The Effect of Ergonomic Exercise On Changes in Blood Pressure in Patients With Hypertension

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No.

x, 20xx: xxx - xxx


PENGARUH SENAM ERGONOMIC TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI DESA BANJARARUM – LAWANG
Rizky Sulton N 1), Hurun Ain, S.Kp, Ns, M.Kep 2), Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A.Per.Pen,
M.Kes 3)
1)
Mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan Lawang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
2)
Dosen Sarjana Terapan Keperawatan Lawang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
E - mail :

The Effect of Ergonomic Exercise on Changes in Blood Pressure in Patients with


Hypertension
Abstract: Hypertension is one of a cardiovascular disease characterized by increased systolic blood pressure ≥
140 mm Hg and diastolic blood pressure ≥ 90 mm Hg, on the repeated check-up. Blood pressure increase caused
by narrowing of the arteries/arteriosclerosis which resulting in decreased tissue perfusion and damage to organs
caused by myocardial infarction, stroke, heart failure, and kidney failure. The purpose of this research was to
determine the effect of Ergonomic  exercise on changes in blood pressure in patients with hypertension in
Banjarum Village-Singosari Kab. Malang. The research design used in this study was Quasi-Experimental
Design with the type of pre-test post-test control group design. The technique in this study uses non-probability
sampling with a consecutive sampling technique, the number of samples in this study is 38 respondents who will
be divided into 2, treatment groups, and control groups. The treatment group received  ergonomic intervention 3
times a week for 4 weeks, while the control group did not get any intervention. The respondent will be measured
pre-test blood pressure before the intervention, and then post-test blood pressure measurement is carried out after
the respondent gets treatment. The results showed that after participating in Ergonomic, there was a change in
systolic and diastolic blood pressure with a decrease in mean systolic blood pressure of 6,32 mmHg and mean
diastolic blood pressure of 4,48mmHg. The results of the study stated that there is an effect of  Ergonomic on
Changes in Blood Pressure in Patients with Hypertension in Banjararum Village-Singosari Kab. Malang. This
can be seen from the Paired Sample T test results with a P value = 0,000 or (p <α = 0.05) it can be concluded that
there are significant changes in systolic and diastolic blood pressure before and after the Ergonomic Impact
Exercise intervention for changes in blood pressure therapeutic, so it can be used as a non-pharmacological
therapy and a companion of pharmacological therapy in the management of hypertension.

Keywords : Ergonomic Exercise, Blood Pressure and Hypertension

Abstrak: Hipertensi adalah salah satu penyakit pada kardiovaskuler ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang.
Peningkatan tekanan darah disebabkan oleh karena penyempitan pembuluh darah/arteriosklerosis yang
mengakibatkan perfusi jaringan menurun dan berdampak kerusakan organ tubuh diantaranya infark miokard,
stroke, gagal jantung dan gagal ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Senam
Ergonomic Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Banjararum-Singosari Kab.
Malang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Design dengan jenis
rancangan pre test post test control group design. Teknik dalam penelitian ini menggunakan non probability
sampling dengan teknik consecutive sampling, besar sampel dalam penelitian ini 38 responden yang akan dibagi
menjadi 2 kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapatkan intervensi senam
Ergonomik 3 kali perminggu selama 4 minggu, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat intervensi apapun.
Setiap akan dilakukan intervensi responden akan diukur tekanan darah pre-test sebelum intervensi, kemudian
dilakukan pengukuran tekanan darah post-test setelah responden mendapat perlakuan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa setelah mengikuti senam Ergonomik terdapat perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik
dengan penurunan rerata tekanan darah sistolik sebesar 6,32mmHg dan rerata tekanan darah diastolik sebesar
4,48mmHg. Hasil penelitian menyatakan terdapat pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Banjararum-Singosari Kab. Malang. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji
Paired Sample T-test dengan nilai P Value = 0,000 atau (p< α= 0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat
perubahan yang signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah dilakukan intervensi Senam
Ergonomik terhadap perubahan tekanan darah sehingga terapi ini dapat digunakan sebagai terapi non
farmakologi dan pendamping terapi farmakologi dalam penatalaksanaan hipertensi.
