Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan

Volume 04 Number 01 2020


ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

JENIS-JENIS KENAKALAN REMAJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI DI DESA MERAK REJO KECAMATAN BAWEN
KABUPATEN SEMARANG

Een (eenyaeen99@gmail.com)
Umbu Tagela (umbu.leba@uksw.edu)
Sapto Irawan (sapto.irawan@uksw.edu)

Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP


Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50771

ABSTRACT
Adolescence is a transitional period, where the life patterns of adolescents undergo
changes, including ways of behaving, associating, ways of thinking and various other
patterns of life that characterize adolescents. Things that become a reference are
adolescents who are unable to control themselves so that they lose control and fall into
deviant behavior. This behavior disorder is known as juvenile delinquency. The
objectives of this study were (1) To determine the various types of juvenile delinquency
in Merak Rejo Village, Bawen District, Semarang Regency (2) To identify the various
factors affecting juvenile delinquency in Merak Rejo Village, Bawen District, Semarang
Regency and (3) To see the action conducted by the environment and agencies dealing
with juvenile delinquency. The research method used is descriptive qualitative. The
results showed that (1) the types of juvenile delinquency that were committed were
speeding, recklessness, fighting, skipping school, drinking, leaving without saying
goodbye, being noticed, asocial, watching porn and smoking, (2) The factors that
influence juvenile delinquency are family conditions, community conditions, peers,
social media, TV, lack of religious knowledge and low socioeconomic knowledge and
(3) family, village heads, chairman of the neighborhood association, neighborhood
chief, community leaders and religious leaders have done preventive measures,
repressive measures and rehabilitation measures. The conclusion of this study is the
results of the research conducted by the author in accordance with the research
objectives. Suggestions from this study are (1) parents to guide and foster their children
optimally and (2) agencies at the top to foster families and adolescents.
Keywords: types, factors, juvenile delinquency actions.

ABSTRAK
Masa remaja adalah masa peralihan, dimana pola kehidupan remaja mengalami
perubahan, meliputi tata cara bertingkah laku, bergaul, cara berpikir dan berbagai pola
kehidupan lainnya yang menjadi ciri khas remaja. Hal yang menjadi kekhawatiran
adalah remaja tidak mampu mengendalikan diri sehingga lepas kontrol dan terjerumus
pada perilaku menyimpang. Penyimpangan perilaku dikenal dengan kenakalan remaja.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui berbagai jenis kenakalan remaja di
Desa Merak Rejo, Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, (2) Untuk mengidentifikasi
berbagai faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di Desa Merak Rejo, Kecamatan
Bawen Kabupaten Semarang dan (3) Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan
lingkungan dan instansi yang berwenang dalam mengatasi masalah kenakalan remaja.
Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian diperoleh
gambaran bahwa (1) Jenis-jenis kenakalan remaja yang dilakukan adalah kebut-

119
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

kebutan, ugal-ugalan, berkelahi, membolos sekolah, mabuk-mabukan, pergi tanpa


pamit, berbohong, asosial, mencuri, menonton film porno dan merokok, (2) Faktor-
faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja yaitu kondisi keluarga, kondisi
masyarakat, teman sebaya, media sosial, TV, minimnya pengetahuan agama serta sosial
ekonomi rendah dan (3) Keluarga, Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama sudah melakukan tindakan preventif, tindakan represif
dan tindakan rehabilitasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian yang
dilakukan Penulis sesuai dengan tujuan penelitian. Saran dari penelitian ini adalah (1)
Orang tua agar membimbing dan membina anaknya secara maksimal dan (2) Instansi
yang berwenang agar senantiasa membina keluarga dan remaja.
Kata Kunci: jenis, faktor, tindakan kenakalan remaja.

Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Remaja sebagai bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena remaja merupakan harapan yang akan
menggantikan generasi tua untuk meneruskan cita-cita bangsa. Masa remaja disebut juga masa
transisi, dimana akan terjadi perubahan-perubahan dalam dirinya baik dari fisik, intelektual,
emosional dan sosial. Perkembangan remaja juga dapat menunjukkan banyak kemajuan yang
dicapai, seperti halnya dari bidang pendidikan yang diperolehnya, penguasaan keterampilan, ilmu
dan teknologi serta prestasi yang diperolehnya.Remaja berkembang di tengah-tengah kehidupan
masyarakat. Remaja dalam bergaul di lingkungan sosialnya, akan terjadi saling pengaruh dan
mempengaruhi dalam berbagai konflik sosial.
Hal yang menjadi kekhawatiran adalah remaja tidak mampu mengendalikan diri sehingga
lepas kontrol dan terjerumus pada perilaku menyimpang. Penyimpangan perilaku tersebut dikenal
dengan istilah kenakalan remaja. Kenakalan remaja adalah tindak perbuatan remaja yang
bertentangan dengan hukum, agama, norma-norma masyarakat sehingga akibatnya dapat
merugikan orang lain, menganggu ketentraman umum dan merusak diri sendiri. Desmita (2017)
mengatakan bahwa “kenakalan remaja merupakan suatu tindakan anak muda yang dapat merusak
dan mengganggu baik terhadap dirinya dan orang lain”. Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh
seorang individu atau dapat dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok remaja.
Masalah kenakalan remaja muncul dalam berbagai jenis tingkah laku yang menyimpang.
Kenakalan remaja seperti; minum-minuman keras, balapan liar, mengambil uang orang tua,
membolos sekolah, minggat dan berkelahiyang terjadi saat ini merupakan fenomena yang sangat
memprihatinkan. Berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya memiliki andil dalam
membentuk gaya atau sikap remaja yang demikian.
Kasus kenakalan remaja yang marak terjadi sekarang ini adalah remaja melakukan pesta
miras dan berjudi. Dalam kasus tersebut, kenakalan remaja menyebabkan keresahan warga
setempat. Akibat dari aktivitas tersebut, para remaja bisa mendapatkan hukuman secara fisik dan
mereka membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan tersebut. Berbagai kasus
kenakalan remaja sering muncul kepermukaan. Tingkat dari kenakalan itu sendiri beragam, ada
yang berurusan dengan yang berwajib, ada pula yang tidak. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan
karena melihat dan meniru perbuatan orang lain maupun tayangan TV yang negatif.
Kenakalan remaja dapat terjadi karena faktor penyebab kenakalan remaja yang mengacu
pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima oleh sosial sampai
pelanggaran setatus hingga tindak keriminal. Dalam kaitan hal tersebut, Irawan (2014)
menyebutkan bahwa faktor-faktor kenakalan remaja dipengaruhi oleh identitas, kontrol diri, usia,
jenis kelamin, harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah, proses keluarga, pengaruh
teman sebaya, kelas sosial ekonomi dan kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal.

