The Effect of Immersion On The Strength and Durability of Ulin Wood (Eusideroxylon Zwageri) As A Tonggak Tuo of Rumah Gadang

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

The Effect of Immersion on the Strength and Durability of Ulin Wood


(Eusideroxylon zwageri) as a Tonggak Tuo of Rumah Gadang

Zikri Kurnia Aizet1 dan Hidayatussadri1

1
SMAN 2 Lubuk Basung, Agam Regency, Sumatera Barat
e-mail : faisal.saja73@gmail.com

ABSTRACT
Tonggak Tuo at the Rumah Gadang generally use Ulin wood (Eusideroxylon zwageri). In the past
to preserve wood, there was a tradition to soak the wood into the pond for a long time, but now it
has begun to be abandoned. To restore this tradition and improve the quality of wood, which over
time has diminished both quality and quantity, we conducted this research. This study aims to
determine the effect of immersion on the strength of wood, wood durability, and find out whether
the method of soaking in the pond is effective to increase the strength and durability of Ulin wood.
The tests carried out in this study consisted of 2 types, namely the strength test with the parallel
compressive strength test of wood fiber, and the durability test with wood termites (C.
cynocephalus). For strength and durability tests, each of the 2 kinds of test wood samples, 2
samples of immersed wood and 2 non-soaked wood samples were used for strength testing based
on SNI 03-3958-1995, and durability tests based on SNI 01-7207-2006. The results of
compressive strength testing were obtained, the samples of wood which were not soaked had
compressive strength with value of 715.78 kg / cm2 and while the soaked ones had compressive
strength of 665.77 kg / cm2. The result of wood durability testing showed that the soaked wood
sample has a weight reduction of 0,7%, while the non-soaked wood sample has a weight loss of
0,5%. Thus, the method of preserving wood by immersion in the pond is effective to increase
durability, but not to increase strength.

Keywords :Ulin Wood, Soaked, Durability, Strenght

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 1
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin


(Eusideroxylon zwageri) Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang

Zikri Kurnia Aizet1 dan Hidayatussadri1

1
SMAN 2 Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat
e-mail : faisal.saja73@gmail.com

ABSTRAK
Tonggak Tuo pada Rumah Gadang pada umumnya menggunakan kayu Ulin (Eusideroxylon
zwageri). Dulu untuk mengawetkan kayu, ada tradisi untuk merendamkan kayu tersebut ke kolam
untuk waktu yang lama, namun sekarang sudah mulai ditinggalkan. Untuk mengembalikan tradisi
tersebut dan meningkatan kualitas kayu yang seiring waktu jumlahnya semakin berkurang baik
kualitas maupun kuantitas, kami melakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh perendaman terhadap kekuatan kayu, keawetan kayu, dan mengetahui apakah cara
perendaman di kolam efektif untuk meningkatkan kekuatan dan keawetan kayu Ulin. Pengujian
yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 2 macam, yaitu uji kekuatan dengan uji kuat tekan
sejajar serat kayu, dan uji keawetan dengan rayap kayu (C. cynocephalus). Untuk uji kekuatan
dan keawetan dipersiapkan masing-masing 2 macam sampel kayu uji, 2 sampel kayu yang
direndam dan 2 sampel kayu yang tidak direndam untuk uji kekuatan berdasarkan SNI 03-3958-
1995, dan uji keawetan berdasarkan SNI 01-7207-2006. Hasil pengujian kuat tekan diperoleh,
sampel kayu yang yang tidak direndam memiliki kekuatan kuat tekan 715,78 kg/cm2 dan
sementara yang direndam memiliki kekuatan kuat tekan 665,77 kg/cm2. Hasil pengujian keawetan
kayu ialah, sampel kayu yang direndam mengalami penurunan berat sebesar 0,7 %, sedangkan
sampel kayu yang tidak direndam mengalami penurunan berat sebesar 0,5 %. Dengan demikian,
cara pengawetan kayu dengan perendaman di kolam ini efektif untuk meningkatkan keawetan,
namun tidak untuk meningkatkan kekuatan.

