Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 163

PENERAPAN DISKRESI KEPOLISIAN DALAM TUGAS


PENGATURAN LALU LINTAS

APPLICATION TRAFFIC MANAGEMENT TASK

Disusun Oleh :
Rinto Yulianto
T.N. SYamsah
Mulyadi

ABSTRACT
In the exercise of police discretion, the Traffic Unit officers Bogor City
Police guided by Article 18 paragraph (2) of Law No. 2 of 2002 on the Indonesian
National Police "In the circumstances it is necessary to pay attention to laws and
regulations, as well as the Code of Professional Ethics of Indonesian Police". One
example of the application of police discretion were conducted by the Traffic Police
Unit Bogor City to tackle congestion in the city of Bogor, especially at traffic light
Bogor Palace is to regulate traffic density without referring to the traffic light.
Identify the problem in research 1) How does the application of police
discretion in setting tasks traffic? 2) What positive and negative impacts
discretionary actions carried out by the police in traffic control?
The purpose of this study are as follows: 1) To determine and analyze on the
application of police discretion in setting tasks traffic, and 2) To determine and
analyze the impact of the actions undertaken by the police discretion in the
regulation of traffic.
The research method used in this research is normative juridical approach
that is used legis positivist concept which states that the law is identical with the
norms made written and enacted by institutions or authorities. In addition this
concept also saw law as a normative system that is autonomous, closed and
detached from public life.
The conclusion from this study is the adoption of police discretion in the task
of traffic management needs to recognize the Professional Ethics of Police, as very
fundamental and important and substantial influence on both the poor
implementation of police discretion in the regulation of traffic.

Keywords: Discretion Police, Traffic Management

ABSTRAK

Dalam pelaksanaan diskresi kepolisian maka petugas Satlantas Polres Bogor


Kota berpedoman pada Pasal 18 ayat (2) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
yaitu “Dalam keadaan yang sangat perlu dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan, serta Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia”. Salah satu contoh penerapan diskresi kepolisian yang dilakukan oleh
Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Kota untuk mengatasi kemacetan di Kota Bogor
terutama di traffic light Istana Bogor adalah dengan mengatur kepadatan lalu lintas
tanpa berpedoman pada lampu lalu lintas.

88
164 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

Identifikasi masalah dalam penelitian 1) Bagaimana penerapan diskresi


kepolisian dalam tugas pengaturan lalu lintas? 2) Bagaimana dampak positif dan
negatif tindakan diskresi yang dilakukan oleh kepolisian dalam pengaturan lalu
lintas?
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis
penerapan diskresi kepolisian dalam tugas pengaturan lalu lintas, dan 2) Untuk
mengetahui dan menganalisis dampak terhadap tindakan diskresi oleh kepolisian
dalam pengaturan lalu lintas.
Metode penelitian yang dipergunakan pada penelitian ini yaitu penelitian
yuridis normatif yaitu pendekatan dengan menggunakan konsep hukum positif yang
menyatakan bahwa hukum sama dengan norma-norma tertulis yang dibuat dan
diundangkan oleh lembaga-lembaga atau pejabat yang berwenang. Selain daripada
itu konsep ini juga memandang hukum sebagai sistem normatif yang bersifat
otonom, tertutup dan terlepas dari kehidupan masyarakat.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pelaksanaan diskresi kepolisian dalam
tugas pengaturan lalu lintas perlu mengenal Etika Profesi Kepolisian, sebagai
sesuatu yang mendasar dan penting serta besar pengaruhnya terhadap baik buruknya
pelaksanaan diskresi kepolisian dalam pengaturan lalu lintas.

Kata Kunci : Diskresi Kepolisian, Pengaturan Lalu Lintas

A. PENDAHULUAN kepatuhan pada peraturan yang


berlaku melalui praktek langsung,
Aparat kepolisian yang maka amat besar kemungkinan
merupakan aparat hukum yang Indonesia dapat mewujudkan bangsa
tugasnya memelihara keamanan serta yang mematuhi norma-norma hidup
menjaga keamanan masyarakat, bermasyarakat, berbangsa dan
melindungi keamanan negara bernegara. Tidak hanya dalam hal
danmnejaga keselamatan orang, benda ketaatan pada norma hidup lainnya.
dan masyarakat termasuk memberikan Ketaatan inilah yang disebut sebagai
perlindungan dan pertolongan dan disiplin nasional.
memberi serta mengusahakan ketaatan Tingginya tingkat pelanggaran
warga negara dan masyarakat atas lalu lintas adalah salah satu faktor
segala bentuk-bentuk peraturan. meningkatnya kecelakaan lalu lintas
Banyak para ahli berpendapat yang terjadi, dengan melakukan
bahwa ketertiban dalam lalu lintas tindakan yang tegas kepada
adalah proses pendidikan ketaatan pelanggaran lalu lintas tanpa kecuali
akan norma kehidupan bernegara dan akan merubah prilaku pengemudi
berbangsa. Kegagalan di dalam dalam berlalu lintas dan pada saatnya
menegakan ketertiban lalu lintas meningkatkan keselamatan dalam
berkaitan dengan kegagalan berlalu lintas. ketentuan lalu lintas
membentuk karakter bangsa. yang baik tidak ada gunanya jika
Ketertiban dalam lalu lintas adalah pelanggaran tetap terjadi dan tidak
pendidikan dengan praktek langsung. ditegakkan.
Lain halnya dengan Disiplin berlalu lintas
pendidikan di sekolah atau pendidikan merupakan kepatuhan terhadap
normal lainnya yang hanya ketentuan-ketentuan yang telah
menekankan pada penanaman norma ditetapkan dan mengikuti peraturan
secara verbal. Bila berhasil mendidik tersebut, berupa tertulis dan tidak

89
Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 165

tertulis ketika seseorang sedang melakukan pelanggaran lalu lintas,


mengendarai kendaraan bermotor di akan tetapi hasilnya belum
jalan raya. Sanggup menerima sangsi- memberikan masukan yang nampak
sangsi atau hukuman apabila dalam rangka menumbuhkan dan
melanggar peraturan tersebut. 1 mewujudkan keamanan, ketertiban
Setiap remaja yang dan kelancaran lalu lintas.
mengendarai sepeda motor haruslah Diskresi Kepolisian pada
mematuhi segala peraturan lalu lintas initnya adalah kewenangan Kepolisian
di jalan raya yang telah ditetapkan yang bersumber pada asas Kewajiban
oleh kepolisian, apabila sampai terjadi umum Kepolisian (Plichtmatigheids
pelanggaran kecenderungan disiplin Beginsel) yaitu suatu asas yang
berlalu lintas dapat dikatakan rendah, memberikan kewenangan kepada
maka diperlukan motivasi yang dapat pejabat kepolisian untuk bertindak
mendorong individu agar mematuhi atau tidak bertindak menurut
peraturan lalu lintas. penilaiannya sendiri , dalam rangka
Memperhatikan dan mentaati kewajiban umumnya menjaga,
norma–norma yang berkaitan dengan memelihara ketertiban dan menjamin
tindakan tersebut, baik yang telah keamanan umum.2
diwujudkan dalam peraturan tertulis Diskresi Kepolisian di
maupun masih memperlihatkan diri Indonesia secara yuridis diatur pada
sebagai perbuatan yang pantas atau Pasal 18 Undang-undang Nomor 2
tidak patut. Tahun 2002 tentang Kepolisian
mekanisme penyelesaian kasus Negara Republik Indonesia yaitu
lalu lintas diluar pengadilan yang “Untuk kepentingan umum, pejabat
menyebabkan matinya seseorang itu Kepolisian Negara Republik
adalah :Pengendara kendaraan yang Indonesia dalam melaksanakan tugas
kurang hati–hati atau lalai, dan wewenangnya dapat bertindak
kekuranghati-hatian, kurang menurut penilaiannya sendiri“, hal
menggunakan ingatan atau kekilafan tersebut mengandung arti bahwa
atau sekiranya dia tidak waspada, seorang anggota Polri yang
tertib atau kekilafan atau sekiranya dia melaksanakan tugasnya di tengah-
tidak waspada, tertib atau ingat, tengah masyarakat sendiri, harus
peristiwa itu tidak akan terjadi atau dapat mengambil keputusaan
dapat dicegah. berdasarkan penilaiannya sendiri
Polri terutama satuan lalu apabila terjadi gangguan terhadap
lintas telah berupaya secara kontinyu ketertiban dan keamanan umum atau
baik melalui kegiatan pencegahan bila timbul bahaya bagi ketertiban dan
meliputi kegiatan penjagaan, keamanan umum.
pengaturan, patroli dan pendidikan Diskresi Polisi bisa juga
masyarakat kemudian penyuluhan mengandung makna sebagai
mengenai pengetahuan lalu lintas wewenang Pejabat Polisi untuk
ataupun kegiatan dalam penegakan memilih bertindak atau tidak
hukum berupa penindakan kepada bertindak secara sah atau tidak sah
para pelaku pelanggaran lalu lintas dalam menjalankan tugasnya. Diskresi
sebagai salah satu upaya untuk mengizinkan Polisi untuk memilih
menumbuhkan efek jera dalam diantara berbagai peran (memelihara
ketertiban, menegakkan hukum atau
1
Alek Kurniawan, Meningkatkan Budaya
2
Tertib Lalu Lintas Melalui Pendekatan Syaelendra, Mengungkap Polisi Rahasia
Persuasif, Dian Ilmu, Surabaya, 2011, Sedunia, Penerbit Progres, Jakarta, 2004,
hlm.58 hlm.76
166 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

