Professional Documents
Culture Documents
Gambaran Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak
Gambaran Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak
Gambaran Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak
ABSTRACT. The research was about subjective well-being and self-acceptance of mothers who have
children with Down syndrome, how a mother had a positive subjective well-being when having a child with a
Down syndrome developmental disorder and self-acceptance of mother in facing a child with a Down
syndrome developmental disorder. In this research used a qualitative research based on the theory proposed
by Creswell with a phenomenological approach. Respondents were selected based on purposeful sampling,
means that the election of subjects and informants in the research based on characteristics that have fulfilled
the objectives that have been defined. The method of data collection was in-depth interviews method, with
four research subjects and two informants. Antenatal service is the service that is given to a pregnant woman
during her pregnancy with appropriate antenatal service standard. Antenatal service which covers the
activities of the weighing weight and height measurements, measurements of blood pressure, measurement of
high content of the uterus, the granting of complete tetanus immunization and drug iron tablet during
pregnancy. Maternal mortality is closely related to anemia. Anemia also causes lack of physical ability
because body cells doesn't quite get oxygen supply. In pregnant women, anaemia increases the frequency of
complications in pregnancy and childbirth. The risk of maternal mortality, the number prematuritas, the
baby's low birth weight, and increased perinatal mortality.
ABSTRAK. Penelitian ini membahas tentang kesejahteraan subjektif dan penerimaan diri ibu yang memiliki
anak dengan sindroma Down, bagaimana seorang ibu memiliki kesejahteraan subjektif yang positif saat
memiliki anak dengan gangguan perkembangan sindroma Down, dan penerimaan diri ibu dalam menghadapi
suatu masalah. anak dengan gangguan perkembangan sindrom Down. Dalam penelitian ini digunakan
penelitian kualitatif berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Creswell dengan pendekatan fenomenologi.
Pemilihan responden dilakukan berdasarkan purposive sampling, artinya pemilihan subjek dan informan
dalam penelitian didasarkan pada karakteristik yang telah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Metode
pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, dengan empat subjek penelitian dan dua
informan. Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil selama masa kehamilannya
dengan standar pelayanan antenatal yang sesuai. Pelayanan antenatal yang meliputi kegiatan penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran kandungan tinggi rahim,
pemberian imunisasi tetanus lengkap dan obat tablet besi selama hamil. Kematian ibu sangat erat kaitannya
dengan anemia. Anemia juga menyebabkan kurangnya kemampuan fisik karena sel-sel tubuh tidak
mendapatkan suplai oksigen yang cukup. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi terjadinya
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian ibu, jumlah prematuritas, berat badan lahir bayi
rendah, dan peningkatan kematian perinatal.
1
Email: Fadhurullah@gmail.com
81
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
pelayanan dicapai apabila penerima pelayanan industri jasa pelayanan adalah suatu penyajian
memperoleh pelayanan sesuai dengan yang produk atau jasa sesuai ukuran yang berlaku di
dibutuhkan dan diharapkan, oleh karena itu setiap tempat produk tersebut diadakan dan
penyelenggara pelayanan secara berkala melakukan penyampaiannya setidaknya sama dengan yang
survei indeks kepuasan masyarakat. diinginkan dan diharapkan oleh konsumen. Kualitas
Kualitas pelayanan merupakan faktor yang disebut baik jika penyedia jasa memberikan
sangat penting. Mutu pelayanan kesehatan yang pelayanan yang setara dengan yang diharapkan oleh
diberikan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelanggan.
pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan Pengertian kualitas pelayanan menurut
dan tuntutan setiap pasien, makin sempurna Supranto (2006) Adalah sebuah kata yang bagi
kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin baik penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus
pula mutu pelayanan kesehatan (Azwar, 1996). dikerjakan dengan baik. Sedangkan pengertian
Masyarakat tidak mampu meningkatkan kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh Haksever
kesehatannya, kelompok orang tidak sehat (2000) menyatakan bahwa jasa atau pelayanan
meningkat dan sekelompok orang sakit meningkat. (services) didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi
Minimnya pendidikan kesehatan tentang memelihara yang menghasilkan waktu, tempat, bentuk dan
kesehatan di kalangan masyarakat dan upaya kegunaan psikologis.
kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan Program KIA
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015),
bayi dan anak balita serta anak prasekolah. kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang
Pemberdayaan masyarakat bidang KIA (kesehatan kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
ibu dan anak) merupakan upaya memfasilitasi pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat Pemberdayaan masyarakat bidang pelayanan KIA
darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan serta (kesehatan ibu dan anak) masyarakat dalam upaya
anak prasekolah. (Purwoastuti dan walyani, 2015). mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik
Agar pelaksanaan program KIA berjalan terkait kehamilan dan persalinan.
lancar, aspek peningkatan mutu pelayanan program
KIA tetap diharapkan menjadi kegiatan proritas METODE PENELITIAN
utama baik ditingkat puskesmas maupun ditingkat Jenis penelitian mengenai gambaran kualitas
kabupaten/kota. Peningkatan mutu program KIA bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak ini yaitu
juga dinilai dari besarnya cakupan program menggunakan jenis penelitian kualitatif dan
dimasing-masing wilayah kerja. (WHO, 2000; fenomenologi. Menurut Creswell (2014) penelitian
Setyowati 1999). kualitatif adalah penelitian yang dimulai dengan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas asumsi dan penggunaan kerangka penafsiran atau
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang teori yang membentuk atau mempengaruhi studi
gambaran dinamika kualitas bidang pelayanan tentang permasalahan riset yang terkait dengan
kesehatan ibu dan anak dan kepuasan pasien di makna yang dikenakan oleh individu atau kelompok
Puskesmas Kecamatan Waru Penajam Paser Utara. pada suatu permasalahan sosial atau manusia.
Keunikan penelitian ini adalah menjelaskan Menurut Sugiyono (2010) metode
gambaran kualitas bidang pelayanan kesehatan ibu pengumpulan data merupakan langkah yang paling
dan anak yang dilakukan oleh petugas kesehatan strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
puskesmas untuk memberikan pelayanan yang baik sebuah penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
kepada pasien. mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
TINJAUAN PUSTAKA standar data yang ditetapkan. Metode pengumpulan
Kuliatas Pelayanan data yang digunakan dalam penelitian ini
Menurut Sugiarto (2003) kualitas merupakan menggunakan metode pengumpulan data kualitatif
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan berupa wawancara dan observasi.
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas dalam
83
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kesehatan ibu dan anak di puskesmas waru
kabupaten penajam paser utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
1. Hasil observasi
gambaran kualitas pelayanan
a. Hasil observasi kualitas pelayanan di puskesmas
waru
84
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
a. Bukti tampilan (fasilitas fisik) untuk membantu para pelanggan dan merespon
Fasilitas fisik dapat mencakup penampilan permintaan mereka dengan segera.
fasilitas atau elemen-elemen fisik, peralatan, Petugas kesehatan dituntut untuk tanggap dan
personel, dan material-material komunikasi. sigap dalam menjalankan tugasnya memberikan
Tujuannya adalah untuk memperkuat kesan tentang pelayanan kepada pasien. Pasien akan merasa puas
kualitas, kenyamanan, dan keamanan dari jasa yang dengan pelayanan yang diberikan dan akan
ditawarkan kepada konsumen. Bukti fisik meliputi cenderung kembali untuk memeriksakan
fasilitas fisik, perlengkapan karyawan, dan sarana kesehatannya jika petugas kesehatan cepat dan
komunikasi. Fisik nyata tercermin dengan indikator tanggap dalam memberikan pelayanan kepada
penggunaan perlatan dan teknologi dalam pasien.
operasional (Yazid, 2003). d. Jaminan
Fasilitas fisik yang tersedia di antaranya, ada Setiap bentuk pelayanan memerlukan adanya
kursi di ruang tunggu untuk pasien, televisi di ruang kepastian atas pelayanan yang diberikan. Bentuk
tunggu, kursi dan meja pemeriksaan di ruang kepastian dari suatu pelayanan sangat ditentukan
kesehatan ibu dan anak, kipas angin, dan alat bantu oleh jaminan dari pegawai yang memberikan
pemeriksaan. Fasilitas yang tersedia harus bersih, pelayanan, sehingga orang yang menerima
ruangan fasilitas juga harus bersih sehingga pelayanan merasa puas dan yakin bahwa segala
menimbulkan rasa nyaman bagi pasien yang bentuk urusan pelayanan yang dilakukan atas tuntas
menggunakan fasilitas tersebut. Fasilitas ini tersedia dan selesai sesuai dengan kecepatan, ketepatan,
sesuai dengan standar pelayanan yang ada di kemudahan, kelancaran dan kualitas layanan yang
puskesmas bertujuan untuk memberikan rasa diberikan (Parasuraman, 2001).
