Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

TAFSIRAN WAHYU 17:1-18

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III

DOSEN PENGAJAR
Pdt. Dr. Peggy Sandra Tewu, Th.M

DISUSUN OLEH
Kelompok 5 :
Sylant Kountul
Greithel Tambanaung
Reagen Pesik
Chevin Kaawoan
Miguel Taroreh

YAYASAN GMIM Ds. A.Z.R WENAS


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON
FAKULTAS TEOLOGI
TEOLOGI KRISTEN PROTESTAN
2021
I. LATAR BELAKANG UMUM

1. Penulis

Penulis memperkenalkan diri sebagai Yohanes (1:1, 4; 22:8). Ia juga menggambarkan


dirinya sebagai saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam
ketekunan menantikan Yesus (1:9). Karena itu, jelas ia tidak menulis secara anonim , seperti
yang dilakukan para penulis apokaliptis lainnya, karena tampaknya tidaklah mungkin bahwa
seorang penulis dikemudian hari akan menerbitkan karya di bawah wibawa rasul Yohanes
tanpa mengungkapkan dirinya secara lebih gamblang. Dari sejak abad kedua tradisi Gereja
mengidentifikasikannya dengan Yohanes anak Zebedeus, tetapi gagasan itu tidak pernah
diterima secara umum. Tetapi walaupun beraneka pandangan masih diperdebatkan, tradisi
yang mencari si penulis di antara para murid Yesus jelas muncul lebih awal. Tetapi,
meskipun tradisi itu secara historis dapat dipercayai, ia tidak benar-benar berpengaruh karena
si pengarang tidak menghubungkan diri dengan Kedua Belas Murid ataupun menyebut diri
sebagai saksimata kehidupan Yesus.1
Seorang bapa gereja, Yustinus (160 M), menyamakan penulis Kitab Wahyu ini
dengan penulis Injil Yohanes, dan surat-surat Yohanes sebagai tulisan yang berasal dari
Yohanes murid Yesus. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat diterima secara umum karena: (1)
Gayus, seorang pemimpin gereja (200 M) menolak Wahyu sebagai karangan Yohanes rasul
Yesus karena terdapat perbedaan dalam penggunaan bahasa antara Injil Yohanes dan 1
Yohanes dengan Kitab Wahyu. (2) Gereja-gereja Timur, Kitab Wahyu diragukan dalam
kurun waktu yang lama. Pada tahun 367, atas pengaruh Atanasius dari Alexandria, Kitab
Wahyu diterima oleh semua gereja. (3) Dalam Wahyu 21:14, para rasul disebutkan, tetapi
tidak ada petunjuk bahwa penulis memasukkan dirinya di dalam kelompok rasul itu. Ini
berarti bahwa penulis bukanlah seorang rasul, murid Yesus.2
Kita bisa berkata bahwa penulis meniadakan nama pribadinya karena kerendahan hati
dan menyebut dirinya sebagai penatua karena usianya sudah lanjut. Hal ini pun sering diduga
bahwa Yohanes adalah penatua yang aktif di Asia Kecil, namun teori ini diragukan, karena
sama sekali tidak pasti bahwa orang demikian memang pernah ada. Maka si penulis Wahyu
tetap anonim, kendatipun namanya diketahui.3 Meskipun dalam kitab Wahyu sendiri, penulis

1
Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-masalahnya,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 342
2
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya,
(Bandung: Bina Media Informasi, 2010), 370
3
Marxsen, 343

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


2
tidak takut menyebutkan namanya dan empat kali menyebut diri sebagai Yohanes (1:1, 4, 9;
22:8). Perjanjian Baru mencatat setidaknya lima orang bernama Yohanes: Yohanes
Pembaptis, Yohanes anak Zebedeus, ayah Simon Petrus (Yoh. 21:15-17), Yohanes Markus
(Kis. 12:12) dan Yohanes yang termasuk keturunan imam besar (Kis. 4:6). Yohanes adalah
nama umum dalam Yudaisme yang dalam bahasa Ibraninya adalah Yohanan dan dalam
bahasa Yunaninya Ioanes.4 Agaknya ia berasal dari Yahudi. Hal ini ditunjukkan bukan saja
oleh keakrabannya dengan gagasan-gagasan apokaliptis dan Perjanjian Lama Ibrani, tetapi
lebih lagi dengan kenyataan bahwa sejumlah bagian dari karyanya memberikan kesan akan
terjemahan kata demi kata dari bahasa Ibrani.5

2. Waktu dan Tempat Penulisan

Ketika menerima Wahyu ini, Yohanes sedang berada di pulau Patmos (1:9, sekitar
satu hari perjalanan kapal dari pantai Asia kecil). Waktu penulisan dapat diperkirakan dari
intensitas penganiayaan yang dialami oleh jemaat di dalam Kitab Wahyu. Kaisar yang secara
terang-terangan menyuruh orang untuk menyembah dirinya sebagai “Tuhan dan Allah kami”
adalah Domitianus (81-96). Jemaat pada waktu itu harus menyembah dia sebagai Tuhan dan
Allah untuk membuktikan loyalitas mereka kepada kaisar. Mereka yang menolak untuk
menyembah patung kaisar akan dibuang, dianiaya, dan bahkan dibunuh. Tuntutan semacam
ini sesuai dengan gambaran yang diperoleh dari Kitab Wahyu (13:12). Jika demikian, Kitab
ini ditulis pada akhir masa pemerintahan Domitianus yaitu sekitar tahun 90-96 M. Kitab ini
mungkin ditulis di kota Efesus, karena di kota ini didirikan patung kaisar tersebut dan rakyat
dipaksa menyembahnya.
Ada dua alternatif penanggalan bagi penyusunan Kitab Wahyu: penanggalan awal
merujuk sekitar pertengahab tahun 60-an dan penanggalan terakhir merujuk sekitar
pertengahan tahun 90-an. Periode awal merujuk kepada penganiayaan orang Kristen selama
beberapa tahun terakhir pemerintahan Nero (64-68); periode yang terkemudian, yang juga
dipakai di sini, merujuk penganiayaan orang Kristen pada tahun-tahun terakhir Domitianus
(95-96).6

3. Penerima

4
Simon J. Kistemaker, Tafsiran Kitab Wahyu, (Surabaya: Momentum, 2014), 20
5
Marxsen, 343
6
Kistemaker, Tafsiran Kitab Wahyu, (Surabaya: Momentum, 2014), 28

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


3
Yohanes menyurati jemaat-jemaat yang mewakili gereja Yesus Kristus secsra
universal. Tiga pasa pertama kitab ini menginformasikan bahwa Yesus menyuruh ketujuh
jemaat di Provinsi Asia: Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia.
Lokasi ketujuh jemaat ini membentuk lintasan oval yang bisa dijangkau oleh jemaat-jemaat
lain. Angka tujuh menyimbolkan kesempurnaan dan menyatakan Yesus menyapa semua
orang Kristen di segala tempat dan segala abad. Berita Kitab Wahyu adalah bagi setiap orang
yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari Kitab ini (22:18). Setiap orang yang
membaca dan mempelajari Kitab ini akan disebut berbahagia (1:3).
Kitab Wahyu bertujuan mendorong dan menghibur orang percaya dalam perjuangan
melawan iblis dan pengikutnya. Kitab Wahyu menyingkapkan rahasia bahwa dalam konflik
antara Kristus dan iblis, Kristus adalah pemenang dan iblis adalah pecundang. Kristus akan
menguatkan umatNya untuk menahan serangan-serangan roh-roh jahat, mereka akan
memerintah dan duduk bersama Dia di atas tahtaNya (3:21). Karena Allah melihat air mata
dan akan menghapus air mata mereka itu. Tujuan penulis adalah mengalihkan mata
pembacanya dari malapetaka di masa kini kepada masa depan yang gemilang.

