Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG SCABIES

DI PONDOK PESANTREN KOTA PEKANBARU

Padillah Ramadhan1, Arneliwati2, Ari Pristiana Dewi3


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: myfadil19@gmail.com

Abstract
Scabies is an infectious skin disease caused by Sarcoptes scabies hominis variants. Scabies is found in all countries
with variety of prevalence. Scabies decreases quality of life and academic achievement, so it needs to be prevented by
good knowledge, attitudes and personal hygiene practices on santri. The purpose of the study was to describe the
knowledge and attitudes of students about scabies at the Pekanbaru City Islamic Boarding School. This study used
quantitative methods with descriptive research design. This research was conducted at Al-Kautsar Islamic Boarding
School in Pekanbaru City with 75 santri as sample. The instrument used in this study was a knowledge and attitude
questionnaire. The results showed that the majority of respondens aged 12 years old were 70 people (93.3%). The
results of the measurement on the level of knowledge are obtained in the category of bad knowledge that is as many as
34 people (45.3%), and the results of measuring the attitudes of santri towards Scabies are found that 42 students
(56%) have a positive attitude. The results of this study are expected to be a database for Islamic Boarding School to be
the initial data to prevent scabies in order to improve the quality of life and academic achievement of their santri.
keywords: Attitude, Knowledge, Scabies

PENDAHULUAN Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat


Scabies merupakan penyakit infeksi tersebut hingga pendidikannya selesai.
parasit pada kulit yang disebabkan oleh Menurut bahasa, istilah santri berasal dari
masuknya organisme oleh Sarcoptes scabiei bahasa Sanskerta, "shastri" yang memiliki akar
var homonis termasuk ordo Acariformes, kata yang sama dengan kata sastra yang berarti
family sarcoptidae, genus sarcoptes (Maulina, kitab suci, agama dan pengetahuan dan sering
2016). Scabies terjadi secara sporadik atau terjadi berbagai macam-macam penyakit salah
dalam bentuk endemik yang panjang di Jerman satunya yaitu penyakit scabies (Nurcholish
(Ariza et, 2012). Prevalensi penyakit scabies Madjid, 2018).
di Indonesia sebesar 4,60-12,95% dan penyakit Faktor yang berperan dalam tingginya
ini menduduki urutan ke tiga dari dua belas prevalensi scabies adalah pengetahuan dan
penyakit kulit tersering (Notobroto, 2009). sikap yang kurang serta kondisi sanitasi
Walaupun terjadi penuruan prevalensi namun lingkungan yang buruk. Masih banyak orang
dapat dikatakan bahwa Indonesia belum yang tidak memperhatikan pengetahuan dan
terbebas dari penyakit scabies dan masih sikap dalam ini dianggap tergantung kebiasaan
menjadi salah satu masalah penyakit menular seseorang dalam hal-hal seperti personal
di Indonesia. hygiene yang buruk dapat menyebabkan tubuh
Hasil data yang didapatkan salah satu terserang berbagai penyakit seperti penyakit
masalah penyakit menular seperti scabies di kulit yang sering terjadi pada santri seperti
Kabupaten Jember jenis kelamin laki-laki penyakit scabies (Perry, 2010).
terkena scabies lebih besar dari pada Penyakit scabies terjadi karena
perempuan ditunjukkan dengan hasil penelitian personal hygiene yang kurang baik karena
laki-laki 24,89% dan perempuan 5,82% perilaku kebiasaan seperti pinjam meminjam
(Zaelany, 2017), di Padang terdapat kejadian alat dan bahan perlengkapan mandi (sabun,
scabies 24,6% (Gayatri, 2014), di Yogyakarta sarung atau handuk), jarang membersihkan
54,7% (Ghazali & Hilma, 2014). Sementara di tempat tidur (menjemur kasur, mengganti
Provinsi Riau khususnya di Kota Pekanbaru, sarung bantal dan sprei). Untuk melakukan
laporan penyakit scabies peneliti temukan pada personal hygiene seperti mandi, cuci dan
santri di Pondok Pesantren Al- Kautsar kakus (MCK) sumber air berasal dari sumur
Pekanbaru 42% (Desmawati, 2015). bor kemudian dialirkan pada bak mandi besar.