melindungi masyarakat) strategi WIB, jalan-jalan protokol seperti di


(menegakkan undang-undang lalu Jalan Pajajaran mengarah ke Sukasari,
lintas dengan berpatroli atau berjaga Jalan Jalak Harupat dan Jalan Raya
di suatu tempat) atau tujuan (menilang Tajur serta di Jalan Bondongan, sering
pelanggar atau menasehatinya) dalam mengalami kemacetan yang cukup
pelaksanaan tugasnya. 3 parah. Kemacetan disebabkan
Seorang pejabat Polisi bisa banyaknya kendaraan yang keluar dari
mengimplemasikan diskresi pada pusat perbelanjaan dan wisata serta
berbagai peristiwa yang dihadapinya pusat penjualan suvenir, seperti di
sehari-hari namun berbagai literatur samping Ekalokasari Plaza. Selain itu,
tentang diskresi lebih ditekankan penyebab lainnya yaitu padatnya
kepada penindakan selektif (Selective kendaraan di pertigaan menuju tempat
Enforcement) adalah berhubungan wisata air The Jungle. Selain Jalan
dengan faktor-faktor yang Pajajaran yang tersendat, Jalan Jalak
menentukan apakah seorang Harupat yang mengarah ke pertigaan
pelanggar hukum akan ditindak atau Jalan Djuanda dan ke Jalan Sudirman
tidak. Diskresi dihubungkan pada dua juga dipenuhi oleh ratusan kendaraan
konsep yaitu penindakan selektif dan bermotor. Kemacetan yang
patroli terarah (Directed Patrol).4 menghambat arus lalu lintas
Penindakan selektif adalah dikarenakan seababkan banyaknya
suatu bentuk diskresi administrasi angkutan umum yang berhenti
dimana pembuat kebijakan atau sembarang tempat. Ditambah
pemimpin menentukan pengutamaan pengendara roda dua yang saling
bagi berbagai unit satuan berebut dan melakukan pelambungan.
bawahannya. Sebagai contoh adalah Dalam mengatasi
perintah untuk merazia kendaraan permasalahan kemacetan lalu lintas di
yang parkir pada tempat tertentu Kota Bogor khususnya akhir pekan
dengan alasan menganggu kelancaran Polres Bogor Kota telah menempatkan
lalu lintas.5 anggotanya untuk mengurangi
Kondisi lalu lintas di Kota kemacetan. Akan tetapi, banyaknya
Bogor sudah tergolong rawan pemakai kendaraan yang melanggar
kemacetan, terutama dengan membuat polisi kesulitan untuk
banyaknya pengunjung yang berlibur mencegah terjadinya kemacetan.
ke tempat wisata di Kota Bogor, Jawa Untuk mengatasi kemacetan tersebut
Barat, khususnya pada akhir pekan maka Satlantas Polres Bogor Kota
yang berimbas kepada kepadatan lalu membuat tindakan diskresi yang
lintas. Ribuan kendaraan mengular di didasarkan pada Peraturan Kapolri
jalan-jalan protokol Kota Bogor, yang Nomor 10 Tahun 2012 tentang
kebanyakan didominasi oleh Pengaturan Lalu Lintas dalam
kendaraan dengan Nomor Polisi Plat Keadaan Tertentu mengggunakan
B. Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu
Setiap akhir pekan dimulai dari Lintas.
jam 09.00 WIB hingga pukul 16.30 Dalam pelaksanaan diskresi
kepolisian maka petugas Satuan Lalu
3
Lintas Polres Bogor Kota berpedoman
Rycko Amelza Dahniel, Diskresi Kepolisian
pada Pasal 18 ayat (2) Undang-
Dalam Nilai-Nilai Dasar Hukum, Majalah
Jagratara Edisi 44 Januari 2009 undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
4
Adrianus Meliala, Kumpulan Tulisan Kepolisian Negara Republik
Tentang Penyimpangan Polisi, Universitas Indonesia
5
Indonesia, Jakarta, 1999, hlm.49 yaitu “Dalam keadaan yang sangat
Ibid., hlm.52
Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 167

perlu dengan memperhatikan sering terjadi pengambilan keputusan


peraturan perundang-undangan, serta adalah hasil keputusannya sendiri
Kode Etik Profesi Kepolisian Negara tanpa adanya masukan atau saran dari
Republik Indonesia”. Salah satu rekan, atasan atau masyarakat yang
contoh penerapan diskresi kepolisian diakibatkan tingkat kesegeraan yang
yang dilakukan oleh Satuan Lalu tinggi. Kapasitas petugas Satlantas
Lintas Polres Bogor Kota untuk Polres Bogor Kota untuk memilih di
mengatasi kemacetan di Kota Bogor antara sejumlah tindakan legal atau
terutama di traffic light Istana Bogor tidak legal, atau bahkan tidak
adalah dengan mengatur kepadatan melakukan tindakan sama sekali pada
lalu lintas tanpa berpedoman pada saat mereka menjalankan tugas
lampu lalu lintas. pengaturan lalu lintas.
Untuk mencapai pemolisian Dari latar belakang di atas
yang efektif dalam rangka selanjutnya penulis ingin melakukan
mewujudkan suatu keamanan dan penelitian lebih mendalam mengenai
ketertiban masyarakat (kamtibmas) “PENERAPAN DISKRESI
serta dapat disebut fungsional dalam KEPOLISIAN DALAM TUGAS
masyarakat, khususnya pada PENGATURAN LALU LINTAS”.
kehidupan berlalu lintas, maka Polres Berdasarkan latar belakang
Bogor Kota melalui Satuan Polisi yang telah diuraikan, pokok
Lalu Lintas harus dapat berfungsi permasalahan sebagai berikut:
sebagai bagian dari tata kehidupan 1. Bagaimana penerapan diskresi
masyarakat dan keberadaannya kepolisian dalam tugas pengaturan
dibutuhkan serta mendapat dukungan lalu lintas?
dari warga masyarakat yang 2. Bagaimana dampak positif dan
dilayaninya. Untuk itu anggota Satuan negatif tindakan diskresi yang
Lalu Lintas Polres Bogor Kota dalam dilakukan oleh kepolisian dalam
menjalankan tugasnya harus dapat pengaturan lalu lintas?
menentukan dengan tepat dimana ia Tujuan dari penelitian ini
berperan dalam menghadapi suatu adalah sebagai berikut :
permasalahan lalu lintas yang sedang 1. Untuk mengetahui dan
dihadapinya, apakah saat itu ia lebih menganalisis tentang penerapan
tepat berperan sebagai pemelihara diskresi kepolisian dalam tugas
keamanan dan ketertiban masyarakat pengaturan lalu lintas.
atau sebagai penegak hukum yang 2. Untuk mengetahui dan
harus menegakkan hukum yang menganalisis tentang dampak
berlaku atau dapat juga sebagai terhadap tindakan diskresi yang
pelindung, pengayom dan pelayan dilakukan oleh kepolisian dalam
masyarakat. pengaturan lalu lintas.
Petugas Satlantas Polres Bogor Metode penelitian yang
Kota memiliki tugas dan fungsi yang dipergunakan dalam penelitian ini
rumit jika dikaitkan dengan yaitu penelitian yuridis normatif yaitu
perkembangan transportasi dan lalu pendekatan yang menggunakan
lintas di Kota Bogor. Setiap konsep legis positivis yang
anggotanya setiap saat dihadapkan menyatakan bahwa hukum itu identik
pada berbagai permasalahan dengan dengan norma-norma tertulis yang
banyak opsi-opsi tindakan sebagai dibuat dan diundangkan oleh
hasil keputusannya yang harus lembaga-lembaga atau pejabat yang
diambil dalam waktu yang segera atau berwenang. Selain itu konsep ini juga
tidak dapat ditunda-tunda bahkan memandang hukum sebagai sistem
168 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

