Professional Documents
Culture Documents
Analisis Kestabilan Lereng Dengan Metode Slope Mass Rating (SMR) Di Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan
Analisis Kestabilan Lereng Dengan Metode Slope Mass Rating (SMR) Di Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan
Analisis Kestabilan Lereng Dengan Metode Slope Mass Rating (SMR) Di Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan
Abstract: Administratively the research area lies on Wolasi Sub Distritc, South of Konawe Regency, Southeast
Sulawesi Province. Geographically the research area coordinate be located to 04ᵒ 08' 49,7"- 04 09' 26,5"LS
and122ᵒ 29'58,0"- 122 29' 32.2"BT. Research area included to Meluhu Complex geologic map of Kolaka sheet
which Triasicc Meluhu age (TRJm)with the type of metamorphic rock in the form of mica schist and slate. Slope
stability analysis aims to determine slope stability and provide slope reinforcement recommendations based on
SMR values. Based on the SMR analysis, the slope conditions of all stations are categorized as stable but still
have the chance of a long-term occurrence of around 20%, so there is a need for recommendations for slope
reinforcement. At station 1 with a value of SMR 78, it is recommended to reinforce slopes in the form of trenches
at the foot of the slope and installation of rock bolts. As for the slope reinforcement stations 2, 3 and 4 with the
values of SMR 62, 67, and 70 are in the form of trenches at the foot of the slope and the installation of rock bolts
is added in combination with wire mesh.
Keywords:SMR, Slope Stability, landslide, slope reinforcement, Wolasi Sub Distritc, South of konawe regency.
10---September
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 1 | No. 2| 2019
Lg Bobot 1 1 1 1 1
Lb = βj – βs o o o o
Derajat 10 10 – 0 0 0 – 10 <-10 o
Lbj= βi-βs
F3 Lg = βj+βs 110 – 120
Derajat <110 o o >120 o - -
Lb = Lg = Lbj Bobot 0 -6 -25 -50 -60
Lb = longsoran bidang αs = Arah lereng
Berdasarkan nilai SMR pada Tabel perkuatan lereng berupa paritan dan baut
2, maka dapat diketahui jenis perkuatan batuan. Nilai SMR 40-11 termasuk dalam
lereng dengan mengacu kepada perkuatan kategori tidak stabil dan kondisi lereng
lereng berdasarkan Rohmana, 1985 (Tabel dapat menyebabkan terjadi longsor
3). Berdasarkan Tabel 3, nilai SMR > 81 sehingga diperlukan jenis perkuatan berupa
menunjukkan bahwa tidak perlu adanya jangkar kabel baja yang dikombinasikan
perkuatan lereng karena kemiringan dengan beton semprot dan dinding
lerengnya sudah sangat stabil. Adapun penahan serta penggalian kembali drainase
nilai SMR 80-50 perlu adanya tindakan (Romana, 1985).
September---11
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 1 | No. 2| 2019
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian dibagi dalam 3 (tiga) pelapukan, kondisi air tanah. Pengukuran
tahap yakni: (1) studi pustaka (desk study), data lereng meliputi arah kemiringan,
(2) pekerjaan lapangan (fieldwork) dan (3) kemiringan, tinggi lereng, arah kemiringan
analisis laboratorium. scanline, kemiringan scanline, dan panjang
sacnline
1. Studi Pustaka (Desk Study)
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan 3. Analisis Laboratorium
data sekunder dan pengkajian literatur Analisis laboratorium pada penelitian
hasil penelitian terdahulu yang ini terdiri atas analisis Uji Uniaxial
berhubungan dengan kondisi geologi Compressive Strength (UCS) bertujuan
untuk mengukur kuat tekan uniaksial yang
daerah penelitian.
kompresif pada spesimen yang ukurannya
2. Pekerjaan Lapangan (Fieldwork) berukuran 5x5 cm. Uji ini menggunakan
alat Compression Testing Machine yang
Pekerjaan lapangan meliputi
dilakukan di Laboraorium Survei dan
pengamatan geologi permukaan dan Konstruksi Bahan Jurusan Teknik Sipil,
pengamatan geometri lereng, data struktur Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo.
geologi, dan litologiserta pengambilan Selanjutnya dilakukan analisis SMRyang
sampel yang representatif. Untuk didasarkan pada Tabel 1, 2 dan Tabel 3.
pengambilan sampel batuan dilakukan Penelitian ini dilakukan di
sepanjang jalur lintasan yang berada pada
dengan menggunakan palu geologi
area tepi jalan Desa Matawolasi dengan
sedangkan geometri lereng berupa arah jumlah titik pengamatan sebanyak 4
kemiringan dan sudut kemirigan lereng. stasiun (Gambar 1).
