Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Accelerat ing t he world's research.

Laju Respirasi Hewan Respiration


Rate of Animals
Azki Afidati

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Laporan Proanfis Sist em Respirasi


Hany Husnul

ANALISIS PENGGUNAAN OKSIGEN T ERHADAP PERBEDAAN LAJU RESPIRASI BEBERAPA HEWAN


Riko Aj

Respirasi
Mift ahur Rohmah
Laju Respirasi Hewan
Respiration Rate of Animals

Azki Afidati Putri Anfa 1)*, Nadyatul Khaira Huda2), Nurul Fathjri Rahmayeny3)
Rifqi Ramadhana4), Selvi Nur Afni5)
1)
NIM. 1410422025, Kelompok 5 A, Praktikum Fisiologi Hewan, FMIPA,Universitas Andalas
2)
NIM. 1410422015, Kelompok 5 A, Praktikum Fisiologi Hewan, FMIPA,Universitas Andalas
3)
NIM. 1410422045, Kelompok 5 A, Praktikum Fisiologi Hewan, FMIPA,Universitas Andalas
4)
NIM. 1410421001, Kelompok 5 A, Praktikum Fisiologi Hewan, FMIPA,Universitas Andalas
5)
NIM. 1410422041, Kelompok 5 A, Praktikum Fisiologi Hewan, FMIPA,Universitas Andalas
* Koresponden : azkianfa05@gmail.com

Abtract
An experiment about respiration rate of animals was done from November 11th, 2016. The
experiment is to know measured respiration rate’s method by counted oxygens consumption and
to look comparison respiration rate between different species of animals with different
temperatures. This experiment used three treatments of temperatures were cold temperature, room
temperature, and hot temperature. The results shown that respiration rates were significant
difference between invertebrates and vertebrates. In the cold temperature, the highest respiration
rate were Valanga sp. 10-3 mg/ml/s and the lowest were Periplaneta sp. 6x10-5 mg/ml/s. In the
room temperature, highest respiration rate were Hemidactylus sp. 24x10-5 mg/ml/s and the lowest
were Valanga sp. 10-5 mg/ml/s. In the hot temperature, highest respiration rate were Periplaneta
sp. 39x10-5 mg/ml/s and the lowest were Valanga sp. -19x10-5 mg/ml/s.

Keywords: Invertebrates, Respiration rate, Respirometer, Vertebrates.

