Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333642753

STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN PASIEN KANKER STADIUM LANJUT


YANG MENJALANI KEMOTERAPI

Article · January 2015

CITATION READS

1 5,197

4 authors, including:

Nurul Huda
Universitas Riau
22 PUBLICATIONS   8 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nurul Huda on 06 June 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN PASIEN KANKER STADIUM LANJUT


YANG MENJALANI KEMOTERAPI

Dwi Wahyuni1, Nurul Huda2, Gamya Tri Utami3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: wahyudwini23@gmail.com

Abstract

Insidence of cancer have a increased every year. Almost case of cancer finded in late stage cancer caused by delay
treatment. Patient with late stage cancer have low survival year live. Treatment can be given in late stage cancer with
existence of metastase process was paliatif care. The principle purpose of treatment focused to increase the quality of
live and minimization symptom of cancer. This research was qualitative design with descriptive phenomenology
method. The aim was to exploration the experienced of patient with late stage cancer who undergoing chemotherapy.
The result was identified six themes, there are: 1) knowledge about chemotherapy, 2) side effect of chemotherapy, 3)
coping during treatment, 4) support of family, 5) performance of nurse and 6) hopes to nurse. This result expected to
nurse can gives information to understand the patient late stage cancer who undergoing chemotherapy. Nurse can give
quality of paliatif care with caring attitude.

Keywords: Cancer last stage, chemotherapy, phenomenology study

PENDAHULUAN Kemoterapi merupakan terapi yang


Kanker merupakan penyebab diberikan dengan menggunakan obat-obatan
kematian utama di dunia, terhitung 8,2 juta sitostatik yang dimasukkan kedalam tubuh
angka kematian akibat kanker pada tahun melalui intra vena atau oral. Pengunaan obat-
2012. Data dari International Agency obatan kemoterapi dapat memberikan efek
Research on Cancer (IARC) Globocan tahun toksik dan disfungsi sistemik hebat meskipun
2012 terdapat 14,1 juta kasus kanker baru dan bervariasi dalam keparahannya. Efek samping
32,6 juta orang yang hidup dengan kanker dapat timbul karena obat-obatan tidak hanya
(dalam 5 tahun didiagnosa) di seluruh dunia menghancurkan sel-sel kanker tetapi juga
dan 48% (15,6 juta) kasus kanker umumnya menyerang sel sehat, terutama sel-sel yang
terjadi di negara berkembang (WHO, 2012). membelah dengan cepat seperti membran
Kemenkes (2014) menyebutkan mukosa, sel rambut, sum-sum tulang dan
terdapat 70% penderita dalam kondisi stadium organ reproduksi (ACS, 2014). Penelitian
lanjut akibat berbagai masalah kesehatan Faisel (2012) didapatkan tiga efek samping
dalam penanganannya. Kanker pada stadium yang paling sering dialami oleh pasien yang
lanjut dapat menimbulkan berbagai menjalani kemoterapi yaitu alopesia, mual
komplikasi yang mengakibatkan dan muntah. Efek samping selanjutnya adalah
diperlukannya perawatan intensif pada myalgia, neuropati, rentan infeksi, stomatitis,
penderita tersebut. Jenis-jenis terapi yang diare, dan efek samping yang paling jarang
dapat digunakan dalam penanganan kanker ialah trombositopenia.
diantaranya adalah operasi, radiasi, dan Efek samping yang ditimbulkan oleh
kemoterapi. Kondisi kanker yang sudah kemoterapi memberikan dampak terhadap
terjadi metastase atau berada pada stadium penurunan status performa pasien kanker
lanjut, terapi yang tepat yang dapat diberikan stadium lanjut. Pasien kanker stadium lanjut
adalah kemoterapi. Kemoterapi yang sering ditemui dalam kondisi kurang energi
dimaksudkan adalah kemoterapi yang bersifat protein (KEP) atau yang dikenal dengan
paliatif, dimana kesembuhan bukanlah tujuan cahexia (Jatoi, 2014). Penelitian kualitatif
utama pengobatan melainkan peningkatan terkait yang dilakukan oleh Huda (2012)
kualitas hidup pasien dan meringankan gejala didapatkan bahwa cachexia ditandai dengan
yang dialami pasien akibat progresif penurunan nafsu makan dan berdampak
penyakitnya (Rasjidi, 2010). terhadap penurunan ketahanan fisik pasien.
1041
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Efek samping kemoterapi berupa mual Perawat sebagai pemberi asuhan