normatif yang bersifat otonom, Namun, dengan Dekrit


tertutup dan terlepas dari kehidupan Presiden 5 Juli 1959 maka kedudukan
masyarakat tersebut tidak lagi mempunyai dasar,
Karena dengan dekrit Presiden
B. TINJAUAN UMUM tersebut konstititusi kembali pada
KEPOLISIAN, DISKRESI Undang-undang Dasar 1945, tidak
KEPOLISIAN, POLISI LALU sisebutkan kembali tentang kepolisian
LINTAS, LALU LINTAS, DAN Negara.
UNDANG-UNDANG NOMOR Pekembangan kedudukan
22 TAHUN 2009 Kepolisian Negara selanjutnya
dinyatakan dalam ketetapan Majelis
Pada awal berdirinya Negara Permusyawaratan Rakyat Sementara
Kesatuan Republik Indonesia, Nomor II/MPRS/1960 Pasal 5 A ayat
Kedudukan Polri ditetapkan berada c yang menentukan bahwa Angkatan
dalam lingkungan Kementerian Bersenjata Republik Indonesia terdiri
Dalam Negeri sebagai suatu Jawatan atas Angkatan Perang Republik
Kepolisian. Indonesia dan Polisi Negara.
Hal tersebut dapat dimaklumi Kedudukan Kepolisian Negara
karena masih dalam suasana transisi Republik Indonesia Sebagai Angkatan
di mana pada zaman penjajahan Bersenjata Republik Indonesia
belanda, administrasi Kepolisian Kemudian diatur dalam Undang-
dilakasanakan oleh Departement Van undang Pokok Kepolisian Negara
binnenlandcsh Bestuur (Departemen Nomor 13 tahun 1961 dan Undang-
Dalam Negeri).6 undang Nomor 20 Tahun 1982
Sejak tanggal 1 Juli 1946, tentang Ketentuan pokok Pertahanan
Kepolisian Negara dibentuk menjadi Keamanan Negara Republik
lembaga tersendiri yaitu “Jawatan Indonesia.
Kepolisian Negara” yang Secara historis, Organisasi
berkedudukan langsung di bawah Kepolisian, yang berbentuk Jawatan
Perdana Menteri. kepolisian Negara Republik Indonesia
Kedudukan tersebut bersumber dari badan-badan
berlangsung sampai tahun 1949 di perjuangan serta rakyat yang
mana dengan Penetapan Presiden tergabung dalam unsur Kepolisian
Nomor 1 Tahun 1949 Kepolisian yang bersama-sama dengan unsur
Negara ditempatkan di bawah Tentara Kebangsaan (Badan
pimpinan Menteri Pertahanan. Pada Keamanan rakyat, Tentara Keamanan
Tahun 1950, dalam Konstitusi rakyat, tentara keselamatan rakyat dan
Undang-undang Dasar Serikat Tentara Republik Indonesia), secara
(UUDS) Republik Indonesia Tahun serentak dan spontan dari waktu dari
1950 diatur tentang kebutuhan akan masa ke masa sementara
adanya undang-undang yang melaksanakan perjuangan bersenjata
mengatur alat kekuasaan Kepolisian guna menegakan, melindungi dan
berupa “Kementrian Kepolisian” mengamankan kemerdekaan serta
(1950). kedaulatan negara dan bangsa,
Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945.7
6
Koesparmono Irsan, “Sejarah Pembentukan Dengan demikian, dapat
Kepolisian”. Makalah disampaikan dalam disimpulkan bahwa perubahan-
Pembahasan RUU Kepolisian Pengganti
undang Nomor 13 Tahun 1961, BPHN
7
Departemen, Jakarta, 1999, hlm.3. Momo Kelana, Op cit., hlm.243

Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 169
170 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

perubahan kedudukan Polri ternyata pembagian wilayah


tidak menggoyahkan jati diri Polri administratif pemerintah.
sebagai prajurit. Adapun susunan Hal ini dimaksudkan agar
Kepolisian Negara Republik dapat mewujudkan
Indonesia adalah sebagai berikut: keselarasannnya dengan
1. Dalam kedudukan sebagai kompetensi unsur Sistem
Lembaga Pemerintahan yang Peradilan pidana (Criminal
mengemban fungsi kepolisian justice System) atau
maka pada hakikatnya bentuk-bentuk hubungan
Kepolisian Negara Republik isntansi/pengemban fungsi
Indonesia menyelenggarakan Kepolisian lainnya dalam
kekuasaan kepolisian, baik rangka penyelenggaraan
preventif maupun represif fungsi pemerintah;
diseluruh wilayah Negara c. Kepolisian Negara
Indonesia. Bentuk Negara Republik Indonesia
Kesatuan Republik indonesia dipimpin oleh Kapolri yang
dan penerapan wawasan menetapkan dan
Nusantara, menghasilkan mengendalikan
sentralisasi Kepolisian kebijaksanaan teknis
sehingga dalam pelaksanaan Kepolisian.
tuga kepolisian, polri Polisi lalu lintas merupakan
merupakan satu kesatuan yang unsur pelaksana yang mempunyai
utuh sebagai Kepolisian tugas melaksanakan tugas kepolisian
Nasional. Penyelenggaraan meliputi penjagaan, pengaturan,
kekuasaan Kepolisian tersebut Pengawalan dan Patroli. Pendidikan
disusun dalam Masyarakat dan Rekayasa lalu lintas,
penyelenggaraan tugas Polri di Registrasi dan identifikasi
tingkat Markas Besar pengemudi/kendaraan bermotor,
Kepolisian Negara Republik penyidikan kecelakaan lalu lintas dan
Indonesia yang meliputi penegakan hukum dalam bidang lalu
seluruh wilayah negara, serta lintas, guna memelihara keamanan,
penyelenggaraan tugas Polri di ketertiban dan kelancaran lalu lintas. 8
daerah-daerah hukum Polri; Pelayanan kepada masyarakat
2. Sesuai dengan di bidang lalu lintas dilakukan untuk
kedudukannnya, maka dalam meningkatkan kualitas hidup
merumuskan susunan Polri masyarakat, sebab pada masyarakat
agar memperhatikan hal-hal yang modern lalu lintas adalah faktor
sebagai berikut: pertama pendukung aktivitasnya. Dan
a. Polri merupakan satu dalam lalu lintas banyak masalah dan
kesatuan yang utuh sebagai gangguan yang dapat menghambat
konsekuensi dari Negara dan melumpuhkan proses akktivitas
Kesatuan Republik masyarakat.9
Indonesia, sehingga Polri Seperti kecelakaan lalu lintas,
merupakan kepolisian kemacetan maupun tindak pidana
Nasional
b. Pembagian daerah hukum 8
Idwan Santoso, dkk, Manajemen Lalu-Lintas
Polri, disusun menurut Perkotaan, ITB, Bandung, 1997, hlm.127
keperluan pelaksanaan 9
Luhur Hertanto, Kecelakaan Lalu Lintas
tugas Polri dan diusahakan Pembunuh Nomor 3 di Indonesia. Last
harmonis dengan modified on February 15, 2010. Available
from: www.detik.com
Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 171

