Professional Documents
Culture Documents
Pengukuran Kinerja Lingkungan Dengan Sustainability Balanced Scorecard: Seimbang, Komprehensif, Dan Strategis
Pengukuran Kinerja Lingkungan Dengan Sustainability Balanced Scorecard: Seimbang, Komprehensif, Dan Strategis
Abstrak. Semakin banyak perusahaan yang peduli terhadap lingkungan sehingga pengukuran kinerja lingkungan
perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas strategi pengelolaan lingkungan. Kebanyakan pengukuran kinerja
lingkungan dilakukan secara parsial, fokus pada aspek lingkungan, dan tidak dikaitkan dengan aspek lain.
Sustainability balanced scorecard (SBSC) yang dimodifikasi dari balanced scorecard (BSC) mengintegrasikan
indikator lingkungan ke dalam empat perspektif BSC agar dapat diperoleh informasi kinerja lingkungan yang
seimbang, komprehensif, dan strategis. Penelitian ini bertujuan mengukur kinerja lingkungan menggunakan empat
perspektif SBSC yaitu pembelajaran dan pertumbuhan, proses bisnis internal, pelanggan, dan keuangan. Penelitian
merupakan studi kasus pada suatu perusahaan produsen alat berat. Data primer dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menemukan bahwa kinerja lingkungan perusahaan untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,
perspektif proses bisnis internal, dan perspektif keuangan adalah sangat baik, sedangkan untuk perspektif pelanggan
adalah baik. Informasi ini menjadi dasar bagi manajemen untuk menentukan pada perspektif dan indikator mana
perbaikan perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja lingkungan.
sosial, dan lingkungan (Burritt & Lehman, Kinerja Lingkungan dan Pengukurannya
1995). Ungkapan ini merujuk pada organisasi Berbagai ukuran kinerja dan alat
yang meningkatkan kinerja ekonomi, sosial, pengukuran kinerja telah dikembangkan.
dan lingkungan agar dapat bertahan dalam Kinerja lingkungan menjadi perhatian yang
jangka panjang (Adams et al., 2014). Dalam semakin meningkat saat ini seiring
konteks bisnis, sustainability didefinisikan meningkatnya isu sustainability. Kinerja
sebagai kepedulian sosial dan lingkungan lingkungan sendiri diartikan sebagai
dalam operasi bisnis, dan dalam interaksi pencapaian perusahaan dalam mengelola
dengan para stakeholder (Marrewijk & Marco, interaksi antara aktivitas, produk, atau jasa
2003). Jika ingin bersaing dalam jangka perusahaan dan lingkungan (Bennett & James,
panjang, perusahaan membutuhkan 1999 dalam Schaltegger & Burritt, 2000).
pendekatan sistemik untuk sustainability Ukuran kinerja lingkungan harus objektif,
melalui penciptaan berbagai infrastruktur yang akurat, dan layak agar dapat memenuhi dan
mendukung strategi keberlanjutan (Galpin et mewakili kepentingan stakeholder (Verma et
al., 2015). al., 2001). Pengukuran kinerja lingkungan
Pada akhirnya, perusahaan menyadari harus memenuhi tiga syarat yaitu mewakili
bahwa kinerja lingkungan juga berkontribusi dampak lingkungan yang ditimbulkan,
terhadap kinerja keuangan yang merupakan menggunakan ukuran yang sama jika akan
tujuan utama perusahaan, dan ini didukung dibandingkan, dan datanya tersedia (Patten,
oleh berbagai penelitian (Henri & Journeault, 2002).
2010; Burhany, 2011; Davis et al., 2016). Lober (1996) yang didukung oleh
Berbagai upaya dilakukan oleh perusahaan Ilinitch et al. (1998) mengusulkan empat
untuk meningkatkan kinerja lingkungannya. dimensi yaitu dimensi proses internal (sistem
Sistem pengelolaan atau manajemen organisasi), dimensi proses eksternal
lingkungan yang baik merupakan hal penting (hubungan dengan stakeholder), dimensi
yang harus dimiliki oleh perusahaan jika ingin outcome internal (kepatuhan terhadap
meningkatkan kinerja lingkungan. Melalui regulasi), dan dimensi outcome eksternal
sistem manajemen lingkungan yang antara lain (dampak lingkungan) untuk pengukuran
didukung oleh standarisasi ISO 14001, kinerja lingkungan. Dimensi proses mengukur
perusahaan melakukan berbagai strategi dan seberapa efektif sistem manajemen lingkungan
upaya untuk mengelola lingkungan agar dapat bekerja dan dapat menjadi leading indicator
meningkatkan kinerja lingkungannya. dari hasil akhir kinerja lingkungan yang
Setelah pengelolaan lingkungan tergambar dalam dimensi outcome. Dimensi
dilakukan, diperlukan pengukuran kinerja proses internal menggambarkan karakteristik
untuk mengetahui sejauh mana efektivitasnya. struktur dan program perusahaan, termasuk
Pengukuran kinerja menyediakan feedback kebijakan tertulis, mekanisme pengendalian
mengenai efektif atau tidaknya strategi yang internal, komunikasi, public relation, pelatihan
telah dilakukan oleh perusahaan (Atkinson, et dan insentif. Dimensi proses eksternal
al. 2012:2). Berdasarkan hasil pengukuran menyangkut hubungan dengan stakeholder
kinerja, manajemen dapat melakukan seperti karyawan, pelanggan, dan lain-lain.
perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk Dimensi outcome internal menggambarkan
lebih meningkatkan kinerja di masa yang akan pelanggaran hukum dan regulasi lingkungan,
datang. Pengukuran kinerja merupakan salah serta denda yang dibayarkan. Sedangkan
satu tugas penting manajemen yang terkait dimensi outcome eksternal menggambarkan
dengan fungsi pengendalian, yang dilakukan dampak lingkungan yang dapat dihitung
dengan cara membandingkan kinerja aktual seperti tingkat polusi dan tumpahan limbah
yang dicapai dengan suatu pembanding cair. Ukuran ini sangat berguna bagi investor
tertentu berupa standar/anggaran, regulasi, yang membutuhkan analisis kuantitatif untuk
kinerja historis, kinerja industri, atau mendukung keputusannya.
pembanding lainnya (Atkinson et al., 2012). Merujuk pada ukuran yang
dikembangkan oleh Lober (1996), berbagai tidak terkait dengan aspek lainnya dalam
penelitian pada umumnya menggunakan satu perusahaan. Kemudian dikembangkanlah
indikator dari dimensi outcome eksternal yaitu sustainability balanced scorecard (SBSC)
dampak lingkungan yang ditimbulkan seperti dengan mengadopsi balanced scorecard
jumlah limbah yang dihasilkan (Cormier & (BSC), suatu alat pengukuran kinerja yang
Magnan, 1999; Patten, 2002) dan jumlah seimbang, komprehensif, dan strategis, yang
limbah beracun yang diolah dibandingkan diusulkan oleh Kaplan & Norton (1992, 1996).
dengan jumlah keseluruhan limbah beracun Balanced scorecard (BSC) merupakan
yang dihasilkan yang disebut TRI (toxic alat atau sistem pengukuran kinerja yang
releases index) (Verma et al., 2001; Al- dikembangkan untuk mengatasi sejumlah
Tuwaijri et al, 2004; Clarkson et al., 2008). kelemahan signifikan pada sistem pengukuran
Beberapa penelitian yang lain menggunakan kinerja tradisional yang didominasi oleh
dimensi outcome internal berupa kepatuhan ukuran keuangan jangka pendek, melihat ke
terhadap regulasi di negara masing-masing, masa lalu, berorientasi internal, dan tidak
baik berupa kepatuhan secara individual terkait dengan strategi organisasi (Kaplan &
(Mobus, 2005), maupun menggunakan Norton, 1992; Epstein & Manzoni, 1997;
peringkat lingkungan yang dibuat oleh Atkinson & Brown, 2001). BSC
lembaga independen seperti Counsil on menyeimbangkan perspektif keuangan dengan
Economic Priorities (CEP) di Amerika Serikat tiga perspektif non-keuangan yaitu perspektif
(Ingram dan Frazier, 1980; Freedman dan pelanggan (customer perspective), perspektif
Jaggi, 1992; Ali Fekrat et al., 1996) atau proses bisnis internal (internal business
Britain’s MAC (Most Admired Companies) di process perspective), serta perspektif
Inggris (Salama, 2005). Di Indonesia, pembelajaran dan pertumbuhan (learning and
kepatuhan terhadap regulasi ditunjukkan oleh growth perspective). Kekuatan utama BSC
peringkat PROPER (Program Penilaian berasal dari keseimbangan antara perspektif
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam keuangan dan non-keuangan (Amaratunga et
Pengelolaan Lingkungan Hidup atau Program al., 2001). Setiap perspektif terdiri atas
for Pollution Control, Evaluating and Rating), beberapa indikator kinerja kunci atau key
suatu pemeringkatan yang dilakukan oleh performance indicators yang dapat diukur,
pemerintah melalui Kementerian Negara yang satu sama lainnya memiliki hubungan
Lingkungan Hidup (KLH). kausal yang bermuara pada peningkatan
Henri & Journeault (2010) kinerja keuangan yang sesungguhnya menjadi
menggunakan ukuran kinerja lingkungan yang tujuan akhir perusahaan (Kaplan & Norton,
lebih lengkap dengan mengacu pada empat 1992; Atkinson et al., 2012:20). Peningkatan
dimensi menurut Lober (1996). Berdasarkan dalam indikator-indikator non-keuangan harus