muntah juga akan mempengaruhi asupan keperawatan memiliki fungsi dan kemampuan
makanan, apabila tidak ditangani secara cepat untuk meningkatkan kualitas perawatan pada
dan cermat lama-kelamaan akan pasien kanker stadium lanjut yang menjalani
menyebabkan malnutrisi. Dampak dari kemoterapi. Pemberian informasi tentang efek
keadaan ini adalah terjadinya penurunan kemoterapi dan penanganannya dapat
kemampuan tubuh untuk toleransi terhadap meminimalkan cemas, stress dan depresi pada
pengobatan. Perubahan metabolisme yang pasien dan keluarga. Lutfa & Maliya (2008)
berhubungan dengan kehilangan massa otot menjelaskan bahwa perawat merupakan
dan kekurangan tenaga juga mempengaruhi sumber daya yang tersedia di lingkungan
quality of life dan status fungsional. rumah sakit yang mempunyai pengetahuan
Pasien kanker sebanyak 75% memiliki dan keterampilan untuk dapat membantu
masalah kesehatan fisik dan psikologis yang pasien mengembalikan atau mencapai
berhubungan dengan terapi kankernya (Aziz keseimbangan dalam menghadapi lingkungan
& Rowland, 2003 dalam Potter & Perry, yang baru.
2009). Masalah psikologis yang dialami Pasien dan keluarga mengharapkan
pasien kanker stadium lanjut bersumber dari kualitas hubungan individu yang baik dari
penurunanan kondisi fisik akibat penyakit dan perawat (Potter & Perry, 2009). Kenyataan di
efek samping terapi yang sedang dijalani. lapangan, perawat dinilai belum menerapkan
Tekanan psikologis pada pasien kanker yang caring dalam proses keperawatan. Pasien
menjalani pengobatan terutama kemoterapi menganggap perhatian yang diberikan
perlu ditentukan dan dipahami. Bajpai (2013) perawat masih kurang, ditunjukkan dengan
mengatakan bahwa kejadian alopesia sebagai sikap perawat yang hanya melakukan tugas
efek samping yang dialami penderita dapat rutin saja seperti mengganti infus,
mengganggu citra diri, kepercayaan diri, dan pemeriksaan tanda-tanda vital, dan kontrol
memberikan trauma tambahan yang akan harian (Huda, 2012).
berpengaruh terhadap kepatuhan pasien dalam Berdasarkan penjelasan diatas peneliti
menjalani kemoterapi. tertarik untuk melakukan penelitian studi
Koping dibutuhkan pasien sebagai fenomenologi mengenai pengalaman pasien
upaya menghadapi ancaman fisik dan kanker stadium lanjut yang menjalani
psikososial dalam menyikapi perubahan fisik kemoterapi.
dan psikologis yang diakibatkan efek
kemoterapi, pasien memerlukan koping yang METODOLOGI PENELITIAN
baik agar terapi menjadi efektif. (Aufa, 2010). Penelitian ini menggunakan metode
Hasil penelitian menunjukkan mekanisme penelitian kualitatif dengan pendekatan
koping yang efektif berpengaruh terhadap fenomenologi. Fenomenologi adalah suatu
penurunan kecemasan selama menjalani pendekatan dalam mempelajari makna dari
kemoterapi, kepatuhan melakukan kemoterapi pengalaman manusia menjalani suatu fase
pada pasien penderita keganasan yang dalam kehidupannya (Kusuma, 2011).
megalami ansietas dan depresi, dan Jumlah sampel pada penelitian ini
peningkatan kesejahteraan psikologis (Lutfa adalah 7 orang partisipan. Partisipan ialah
& Maliya, 2008; Sonia, Arifin, & Murni, pasien kanker stadium lanjut yang menjalani
2014). Salah satu cara untuk meningkatkan kemoterapi yang berada di ruang rawat inap
koping pasien kanker adalah berbagi cerita Anyelir RSUD Arifin Achmad, memiliki
tentang pengalaman mereka agar terhindar skala karnofsky 20 – 50%, mampu berbahasa
dari penurunan kesejahteraan psikologis dan Indonesia yang baik dan bersedia ikut serta
depresi. Keluarga juga berperan dalam dalam penelitian.
membangun koping pasien yang efektif Penelitian kualitatif menggunakan
(Cordova et al., 2001 dalam Karyono, Dewi, prinsip-prinsip etika penelitian yaitu
& Lela, 2008). beneficience, respect for human diginity
(autonomy), justice dan informed consent