Kata Kunci : Senam Ergnomik, Tekanan Darah, Hipertensi

PENDAHULUAN darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90


Kesehatan merupakan hal yang sangat penting mmHg (Marliani, 2010). Laporan Word Health
bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang Organization pada tahun 2010-2014
baik, maka setiap manusia akan sulit dalam menunjukkan, di seluruh dunia sekitar 972 juta
melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Kesehatan orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan
spritual maupun sosial yang memungkinkan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025, di mana
dan ekonomis (Kementrian Kesehatan RI, 2015). dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan di negara maju dan 639 sisanya berada di negara
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sedang berkembang, termasuk Indonesia (WHO,
yang bertujuan untuk mewujudkan derajat 2014).
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Untuk Penyakit hipertensi di Indonesia termasuk
meraih derajat kesehatan yang optimal, setiap kedalam kelompok penyakit sepuluh besar di
orang harus berusaha dan berjuang rumah sakit dengan angka kematian yang cukup
untukmelakukan pencegahan dan penanganan tinggi. Pada tahun 2015 tercatat 100.489 kasus
terhadap penyakit menular maupun yang tidak hipertensi terdiri dari 19.874 kasus rawat inap
menular. Semakin bertambah usia, maka masalah dan 80.165 kasus rawat jalan. Adapun angka
kesehatan akan semakin kompleks dan salah satu kematian karena hipertensi tercatat sebanyak 955
penyakit degeneratif yang mengiringi proses kematian dengan angka case fatality rate (CFR)
penuaan yang mempengaruhi kualitas hidup serta sebesar 4,81% (Kementrian Kesehatan RI, 2015).
produktifitas manusia adalah penyakit hipertensi Prevalensi Hipertensi nasional berdasarkan
(Damayanti, 2013). Riskesdas 2013 sebesar 25,8%, tertinggi di
Kejadian hipertensi yang meningkat Kepulauan Bangka Belitung (30,9%), sedangkan
menuntut tenaga pelayanan kesehatan untuk terendah di Papua sebesar (16,8%). Berdasarkan
mencegah dan melakukan promosi kesehatan. data tersebut dari 25,8% orang yang mengalami
Adanya semboyan SEHAT yaitu seimbang gizi, hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis, sisanya
enyahkan rokok, hindari stress, awasi tekanan 2/3 tidak terdiagnosis. Data menunjukkan hanya
darah, dan teratur olahraga. Teratur berolahraga 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan darah
dapat dilakukan dengan cara latihan fisik yang tinggi minum obat Hipertensi. Hal ini
sesuai diantaranya berjalan-jalan, bersepeda, menunjukkan bahwa sebagian besar penderita
berenang, melakukan pekerjaan rumah, dan Hipertensi tidak menyadari menderita Hipertensi
senam (Maryam, 2008). ataupun mendapatkan pengobatan.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi Berdasarkan data dari rumah sakit di
merupakan gangguan pada sistem peredaran Provinsi Jawa Timur tahun 2012 (per 31 Mei
darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan 2013) kasus penyakit terbanyak pasien rawat inap
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
di rumah sakit umum pemerintah tipe A adalah sakit kepala (rasa berat di tengkuk), palpitasi,
Anemia (20.077) dan Hipertensi (12.590), kelelahan, mual, muntah, cemas, keringat
sedangkan pada rumah sakit tipe B adalah Diare berlebihan, tremor otot, nyeri dada, epitaksis,
(9.404 kasus) dan Diabetes Melitus (8.370 pandangan kabur atau ganda, tinitus (telinga
kasus). Pada rumah sakit tipe C, dua besar berdenging), serta kesulitan tidur (Udjianti,
penyakit terbanyak 3 pasien rawat inap adalah 2010).Hipertensi menyebabkan pembuluh darah
Diabetes Melitus (9.620 kasus) dan Hipertensi menebal dan timbul arteriosklerosis yang
(7.355 kasus) (Kurniawan, 2017). mengakibatkan perfusi jaringan menurun dan
Berdasarkan hasil study pendahuluan yang berdampak kerusakan organ tubuh diantaranya
dilakukan peneliti di Puskesmas Singosari pada infark miokard, stroke, gagal jantung dan gagal
tanggal 27 Juli 2019, bahwa hipertensi menjadi ginjal (Udjianti, 2010). Hipertensi dapat menjadi
salah satu penyakit yang diderita oleh ancaman yang serius terhadap kualitas hidup
masyarakat. Data puskesmas Singosari pada pada penderita hipertensi apabila kurang atau
bulan Mei 2019 menunjukkan penderita tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat
hipertensi berjumlah 490 dari 9 kelurahan, dan adekuat yaitu penanganan secara
kelurahan banjararum adalah salah satunya, farmakologis dan nonfarmakologis.