Kata Kunci : Kayu Ulin, Perendaman, Keawetan, Kekuatan

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 2
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

BAB I
PENDAHULUAN
Merupakan kewajiban bagi kita untuk menjaga dan melestarikan budaya dan adat yang kita
miliki di setiap daerah di Indonesia. Budaya dan adat merupakan sesuatu yang menjadikan Indonesia
kaya akan keberagaman, mulai dari makanan, pakaian, kerajinan, bangunan, dan tradisi yang pada
umumnya berbeda di setiap daerah. Begitupun halnya Sumatera Barat, banyak adat dan budaya yang
telah mentradisi di sini, seperti halnya dengan Randangnya yang sudah mendunia, kain songket,
lagu, tarian, dan lain-lainnya. Sumatera Barat mempunyai sebuah rumah adat yang indah, megah,
dan kaya akan budaya yang telah diakui oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia, yaitu dikenal
dengan sebutan Rumah Gadang. Rumah Gadang berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat
Minangkabau dari zaman dahulu sampai sekarang, dan bahkan dahulunya juga dipakai sebagai pusat
pemerintahan atau istana pada kerajaan Minangkabau yang terkenal di Sumatera Barat yaitu Istano
Basa Pagaruyuang di Tanah Datar. Rumah adat atau Rumah Gadang ini masih tetap dilestarikan
hingga kini, beberapa diantaranya dijadikan sebagai cagar budaya dan juga sebagai museum.
Banyak bukti-bukti peninggalan sejarah masyarakat Minangkabau yang tersimpan di dalam Rumah
Gadang tersebut.

Di Minangkabau, ada dua aliran budaya yang telah diturunkan sejak niniak moyang atau nenek
moyang yang dikenal dengan kelarasan atau Lareh, yaitu Lareh Koto Piliang dan Lareh Bodi
Caniago. Lareh Koto Piliang akan menurunkan suku-suku seperti Tanjung, Sikumbang, Kutianyir,
Guci, Jambak, Pisang, Melayu, Panai, dll. Pola Kelarasan ini adalah sistem komando, “perintah
turun dari atas ke bawah”. Lareh Bodi Caniago akan menurunkan suku-suku seperti Singkuang,
Supanjang, Lubuak Batang, Panyalai, Sumagek, Caniago, dll. Kelarasan ini mempunyai konsep
“berdiri sama tinggi, duduk sama rendah”. Hal itulah yang menyebabkan bentuk Rumah Gadang
Lareh Koto Piliang berbeda dengan Lareh Bodi Caniago. Kalau Lareh Koto Piliang, bagian kanan
dan bagian kirinya lebih tinggi dibandingkan bagian tengahnya, sedangkan Lareh Bodi Caniago,
Rumah Gadangnya sama tinggi dari ujung ke ujung. Namun pada kedua Lareh ini, sama-sama
mempunyai pemimpin atau kepala suku yang disebut Datuak. dan disetiap Rumah Gadang,
mempunyai 4 tiang utama berukuran besar yang disebut dengan tonggak tuo.

Tonggak tuo terbuat dari kayu yang diambil dari hutan secara bergotong royong. Pada saat ini,
persediaan kayu dihutan semakin berkurang, ditambah dengan menurunnya mutu kayu, baik
kekuatan maupun keawetannya. Semakin sedikit ketersediaan kayu, maka semakin sedikit pula kayu
yang bermutu tinggi (Prasetyo dan Darmono,2012). Banyak macam cara atau metode yang
digunakan untuk mengawetkan kayu dan meningkatkan kekuatannya. Keawetan kayu merupakan
daya tahan kayu terhadap serangan organisme-organisme perusak kayu, sedangkan kekuatan kayu
merupakan kemampuan kayu untuk menahan beban dan gaya yang mengenainya (Haygreen dan
Bawyer,1989). Kayu dikatakan awet bila memiliki umur pakai yang lama (±20 tahun). Kayu akan
memiliki umur pakai yang lama bila mampu menahan serangan dari faktor-faktor perusak kayu
(Seng, 1990). Karena Rumah Gadang itu pada umumnya dipakai untuk jangka waktu yang lama,
maka di Minangkabau diperlukan cara agar dapat meningkatkan keawetan dan kekuatan kayu
tersebut.