120
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

Meskipun secara umum disepakati bahwa kesenjangan sosial bukan penyebab langsung,
tetapi hal ini dapat memicu seseorang untuk sah-sah saja melakukan tindakan kekerasan. Terlebih
lagi dengan minimnya pembekalan pengetahuan keagamaan bagi remaja-remaja sekarang. Hal ini
memiliki andil besar dalam budaya permisif seperti sekarang ini.
Mengingat remaja adalah pribadi sosial yang unik dengan segala bentuk karakteristik,
perubahan dan perkembangannya serta memiliki kebutuhan dalam interaksinya dengan
lingkungan sekitar, maka untuk memfasilitasi perubahan dan perkembangan tersebut, diperlukan
pendampingan serta penanganan khusus bagi kenakalan remaja. Perubahan dan perkembangan
semacam itu perlu ditopang dengan pendidikan nilai-nilai moral, sebab kehidupan remaja tidak
lepas dari lingkungan sosialnya.
Atas dasar itu, keluarga harus memberikan tindakan pembinaan dan membimbing anaknya
baik dengan cara mencegah (preventif), kuratif dan rehabilitasi untuk mengatasi anaknya agar
tidak terlibat kenakalan remaja. Selanjutnya, remaja perlu memiliki pemahaman tentang moralitas
untuk mengikuti perkembangan masyarakat yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok
sosial dengan tingkat sosial dan keagamaan yang berbeda dan mempunyai tata cara berperilaku
masing-masing yang dilakukan oleh Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat,
Tokoh Agama dan anggota masyaraka dalam memberikan bimbingan, perhatian, pengawasam dan
kasih sayang yang lebih kepada remaja dan juga harus membuka komunikasi dua arah
(mendengarkan dan terbuka) kepada anak-anak remaja, memberikan pengetahuan sejak dini
mengenai kegiatan-kegiatan positif agar lebih produktif sehingga tidak memiliki waktu untuk
melakukan hal-hal yang negatif.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1. Jenis-jenis kenakalan remaja apa saja yang terjadi di RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo,
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang ?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di RT 02 RW 08 Desa
Merak Rejo, Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang ?
3. Apa sajakah bentuk-bentuk tindakan preventif, represif dan rehabilitasi yang dilaksanakan
lingkungan dan instansi yang berwenang ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui berbagai jenis kenakalan remaja di RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo,
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
2. Untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi remaja ke pola perilaku yang
menyimpang di RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo, Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk tindakan preventif, represif dan rehabilitasi yang dilakukan
lingkungan dan instansi yang berwenang dalam mengatasi masalah kenakalan remaja.

Kajian Teori
Kenakalan Remaja
Kenakalan berasal dari kata dasar nakal yang berarti suka berbuat tidak baik, suka
mengganggu, dan suka tidak menurut. Ali dan Asrori (2010) mengatakan bahwa kenakalan adalah
perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat mengganggu ketenangan orang lain, tingkah
laku yang melanggar norma kehidupan masyarakat. Selanjutnya, Sarwono (2012) mengatakan
bahwa remaja adalah periode transisi antara anak-anak ke dewasa, atau masa usia belasan tahun,