4. Situasi
Peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam Kitab Wahyu memperlihatkan bahwa
kehiduan sosial masyarakat Yunani-Romawi ditentukan oleh praktek Paganisme yang telah
berakar dalam kehidupan masyarakat Yunani-Romawi. Dan hal ini berdampak yang cukup
serius dalam gereja mula-mula. Ada dua tipe paganism yang digambarka n oleh kitab Wahyu,
yakni : Penyembahan dewa-dewa dan penyembahan kaisar. Pengaruh paganisme dalam
gereja mula-mula di Asia kecil tercermin dari surat-surat yang dikirim kepada tujuh jemaat
itu dengan sebutan-sebutan seperti “jemaat setan” (2:9,3:9); tahta setan (2:13); “persinahan”
(2:14,20). Selain penyembahan dewa-dewa, penyembahan kaisar, yang juga dianggap dewa
atau ilah, juga marak dipraktekan di Asia kecil. Collins mengungkapkan bahwa penyembahan
kaisar begitu menjijikan bagi semua orang Kristen dan orang Yahudi (Collins, 1984:101).
Penyembahan kaisar menjadi sangat problematic bagi gereja-gereja di Asia kecil karena
partisipasi dalam penyembahan pada kaisar menjadi kriteria untuk menentukan kesetiaan
kepada Negara.
Pada waktu pemerintahan Kaisar Domitianus, pemujaan atau pengultusan terhadap
kaisar meningkat. Semua penduduk di seluruh wilayah kekaisaran Romawi diwajibkan untuk
sedikitnya sebulan sekali harus datang ke satu kuil yang sudah ditetapkan. Di sana mereka
menghadap ke patung kaisar lalu menyembahnya atau paling sedikit memberi hormat

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


4
kepadanya. Sesudah itu, mengambil dupa dan membakarnya dihadapan patung kaisar dan
berkata, “Kaisar itu Tuhan”. Bila tidak bersedia melakukannya akan dianggap
pembangkangan terhadap pemerintah Romawi dan hukumannya tidak tanggung-tanggung:
mati. Tidak heran banyak sekali darah orang percaya kepada Kristus tertumpah. 7
Dari segi ajaran, jemaat diperhadapkan dengan bidat-bidat yang bermunculan dalam
lingkungan jemaat untuk menyebarkan ajaran sesat. Misalnya, pengikut Nikolaus yang
menganut ajaran Bileam (2:6, 14-15) dan pengikut Izebel, seorang nabiah palsu (2:20).
Akibat ajaran ini maka banyak jemaat yang menganut paham sinkretisme.8

II. LATAR BELAKANG KHUSUS


Wahyu 17:1 Salah satu dari ketujuh malaikat yang membawa tujuh malapetaka membawa
berita putusan terhadap Babel, pelacur besar. Hukuman terhadapnya akan dilakukan pada
malapetaka ketujuh. Wahyu 17 dibagi dua bagian: Ayat 1-6 = Pengumuman hukuman Ilahi
atas pelacur besar. Ayat 7-18 = Hukuman dan penjelasan pelaksanaan Kejahatan mencapai
puncak pada malapetaka keenam (16:12-16, tetapi hukumannya dijalankan pada malapetaka
ketujuh (16:17-19; 17:14-17; 18:4,8; 19:2) Pasal 17 berbicara mengenai garis besar krisis
terakhir: Setan akan memaksimalkan upayanya yang terakhir untuk memerangi dan
memusnahkan umat Tuhan yang menuruti hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus
(12:17). Seluruh penguasa dunia politik akan bersatu melawan umat Tuhan. Tuhan
mengizinkan setan dan agen-agen manusia bersekutu dengan hingga berhasil menemukan
kata sepakat untuk memusnahkan umat Tuhan. Pada saat itulah Tuhan akan campur tangan
untuk melepaskan umatnya (Daniel 12:1). Disebut Pelacur Besar karena mengalihkan
kesetiaan manusia dari Tuhan kepada setan. Kemurtadan dilambangkan dengan bersundal
(Yes 23:17). Yohanes menubuatkan percabulan yang dilakukan Babel mistik dengan bercabul
dengan penguasa politik (17:2,5) Air melambangkan bangsa-bangsa (17:15). Babel purba
berada di tengah bangsa-bangsa dan menindas dunia (Yeremia 50:23). Babel mistik berada
ditengah-tengah bangsa dunia untuk mengadakan penindasan rohani terhadap penduduknya.
III. KONTEKS SASTRA

Corak sastra dalam kitab Wahyu adalah apokaliptik, nubuat dan surat. Dalam teks
Wahyu 17, corak sastra yang dominan adalah penggunaan simbol-simbol dan kiasan-kiasan.
Lambang-lambang tersebut dapat memperoleh berbagai pemaknaan tergantung dari konteks
yang ada. Sebagai sebuah tulisan apokaliptik, bagian ini memiliki ciri-ciri: eskatologis,
dualisme, determinisme dan esoteris.

Eka Darmaputera, Menyingkap Janji Tuhan: Pemahaman Kitab Wahyu Tentang Iman dan
7

Pengharapan di Tengah Penganiayaan dan Penderitaan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013), 14
8
Hakh, 374

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


5
Wahyu 17:1-18 menggunakan simbol-simbol berikut: cawan, pelacur, tempat yang
banyak airnya, cabul, mabuk, anggur, padang gurun, binatang, merah ungu, kepala, tanduk,
kain ungu, kain kirmizi, emas, darah, gunung, raja, Anak Domba, Babel.