Dalam tradisi budaya Minangkabau, kayu dari hutan yang akan dipergunakan untuk pembuatan
Rumah Gadang, tidak langsung dipakai untuk tonggak tuo. Namun, untuk menjadikan kayu tersebut
awet dan kuat, dilakukan dengan cara direndam terlebih dahulu di kolam milik kaum atau keluarga
dalam waktu yang lama, bahkan sampai bertahun-tahun. Setelah waktu yang dirasa cukup, lalu kayu
yang telah direndam tersebut dijadikan sebagai tonggak tuo. Prosesi pengangkatan kayu ini disebut

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 3
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

dengan mambangkik batang tarandam atau membangkit batang yang sudah direndam. Setelah itu,
baru dilanjutkan dengan pemasangan tonggak tuo pada Rumah Gadang. Tonggak tuo ini, mampu
mempertahankan Rumah Gadang bahkan sampai ratusan tahun. Ini berarti kayu yang dipergunakan
tersebut mempunyai kekuatan, keawetan dan ketahanan yang baik.

Kebanyakan untuk pembuatan tonggak tuo dan juga bagian lain dari Rumah Gadang di
Sumatera Barat menggunakan kayu jenis Ulin atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri), atau di
Minangkabau disebut dengan kayu Rikia. Kayu Ulin ini merupakan salah satu jenis kayu
mewah/indah yang masuk dalam daftar jenis pohon untuk ditanam untuk berbagai tujuan
(Departemen Kehutanan.1992).

Kayu Ulin ini memiliki komposisi kimia yang terdiri dari 58,1 % Selulosa, 28,9 % Lignin, 12,7%
Pentosan, 1,0% Abu dan 0,5% Silika (sumber: Martawijaya et al.1989) yang menurut kami itu
mungkin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kekuatan dan keawetan kayu Ulin tersebut.

Rumusan masalah dari penelitian kami ini adalah :


1. Bagaimanakah perbedaan kekuatan kayu Ulin yang telah diawetkan dengan yang tidak
diawetkan di kolam?
2. Bagaimanakah perbedaan keawetan kayu Ulin yang telah diawetkan dengan yang tidak
diawetkan di kolam?
3. Apakah metode perendaman kayu Ulin memang efektif membuat kayu menjadi lebih kuat dan
lebih awet?

Penelitian yang kami lakukan ini bertujuan :


1. Untuk mengetahui perbedaan kekuatan kayu Ulin yang telah diawetkan dengan yang tidak
diawetkan di kolam;
2. Untuk mengetahui perbedaan keawetan kayu Ulin yang telah diawetkan dengan yang tidak
diawetkan di kolam;
3. Untuk mengetahui apakah metode perendaman kayu Ulin memang efektif membuat kayu
menjadi lebih kuat dan lebih awet.

Manfaat dari penelitian yang kami ini ialah :


1. Penelitian ini diharapkan dapat mengembalikan tradisi dari adat Minangkabau, yang sudah
mulai jarang dilakukan.
2. Dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai keunggulan pengawetan kayu
dengan cara tradisional ini.