dengan jumlah 42 penderita hipertensi. Untuk Penatalaksanan hipertensi dapat
penanganan pasien hipertensi ini akan diberikan dikelompokkan menjadi 2 yaitu farmakologis dan
terapi non farmakologis berupa senam nonfarmakologis. Penatalaksanan farmakologis
ergonomik. merupakan terapi menggunakan obat atau
Penyakit hipertensi merupakan gangguan senyawa yang dalam proses kerjanya dapat
sistem pembuluh darah yang menyebabkan mempengaruhi tekanan darah pasien, sedangkan
kenaikan tekanan darah didalam arteri diatas terapi nonfarmakologis tanpa menggunakan agen
normal. Meningkatnya tekanan darah di dalam obat dalam proses terapinya (Endang, 2014).
arteri bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu Penatalaksanaan nonfarmakologis sering menjadi
jantung memompa lebih kuat sehingga alternatif yang dapat mengontrol tekanan darah
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap (Dewi,2010).
detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya Latihan fisik seperti senam yang teratur juga
dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat membantu mencegah keadaan-keadaan atau
mengembang pada saat jantung memompa darah penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi
melalui arteri tersebut (Endang, 2014). (hipertensi) (Once, 2011). Senam dapat
Peningkatan tekanan darah terus-menerus pada meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan
klien hipertensi akan mengakibatkan kerusakan kebutuhan oksigen. Jenis latihan fisik yang dapat
pembuluh darah pada organ-organ vital (Udjianti, dilakukan adalah senam. Beberapa senam yang
2010). Hipertensi sering disebut sebagai dapat dilakukan oleh yaitu senam tera, yoga,
pembunuh gelap atau silent killer karena senam kegel dan senam ergonomik
termasuk penyakit yang mematikan. (Mangoenprasodjo, 2005). Takaran olahraga
(Pudiastuti, 2013). Pada kasus hipertensi (senam) yang tepat dapat menurunkan hipertensi
berat, gejala yang dialami penderita antara lain: (Soeharto, 2004). Menurut Wratsongko (2006)
senam ergonomik mampu mengembalikan posisi control group design, yaitu
dan kelenturan system saraf dan aliran darah, mengungkapkan hubungan sebab akibat
memaksimalkan suplai oksigen ke otak, mampu dengan cara melibatkan dua kelompok
subjek. Dalam penelitian ini populasi yang
menjaga system kesegaran tubuh serta system
didapatkan di Desa Banjararum Kecamatan
pembuangan energy negatif dari dalam tubuh. Lawang dengan jumlah populasi 38 penderita
Selain itu 3 Senam ergonomik juga dapat dalam 1 bulan terakhir. Dalam penelitian ini
meningkatkan kekuatan otot dan efektivitas sampel diambil dari seluruh warga yang
menderita hipertensi di Desa Bedali yang
fungsi jantung, mencegah pengerasan pembuluh
memenuhi kriteria inklusi.
arteri serta melancarkan sistem pernafasan. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja
Senam ergonomik bisa dilakukan oleh semua Puskesmas Singosari, Desa Banjararum-
umur. Senam ergonomik terdiri dari gerakan Singosari
yang menyerupai gerakan sholat sehingga Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21
mudah mengaplikasikan gerakan senam ini. Desember – 19 Januari 2020.
Penelitian Astari (2011) dengan judul Analisis univariat dalam penelitian ini adalah
pegaruh senam Ergonomik terhadap penurunan data usia, jenis kelamin, riwayat olahraga dan
tekanan darah didapatkan hasil tekanan darah hasil tekanan darah dalam bentuk distribusi
sistol 140mmHg setelah dilatih senam frekuensi.