IV. PERBANDINGAN TEKS


Ayat Teks Asli TB NIV ESV
1 και ηλθεν εις εκ των επτα Lalu datanglah One of the seven Then one of the
αγγελων των εχοντων τας seorang dari angels who had the seven angels who
επτα φιαλας και ελαλησεν ketujuh malaikat, seven bowls came had the seven
μετ εμου λεγων μοι δευρο yang membawa and said to me, bowls came and
δειξω σοι το κριμα της ketujuh cawan itu "Come, I will said to me,
πορνης της μεγαλης της dan berkata show you the “Come, I will
καθημενης επι των υδατων kepadaku: "Mari punishment of the show you the
των πολλων ke sini, aku akan great prostitute, judgment of the
menunjukkan who sits by many great prostitute
kepadamu waters. who is seated on
putusan atas many waters,
pelacur besar,
yang duduk di
tempat yang
banyak airnya.
2 μεθ ης επορνευσαν οι Dengan dia raja- With her the kings with whom the
βασιλεις της γης και raja di bumi telah of the earth kings of the earth
εμεθυσθησαν εκ του οινου berbuat cabul, committed have committed
της πορνειας αυτης οι dan penghuni- adultery, and the sexual
κατοικουντες την γην penghuni bumi inhabitants of the immorality, and
telah mabuk oleh earth were with the wine of
anggur intoxicated with whose sexual
percabulannya. the wine of her immorality the
adulteries. dwellers on earth
have become
drunk.”
3 και απηνεγκεν με εις ερημον Dalam roh aku Then the angel And he carried
εν πνευματι και ειδον dibawanya ke carried me away in me away in the
γυναικα καθημενην επι padang gurun. the Spirit into a Spirit into a
θηριον κοκκινον γεμον Dan aku melihat wilderness. There I wilderness, and I
ονοματων βλασφημιας εχον seorang saw a woman saw a woman
κεφαλας επτα και κερατα perempuan duduk sitting on a scarlet sitting on a
δεκα di atas seekor beast that was scarlet beast that
binatang yang covered with was full of
merah ungu, yang blasphemous blasphemous
penuh tertulis names and had names, and it had
dengan nama- seven heads and seven heads and
nama hujat. ten horns. ten horns.
Binatang itu
mempunyai tujuh
kepala dan
sepuluh tanduk.
4 και η γυνη ην περιβεβλημενη Dan perempuan The woman was The woman was
πορφυρα και κοκκινω και itu memakai kain dressed in purple arrayed in purple
κεχρυσωμενη χρυσω και ungu dan kain and scarlet, and and scarlet, and

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


6
λιθω τιμιω και μαργαριταις kirmizi yang was glittering with adorned with
εχουσα χρυσουν ποτηριον εν dihiasi dengan gold, precious gold and jewels
τη χειρι αυτης γεμον emas, permata stones and pearls. and pearls,
βδελυγματων και dan mutiara, dan She held a golden holding in her
ακαθαρτητος πορνειας αυτης di tangannya ada cup in her hand, hand a golden
suatu cawan filled with cup full of
emas penuh abominable things abominations and
dengan segala and the filth of her the impurities of
kekejian dan adulteries. her sexual
kenajisan immorality.
percabulannya.
5 και επι το μετωπον αυτης Dan pada The name written  And on her
ονομα γεγραμμενον dahinya tertulis on her forehead forehead was
μυστηριον βαβυλων η suatu nama, suatu was a mystery: written a name of
μεγαλη η μητηρ των πορνων rahasia: "Babel BABYLON THE mystery:
και των βδελυγματων της γης besar, ibu dari GREAT THE “Babylon the
wanita-wanita MOTHER OF great, mother of
pelacur dan dari PROSTITUTES prostitutes and of
kekejian bumi. AND OF THE earth’s
ABOMINATION abominations.”
S OF THE
EARTH.
6 και ειδον την γυναικα Dan aku melihat I saw that the And I saw the
μεθυουσαν εκ του αιματος perempuan itu woman was drunk woman, drunk
των αγιων και εκ του αιματος mabuk oleh darah with the blood of with the blood of
των μαρτυρων ιησου και orang-orang God’s holy people, the saints, the
εθαυμασα ιδων αυτην θαυμα kudus dan darah the blood of those blood of the
μεγ saksi-saksi who bore martyrs of Jesus.
Yesus. Dan testimony to Jesus. When I saw her, I
ketika aku When I saw her, I marveled greatly.
melihatnya, aku was greatly
sangat heran. astonished.
7 και ειπεν μοι ο αγγελος διατι Lalu kata Then the angel But the angel said
εθαυμασας εγω σοι ερω το malaikat itu said to me: "Why to me, “Why do
μυστηριον της γυναικος και kepadaku: are you you marvel? I
του θηριου του βασταζοντος "Mengapa astonished? I will will tell you the
αυτην του εχοντος τας επτα engkau heran? explain to you the mystery of the
κεφαλας και τα δεκα κερατα Aku akan mystery of the woman, and of
mengatakan woman and of the the beast with
kepadamu rahasia beast she rides, seven heads and
perempuan itu which has the ten horns that
dan rahasia seven heads and carries her.
binatang yang ten horns.
memikulnya,
binatang yang
berkepala tujuh
dan bertanduk
sepuluh itu.
8 το θηριον ο ειδες ην και ουκ Adapun binatang The beast, which The beast that
εστιν και μελλει αναβαινειν yang telah you saw, once you saw was, and
εκ της αβυσσου και εις kaulihat itu, telah was, now is not, is not, and is
απωλειαν υπαγειν και ada, namun tidak and yet will come about to rise from
θαυμασονται οι κατοικουντες ada, ia akan up out of the the bottomless
επι της γης ων ου γεγραπται muncul dari Abyss and go to its pitand go to
τα ονοματα επι το βιβλιον jurang maut, dan destruction. The destruction. And
της ζωης απο καταβολης ia menuju kepada inhabitants of the the dwellers on

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


7
κοσμου βλεποντες το θηριον kebinasaan. Dan earth whose names earth whose
ο τι ην και ουκ εστιν καιπερ mereka yang have not been names have not
εστιν diam di bumi, written in the book been written in
yaitu mereka of life from the the book of life
yang tidak creation of the from the
tertulis di dalam world will be foundation of the
kitab kehidupan astonished when world will marvel
sejak dunia they see the beast, to see the beast,
dijadikan, akan because it once because it was
heran, apabila was, now is not, and is not and is
mereka melihat, and yet will come. to come.
bahwa binatang
itu telah ada,
namun tidak ada,
dan akan muncul
lagi.
9 ωδε ο νους ο εχων σοφιαν αι Yang penting di "This calls for a  This calls for a
επτα κεφαλαι ορη εισιν επτα sini ialah akal mind with mind with
οπου η γυνη καθηται επ yang wisdom. The wisdom: the
αυτων mengandung seven heads are seven heads are
hikmat: ketujuh seven hills on seven mountains
kepala itu adalah which the woman on which the
tujuh gunung, sits. woman is seated;
yang di atasnya
perempuan itu
duduk,
10 και βασιλεις επτα εισιν οι ketujuhnya They are also they are also
πεντε επεσαν και ο εις εστιν adalah juga tujuh seven kings. Five seven kings, five
ο αλλος ουπω ηλθεν και οταν raja: lima di have fallen, one is, of whom have
ελθη ολιγον αυτον δει μειναι antaranya sudah the other has not fallen, one is, the
jatuh, yang satu yet come; but other has not yet
ada dan yang lain when he does come, and when
belum datang, come, he must he does come he
dan jika ia remain for only a must remain only
datang, ia akan little while. a little while.
tinggal seketika
saja.
11 και το θηριον ο ην και ουκ Dan binatang The beast who As for the beast
εστιν και αυτος ογδοος εστιν yang pernah ada once was, and now that was and is
και εκ των επτα εστιν και εις dan yang is not, is an eighth not, it is an eighth
απωλειαν υπαγει sekarang tidak king. He belongs but it belongs to
ada itu, ia sendiri to the seven and is the seven, and it
adalah raja going to his goes to
kedelapan dan destruction. destruction.
namun demikian
satu dari ketujuh
itu dan ia menuju
kepada
kebinasaan.
12 και τα δεκα κερατα α ειδες Dan kesepuluh "The ten horns you  And the ten
δεκα βασιλεις εισιν οιτινες tanduk yang telah saw are ten kings horns that you
βασιλειαν ουπω ελαβον αλλ kaulihat itu who have not yet saw are ten kings
εξουσιαν ως βασιλεις μιαν adalah sepuluh received a who have not yet
ωραν λαμβανουσιν μετα του raja, yang belum kingdom, but who received royal
θηριου mulai for one hour will power, but they
memerintah, receive authority are to receive