yang berkaitan dengan kendaraan tempatnya, memotong jalur,


bermotor. Untuk itu polisi lalu lintas menerabas lampu merah, melampaui
juga mempunyai visi dan misi yang batas muatan, tidak melengkapi surat-
seirama dengan bahasan Polri di masa surat kendaraan, cara mengemudi
depan. yang ugal-ugalan (sembrono) dan
Tertib lalu lintas pendidikan sebagainya.
melalui praktek langsung. Berbeda Yang dimaksud dengan tata
dengan pendidikan di sekolah atau tertib adalah: “Tata tertib adalah
pelatihan yang hanya menekankan tingkah laku, akhlak, dan watak.
pada penanaman norma secara verbal. Norma merupakan alat batin yang
Bila berhasil mendidik merupakan paduan akal dan perasaan
kepatuhan akan peraturan melalui untuk menimbang baik buruk, tabiat,
praktek langsung tersebut, maka akhlak, watak, perbuatan baik, daya
sangat besar kemungkinan kita bisa upaya dan akal. Perilaku diartikan
mewujudkan suatu bangsa yang sebagai tanggapan atau reaksi individu
mematuhi norma-norma hidup yang berwujud dalam gerakan (sikap)
bermasyarakat, berbangsa dan tidak hanya badan tetapi juga
bernegara. Tidak hanya dalam hal ucapan”.11 Seperti halnya dengan
kepatuhan akan norma hidup lainnya. istilah "keamanan" istilah ketertiban
Kepatuhan demikian yang dikatakan juga tidak ada rumusannya dalam
sebagai disiplin nasional. Undang-Undang sehingga penjelasan
Masih banyak permasalahan dicari dari pendapat-pendapat dalam
yang belum terselesaikan, ditemukan dunia Ilmu Pengetahuan.
analisis meningkatnya tantangan 1) Dalam kamus
permasalahan lau lintas kedepan serta Poerwadarminta
lain yang memerlukan dedikasi, didapatkan pengertian
kinerja dan semangat yang kuat tertib dan ketertiban
mmerlukan peran aktif semua lapisan sebagai berikut :
untuk dapat membuktikan kepada a) Tertib berarti: aturan,
dunia bahwa Indonesia adalah negara peraturan yang baik;
yang berbudaya dan memiliki potensi teratur; dengan aturan,
sumber daya manusia yang handal, menurut aturan, rapi,
profesional dan proporsional.10 apik
Situasi dan kondisi timbulnya b) Ketertiban: aturan;
kemacetan lalu lintas dan kecelakaan peraturan (dalam
lalu lintas pada awalnya disebabkan masyarakat); adat;
oleh pelanggaran lalu lintas oleh para kesopanan; peri
pemakai jalan. Untuk mangantisipasi kelakuan yang baik
hal tersebut maka Polres Bogor Kota dalam pergaulan.12
melakukan upaya penegakan hukum Istilah "ketertiban masyarakat"
terkait dengan tindak pidana dan dapat ditemukan dalam rangkaian kata
pelanggaran lalu lintas yang terjadi di "kamtibmas" atau keamanan dan
wilayah hukum Polres Bogor Kota. ketertiban masyarakat, sedangkan
Bentuk-bentuk pelanggaran istilah "ketertiban umum" dijumpai
lalu lintas seperti melanggar batas antara lain di dalam Kitab Undang-
kecepatan, berhenti tidak pada Undang Hukum Pidana dalam buku
tempatnya, menaikkan dan
menurunkan penumpang tidak pada 11
Anton Mulyono, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002,
hlm. 83
10 12
Ibid Ibid., hlm.101
172 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

kedua, Bab V yaitu tentang kejahatan melakukan kegiatan secara aman,


melanggar ketertiban umum. 13 tertib dan teratur. Keamanan dan
2) Dalam doktrin Kepolisian ketertiban ini dapat terganggu oleh
Republik Indonesia Tata berbagai sebab dan keadaan
Tentrem Karta Raharja diantaranya ialah pelanggaran hukum
dinyatakan bahwa tertib yang menyebabkan terganggunya
dan ketertiban adalah : keamanan dan ketertiban masyarakat
"Suatu keadaan, dimana serta bencana-bencana, baik bencana
terdapat keadaan keamanan dan alam maupun bencana yang
ketertiban yang menimbulkan ditimbulkan uleh manusia; faktor-
kegairahan dan kesibukan bekerja faktor yang ditimbulkan di bidang
dalam rangka mencapai kesejahteraan ekonomi.14
masyarakat seluruh sesuai doktrin berdasarkan pengertian diatas,
Kepolisian Tata Tentrem Karto dengan jelas dapat dilihat bahwa
Raharjo". ketentraman dan ketertiban
Selanjutnya dikatakan bahwa mengandung unsur aman, tertib dan
tertib yaitu adanya keteraturan yaitu teratur. Dengan perkataan lain berarti
suatu situasu di mana segala sesuatu bahwa aman, tertib dan teratur
berjalan secara teratur, sedangkan merupakan persyaratan bagi
ketertiban dinyatakan sebagai keaadan terselenggarakan, ketentraman dan
(situasi) yang sesuai dengan dan ketertiban.
menurut norma-norma serta hukum Dari uraian tadi maka ternyata
yang berlaku. Dengan demikian bahwa ketertiban itu ada hubungannya
keamanan dan ketertiban masyarakat dengan keadaan umum dan
merupakan : masyarakat khusus terhadap bidang
a) Suatu cita-cita ialah keadaan tata susunan, bahkan kebutuhan dan
masyarakat di mana terdapat ketertiban ini merupakan syarat pokok
Tata Tentrem Karto Raharjo bagi adanya masyarakat manusia yang
b) Suatu kondisi sebagai suatu teratur.
syarat untuk memungkinkan Pada sudut lain, perlu
kesibukan di dalam mencapai diketahui bahwa Polri mempunyai
kesejahteraan sosial diskresi sebagaimana terdapat dalam
c). Suatu situasi adalah suatu Pasal 18 ayat (1) UU 2/2002:
keadaan di mana terdapat “Untuk kepentingan umum
ketertiban dan keamanan pejabat Kepolisian Negara Republik
lahiriah dan batiniah Indonesia dalam melaksanakan tugas
Pengertian "ketentraman dan dan wewenangnya dapat bertindak
ketertiban" dapat dilihat dalam menurut penilaiannya sendiri.”
penjelasan dari pada Undang-Undang Dengan syarat yang terdapat
Nomor 5 tahun 1974, angka lima ayat dalam Pasal 18 ayat (2) UU 2/2002
2" dalam kaitan pengertian yaitu bahwa hanya dapat dilakukan
"pembinaan ketentraman dan dalam keadaan yang sangat perlu
ketertiban wilayah" di mana dengan memperhatikan peraturan
disebutkan bahwa : perundang-undangan, serta Kode Etik
Keamanan dan ketertiban Profesi Kepolisian Negara Republik
adalah suatu keadaan di mana
pemerintahan dan rakyat dapat
14
Republik Indonesia. LNRI; Th. I974 nomor
38. Penjelasan Undang-Undang Nomor 5
13
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Th. 1974. tentang Pokok-Pokok
Pidana, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm.58 Pemerintahan di Daerah
Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 173