121
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

atau juga seseorang menujukan tingkah laku tertentu seperti susah di atur, mudah terangsang
perasaan dan sebagainya.
Batas masa remaja jika dilihat dari umur sangatlah sulit, karena datangnya fase puberitas ini
tiap-tiap individu berlainan, namun pada umumnya terjadi pada umur 13 – 15 tahun. Oleh sebab
itu kalau dilihat dari sisi umur maka yang dikatakan remaja adalah umur antara 12 sampai dengan
21 tahun dan belum kawin.
Kartono (2017) mengatakan bahwa kenakalan remaja adalah tingkah laku remaja yang
menyalahi norma dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Kenakalan remaja mengacu pada
suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran
status hingga tindak kriminal. Selanjutnya, Gunarsa (2019) menyebutkan bahwa kenakalan remaja
adalah kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat asosial bahkan anti
sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Istilah kenakalan remaja merupakan kata lain dari kenakalan anak yang terjemahan dari
juvenile delinquency. Kata juvenile berasal dari Bahasa Latin juvenilis yang artinya anak-anak,
anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja. Sedangkan
kata delinquent juga berasal dari Bahasa Latin delinquere yang artinya terabaikan, mengabaikan;
yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut,
pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana dan dursila. Selanjutnya, Amin (2010)
menyebutkan bahwa juvenille delinquency adalah kenakalan remaja adalah tingkah laku atau
perbuatan yang berlawanan dengan hukum yang berlaku.
Dalam tautan makna yang sama, Dariyo (2011) merinci pengertian kenakalan remaja adalah
perbuatan remaja yang merupakan suatu kejahatan bagi anak- anak merupakan kenakalan jadi
semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya. Hal yang
serupa dikatakan pula oleh Sulistami (2014) menyebutkan bahwa suatu perilaku yang dilakukan
oleh remaja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
Atas dasar itu, remaja lebih mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. Anak
remaja pada umumnya mempunyai kebiasaan yang aneh dan ciri khas tertentu, seperti cara
berpakaian yang mencolok, mengeluarkan perkataan-perkataan yang buruk dan kasar, kemudian
para remaja ini juga memiliki tingkah laku yang selalu mengikuti trend remaja pada saat ini.
Dengan demikian, remaja di anggap ada dalam satu periode transisi dengan tingkah laku anti
sosial yang potensial,di sertai dengan banyak pergolakan hati atau kekisruhan batin pada fase-fase
remaja. Maka segala kejahatan dan keberandalan yang muncul itu merupakan akibat dari prosese
perkembangan pribadi anak yang mengandung unsur dan usaha kedewasan dan pencarian suatu
identitas kedewasaan.

Jenis-Jenis Kenakalan Remaja


Jenis-jenis kenakalan remaja menurut Sunarwiyati (Purwandari, 2011) dibagi menjadi tiga
jenis kenakalan remaja berdasarkan tingkat kriminal, antara lain :
1. Kenakalan biasa
Misalnya suka kluyuran, suka berkelahi, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit
dan sebagainya.
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran hukum
Misalnya meminjam barang tidak dikembalikan, berpakaian melanggar norma kesopanan,
mengambil barang orang tua tanpa ijin dan sebagainya.
3. Kenakalan khusus
Misalnya penyalahgunaan narkotika, minum-minuman keras, hubungan sex di luar
perkawinan, ikut organisasi terlarang dan sebagainya.

122
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

Dalam tautan makna yang sama, Kartono (2013) menyebutkan ada 11 jenis dari perilaku
delinquency sebagai berikut:
a. Kebut-kebut di jalan yang mengganggu keamanan lalu lintas, dan membahayakan jiwa
sendiri serta orang lain.
b. Perilaku ugal-ugalan, brandalan, urakan yang mengacaukan ketentraman lingkungan
sekitarnya. Tingkah laku ini bersumber pada kelebihan energI dan dorongan primitif yang
tidak terkendali.
c. Perkelahian antara gang, antara kelompok, antara sekolah, antara suku (tawuran), sehingga
kadang-kadang membawa korban jiwa.
d. Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan atau bersembunyi di tempat-tempat
kecil sambil melakukan eksperimen bermacam-macam kedurjanaan dan tidak asusila.
e. Berpesta pora, sambil mabuk-mabukan, melakukan hubungan seks bebas atau orgi yang
menganggu lingkungan sekitar.
f. Kecanduan atau ketagihan bahan narkotika yang erat bergandengan dengan tindakan
kejahatan.
g. Perjudian dan bentuk-permainan lain dengan taruhan, sehingga mengakibatkan ekses
kriminalitas.
h. Komersialisasi seks, penguguran janin oleh gadis-gadis delinquency dan pembunuhan bayi
oleh ibu-ibu yang tidak kawin.
i. Tindakan radikal dan ekstrim dengan cara kekerasan, penculik dan pembunuhan yang
dilakukan oleh anak-anak remaja.
j. Perbuatan asosial atau anti sosial yang disebabkan oleh gangguan kejiwaan pada anak-anak
dan remaja psikopatik, psikotik, neurotik dan menderita gangguan –gangguan jiwa lainnya.
k. Tindak-tindak immoral seksual secara terang-terangan tanpa rasa malu dengan cara kasar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Seorang remaja tidak akan tiba-tiba menjadi nakal, tetapi menjadi nakal karena beberapa
saat setelah dibentuk oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja
menurut Santrock (2013) dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berpangkal pada remaja itu sendiri, antara lain:
a) Kekurangan penampungan sosial
b) Kelemahan dalam mengendalikan dorongan-dorongan dan kecenderungan-
kecenderungannya
c) Kegagalan prestasi sekolah atau pergaulan.
d) Dasar-dasar agama yang kurang. Hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan oleh orang
tua yang sibuk dengan segala usaha dan kegiatan mereka dan juga oleh pihak sekolah
terkadang kurang memperhatikan hal ini. karena jika remaja tidak mendapat pendidikan
agama yang baik mereka akan jauh dari Tuhan dan pasti tingkah laku mereka akan
sembarangan.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja atau berasal dari
lingkungannya. Yang termasuk dalam faktor eksternal antara lain :
a) Lingkungan Keluarga
Kenakalan remaja dapat terjadi karena salah satunya dalah faktor keluarga karena
kurangnya perhatian dari orang tua atau keluarga terhadap pendidikan dan pergaulan
anak. Pola asuh dan pendidikan yang diberikan dan diterapkan oleh keluarga akan
direspon oleh anak dengan respon yang bermacam macam. Menanggapi respon yang