1042
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

(Polit & Beck, 2008). Penelitian dilakukan “pernah..ummm kemoterapi itu


dalam 2 kali pertemuan, alat pengumpulan memasukkan obat ketubuh untuk
data adalah diri peneliti sendiri menggunakan membunuh bakteri ya” (P3)
alat bantu tambahan berupa handphone, field
note dan pedoman panduan wawancara. Pengetahuan yang diperoleh partisipan
Wawancara menggunakan metode in depth berasal dari sumber yang kurang akurat.
interview. Pengetahuan biasanya diperoleh dari teman,
Peneliti melakukan analisis dan keluarga, lingkungan sekitar, dan media
representasi data pada penelitian online. Sesuai dengan pernyataan salah satu
fenomenologi mengenai pengalaman pasien partisipan yaitu:
kanker stadium lanjut yang sedang menjalani “saya tengok diinternet, cari-cari di
kemoterapi menggunakan pendekatan google...” (P2)
Colaizzi. Proses dimulai dari tahap
melakukan transkip verbatim yang diperoleh Sumber pengetahuan yang tidak akurat dapat
dari wawancara dan fieldnote, kemudian menimbulkan persepsi yang negatif. Hasil
peneliti membaca transkip verbatim berulang- wawancara partisipan menggambarkan bahwa
ulang dan melakukan pengelompokkan kata kemoterapi adalah hal yang tidak mengenakan
kunci sehingga mengahasilkan kategori, dan menakutkan. Sesuai dengan pernyataan
selanjutnya kategori dikelompokkan dalam salah satu partisipan yaitu:
subtema dan akan menghasilkan tema utama “dibilang dia kayak disetrum, itu nantik
(Polit & Beck, 2008). kayak antara mati sama hidup katanya...”
(P5)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik hasil penelitian 2. Efek samping kemoterapi
didapatkan bahwa rentang usia partisipan a. Efek samping fisik
ialah 26-51 tahun. Pekerjaan seluruh Efek samping yang umumnya dirasakan
partisipan adalah sebagai Ibu Rumah Tangga pasien kanker stadium lanjut yang menjalani
(IRT). Suku partisipan terdiri dari Melayu, kemoterapi adalah: mual, muntah, anoreksia,
Jawa, Batak, Minang. Diagnosa medis rambut rontok, fatigue, supresi sum-sum
partisipan sebagian besar adalah Ca Mamae tulang seperti anemia dan penurunan
sejumlah 6 orang dan 1 orang Ca KNF. imunitas. Sesuai dengan pernyataan partisipan
Pendidikan terakhir partisipan ialah 4 orang berikut:
SMP dan 3 orang SMA. “sampai rumah itu badan panas.....” (P1)
Hasil penelitian setelah dilakukannya “rambut ini rontok lagi, kemarin padahal
proses analisa tematik didapatkan enam tema udah mulai tumbuh yang baru....” (P3)
yang sama pada pasien yaitu: (1) Pengetahuan “gimana ya.. rasanya badan sakit-sakit,
tentang kemoterapi, (2) efek samping pegel-pegel, lemas, jalan itu susah....” (P5)
kemoterapi, (3) koping individu, (4) “mual terus selera makan tu enggak
dukungan keluarga, (5) kinerja perawat dan ada.....” (P7)
(6) harapan terhadap perawat.
b. Efek samping psikologis
1. Pengetahuan tentang kemoterapi Masalah psikologis yang dirasakan partisipan
Pengetahuan awal pasien tentang selama menjalani
kemoterapi merupakan informasi penting kemoterapi adalah berupa: trauma terhadap
untuk menentukan pengobatan yang akan kemoterapi, perasaan tertekan akibat kondisi
dijalani. Partisipan pada umumnya pernah saat ini, dan terfikir mendekati kematian.
mendengar tentang kemoterapi sebelum Sesuai dengan pernyataan salah satu
mereka menjalani pengobatan. Pernyataan partisipan yaitu:
partisipan seperti berikut: “pas waktu sakitnya itu datang haduuuuh
rasa enggak mau aku kemo lagi.....” (P5)