PENDAHULUAN
Proses pengikatan oksigen dan pengeluaran Sistem respirasi memiliki fungsi
karbon dioksida oleh darah melalui utama untuk memasok oksigen ke dalam
permukaan organ pernapasan. Proses tubuh serta membuang karbondioksida dari
tersebut disebut pernapasan. Oksigen dalam tubuh. Pada dasarnya, sistem respirasi
merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh dibedakan menjadi dua, respirasi eksternal
tubuh untuk mengoksidasi zat makanan dan respirasi internal. Respirasi eksternal
berupa karbohidrat, lemak dan protein sama dengan bernapas sedangkan respirasi
sehingga menghasilkan energi internal atau respirasi seluler ialah proses
(Burhanuddin, 2010). penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan
Respirasi mencakup pengambilan pembuangan zat sisa metabolisme sel berupa
oksigen, mengedarkannya ke sel-sel, dan karbondioksida. Oksigen yang didapat dari
melepaskan karbondioksida. Proses lingkungan ini kemudian digunakan dalam
respirasi melibatkan medium respirasi, proses fosforilasi oksidatif untuk
membran respirasi, dan organ pernapasan menghasilkan ATP. Fungsi lain dari
(Martini, 2012). Organ respirasi pada setiap respirasi adalah untuk menjaga
individu berbeda tergantung pada habitat keseimbangan pH dan keseimbangan
dan cara hidupnya. Hewan akuatik memiliki elektrik dalam cairan tubuh. Difusi gas
organ pertukaran gas yang khusus yang antara organ respirasi dengan lingkungan
disebut insang. Organ respirasi pada hewan dapat terjadi karena adanya perbedaan
terestrial berbeda dengan hewan akuatik. tekanan gas (Isnaeni, 2006).
Organ-organ tersebut diantaranya paru-paru Faktor-faktor yang mempengaruhi
difusi, paru-paru buku, trakea, paru-paru laju respirasi suatu organisme diantaranya
alveolar, dan paru-paru sempurna. usia, berat badan, jenis kelamin, suhu,
(Jumhana, 2006). aktivitas, dan emosi. Semakin tua usia suatu
organisme maka semakin sedikit respirasi komponen tersebut, maka semakin besar laju
yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh respirasinya (Tobin, 2005).
penurunan regenerasi sel. Semakin berat Pengukuran laju respirasi dapat
suatu organisme maka semakin banyak menggunakan alat respirometer.
respirasi yang dibutuhkan, karena jumlah sel Respirometer adalah alat yang digunakan
yang dimiliki organisme tersebut menjadi untuk mengukur rata-rata pertukaran
lebih banyak (Isnaeni, 2006). oksigen dengan karbondioksida. Prinsip
Mekanisme respirasi pada serangga, kerja respirometer adalah dengan
contohnya kecoa dan belalang, meliputi tiga mengamati banyaknya oksigen yang
fase, yaitu fase inspirasi, pertukaran gas, dan digunakan untuk pernapasan hewan uji
fase ekspirasi. Fase inspirasi memerlukan dalam satu waktu yang ditandain dengan
waktu seperempat detik, spirakel pada pergerakan cairan uji (eosin) pada pipa
bagian dada terbuka, udara masuk. Fase skala. Reagen yang digunakan dalam uji
pertukaran gas memerlukan waktu sekitar respirometer ini KOH dan eosin. KOH
satu detik, spirakel daerah dada ataupun digunakan untuk mengikat karbondioksida
perut menutup. Fase ekspirasi memerlukan yang dihembuskan oleh hewan uji dan
waktu sekitar satu detik, spirakel daerah mengubahnya menjadi K2CO3. Eosin
perut terbuka selama kurang lebih sepertiga bekerja sebagai penanda skala dan bergerak
detik. Setelah masuk ke dalam trakea, karena adanya penyurutan volume udara
oksigen menuju trakeol, kemudian masuk ke dalam tabung respirometer (Pearson
dalam sel-sel tubuh secara difusi. Education, 2015).
Karbondioksida yang merupakan sisa Adapun tujuan dari praktikum kali ini
pernapasan dikeluarkan juga melalui sistem adalah untuk memahami metode
trakea yang bermuara pada spirakel pengukuran laju respirasi hewan melalui
(Sunarto, 2004). Sedangkan respirasi pada penghitungan konsumsi oksigen dan melihat
reptil, contohnya cicak, mekanisme perbedaan laju respirasi pada berbagai
respirasinya berlangsung melalui azas spesies hewan dan hubungannya dengan
pompa hisap (suction pump). Pergerakan perbedaan temperatur lingkungan.
tulang-tulang dada ke arah luar
menimbulkan tekanan subatmosfir di dalam PELAKSANAAN PRAKTIKUM
rongga dada dimana terdapat paruparu. Waktu dan Tempat
Tekanan udara di luar tubuh lebih tinggi Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu ,
daripada di dalam paru-paru sehingga udara 11 November 2016 pukul di Laboratorium
masuk ke dalam paru-paru menuruni gradien Teaching 2, Jurusan Biologi, Fakultas
tekanan (Santoso, 2009). Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Respirasi sangat berkaitan dengan Universitas Andalas.
proses metabolisme dalam tubuh. Laju
metabolisme adalah jumlah total energi yang Alat dan Bahan
diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan Adapun alat yang digunakan pada praktikum
waktu (Seeley, 2002). Respirasi berperan laju respirasi yaitu respirometer, timbangan,
sebagai penyedia oksigen yang kemudian beaker glass, tabung sampel, termometer,
digunakan untuk proses metabolisme jarum suntik dan pemanas air. Sedangkan
sehingga dihasilkan energi yang bermanfaat bahan yang digunakan adalah KOH 0,4%,
untuk menjalankan sistem-sistem kehidupan eosin, vaselin, kapas, batu es, Valanga sp.,
(Isnaeni, 2006). Laju metabolisme juga Periplaneta sp., dan Hemidactylus sp.
berkaitan erat dengan respirasi karena
respirasi merupakan proses ekstraksi energi Cara Kerja
dari molekul makanan yang bergantung Menghitung Laju Respirasi Invertebrata
pada adanya oksigen. Laju respirasi dapat Valanga sp. dan Periplaneta sp. ditimbang
diketahui dengan mengukur banyaknya gas secara bergantian terlebih dahulu.
karbondioksida, uap air, dan energi yang Selanjutnya, respirometer disusun dan eosin
dihasilkan. Semakin besar nilai komponen – diinjeksikan kedalam pipa respirometer
hingga skala 12 dan diusahakan tidak ada
gelembung udara. Selanjutnya, kapas dan masing-masing spesies terhadap variasi suhu
KOH 4% dimasukkan kedalam tabung yang berbeda.
sampel yang kosong beserta hewan Laju respirasi dapat dihitung dengan rumus
invertebrata yang telah ditimbang kedalam berikut :
tabung lainnya. Selanjutnya isolasi sistem
Vr = (Sf – Ss) /Wb/T
dengan vaselin yang dioleskan untuk
menghindari kebocoran gas oksigen atau Dimana Vr : laju respirasi (ml/g/s)
karbondioksida. Perangkat percobaan Ss : skala awal manometer
diletakkan pada posisi yang ideal dan Sf : Skala akhir manometer
dibiarkan selama 5 menit serta dihitung T : Waktu (sekon)
perubahan skala eosin didalam pipa
respirometer. Percobaan pertama dilakukan Menghitung Laju Respirasi Vertebrata
pada suhu ruang, percobaan kedua pada Hemidactylus sp. ditimbang terlebih dahulu
suhu rendah (tabung berisi hewan diletakkan dan dimasukkan kedalam tabung sampel
kedalam gelas berisi es) dan percobaan hewan pada respirometer dan diukur laju
ketiga pada suhu tinggi (tabung berisi hewan respirasinya seperti prosedur pada hewan
diletakkan kedalam gelas berisi air panas). invertebrata (termasuk perlakuan suhu dan
Suhu air diukur menggunakan termometer analisis datanya). Data hasil penghitungan
dan hitung laju respirasi. Analisis data dan yang disajikan dalam grafik dibandingkan
dibuat grafik hubungan laju respirasi dengan data pada invertebrata.