123
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

dilakukan oleh anak, orang tua terkadang memberikan respon balik terhadap anak
dengan respon yang negatif, meskipun hal ini terkadang dilakukan orang tua tanpa
mereka sadari respon tersebut terkadang berupa julukan atau label.
b) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan tempat atau perantara ketiga setelah keluarga dan sekolah dalam
pelaksanaan pendidikan bagi anak.Lingkungan masyarakat sangat berperan dalam
pembentukan mental maupun spiritual anak.
c) Lingkungan Sekolah.
Bagi anak-anak ternyata lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang penting dan
berpengaruh, sehingga kalau lingkungan sekolah kurang menguntungkan dan tidak
menarik bagi siswa maka dapat menimbulkan ulah atau perilaku siswa yang tidak
diinginkan
d) Perkembangan Teknologi
Teknologi dapat menimbulkan kegoncangan pada remaja yang belum memiliki
kekuatan mental untuk menerima perubahan-perubahan baru.
e) Faktor-Faktor Sosial Politik
Mobilisasi-mobilisasi sesuai dengan kondisi secara keseluruhan atau kondisi-kondisi
stempat seperti dikota-kota besar dengan ciri khasnya dapat mempengaruhi kenakalan
pada remaja.
f) Media Komunikasi Massa
Media komunikasi massa seperti TV, radio, surat kabar, majalah dan film merupakan
media informasi atau pemindahan buah pikiran ataupun perasaan seseorang kepada
orang lain. Dengan demikian media komunikasi massa ini disamping memberikan
manfaat juga dapat menimbulkan hal-hal yang kurang menguntungkan bagi perilaku
anak.
g) Lingkungan Sosial Budaya
Manusia merupakan mahkluk sosial oleh karena itu tidak bisa terlepas dari kehidupan
sosial budaya yang terbentuk dalam masyarakatnya.Karena anak dibesarkan dan
jiwanya tumbuh dalam lingkungan masyarakat, maka lingkungan sosial budaya sangat
berpengaruh dalam perilaku dan sikap anak sehari-hari.

Tindakan Keluarga, Pemerintah, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama


1) Tindakan Keluarga
Sudarsono (2012) mengatakan bahwa keluarga memiliki peranan penting dalam
membina anak terutama mencegah kenakalan remaja. Tindakan yang bisa dilakukan
menurut Sudarsono (2012) yaitu dengan :
a) Menanamkan kasih sayang.
b) Menjadi keluarga yang penuh perhatian dan pengawasan yang maksimal.
c) Menjalin komunikasi yang intens.
d) Hidup rukun dan damai.
e) Menanamkan moralitas sejak dini.
f) Tidak membeda-bedakan bentuk kepribadian anak.
2) Tindakan Pemerintah
Dalam mengatasi kenakalan remaja, Sinambela (2011) mengatakan bahwa pemerintah
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak
yang bermasalah termasuk remaja yang melakukan tindakan atau perilaku jahat atau nakal
hingga mengganggu diri sendiri dan orang lain. Pemerintah berperan menyusun program dan
kegiatan serta memasukkan unsur atau materi yangberhubungan dalam upaya mempercepat

124
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

pengendalian, penurunan, peningkatan dan pengawasan dalam membina permasalahan


kenakalan remaja.
Selanjutnya, Hanif (2011) menyebutkan ada dua peran pemerintah dalan mengatasi
kenakalan remaja yaitu: (a) Kampanye anti kenakalan remaja dan (b) Sosialisasi bahaya dari
kenakalan remaja.
3) Tindakan Tokoh Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri, yang hidup bersama-sama
cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan
melakukan sebagian besar kegiatan kelompok. Selanjutnya, Tagela (2014) merinci
pengertian masyakart adalah suatu kelompok yang berpikir tentang diri mereka sebagai
kelompok yang berbeda, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang
lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografis
tertentu.
M. Jakfar (2012) menyebutkan bahwa tindakan tokoh masyarakat adalah mereka harus
bisa mengayomi masyarakatnya dan mengarahkan ke hal-hal yang baik sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan dan bisa memberi perlindungan kepada masyarakatnya sehingga
masyarakat merasa dirinya aman dan tidak merasa takut.
Dengan demikian, Soerjono (2010) menyebutkan tindakan yang dilakukan seorang
tokoh masyarakat adalah sebagai berikut:
a) Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan bagi
pengikut-pengikutnya. Dengan adanya kerangka pokok tersebut, maka dapat disusun
suatu skala prioritas mengenai keputusan-keputusan yang perlu diambil untuk
menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi (yang sifatnya potensial atau nyata).
Apabila timbul pertentangan, kerangka pokok tersebut dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi.
b) Mengawasi, mengendalikan, serta menyalurkan perilaku warga masyarakat yang
dipimpinnya.
c) Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia di luar kelompok yang dipimpinnya.
4) Tindakan Tokoh Agama
Tokoh agama memiliki peranan yang strategis dalam menumbuhkembangkan
kepribadian remaja. Perlu diketahui bahwa masa remaja adalah masa di mana masih mencari
identitas diri, tanpa diperlukan dengan baik maka remaja akan kehilangan arah. Singgih
(2011) menyebutkan ada berbagai hal yang perlu dilakukan dalam peran tokoh agama dalam
mengatasi kenakalan bagi remaja yaitu dengan (a) Melakukan pembinaan moral dan (b)
Peran dalam mempertebal rasa keimanan.

