Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Keperawatan Mersi Vol 7 Nomor 2 (2018) 01-06

Jurnal Keperawatan Mersi


p-ISSN: 1979-7753
http://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/jkm/index

Perbedaan Efektifitas Metode Terapi Akupresur Dan Hipnoterapi Terhadap Kualitas


Tidur Pada Lanjut Usia Di Panti Wredha Kabupaten Banyumas
Taat Sumedi1, Handoyo2, Wahyudi3
123
Jurusan Keperawatan Prodi DIII Keperawatan Purwokerto Poltekkes Kemenkes Purwokerto, Indonesia

Corresponding author: Taat Sumedi

Email: taatsumedi66@gmail.com

Received: July 28th, 2017; Revised: August 26th, 2019; Accepted: September 30th, 2019

ABSTRACT

Currently, prevalence of elderly people becomes high due to increasing life expectancy. One of
the common problems of elderly people who live in nursing home is sleep disturbance. To deal with
this problem, some alternative therapies for instance acupressure and hypnotherapy have indication to
increase sleep quality of elderly people. The aim of this study was to investigate the effectiveness of
acupressure and hypnotherapy towards sleep quality of elderly people at nursing home inBanyumas.
This study was quasi experimental with nonequivalent control group pre dan post test design.The
number of respondent was 40 and randomly assigned to either hypnotherapy group (n=20) or
acupressure groups.(n=20). Their sleep quality was measured according to the Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI). Sleep quality was measured to both groups before treatment was performed.
During three week after, hypnotherapy and acupressure ware treated to both hypnotherapy group and
acupressure group respectively. In the last section, sleep quality was measured after treatments to both
groups were finished. To analyze data, researcher occupied paired and independent t test to answer the
research aims. However, normality of data were analysed previously before t test was performed by
Kolmogorov Smirnov test
The results indicated significant differences in total PSQI scores before and after treatment for both
hypnotherapy and acupressure group with p= 0.002 and 0,000 respectively. Furthermore, there is more
effective of acupressure than hypnotherapy treatment in reducing PSQI score (increasing sleep
quality) of elderly people with p = 0.000. Alternative therapies such as acupressure have positive
impact in increasing sleep quality of elderly people in nursing home.