nyaman pada pasien yang berkunjung. Pelayanan yang dilakukan dengan baik dan
b. Kehandalan profesional oleh petugas kesehatan pada pasien yang
Setiap pelayanan memerlukan bentuk melakukan pemeriksaan akan menimbulkan rasa
pelayanan yang handal, artinya dalam memberikan aman dan jaminan atas pelayanan yang diberikan
pelayanan, setiap pegawai diharapkan memiliki oleh petugas kesehatan. Pemberikan pelayanan yang
kemampuan dalam pengetahuan, keahlian, dilakukan petugas kesehatan sangat ditentukan oleh
kemandirian, penguasaan dan profesionalisme kerja performance atau kinerja pelayanan yang di berikan
yang tinggi, sehingga aktivitas kerja yang dikerjakan pada pasien, sehingga petugas diyakini mampu
menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan, memberikan pelayanan yang handal, mandiri dan
tanpa ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas profesional yang berdampak pada kepuasan
pelayanan yang diterima oleh masyarakat pelayanan yang diterima kepada pasien.
(Parasuraman, 2001). e. Empati
Petugas kesehatan dituntut untuk memiliki Setiap kegiatan atau aktivitas pelayanan
keahlian dalam menjalankan tugas. Selain bisa memerlukan adanya pemahaman dan pengertian
memberikan pelayanan yang baik pada pasien dalam kebersamaan asumsi atau kepentingan
petugas kesehatan harus bisa menggunakan alat-alat terhadap suatu hal yang berkaitan dengan pelayanan.
pemeriksaan pelayanan dengan baik, pelayanan yang Pelayanan akan berjalan dengan lancar dan
handal dari petugas akan menimbulkan kesan yang berkualitas apabila setiap pihak yang berkepentingan
baik pada pasien dan pasien tidak akan meragukan dengan pelayanan memiliki adanya rasa empati atau
keahlian atau kemampuan yang dimiliki oleh petugas perhatian (empathy) dalam menyelesaikan atau
kesehatan yang melakukan pemeriksaan pada pasien. mengurus atau memiliki komitmen yang sama
c. Daya tanggap terhadap pelayanan (Parasuraman, 2001).
Suatu kebijakan untuk membantu dan Petugas kesehatan disetiap memberikan
memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan pelayanan pada pasien dituntut untuk memberikan
tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian perhatian pada pasien. Hal ini bertujuan untuk
informasi yang jelas. Membiarkan konsumen memberikan rasa empati petugas pada pasien agar
menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas pasien merasa nyaman dan menimbulkan kesan yang
pelayanan. Menurut Tjiptono (2012) berkenaan baik pada petugas yang memiliki rasa empati dan
dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan perhatian terhadap pasien selama masa mengikuti
proses pelayanan.
85
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
b. Prosedur Pelayanan KIA systole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari
Hasil wawancara peneliti dengan keempat 90 mmHg.
subjek yaitu subyek SI, subjek AH, subyek AM, dan c. Pengukuran tinggi fundus (kandungan Rahim)
subyek NH mengenai pelayanan antenatal yang akan Pengukuran tinggi fundus dilakukan dengan
diuraikan sebagai berikut: tujuan untuk mengetahui usia kandungan pada ibu
1. Pelayanan Antenatal hamil. Pengukuran tinggi fundus uteri diukur pada
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang kehamilan lebih dari dua belas minggu karena pada
diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya usia kehamilan ini uterus dapat di raba dari dinding
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang perut dan pada kehamilan lebih dari dua puluh empat
terdiri dari 5T Timbang berat badan dan ukur tinggi minggu dianjurkan menggunakan alat pita meter
badan, ukur tekanan darah, pemberian imuniasi TT pengukur tinggi fundus. Bila tinggi fundus kurang
lengkap, ukur tinggi fundus uteri/kandungan rahim, dari perhitungan umur kehamilan mungkin terdapat
dan pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet gangguan pertumbuhan pada janin, dan sebaliknya
selama kehamilan. Frekuensi pelayanan antenatal mungkin terdapat gemeli, hidramnion, atau
adalah minimal empat kali selama kehamilan dengan molahidatidosa (Depkes, 2009).