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 4
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

BAB II
METODE PENELITIAN
Untuk penelitian ini, digunakan metode kualitatif. Tujuannya untuk mengetahui, memahami,
dan mendalami tentang manfaat perendaman kayu Ulin sebagai “tonggak tuo” Rumah Gadang
dalam hal kekuatan dan keawetan kayu.
Untuk pengujian kekuatan, sampel pengujian terdiri dari 2 macam sampel kayu Ulin, yaitu 2
buah sampel yang direndam selama 1 bulan, dan 2 buah sampel yang tidak direndam. Pengujian
menggunakan metode pengujian kuat tekan kayu Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3958-1995
dan PPKI NI 5-1961. Karena kayu ini difungsikan sebagai tiang, maka pengujian kuat tekan kayu
yang akan dilakukan ialah kuat tekan sejajar arah serat. Dengan pengujian cara ini, maka nanti akan
diketahui seberapa kuat kayu tersebut bisa menopang beban yang akan diberikan dengan arah beban
sejajar dengan arah serat kayu, dan nanti akan digolongkan kelas kekuatannya sesuai PPKI NI 5-
1961.
Untuk pengujian keawetan, sampel juga terdiri dari 2 macam sampel kayu Ulin, yaitu 2 buah
sampel yang direndam selama 1 bulan, dan 2 buah sampel yang tidak direndam. Dalam pengujian
keawetan ini, kami menggunakan metode Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-7207-2006. Dengan
menggunakan metode ini, maka akan diketahui tingkat ketahanan kayu terhadap rayap kayu
berdasarkan klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap kayu pada SNI 01-7207-2006. Namun,
proses pengujian ini ami lakukan selama 8 minggu.
Setelah pengambilan data hasil uji kekuatan dan keawetan dilakukan, dilanjutkan dengan
pengolahan data dan pembuatan laporan penelitian.

Bahan dan Alat


Pada penelitian ini kami menggunakan bahan uji kayu jenis Ulin atau kayu besi (Eusideroxylon
zwageri), atau di Minangkabau disebut dengan kayu Rikia, karena kebanyakan tiang utama untuk
Rumah Gadang menggunakan kayu jenis Ulin tersebut. Ukuran sampel untuk uji kekuatan sesuai
dengan SNI 03-3958-1995, yaitu sebesar (5 x 5 x 20) cm, sedangkan ukuran sampel untuk uji
keawetan sesuai dengan SNI 01-7207-2006 yaitu sebesar (2,5 x 2,5 x 0,5) cm. Bahan lain yang
digunakan ialah rayap kayu (C. cynocephalus) sebagai penguji tigkat keawetan kayu.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah alat tulis, gergaji, timbangan, kamera, kain
lap, alat ukur panjang, alat hitung, sarung tangan, mesin uji tekan kayu, pipa paralon, kapas, lem
bakar, alat ukur kadar air, oven, dan alat ukur waktu,

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 5
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

BAB III
HASIL & PEMBAHASAN

Keawetan kayu merupakan daya tahan kayu terhadap serangan organisme-organisme perusak
kayu, sedangkan kekuatan kayu merupakan kemampuan kayu untuk menahan beban dan gaya yang
mengenainya (Haygreen dan Bawyer,1989). Pengujian keawetan dan kekuatan terhadap kayu Ulin
yang sudah direndam dan tidak direndam ini dilakukan cara pengujian di laboratorium. Indikator
yang digunakan pada uji keawetan ialah kehilangan massa sampel uji, sedangkan indikator untuk
uji kekuatan ialah jumlah beban/gaya yang dapat ditahan oleh sampel uji.
3.1 Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan Kayu
Nilai rata-rata dari kuat tekan sejajar serat kayu berdasarkan hasil pengujian yang telah kami
lakukan, dapat dilihat pada gambar 1.
720 715.78

710
Kuat Tekan Kayu (kg/cm2)

700

690

680

670 665.773

660

650

640
Yang tidak direndam Yang telah direndam
Sampel Uji Kuat Tekan Sejajar Serat Kayu Ulin

Gambar 1: Rata-rata nilai kuat tekan sejajar serat dari sampel uji yang tidak direndam dan yang
telah direndam.