Keywords:Acupressure, Hipnoterapi, sleep quality, elderly people

Pendahuluan hari untuk menyelesaikan tugas-tugas dan


menikmati kualitas hidup. Seiring perubahan usia,
Kebutuhan yang terbesar bagi lansia adalah tanpa disadari pada orang lanjut usia akan
tingkatkan kesehatan.Salah satu aspek utama dari mengalami perubahan-perubahan fisik, psikososial
peningkatan kesehatan untuk lansia adalah dan spiritual. Penurunan kondisi fisik inilah yang
pemeliharaan tidur untuk memastikan pemulihan berpengaruh pada kondisi mental dan psikososial
fungsi tubuh sampai tingkat fungsional yang pada lansia.Masalah mental yang sering dialami
optimal dan untuk memastikan keterjagaan di siang oleh lansia lebih banyak dipengaruhi karena faktor
kesepian, ketergantungan, dan kurang percaya diri banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan
sehingga menyebabkan lansia mengalami depresi, yang perlu penanganan dengan baik, seperti
kecemasan, dan stress. diketahui bahwa memasuki lansia identik dengan
Hal inilah yang memicu bagi sebagian besar menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami
lansia mengalami gangguan pola tidur.Gangguan berbagai penyakit degeneratif yang
tidur pada malam hari (insomnia) akan menyerang.Keadaan tersebut, berpengaruh pada
menyebabkan rasa mengantuk sepanjang hari permasalahan kondisi ketahanan tubuh lansia yang
esoknya.Salah satu perubahan tersebut adalah diterimanya dari lingkungan sekitar, adanya
perubahan pola tidur (insomnia),selama penuaan kemunduran berbagai fungsi tubuh tersebut dapat
pola tidur akan mengalami perubahan yang khas menimbulkan berbagai masalah bagi lansia,
yang membedakan dari orang yang lebih muda, sehingga dapat berlanjut pada perubahan-
perubahan-perubahan tersebut mencakup fase laten perubahan pada aspek psikososial dan pemenuhan
tidur, terbangun pada dini hari, peningkatan jumlah kebutuhan dasarnya, salah satunya adalah
tidur siang dan kesulitan untuk tidur yang tidur.(Anderson, 2008 dalam Rosita, 2012).
membuat oleh lansia lebih banyak dipengaruhi Penanganan insomnia (gangguan tidur) yang
karena faktor kesepian, ketergantungan, dan dapat dilakukan dari segi farmakologi dapat berupa
kurang percaya diri sehingga menyebabkan lansia pemberian penanganan hipnotik, antidepresan, dan
mengalami depresi, kecemasan, dan stress. antihistamin. Penanganan non farmakologi
Hal inilah yang memicu bagi sebagian besar meliputi stimulus control terapi, sleep restriction,
lansia mengalami gangguan pola tidur. Gangguan teknik relaksasi, intervensi kognitif, sleep hygiene.
tidur pada malam hari (insomnia) akan Acupressure, hipnoterapi.
menyebabkan rasa mengantuk sepanjang hari Penelitian yang dilakukan oleh Murti,
esoknya.Salah satu perubahan tersebut adalah (2005) tentang Kecenderungan Strategi Koping
perubahan pola tidur (insomnia),selama penuaan Yang Digunakan Usia Lanjut Dalam Mengatasi
pola tidur akan mengalami perubahan yang khas Insomnia di Dusun Kerjo II Wilayah Kerja
yang membedakan dari orang yang lebih muda, Puskesmas Ponjong I Gunung Kidul.Dengan
perubahan-perubahan tersebut mencakup fase laten metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
tidur, terbangun pada dini hari, peningkatan jumlah cross sectional. pengambilan data dengan cara
tidur siang dan kesulitan untuk tidur yang menggunakan kuesioner skala strategi coping dan
membuat penderita merasa belum cukup tidur pada wawancara. Hasil penelitian bahwa usia lanjut
saat terbangun (Stanley, 2007). yang mengalami insomnia lebih banyak
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik menggunakan Problem Focused Coping (PFC).
(BPS) menyatakan bahwa peningkatan jumlah Laki- laki lebih banyak menggunakan Problem
lansia di Indonesia pada tahun 2011-2016 baik Focused Coping (PFC) dan perempuan lebih
secara absolute maupun persentase mengalami banyak menggunakan Emotion Focused Coping
peningkatan. Persentase lansia terhadap jumlah (EFC).