HASIL PEMBAHASAN
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum ini yakni :
Tabel 1. Laju respirasi pada hewan invertebrata dan vertebrata dengan perbedaan suhu
Spesies
No Temperatur parameter
Valanga sp. Periplaneta sp. Hemidactylus sp.
1. WB (g) 3,98 5,41 8,25
Ss (ml) 6,8 5,4 8,2
Suhu Dingin Sf (ml) 8 5,5 8,4
Vr
0,001 0,00006 0,00008
(ml/g/s)
2. WB (g) 6,6 0,83 5,44
Ss (ml) 6,5 5,4 8,7
Suhu Ruangan Sf (ml) 6,52 5,5 9,1
Vr
0,00001 0,00007 0,00024
(ml/g/s)
3. WB (g) 8,5 3,39 6,59
Suhu Panas Ss (ml) 6,6 6,4 4,2
Sf (ml) 6,1 6,8 4,8
Vr
-0,00019 0,00039 0,0003
(ml/g/s)
Keterangan : WB (berat badan), Ss (skala awal manometer), Sf (skala akhir manometer), Vr (laju
respirasi).
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada laju respirasi paling tinggi terjadi pada
suhu dingin laju respirasi paling tinggi hewan Hemidactylus sp. yaitu 0,00024
terjadi pada hewan Valanga sp. yakni 0,001 ml/g/s, kemudian Periplaneta sp. yaitu
ml/g/s, kemudian Hemidactylus sp. 0,00008 0,00007, dan paling rendah pada Valanga
ml/g/s, dan paling rendah pada Periplaneta sp. yaitu 0,00001 ml/g/s. Pada suhu panas
sp. yaitu 0,00006 ml/g/s. Pada suhu ruangan laju respirasi paling tinggi terjadi pada
hewan Periplaneta sp. yaitu 0,00039 ml/g/s, mengambil oksigen dari udara luar (Chown
kemudian Hemidactylus sp. yaitu 0,0003 dan Nicolson, 2004). Oksigen akan
ml/g/s, dan paling rendah pada Valanga sp. ditransfer menuju sel dan digunakan untuk
yaitu -0,00019 ml/g/s. respirasi oksidatif yang berperan dalam
Respirasi bertujuan untuk proses serapan energi (Klowden, 2007).
menghasilkan energi. Energi hasil respirasi Sedangkan respirasi pada reptil, contohnya
tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas cicak, mekanisme respirasinya berlangsung
hidup, seperti mengatur suhu tubuh, melalui azas pompa hisap (suction pump)
pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. dengan menggunakan organ paru-paru
Jadi kegiatan pernapasan dan respirasi (Santoso, 2009).
tersebut saling berhubungan karena pada Pada tabel juga dapat dilihat bahwa
proses pernapasan dimasukkan udara dari berat badan mempengaruhi kecepatan laju
luar (oksigen) dan oksigen tersebut respirasi pada hewan. Hal ini terjadi pada
suhu dingin yaitu Hemidactylus sp. dengan
digunakan untuk proses respirasi guna
berat badan 8,25 gram laju respirasinya lebih
memperoleh energi dan selanjutnya sisa cepat dibanding hewan lainnya yaitu
respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) 0,00008 g/ml/s. Sebagaimana menurut
dikelurkan melalui proses pernafasan. Isnaeni (2006), faktor-faktor yang
Karena hewan – hewan tingkat rendah dan mempengaruhi laju respirasi suatu
tumbuhan tidak memiliki alat pernapasan organisme diantaranya usia, berat badan,
khusus sehingga oksigen dapat langsung jenis kelamin, suhu, aktivitas, dan emosi.
Semakin berat suatu organisme maka
masuk dengan cara difusi, maka sering kali
semakin banyak respirasi yang dibutuhkan,
istilah pernapasan disamakan dengan istilah karena jumlah sel yang dimiliki organisme
respirasi (Jasin, 1983). Salah satu proses tersebut menjadi lebih banyak (Isnaeni,
fisiologi tubuh serangga seperti kecoa 2006). Namun, hal ini tidak terjadi pada
menggunakan proses respirasi untuk perlakuan suhu ruangan dan suhu panas.
mendapatkan suplai energi dengan