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


8
tetapi satu jam as kings along authority as kings
lamanya mereka with the beast. for one hour,
akan menerima together with the
kuasa sebagai beast.
raja, bersama-
sama dengan
binatang itu.
13 ουτοι μιαν γνωμην εχουσιν Mereka seia They have one  These are of one
και την δυναμιν και την sekata, kekuatan purpose and will mind, and they
εξουσιαν εαυτων τω θηριω dan kekuasaan give their power hand over their
διαδιδωσουσιν mereka mereka and authority to power and
berikan kepada the beast. authority to the
binatang itu. beast.
14 ουτοι μετα του αρνιου Mereka akan They will wage They will make
πολεμησουσιν και το αρνιον berperang war against the war on the Lamb,
νικησει αυτους οτι κυριος melawan Anak Lamb, but the and the Lamb
κυριων εστιν και βασιλευς Domba. Tetapi Lamb will triumph will conquer
βασιλεων και οι μετ αυτου Anak Domba over them because them, for he is
κλητοι και εκλεκτοι και akan he is Lord of lords Lord of lords and
πιστοι mengalahkan and King of kings King of kings,
mereka, karena Ia —and with him and those with
adalah Tuan di will be his called, him are called
atas segala tuan chosen and faithful and chosen and
dan Raja di atas followers." faithful.”
segala raja.
Mereka bersama-
sama dengan Dia
juga akan
menang, yaitu
mereka yang
terpanggil, yang
telah dipilih dan
yang setia."
15 και λεγει μοι τα υδατα α ειδες Lalu ia berkata Then the angel And the angel
ου η πορνη καθηται λαοι και kepadaku: said to me, "The said to me, “The
οχλοι εισιν και εθνη και "Semua air yang waters you saw, waters that you
γλωσσαι telah kaulihat, di where the saw, where the
mana wanita prostitute sits, are prostitute is
pelacur itu peoples, seated, are
duduk, adalah multitudes, nations peoples and
bangsa-bangsa and languages. multitudes and
dan rakyat nations and
banyak dan kaum languages.
dan bahasa.
16 και τα δεκα κερατα α ειδες Dan kesepuluh The beast and the And the ten horns
επι το θηριον ουτοι tanduk yang telah ten horns you saw that you saw,
μισησουσιν την πορνην και kaulihat itu serta will hate the they and the beast
ηρημωμενην ποιησουσιν binatang itu akan prostitute. They will hate the
αυτην και γυμνην και τας membenci will bring her to prostitute. They
σαρκας αυτης φαγονται και pelacur itu dan ruin and leave her will make her
αυτην κατακαυσουσιν εν mereka akan naked; they will desolate and
πυρι membuat dia eat her flesh and naked, and
menjadi sunyi burn her with fire. devour her flesh
dan telanjang, and burn her up
dan mereka akan with fire,
memakan

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


9
dagingnya dan
membakarnya
dengan api.
17 ο γαρ θεος εδωκεν εις τας Sebab Allah telah For God has put it  for God has put
καρδιας αυτων ποιησαι την menerangi hati into their hearts to it into their hearts
γνωμην αυτου και ποιησαι mereka untuk accomplish his to carry out his
μιαν γνωμην και δουναι την melakukan purpose by purpose by being
βασιλειαν αυτων τω θηριω kehendak-Nya agreeing to hand of one mind and
αχρι τελεσθη τα ρηματα του dengan seia over to the beast handing over
θεου sekata dan untuk their royal their royal power
memberikan authority, until to the beast, until
pemerintahan God’s words are the words of God
mereka kepada fulfilled. are fulfilled.
binatang itu,
sampai segala
firman Allah
telah digenapi.
18 και η γυνη ην ειδες εστιν η Dan perempuan The woman you And the woman
πολις η μεγαλη η εχουσα yang telah saw is the great that you saw is
βασιλειαν επι των βασιλεων kaulihat itu, city that rules over the great city that
της γης adalah kota besar the kings of the has dominion
yang memerintah earth." over the kings of
atas raja-raja di the earth.”
bumi."

V. POKOK PIKIRAN

- Ayat 1-2 : Introduksi


- Ayat 3-6 : Penggoda yang menyesatkan
- Ayat 7-11 : Penjelasan Malaikat
- Ayat 12-14 : Kedaulatan Anak Domba
- Ayat 15-18 : Maksud Allah

VI. KATA KUNCI


 φιάλας : kb.fem. jamak akusatif : cawan-cawan
 πόρνη : kb.fem. tunggal nominatif : pelacur
 ὑδάτων : kb.net. jamak genetif : air
 πορνείας : kb.fem. tunggal genetif : perzinaan (percabulan)
 ἐμεθύσθησαν : kk.org ke-3 jamak aoris pasif indikatif : mereka telah mabuk
 οἴνου : kb.mas. tunggal genetif : anggur
 ἔρημον : kb.fem. tunggal akusatif : padang gurun
 θηρίον : kb.net. tunggal akusatif : seekor binatang (buas)

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


10
 κόκκινον : ks.net. tunggal akusatif : yang berwarna merah tua
 κεφαλὰς : kb.fem. jamak akusatif : kepala-kepala
 κέρατα : kb.net. jamak akusatif : tanduk-tanduk
 ΒΑΒΥΛΩΝ : kb.fem. tunggal nominatif : Babel
 αἵματος : kb.net. tunggal genetif : darah
 ὄρη : kb.net. jamak nominatif : gunung-gunung
 βασιλεῖς : kb.mas. jamak nominatif : raja-raja
 Ἀρνίου : kb.net. tunggal genetif : Anak Domba

VII. URAIAN TAFSIRAN


Ayat 1-2
“ Introduksi “
“Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata
kepadaku:” Frasa ini menunjukkan bahwa Wahyu 17 akan merincikan malapetaka keenam
dan ketujuh (16:12-21). Salah satu dari ketujuh malaikat yang menumpahkan cawan murka
Allah berbicara kepada Yohanes. Malaikat itu mengundang Yohanes untuk turut melihat
adegan penghakiman, yang keputusannya telah dijatuhkan atas pelacur yang mewakili Babel.
Para nabi Perjanjian Lama mensyaratkan bahwa hukuman Allah atas Babel akan berupa
pembinasaan yang dahsyat dan Babel tak akan pernah lagi ditinggali oleh manusia. Para nabi
mengaitkan pelacur dengan kota Tirus, Niniwe, dan Yerusalem, tetapi tidak dengan Babel,
namun di sini malaikat menyebut Babel sebagai ibu dari para wanita pelacur, bukan sebagai
kota yang dibangun kembali, tetapi sebagai simbol semua kejahatan yang melawan Allah.9
Barclay dengan jelas mengatakan bahwa perempuan yang dimaksud di sini adalah
Babel, yang melambangkan Roma. Dua ayat ini menggambarkan Roma sebagai pelacur
besar.10 Bagi Kistemaker, ayat ini mengandung dua simbolisme: pelacur dan air yang
banyak. Keduanya jangan ditafsirkan secara harafiah tetapi secara rohani. Pertama, pelacur
besar itu sedapat mungkin menyesatkan orang-orang agar jauh dari Kristus; jadi, ia
merupakan lawan jemaat yang berusaha membimbing semua orang datang kepada Kristus.
Kedua, Yohanes menjelaskan istilah air banyak sebagai “bangsa-bangsa dan rakyat banyak
dan kaum dan bahasa” di dunia (ay. 15). Mereka semua adalah gelombang manusia yang
galau, yang dikendalikan oleh pelacur keji ini.11
Menurut Alkitab, pelacur adalah orang yang dengan sadar mau menjual kehormata,
harga diri, kesetiaan, nilai-nilai moral, dan prinsip-prinsipnya. Segala sesuatu yang berharga,
bahkan seluruh dirinya, rela ia jual untuk memperoleh sesuatu yang sebenarnya tidak
sebanding dengan apa yang ia jual. Apa bedanya pelacur kecil dan pelacur besar? Para
pelacur besar sebenarnya tidak melakukannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pokonya. Bukan untuk mencari uang semata seperti pelacur kecil. Mereka justru sangat
9
Kistemaker, 499-500
10
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: kitab Wahyu kepada Yohanes pasal 6-22, (Jakarta:
Gunung Mulia, 2007), 205&213
11
Kistemaker, 500