penduduk meningkat dari 9,27% pada tahun 2011 Penelitian oleh Erliana, .dkk., (2011) tentang
menjadi 10,57% pada tahun 2016. Hal ini antara Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia Sebelum dan
lain disebabkan oleh meningkatnya usia harapan Sesudah Latihan Relaksasi Otot Progresif
hidup sebagai hasil dari pembangunan di bidang (Progressive Muscle Relaxation) di BPSTW
kesehatan. Tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia Ciparay Bandung. Penelitian ini menggunakan
diperkirakan akan mencapai 28,8 juta orang, atau metode Quasi Eksperimen tanpa kelompok kontrol
sekitar 11,34%. Indonesia termasuk negara dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest
berstruktur penduduk tua (lansia), karena jumlah Design dan dengan sampel sebanyak 29 orang dan
penduduk usia lanjutnya lebih dari 7% di atas diambil dengan menggunakan teknik purposive
ketentuan badan dunia (Depsos, 2016). sampling.Pada penelitian ini menggunakan Uji
Peningkatan jumlah penduduk lansia apabila Wilcoxon Match Paired Test. Hasil penelitian
tidak segera ditangani akan menambah masalah mengenai perbedaan tingkat insomnia sebelum dan
yang sangat kompleks, terutama dibidang sesudah latihan relaksasi otot progresif
kesehatan mengingat lansia merupakan periode menunjukkan terdapat penurunan yang signifikan
dimana organisme telah mencapai kemasakan terhadap tingkat insomnia lansia.
dalam ukuran dan fungsi yang telah menunjukkan Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di
kemunduran sejalan dengan waktu. Masa tua Panti Werdha Banyumas terdapat 60 orang lansia.
Dari wawancara kepada pengasuh panti werdha menggunakan probability sampling dengan
hampir semua mengalami insomnia (gangguan pendekatan simple random sampling. Perhitungan
tidur).Data ini diperoleh berdasarkan hasil besar sampel menggunakan rumus besar sampel
wawancara dengan pengasuh dan sampel itu analitik numerik tidak berpasangan (Dahlan,
sendiri sebanyak kurang lebih 60 lansia, selama ini 2010):
dalam permasalahan tersebut belum pernah 2
𝑆(𝑍1−𝛼 + 𝑍1−𝛽 )
dilakukan tindakan dan treatment yang lain, 𝑛1 = 𝑛2 = 2 [ ]
(𝑋1 − 𝑋2 )
Berdasarkan rekap di Panti Banyumas tahun 2
2018, Berdasarkan rekap di Panti Banyumas 8,436(1,96 + 0,84)0,3
𝑛1 = 𝑛2 = 2 [ ]
tahun 2018. 7.8
Berdasarkan dari latar belakang yang = 2[3.0283]2
diutarakan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan = 2[9.17]2
penelitian .berdasarkan masalah diatas peneliti = 18.34
akan menggunakan pendekatan secara non = 20
farmakologi, dalam hal ini peneliti ingin Keterangan:
mengetahui keefektifan akupresur atau S : Simpang baku yang ditentukan oleh
hypnotherapy yang dilakukan pada lansia. Prinsip kepustakaan = 8,436 (Nurhalimah, 2016)
dari terapi ini adalah akan merangsang saraf di α : Kesalahan Tipe I = 5% hipotesis dua
permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu arah, Z1−α = 1,96
posterior medulla spinalis melalui saraf A-delta β : Kesalahan tipe II = 20%, Z1−β = 0,84
dan C, serta traktus spinothalamicus kearah X1−X2 : Selisih minimal rerata yang
thalamus yang akan menghasilkan endorphin. dianggap bermakna = 7,8
Apabila endorfin meningkat akan menghasilkan n : Besar sampel minimal pada setiap
perasaan rileks dan insomnia akan menurun. kelompok
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik
mengambil judul “Efektivitas metode terapi Sampel merupakan bagian populasi yang
akupresur dan hypnotherapy terhadap kualitas tidur akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik
pada lanjut usia di Panti Wreda Dewanata yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).
Kabupaten Banyumas. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka
peneliti menetapkan jumlah responden dan untuk
Metode Penelitian penelitian ini yaitu 40 orang, dimana 20 orang
untuk kelompok hypnotherapy dan 20 orang untuk
Penelitian ini adalah kuantitatif dengan kelompok acupressure dengan cara acak.
menggunakan desain quasi experimental dengan Penelitian ini diolah dengan perancangan