Nilai rata-rata kuat tekan kayu yang tidak direndam ialah sebesar 715,14 kg/cm2, sedangkan
yang telah direndam ialah sebesar 665,77 kg/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kekuatan
sampel kayu yang direndam dibandingkan dengan yang tidak direndam berdasarkan uji
menggunakan alat mesin uji tekan kayu dengan pengujian kuat tekan sejajar serat kayu yang telah
dilakukan, sampel kayu yang telah direndam memiliki kekuatan yang berbeda dalam menopang
suatu beban/gaya. Kayu yang telah direndam memiliki tingkat kekuatan yang lebih rendah
dibandingkan yang tidak direndam,
Berdasarkan buku “Konservasi Cagar Budaya Berbahan Kayu dengan Bahan Tradisional”,
pada bab 2 tentang pengawetan kayu secara tradisional, semakin lama jangka waktu yang digunakan
untuk merendam kayu, akan membuat kayu itu semakin rendah kekuatannya bila dibandingkan
dengan kayu sebelum direndam. Hal ini karena sel-sel kayu akan semakin renggang dan akhirnya
terurai bila kayu direndam dalam waktu yang semakin lama. Kondisi hubungan antar sel kayu yang
demikian akan menrunkan kekuatan kayu.
Namun, kedua kayu tersebut, yaitu yang tidak direndam maupun telah direndam masih sama-
sama dapat menahan kuat tekan yang lebih dari 130 kg/cm2, yang menurut PPKI NI 5-1961
keduanya berada di kelas kekuatan I.

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 6
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

3.2 Pengaruh Perendaman Terhadap Keawetan Kayu


Pada dasarnya, kayu Ulin memang sangat kuat dan awet, dengan kelas kuat I dan kelas awet I,
berat jenis 1,04 (Martawijaya et al, 1989). Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian pada uji kayu
terhadap serangan rayap kayu yang telah kami lakukan. Sampel kayu Ulin yang tidak direndam
menunjukkan penurunan berat yang kecil dari 2%, yaitu sebesar 0,7%, yang berarti kayu ini
termasuk dalam kelas awet 1 atau sangat tahan, berdasarkan dengan SNI 01-7207-2006.
Namun, pada sampel kayu ulin yang telah direndam selama 1 bulan, diuji terhadap serangan
rayap kayu selama 8 minggu ini, didapatkan penurunan berat yang lebih kecil, yaitu sebesar 0,5%.
Hal ini membuktikan bahwa tingkat keawetan kayu ulin yang telah direndam mempunyai keawetan
yang lebih baik dari pada kayu yang tidak direndam.
Berdasarkan buku “Konservasi Cagar Budaya Berbahan Kayu dengan Bahan Tradisional”,
pada bab 2 tentang pengawetan kayu secara tradisional, mekanisme yang mengakibatkan kayu
menjadi lebih awet setelah direndam selama jangka waktu tertentu ialah, selama direndam kayu itu
menyerap air dan ukuran dimensinya mengembang, baik dalam arah panjang, lebar, maupun tebal.
Proses pengembangan ini di ikuti dengan proses melarutnya zat ekstraktif dari golongan yang larut
air, misalnya gula, glukosida, tannin, beberapa senyawa nitrogen, dan zat pewarna kayu. Sementara
itu, zat ekstraktif dari golongan yang tidak larut air, misalnya pati, akan tetap dalam jaringan kayu.
Kehadiran zat ekstraktif yang larut dalam air mengakibatkan air rendaman secara berangsur-
angsur mengalami perubahan susunan kimia. Hal itu terlihat dari warna air yang mengeruh dan
konsentrasinya menjadi pekat. Air yang kondisinya demikian sangat baik bagi pertumbuhan
mikroba, yang didominasi oleh bakteri. Kehadiran berbagai jenis bakteri akan mengeluarkan jenis
enzim yang dapat menguraikan pati yang ada di dalam kayu itu menjadi unsur lebih sederhana yang
larut dalam air. Penguraian ini berlansung melalui fermentasi berantai.