Santri secara umum adalah sebutan bagi Hal ini terjadi terutama pada santri pondok
seseorang yang mengikuti pendidikan agama pesantren karena padatnya aktivitas yang
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari – Juni) 2019 354
dilakukan oleh mereka sehingga kebersihan pada tingkat awal masuk beradaptasi di
sering dianggap sepele (Muafidah dan lingkungan asrama dalam satu kamar kurang
Santoso, 2017). bagus kebanyakan santri untuk mengobati
Pengetahuan santri yang kurang penyakit menular ini seperti scabies tersebut
mengetahui tentang penyakit scabies pada sedikit santri yang mau pergi ke klinik
tingkat awal masuk terutama di asmara pondok terdekat. Santri pada tingkat awal hanya
pesantren berisiko mudah tertular berbagai mengetahui cara mengobati penyakit scabies
penyakit, khususnya scabies. Santri juga dengan membersihkan diri contoh nya mandi
kurang mengetahui penyebab scabies misalnya dan mencuci tangan dan mengangap penyakit
hanya mengetahui kebersihan diri yang kurang scabies ini cuma penyakit gatal-gatal biasa
baik, dan mereka menganggap penyakit (Syahriani, 2016).
scabies merupakan penyakit yang biasa saja Sikap santri dalam kebersihan di suatu
seperti kudis dan cacar air (Syahriani, 2016). asrama sangat masih kurang misalnya salah
Perlu kita ketahui bersama bahwa satu contoh membersihkan lantai, tempat tidur
pengetahuan merupakan salah satu pemudah mereka sering tidak ada yang mau menjaga
bagi santri untuk terlaksananya perilaku kebersihan dalam ruangan asmara contoh
hidup bersih dan sehat untuk tidak terjadinya misalnya debu-debu di sekitar ruangan dan
penyakit menular seperti scabies. Dengan sampah berserakan dalam ruangan, santri juga
demikian masalah ini menjadi pemicu kurang memperhatikan sikap dalam meminjam
terhadap perilaku yang menjadi dasar atau atau bertukar pakaian misalnya handuk, baju,
motivasi bagi tindakannya akibat dari tradisi celana dan lain-lain karena sikap ini salah satu
atau kebiasaan pribadi dan tingkat pendidikan yang harus diperhatikan oleh santri karena
santri (Aminah, 2015) salah satu timbulnya berbagai penyakit kulit
Hal yang menjadi stimulus adalah sehingga mudah terserang penyakit salah
pengetahuan akan kebersihan yang didapat satunya scabies (Syahriani, 2016).
organisme dalam suatu kondisi tertentu baik Hasil penelitian yang dilakukan Yulia
yang didapatkan dari media cetak, (2013) mengenai pengetahuan tentang
elektronik, dimana dalam hal ini berupa kebersihan pribadi dengan kejadian scabies di
pengetahuan kesehatan misalnya pengetahuan salah satu pondok pesantren di Pondok
akan manfaat mencuci tangan dan tata cara Pesantren As-Salam Surakarta mendapat
mencuci tangan dengan baik dan benar, responden 62 santri terdapat 24 santri (38,7%)
mengosok gigi dan bertukar pakaian ataupun dengan kebersihan pribadi yang kurang terjaga
yang lain dan juga pengetahuan akan penyebab mengalami scabies terdapat 6 santri (9,7%)
akan timbulnya scabies misalnya pernah dengan kebersihan pribadi yang kurang terjaga
dibaca dalam media cetak seperti buku itupun tidak mengalami scabies dan 32 (51,6%) santri
masih banyak juga santri yang kurang dengan kebersihan pribadi yang terjaga tidak
mengetahui tentang apa itu penyakit scabies mengalami scabies. Wiradihardja (2015)
mereka hanya tau itu penyakit gatal-gatal yang mengemukakan bahwa tempat-tempat yang
biasa dan penyebab terjadi scabies ini, santri memiliki kepadatan tinggi, berisiko tinggi
hanya mengetahui penyebab nya karena untuk terjadinya penularan scabies terutama
lingkungan yang kotor dan cara penularan asrama dan pondok pesantren. Maka dari itu
penyakit scabies ini santri hanya mengetahui
penting untuk melakukan studi terhadap
karena sering meminjam sesuatu milik
karakteristik penderita scabies dari segi
seseorang yang terkena scabies tersebut.