Hubungan Berat Badan dengan Laju Respirasi pada Suhu


Ruang
6.6

5.44
6
4.99
5

1
24x10-5 10-5 7x10-5
0 Hemidactylus sp. Valanga sp. Periplaneta sp.
Berat (g) Laju Respirasi (ml/g/s)

Grafik 1. Hubungan berat badan dengan laju respirasi pada suhu ruang

Berdasarkan grafik 1 dapat diketahui adanya dengan laju respirasi. Laju respirasi paling
hubungan berat badan dan suhu ruang tinggi ditemukan pada Hemidactylus sp.
yakni 0,00024 ml/g/s, kemudian Periplaneta ukuran tubuh yang kecil, menyebabkan laju
sp. yakni 0,00007 ml/g/s, dan terakhir respirasi yang lebih tinggi dibandingkan
Valanga sp. yakni 0,00001 ml/g/s. Hal ini hewan yang berukuran besar. Menurut
tidak sesuai dengan literatur yang Johnson (1984), pada serangga mengenal
menyatakan bahwa semakin berat hewan dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem
maka semakin rendah laju respirasinya. tertutup. Organ yang digunakan disebut
Sebagaimana menurut Yatim (1987), dengan spirakulum (spiracle), juga tabung-
kebutuhan oksigen dan produksi tabung trachea dan tracheola. Tekanan total
karbondioksida dari suatu hewan akan dari udara sebenarnya merupakan jumlah
meningkat sebanding dengan massanya. tekanan gas N2, O2, CO2 dan gas-gas lain. O2
Sedangkan kecepatan gerak gas melintas sendiri masuk ke dalam jaringan dengan satu
membran tergantung pada luas permukaan proses tunggal, karena adanya tekanan udara
tubuh. Pada hewan yang berukuran sangat dalam jaringan. Tekanan O2 dengan
kecil jarak difusi kecil sehingga ratio luas demikian harus lebih besar daripada tekanan
permukaan dengan volume adalah besar bila udara dalam jaringan, sebaliknya tekanan
ukuran hewan lebih besar lagi maka jarak CO2 dalam jaringan harus lebih besar
difusi akan besar dan ratio kecil. dibanding yang ada di udara.
Walaupun pada serangga memiliki
dua sistem pernapasan, akan tetapi karena