Penelitian-Penelitian Sebelumnya
Hasil penelitian terdahulu, Winda Oktawati (2017) dalam penelitiannya yang berjudul
kenakalan remaja di Desa Sungai Paku (Studi Kasus SMP 4 Kampar Kiri Kabupaten Kampar).
Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan remaja dan faktor penyebab
terjadinya kenakalan remaja. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 (lima) orang, yang
merupakan penyebab atau propokator dalam kenakalan remaja. Peneliti menggunakan teori
Deviasi (penyimpangan), teori tindakan sosial, teori kontrol sosial. Dari hasil penelitian ini jenis
kenakalannya adalah mencuri, pemakaian narkoba, sabu-sabu, minuman keras, dan terlibat seks
bebas. Mereka secara bersama-sama melakukan tindakan pencurian dan uang yang didapat dari
hasil pencurian tersebut di gunakan untuk membeli narkoba, sabu-sabu, dan minuman keras.
Kenakalan remaja terjadi karena tidak adanya pengawasan dan perhatian dari orang tua dan
lingkungan dan tidak adanya penanaman nilai agama serta nilai kesusilaan di lingkungan.

125
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

Selanjutnya, Andrianto (2017) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor penyebab


kenakalan remaja di Lebak Mulyo Kecamatan Kemuning Kota Palembang. Penelitian ini
menemukan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja diantaranya kurangnya
perhatian orang tua, lingkungan sosial yang kurang baik, teman bergaul dan faktor ekonomi.
Upaya orang tua yang dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja di dengan cara mendidik
anaknya dengan baik, menyekolahkan di sekolah agama, memberikan pelajaran agama dan
memasukan anaknya di pesantren. Upaya yang dilakukan Kelurahan untuk mengatasi kenakalan
remaja adalah diberi pencerahan,pengarahan agama, himbauan dari RT agar masyarakat tidak
melakukan kejahatan khususnya remaja, dibentuk karang taruna, program olahraga futsal, diberi
pembinaan remaja, diberi pengarahan dan diberi pekerjaan.

METODE
Penelitian ini dirancang tidak untuk menguji hipotesis, tetapi mendeskripsikan data, fakta
dan keadaan atau kecenderungan yang ada, serta melakukan analisis dan prediksi tentang apa yang
harus dilakukan untuk mencapai keadaan yang diinginkan di waktu yang akan datang. Oleh karena
itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah manusia (penulis sendiri) dimana penulis sendirilah yang menjadi instrumen utama dan
yang harus terjun ke lapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui observasi
dan wawancara.
Untuk mencapai maksud tersebut, penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
deskriptif analitik, yaitu berusaha mamusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang aktual
melalui pengumpulan data, penyusunan data yang akhirnya dijelaskan dan dianalisis.
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang, yaitu 5 Kepala
Keluarga yang anaknya terlibat kenakalan remaja, Kepala Desa, Ketu RW, Ketua RT, Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama. Wilayah kasus dalam penelitian ini adalah kenakalan remaja di
RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo, Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: (1) wawancara; (2)
observasi; (3) studi dokumentasi. Wawancara, digunakan untuk menggali informasi dari
responden secara mendalam menyangkut persepsi, perasaan, dan reaksi psikologis lainnya yang
dapat diungkapkan. Wawancara dilakukan dengan para responden (informan) yang menurut
penulis akan memberikan data/informasi sebanyak-banyaknya.
Teknik analisis data menggunakan model Milles dan Huberman (Sugiyono, 2019) yang
dilakukan dengan menggunakan empat langkah yaitu dengan 1) Pengumpulan data, 2) Reduksi
data, 3) Display dan 4) Menarik kesimpulan dan verifikasi.