Sehingga pengetahuan tersebut akan pengetahuan tentang, sikap, dan kebiasaan di
dipertimbangkan dalam sikap untuk merespon tempat-tempat dengan resiko tinggi tersebut
ataupun berakhir pada kebersihan terhadap (Ratna, Rusmartini, & Wiradihardja, 2015).
timbulnya scabies yang dapat menyebabkan Hasil studi pendahuluan yang
tertularnya scabies disuatu lingkungan padat dilakukan pada tanggal 12 Maret 2019 di
seperti asrama terutama di Pondok Pesantren Pondok Pesantren Al- Kautsar Pekanbaru
(Notoatmodjo, 2010). ketika peneliti menanyakan pengetahuan
Sikap santri tentang penyakit scabies tentang penyakit scabies ini ada lebih dari 10
sering dianggap biasa saja karena kebanyakan orang di wawancara hanya bisa peneliti
santri terutama di asrama pondok pesantren lakukan di asrama laki-laki karena kawasan
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari – Juni) 2019 355
perempuan tidak boleh dilakukan. Hasil Analisa univariat dalam penelitian ini
wawancara yang dilakukan oleh peneliti meliputi umur, tingkat pengetahuan dan
terdapat 6 responden menjawab itu penyakit kategori sikap. Semua data tersebut akan
cacar dan gatal-gatal, dan tidak mau tersusun dalam bentuk tabel distribusi
memberitahukan kepada temannya karena frekuensi dan persentase.
merasa malu jika penyakit keluhan sudah
parah baru responden pergi ke klinik. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan observasi peneliti di asrama santri 1. Analisa Univariat
dalam 1 kamar terdiri dari 18 orang, ukuran 1 Tabel 1
ruangan kamar santri 8x8m dan tidak tersusun Distribusi Karakteristik Responden
rapi dengan peralatan santri contohnya lemari, No Karakteristik Jumlah Persentase
Responden N (%)
tempat tidur dan peralatan lainnya, kebersihan
1. Usia
ruangan yaitu lantai masih banyak terlihat - 12 tahun 70 93,3
debu-debu dan sampah kecil berserakan - 13 tahun 5 6,7
setelah itu kasur-kasur tidak ada satupun yang Total 75 100
dijemur dan semuanya berantakan tidak
tersusun rapi dan pakaian seperti baju, celana,
handuk di gantung-gantung di perkarangan Berdasarkan tabel 1, menunjukkan
ruangan dan kebersihan di asrama sangatlah bahwa dari 75 responden didapatkan hasil
kotor untuk itu mudah terserang penyakit mayoritas responden berusia 12 tahun
seperti scabies. dari fenomena tersebut maka sebanyak 70 orang (93,3%).
peneliti tertarik untuk meneliti tentang
Tabel 2
bagaimana Gambaran Pengetahuan dan Sikap Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel
Santri tentang Kebersihan terhadap timbulnya Pengetahuan
Scabies di Pondok Pesantren Kota Pekanbaru. No Pertanyaan Benar Salah
Tujuan dalam penelitian ini adalah N % N %
untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan 1 Scabies adalah 66 88 9 12
sikap santri tentang scabies di pondok penyakit yang
pesantren Kota Pekanbaru. menular
2 Di Indonesia 56 74,7 19 25,3
scabies disebut
METODOLOGI PENELITIAN dengan gudik
Penelitian ini menggunakan desain 3 kondisi 44 58,7 31 41,3
penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross lingkungan yang
buruk dapat
Sectional yang dilakukan di Pondok Pesantren menyebabkan
Al-Kautsar Pekanbaru. Populasi dalam penyakit kulit
penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki 4 berjabat tangan 39 52 36 48
Pondok Pesantren Al-Kautsar Pekanbaru. dapat
Teknik pengambilan sampel yang digunakan menularkan
penyakit kulit
dalam penelitian ini adalah total sampling
5 penularan 35 46,7 40 53,3
sebanyak 75 responden. penyakit kulit
Alat pengambilan data yang digunakan dapat sangat
yaitu kuesioner. Kuesioner yang digunakan mudah menyebar
terdiri dari tiga bagian kuesioner yaitu bagian di lingkungan
pertama berisi pertanyaan tentang data yang padat
6 penyakit kulit 41 54,7 34 45,3
karakteristik responden, bagian kedua dapat ditularkan
pertanyaan tentang pengetahuan skabies, dan melalui
bagian ketiga pertanyaan tentang sikap pemakaian 1
skabies. handuk yang
Peneliti terlebih dahulu melakukan uji bergantian
validitas dan reliabilitas di Pondok Pesantren 7 kamar yang 38 50,7 37 49,3
kurang
Babussalam. Berdasarkan uji validitas dan pencahayaan
reliabilitas pertanyaan pengetahuan dan sikap sinar matahari
sebanyak 24 pertanyaan valid dan reliable.