ketentuan waktu minimal satu kali pada triwulan d. Pemberian imunisasi TT (tetanus)
pertama (sebelum 14 minggu), minimal satu kali Pemberian imunisasi tetanus bisa dilakukan
pada triwulan kedua (antara minggu 14-28), dan sebelum hamil atau setelah hamil atau saat sebelum
minimal dua kali pada triwulan ketiga (antara menikah. Tujuan dari pemberian suntik tetanus ini
minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36). adalah untuk menghindari pasien dari penyakit
(Prawirohardjo, 2008). kelamin atau penyakit menular yang bisa berdampak
a. Ukur tinggi dan berat badan buruk ke pada calon janin atau bayi. Pemberian
Standar tubuh ideal yang harus di capai oleh imunisasi ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang
ibu hamil sebelum melakukan persalinan adalah sudah ditentukan oleh petugas kesehatan. Pada saat
tinggi badan tidak boleh kurang dari 145cm dan suntik tetanus pertama sudah dilakukan pasien akan
berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan diberikan selebaran jadwal suntik tetanus untuk
atas lebih dari 23,5 cm (Purwoastuti dan walyani, mengetahui jadwal suntik tetanus selanjutnya, hal ini
2015). Kenaikan berat badan pada wanita hamil rata- juga bertujuan agar pasien tidak lupa untuk kembali
rata antara 6,5 hingga sampai 16 kg. Bila berat badan melakukan suntik tetanus.
naik lebih dari semestinya, pasien di anjurkan untuk e. Pemberian imunisasi TT (tetanus)
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat Pemberian imunisasi tetanus bisa dilakukan
dan di sarankan untuk memperbanyak sebelum hamil atau setelah hamil atau saat sebelum
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran agar menikah. Tujuan dari pemberian suntik tetanus ini
mempermudah saat proses persalinan. adalah untuk menghindari pasien dari penyakit
b. Pengukuran tekanan darah kelamin atau penyakit menular yang bisa berdampak
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengtahui buruk ke pada calon janin atau bayi. Pemberian
adanya kemungkinan kenaikan tekanan darah saat imunisasi ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang
hamil. Pemeriksaan ini dilakukan berkelanjutan sudah ditentukan oleh petugas kesehatan. Pada saat
selama masa kehamilan atau pada masa mengikuti suntik tetanus pertama sudah dilakukan pasien akan
program kesehatan ibu dan anak. Hal ini bertujuan diberikan selebaran jadwal suntik tetanus untuk
agar pasien bisa mengetahui kondisi darahnya mengetahui jadwal suntik tetanus selanjutnya, hal ini
normal atau tidak. Menurut Purwoastuti dan Walyani juga bertujuan agar pasien tidak lupa untuk kembali
(2015), standar tekanan darah yang ideal untuk ibu melakukan suntik tetanus.
hamil adalah Hb tidak boleh kurang dari delapan d. Kualitas pelayanan KIA (kesehatan ibu dan anak)
gram % atau tekanan darah tinggi yang mencapai pada subyek SI, AH, AM dan NH
87
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
d. Pakai sarung tangan DTT (disinteksi tingkat yang meliputi fasilitas fisik (gedung) perlengkapan
tinggi) dan peralatan. Yang termasuk fasilitas dapat berupa
Tujuan penggunaan sarung tangan adalah salah alat, benda-benda, perlengkapan, dan fasilitas ruang
satu cara untuk mengurangi resiko transmisi kerja. (Lupioadi, 2008). Fasilitas fisik dapat
pathogen yang dapat ditularkan melalui darah. mencakup penampilan fasilitas atau elemenelemen
Dengan menggunakan sarung tangan akan fisik, peralatan, personel, dan material-material
melindungi petugas kesehaan yang membantu proses komunikasi. Tujuannya adalah untuk memperkuat
persalinan dari resiko tersebut. Dalam metode kesan tentang kualitas, kenyamanan, dan keamanan
penggunaan sarung tangan terdapat dua acara, yaitu dari pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen.