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 7
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

BAB IV
KESIMPULAN & SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, sampel kayu Ulin yang telah direndam
selama kurun waktu 1 bulan tersebut, ternyata kekuatannya menurun dibandingkan dengan
sampel kayu Ulin yang tidak direndam pada pengujian kuat beban sejajar arah serat kayu.
Ini dikarenakan sel-sel kayu yang belum terlalu merenggang setelah direndam 1 bulan.
Tetapi, tingkat keawetan sampel kayu yang direndam menunjukkan hasil yang lebih
baik dan mengalami kehilangan massa yang lebih kecil dibandingkan dengan sampel yang
tidak direndam, dalam hal pengujian keawetan menggunakan rayap kayu (C. cynocephalus).
Hal ini karena penguraian pati dan zat lainnya dalam kayu yang berlansung melalui
fermentasi berantai, yang mengakibatkan serangga perusak kayu tidak memakan, atau
bahkan mati, setelah memakan kayu Ulin yang telah direndam tersebut.
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan ini, dan study-study lain, membuktikan
bahwa cara pengawetan tradisional di Minangkabau tempo dulu ini memang efektif untuk
meningkatkan keawetan kayu, dan sedikit menurunkan kekuatan kayu. Untuk itu,
diperlukan adanya penelitian yang lebih lanjut mengenai waktu yang optimal untuk
perendaman kayu Ulin, sehingga kualitas kayu Ulin dapat ditingkatkan sebagai bahan
kontruksi seperti Tonggak Tuo pada Rumah Gadang maupun untuk kegunaan lainnya.

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 8
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

BAB V
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah.SWT yang dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan penelitian ini. Kami menyadari banyak pihak yang telah membantu. Sebagai bentuk
rasa syukur kepada Allah SWT dan sebagai ucapan terimakasih kami sampaikan kepada :
1. Orang tua tercinta;
2. Bapak kepala sekolah SMA N 2 Lubuk Basung;
3. Bapak dan Ibu Wakil Kepala Sekolah SMA N 2 Lubuk Basung;
4. Ibuk Dr. Widyanti Sekatresna, S.Pd selaku pembimbing penelitian kami;
5. Bapak Kepala Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang;
6. Bapak dan ibu majelis guru di SMAN 2 Lubuk Basung;
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu
kelancaran penelitian ini.

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 9
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

A Faris C, Tito H, Bambang Y S. 2014. Penerapan Konstruksi Kayu Ulin Pada Perancangan
Losari Resort dan Fasilitas Hall di Kota Makassar. Jurnal Teknik Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Brawijaya

Anonim. 1961. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PPKI) NI-1961. Lembaga Penyidikan
Masalah Bangunan, Depertemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. Yayasan
Normalisasi Indonesia. Bandung

Departemen Kehutanan. 1992. Manual Kehutanan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia.


Jakarta
Haygreen, J.G. , J.L. Bowyer. 1989. Hasil Hutan dan Kimia Kayu. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Martawijaya A, I Kartasujana, Y.I.Mandang, S.A.Prawira dan K. Kadir. 1989. Atlas Kayu
Indonesia; Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor
Martawijaya A, I Kartasujana, Y.I.Mandang, S.A.Prawira dan K. Kadir. 1989. Atlas Kayu
Indonesia; Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor

Mujiana. 2010. Memahami konstruksi kayu ulin tahan gempa.

Nahar C, Parwoto.2010. Konservasi Cagar Budaya Berbahan Kayu dengan Bahan Tradisional.
Balai Konservasi Peninggalan Borobudur. Borobudur

Prasetyo S. 2012. Efektivitas Pengawetan Kayu Terhadap Serangan Rayap Dengan Menggunakan
Bahan Pengawet Ekstrak Tembakau dan Urea. Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Yogyakarta

Putri, TNH. 2015. Mengungkap Rahasia Kearifan Lokal Rumah Gadang. Kemdikbud.