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari – Juni) 2019 356
No Pertanyaan Benar Salah Tabel 4
N % N % Distribusi Frekuensi berdasarkan Variabel
dapat Penelitain Sikap
menyebabkan
penyebaran Pernyataa Kategori
penyakit kulit n Sikap Sangat Setuju Tidak Sangat
8 kuman penyakit 34 45,3 41 54,7 Setuju Setuju tidak
kulit hidup di setuju
tempat lembab N % N % N % N %
9 sampah yang 37 49,3 38 50,7 Dapat 4 5,3 36 48 31 41,3 4 5,3
berserakan dapat tertular
menularkan penyakit
penyakit kulit kulit jika
bersentuh
10 air merupakan 43 57,3 32 42,7
an
sumber utama
Menjaga 18 24 36 48 21 28 0 0
penularan kebersiha
penyakit kulit n akan
11 kamar yang tidak 48 64 27 36 terhindar
ada ventilasinya dari
atau kurang penyakit
cahaya, dapat kulit
mempermudah mandi 1x
0 0 16 21,3 20 26,7 39 52
perkembangan sehari
kutu betina mandi 3x
22 29,3 47 62,7 6 8 0 0
12 orang yang 51 68 24 32 sehari
menjaga suka 0 0 19 25,3 34 45,3 22 29,3
kebersihannya meminja
dapat terkena m handuk
teman
penyakit kulit
suka 0 0 12 16 46 61,3 17 22,7
bertukar
pakaian
Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil teman
40 santri (53,3%) menjawab salah yang berisi jarang 0 0 16 21,3 55 73,3 4 5,3
pertanyaan adalah penularan penyakit kulit menggant
i pakaian
dapat sangat mudah menyebar di lingkungan jarang 22 2,7 21 28 38 50,7 14 18,7
yang padat dan didapatkan juga hasil 41 santri membersi
( 54,7%) yang berisi pertanyaan adalah kuman hkan
tempat
penyakit kulit hidup ditempat lembab dan tidur
didapatkan juga hasil 37 santri (49,3%) berisi saat 0 0 22 29,3 49 65,3 4 5,3
pertanyaan kamar yang kurang pencahayaan gatal-
sinar matahari dapat memperoleh penyebaran gatal
suka di
penyakit kulit dan didapatkan hasil 38 santri garuk
(50,7%) berisi pertanyaan sampah yang tidak 25 33,3 44 58,7 6 8 0 0
berserakan dapat menularkan penyakit kulit. suka
menggaru
k saat ada
Tabel 3 gatal-
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat gatal
Pengetahuan terserang 8 10,7 40 53,3 27 36 0 0%
No Tingkat Jumlah Persentase penyakit
secepatny
Pengetahuan N % a ke
1 - Baik 17 22,7 klinik
- Cukup 24 32 terdekat
- Kurang 34 45,3 mengejek 0 0 10 13,3 56 74,7 9 12
orang
Total 75 100 yang
terkena
Berdasarkan tabel 3, didapatkan hasil penyakit
pada kategori pengetahuan santri kurang yaitu kulit
sebanyak 34 orang (45,3%).
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari – Juni) 2019 357
Berdasarkan tabel 4 mengenai akan semakin berkembang pula daya tangkap
gambaran sikap santri didapatkan hasil dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
sebanyak 22 responden (29,3%) menjawab diperolehnya semakin membaik.
sangat tidak setuju dengan pernyataan saya Menurut Wahyunni dan Setyowati
suka meminjam handuk teman satu kamar dan (2014) Usia-usia remaja masih sangat aktif
didapatkan juga hasil sebanyak 17 responden untuk menambah ilmu pengetahuan dengan
(22,7%) menjawab sangat tidak setuju dengan mencari berbagai macam informasi yang
pernyataan saya suka bertukar pakaian tersebar luas baik melalui media cetak seperti
bersama teman satu kamar dan didapatkan buku-buku di perpustakaan maka mereka
juga hasil 14 responden (18,7%) sangat tidak akan aktif untuk mencari informasi tentang
setuju dengan pernyataan saya jarang penyakit scabies, tanda dan gejalanya
membersihkan tempat. bahkan cara pencegahannya.

Tabel 5 2. Pengetahuan santri tentang scabies


Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Berdasarkan hasil penelitian
Penelitian Kategori Sikap didapatkan bahwa tingkat pengetahuan santri
No Sikap Jumlah Persentase
pada kategori pengetahuan kurang yaitu
N (100%)
sebanyak 34 orang (45,3%). Hasil penelitian
- Negatif 33 44 ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
- Positif 42 56 oleh Aulia dan Sungkar (2014) didapatkan
Total 75 100 hasil tingkat pengetahuan santri mengenai
skabies sebagian besar tergolong kurang
Berdasarkan tabel 5, didapatkan hasil (93,6%). Raza et al (2009) menjelaskan bahwa
pengukuran sikap santri terhadap penyakit pengetahuan yang kurang menjadikan
scabies didapatkan hasil 42 santri (56%) seseorang lebih kurang perhatian terhadap
memiliki sikap positif. pentingnya kebersihan personal dan peran dari
kebersihan yang buruk terhadap penyebaran
PEMBAHASAN
penyakit menular.
