam bentuk cadangan
Seperti yang dikemukakan oleh makanan berupa sukrosa atau amilum
Suparno (2013: 38) reasoning atau (Campbell, 2010: 200).
penalaran siswa yang tidak lengkap Miskonsepsi pada konsep Foto-
dapat disebabkan karena informasi sintesis dan Respirasi Tumbuhan
yang diperoleh tidak lengkap dan diduga disebabkan oleh siswa itu
akibatnya siswa menarik kesimpulan sendiri. Siswa yang diduga tidak
salah dan menimbulkan miskonsepsi, pernah belajar di rumah sebelum
seperti alasan pada Gambar 5 yang mengikuti pelajaran biologi, sehingga
menyatakan bahwa respirasi tumbu- pengetahuan yang dimilikinya men-
han terjadi pada malam hari dan jadi sangat terbatas. Hal ini didukung
Gambar 6 yang menyatakan bahwa oleh penelitiaan (Mulyani, 2013: 1)
respirasi tumbuhan terjadi pada daun yang menyatakan bahwa keberhasilan
(stomata). Padahal, salah satu ciri dari siswa melakukan kesiapan sebelum
makhluk hidup adalah bernapas, jadi mengikuti pelajaran dapat menentu-
seperti makhluk hidup lainnya, kan kesuksesan siswa dalam belajar.
tumbuhan juga bernapas setiap waktu.
Kemudian untuk Gambar 6, respirasi SIMPULAN
pada tumbuhan tidak hanya terjadi
pada daun saja melainkan terjadi pada Berdasarkan hasil analisis data
seluruh sel tumbuhan hidup khu- dan pembahasan maka, dapat disim-
susnya di mitokondria. pulkan bahwa miskonsepsi pada sis-
Butir soal 17 mengenai konsep wa kelas VIII di SMP Negeri se-
fotosintesis dan respirasi tumbuhan, Kecamatan Gedong Tataan termasuk
dengan indikator yang ingin dicapai ke dalam kriteria “Tinggi” dan faktor
yaitu mengkaitkan fotosintesis dan yang mempengaruhi miskonsepsi
respirasi tumbuhan. pada siswa kelas VIII di SMP Negeri
se-Kecamatan Gedong Tataan pada
materi Fotosintesis dan Respirasi
Tumbuhan yaitu tidak belajar di ru-
mah sebelum mengikuti pembelajaran
biologi, siswa beranggapan bahwa
pelajaran biologi merupakan pelajaran
hafalan yang tidak berkaitan dengan
Gambar 7. Jawaban miskonsepsi kehidupan nyata, dan membayangkan
yang dituliskan pada kon- kejadian yang pernah dialami terkait
sep Fotosintesis dan Res- materi meskipun guru baru menjelas-
pirasi Tumbuhan kannya (memiliki prakonsepsi).

Jawaban yang dituliskan di atas


menunjukkan siswa mengalami mis-
konsepsi, karena siswa beranggapan
bahwa glukosa yang dihasilkan pada
DAFTAR RUJUKAN Maesyarah. 2015. Analisis Penguasa-
an Konsep dan Miskonsepsi
Campbell, N. A., et. all. 2010. Biologi Biologi dengan Teknik Modi-
Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta: fikasi Certainty of Response
Erlangga. Index pada Siswa SMP Se-
Kota Sumbawa Besar. Jurnal
Cokadar, H. 2012. Photosynthesis and Pijar MIPA. 10 (1): 1-6.
Respiration Processes: Prospec-
tive Teachers’ Conception Mulyani, D. 2013. Hubungan Kesia-
Level. Education and Science pan Belajar Siswa dengan
Journal. 37 (164): 82-94. Prestasi Belajar. Jurnal Ilmiah
Konseling. 2 (1): 27-31.
Dahar, R. W. 2011. Teori-teori
Belajar dan Pembelajaran. Ja- Muna, I. A. 2012. Miskonsepsi Mate-
karta: Erlangga. ri Fotosintesis dalam Pembela-
jaran Ilmu Pengetahuan Alam
Dwi, I. V. 2013. Penerapan (IPA) di SD/MI. Jurnal
Pendekatan Contextual Teac- Cendikia. 10 (2): 201-213.
hing and Learning (CTL)
untuk Mengatasi Miskonsepsi Mustaqim, T.A. 2014. Identifikasi
Siswa SMP pada Materi Miskonsepsi Siswa dengan
Fotosintesis. Jurnal Pendid-i Menggunakan Metode Cer-
kan Sains e- Pensa. 1 (2): 21- tainty of Response Index (CRI)
29. pada Konsep Fotosintesis dan
Respirasi Tumbuhan. Skripsi.
Hakim, A., Liliasari, Kadarohman, A. (Online), (http://repository.uin
2012. Student Concept Under- jkt.ac. id/dspace/bitstream/1234
tanding of Natural Product 56789/25230/3/TRI%20ADE%2
Chemistry in Primary and 0MUSTAQIM-FITK.pdf, diak-
Secondary Metabolites Using ses 22 Maret 2016; 15.00
the Data Collecting Technique WIB).
of Modified CRI. Internatio-
nal Online Journal of Nasution, S. P. S. 2014. Efektifitas
Educational Sience. 4 (3); Pembelajaran Berbasis Prakti-
544-553. kum Terhadap Keterampilan
Proses Sains dan Sikap Ilmiah
Ibrahim, M. 2012. Seri Pembelajaran Siswa. Jurnal Bioterdidik. 2
Inovatif Konsep, Miskonsepsi, (8): 1-15.
dan Cara Pembelajarannya.
Surabaya: UNESA University Priyatno. 2008. 5 Jam Belajar Olah
Press. Data dengan SPSS 17. Jogja-
karta: C.V Andi Offset.
Köse, S. 2008. Diagnosing Student
Misconceptions: Using Dra- Rahayu, A. A. 2011. Penggunaan
wing As A Research Method. Peta Konsep untuk Mengatasi
World Applied Science Miskonsepsi Siswa pada
Journal. 3 (2): 283-293. Konsep Jaringan Tumbuhan.
Skripsi. (Online), (http://sskrips
ii.google code.com/files/S-FKIP- kan Fisika. Yogyakarta: PT
IPA-2011.pdf, diakses 22 Maret Gramedia Widiasarana Indo-
2016; 16.09 WIB). nesia.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Pene- Tawil, M dan Liliasari. 2014.


litian. Bandung: Alfabeta. Keterampilan-keterampilan
Sains dan Implementasinya
Sukmadinata, N. S. 2010. Pengemba- dalam Pembelajaran IPA.
ngan Kurikulum Teori dan Makassar: Universitas Negeri
Praktek. Bandung: PT. Re- Makassar.
maja Rosdakarya..

Suparno, P. 2013. Miskonsepsi dan


Perubahan Konsep Pendid-i

You might also like