pendekatan non equivalent control group pre dan dari cara berpikir dan merancang suatu strategi
post test design.Sampel dalam penelitian ini untuk menemukan sesuatu (Babbie, 1995 dalam
berjumlah 40 responden yang terbagi menjadi 2 Prasetyo & Jannah, 2005). Cara pengumpulan data
group dengan masing-masing group berjumlah 20 dilakukan dengan data primer dari hasil observasi
responden.Group perlakuan diberikan perlakuan pasien dengan gangguan kualitas tidur di Panti
acupressure dan kelompok kontrol diberikan Wreda Kabupaten Banyumas.
hypnotherapy.Kemudian diukur kualitas tidur Data yang sudah terkumpul selanjutnya
sebelum dan setelah perlakuan, baik kelompok diolah melalui tahapan editing, koding dan
hypnotherapy dan acupressure. tabulasi.Data kemudian dilakukan uji normalitas
Populasi adalah wilayah generalisasi yang dengan analisis Kolmogorov Smirnov. Setelah
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai dilakukan uji normalitas data didapatkan hasil
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan bahwa data skor kualitas tidur baik kelompok
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik hipnoterapi dan acupressure menunjukan data
kesimpulannya (Sugiyono, 2003).Dalam penelitian tersebut normal dengan nilai p>0.005 (hasil uji
ini populasi berusia responden adalah lansia diatas normalitas data lampiran ). Dengan dasar tersebut
60 tahun.Berdasarkan rekap di Panti Banyumas kemudian dilanjutkan dengan uji statistic
tahun 2018, jumlah lansia yang ada di panti parametric dengan menggunakan uji statistik
Werdha Banyumas sejumlah 60 orang.Teknik Paired t test dan independent t test.
pengambilan sampel dalam penelitian ini
Hasil dan Pembahasan Tabel 3.
Kualitas tidur pada kelompok lansia dengan
Hasil penelitian penelitian dengan judul diberikan hipnoterapi
efektifitas metode terapi akupresur dan Kualitas n Mean t df p
hipnoterapi terhadap kualitas tidur pada lanjut usia tidur
di panti werdha Kabupaten Banyumas, Sebelum 20 16.00 3.684 19 0.002
dilaksanakan pengambilan data selama 3 bulan
dengan jumlah responden sebanyak 40 responden Setelah 20 14.50
lanjut usia yang terbagi menjadi 20 responden
kelompok perlakuan (acupressure) dan 20 Tabel 3 menjelaskan rata-rata skor kualitas
responden kelompok kontrol (hipnoterapi). tidur sebelum dan setelah tindakan
hipnotherapi.Data menunjukan bahwa skor kualitas
Tabel 1. tidur menurun dari rata-rata 16.0 menjadi 14.5.
Karakteristik responden menurut usia pada Hasil analisi dengan paired t test menunjukan ada
kelompok hipnoterapi dan kelompok pengaruh tindakan hipnoterapi terhadap kualitas
acupressure tidur pada lansia dengan nilai p=0,002.
Kelompok Kelompok
Usia Hipnoterapi Acupressure Tabel 4.
N % n % Kualitas tidur pada kelompok lansia dengan
60- 74 5 25% 6 30% diberikan acupressure
75 – 90 10 50% 11 55% Kualitas n Mean t df p
>90 5 25% 3 15% tidur
Sebelum 20 16.30 6.865 19 0.000
Tabel 1 memberikan informasi pada Setelah 20 11.75
kelompok hipnoterapi dan acupressure, sebagian
besar responden berada pada kelompok dengan Tabel 4 menjelaskan rata-rata skor kualitas
rentang usia 75-90 tahun yaitu sebanyak 10 tidur sebelum dan setelah tindakan akupresur .Data
responden (50%) pada kelompok hipnoterapi dan menunjukan bahwa skor kualitas tidur menurun
11 responden (55%) pada kelompok acupressure. dari rata-rata 16.3 menjadi 11.7. Hasil analisi
dengan paired t test menunjukan ada pengaruh
Tabel 2. tindakan acupressure i terhadap kualitas tidur pada
Karakteristik responden menurut jenis kelamin lansia dengan nilai p=0,000.
pada kelompok hipnoterapi dan kelompok
acupressure Tabel 5.
Kelompok Kelompok Efektifitas terapi akupresur dan hipnoterapi
Usia Hipnoterapi Acupressure terhadap kualitas tidur pada lansia
n % n % Kelompok Mean t df p
Laki-laki 8 9 45 Hipnoterapi 1.50 -3.921 38 0.000
40% Acupressure 4.55
%
Perempua 12 11 55
60% Tabel 5 menunjukan efektifitas terapi
n %
akupresur dan hipnoterapi terhadap kualitas tidur
Tabel 2 menunjukan persentase jumlah pada lansia. Dari hasil analisis dengan Independent