1. Karakteristik responden
Notoatmodjo (2010) pengetahuan
Dari jumlah responden sebanyak 75
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
orang responden menunjukkan usia remaja
setelah orang melakukan orang melakukan
awal usia 12 tahun sebanyak 70 orang (93,3%)
pengindraan terhadap objek tertentu. Tingkat
Berdasarkan pengelompokan usia menurut
Depkes R1 (2010), 12-15 tahun merupakan pengetahuan manusia berbeda-beda, hal
kategori remaja awal. Umur sangat tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor
mempengaruhui kedewasaan seseorang. Pada antara lain pengalaman, tingkat pendidikan,
aspek psikologis dan mental, taraf berpikir sosial budaya, penghasilan, keyakinan dan
seorang semakin matang dan dewasa. Usia fasilitas. Kurangnya pengetahuan seseorang
seseorang berpengaruh dalam menerima akan berdampak kurang baik bagi dirinya,
sumber informasi yang akan didapat nanti dari seperti halnya dengan kurangnya pengetahuan
berbagai sumber yang ada yang diperoleh terhadap kebersihan diri.
santri baik dari media elektronik, media cetak, Hasil penelitian Wahyuni (2009), bahwa
maupun penyuluhan kesehatan Wahyuni dan pengetahuan siswa/siswi tentang pengertian
Setyowati (2014). personal hygiene yang baik 94,5%,
Hasil penelitian ini sejalan dengan Pengetahuan siswa/siswi tentang tujuan
penelitian yang dilakukan oleh Akmal, personal hygiene yang baik 78,4%, tidak baik
Semiarty, Gayatri (2013) mengatakan santri 21,7%, dan pengetahuan siswa/siswi tentang
Pondok Pendidikan Islam Darul Ulum ruang lingkup personal hygiene yang baik
Palarik, Air Pacah, paling banyak berumur 12 70,3%, tidak baik 29,7%. Menurut hasil
tahun yaitu sebanyak 37 orang (26,8%). penelitian dan teori di atas, penulis
Menurut Erfandi (2011), bahwa usia berpendapat bahwa pengetahuan yang cukup
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan kemungkinan karena pendidikan responden
pola fikir seseorang. semakin bertambah usia sebagian besar mempunyai pendidikan dasar.
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari – Juni) 2019 358
Hal tersebut menurut Sholihah (2015) dan penelitian yang dilakukan oleh Daulian, Bahar
Notoatmodjo (2003) dapat memperbesar dan Rezal (2016) didapatkan hasil 36
kerentanan santri terhadap infestasi skabies responden memiliki sikap positif terhadap
dikarenakan pengetahuan merupakan salah penyakit skabies dan 12 responden memiliki
satu risiko penting dari penularan scabies. sikap yang negatif. Sikap merupakan reaksi
Secara umum kondisi pesantren sudah cukup atau respons yang masih tertutup dari
bersih dan rapi, tetapi beda halnya terlihat di seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
lingkungan internal pondok, dimana (Notoatmodjo, 2012). Faktor-faktor yang
keadaannya masih kurang memenuhi untuk mempengaruhi pembentukan sikap seseorang
suatu lingkungan yang sehat, dapat juga antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan,
dilihat dari pengetahuan santri yang masih orang lain yang dianggap penting, media
dalam kategori cukup (56,1 %) sehingganya massa, institusi pendidikan dan agama serta
masih perlu ditingkatkan kembali agar faktor emosi dalam diri (Prayitno, 2008).