Indonesia. Bertindak dengan penilaian g. Terjadi keadaan darurat antara lain


sendiri ini disebut sebagai diskresi. kerusuhan massa, demonstrasi,
Jadi, ada kemungkinan bencana alam, dan kebakaran; dan
meskipun lampu lalu lintas menyala h. Adanya penggunaan jalan selain
merah, polisi dapat tetap memberikan untuk kegiatan Lalu Lintas.
kesempatan kepada mobil dari arah itu Dalam keadaan darurat itu,
agar tetap jalan. Hal ini disebut akan terjadi pengaturan lalu lintas
Pengaturan Lalu Lintas Dalam yang meliputi (Pasal 4 ayat [2]
Keadaan Tertentu, sebagaimana Perkapolri 10/2012):
terdapat dalam Pasal 1 angka 10 a. Memberhentikan arus lalu lintas
Peraturan Kapolri No. 10 Tahun 2012 dan/atau pengguna jalan;
tentang Pengaturan Lalu Lintas dalam b. Mengatur pengguna jalan untuk
Keadaan Tertentu dan Penggunaan terus jalan;
Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu c. Mempercepat arus lalu lintas;
Lintas (“Perkapolri 10/2012”): d. Memperlambat arus lalu lintas;
Pengaturan lalu lintas dalam e. Mengalihkan arus lalu lintas;
keadaan tertentu adalah tindakan dan/atau
petugas dalam hal mengatur lalu lintas f. Menutup dan membuka arus lalu
di jalan dengan menggunakan gerakan lintas.
tangan, isyarat bunyi, isyarat cahaya Jadi, walaupun pada dasarnya
dan alat bantu lainnya dalam keadaan Polri tidak boleh membiarkan
tertentu.15 pengendara menerobos saat lampu
Namun, menurut Pasal 4 ayat lalu lintas menyala merah, tetapi ada
(1) huruf g Perkapolri 10/2012, beberapa situasi tertentu yang
pengaturan lalu lintas dalam keadaan membuat Polri bisa mengatur
tertentu dilakukan pada saat sistem pengguna jalan untuk terus jalan
lalu lintas tidak berfungsi untuk walaupun lampu lalu lintas menyala
Kelancaran Lalu Lintas yang merah. Namun demikian, tindakan
disebabkan antara lain oleh karena tersebut dilakukan pada saat sistem
terjadi keadaan darurat seperti: lalu lintas tidak berfungsi untuk
a. Perubahan lalu lintas secara tiba- kelancaran lalu lintas yang antara lain
tiba atau situasional; disebabkan keadaan-keadaan yang
b. Adanya pengguna jalan yang sifatnya darurat.
diprioritaskan;
c. Adanya pekerjaan jalan; C. PEMBAHASAN
d. Adanya kecelakaan lalu lintas; Peran Polisi secara umum
e. Adanya aktivitas perayaan hari- dikenal sebagai pemelihara Kamtibmas
hari nasional antara lain juga sebagai aparat penegak hukum
peringatan hari ulang tahun dalam proses pidana. Polisi adalah
kemerdekaan Republik Indonesia, aparat penegak hukum jalanan yang
hari ulang tahun suatu kota, dan langsung berhadapan dengan
hari-hari nasional lainnya; masyarakat dan penjahat. Dalam Pasal
f. Adanya kegiatan olahraga, 2 Undang-undang Nomor 2
konferensi berskala nasional Tahun 2002 tentang Kepolisian
maupun internasional; Negara Republik Indonesia, fungsi
Kepolisian adalah salah satu fungsi
pemerintahan negara di bidang
15
pemeliharaan keamanan dan ketertiban
Mukhlis Zainal, Sistem Manajemen
Transportasi Kota, Media Print Offset,
masyarakat, penegakan hukum,
Jakarta, 2005, hlm.63 perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat. Pasal 4 dengan memperhatikan peraturan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 perundang-undangan serta Kode Etik
juga menegaskan Kepolisian Negara Profesi Kepolisian Negara RI.16
RI bertujuan untuk mewujudkan Kewenangan diskresi tersebut
keamanan dalam negeri yang meliputi adalah merupakan kewajiban umum
terpeliharanya keamanan dan kepolisian untuk kepentingan umum,
ketertiban masyarakat, tertib, dan keadilan, pengayoman dan bimbingan
tegaknya hukum, terselenggaranya serta mendidik kepada pelanggar atau
perlindungan, pengayoman, dan tersangka agar tidak mengulangi
pelayanan kepada masyarakat, serta perbuatannya, tindakan tersebut bukan
terbinanya ketentraman masyarakat untuk mencari keuntungan pribadi atau
dengan menjunjung tinggi hak asasi kelompok tertentu, karena tujuan dari
manusia. hukum bukan hanya untuk menindak
Keberhasilan penyelenggaraan dengan memberikan hukuman atau
fungsi kepolisian dengan tanpa merupakan suatu pembalasan kepada
meninggalkan etika profesi sangat pelaku melainkan juga untuk mendidik
dipengaruhi oleh kinerja polisi yang dan demi keadilan.
direfleksikan dalam sikap dan perilaku Diskresi polisi yang dilakukan
pada saat menjalankan tugas dan dalam menangani masalah lalu lintas
wewenangnya. Dalam Pasal 13 atau pelanggaran lalu lintas tidak ada
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2009 aturan atau batasan yang jelas sehingga
tentang Kepolisian Negara Republik sering menyimpang dari ketentuan atau
Indonesia ditegaskan tugas pokok prinsip dari diskresi. Masalah dalam
kepolisian adalah memelihara pelaksanaan diskresi pengaturan lalu
keamanan dan ketertiban masyarakat, lintas yang dilakukan oleh polisi
menegakkan hukum, dan memberikan adalah: Pertama bersifat individual
perlindungan, pengayoman dan oleh petugas polisi di lapangan yang
pelayanan kepada masyarakat. menjadi dasar adalah apa yang
Polisi dalam melaksanakan diketahui atau dimengerti oleh petugas
tugasnya harus selalu berpedoman di lapangan yang dianggap benar.
pada hukum dan mengenakan saksi Pelaksanaan hukum secara
hukum kepada pelanggar hukum tetapi terpilih merupakan bentuk diskresi
juga dimungkinkan melakukan birokrasi di mana pengambil
tindakan pembebasan seseorang kebijaksanaan kepolisian menentukan
pelanggar dari mekanisme hukum, keutamaan organisasi kepada para
seperti adanya kewenangan diskresi petugas di lapangan. Ditinjau dari segi
kepolisian yang tertuang pada Pasal 18 hukum pidana formal, tindakan Polisi
ayat (1) dan (2) Undang-undang untuk mendeponir/mengesampingkan
Nomor 2 Tahun 2002 tentang perkara pidana tidak bisa dibenarkan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, begitu saja karena sifat hukum pidana
jo Pasal 7 ayat (1) KUHAP, yang yang tak kenal kompromi. Sedangkan
bunyi pasalnya adalah, bahwa guna alasan-alasan sosiologis yang biasa
kepentingan umum pejabat Kepolisian digunakan dalam praktek, bersifat
Negara RI dalam melaksanakan tugas subjektif dan sangat tergantung
dan wewenangnya dapat bertindak keadaan dan ini memerlukan dasar
menurut penilaiannya sendiri. hukum yang tegas agar ada kepastian
Pelaksanaan sebagaimana yang hukum baik bagi penyidik maupun
dimaksud pada ayat (1) hanya bisa
dilakukan dalam kondisi sesuai
16
kebutuhan yang diutamakan dengan Syaefurrahman Al-Banjary, Hitam Putih
Polisi, Restu Agung, Jakarta, 2005, hlm.211
Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 175