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


11
berhasrattt untuk mendapatkan kemewahan, kenikmatan, bahkan untuk melampiaskan dendan
mencelakakan orang lain. Ciri-ciri dari pelacur besar adalah cantik dan menarik. Ini pula
yang justru membuat kepahitan dalam hidupnya. Itulah Roma. Cantik, menarik, mewah dan
memikat, tetapi sayangnya sekarang akan diputuskan nasibnya.12
“Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah
mabuk oleh anggur percabulannya.” Perhatikan pengulangan konsep cabul yang muncul tiga
kali di dua ayat ini: nomina pelacur merujuk perempuan itu; verba bercabul merujuk
tindakan raja-raja di bumi; terakhir, nomina percabulan merujuk apa yang memabukkan para
penduduk bumi.13 Anggur adalah minuman yang merangsang peredaran darah dan dapat
memabukkan, bisa pula mengakibatkan tindakan yang lepas kontrol. Anggur juga
mempunyai daya tarik, yang membuat ketagihan, sehingga orang akan meminum lebih
banyak lagi, sehingga orang menjadi lupa ingatan. Kebanyakan minum anggur, akan
mengarahkan orang kepada percabulan. Pelacur besar Babel telah menyesatkan para raja
untuk melakukan percabulan dengan dia, sehingga orang-orang di bumi telah menjadi mabuk
oleh anggur percabulannya.14

Ayat 3-6
“ Penggoda yang menyesatkan “
Dalam Alkitab, padang gurun mempunyai arti tertentu dan istimewa. Di dalamnya bahkan
dikatakan padang gurun sering kali menjadi tempat banyak tokoh Alkitab bertemu secara
pribadi dengan Allah. Apa sebenarnya arti dari padang gurun ini, padahal tempat itu tidak
enak, tidak menarik, sepi, tandus, dan gersang? Jika seseorang sudah hidup di padang gurun,
seolah-olah nasib dan hidupnya tergantung kepada keajaiban. Barangkali suasana yang
digambarkan oleh padang gurun itulah yang membuat orang dapat mengalami perjumpaan
pribadi dengan Allah. Artinya, dalam kehidupan rohani kita seolah-olah berada di padang
gurun: sepi, kering, rawan, ringkih, tidak tertarik kepada hal-hal lain, mudah terkena
serangan. Pada saat seperti itu biasanya kita dapat benar-benar berkonsentrasi dan bergantung
hanya kepada Allah. Pada saat demikian, orang dapat mengalami perjumpaan dengan Allah
secara sungguh-sungguh.15
Menurut Kistemaker ada banyak tafsiran untuk padang gurun, di antaranya: Gurun
Arab, tempat tinggal para setan; tempat pencobaan; tempat yang terlindung dari dusta Iblis;
dan daerah yang cocok untuk menerima pengelihatan. Dari beragam tafsiran, Kistemaker
menyarankan untuk merujuk kepada latar belakang Perjanjian Lama, yaitu Yesaya 21:1-10.
Baik di Kitab Yesaya maupun kitab Wahyu, gurun merupakan pusat dari pengelihatan itu,
meskipun dalam Yesaya pengelihatan datang dari padang gurun sementara dalam kitab
Wahyu, Yohanes dibawa ke padang gurun untuk mendapat pengelihatan.16
“Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah
ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala
dan sepuluh tanduk”. Ayat ini berfokus pada perempuan yang dikenal sebagai pelacur besar.
12
Darmaputera, 350-352
13
Kistemaker, 500
14
Peter Wongso, Eksposisi Doktrin Alkitab Kitab Wahyu, (Malang: Departemen Literatur SAAT, 1999),
673
15
Darmaputera, 354
16
Kistemaker, 502

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


12
Kita melihat kehebatan perempuan ini, ia menunggang seekor binatang berkepala banyak,
yang tanduk-tanduknya memamerkan kekuatan luar biasa. Binatang merah ungu berkepala
tujuh dan bertanduk sepuluh ini dilukiskan dengan istilah-istilah yang menyerupai si naga
merah, yang adalah Iblis, dan seperti binatang yang keluar dari dalam laut. Teks Yunani
untuk 12:3 memakai kata lain untuk warna merah, yaitu pyrros (LAI: merah padam). Angka
tujuh berarti genap dan sepuluh adalah angka penuh dalam sistem desimal. Ungkapan ini
didasarkan pada nubuat Daniel 7:7, 20, 24 yang merujuk kepada kuasa binatang bertanduk
sepuluh. Warna kirmizi melambangkan dosa. Warna ini juga melambangkan kesombongan
dan kuasa. Dalam kitab Wahyu warna ini berarti kejahatan yang dinyatakan oleh kuasa
Iblis.17 Bukan saja di kepalanya terdapat nama-nama hujat, seluruh badan binatang itu penuh
dengan nama hujat. Seluruh keadaan binatang itu adalah hujat terhadap Allah,
pemberontakkan terhadap Dia. Sifat lainnya dari warna merah yang adalah warna binatang
itu karena kehausannya untuk menumpahkan darah orang-orang beriman.18
Perempuan itu berpakaian warna ungu dan kirmizi yang merupakan warna kerajaan,
kemewahan dan kemegahan. Ia berhiaskan emas, permata dan mutiara. Dia membawa cawan
emas untuk memabukkan kekasihnya. Dia mempunyai pengikat kepala dengan tanda
namanya di dahi. Namanya adalah suatu rahasia. Di dalam bahasa Yunani musterion tidak
harus selalu diartikan sebagai sesuatu yang sulit dimengerti; musterion memang sesuatu yang
tidak dimengerti oleh orang yang tidak berpengalaman; tetapi artinya sangat jelas bagi
mereka yang berpengalaman. Rahasia dalam kasus ini adalah bahwa Babel sama dengan
Roma; orang asing barangkali tidak paham, tetapi pembaca Kristen mengetahui, bahwa
semua yang diceritakan dengan nama Babel terkait dengan Roma.19
Penampilan perempuan ini melukiskan kemegahan seorang ratu. Warna-warna ini
dipakai oleh keluarga kerajaan dan anggota senat Romawi, pejabat tinggi dan orang kaya.
Warna ungu didapat dari sejenis binatang laut bercangkang, atau dari akan sejenis tanaman
Eurasia yang disebut “madder” dan dianggap barang mahal. Pembuatan kain kirmizi juga
mahal. Selain pakaiannya, pelacur ini menghias diri dengan perhiasan emas untuk
menonjolkan kesan gemerlap pada penampilannya. Ia juga memakai permata dan mutiara.
Perhatikan, kota besar itu juga dilukis serupa (18:16). Penampilan luarnya adalah penampilan
seorang pelacur yang mendandani diri dengan pakaian indah dan batu permata yang mahal
untuk memikat kekasihnya.20 Menurut Pos, ada sifat lain
Dia memegang sebuah cawan emas yang selayaknya penuh dengan minuman yang
baik dan bermutu. Tetapi ternyata cawan itu juga merupakan tipu muslihat, karena isinya
hanya segala kekejian dan kenajisan percabulannya. 21 Cawan pelacur Roma penuh dengan
hal-hal jahat dan kotor.22 Kita tentu mengira cawan seperti itu berisi minuman mahal; tetapi
ternyata isinya adalah kekejian dan hasil percabulan pelacur itu. Cawan itu berisi
pemberhalaan yang membuat Allah marah, dan ditawarkan bagi semua orang yang tergoda.23
Babel telah menjadi pelacur dunia ini, serta menjadi ibu untuk segala jenis kenajisan.
Dalam bahasa Yunani: BABYLON E MEGALH E METER TO PORNAN KAI TON