menjadi lebih baik lagi. Peningkatan sikap menurut Rezal dkk
Saat para santri/siswa mengatakan (2016) yang terjadi pada responden
mandi terkadang satu dan dua kali sekali kemungkinan disebabkan oleh pengetahuan
dalam sehari, hal ini dikarenakan jadwal yang diperoleh mampu memunculkan
mandi yang telah ditentukan dan banyaknya pemahaman dan keyakinan terhadap
santri yang santri sehingga menyebabkan kebutuhan mereka sebagai seorang responden
sebagian santri menjadi malas untuk mandi. yang memang harus memiliki perilaku
Selain itu kehidupan di pondok (asrama) (pengetahuan, sikap dan tindakan) untuk
membuat para santri untuk hidup dalam terhindar dari penyakit scabies. Selain itu,
kebersamaan atau dengan kata lain mereka perubahan sikap responden menjadi kategori
sering menggunakan sabun secara bersama, positif setelah dilakukan intervensi
saling bertukar pakaian, maupun alat sholat dikarenakan responden lebih dapat menyerap
yang saling bergantian. Di dalam kehidupan materi melalui diskusi bersama kelompok
pondok (asrama), sering kali kegiatan-
kegiatan sebagian besar sudah terjadwal, dengan menggunakan media booklet yang
mulai dari bangun tidur sampai dengan dibagikan kepada masing-masing siswa dapat
kegiatan sekolah dan sebagainya sehingga menjadi media pendukung yang dapat
memungkinkan para santri sangat sibuk membuat penyerapan materi menjadi lebih
beraktifitas dan masih banyak yang suka maksimal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bertukar pakaian contohnya seperti handuk, bahwa ada peningkatan pendidikan kesehatan
baju dan lain-lain nya yang dapat melalui diskusi kelompok terhadap sikap
menyebabkan terjadinya penyakit kulit dan responden tentang penyakit scabies (Daulian,
kurang menjaga kebersihan kamar sehingga Bahar & Rezal, 2016).
kuman lebih banyak setiap kamar santri Seseorang yang berpengetahuan baik
kurang pencahayaan sinar matahari yang tidak menjamin akan mempunyai sikap yang
dapat menyebabkan penyebaran kuman- positif. Karena seseorang dalam menentukan
kuman penyakit kulit. sikap yang utuh selain ditentukan oleh
Hasil penelitian tidak sejalan dengan
penelitian Azizah (2011) menunjukan bahwa pengetahuan, juga dipengaruhi oleh pikiran,
tingkat pengetahuan berhubungan terhadap keyakinan dan emosi yang memegang peranan
perilaku pencegahan scabies pada Ibu-ibu penting (Notoatmodjo, 2010). Individu yang
pemulung terhadap kejadian scabies anak di bersangkutan harus mampu menyerap,
TPA Semarang dengan nilai p = 0,001. Hasil mengolah dan memahami informasi yang
tersebut semakin memperkuat kesimpulan diterima sebagai stimulus. Sikap positif yang
bahwa terdapat hubungan antara tingkat dimaksud oleh peneliti adalah responden
pengetahuan seseorang terhadap kejadian memiliki pendapat yang sesuai kriteria peneliti
scabies. yaitu responden yakin akan pentingnya
penyakit skabies untuk diwaspadai dan
3. Sikap santri tentang scabies berperilaku hidup bersih dan sehat. Responden
Hasil didapatkan bahwa sikap santri yang masih mempunyai sikap negatif diakhir
terhadap penyakit skabies didapatkan dari penelitian, bisa disebabkan karena interpretasi
kategori pengukuran sikap didapatkan 42 mereka dengan pertanyaan sikap yang kurang
santri memiliki sikap positif (56%). Hasil tepat.
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari – Juni) 2019 359
Menurut hasil penelitian dan teori tentang scabies, untuk Pondok Pesantren
tersebut panulis berpendapat bahwa sikap yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan
positif kemungkinan karena faktor intern masukan bagi seluruh Pondok Pesantren yang
karena pada hakekatnya semua orang ada di kota Pekanbaru, untuk peneliti
mernpunyai kecenderungan untuk bersikap selanjutnya dapat digunakan sebagai informasi
positif termasuk sikap terhadap kegiatan dan data untuk penelitian selanjutnya terkait
personal hygiene. Santri tahu bahwa mandi, gambaran pengetahuan dan sikap santri
mencuci rambut, mecuci baju, menjemur tentang scabies di pondok pesantren kota
handuk, pakaian serta tidak mengunakan Pekanbaru, untuk Institusi Pelayanan dapat
pakaian bersamaan tangan hal-hal positif yang digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut
sudah mereka lakukan setiap hari berdasar tentang gambaran pengetahuan sikap, santri
pengalaman sejak kecil dan sebelum datang tentang scabies di pondok pesantren Kota
kepondok, fasilitas pondok juga masih kurang Pekanbaru.