bagi masyarakat. Ditinjau dari 4. Asas keseimbangan, bahwa


pelaksanaan operasional Kepolisian, dalam mengambil tindakan
tindakan mendeponir perkara juga harus diperhitungkan
dilakukan, dengan pertimbangan keseimbangan antara sifat
masing-masing perkara itu bisa tindakan atau target yang
berbeda-antara satu tempat dengan digunakan dengan besar
tempat lain. kecilnya gangguan atau berat
Tindakan tersebut di atas ringannya suatu obyek yang
dilakukan oleh para petugas kepolisian harus ditindak.17
dapat disebabkan adanya kekaburan Dapat diketahui bahwa
pemahaman hukum yang berkaitan pelaksanaan diskresi Satuan Lalu
dengan kewenangan diskresi, Lintas Polres Bogor Kota dalam hal
kebijaksanaan-kebijaksanaan dari para pengaturan lalu lintas yang rutin
pejabat dalam birokrasi, yang dilakukan adalah dalam pelaksanaan
mendukung atau mezinkan tindakan car free day pada setiap hari Minggu
diskresi dijadikan sebagai sarana untuk dengan diberlakukannya penutupan
memenuhi kebutuhan operasionalnya arus lalu lintas dari pukul 06.00-09.00
dan untuk keuntungan pribadi atau wib. Tindakan diskresi yang
kelompok tertentu. Hal tersebut juga dilaksanakan Satuan Lalu Lintas Polres
bisa diakibatkan kurang baiknya sistem Bogor Kota dalam pengaturan lalu
kontrol (pseudo control). Hal lain yang lintas selama tahun 2013-2014 terdapat
juga mempengaruhi adalah dari 33 diskresi yang dilakukan oleh
masyarakatnya yang kadang tidak mau Satlantas Polres Bogor Kota
untuk menyelesaikan perkaranya diantaranya adalah pengawalan VVIP,
dengan jalur hukum. pengamanan demonstrasi, pengamanan
Adapun penerapan diskresi peringatan HUT RI, dan pengaturan
kepolisian yang tidak dapat dituntut jalur gerak jalan serta peringatan hari
didepan muka hukum yaitu diskresi nasional dan hari raya umat beragama.
kepolisian yang memiliki dasar hukum
untuk melakukan diskresi seperti yang D. DAMPAK POSITIF DAN
diatur dalam Pasal 18 Undang- undang NEGATIF TINDAKAN
Nomor 2 Tahun 2002 dan Pasal 7 DISKRESI YANG
KUHAP, namun tentunya kewenangan DILAKUKAN OLEH
ini dapat dilakukan dengan KEPOLISIAN DALAM
pertimbangan tertentu sebagai batasan- PENGATURAN LALU
batasan. Jadi, kewenangan diskresi kini LINTAS
tidak unlimited. Tindakan diskresi
oleh polisi dibatasi oleh: Tugas Tugas kepolisian selalu
1. Asas keperluan, bahwa berkaitan dengan kegiatan pencarian,
tindakan itu harus benar-benar penyelidikan, penyidikan,
diperlukan. penangkapan, penahanan, dan
2. Tindakan yang diambil benar- pemprosesan pelanggaran hukum.
benar guna kepentingan tugas Risikonya adalah dibenci
kepolisian. seseorang/sejumlah orang (pelaku
3. Asas tujuan, bahwa tindakan kejahatan) tetapi disukai pihak lain
yang paling tepat untuk (korban kejahatan).
menghilangkan gangguan atau Sejauh tugas kepolisian tidak
tidak terjadinya suatu melanggar norma hukum, rasa keadilan
kekhawatiran terhadap dampak
yang lebih besar. 17
Mabes Polri 2002, hlm.132
176 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

masyarakat, kode etik profesi, kode bermuka dua. Pertama; membuka


perilaku, dan mampu memilah-milah kesempatan dan memperkuat
kepentingan penegakan hukum dari dinamika. Artinya, polisi dapat
aneka campur tangan kekuasaan dan mengambil tindakan sesuai dengan
politik, baik oleh pemerintah maupun sifat darurat kejadian yang harus cepat
kekuatan politik formal lainnya, tidak dan tepat ditangani, tanpa harus
ada alasan bagi siapa pun untuk tidak menunggu perintah atasan, yang bukan
menyukai pekerjaan kepolisian. mustahil memakan waktu sehingga
Di tengah situasi kuatnya menimbulkan korban manusia, atau
desakan penegakan hukum (law membuat semakin memanasnya
enforcement), tugas kepolisian situasi.
dimungkinkan dilaksanakan tanpa Namun, penggunaan diskresi
melalui mekanisme hukum formal. menjadi situasi sulit bagi pekerjaan
Dalam hubungan dengan keberadaan perorangan polisi yang biasanya
organisasi kepolisian sebagai aparatur berawal dari penyalahgunaan
negara, maka organisasi bukanlah kewenangan. Terutama akibat tidak
kesatuan yang mampu menjamin adanya dasar kepentingan umum, yaitu
keberlangsungan eksistensinya sendiri. diubahnya nilai kepentingan umum
Organisasi kepolisian di menjadi kepentingan pribadi. Perkara
Indonesia (Polri) pun demikian halnya. penerapan secara keliru diskresi adalah
Polri tak bisa bekerja sendiri, tanpa yang paling banyak dilaporkan
bantuan pihak lain. Model masyarakat ke Komisi Kepolisian
pengorganisasian Polri, merupakan Nasional (Kompolnas).
bagian dari seluruh tatanan distribusi Untuk memperkuat dinamika
kekuasaan yang lekat kaitannya diskresi, tiap individu polisi perlu
dengan bureaucratic policy atau mendasarkan pada pertimbangan
authoritarian corporatism. Konsentrasi kejujuran: apakah benaran-benar
kekuatan pemaksa Polri, berhubungan digunakan demi alasan kemanusiaan,
langsung dengan daya tampung profesionalisme, dan pertimbangan
kolektif negara di satu sisi dan daya moral lain, ataukah sebab keangkuhan
tampung kolektif publik di sisi lain kewenangan legal yang melekat pada
terhadap pembenaran tindakan kekuasaannya sebagai aparatur
represifnya. pemaksa negara. Di sinilah pentingnya
Di tengah kewenangan diskresi polisi diarahkan secara
penggunaan tindakan represif, polisi fleksibel untuk memberi dasar yang
memiliki peluang melakukan tindakan kuat guna perwujudan polisi berbasis
diskresi. Salah satu bentuk nyatanya hak asasi manusia (toward human
adalah pengambilan keputusan rights based police).
perorangan terkait dengan tindakan Diskresi polisi yang tidak
hukum terhadap seorang/sejumlah memberikan kesempatan terjadinya
orang yang dicurigai melanggar hubungan sosial antara subjek (polisi)
hukum, demi alasan profesional, dengan objek pelayanannya bukan
kepentingan umum, dan berbagai tidak mungkin memilih diskresi itu
alasan subjektif pribadi, termasuk yang sendiri.
tidak formal diatur dalam hukum. Mengingat akibat positif atau
Arogansi kewenangan negatifnya, pelaksanaan diskresi perlu
sekalipun demikian, penggunaan pengendalian. Pertama; lebih bersifat
diskresi tetap harus berbasis Standar pada pengarahan diskresi yang lebih
Operasional Prosedur (SOP). Dalam tepat metoda, sasaran, waktu, dan
praktik, tindakan diskresi polisi selalu tujuan. Model pengarahan ini akan
Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 177