steril dan tidak steril. Sarung tangan steril dipakai Bukti fisik meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
bila prosedur steril misalnya mengganti balutan dan petugas, dan sarana komunikasi. Fisik nyata
memasang kateter. Sedangkan tangan tidak steril tercermin dengan indikator penggunaan perlatan dan
digunakan apabila prosedur tidak steril. Setelah teknologi dalam operasional (Yazid, 2003).
sarung tangan selesai digunakan usahakan sarung Setiap pelayanan memerlukan bentuk
tangan dilepas diatas larutan klorin kemudian simpan pelayanan yang handal, artinya dalam memberikan
sarung tangan dalam keadaan terbalik. (Depkes RI, pelayanan, setiap petugas diharapkan memiliki
2009). kemampuan dalam pengetahuan, keahlian,
e. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik kemandirian, penguasaan dan profesionalisme kerja
Oksitosin adalah hormon alami dengan fungsi yang tinggi, sehingga aktivitas kerja yang dikerjakan
untuk membuat Rahim berkontraksi. Oksitosin menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan,
digunakan untuk menginduksi persalinan atau tanpa ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas
memperkuat kontraksi persalinan ketika melahirkan, pelayanan yang diterima oleh konsumen
dan untuk mengendalikan pendarahan setelah (Parasuraman, 2001).
melahirkan. Oksitosin juga digunakan untuk Suatu organisasi sangat menyadari pentingnya
merangsang kontraksi Rahim pada wanita yang kualitas layanan daya tanggap atas pelayanan yang
terancam keguguran atau telah keguguran. Dosis diberikan. Setiap orang yang mendapat pelayanan
untuk saat induksi persalinan, dosis awal 0,5-1 sangat membutuhkan penjelasan atas pelayanan yang
miliunit per jam. Selang 30-60 menit dapat ditambah diberikan agar pelayanan tersebut jelas dan
secara bertahap 1-2 miliunit sampai pola kontraksi dimengerti. Untuk mewujudkan dan merealisasikan
yang ditetapkan tercapai. Kemudian dosis saat masa hal tersebut, maka kualitas layanan daya tanggap
pemulihan pendarahan 10-14 unit (IV) infus di 1.000 mempunyai peranan penting atas pemenuhan
mL pada tingkat yang cukup untuk mengendalikan berbagai penjelasan dalam kegiatan pelayanan
pendarahan pada pasien. 10 unit (IM) selanjutnya kepada masyarakat. Apabila pelayanan daya tanggap
setelah mengeluarkan plasenta. (Depkes RI, 2009). diberikan dengan baik atas penjelasan yang
bijaksana, penjelasan yang mendetail, penjelasan
Pembahasan yang membina, penjelasan yang mengarahkan dan
Kualitas Pelayanan sebagai ukuran seberapa yang bersifat membujuk, apabila hal tersebut secara
bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai jelas 16 dimengerti oleh individu yang mendapat
dengan ekspektasi (harapan) konsumen. Berdasarkan pelayanan, maka secara langsung pelayanan daya
definisi dari kualitas layanan ditentukan oleh tanggap dianggap berhasil, dan ini menjadi suatu
kemampuan petugas memenuhi kebutuhan dan bentuk keberhasilan prestasi kerja (Parasuraman,
keinginan konsumen sesuai dengan ekspektasi 2001).
konsumen. Dengan kata lain, faktor utama yang Jaminan atas pelayanan yang diberikan oleh
mempengaruhi kualitas layanan adalah layanan yang pegawai sangat ditentukan oleh performance atau
diharapkan konsumen (expected service) dan kinerja pelayanan, sehingga diyakini bahwa pegawai
persepsi terhadap layanan (perceived service) tersebut mampu memberikan pelayanan yang handal,
(Tjiptono, 2008). Semakin baik pelayanan yang di mandiri dan profesional yang berdampak pada
berikan, memuaskan konsumen yang mendapatkan kepuasan pelayanan yang diterima. Selain dari
pelayanan tersebut. performance tersebut, jaminan dari suatu pelayanan
Fasilitas merupakan penampilan, kemampuan juga ditentukan dari adanya komitmen organisasi
sarana prasarana dan keadaan lingkungan sekitarnya yang kuat, yang menganjurkan agar setiap pegawai
dalam menunjukkan eksistensinya kepada konsumen memberikan pelayanan secara serius dan sungguh-
89
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
91