HASIL
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh hasil bahwa pada umumnya 5 Kepala Keluarga
(KK) di RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo mengatakan bahwa jenis-jenis kenakalan remaja di yang
sering dilakukan anak-anak mereka adalah: kebut-kebutan, ugal-ugalan, berkelahi, membolos
sekolah, mabuk-mabukan, pergi tanpa pamit, berbohong, asosial, mencuri, menonton film porno
dan merokok.
Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengrauhi kenakalan remaja diperoleh
gambaran bahwa pada umumnya 5 Kepala Keluarga (KK) mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kenakalan remaja di RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo, adalah kondisi keluarga yang
tidak mendukung, situasi kondisi RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo yang mempunyai pengaruh
buruk atau negatif terhadap remaja untuk melakukan kenakalan remaja, budaya sopan-santun yang
semakin memudar, meniru atau mengikuti pengaruh teman sebaya, media sosial yang memiliki
jangkauan untuk mengakses yang berbau kenakalan remaja, TV yang berpengaruh karena

126
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

menanyangkan tontonan yang tidak mendidik, pengetahuan agama yang kurang serta sosial
ekonomi keluarga yang rendah.
Selanjutnya, hasil penelitian mengenai tindakan-tindakan yang sudah dilakukan oleh 5
Kepala Keluarga (KK), Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RW, Tokoh Masyarakat dan Tokoh
Agama diperoleh hasil bahwa pada umumnya mereka sudah memberikan dan melakukan tindakan
pembinaan yang dalam upaya membina atau membimbing mereka dengan berusaha memberikan
tindakan preventif, represif dan rehabilitasi.
Berdasarkan hasil observasi, Penulis memperoleh gambaran mengenai jenis-jenis kenakalan
remaja yang dilakukan yaitu berkumpul atau nongkrong di basecamp (rumah tetangga) dan di
pinggir jalan desa. Kegiatan remaja yang dilakukan pada malam hari di basecamp (rumah
tetangga) yaitu berkumpul sambil merokok, ngevape, bermain game online, bermain kartu dan
main handphone masing-masing. Selanjutnya, kegiatan yang dilakukan remaja pada malam hari
di pinggir jalan desa yaitu mimun-minuman keras atau mabuk. Mereka melakukan semua kegiatan
kenakalan remaja dengan teman sebayanya. Selanjutnya, kegiatan kenakalan remaja yang
dilakukan pada saat sore hari di sepanjang jalan pinggir desa yaitu kebut-kebutan dan ugal-ugalan.
Ada remaja yang melakukan kebut-kebutan sendirian dan ada yang bersama teman-temannya.
Selain Penulis melakukan observasi mengenai jenis-jenis kenakalan remaja di RT 02 RW 08
Desa Merak Rejo, Penulis juga melakukan observasi mengenai tindakan atau pembinaan yang
dilakukan Tokoh Agama Desa Merak Rejo. Adapun pembinaan yang dilakukan Tokoh Agama
Desa Merak Rejo yaitu bertempat di Masjid Nurul Huda. Tokoh Agama memberikan pembinaan
kepada keluarga yang anaknya terlibat kenakalan remaja mengenai tindakan yang harus dilakukan
orang tua dalam membina atau membimbing anaknya agar tidak melakukan kenakalan remaja lagi.
Kepala Desa menjelaskan tindakan yang harus dilakukan orang tua yang dimulai dengan tindakan
preventif, tindakan represif dan tindakan rehabilitasi.

PEMBAHASAN
Jenis-Jenis Kenakalan remaja
Remaja melakukan kebut-kebutan karena mereka tertantang dan dapat memicu
adrenalinnya. Remaja di RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo sering melakukan kebut-kebutan baik di
jalan raya maupun di jalan desa. Dalam mengendari sepeda motor pun mereka suka ngebut sesuai
dengan jiwa muda mereka. Hal ini sangat mengganggu kenyamanan masyarakat dalam
beraktivitas. Selaian itu, dapat menggangu lalu lintas dan keamanan mereka sendiri. Menurut
Penulis, mereka terkesan seperti remaja yang tidak berpendidikan karena sering membuat
masyarakat resah. Mereka kurang menyadari bahaya ngebut di jalan raya atau di jalan kampung
yang dapat merugikan dirinya sendiri dan pihak lain.
Bukan hanya kebut-kebutan, remaja di RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo juga melakukan
ugal-ugalan di luar desa dan di dalam desa. Ugal-ugalan yang dilakukan mereka sangat
mengganggu ketentraman dan keamanan desa. Ugal-ugalan yang dilakukan para remaja bukan
hanya dengan mengendarai sepeda motor namun dengan balapan liar bahkan tawuran. Menurut
Penulis, mereka terkesan seperti remaja yang tidak berpendidikan karena sering membuat
masyarakat resah. Mereka kurang menyadari bahaya ngebut di jalan raya atau di jalan kampung
yang dapat merugikan dirinya sendiri dan pihak lain. Sebagai contoh tentang bahaya kebut-
kebutan yang mengarah pada tindakan kriminal yaitu apabila mengendarai sepeda motor dalam
kecepatan tinggi tersebut terjadi kecelakaan sehingga menyebabkan jiwa dirinya dan orang lain
terancam. Hal tersebut juga sama dengan pendapat Kartono (2013) yang mengatakan bahwa kebut-
kebut di jalan dapat mengganggu keamanan lalu lintas, dan membahayakan jiwa sendiri serta
orang lain.
Perkelahian yang dilakukan remaja RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo dipicu oleh masalah-
masalah kecil seperti tersinggung karena omongan, rebutan barang, tidak disapa, iri hati,