maksimal, seperti halnya kamar mandi, tempat
mencuci baju, tempat buang air kecil dan UCAPAN TERIMA KASIH
besar, serta pendidikan kesehatan tentang Terima kasih yang tak terhingga atas
penyakit yang masih kurang. bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
Asumsi peneliti berdasarkan hasil dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
penelitian yang didapatkan bahwa mayoritas
santri memiliki sikap positif tentang scabies 1Padillah Ramadhan: Mahasiswa Fakultas
hal ini disebabkan karena telah banyak Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
menerima informasi dari keluarga atau teman 2Ns. Arneliwati, M.Kep: Dosen Keperawatan
dan guru tentang sikap dalam menjaga Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas
kebersihan diri akan risiko terjadinya penyakit Riau, Indonesia
kulit didapatkan hasil peneliti 42 responden 3Ns. Ari Pristiana Dewi, M.Kep: Dosen
(56%) memiliki sikap positif. Keperawatan Komunitas Fakultas
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
SIMPULAN
Penelitian mengenai gambaran
pengetahuan dan sikap santri tentang scabies DAFTAR PUSTAKA
di pondok pesantren kota Pekanbaru dilakukan Amanda, O. (2010). Diagnosis dan
pada 75 orang. Hasil penelitian didapatkan management Best Practise jurnal, (19),
bahwa mayoritas usia santri berada di usia 12 ,-16.
remaja awal (12 tahun) yaitu sebanyak 70 Akmal, S.C., Semiarty, R., Gayatri., (2013).
orang (93,3%) semua nya berjenis kelamin
Hubungan Personal Hygiene Dengan
laki-laki.
Kejadian Skabies Di Pondok Pendidikan
Hasil penelitian mengenai pengetahuan
santri tentang scabies didapatkan hasil Islam Darul Ulum Palarik Air Pacah
pengukuran tingkat pengetahuan didapatkan Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun
hasil pada kategori pengetahuan santri kurang 2013. Jurnal Kesehatan Andalas tahun
yaitu sebanyak 34 orang (45,3%), dan 2013 Hal 164-167.
didapatkan hasil kategori pengetahuan santi Aminah, P., Siberto, H. T., & Ratna, M.G.
baik yaitu sebanyak 17 orang (22,7) dan (2015). Hubungan tingkat pengetahuan
didapatkan hasil pengetahuan santri yaitu dengan kejadian skabies 1. Diperoleh
cukup sebanyak 24 orang (32%) dan hasil dari dari http://juke.kedokteran.unila.ac.id/.
kategori sikap didapatkan 42 santri (56%) Ariza L, Walter B, Worth C, Brockmann S,
memiliki sikap positif dan didapatkan hasil Weber M L, & FeldmeierH. (2013).
kategori sikap 33 santri (44%) memiliki sikap Investigation of ascabies outbreakin a
negatif. kindergarten in Constance, Germany
Investigation of a scabies outbreak in a
SARAN kindergarten. Eur J Clin Mi Crobiol
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat Infect Di, 32, 373–380.
memberi informasi dan pengetahuan untuk Aulia, Sungkar (2014). Tingkat Pengetahuan
perkembangan ilmu keperawatan khususnya Mengenai Pengcegahan Skabies dan
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari – Juni) 2019 360
Hubungan dengan Karakteristik http://doi.org/10.2105/AJPH.13.11.962-
Demografi Santri di Pesantren X, Jakarta a.
Timur. Maulina et,al (2016). “ Perilaku pencegahan
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan lanjut penyakit terhadap kejadian skabies pada
usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. santri pondok pesantren Al Falah putera
Budiman & Riyanto A. (2013). Kapita Selekta Banjarbaru”.Jurnal penelitian Dunia
Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap keperawatan volume 4 nomor 1.
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Michigan Department of Community Health.
Salemba Medika. (2005). Scabies Prevention and Control
Daulian, Bahar, Rezal (2016). Peningkatan Manual, (May).
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Santri Muafidah, N. dan Santoso, I. (2017).
melalui Metode Diskusi Kelompok Hubungan Personal Higiene dengan
Tentang Penyakit Skabies di Pondok Kejadian Skabies pada Santri Pondok
Pesantren Al Wahdah Kendari. Pesantren Al Falah Putera Kecamatan
Desmawati, Ari, P.D., & Oswati, H. (2015) Liang Anggang Tahun 2016 The
“Hubungan personal hygiene dan Relation of Personal Hygiene with The
sanitasi lingkungan dengan kejadian Incidence of Scabies at Al Falah Male
skabies di pondok pesantren AlKautsar Boarding School Students.
Pekanbaru”. JOM (volume 2 nomor 1). Notoatmodjo (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.