empat dimensi tersebut, Henri & Journeault mengarah pada peningkatan indikator-
(2010) mengembangkan indikator indikator pada kinerja keuangan di masa
pengurangan biaya, peningkatan produktivitas, depan. Sebaliknya, penurunan dalam
peningkatan kualitas produk, hubungan indikator-indikator non-keuangan (seperti
dengan stakeholder, pengendalian emisi, dan kepuasan dan loyalitas pelanggan, kualitas
pengolahan limbah untuk mengukur kinerja proses, dan motivasi karyawan) umumnya
lingkungan. Namun berbagai indikator memprediksi penurunan kinerja keuangan di
tersebut berdiri sendiri dan tidak dikaitkan. masa depan (Länsiluoto & Järvenpää, 2008).
Dengan demikian, selain seimbang, BSC juga
Pengukuran Kinerja Lingkungan dengan merupakan alat pengukuran kinerja yang
Sustainability Balanced Scorecard komprehensif dan strategis di mana empat
Pengukuran kinerja lingkungan yang perspektif BSC saling berinteraksi satu sama
dikembangkan pada tahap awal memiliki lain dan menghubungkan pengendalian
kekurangan karena menempatkan kinerja operasional jangka pendek dengan visi jangka
lingkungan seolah-olah berdiri sendiri dan panjang dan strategi bisnis.
Prieto & Fernández Rodriguez (2003) (dalam Penggunaan SBSC juga membantu manajer
Monteiro & Ribeiro, 2017) yang menyatakan lingkungan dan manajer lainnya
bahwa ditambahkannya perspektif khusus mengidentifikasi ukuran kinerja utama yang
lingkungan akan membantu menentukan menghubungkan pekerjaan departemen
tujuan lingkungan yang lebih baik, mengontrol mereka dengan tujuan strategis, serta
tingkat implementasi dan melakukan evaluasi membantu mengomunikasikan nilai bisnis dari
dan analisis yang lebih baik. tindakan keberlanjutan kepada pimpinan.
Sebagaimana BSC, SBSC meyakini Hsu & Liu (2010) melakukan survey
bahwa kinerja pada suatu perspektif terkait erat untuk menguji hubungan kausal antar
bahkan memiliki hubungan kausal dengan indikator lingkungan yang diintegrasikan pada
perspektif lainnya. Dengan fakta bahwa aspek empat perspektif SBSC dan menemukan
lingkungan tidak dapat berdiri sendiri dan ada beberapa indikator lingkungan pada empat
pada semua perspektif, maka pandangan/ perspektif SBSC berkorelasi dan memiliki
pendekatan pertama lebih logis. Figge et al. hubungan kausal. Dengan demikian,
(2002) yang didukung oleh Monteiro & pendekatan ini dapat menjadi alat manajemen
Ribeiro (2017) menyatakan bahwa jika aspek untuk mengevaluasi kinerja lingkungan dan
lingkungan yang dikembangkan oleh mengendalikan strategi lingkungan. Ferreira et
perusahaan sebagian besar bersifat internal, al. (2016) melakukan penelitian untuk
lebih baik jika indikator lingkungan berada di membandingkan kinerja lingkungan pemasok
dalam empat perspektif tradisional BSC. pada supply chain perusahaan. Dengan
Sebagai contoh, pada perspektif pembelajaran menggunakan pendekatan SBSC, perusahaan
dan pertumbuhan, indikator lingkungan terkait dapat melihat pemasok mana yang kinerja
dengan pelatihan lingkungan yang diberikan lingkungannya paling tinggi pada keempat
kepada karyawan, pada perspektif proses perspektif sehingga dapat mengambil
bisnis internal, indikator lingkungan terkait keputusan untuk memilih pemasok terbaik
dengan proses produksi yang ramah yang sejalan dengan strategi lingkungan
lingkungan, pada perspektif pelanggan, perusahaan. Krstić et al. (2015)
indikator lingkungan terkait dengan kepuasan mengaplikasikan SBSC pada suatu perusahaan
pelanggan atas produk yang ramah dan menemukan adanya hubungan kausal
lingkungan, serta pada perspektif keuangan, antar indikator lingkungan pada keempat
indikator lingkungan terkait dengan investasi perspektif, yang menjadi pedoman untuk
dan biaya lingkungan (Epstein & Wisner, peningkatan kinerja di masa yang akan datang.