Ergonomik dan nafas dalam sistol menjadi 127 Uji normalitas pada variabel presentase tekanan
mmHg dan untuk diastole 90 mmHg setelah darah dilakukan sebelum peneliti melakukan
dilatih senam Ergonomik dan latihan nafas dalam analisis bivariate. Uji normalitas ini dilakukan
menjadi 78,85 mmHg. untuk mengambil keputusan yang valid mengenai
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, jenis uji apa yang digunakan untuk melakukan
maka dirumuskan masalah penelitian sebagai analisis bivariate (Hastono, 2007). Adapun
berikut : “Bagaimana pengaruh senam tingkat kemaknaan yang dihasilkan dari uji
Ergonomik terhadap perubahan tekanan darah normalitas menggunakan Shapiro Wilk karena
pada penderita hipertensi?” data yang digunakan peneliti berskala interval
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk (kuantitatif) dan jumlah responden kurang dari
mengetahui pengaruh senam Ergonomik terhadap 100. Hasil uji normalitas menunjukkan nilai P
perubahan tekanan darah pada penderita Value > 0,05 yang artinya data berdistribusi
hipertensi normal dan menggunakan uji Paired Sample T-
Penelitian ini diharapkan masyarakat test yang digunakan untuk melihat perbedaan
memilih alternatif senam Ergonomik untuk kelompok berpasangan (pre-post), dan
menurunkan tekanan darah dan bermanfaat bagi menggunakan uji Independent Sample T-test
masyarakat. untuk melihat perbedaan kelompok tidak
berpasangan (perlakuan dan kontrol).
METODE PENELITIAN
Analisa bivariat dari hasil uji normalitas
Desain dalam penelitian ini adalah menggunakan Shapiro Wilk data yang diperoleh
menggunakan Quasi Eksperimental Design
terbukti berdistribusi normal, maka uji bivariat
dengan jenis rancangan pre test post test
yang digunakan adalah uji Paired Sample T-test
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
dan Independent T-test. Analisis data ditunjukan Test- Distolik
Distoli
untuk menjawab tujuan penelitian dan menguji k
hipotesa dengan didapatkan tingkat kemaknaan p Kontrol Pre- 0,883
Test-
value = 0,000 atau < α = 0,05. Yang bermakna Sistoli
k
bahwa ada pengaruh senam Ergonomik terhadap
Post- 0,196
tekanan darah. Test-
Sistoli
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN k
A. Karakteristik Dasar Sampel Pre- 0,054
Test-
4.1.2 Karakteristik Responden Distoli
k
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik dasar Post- 0,253
Test-
responden Kelompok Perlakuan dan Kelompok Distoli
k
Kontrol di desa Banjararum-Singosari Kabupaten
Malang Periode 21 Desember 2019 – 18 Januari 2. Tekanan Darah Sistolik Sebelum dan
2020. Sesudah Intervensi pada Kelompok Perlakuan
Varible Kelompo Kelompo dan Kontrol
k k
Perlakua Kontrol Tabel 4.3 Rerata Tekanan Darah Sistolik
n Responden di desa Banjararum pada tanggal 21
N Presenta N Presenta
se % se % Kontrol
A. Jenis
Kelami Variabel N Min Max Mean SD
n Pre-test
Laki – laki 3 15,8% 5 26,3% TD 19 140 170 156,11 10,369
Sistolik
Perempuan 1 84,2% 1 73,7% Post-test
6 4 TD 19 140 170 152,22 8,085
B. Usia Sistolik

>35 Tahun 1 100% 1 100% Desember 2019 – 19 Januari 2020.