Rky R,MFS, M Rizky,SFK.2006. Tau Jo Nan Ampek (Pengetahuan yang Empat Menurut Ajaran
Adat dan Budaya Alam Minangkabau. Padang : Mega Sari Kerjasama Sako Batuah

Seng OD. 1990. Beras Jenis dari Jenis Jenis Kayu Indonesia dan Pengertian Beratnya Kayu untuk
Keperluan Praktek. Soewarsono PH, penerjemah. Bogor : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan. Terjemahan dari : Spesific Gavity of Indonesian Woods and
its Significance for Prractical Use.

(SNI) Standar Nasional Indonesia.1995. Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu di Laboratorium.
SNI 03-3958-1995

(SNI) Standar Nasional Indonesia.2006. Uji Ketahanan dan Produk Kayu Terhadap Organisme
Perusak Kayu. SNI 01-7207-2006

Zevy AL. 2014. Keawetan Alami Kayu Tumih (Combretocarpus rotundatus Miq Danser) Dari
Serangan Rayap Kayu Kering, Rayap Tanah dan Jamur Pelapuk Kayu. Skripsi
Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 10
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

Lampiran

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 11
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

BUKU CATATAN HARIAN


( LOG BOOK )

JUDUL PENELITIAN

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KEKUATAN DAN


KEAWETAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) SEBAGAI
TONGGAK TUO RUMAH GADANG.

KETUA PENELITI
ZIKRI KURNIA AIZET

ANGGOTA PENELITI
HIDAYATUS SADRI

GURU PEMBIMBING PENELITIAN


Dr. WIDIYANTI SEKATRESNA, S.Pd

SMA NEGERI 2 LUBUK BASUNG


PROVINSI SUMATERA BARAT
KABUPATEN AGAM

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 12
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

KETERANGAN PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN :PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KEKUATAN


DAN KEAWETAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri)
SEBAGAI TONGGAK TUO RUMAH GADANG.
INSTITUSI PENELITIAN : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
BIDANG KEAHLIAN : MATEMATIKA, SAINS, DAN TEKNOLOGI (MST)
SUB BIDANG : Lingkungan : Botani, Zoologi, Genetika, Kelautan
TAHUN PELAKSANAAN : 2018
BIAYA : Rp.500.000,00
LINK YOUTUBE : https://youtu.be/Jfov_IqEhUU

TUJUAN PENELITIAN :
1. Untuk mengetahui perbedaan kekuatan kayu Ulin yang telah diawetkan dengan yang
tidak diawetkan di kolam.

2. Untuk mengetahui perbedaan keawetan kayu Ulin yang telah diawetkan dengan yang
tidak diawetkan di kolam

3. Untuk mengetahui apakah metode perendaman kayu Ulin memang efektif membuat
kayu menjadi lebih kuat dan lebih awet.

SASARAN AKHIR PENELITIAN :


1. Dapat mengetahui perbedaan kekuatan kayu Ulin yang telah diawetkan dengan yang
tidak diawetkan di kolam.
2. Dapat mengetahui perbedaan keawetan kayu Ulin yang telah diawetkan dengan yang
tidak diawetkan di kolam.
3. Dapat mengetahui apakah metode perendaman kayu Ulin memang efektif membuat
kayu menjadi lebih kuat dan lebih awet.

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 13
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

Logbook/Catatan Kegiatan Penelitian APRIL


PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KEKUATAN DAN
KEAWETAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) SEBAGAI
TONGGAK TUO RUMAH GADANG

NO TANGGAL LOKASI AKTIVITAS


1. 17 – 30 APRIL SMA N 2 Persiapan alat dan bahan.
2018 LUBUK
BASUNG dan
Sekitarnya.