memperkuat keberadaan diskresi maka dilakukan operasi simpati


sesuai dengan harapan masyarakat dan terhadap pengguna jalan.
tatanan profesionalisme. Kedua; untuk c. Sistem tilang dan mekanisme
mencegah penggunaan ke arah yang proses peradilan terhadap
tidak sesuai dengan tugas pokok, tanpa pelanggaran lalu lintas tidak
pertimbangan kearifan lokal, serta dilaksanakan sebagaimana
pengabaian atas nilai-nilai moralitas, mekanisme sidang pengadilan
kode etik profesi, dan code of conduct yang benar, bahkan terkesan asal-
Polri. asalan, sehingga upaya yang
Pertambahan jumlah dilakukan petugas yaitu dengan
kendaraan bermotor di Kota Bogor meminimalisir tingkat
yang mencapai 3.506 unit pelanggaran lalu lintas dengan
mengakibatkan potensi untuk jalan melakukan teguran simpati
terjadinya kecelakaan dan terhadap pelanggar lalu lintas.
pelanggaran lalu semakin besar. d. Konsistensi dalam pelaksanaan
Kepolisian harus memberi perhatian penegakan hukum.
yang cukup tinggi pada pelanggaran e. Penerapan peraturan lalu lintas
lalu lintas. Polisi Lalu Lintas Polres dengan sebaik-baiknya.
Bogor Kota dalam meningkatkan f. Pemanfaatan teknologi lalu lintas
kesadaran hukum masyarakat dalam yang lebih baik.
berlalu lintas diantaranya adalah: Upaya lain yang dilakukan
a. Penerapan hukum sebagaimana pihak Kepolisian untuk mengurangi
yang diamanatkan dalam Undang- pelanggaran lalu lintas adalah dengan
Undang Nomor 22 Tahun 2009 cara mengimplementasi Undang-
maupun peraturan pemerintah Undang Nomor 22 Tahun 2009
yang ada tidak dilaksanakan tentang Lalu Lintas dan Angkutan
sebagaimana mestinya, seperti Jalan dihubungkan dengan kepatuhan
penerapan terhadap pasal-pasal lalu lintas dan angkutan jalan. yakni:
ancaman pidana Pasal 273 sampai a Sosialisasi Undang-undang
dengan Pasal 317 maupun pasal- Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
pasal yang mengatur tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
Pendidikan pengemudi seperti b. Pendidikan lalu lintas terhadap
yang tertera pada Pasal 78 sampai lembaga pendidikan;
Pasal 79 juncto Pasal 87 sampai c. Police go to campus;
dengan Pasal 89. d. Program safety ridding;
b. Penjatuhan sanksi terhadap pelaku e. Saka Bhayangkara Lalu lintas;
pelanggaran lalu lintas masih f. Pemasangan spanduk tertib lalu
berpedoman pada tabel tilang lintas di jalan-jalan, instansi
(kesepakatan Diljapol) tidak pemerintah, dan lembaga
memperhatikan ancaman pidana pendidikan.
yang tercantum pada ketentuan Dalam Undang-Undang
yang diatur pada pasal-pasal yang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
tertera pada Undang-Undang Lintas dan Angkutan Jalan, terdapat
Nomor 22 Tahun 2009 dengan beberapa prinsip penting yang
nominal denda yang relatif sangat korelasi dengan praktek good
ringan sehingga vonis yang governance and clean government.
dijatuhkan tidak memberikan efek Diantaranya adalah mencantumkan
jera bagi pelanggar yang asas transparansi, akuntabilitas,
dihukum. Untuk mengatasi hal ini berkelanjutan, partisipatif, manfaat,
efisiensi dan efektif, keseimbangan,
178 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

terpadu dan kemandirian. Dengan Risikonya adalah dibenci


demikian regulasi ini.18 seseorang/sejumlah orang (pelaku
Karakteristik tugas dan fungsi kejahatan) akan tetapi disukai pihak
lalu lintas yang bersentuhan langsung lain (korban kejahatan). Sejauh
dengan masyarakat, menimbulkan pekerjaan kepolisian tidak melanggar
risiko dijadikannya fungsi ini sebagai norma hukum, rasa keadilan
sasaran berbagai kontrol eksternal. masyarakat, kode etik profesi, kode
Hal tersebut sebaiknya dilihat sebagai perilaku, dan mampu memisah-misah
bentuk kepedulian masyarakat pada kepentingan penegakan hukum dari
kualitas pelayanan publik yang berbagai campur tangan kekuasaan
dilakukan oleh polri, serta dijadikan dan politik, baik oleh pemerintah
sebagai pemicu untuk meningkatkan maupun kekuatan politik formal
kinerja, guna terwujudnya lainnya, tidak ada alasan bagi siapa
transparansi, akuntabilitas, maupun pun untuk tidak menyukai pekerjaan
pelayanan publik yang mudah dan kepolisian.
cepat, dalam rangka good government Di tengah kuatnya desakan
(pemerintah yang bersih).19 penegakan hukum (law enforcement),
Melihat kenyataan yang profesi kepolisian dimungkinkan
berkembang dan berbagai persoalan dilaksanakan tanpa melalui
di lapangan, terutama dalam tugas- mekanisme hukum formal. Dalam
tugas polisi lalu lintas Polres Bogor hubungannya dengan eksistensi
Kota yang berkaitan dengan lalu organisasi kepolisian sebagai aparatur
lintas dan angkutan jalan, masih negara, maka organisasi bukanlah
banyak hal yang perlu dipersiapkan kesatuan yang mampu menjamin
secara maksimal, sehingga dapat keberlangsungan eksistensinya
melaksanakan tugas dan kewenangan sendiri.
yang diberikan oleh undang-undang Organisasi kepolisian di
secara optimal perlu untuk diingat Indonesia (Polri) juga demikian
bahwa pada saatnya masyarakatlah halnya. Polri tidak dapat bekerja
yang akan menilai bahwa polri sendiri, tanpa dukungan dari pihak
memang mempunyai kemampuan lain. Model pengorganisasian Polri,
untuk melaksanakan perintah undang- merupakan bagian dari seluruh
undang dengan baik dan penuh rasa tatanan distribusi kekuasaan yang
tanggung jawab, sehingga masyarakat lekat kaitannya dengan bureaucratic
juga yang akan menilai mengenai policy atau authoritarian
kepatutan polri untuk memangku corporatism. Konsentrasi kekuatan
berbagai kewenangan tersebut pemaksa Polri, berhubungan langsung
dibandingkan dengan pihak lain. dengan memori kolektif negara di
Pekerjaan kepolisian selalu satu sisi dan memori kolektif publik
berkaitan dengan kegiatan pencarian, di sisi lain terhadap pembenaran
penyelidikan, penyidikan, tindakan represifnya.
penangkapan, penahanan, dan Pada saat kewenangan
pemrosesan pelanggaran hukum. penggunaan tindakan represif, polisi
mempunyai kesempatan melakukan
18
tindakan diskresi. Salah satu bentuk
Muhamad Ikhsan, Lalu Lintas dan
nyatanya adalah pengambilan
Permasalahannya, UGM, Yogyakarta, 2009,
hlm.76 keputusan pribadi berhubung
19
Abubakar I., dkk, Menuju Tertib Lalu dengan tindakan hukum terhadap
Lintas, Direktorat Jenderal Perhubungan seorang atau sejumlah orang yang
Darat, Departemen Perhubungan, Jakarta, diduga melanggar hukum, demi
2005, hlm.87.
Jurnal Hukum DE’RECHHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 2 Okt 2015 179