127
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

ditertawakan, diremehkan atau rokok dan memang tidak mau mengalah. Selanjutnya, bolos
sekolah merupakan hal yang wajar yang dilakukan oleh hampir semua remaja nakal di sekolah.
Bukan hanya itu alasan yang dilakukan mereka untuk membolos, mereka pun membohongi orang
tua mereka dengan alasan jika sekolah sedang libur.
Hal lain yang meresahkan masyarakat sekitar adalah mereka suka mabuk-mabukan dengan
menenggak minuman beralkohol juga merokok. Jika ditegur oleh keluarga mereka sering pergi
dari rumah tanpa pamit, dan kembalinya tidak jelas waktunya. Hal ini amat meresahkan keluarga.
Dalam keadaan tertentu, terkadang remaja di RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo terpaksa atau
terbiasa berbohong untuk menyembunyikan kesalahan atau melindungi dirinya dari teguran dan
hukum. Selain itu, ada beberapa remaja yang melakukan tindakan mencuri yaitu mencuri uang
orang tua dan mencuri rokok.
Asosial dilakukan pada remaja yang memiliki sikap intorvert dan cenderung menarik diri
sehingga menghindar terhadap interaksi sosial apapun. Hal ini juga mempengaruhi rasa ingin tahu
tertarik pada hal-hal yang bersifat porno. Rasa ingin tahu mereka tersebut dilakukan dengan cara
melihat, membeli, meminjam dan membaca buku porno atau juga menonton photo porno atau
video lewat HP. Semua jenis-jenis kenakalan remaja tersebut sudah dibuktikan lewat observasi
yang sudah dilakukan.
Jika mengacu pada pendapat Purwandari (2011) dan Kartono (2013), maka hal yang agak
melagakan keluarga adalah mereka tidak berjudi, tidak mencopet atau menjambret, tidak terlibat
dalam obat-obatan terlarang (narkoba), pesta pora, bertindak radikal, pelacuran dan berpakaian
tidak pantas.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Faktor kondisi keluarga yang mendukung meliputi ketidak harmonisan dalam keluarga,
keadaan fasilitas dirumah yang kurang membuat remaja mencari kompensasi diluar rumah dengan
berkumpul dengan teman-teman sebaya untuk melakukan aktivitas yang dikategorikan sebagai
kenakalan remaja. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Santrock (2013) yang mengatakan bahwa
kenakalan remaja dapat terjadi karena salah satunya dalah faktor keluarga karena kurangnya
perhatian dari orang tua atau keluarga terhadap pendidikan dan pergaulan anak. Pola asuh dan
pendidikan yang diberikan dan diterapkan oleh keluarga akan direspon oleh anak dengan respon
yang bermacam macam. Menanggapi respon yang dilakukan oleh anak, orang tua terkadang
memberikan respon balik terhadap anak dengan respon yang negatif, meskipun hal ini terkadang
dilakukan orang tua tanpa mereka sadari respon tersebut terkadang berupa julukan atau label.
Selain itu situasi kondisi RT 02 RW 08 yang sebagian besar orang dewasanya juga suka
mabuk-mabukan, merokok dan sering terjadi pertengkaran antara keluarga membuat remaja tidak
betah dan mencari penyaluran dengan aktivitas kenalan yang negatif. Hal ini dibuktikan lewat
observasi yang Penulis sudah lakukan
Selain hal tersebut, faktor sosial budaya yang mulai luntur dalam kehidupan masyarakat
juag menjadi salah faktor yang menyebabkan kenalan remaja. Hal penting lainnya adalah pengaruh
teman sebaya amat menentukan rema melakukan kenakalan remaja. Faktor lain yang amat
berpengaruh adalah maraknya penggunaan HP terutama media sosial dan TV sangat besar
pengaruhnya terhadap kenalan remaja. Mereka sering melihat film/video porno dan berbagai
aktivitas lain yang mereka tiru dalam aktivitas kesehariannya.
Disamping itu kurangnya pengetahuan agama dan keteledanan para orang tua dan
masyarakat dalam menerapkan hukum agama sangat lemah. Kondisi terakhir yang menjadi faktor
penyebab kenakalan remaja adalah kondisi sosial ekonomi keluarga yang kurang mampu memicu
remaja untuk mencari penyaluran di luar rumah dengan melakukan kenakalan remaja.
Jika mengacu pada pendapat Santrock (2013) faktor seperti : lingkungan sekolah, kondisi
sosial politik tidak berpengaruh terhadap kenalan remaja di RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo.