Mengetahui
Guru Pembimbing

Dr. WIDIYANTI SEKATRESNA, S.Pd


NIP : 19641021 198903 2 012

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 14
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

Logbook/Catatan Kegiatan Penelitian MEI


PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KEKUATAN DAN
KEAWETAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) SEBAGAI
TONGGAK TUO RUMAH GADANG

NO TANGGAL LOKASI AKTIVITAS


1. 1 – 31 MEI 2018 Di kolam Perendaman Kayu Ulin(
sekolah Eusideroxylon zwageri) di dalam kolam.
SMA N 2
LUBUK
BASUNG.

Mengetahui
Guru Pembimbing

Dr. WIDIYANTI SEKATRESNA, S.Pd


NIP : 19641021 198903 2 012

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 15
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

Logbook/Catatan Kegiatan Penelitian JUNI


PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KEKUATAN DAN
KEAWETAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) SEBAGAI
TONGGAK TUO RUMAH GADANG

NO TANGGAL LOKASI AKTIVITAS


1. 1 JUNI 2018 Di kolam Pengangkatan kayu ulin
SMA N 2 Eusideroxylon zwageri) dari dalam
LUBUK kolam.
BASUNG

2. 1 – 30 JUNI 2018 SMA N 2 Melakukan penelitian tentang


LUBUK keawetan kayu ulin Eusideroxylon
BASUNG. zwageri).

3. 20 JUNI 2018 Rumah Membuat video profil penelitian.


Gadang
di Lubuk
Basung.

Mengetahui
Guru Pembimbing

Dr. WIDIYANTI SEKATRESNA, S.Pd


NIP : 19641021 198903 2 012

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 16
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

Logbook/Catatan Kegiatan Penelitian JULI


PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KEKUATAN DAN
KEAWETAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) SEBAGAI
TONGGAK TUO RUMAH GADANG

NO TANGGAL LOKASI AKTIVITAS


1. 1- 26 JULI 2018 SMA N 2 Melakukan pengujian tentang
LUBUK keawetan kayu Ulin
BASUNG. (Eusideroxylon zwageri).

2. 27-31 JULI 2018 Laboratorium Melakukan pengujian tentang


Teknik Sipil Uji kuat tekan sejajar serat
Politeknik kayu.
Negeri
Padang.

Mengetahui
Guru Pembimbing

Dr. WIDIYANTI SEKATRESNA, S.Pd


NIP : 19641021 198903 2 012

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 17
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

Logbook/Catatan Kegiatan Penelitian AGUSTUS


PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KEKUATAN DAN
KEAWETAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwage) riSEBAGAI
TONGGAK TUO RUMAH GADANG

NO TANGGAL Lokasi AKTIVITAS


1 1-16 AGUSTUS Kampus Penyusunan naskah laporan
2018 SMA N 2 penelitian dan pengunggahan.
Lubuk
Basung

Mengetahui
Guru Pembimbing

Dr. WIDIYANTI SEKATRESNA, S.Pd


NIP : 19641021 198903 2 012

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 18
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

FOTO FOTO BUKTI KEGIATAN

1. Pembuatan Video Profil Penelitian.

2. Foto Tonggak Tuo (Tua) Rumah Gadang.

3. Bukti Perbedaan Kayu Yang Direndam dengan Kayu Yang Tidak Direndam

Kayu berukuran (5 x 5 x 20)cm Kayu berukuran (5 x 2,5 x 2,5)cm


*Ket : kayu yang warnanya kehitaman adalah kayu yang sudah direndam

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 19
ZIKRI KURNIA AIZET DAN HIDAYATUS SADRI

4. Foto Uji Keawetan Kayu Ulin

*Uji Keawetan kayu ulin berukuran (5 x 2,5 x 2,5)cm menggunakan rayap kayu

5. Foto Uji Kekuatan Kayu Ulin di Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri
Padang

*Foto pengujian kuat tekan kayu di Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri
Padang dan di bombing oleh guru pembimbing.

Pengaruh Perendaman Terhadap Kekuatan dan Keawetan Kayu Ulin Sebagai Tonggak Tuo Rumah Gadang | 20

You might also like