9 9

B. Hasil Penelitian
3. Tekanan Darah Diastolik Sebelum dan
1. Uji Normalitas
Sesudah Intervensi pada Kelompok Perlakuan
Tabel 4.2
dan Kontrol
Kelompok Normalita Variabel Homogenit
s (perlakua as Tabel 4.4 Rerata Tekanan Darah Diastolik
n-kontrol) Responden di Desa Banjararum-Singosari 21
Perlakua Pre- 0,625 Pre-Test- 0,357 Desember 2019 – 19 Januari 2020
n Test- Sistolik
Sistoli Kontrol
k Variabel N Min Max Mean SD
Post- 0,381 Post-Test- 0,851 Pre-test
Test- Sistolik TD 19 90 100 94,17 4,618
Sistoli Diastolik
k Post-test
Pre- 0,445 Pre-Test- 0,205 TD 19 70 95 84,44 7,254
Test- Distolik Diastolik
Perlakuan
Distoli Variabel N Min Max Mean SD
k
Post- 0,853 Post-Test- 0,387 Pre-test
TD 19 90 100 94,44 4,817
Diastolik
Post-test
TD 19 60 90 73,89 8.498
Diastolik
Diastolik Sebelum dan Sesudah Intervensi
pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol
Tabel 4.6 Uji Paired Sample T-test
Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Sebelum dan Sesudah Intervensi
pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol di
desa Banjararum-Singosari pada tanggal 21
Desember 2019 – 19 Januari 2020
4. Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan
Penderita Hipertensi Kelompok Perlakuan
Perlakuan
Dan Kelompok Kontrol
Variabel N Mean Sig.(2 Hasil penelitian menunjukkan rerata pre-test
tailed) tekanan darah pada kelompok perlakuan
Pre-Test 19
sistolik sebesar 153,89mmHg dengan nilai
6,136 ,000 minimum 140mmHg dan maximum
Post-Test 19 170mmHg. Sedangkan rerata post-test sistolik
126,11mmHg dengan nilai minimum
Kontrol 110mmHg dan maximum 140mmHg. Untuk
Variabel N Mean Sig.(2
rerata pre-test pada kelompok kontrol sistolik
tailed) sebesar 156,11mmHg, minimum 140mmHg
Pre-Test 19 dan maximum 170mmHg. Sedangkan rerata
post-test sistolik 152,22mmHg, minimum
2,684 ,004
140mmHg dan maximum 170mmHg.
Post-Test 19
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa terjadi penurunan rata-rata tekanan
darah sistolik pada kelompok perlakuan sebesar
5. Analisis Senam Ergonomik Terhadap 27,78mmHg setelah dilakukan intervensi senam
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Ergonomikt. Sedangkan rata-rata penurunan
Hipertensi untuk kelompok kontrol adalah 3,89mmHg.
Tabel 4.7 Uji Independent Sample T-Test Peneliti berpendapat bahwa hipertensi
tersebut dapat disebabkan karena proses penyakit
(kelompok perlakuan Senam Ergonomik dan dimana bertambahnya usia dapat mengakibatkan
kelompok kontrol penderita hipertensi di tekanan darah meningkat, karena adanya
Desa Banjararum-Singosari Kabupaten peningkatan ketebalan arteri dan disfungsi
jaringan endotel dan juga meningkat seiring
Malang Periode 21 Desember 2019 – 18
meningkatnya usia. Keadaan ini akan akan
Januari 2020) menimbulkan penumpukkan zat kolagen pada
T-Test Equality of Means lapisan otot pembuluh darah sehingga perlahan
Kelompok pembuluh darah akan menyempit dan tidak
N Mean Sig.(2- elastis lagi. Hipertensi pun dapat disebabkan oleh
tailed)
beragam faktor risiko. Beberapa faktor risiko
Post-Test- Perlakuan 19 123,42 0,000
Sistolik meliputi usia, jenis kelamin, merokok, stres dan
Kontrol 19 132,56 0,000
Post-Test- Perlakuan 19 73,68 0,000 riwayat hipertensi (Hamarno,2010)
Distolik
Kontrol 19 80,08 0,000 Usia menjadi salah satu faktor risiko
terjadinya hipertensi karena semakin
C.Pembahasan bertambahnya waktu, elastisitas pembuluh darah
1. Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah akan mengalami penurunan sehingga terjadi
Tindakan Senam Ergonomik Pada pengecilan pembuluh darah yang menyebabkan
peningkatan kerja jantung untuk memompa darah
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
ke seluruh tubuh (Journal Medicine, 2015 dalam 2. Identifikasi Tekanan Darah Diastolik
Dwi Lestari, 2017). Dibuktikan rentang usia Sebelum dan Sesudah Intervensi Senam
responden adalah 45-63 tahun dengan rerata usia Ergonomik pada Penderita Hipertensi
kelompok perlakuan adalah 55,39 tahun dan Hasil penelitian menunjukkan rerata pre-
kelompok kontrol 52,39 tahun. test tekanan darah pada kelompok perlakuan
Hasil penelitian yang didapat sesuai diastolik sebesar 94,44mmHg dengan nilai
dengan penelitian yang dilakukan (Gerungan, minimum 90mmHg dan maximum 100mmHg.