17
Kistemaker, 502-503
18
A. Pos, Tafsiran Wahju, (Jakarta: BPK, 1966), 159-160
19
Barclay, 216
20
Kistemaker, 503
21
Dave Hagelberg, Tafsiran Kitab Wahyu dari Bahasa Yunani, (Yogyakarta: ANDI, 2013), 239
22
Barclay, 277
23
Kistemaker, 504

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


13
BDELUGEMATON TES GES, terjemahan harafiah: Babel besar adalah ibu dari para pelacur,
serta ibu dari segala kenajisan. NIV menerjemahkan: THE MOTHER OF PROSTITUTES
AND OF THE ABOMINATION OF THE EARTH. Terjemahan harafiah: ibu para pelacur
(jamak) di bumi dan ibu dari segala kenajisan (jamak). Ayat ini baik dalam bahasa Yunani
maupun versi NIV ditulis dalam huruf besar. Artinya kita harus menaruh perhatian besar
terhadap makna ayat ini.24 Tulisan di dahi perempuan itu menyatakan perbuatannya, yang
rahasia tetapi juga yang dipertontonkan secara gamblang. Nebukadnezar membual tentang
kota yang ia bangun dan menyebutnya Babel yang besar (Dan. 4:30). Kesombongan ini
segera mengakibatkan kejatuhannya bukan karena ia tetapi Allah, yang berdaulat atas bangsa-
bangsa (Dan. 4:32). Serupa itu, pelacur besar ini disebut Babel untuk memeteraikan nasibnya.
Babel yang besar adalah kiasan bagi semua orang durhaka di dunia. Pada paruh kedua abad
pertama, kota Roma merupakan jamban segala macam dosa dan karenanya menjadi simbol
ksesenangan, kenikmatan dan hawa nafsu. Menurut Kistemaker, Babel pun merujuk kepada
konflik yang berlangsung antara antek-antek Iblis dan umat Allah.25
Barclay membahas ayat 6 dengan melihat bagaimana Yohanes menggambarkan
penyiksaan yang dilakukan Roma sebagai hal penting. Dia berkata bahwa Roma mabuk oleh
darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Implikasinya adalah Roma menyiksa
orang Kristen bukan semata karena tuduhan hukum, melainkan demi melampiaskan nafsu
kejam untuk memburu dan membunuh orang Kristen. Roma menikmati penyiksaan ini. 26
Darmaputera juga sependapat bahwa itu adalah simbol dari nafsu membunuh bangsa Roma
terhadap umat Kristen yang begitu besar. Mereka sampai menjadi mabuk melihat begitu
banyaknya korban yang mati atau mengucurkan darah. Mereka merasa senang melihat orang
Kristen tersiksa, menderita, dan mati. Karena itu, mereka mencitptakan segala macam alat
penyiksa untuk menikmati penderitaan orang lain.27

Ayat 7-11
“ Penjelasan Malaikat “
Yohanes terkejut melihat pelacur besar yang disebut Babel itu. Ia memerlukan penjelasan
akan apa yang ia lihat, supaya bisa memahami arti dari gambaran keseluruhan perempuan dan
binatang itu. Melihat kebingungan Yohanes, malaikat yang mengajak Yohanes melihat
perempuan yang duduk di atas binatang itu menafsirkan pengelihatannya. Dengan nada
retorika malaikat itu bertanya mengapa Yohanes heran. Pertanyaan ini tidak bernada
menyalahkan karena ia bermaksud menjelaskan misteri pengelihatan itu. Menurut Kistemaker
agaknya binatang itu lebih penting daripada si pelacur, meski perempuan itu duduk di atas
punggungnya. Iblis alias naga itu memberikan kekuatan, takhta, dan otoritas kepadanya.
Binatang itu mendapat luka mematikan, tetapi ia tetap bisa sembuh dan hidup. Binatang itu
berjuang untuk menjadi seperti Allah, “yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang”.
Istilah ini dipakai untuk Allah dan Kristus. Serupa itu, binatang itu juga dijelaskan sebagai ia
yang “telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada
kebinasaan”. Dia adalah “yang telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi”. Binatang
itu sekarang tidak ada. Allah menyatakan diri sebagai “Aku ada”, artinya: Ia tidak berawal

24
Wongso, 683
25
Kistemaker, 504-505
26
Barclay, 218
27
Darmaputera, 358

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


14
dan tidak berakhir. Tetapi Iblis adalah ciptaan yang berawal dan akan berakhir dengan
kebinasaan kekal.28
“Ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk”.
Beberapa penafsir mengaitkan klausa ini dengan Roma yang terletak di ataas tujuh bukit.
Menurut Kistemaker, simbolisme tujuh bukit merujuk kepada kekuatan-kekuatan dunia yang
muncul di dalam sejarah. Perempuan itu tidak duduk secara harafiah di atas bukit-bukit,
tetapi ia meletakkan diri di atas kerajaan-kerajaan dunia untuk mengarahkan mereka melawan
kerajaan Allah. “Ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu
ada dan yang lain belum datang”. Secara spesifik Yohanes mencatat lima raja sudah berlalu,
satu ada pada masa kini, dan yang terakhir akan muncul di masa depan.29
Inilah daftar para kaisar Romawi, mulai dari Julius Caesar hingga Domitianus:
1. Julius Caesar (49-44 SM)
2. Augustus (27 SM – 14 M)
3. Tiberius (14-37)
4. Gaius Caligula (37-41)
5. Claudius (41-54)
6. Nero (54-68)
7. Galba (Juni 68-Januari 69)
8. Otho (Januari-April 69)
9. Vitellius (April-Desember 69)
10. Vespasianus (69-79)
11. Titus (79-81)
12. Domitianus (81-96)