3. Koping selama menjalani kemoterapi


1043
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Cara yang dilakukan beberapa pernyataan salah satu partisipan sebagai


pasrtisipan dalam mengatasi berbagai masalah berikut:
fisik akibat kemoterapi adalah: meminum “kalau yang sekarang ini udah baik
obat, makan makanan yang bergizi, dan dibandingkan ruang rawat lama....” (P4)
beristirahat. Salah satu partisipan menyatakan
sebagai berikut: 6. Harapan terhadap perawat
“mengatasinya ya cuman itu, makan obat, Partisipan mengungkapkan memiliki
minta obat sama dokter...” (P1) harapan terhadap perawat untuk kedepannya
menjadi lebih baik lagi. Beberapa partisipan
Dalam mengatasi masalah psikologis yang menginginkan perawat untuk meningkatkan
muncul ialah dengan cara seperti mengingat kemampuan dalam berkomunikasi dan lebih
keluarga, kegiatan spiritual, dan melakukan perhatian lagi terhadap pasiennya. Sesuai
berbagai kegiatan sebagai distraksi. Sesuai dengan pernyataan salah satu partisipan
dengan pernyataan salah satu partisipan sebagai berikut:
sebagai berikut: “kadang hiburan tu bisa mengurangi
“saya banyakkan istigfar, berserah diri beban yang sakit ini juga, menghibur tu
kepada Allah...” (P6) udah separo dari obat...” (P7)

4. Dukungan keluarga PEMBAHASAN


Seluruh partisipan mengatakan bahwa Notoadmojo (2007) mendeskripsikan
mereka menerima dukungan dari keluarga. pengetahuan adalah hasil penginderaan
Bentuk dukungan yang diperoleh oleh manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
partisipan ialah berupa: motivasi, keberadaan, objek melalui indera yang dimiliki. Sebagian
dan perhatian. Dukungan motivasi yang besar partisipan dalam penelitian ini
didapat partisipan salah satunya ditunjukkan mengatakan pernah mendengar istilah
sebagai berikut: kemoterapi sebelumnya, namun pengetahuan
“jangan stress katanya, mana pengobatan yang mereka miliki kurang tepat tentang
yang bagus yang saya mau diturutin, kemoterapi. Sesuai dengan hasil penelitian
suami tidak ada tekanan” (P6) Setiawati (2011) bahwa 78,57% pasien
kanker payudara memiliki pengetahuan yang
Dukungan keberadaan yang didapat partisipan cukup tentang kemoterapi, tetapi pasien tidak
ditunjukkan sesuai dengan salah satu sepenuhnya memahami tentang pengobatan
pernyataan partisipan sebagai berikut: kemoterapi yang sebenarnya.
“suami selalu ada ya..dari kuansing kesini Efek samping merupakan hal yang
itu suami selalu ikut lah” (P1) pasti didapati pasien kanker stadium lanjut
yang menjalani pengobatan. Penelitian Faisel
Dukungan perhatian yang didapat salah satu (2012) didapatkan bahwa efek samping yang
partisipan ditunjukkan dalam pernyataan umumnya dirasakan pasien adalah alopecia,
sebagai berikut: mual dan muntah, serta rentang waktu
“Dikasih makan apa mau kita, minta dibeli pemulihan terhadap efek samping yang timbul
ini beli itu, apa kepengen dikasih sama adalah sampai 1 minggu. Partisipan
orang itu” (P2) mengeluhkan terjadinya perubahan fisik yang
sangat berarti setelah menjalani kemoterapi.
5. Kinerja perawat Perubahan fisik yang dialami partisipan
Kinerja perawat yang dirasakan tersebut ialah kebotakan, badan kurus, perut
partisipan adalah baik dalam hal pemberian membesar, kelemahan anggota badan, serta
asuhan keperawatan. Partisipan juga kulit dan kuku menghitam. Perubahan fisik
beranggapan ada hubungan dengan yang dirasakan partisipan ini tergolong
peningkatan fasilitas, perubahan sistem kedalam kategori berat. Sesuai dengan
manajemen keperawatan dan berkurangnya pernyataan Smeltzer dan Bare (2006) bahwa
beban kerja perawat. Sesuai dengan pada penderita kanker yang mendapati