Hubungan Berat Badan dengan Laju Respirasi Hewan pada Suhu Dingin

8.25

8
7
5.41
6
3.98
5
4
3
2
1 8x10-5 10-3 6x10-5

0 Hemidactylus sp. Valanga sp. Periplaneta sp.


Berat badan (g) Laju respirasi (ml/s/g)

Grafik 2. Hubungan berat badan dengan laju respirasi pada suhu dingin

Pada suhu dingin laju respirasi tertinggi Hemidactylus sp. sebagaimana menurut
terjadi pada Valanga sp. Yakni 0,001 ml/g/s, Tobin (2005) yang mengatakan bahwa
sedangkan terendah terdapat pada ukuran tubuh juga menentukan besarnya laju
Periplaneta sp. yakni 0,00006 ml/g/s. Hal konsumsi oksigen. Untuk hewan endoterm,
ini disebabkan karena berat badan pada hewan yang berukuran tubuh kecil akan
masing-masing hewan berbeda. Semakin memiliki laju konsumsi oksigen per unit
berat suatu hewan maka luas permukaan massa yang lebih besar dibanding hewan
pada organ pernapasan masing-masing yang berukuran lebih besar.
hewan juga berbeda. Sehingga pada Pada suhu dingin hewan-hewan ini
Hemidactylus sp. penyebaran oksigen akan akan berusaha menjaga kondisi
berlangsung lama. Sedangkan pada Valanga tubuhnya agar tetap menghasilkan energi
sp. laju respirasi cepat karena organ respirasi untuk bergerak. Hal ini didukung oleh
nya tidak sekompleks yang dimiliki oleh pendapat Guyton dan Hall (1997), respirasi
bertujuan untuk menghasilkan energi. dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan
Energi hasil respirasi tersebut sangat oksigen tersebut digunakan untuk proses
diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti respirasi guna memperoleh energi dan
mengatur suhu tubuh, pergerakan, selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon
pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan dioksida (CO2) dikelurkan melalui proses
pernapasan dan respirasi tersebut saling pernapasan .
berhubungan karena pada proses pernapasan
Hubungan Berat Badan dengan Laju Respirasi Hewan pada Suhu Panas
8.5

8 6.59
7
6
5 3.39
4
3
2
3x10-4 39x10-5 -19x10-5
1
0 Hemidactylus sp. Periplaneta sp. Valanga sp.
Berat badan (g) Laju Respirasi (ml/g/s)