Meskipun telah ada daftar para Kaisar Romawi, namun Kistemaker sendiri pun yang
menyodorkan daftar di atas, mengakui bahwa sulit untuk menentukan dari mana menghitung
dan di manakah akhirnya. Namun menurut Kistemaker, saat menulis “lima telah jatuh”,
Yohanes tampaknya tidak sedang berpikir tentang para raja yang telah mati, tetapi tentang
kerajaan-kerajaan yang telah berakhir dan hancur. Dalam kitab Wahyu jika orang-orang
kudus jatuh, maka mereka jatuh dalam penyembahan dengan wajah ke tanah; tetapi jika verba
jatuh dipakai untuk orang-orang tidak percaya, maka kata ini berarti binasa, seperti seruan,
“sudah rubuh, sudah rubuh, Babel, kota yang besar itu”. Raja itu mewakili kerajaan, dan
kerajaan lebih besar dari raja. Lima kerajaan yang telah binasa berturut-turut adalah: Babel
kuno, Asyur, Babel Baru, Media-Persia, Yunani-Makedonia; Roma adalah yang keenam,
yang ada pada masa hidup Yohanes dan kemudian satu lagi, yang ketujuh belum datang.
Mengenai kerajaan ketujuh ini fokusnya terletak pada istilah apokaliptik tinggal seketika saja
yang dalam kitab Wahyu memiliki arti tersendiri. Tinggal seketika saja bukanlah masa
kronologis tetapi merujuk kepada jangka waktu keseluruhan. Kerajaan ketujuh adalah
“sebutan kolektif bagi semua pemerintahan anti-Kristen antara kejatuhan Romawi hingga
kerajaan terakhir Antu-Kristus yang akan menindas Gereja pada hari-hari menjelang Kristus
datang kembali. Dalam teks Yunani, frasa dan jika ia datang menyatakan bahwa Allah
memegang kendali penuh selama berdirinya kerajaan ketujuh. Hal ini sungguh merupakan

28
Kistemaker, 507-508
29
Kistemaker, 509

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


15
suatu penghiburan bagi orang-orang kudus di bumi selagi mereka harus menjalani aniaya dan
penindasan.30
Selanjutnya Yohanes berbicara tentang binatang yang “telah ada, namun tidak ada, ia
akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan”. Binatang ini bukan salah
satu dari ketujuh raja/kerajaan, tetapi personifikasi totalitas dari semua kejahatan yang ada
dalam mereka, sehingga ia lebih besar daripada mereka semua. Binatang itu memiliki awal
dan akhir; ia adalah ciptaan yang dibatasi oleh waktu dan tempat. Ia adalah personifikasi
Antikristus yang keluar dari dalam Hades dan sedang menuju kebinasaan. 31

Ayat 12-14
“ Kedaulatan Anak Domba “
Menurut Barclay, bagian ini berbicara tentang sepuluh raja yang dilambangkan dalam makna
sepuluh tunduk. Mereka adalah penguasa dari Timur dan Persia yang akan dipimpin oleh si
Antikristus, Nero yang bangkit lagi, dan berusaha menyerang Roma. Atau, mungkin mereka
hanya melambangkan seluruh kekuasaan dunia yang pada akhirnya menyerang Roma dan
menghancurkannya.32 Lebih berhati-hati, Darmaputera menafsirkan sepuluh tanduk itu adalah
raja-raja yang datang dari timur.33
Bagi Kistemaker, sepuluh tanduk ini adalah sepuluh raja yang melayani si jahat.
Yohanes menulis bahwa sepuluh raja ini akan menerima kuasa bersama-sama binatang itu
selama satu jam, kuasa para raja ini untuk melawan Kristus sangatlah singkat. Istilah satu jam
jangan diartikan harafiah sebagai enam puluh menit, sebab waktu di sini bukanlah waktu
kronologis, tetapi sekedar menunjukkan masa yang singkat. Yohanes menambahkan bahwa
raja-raja itu memiliki satu pikiran dan satu tujuan. Mereka sepakat memberikan kuasa kepada
binatang itu untuk melawan Kristus dan kerajaanNya.34
Seolah-olah malaikat yang menjelaskan tidak dapat menutup penjelasan tentang
Pelacur Besar tanpa menjelaskan bahwa raja-raja itu akan dikalahkan oleh Anak Domba,
walaupun kemenangan tersebut baru dikisahkan dalam bagian selanjutnya yaitu pasal 19:14. 35
Bentuk future tense di sini tidak hanya bersifat nubuat, tetapi memastikan apa yang akan
terjadi. Penjelasan dari segala tuan dan dari segala raja menyatakan ide superlatif. Di sini,
sebutan ini diperuntukkan bagi Anak Domba. Raja di atas segala raja merujuk kepada
kedaulatan dan otoritas; Tuhan di atas segala tuan merujuk kepada kekuasaan dan kuasa.
Yohanes pun merujuk kepada orang-orang kudus yang adalah para pengikut Tuhan.36

Ayat 15-18
“ Maksud Allah “

30
Kistemaker, 510-512
31
Kistemaker, 512
32
Barclay, 221
33
Darmaputera, 363
34
Kistemaker, 514-515
35
Hagelberg, 243
36
Kistemaker, 516

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


16
Sama seperti air yang banyak dapat mendatangkan banjir dan membawa semua yang ada di
depannya dalam kekacauan, demikian juga kekejian dan kenajisan dibawa kemana-mana oleh
mereka, yaitu bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa, yang dipengaruhi oleh
Pelacur Besar itu.37 Air banyak adalah orang banyak yang berada di bawah pengaruhnya.
Lukisan air yang disampaikan dan ditafsirkan oleh malaikat itu hanya bisa dipahami secara
simbolis, seperti halnya angka empat dalam empat kategori: bangsa rakyat banyak, kaum dan
bahasa merujuk kepada semua bangsa di dunia.38
Pelacur besar telah menyesatkan banyak bangsa, negara, umat, keluarga dan bahasa,
serta para raja di bumi. Namun Roh Kudus mewahyukan kepada rasul Yohanes, bahwa Allah
telah membuat para raja di bumi bersehati melaksanakan kehendak Allah, menyerahkan
kerajaannya sendiri kepada binatang.39 Sepuluh raja, yaitu para penguasa dunia, dan binatang
itu mau melawan kerajaan Allah, tetapi mereka justru saling membinasakan. Mereka tidak
memiliki kasih dan rasa menghargai. Mereka penuh dengan kebencian. Bukannya tunduk
kepada perempuan itu, mereka meremehkan wewenangnya dan berbalik melawan dia.40
Allah berdaulat dan tidak ada hal yang bisa terjadi tanpa seizin Allah. Tanpa
sepengetahuan mereka, Ia bekerja dalam hati dan pikiran para pemimpin dunia sehingga
mereka melakukan tepat seperti yang Ia kehendaki. Ia memakai mereka sebagai alat di
tangan-Nya, sehingga kebencian mereka terhadap pelacur itu berada dalam rancanganNya. 41
Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak pernah kehilangan kendali atas peristiwa-peristiwa
dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, Allah selalu menyelenggarakan berbagai perkara
demi kebaikan.42
Ayat 18 menjadi penjelasan terakhir bagi simbol-simbol dalam pasal ini. Perempuan
yang selama ini menempati posisi sentral dengan duduk di tempat yang banyak airnya, dan di
atas punggung binatang yang berwarna kirmizi, dan di atas ketujuh bukit, disamakan dengan
“kota besar itu”. Ada dua kota dalam Kitab Wahyu, yang satu adalah Yerusalem baru yang
turun, keluar dari sorga dari Allah, yang lain adalah kota dunia yang dikuasai oleh Iblis dan
yang dikenal sebagai Babel besar. Kerajaan Iblis berada di seluruh dunia, dan para pemimpin
dunia memberi hormat dan tunduk kepadanya. Tetapi orang-orang dengan nama Bapa dan
Anak Domba tertulis di dahi mereka adalah warga kerajaan sorga.43