1044
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

kemoterapi lebih dari satu tahun akan dukungan dari keluarga akan membuat pasien
mengalami banyak perubahan secara fisik tidak merasa sendiri dan pasien merasa
setelah kemoterapi. bebannya berkurang karena dapat
Masalah keperawatan yang ditemukan mencurahkan segala yang dirasakannya
Waluyo (2004) dalam penelitiannya yang juga kepada keluarga. Dukungan keberadaan yang
sesuai dengan hasil penelitian ini adalah: 1) diberikan keluarga dapat membantu partisipan
gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan terhadap penguasaan emosi yang dapat timbul
dengan penurunan nafsu makan dan mual, 2) saat menjalani pengobatan kemoterapi.
keterbatasan pemenuhan kebutuhan sehari- Interaksi antara pasien kanker stadium
hari berhubungan dengan kelemahan, 3) lanjut yang menjalani kemoterapi dengan
gangguan konsep diri: gambaran diri rendah tenaga kesehatan khususnya perawat
berhubungan dengan kerontokan rambut, 4) merupakan hal yang rutin terjadi. Perawat
ketidakpastian berhubungan dengan penyakit merupakan orang yang terdekat dengan pasien
yang dideritanya & proses kemoterapi. dan membantu aktifitas sehari-hari selama
Mekanisme koping adalah cara yang menjalani pengobatan di RSUD Arifin
dilakukan individu dalam menyelesaikan Achmad khususnya ruang rawat inap Anyelir.
masalah, menyesuaikan diri dengan Hariono (2009) menjelaskan arti pentingnya
perubahan, serta respon terhadap situasi yang pelayanan keperawatan yang diberikan
mengancam (Keliat, 1999). Hasil penelitian kepada pasien, khususnya peran perawat
diketahui koping perilaku yang dilakukan bangsal. Dijelaskan bahwa perawat bangsal
partisipan dalam mengatasi masalah fisik selalu berinteraksi dengan pasien, keluarga
adalah seperti meminum obat, beristirahat dan pasien, dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
makan makanan yang bergizi. Sedangkan perawat bangsal merupakan ujung tombak
dalam mengatasi masalah psikologis adalah dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
dengan cara mengingat keluarga, kegiatan karena perawat mempunyai tanggung jawab
spiritual dan melakukan kegiatan distraksi. yang cukup besar dan dituntut secara
Koping yang dilakukan oleh partisipan profesional dalam memberikan pelayanan
tersebut tergolong kedalam koping yang kepada pasien.
adaptif. Sesuai dengan penelitian yang Partisipan mengungkapkan kinerja
dilakukan oleh Saragih (2010) mendapatkan perawat dalam melayani mereka secara
hasil bahwa koping pasien kanker yang keseluruhan dinilai baik. Tersedianya sarana
menjalani kemoterapi dalam kategori baik. dan prasana kerja yang memadai, nyamannya
Koping yang baik ditunjukkan dengan tempat kerja, kebersihan tempat kerja dan
melakukan hal-hal yang positif yang keamanan dapat mempengaruhi kinerja
membantu dalam pemulihan fisik maupun perawat dalam memberikan asuhan
psikologis. keperawatan kepada pasien (As’ad, Sidin &
Keluarga merupakan aspek yang Kapalawi, 2013)
sangat penting dalam pengobatan kemoterapi Hasil penelitian ini sesuai dengan
yang sedang dijalani partisipan. Dukungan penelitian Herth dan Wilmoth (2006) dalam
dari keluarga yang didapat partisipan ialah Mattioli (2008) menemukan bahwa harapan
berupa motivasi, keberadaan dan perhatian. yang paling besar diinginkan pasien adalah
Seluruh partisipan mengaku dukungan yang dukungan dari kelompok dan pusat pelayanan
didapat sangat membantu kondisi psikologis kesehatan dan selalu berkeinginan diajak
mereka untuk kuat dan tetap semangat dalam untuk berbicara dengan orang lain untuk
menjalani pengobatan kemoterapi. Sesuai mengatasi penyakit dan kerasnya efek
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh kemoterapi. Komunikasi antara pasien,
Saragih (2010) pada pasien kanker yang perawat dan keluarga pasien adalah hal yang
menjalani kemoterapi bahwa berdasarkan diinginkan partisipan terhadap perawat.
dukungan emosional keluarga dalam kategori Partisipan mengakui komunikasi yang baik
baik yaitu 52% pasien menerima dukungan dari perawat membantu keadaan psikologis
emosional dari keluarga. Terdapatnya mereka. Sesuai dengan hasil penelitian yang