2001; Figge et al., 2002; Monteiro & Ribeiro, Pendekatan yang digunakan dalam
2017). Pada perspektif keuangan, biaya pengukuran kinerja lingkungan akan
lingkungan yang ideal adalah yang berpengaruh terhadap informasi dan feedback
didistribusikan lebih besar pada biaya yang diperoleh. Pengukuran dengan satu
pencegahan agar biaya kegagalan lingkungan indikator hanya akan memberikan informasi
dapat ditekan (Hansen & Mowen, 2018). mengenai kinerja lingkungan secara sempit
Epstein & Wisner (2001) setuju dengan dan tidak terkait dengan aspek lainnya,
gagasan tersebut dan melakukan penelitian sedangkan pengukuran dengan SBSC yang
untuk melihat manfaat penerapan SBSC pada terdiri atas beberapa indikator yang saling
beberapa perusahaan. Temuannya adalah terkait akan memberikan informasi dan
bahwa SBSC yang mengintegrasikan indikator feedback secara seimbang karena
lingkungan dapat memperlihatkan menggunakan beberapa perspektif baik
interkoneksi antar indikator dan perspektif keuangan maupun non-keuangan, internal
sehingga meningkatkan akuntabilitas karena maupun eksternal, komprehensif karena
dapat mengomunikasikan pentingnya strategi kinerja lingkungan dikaitkan dengan aspek-
keberlanjutan (sustainability strategy) dan aspek lainnya dalam perusahaan, dan strategis
meningkatkan kemungkinan keberhasilan karena terkait dengan strategi yang berdampak
dalam mencapai tujuan strategis perusahaan. jangka panjang.
Tabel 9. Kinerja Lingkungan pada Terlihat pada Tabel 9 bahwa dari enam
Perspektif Keuangan indikator kinerja pada perspektif keuangan,
No. Indikator
Nilai
Keterangan
Kategori ada lima indikator dengan kategori sangat baik
(Rasio) Kinerja
1. ROA (return 10,64% - Turun di- Sangat
dan satu indikator dengan kategori baik. Rasio
on assets) bandingkan Baik indikator utama pada perspektif ini yaitu ROA
tahun lalu (return on assets) atau kemampuan
- Di atas rata-
rata industri
menghasilkan laba dibandingkan aset yang
2. Investasi 0,008% - Investasi Baik dimiliki adalah sebesar 10,64%. Nilai ini turun
untuk lingkungan dibandingkan tahun lalu yang disebabkan
perlindungan dalam WTP masuknya produsen baru dengan harga jual
dan dan WWTP
peningkatan sudah lama produk yang lebih rendah ke industri ini,
kualitas dilakukan, saat namun masih berada di atas ROA rata-rata
lingkungan ini tidak ada industri sehingga dikategorikan sangat baik.