VIII. TEOLOGI NASKAH

Pada dasarnya dan pada akhirnya kemahakuasaan Allah berarti bahwa para penguasa dunia
tidak berdaya. Kadang-kadang ada pemikiran bahwa Allah melaksanakan rencana-Nya,
sementara mereka hanya harus mengerjakan apa yang Allah ingin mereka kerjakan. Dalam
suatu pengelihatan yang mencakup sepuluh raja dan binatang Yohanes berkata “Allah
menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya. Allah itu benar-benar terlalu kuat
37
Hagelberg, 244
38
Kistemaker, 517
39
Wongso, 687
40
Kistemaker, 517
41
Kistemaker, 518
42
Darmaputera, 365
43
Kistemaker, 519

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


17
bagi mereka, dan Ia merobohkan mereka pada waktuNya. Allah memiliki tujuan moral yang
kuat dan kesakitan yang menimpa orang jahat bukanlah sekedar penderitaan besar;
penderitaan itu merupakan penghakiman, ganjaran setimpal atas kejahatan yang mereka
lakukan.44 Kemenangan Allah tidak dilukiskan tanpa kesadaran yang realistis akan adanya
kekuatan si jahat. Pemimpin kekuatan-kekuatan sesat ditampilkan dengan macam-macam
wajah. Benar-benar ada tantangan yang berasal dari berbagai kekuatan untuk melawan
maksud Allah. Secara realistis kekuatan si jahat memang besar namun demikian pula
kekuasaan dari Allah yang mahatinggi yang melebihi segala sesuatu. Kedaulatan Allah
berada pada puncak kekalahan definitif dari semua kekuatan jahat.
Jelas dikatakan bahwa Babel, yang digambarkan dengan ‘pelacur’ adalah sebuah kerajaan
yang memiliki kekuasaan yang telah berhasil menggabungkan kekuatan ekonomi-politik-
kebudayaan dan agama, dalam sistem masyarakatnya akan hancur (ayat 1-6). Kehancuran ini
merupakan wujud dari kemurkaan Allah terhadap sikap mereka yang tidak setia kepada Allah
dan mengandalkan kekuatan yang menghujat Allah. Kekuatan tersebut digambarkan dengan
‘binatang’ yang mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk sebagai lambang kewibawaan
dan kekuatannya, dan yang pernah ada, tidak ada, lalu muncul kembali (ayat 8).
Kemunculannya yang kemudian ini bahkan dikatakan dengan kekuatan penuh, seolah
menjanjikan kedamaian, tetapi itu hanya kedok, sebab maksud mereka sebenarnya adalah
berperang melawan Anak Domba Allah. Upaya untuk menghancurkan takhta Anak Domba
Allah, dilakukan dengan terlebih dahulu menghancurkan para pengikut-Nya, yaitu gereja
sebagai persekutuan orang percaya.

IX. RELEVANSI

Kita menyadari bahwa kita hidup di dunia yang penuh dengan keberagaman. Banyak
hal yang terjadi di sekitar kita yang terkadang berdampak buruk bagi kita. Sering kali kita
telah mencoba untuk mempertahankan iman kita, mencoba untuk hidup sesuai dengan
kehendak Tuhan, namun terkadang kuasa jahat yang mempengaruhi kita begitu hebat
melanda kita, sehingga jika kita tidak berpegang kuat pada apa yang kita imani maka mudah
saja kita terbawa arus kehidupan duniawi. Karena kita menyadari Iblis dengan kuasanya
begitu licik untuk menggunakan berbagai cara, berbagai media untuk membawa kita pada
dosa yang berujung pada penderitan. Namun dengan sadarnya kita akan betapa hebatnya Iblis
maka akan membawa kita pada kesadaran iman pula bahwa Allah yang kita imani memiliki
kuasa melebih apapun juga, Dia yang berdaulat atas dunia ini.
Dalam kehidupan berjemaat mungkin kita akan diperhadapkan dengan sekelompok
orang yang merencanakan sesuatu yang buruk terhadap kita. Kita telah membayangkan apa
yang akan terjadi, karena kita tau mereka punya kuasa untuk menekan dan menindas kita,
namun kita hendaknya percaya bahwa Allah dapat memakai apa saja dan siapa saja untuk
menyatakan kehendaknya bagi kita. Persekongkolan yang bertujuankan kejahatan akan
dihancurkan Allah. Sekuat dan sehebat apapun kuasa dunia tidak akan menandingi kuasa
Allah.
Demikian di fakultas Teologi, mungkin kita akan diperhadapkan dengan ‘pelacur yang duduk
di atas binatang’ yang mewujud dalam berbagai bentuk persoalan yang kita hadapi dalam

44
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006), 411

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


18
keseharian di fakultas Teologi. Kita harus meyakini bahwa itu memang terjadi namun tidak
akan terus menerus demikian karena Allah akan bertindak untuk meluputkan kita. Mungkin
banyak orang yang membenci kita, berlaku dan berkata buruk kepada kita namun percayalah
Allah akan menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya.

X. DAFTAR PUSTAKA

Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Kitab Wahyu kepada Yohanes pasal 6-
22. Jakarta. Gunung Mulia. 2007
Darmaputera, Eka. Mengungkap Janji Tuhan: Pemahaman Kitab Wahyu tentang Iman dan
Pengharapan di Tengah Penganiayaan dan Penderitaan. Jakarta. Gunung Mulia. 2012
Hagelberg, Dave. Tafsiran Kitab Wahyu dari Bahasa Yunani. Yogyakarta. ANDI. 2013
Hakh, Samuel Benyamin. Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok
Teologisnya. Bandung. Bina Media Informasi. 2010

Kistemaker, Simon J. Tafsiran Kitab Wahyu. Surabaya. Momentum. 2014


Marxsen, Willi. Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-
masalahnya. Jakarta. Gunung Mulia. 2009

Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. Malang. Gandum Mas. 2006


Pos, A. Tafsiran Wahju. Jakarta. Badan Penerbit Kristen. 1966
Wongso, Peter. Eksposisi Doktrin Alkitab Kitab Wahyu. Malang. Departeman Literatur
SAAT. 1999

Literatur

Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta. LAI. 2013

______________________. Alkitab Perjanjian Baru Indonesia-Yunani. Jakarta. LAI. 2010

Sutanto, Hasan. Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid I. Jakarta: LAI. 2014

____________. Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II. Jakarta: LAI. 2014

HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5


19
HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU III | KELOMPOK 5
20

You might also like