1045
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

dilakukan oleh Anjaryani (2009) bahwa dan memberikan support kepada pasien
pasien berpendapat perawat yang bisa kanker stadium lanjut yang sedang menjalani
memuaskan pasien adalah perawat yang bisa kemoterapi. Bagi peneliti selanjutnya, hasil
mengerti kondisi pasien, sabar, lemah lembut, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
memberikan semangat, dan memperhatikan sebagai bahan acuan atau data penunjang bagi
kondisi pasien secara keseluruhan. Semua hal peneliti yang ingin meneliti tentang faktor-
yang diinginkan pasien berpusat pada faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien
komunikasi perawat. kanker stadium lanjut dalam menjalani
pengobatan kemoterapi

PENUTUP UCAPAN TERIMAKASIH


Kesimpulan Terimakasih kepada Universitas Riau
Hasil penelitian didapatkan 6 tema melalui Lembaga Penelitian Universitas Riau
utama yang terdapat dalam pengalaman serta Program Studi Ilmu Keperawatan yang
pasien kanker stadium lanjut yang menjalani telah memberikan kesempatan untuk dapat
kemoterapi yaitu: pengetahuan tentang mempublikasikan skripsi ini.
kemoterapi, efek samping kemoterapi, koping
selama kemoterapi, dukungan keluarga, 1
Dwi Wahyuni: Mahasiswa Program Studi
kinerja perawat dan harapan terhadap Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
perawat. Indonesia.
Masalah psikologis yang timbul 2
Ns. Nurul Huda, M. Kep., Sp. Kep. MB:
selama menjalani kemoterapi dianggap lebih Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan
memberatkan pasien, namun pasien telah Medikal Bedah Program Studi Ilmu
memiliki koping individu yang adaptif untuk Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
mengatasi masalahnya. Koping yang adaptif 3
Ns. Gamya Tri Utami, M. Kep: Dosen
dapat meningkatkan semangat dan motivasi Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal
pasien dalam menjalani pengobatan. Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan
Dukungan keluarga dan dukungan dari Universitas Riau, Indonesia.
lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi
kepatuhan dan semangat pasien. Perawat
DAFTAR PUSTAKA
memiliki peran penting dalam memahami
setiap permasalahan yang dialami pasien.
ACS. (2014). Chemotherapy side-effect.
Pengkajian secara menyeluruh dapat
Diperoleh tanggal 10 Desember 2014
meningkatkan pemberian asuhan keperawatan
dari http://cancer.org
yang berkualitas. Asuhan keperawatan yang
Anjaryani, W.D. (2009). Kepuasan pasien
berkualitas dan sikap caring dari perawat
rawat inap terhadap pelayanan
yang diimplementasikan dengan komunikasi
perawat di RSU Tugurejo Semarang.
yang terapeutik dapat meningkatkan kualitas
Tesis. Diperoleh tanggal 28 Juni 2015
hidup pasien kanker stadium lanjut yang
dari http://eprints.undip.ac.id
menjalani kemoterapi
As'ad, A., Sidin, I. & Kapalawi, I. (2013).
Hubungan kepuasan kerja dengan
Saran
kinerja perawat di unit rawat inap
Bagi perkembangan ilmu
Rumah Sakit Universitas Hasanudin
keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan
tahun 2013. Jurnal. Diperoleh tanggal
dapat memberikan wawasan baru dalam ilmu
18 Juni 2015 dari
onkologi. Bagi rumah sakit, dapat lebih
http://repository.unhas.ac.id
meningkatkan kualitas pemberian asuhann
Aufa, R. (2010). Hubungan mekanisme
keperawatan secara multi dimensional sesuai
koping dengan stress pada pasien
permasalahan yang dialami pasien kanker
kanker dalam mengatasi efek samping
stadium lanjut yang menjalani kemoterapi.
kemoterapi di ruangan kemoterapi
Bagi masyarakat agar dapat lebih memahami
bedah wanita RS. DR. M. Djamil
1046
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Padang tahun 2008. Diperoleh Philadelphia: Lippincott Williams &