laki-laki dan perempuan usia lansia di panti t test menunjukan bahwa acupressure lebih efektif
Werdha banyumas.Dari hasil penelitian ini, dibandingkan dengan hipnoterapi terhadap kualitas
distribusi jenis kelamin wanita lebih banyak tidur pada lansia. Terdapat selisih yang bermakna
dibandingkan perempuan baik kelompok dengan selisih rata-rata penurunan acupressure
hipnoterapi atau akupresur. Jumlah lansia sebesar 4.55 dan hipnoterapi sebesar 1.50 dan nilai
perempuan kelompok hipnoterapi sebanyak 12 p=0.000.
responden (60%) dan perempuan sebanyak 11
(55%).
1. Karakteristik responden 3. Kualitas tidur pada kelompok lansia dengan
Berdasarkan tabel 1 mayoritas lansia berusia acupressure
pada rentang 75–90 tahun, hal ini sejalan dengan Berdasarkan tabel 4 kualitas rata-rata skor
Rohmah, Purwaningsih, Bariyah (2012) yang kualitas tidur lansia menurun dari rata-rata 16.30
menjelaskan bahwa mayoritas lansia dalam menjadi 11.75, dan terdapat perbedaan yang
penelitiannya berada pada rentang 75 – 90 tahun, signifikan sebelum dan setelah terapi akupresur
dan pengaruh faktor fisik terhadap kualitas hidup pada area (H7) dengan nilai p=0.000. Hal ini sesuai
lanjut usia dengan p<0.000. Sementara itu menurut dengan penelitian Neri, Bruno, Dante, Fabio dan
Hoyer, William , Paul dan Roodin (2003), untuk Facchinetti (2015) yang menyimpulkan bahwa ada
mencapai penuaan yang berkualitas, maka harus peningkatan kualitas tidur pada ibu hamil setelah
tercakup ketiga fitur berikut, yaitu kemungkinan dilakukan acupressure pada acupoint H7. Hal ini
yang rendah mengalami penderitaan suatu penyakit dapat dijelaskan bahwa manipulasi pada H7 dapat
atau ketidakmampuan dikarenakan penyakit merangsang pengeluaran melatonin atau regulasi
tertentu, kognitif dan fisik yang tetap berfungsi opioid dalam tubuh manusia, sehingga dengan
baik, dan keterlibatan yang aktif dalam kehidupan. regulasi biokimia tubuh manusia tersebut akan
Menurut tabel 2 sebagian besar responden berpengaruh pada sensasi relaksasi dan akan
berjenis kelamin perempuan, hal ini sesuai dengan mempengaruhi istirahat dan tidur pada manusia
sesuai dengan Pusat data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI (2013) yang 4. Efektifitas terapi akupresur dan hipnoterapi
mengatakan bahwa jumlah lansia perempuan terhadap kualitas tidur pada lansia
sebanyak 8.2% sementara laki-laki sebanyak 6.9%. Berdasarkan tabel 5 menjelaskan
Hal ini juga dapat disimpulkan bahwa umur menunjukan efektifitas terapi akupresur dan
harapan hidup perempuan lebih tinggi hipnoterapi terhadap kualitas tidur pada lansia.
dibandingkan laki-laki. Hal ini juga sesuai dengan Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
studi dari Mading (2015) yang mengatakan jenis acupressure lebih efektif dibandingkan dengan
kelamin responden menunjukkan distribusi hypnotherapy terhadap kualitas tidur manusia. Hal
tertinggi adalah perempuan sebanyak 26 responden ini sesuai kesimpulan dari penelitian Zheng ,Chen
(60%).Wanita sekitar 1,6 kali berisiko lebih tinggi ,Chen, Zhang dan Wu (2014) yang menjelaskan
insomnia daripada laki-laki. Hal ini juga sejalan bahwa setelah dilakukan treatment acupressure
dengan hasil penelitian ini bahwa mayoritas lansia pada acupoint H7 selama 4 minggu, skor PSQI
yang mengalami gangguan kualitas tidur adalah menurun dengan nilai P=0.01. Dengan
wanita. perangsangan pada acupoint akan mempengaruhi
fungsi cerebral cortex hal ini akan meningkatkan
2. Kualitas tidur pada kelompok lansia dengan gelombang alpha dan akan mempengaruhi
hipnoterapi ketegangan, ketegangan menurun serta
Berdasarkan tabel 3 kualitas rata-rata skor menghilangkan kelelahan otak. Kondisi tersebut
kualitas tidur lansia menurun dari rata-rata 16.00 secara psikologis dapat memberikan efek
menjadi 14.50, dan terdapat perbedaan yang ketenangan dan dapat mempengaruhi peningkatan
signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan kualitas istirahat dan tidur pada manusia.