2016) yang menyatakan usia ≥40 tahun memiliki Sedangkan rerata post-test diastolik 73,89mmHg
resiko len=bih besar terkena hipertensi dengan nilai minimum 60mmHg dan maximum
dibandingkan usia <40 tahun. 90mmHg. Untuk rerata pre-test pada kelompok
Ditinjau dari karakteristik responden kontrol diastolik sebesar 94,17mmHg, minimum
kelompok perlakuan berjenis kelamin laki-laki 90mmHg dan maximum 100mmHg. Sedangkan
berjumlah (15,9%) dan perempuan (84,2%) usia rerata post-test diastolik 84,44mmHg, minimum
>35 tahun (100%) jadi bisa disimpulkan 70mmHg dan maximum 95mmHg.
mayoritas kelompok perlakuan adalah perempuan Berdasarkan hasil penelitian diketahui
dengan usia >35 tahun. Sedangkan pada bahwa terjadi penurunan rata-rata tekanan darah
kelompok kontrol diperoleh data berjenis kelamin diastolik pada kelompok perlakuan sebesar
laki-laki (26,3%) perempuan (73,7%) usia >35 20,55mmHg setelah dilakukan intervensi senam
tahun (100%) mayoritas kelompok kontrol adalah ergonomik. Sedangkan rata-rata penurunan untuk
perempuan dengan usia >35 tahun. kelompok kontrol adalah 9,73mmHg.
Menurut (Hengli,2013) menyatakan Tekanan darah diastolik akan meningkat
bahwa kurangnya aktivitas fisik meningkatkan seiring bertambahnya usia, hingga usia mencapai
resiko menderita hipertensi. Orang yang tidak 60 tahun. Peningkatan efisiensi kerja jantung
aktif juga cenderung mempunyai frekuensi dicerminkan dengan penurunan tekanan darah
denyut jantung lebih tinggi sehingga otot sistolik, sedangkan penurunan pertahanan perifer
jantungnya harus bekerja lebih keras setiap dicerminkan sebagai penurunan tekanan darah
kontraksi. Semakin keras dan sering otot jantung diastolik. Penurunan tekanan darah ini antara lain
harus memompa, maka semakin besar pula terjadi karena pembuluh darah mengalami
tekanan yang diberikan pada arteri [CITATION pelebaran dan relaksasi. Lama-kelamaan, latihan
Placeholder4 \l 1057 ]. olahraga dapat melemaskan pembuluh-pembuluh
Tekanan darah akan meningkat pada saat darah sehingga tekanan darah menurun, sama
terjadi vasokontriksi, jika arteri kecil (arteriola) halnya dengan melebarnya pipa air akan
untuk sementara waktu mengecil karena menurunkan tekanan air. Dalam hal ini olahraga
perangsangan saraf atau hormone di dalam darah. dapat mengurangi tahanan perifer yang berarti
Volume darah dalam tubuh akan meningkat menurunkan tekanan darah diastolik.
sehingga denyut jantung juga akan meningkat. Penurunan tekanan darah juga dapat terjadi
Pada saat frekuensi denyut jantung meningkat, akibat aktivitas memompa jantung berkurang.
tekanan arteri turun secara tajam selama fase Otot jantung pada orang yang rutin berolahraga
ejeksi ventrikel karena katup atrioventrikular sangat kuat, maka otot jantung pada individu
tertarik kebawah meningkatkan kapasitas atrium. tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot
Kerja ini menyediakan darah untuk atrium. jantung individu yang jarang berolahraga untuk
Sedotan darah ke atrium selama sistolik turut memompa volume darah yang sama. Karena
membantu secara nyata pada arus balik vena aktivitas fisik seperti olahraga dapat menurunkan
[ CITATION Ast17 \l 1057 ]. denyut jantung, maka aktivitas fisik juga dapat
Hasil penelitian ini juga dapat didukung menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya
dengan kajian literatur penelitian tentang senam akan menyebabkan penurunan tekanan darah
ergonomik dalam menurunkan tekanan darah perifer (tekanan darah diastolik).