dibandingkan investasi
total investasi besar lagi Empat indikator lainnya yang juga
- Investasi dikategorikan berkinerja sangat baik adalah
untuk riset dan biaya lingkungan. Rasio biaya pencegahan
pengembang-
an lingkungan lingkungan dan biaya deteksi lingkungan
tidak (indikator ketiga dan keempat) adalah 0,010%
dianggarkan yang lebih besar dibandingkan rasio biaya
3. Biaya 0,007% - Distribusi Sangat
pencegahan ideal Baik kegagalan internal lingkungan dan biaya
lingkungan kegagalan eksternal lingkungan (indikator
(pelatihan kelima dan keenam) sebesar 0,003%. Biaya
karyawan,
seleksi kegagalan eksternal lingkungan sebesar 0%
pemasok, dll.) karena tidak ada biaya penanganan polusi dan
dibandingkan biaya denda atas pelanggaran lingkungan. Ini
total biaya
4. Biaya deteksi 0,003% - Distribusi Sangat berarti perusahaan telah memprioritaskan
lingkungan ideal Baik biaya untuk mencegah dan mendeteksi
(audit dan
sehingga memuaskan pelanggan dan pada datang ada pesaing yang dapat menyediakan
akhirnya kinerja keuangan berupa produk yang setara kualitas dan harganya
profitabilitas akan meningkat yang berasal dari dengan produk perusahaan namun dengan nilai
peningkatkan penjualan dan efisiensi biaya. tambah kepedulian yang tinggi terhadap
Sebagaimana halnya pada perspektif lingkungan, besar kemungkinan pelanggan
pembelajaran dan pertumbuhan, pencapaian akan memilihnya sehingga akan menurunkan
kinerja lingkungan pada perspektif proses penjualan dan market share perusahaan. Jika
bisnis internal terkait erat dengan strategi melihat kinerja lingkungan pada perspektif
LSQDC khususnya prinsip L (Legal) dan Q pertumbuhan dan pembelajaran yang sangat
(Quality) yang diterapkan perusahaan. baik serta perspektif proses bisnis internal
Peraturan lingkungan yang terkait dengan yang juga sangat baik, sebenarnya kinerja
input, proses, dan output dilaksanakan lingkungan pada perspektif pelanggan ini bisa
sepenuhnya oleh karyawan yang telah maksimal. Namun hasil pengukuran
mendapatkan pendidikan dan pelatihan menunjukkan hal yang berbeda. Bisa jadi, ini
sehingga kinerja semua indikator pada menggambarkan ekspektasi pelanggan
perspektif ini sudah sesuai dengan standar. mengenai aspek lingkungan yang lebih tinggi
Salah satu peraturan yang standarnya sangat dibandingkan yang sudah diberikan oleh
tinggi adalah kewajiban pemasok untuk perusahaan. Terlepas dari hal tersebut,
memiliki sertifikat lingkungan dengan standar penilaian menurut pelanggan tentu lebih
100% yang berarti perusahaan hanya akan objektif dan dapat menggambarkan kinerja
menggunakan pemasok yang memiliki yang sesungguhnya. Oleh karena itu,
sertifikat lingkungan. Salah satu bentuk perusahaan perlu melakukan upaya untuk
penerapannya adalah packaging bahan baku meningkatkan kinerja lingkungan pada
dari pemasok harus menggunakan bahan yang perspektif ini dengan cara meningkatkan
bisa didaur ulang yaitu logam yang dapat kinerja pada empat indikator yang belum
dicairkan dan dicetak kembali menjadi maksimal yaitu kepedulian perusahaan
berbagai barang yang dapat digunakan terhadap lingkungan, dampak lingkungan dari
kembali dan bukan kayu yang akan dibuang produk/sisa produk, kemudahan daur ulang
sehingga menambah limbah. Namun, sisa produk, dan pengungkapan informasi
perusahaan masih perlu mengurangi limbah lingkungan kepada pelanggan.
berbahaya yang dihasilkan karena, walaupun Akhirnya, kinerja lingkungan pada
sudah sesuai standar, jumlahnya belum ideal perspektif keuangan adalah sangat baik. Ini
yaitu masih lebih dari 50% dibandingkan adalah hasil akhir yang dicapai sebagai
jumlah limbah keseluruhan. dampak dari kinerja lingkungan pada ketiga
Kinerja lingkungan pada perspektif perspektif lainnya yaitu perspektif
pelanggan adalah baik yang berarti belum pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif
maksimal. Ini disebabkan oleh karena proses bisnis internal, dan perspektif
kepuasan pelanggan pada empat indikator pelanggan dengan market share yang sangat
kinerja lingkungan yang belum maksimal, baik walaupun kinerja indikator kepuasan
walaupun indikator market share perusahaan pelanggan belum maksimal. Namun,
sudah sangat baik yang berarti sudah perusahaan masih perlu meningkatkan kinerja
maksimal. Dapat dimaknai bahwa lingkungan untuk indikator “investasi untuk
pertimbangan lingkungan belum menjadi hal perlindungan dan peningkatan kualitas
yang dominan memengaruhi keputusan lingkungan dibandingkan total investasi” yang
pembelian produk oleh pelanggan. Namun, jumlahnya masih relatif kecil. Walaupun ada
bukan berarti perusahaan bisa penjelasan bahwa investasi lingkungan dalam
mengabaikannya terutama jika sudah WTP dan WWTP sudah dilakukan sejak lama
berkomitmen terhadap sustainability. sehingga saat ini tidak ada investasi yang besar
Pelanggan juga semakin cerdas dan peduli lagi, namun idealnya perusahaan tetap
terhadap lingkungan. Jika di masa yang akan melakukan investasi, antara lain berupa