tanggal 14 Desember 2014 dari Wilkins
http://repository.unand.ac.id Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009).
Bare, L & Weinstein, E. (2013). Improving Fundamental keperawatan. Jakarta:
oncology nurse's communication skills Salemba Medika
fot difficult conversation. Clinical Rasjidi, I. (2007). Kemoterapi kanker
Journal of Oncology Nursing. 45-51 ginekolog dalam praktik sehari-hari.
Bajpai. (9 Oktober 2013). Inilah efek samping Jakarta: Sagung Seto
pengobatan kanker. Okezone. Saragih, R. (2010). Peranan dukungan
Diperoleh tanggal 27 Januari 2015 keluarga dan koping pasien dengan
dari http://okezone.com penyakit kanker terhadap pengobatan
Hariono, E. (2009). Kajian tingkat pelayanan kemoterapi di RB 1 rumah sakit umum
kawasan UGM bagian timur. Thesis. pusat haji Adam Malik Medan tahun
Diperoleh tanggal 28 Juni 2015 dari 2010. Jurnal. Diperoleh tanggal 23
http://thesis.umy.ac.id Juni dari http://e-
Huda, N. (2012). Studi fenomenologi: skripsi.stikesmuh.pkj.ac.id
Pengalaman cachexia pasien kanker Setiawati, R. (2011). Pengetahuan tentang
stadium lanjut dan keluarga yang pengobatan kemoterapi pada pasien
merawat di RS Kanker Dharmais kanker payudara di hope clinic
Jakarta. Diperoleh tanggal 14 Medan. Diperoleh tanggal 23 Juni
November 2014 dari http://lib.ui.ac.id 2015 dari http://repository.usu.ac.id
Jatoi, A. (2014). Anorexia and cachexia. Sonia, G., Arifin, H., & Murni, A. W. (2014).
Journal. Diperoleh tanggal 15 Januari Hubungan mekanisme koping dengan
2015 dari http://cancernetwork.com kepatuhan penderita keganasan yang
Karyono, Dewi, K. S., & Lela. (2008). mengalami ansietas dan depresi.
Penanganan stress dan kesejahteraan Majalah Kedokteran Andalas. 32-37.
psikologis pasien kanker payudara Waluyo, A. (2004). Analisa masalah
yang menjalani radioterapi di RSUD keperawatan pada klien keganasan
Dr. Moewardi Surakarta. Media hematologi yang mendapatkan terapi
Medika Indonesiana, 102-105. medik kemoterapi. Jurnal
Keliat, B. (1999). Proses keperawatan Keperawatan Indonesia, 1-7.
kesehatan jiwa Edisi 1. Jakarta: EGC Diperoleh tanggal 3 Juli 2015 dari
Kusuma, K. (2011). Metodologi penelitian http://jki.ui.ac.id
keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info WHO. (2012). Cancer Mortality and
Media. Morbidity. Diperoleh tanggal 4
Lutfa, U., & Maliya, A. (2008). Faktor-faktor Desember2014 dari int:
yang mempengaruhi kecemasan http://www.who.int
pasien dalam tindakan kemoterapi di
RS Dr. Moewardi Surakarta. Berita
Ilmu Keperawatan, 187-192.
Matitioli, J. L. (2008). The meaning of hope
and social support in patient receiving
chemotherapy. Oncology Nursing
Forum. Diperoleh tanggal 30 Juni
2015 dari http://onf.org
Notoadmojo. (2007). Promosi kesehatan dan
ilmu prilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2006). Essentials
of nursing research: methods,
appraisal, and utilization (6th ed.).

1047

View publication stats

You might also like