Erfandi (2011) . Pengetahuan Dan Faktor- Jakarta PT Rineka Cipta
Faktor Yang Mempengaruhi. Notoatmodjo, S . (2012). Pengetahuan, Sikap,
Gayatri, Suci Chairiya, & Rima Semiarty. dan Perilaku Manusia. Jakarta: Rineka
(2013). Hubungan Personal Hygiene Cipta.
dengan Kejadian Skabies Di Pondok Notoatmodjo, S. (2012).Metodologi penelitian
Pendidikan Islam Darul Ulum Palarik kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Air PacahKecamatan Koto Tengah Notobroto. (2009). Faktor sanitasi lingkungan
Padang. Jurnal kesehatan 10 Andalas, yang berperan terhadap prevalensi
164. Diakses melalui penyakit skabies. Surabaya: FKM
http://jurnal.fk.unand.ac.id/. UNAIR
Ghazali, & Hilma. (2014). Faktor-faktor yang Nugraheni, Arwinda, Intan Pratama & Dhega
mempengaruhi kejadian skabies Anindita. (2016). Hubungan Tingkat
dipondok pesantren mlangi nogotirto Pengetahuan Santri Dengan Perilaku
gamping sleman yogyakaarta. JKKI, Pencegahan Skabies Di Pondok
Vol.6, 148. Pesantren Darut Taqwa Bulusan
Gould. D. (2010). Prevention, control and Semarang . Jurnal Kedokteran
treatment of scabies. Nursing Standard Diponegoro, 1065. Diakses melalui pada
(Royal College of Nursing (Great tanggal 27 Februari 2017.
Britain) : 1987), 25(9), 42-6. Nursalam. (2011). Proses dan dokumentasi
https://doi.org/10.7748/. keperawatan, konsep dan praktek.
Hidayat, A. A. (2012). Riset keperawatan dan Jakarta : Salemba Medika.
teknik penulisan ilmiah.Jakarta : Perry, A.G., & Potter, P. (2010). Fundamental
Salemba Medika : Edisi 2. keperawatan Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. A. (2014). Metode penelitian Prayitno (2008). Dasar-Dasar Bimbingan dan
keperawatan dan teknik analisa data. Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Jakarta : Salemba Medika. Ratna I, Rusmartini T, & Wiradihardja R.
Irianto K. (2015). Kesehatan reproduksi: Teori 2015.Hubungan tingkat pengetahuan
dan pratikum. Bandung: Penerbit dan perilaku santri dengan kejadian
Alfabeta. skabies di pondok pesantren.
Lapau, (2012). Metode penelitian kesehatan, Setiadi.(2013). Konsep dan praktik penulisan
metode ilmiah, dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha
skripsi.Jakarta : Yayasan Pustaka Obor. Ilmu.
Legesse W., A. A. (2014). Personal Hygiene : Sholihah (2015). Relationship between
For Health Extensions Workers. Lecture knowledge, environmental sanitation
Notes USAID, (9), 58-59. and personal hygiene with scabies.

JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari – Juni) 2019 361


Sistri SY. Hubungan personal hygiene dengan Wahyuni, Catur. 2009. Gambaran
kejadian skabies di Pondok Pesantren Pengetahuan Personal Hygiene Bagi
As-Salam Surakarta 2013 [Internet].
Universitas Muhammadiyah Surakarta; Siswa /I Pondok Pesantren Luqmanul
2013 [diakses pada 15 Juli 2017]. Hakim di Desa Batumarta II Wilayah
Diperoleh dari :http://eprints.ums.ac.id/. Kerja Puskesmas Batuamarta Kecamatan
Sugiyono, A. (2017). Metode penelitian
kuantitatif, dan R & D. Bandung: Lubuk Raja Kabupaten Ogan Komering
Alfabeta. Ulu
Sugiyono, A. (2018). Metode penelitian Wahyuni, Setyowati (2014). Hubungan
kuantitatif. Bandung : Alfabeta. Pengetahuan Santriwati Penyakit
Sutanto, P. (2016) Analisa Data pada bidang
kesehatan.Jakarta : Rajawali Pers. Skabies Dengan Perilaku Pencegahan
Swarjana.(2012) Metodologi Penelitian Penyakit Skabies Di Pondok Pesantren.
Kesehatan, Yogyakarta.salemba Zaelany, Alief Ilman, Ika Rahmawati, & Viddi
medika. Agustian. (2017). Prevalensi,
Syailindra, F., & Mutiara, H (2016). Skabies.
Majority, 5(April), 37-42. Karakteristik dan Faktor yang
Syukri, S. (2017). Gambaran Pengetahuan Berhubungan dengan penyakit skabies
dan perilaku santri mengenai kebersihan dipesantren Nurul Qarnain Jember. e-
pribadi dan tempat tinggal pada jurnal pustaka kesehatan, Vol.5 (no.1) ,
pesantren X di kabupaten Bogor. 30. Diakses pada tanggal 27 februari
Diperoleh pada tanggal 4 januari 2019
http://repository.uinjkt.ac.id. 2017.

JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari – Juni) 2019 362

You might also like