128
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

Tindakan yang dilakukan Keluarga, Pemerintah, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama.
Tindakan yang dilakukan keluarga untuk meredusir remaja adalah dengan tindakan preventif
seperti memberi bimbingan dan pengarahan dan kasih sayang pada anak-anak mereka. Keluarga
sering melakukan hal ini hampir setiap hari jika ada waktu luang terutama setelah melakukan
sholat. Keluarga juga melakukan tindakan represif seperti memberikan nasehat, teguran dan
hukuman terhadap anak, agar anak mereka jera dan tidak melakukan lagi kenakalan. Kadang
tindakan refresif ini mendapat perlawanan dari anak tapi keluarga tidak punya pilihan dan terus
melakukan agar anaknya berubah. Tindakan terakhir yang dilakukan keluarga adalah rehabilitasi
seperti pembinaan moral dan agama yang dilakukan secara rutin untuk menyadarkan anak mereka
tentang kesalahan yang merekan perbuat. Tindakan-tindakan tersebut sama dengan pendapat yang
diungkapkan oleh Sudarsono (2012) yang mengatakan bahwa keluarga memiliki peranan penting
dalam membina anak terutama mencegah kenakalan remaja.
Hal serupa juga dilakukan oleh Kepala Desa Merak Rejo, Ketua RW 08, Ketua RT 02, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama (Tabel 5) dalam bentuk tindakan preventif, represif dan rehabilitasi.
Pada umumnya dikatakan bahwa sudah memberikan tindakan preventif bagi remaja
khususnya dalam mencegah agar tidak terjadi kenakalan remaja yaitu dengan memberikan
pembinaa, pengarahan dan bimibngan khsusunya mengenai kenakalan remaja. Selain hal tersebut
telah dilakukan tindakan represif diberikan kepada remaja yang sudah pernah melakukan
kenakalan remaja, tujuan diberikan tindakan tersebut agar remaja sadar akan perbuatannya dan
tidak mengulangi tindakan kenakalan remaja lagi. Demikian pula telah dilakukan tindakan
rehabilitasi kepada remaja yang sudah pernah melakukan kenakalan remaja, tujuan diberikan
tindakan tersebut agar remaja sadar akan perbuatannya dan tidak mengulangi tindakan kenakalan
remaja lagi.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pembahasan pada Bab IV, Penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut :

a. Jenis-jenis kenakalan remaja yang sering dilakukan remaja di RT 02 RW 08 Desa Merak


Rejo adalah kebut-kebutan, ugal-ugalan, berkelahi, membolos sekolah, minum-minuma
keras, pergi tanpa pamit, mencuri, asosial berbohong, merokok dan nonton film porno.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo
adalah kondisi keluarga, situasi kondisi RT/RW Desa Mera Rejo, budaya, pengaruh teman
sebaya, media sosial, TV, agama dan ekonomi.
c. Tindakan pembinaan yang dilakukan dalam upaya membina atau membimbing adalah
tindakan preventif dengan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anak (kasih
sayang, agama dan pengenalan norma). Tindakan represif dilakukan dengan memberikan
nasihat secara langsung dan hukuman. Tindakan rehabilitasi diberikan kepada anak dengan
memberikan fasilitas yang mendukung anak untuk melakukan kegiatan positif

Saran
a) Remaja
Remaja RT 02 RW 08 Desa Merak Rejo hendaknya aktif dalam berbagai kegiatan organisasi
pemuda dan lebih produktif mengikuti kegiatan.
b) Orang Tua
Orang tua memberikan bimbingan dan pembinaan (agama, moral, kedisplinan, dan menjadi
suri teladan).

129
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume 04 Number 01 2020
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

c) Kepala Desa, Ketua RW 08 RT 02 Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama


Hendaknya tindakan represif jangan dilakukan hanya memberikan informasi tentang
kenakalan remaja melainkan harus dibuat program kerja, misalnya dengan memberikan
pelatihan fisik dan mental.

DAFTAR RUJUKAN
Ali, Mohammad. Asrori, Mohammad. 2010. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah.
Andrioanto. 2017. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Lebak Mulyo Kecamatan
Kemuning Kota Palembang. Palembang: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah. (http://eprints.radenfatah.ac.id/ , diakses 18 Juni
2020).
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah. Wonokerto: Buku.
Dariyo, Agoes. 2011. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Grasindo.
Desmita. 2017. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Gunarsa, S. D., 2019. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta : PT. BPK Gunung
Mulia.
Hanif, N. 2011. Pertembuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Irawan, Widjaja. 2014. Pemasaran Prinsip dan Kasus Edisi 2.Yogyakarta: BPFE.
Kartono, Kartini. 2013. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kartono, Kartini. 2017. Psikologi Anak (Psikolgi Perkembangan). Bandung: CV. Mandar Maju.
M. Jakfar Puteh. 2012. Sistem Sosial Budaya dan Adat Masyarakat Aceh. Yogyakarta: Grafindo
Litera Media.
Oktawati, Winda. 2017. Kenakalan Remaja di Desa Sungai Paku (Studi Kasus SMP 4 Kampar
Kiri Kabupaten Kampar).Riau: Sosiologi-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau. (https://jom.unri.ac.id/ diakses 17 Juni 2020).
Purwandari 2011 (Purwandari, E, 2011. Keluarga, Kontrol Sosial dan ‘Strain”: Model Kontinuitas
Delinquency Remaja: Fakultas Psikologi UAD Yogyakarta. Humanitas: Jurnal Psikologi
Indonesia Vol. VIII No. 1, 28-44.
(https://journal.uad.ac.id.index.php.HUMANITAS/article/, diakses pada 20 Juni 2020
pukul 13.00 WIB).
Santrock. 2013. Adolescence (Perkembangan Anak). Jakarta: Erlangga.
Sarwono, Sarlito. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press.
Singgih. G. 2011. Menanggulangi Kenakalan Remaja. Jakarta: Penerbit Bina Mulia.
Sinambela, Lijan Poltak. dkk. 2011. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta : Bumi Aksara.
Sudarsono. 2012. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulistami, Siska. 2014. Psikologi dan Kespro Remaja. Jakarta: Mustika Pustaka Negeri.
Sugiyono. 2019.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tagela, Umbu. 2014. Pengantar Pendidikan. Salatiga : Widyasari Press.

130

You might also like