Adapun struktur geologi berupa data
diskontinuitas berupa kedudukan, jarak
semu, kemenerusan, bukaan, kekasaran,
12---September
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 1 | No. 2| 2019
September---13
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 1 | No. 2| 2019
plunge) sehingga nilai trend N259E dan maka rekomendasi perkuatan lereng
plunge 34ᵒ. Berdasarkan hal tersebut, maka berdasarkan nilai SMR tersebut yang
mengacu pada Tabel 3, diperoleh nilai mengacu pada Tabel 3 adalah tidak ada,
pembobotan SMR sebesar 78 dengan tetapi mengingat potensi terjadinya
klasifikasi kestabilan jenjang lereng longsoran adalah 20%, maka harus
termasuk stabil, tetapi masih ada dibuatkan paritan pada kaki lereng atau
kemungkinan terjadi longsoran 20% pagar dan titik baut batuan (Romana,
berupa longsoran blok (Romana, 1985) 1985)
(Gambar 6). Berdasarkan hal tersebut,
.
14---September
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 1 | No. 2| 2019
Gambar 3. Stasiun 2
Gambar 4. Stasiun 3
d. Stasiun 4 batuannya adalah sabak. Stasiun 4 memilik
Pada tasiun 4 (Gambar 5) geometri potensi jenis longsoran guling sebesar
lereng N101ᵒE/51ᵒ, batuan memiliki warna 20%. Geometri lereng menunjukkan
lapuk kuning kecoklatan dan warna segar orientasi arah kemiringan lereng N101E
abu-abu dengan komposisi kimia mineral dengan kemiringan lereng 51ᵒ.
lempung, kuarsa, dan muskovit dan jenis
September---15
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 1 | No. 2| 2019
Gambar 5. Stasiun 4
Pada arah kemiringan diskontinuitas kondisi lereng yang stabil hingga sebagian
dan kemiringan sudut diskontinuitas dilihat stabil. Berdasarkan Tabel 3, maka
dari arah dan susut garis perpotongan rekomendasi perkuatan lerengnya adalah
intersection yaitu N283E/41ᵒ. Dari hasil puritan pada kaki lereng atau pagar lereng,
pembobotan SMR menghasilkan nilai jala kawat dan titik baut batuan (Romana,
SMR sebesar 70 yang termasuk dalam 1985) (Gambar 6).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis SMR, maka
kondisi lereng semua stasiun dikategorikan Hasria;, Anshari;, E., Ningrat;, H., 2019.
stabil tetapi masing berpeluang terjadinya Klasifikasi Kualitas Massa Batuan
longsorang sekitar 20% sehingga perlu Dengan Metode Rock Mass Rating
adanya rekomendasi perkuatan lereng. (Rmr) Terhadap Kestabilan Lereng
Pada stasiun 1 dengan nilai SMR Pada Kecamatan Wolasi, Konawe
78,direkomendasikan perkuatan lereng Selatan, Sulawei Tenggara. J.
berupa paritan pada kaki lereng dan Rekayasa Geofis. Indones. 1, 38–46.
pemasangan baut batuan. Adapun untuk Karnawati, D., 2007. Mekanisme Gerakan
perkuatan lereng stasiun 2, 3 dan 4 dengan Massa Batuan Akibat Gempabumi
nilai SMR 62, 67, dan 70 adalah berupa Tinjauan dan Analisis Geologi
paritan pada kaki lereng dan baut batuan Teknik. J. Din. Tek. Sipil 2, 179–190.
ditambahkan kombinasi dengan jala kawat. Sivakugan, N., Shukla, S.K., Das, B.M.,
2012. Rock Mechanics An
DAFTAR PUSTAKA Introduction. CRC Press Taylor &
Atmaja, D.A., 2014. Kajian Klasifikasi Francis Group., New York.
Massa Batuan Dan Analisis Romana, M., 1985, New Adjustment
Stereografis Terhadap Stabilitas Ratings for Application of
Lereng Pada Operasi Penambangan Bieniawski Classification to Slope.
Tambang Batubara Air Laya Desa Mexico, ISRM, 59-68.
Tanjung Enim Kabupaten Muara
Enim Sumatera Selatan. Skripsi,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Bieniawski, Z.T., 1989. Engineering Rock
Mass Classification. John Wiley &
Sons, New York.
September---17
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 1 | No. 2| 2019
18---September