alasan profesional, kepentingan mustahil mengkooptasi diskresi itu


umum, dan berbagai alasan subjektif sendiri.
prosonal, termasuk yang tidak formal Mengingat akibat baik atau
diatur dalam hukum. buruknya, pelaksanaan diskresi perlu
Arogansi kekuasaan meskipun pengendalian. Pertama; lebih bersifat
demikian, penggunaan diskresi tetap pada pengarahan diskresi yang lebih
harus berdasarkan standar operasional tepat metoda, sasaran, waktu, dan
prosedur (SOP). Dalam praktik, tujuan. Model pengarahan ini akan
tindakan diskresi polisi senantiasa memperkuat dinamika diskresi sesuai
bermuka dua. Pertama; membuka dengan harapan masyarakat dan
peluang dan memperkuat dinamika. tatanan profesionalisme. Kedua; guna
Artinya, polisi dapat mengambil mencegah pemanfaatan ke tujuan
tindakan sesuai dengan sifat darurat yang kurang sesuai dengan tugas
kejadian yang harus cepat dan tepat pokok, tanpa pertimbangan kearifan
ditangani, tanpa perlu menunggu lokal, serta pengingkaran atas nilai-
komando atasan, yang tidak mustahil nilai moralitas, kode etik profesi, dan
membutuhkan waktu sehingga code of conduct Polri.
menimbulkan korban manusia, atau Dampak positif dari tindakan
membuat makin panasnya situasi. diskresi kepolisian dalam pengaturan
Namun, penggunaan diskresi lalu lintas diantaranya adalah dapat
ini dilematis bagi pekerjaan mendukung kesuksesan dari suatu
individual polisi yang biasanya acara, dapat memberikan keamanan
bermuara dari penyalahgunaan pada saat pengawalan VVIP,
kewenangan. Terutama akibat tidak menertibkan arus lalu lintas pada jalur
adanya dasar kepentingan umum, yang dipakai untuk memperingati
yaitu diubahnya nilai kepentingan suatu kegiatan, dan dapat
umum menjadi kepentingan personal. memfokuskan pengaturan massa oleh
Perkara penerapan secara tidak tepat kepolisian pada satu lokasi. Adapun
diskresi adalah yang terbanyak jumlah penerapan diskresi Satuan
dilaporkan masyarakat ke Komisi Lalu Lintas Polres Bogor Kota selama
Kepolisian Nasional (Kompolnas). tahun 2013-2014 sebanyak 33
Untuk memperkuat dinamika kegiatan.
diskresi, tiap individu polisi perlu Adapun dampak negatifnya
mendasarkan pada pertimbangan adalah adanya kepentingan
kejujuran: apakah betul-betul masyarakat yang terganggu dengan
digunakan untuk alasan kemanusiaan, tidak dapat melalui jalur yang ditutup
profesionalisme, dan pertimbangan oleh kepolisian, menyebabkan
moral lain, ataukah karena terjadinya kemacetan pada jalur lain
keangkuhan kewenangan legal yang akibat pengalihan arus lalu lintas,
melekat pada kekuasaannya sebagai ketidakteraturan jalur angkutan
aparatur pemaksa negara. karena adanya pengalihan jalur dan
Di sinilah perlunya diskresi terganggunya aktivitas
polisi diarahkan secara fleksibel instansi/pelayanan pada kantor-kantor
untuk memberi landasan kuat bagi yang ada di sekitar jalur penutupan.
perwujudan polisi berbasis hak asasi Jumlah pengalihan jalur angkutan
manusia (toward human rights based kota selama tahun 2013-2014 yang
police). Diskresi polisi yang tidak berkaitan dengan penerapan diskresi
mengisyaratkan peluang terjadinya kepolisian dalam lalu lintas sebanyak
kontrak sosial antara subjek (polisi) 12 jalur.
dengan objek pelayanannya bukan
180 Rinto Yulianto et. Al Penerapan Diskresi

E. KESIMPULAN 2. Perlu upaya penyuluhan tentang


1. Penerapan diskresi kepolisian Diskresi Kepolisian kepada
dalam tugas pengaturan lalu masyarakat agar masyarakat
lintas perlu mengenal Etika sendiri bisa menilai tepat tidaknya
Profesi Kepolisian, sebagai diskresi yang digunakan, sehingga
sesuatu hal yang sangat dasar ada peran serta masyarakat ikut
dan penting dan besar mendukung tindakan diskresi yang
pengaruhnya terhadap baik diambil oleh petugas Polisi dan
buruknya pelaksanaan diskresi tidak melihat sebelah mata
kepolisian dalam pengaturan tindakan tersebut, justru harus
lalu lintas. meningkatkan kepercayaan
2. Dampak positif dari tindakan masyarakat kepada hukum dan
diskresi kepolisian dalam aparat penegaknya.
pengaturan lalu lintas
diantaranya adalah dapat DAFTAR PUSTAKA
mendukung kesuksesan dari
suatu acara, dapat memberikan Adrianus Meliala, Kumpulan Tulisan
keamanan pada saat Tentang Penyimpangan
pengawalan VVIP, Polisi, Universitas
menertibkan arus lalu lintas Indonesia, Jakarta, 1999
pada jalur yang dipakai untuk
memperingati suatu kegiatan, Alek Kurniawan, Meningkatkan
dan dapat memfokuskan Budaya Tertib Lalu
pengaturan massa oleh Lintas Melalui
kepolisian pada satu lokasi. Pendekatan Persuasif,
Adapun dampak negatifnya Dian Ilmu, Surabaya,
adalah adanya kepentingan 2011
masyarakat yang terganggu
dengan tidak dapat melalui Anton Mulyono, Kamus Besar Bahasa
jalur yang ditutup oleh Indonesia, Balai Pustaka,
kepolisian, menyebabkan Jakarta, 2002
terjadinya kemacetan pada
jalur lain akibat pengalihan bubakar I., dkk, Menuju Tertib Lalu
arus lalu lintas, Lintas, Direktorat
ketidakteraturan jalur Jenderal Perhubungan
angkutan karena adanya Darat, Departemen
pengalihan jalur dan Perhubungan, Jakarta,
terganggunya aktivitas 2005
instansi/pelayanan pada
kantor-kantor yang berada di Idwan Santoso, dkk, Manajemen Lalu-
sekitar jalur penutupan Lintas Perkotaan, ITB,
Bandung, 1997 Luhur
F. SARAN Hertanto, Kecelakaan
Lalu Lintas Pembunuh
1. Diskresi Kepolisisan perlu diatur Nomor 3 di Indonesia.
lebih komperesnshif dalam hukum Last modified on
positif supaya asas kepastian February 15, 2010.
hukum dan menghormati hak asasi Available from:
manusia lebih tampak. www.detik.com
Koesparmono Irsan, “Sejarah
Pembentukan
Kepolisian”. Makalah
disampaikan dalam
Pembahasan RUU
Kepolisian Pengganti
undang Nomor 13 Tahun
1961, BPHN Departemen,
Jakarta, 1999

Moeljatno, Kitab Undang-Undang


Hukum Pidana, Bumi
Aksara, Jakarta, 2008

Muhamad Ikhsan, Lalu Lintas dan


Permasalahannya, UGM,
Yogyakarta, 2009

Mukhlis Zainal, Sistem Manajemen


Transportasi Kota, Media
Print Offset, Jakarta, 2005

Rycko Amelza Dahniel, Diskresi


Kepolisian Dalam Nilai-
Nilai Dasar Hukum,
Majalah Jagratara Edisi
44 Januari 2009

Syaefurrahman Al-Banjary, Hitam


Putih Polisi, Restu
Agung, Jakarta, 2005

Syaelendra, Mengungkap Polisi


Rahasia Sedunia,
Penerbit Progres, Jakarta,
2004

You might also like