hypnotherapy sebesar p=0.002. Hal ini sesuai
dengan studi dari Cordi, Hir Siger, Mérillat dan Kesimpulan
Rasch (2015) yang mengatakan ada pengaruh
hypnotic terhadap slow-wave sleep (SWS), namun Sebagian besar responden berusia rentang 75 –
demikian penelitian ini hanya dilakukan pada 90 tahun dan mayoritas responden berjenis kelamin
wanita lanjut usia,selain itu pengaruh perempuan. Terdapat penurunan rata-rata skor
hypnotherapy cenderung hanya dialami pada kualitas tidur pada kelompok hipnoterapi dan nilai
participant yang memiliki sugesti (kepercayaan) p=0,002. Terdapat penurunan rata-rata skor
yang tinggi terhadap hypnotherapy namun sangat kualitas tidur pada kelompok acupressure dan nilai
kecil pengaruhnya pada responden yang memiliki p=0,000. Acupressure lebih efektif menurunkan
sugesti (kepercayaan ) yang rendah pada skor kualitas tidur dibandingkan hipnoterapi
hypnotherapy. dengan nilai p=0,000
Daftar Pustaka EGC.
[16] Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan
[1] Abrams, W.B, Berkow, R. (1999).The Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
Merc Manual of Geriatric, Jilid I. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
Binarupa Aksara, Jakarta Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba
[2] Andreas Prasadja, (2009). Ayo Bangun! Medika.
dengan Bugar karena Tidur yang Benar. [17] Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan
Jakarta: PT Mizan Publika. metodologi penelitian ilmu keperawatan,
[3] Hartono, (2001). Upaya-upaya Hidup Edisi II.Jakarta :Salemba Medika.
Sehat Sampai Tua.Jakarta : Depot [18] Potter, P. A; dan Perry, A, G. (2006).Buku
Informasi Obat. Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
[4] Hoyer, William J., Paul A. Roodin. Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 1.
(2003).Adult Development and Aging, Alih Bahasa: Yasmin Asih. Jakarta : EGC
5thedition. New York: Mc Graw and Hill. [19] Purwanto, Setiyo. (2007). Jurnal
[5] Japardi, I (2002).Gangguan Psikologi: Pengaruh Religius Untuk
Tidur.Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Mengurangi Gangguan Insomnia.
Sumatera Utara. Surakarta: Fakultas Muhammadiyah
[6] Kontour, R. (2005). Metode penelitian Surakarta.
untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: [20] Pusat data dan Informasi Kementerian
Penerbit PPM. Kesehatan RI (2013). Kemenkes RI
[7] Lumbantobing (2004). Gangguan tidur. [21] Mading. F, Muhlisin. A dan Kartinah
Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. (2015).Gambaran karakteristik pada
[8] Manzar.D, Moiz.JA, Zannat. W, lanjut usia yang mengalami insomnia di
Spence.DW, Pandi-Perumal. SR, panti wreda dharma bakti pajang
BaHammam. AS andHussain. ME (2015) Surakarta, unpublish
Oman Medical Journal, Vol. 30, No. 3: [22] Rohmah, Purwaningsih, Bariyah
193–202 (2012.)Quality of Life Eldery.Jurnal
[9] Maryam, R. S. dkk. (2011). Mengenal keperawatan, Volume 3, Nomor 2 120-
usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: 132
Salemba Medika. [23] Susilo Y & Wulandari A (2011). Cara jitu
[10] Mau, A (2012).Pengaruh penerapan mengatasi insomnia. Yogyakarta: C.V
relaksasi benson terhadap gangguan tidur Andi Offset.
(insomnia pada lansia di UPT Panti [24] Zheng. C, Zhang. C dan Wu (2014).
Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Effect of acupressure on sleep quality of
Kupang). Stikes Maranatha Kupang middle-aged and elderly patients with
[11] Mustajib, A. (2011). Rahasia dahsyat hypertension, International journal o f
terapi otak. Jakarta: Wahyu Media. nursing science, 334-338
[12] Natural Standard. (2013). Acupressure,
shiatsu, tuina, NIH NCCAM: “Energy
Medicine: An Overview.”
[13] Neri, Bruno, Dante, Fabio dan Facchinetti
(2016). Acupressure on Self-Reported
Sleep Quality DuringPregnancy.Journal
of Acupunct Meridian Stud 9(1)
[14] Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
[15] Nugroho, W. (2008). Keperawatan
Gerontik & Geriatrik Edisi 3. Jakarta:

You might also like