Grafik 3. Hubungan berat badan dengan laju respirasi pada suhu panas

Pada grafik 3, dapat diketahui bahwa laju menurunkan suhu internal tubuh. Setelah 5
respirasi tertinggi terjadi pada Periplaneta menit dilakukan pengamatan, skala akhir
sp. yakni 0.00039 ml/g/s, dan paling rendah manometer Valanga sp. turun hingga
pada Valanga sp. yakni -0,00019 ml/g/s . melewati skala awal manometer yang
Peningkatan laju respirasi pada hewan mengakibatkan laju respirasinya mencapai
sesuai sebagaimana menurut Yatim (1987), hingga -0,00019 ml/g/s. Namun, sebenarnya
yang mengatakan bahwa suhu sangat laju respirasi hewan tidaklah ditentukan
mempengaruhi laju respirasi pada hewan, dalam waktu 5 menit hanya saja dalam
semakin tinggi suhu, maka semakin semakin praktikum pengamatan dilakukan dalam 5
besar laju respirasi yang terjadi. menit. Secara keseluruhan laju respirasi
Pada perlakuan suhu panas, Valanga Valanga sp. tidak menyalahi literatur yang
sp. laju konsumsi oksigennya pada menit ada karena skala akhir manometer tidak
awal sangat tinggi melebihi angka 10 pada kurang dari skala awalnya sebelum waktu 5
manometer kemudian berangsur turun. Hal menit.
ini dimungkinkan karena Valanga sp. masih
mengalami tahap adaptasi terhadap KESIMPULAN
lingkungan baru sehingga cenderung gelisah Adapun kesimpulan yang didapatkan pada
dan mengarah panik. Menurut Affandi & praktikum kali ini yaitu:
Usman (2002), dalam rangka menyesuaikan 1. Pada suhu dingin laju respirasi paling
diri dengan lingkungan, hewan memiliki tinggi terjadi pada Valanga sp. yakni
toleransi dan resistensi pada kisaran tertentu 0,001 ml/g/s, kemudian Hemidactylus
dari variasi lingkungannya. Setelah proses
sp. 0,00008 ml/g/s, dan paling rendah
adaptasi, hewan cenderung lebih tenang dan
berusaha untuk menyesuaikan diri dengan pada Periplaneta sp. yaitu 0,00006
lingkungan baru. Menurut Isnaeni (2006), ml/g/s.
semakin tinggi suhu maka semakin banyak 2. Pada suhu ruang laju respirasi paling
respirasi yang dibutuhkan karena H2O yang tinggi terjadi pada Hemidactylus sp.
dihasilkan oleh respirasi berguna untuk
yaitu 0,00024 ml/g/s, kemudian sp. yaitu 0,0003 ml/g/s, dan paling
Periplaneta sp. yaitu 0,00007, dan rendah pada Valanga sp. yaitu -0,00019
paling rendah pada Valanga sp. yaitu ml/g/s.
0,00001 ml/g/s. 4. Faktor yang mempengaruhi laju
3. Pada suhu panas laju respirasi paling respirasi yaitu ukuran badan, tingkatan
tinggi terjadi pada Periplaneta sp. yaitu taksa, jenis kelamin, dan suhu.
0,00039 ml/g/s, kemudian Hemidactylus

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R. dan Tang, U. M. 2002. Fisiologi Klowden, M. J. 2007. Physiological Systems


Hewan Air. Unri Press. Pekanbaru. in insects. Elseiver. USA.
Burhanuddin, A.I. 2010. Ikhtiologi. Yayasan Martini. 2012. Fundamental of Anatomy &
Citra Emulsi. Makassar. Physiology Ninth Edition. Pearson
Chown, S. L. and S. W. Nicolson. 2004. Education. San Fransisco.
Insect Physiological Ecology. Oxford Pearson Education. 2015. How The
University Press. New york. Respirometer Works.
Guyton, A.C & Hall, J.E. 1997. Fisiologi http://www.phschool.com/ (diakses
Kedokteran Edisi 9. Kedokteran 16 November 2016)
EGC. Jakarta. Santoso, Putra. 2009. Buku Ajar Fisiologi
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Hewan. Universitas Andalas. Padang.
Kanisius. Yogyakarta Seeley, R,R., T.D. Stephens, P. Tate. 2002.
Jasin, Maskeri. 1983. Sistematik Hewan Essentials of Anatomy and Physiology
Invertebrata dan Vertebrata. Sinar 4th. McGraw-Hill Companies. USA.
Wijaya. Surabaya. Sunarto. 2004. Konsep dan Penerapan Sains
Johnson, D. R. 1984. Biology an Biologi. Tiga Serangkai. Solo.
Introduction. The Benjamin Tobin, A.J. 2005. Asking About Life.
Cummings Publishing Co, Inc. New Thomson Brooks/Cole. Canada.
York. Yatim, W. 1987. Biologi. Tarsito. Bandung.
Jumhana, N. 2006. Konsep Dasar Biologi.
UPI PRESS. Bandung.

You might also like