pada lansia yang dilakukan oleh (Nyahmini Senam Ergonomik merupakan suatu
Ambar, 2016). Hasil penelitian menunjukkan aktivitas fisik yang bermanfaat untuk
terdapat pengaruh ergonomik terhadap tekanan meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
darah dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah,
otot dan sendi. Senam ergonomik hanya sebesar 0,00 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat
mempunyai gerakan ringan dan diiringi alunan perubahan yang signifikan antara pre-post test
musik yang tidak terlampau keras. Gerakan ini tekanan darah pada kelompok perlakuan yang
masih dapat memacu kerja jantung dengan diberikan senam Ergonomik. Sedangkan rerata
intensitas ringan, sedang, bersifat menyeluruh pre-post test sistolik dan distolik pada kelompok
dengan gerakan yang melibatkan sebagian otot- kontrol 2,684, Didapatkan nilai Sig.(2-tailed)
otot tubuh serasi sesuai gerak sehari-hari. sebesar ,083 > 0,05 yang berarti tidak terdapat
Secara teori menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan.
senam ergonomik yang dilakukan 3 kali dalam 1 Pengaruh senam Ergonomik menunjukkan
minggu dan setiap perlakuannya dilakukan adanya perbedaan yang bermakna dengan
selama 15-30 menit dapat menurunkan tekanan kelompok perlakuan, penurunan tekanan darah
darah karena dapat mengurangi denyut jantung pada kedua kelompok terjadi secara signifikan.
dan total peripheral resistance dengan cara Penyebab selisih yang signifikan adalah
menghambat respon stres saraf simpatis. Senam kelompok kontrol tidak mendapatkan terapi
membuat otot-otot pembuluh darah arteri dan senam dan sebagian besar responden tidak
vena bersamaan dengan otot-otot lain dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi yang
tubuh menjadi rileks. Terjadinya relaksasi otot- mengkontrol hipertensi. Pengaruh senam
otot dalam tubuh ini berpengaruh terhadap Ergonomik terhadap penurunan tekanan darah
penurunan kadar norepinefrin dalam tubuh pada penderita hipertensi dibuktikan dengan
menyebabkan perubahan tekanan intrathorak penurunan tekanan darah pada seluruh kelompok
sehingga pusat vasomotor mengirimkan impuls perlakuan dengan rerata sistolik dan diastolik
lain untuk mengurangi aktivitas simpatis karena 9,50
sensor baroreseptor menjadi lebih peka terhadap Hasil penelitian sesuai dengan teori ketika
kondisi hipertensi. Dalam keadaan otot-otot yang tekanan darah naik, salah satu cara untuk
rileks juga menyebarkan stimulus ke hipotalamus menurunkannya adalah meningkatkan level
sehingga jiwa dan organ dalam tubuh manusia aktivitas fisik. Studi menunjukkan bahwa
benar-benar merasakan ketenangan dan keikutsertaan dalam aktivitas melindungi tubuh
kenyamanan yang kemudian akan menekan dari hipertensi. Selain itu, olahraga dapat
sistem saraf simpatis sehingga terjadi penurunan digunakan sebagai terapi untuk mengurangi
produksi hormon epinefrin dan norepinefrin. hipertensi yang telah terbentuk. Untuk pasien
Senam juga mengakibatkan regangan pada arteri hipertensi berat tersedia obat anti hipertensi
akibatnya terjadi vasodilatasi pada arteri & vena untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi kadang
difasilitasi oleh pusat vasomotor, ada beberapa menimbulkan efek samping yang tidak
macam vasomotor yang salah satunya adalah diinginkan. Efek samping diuretik mencakup
reflek baroreseptor. Reflek baroreseptor saat ketidak seimbangan elektrolit, ketidakmampuan
relaksasi akan menurunkan aktifitas saraf menangani glukosa secara normal, dan
simpatis dan epinefrin serta peningkatan saraf peningkatan kadar kolestrol darah. Efek samping
parasimpatis sehingga kecepatan denyut jantung obat yang mempengaruhi resistensi perifer total
menurun, volume sekuncup menurun, serta mencakup peningkatan kadar trigliserida darah,
terjadi vasodilatasi arteriol dan venula. Selain itu penurunan kadar kolestrol HDL (bentuk baik
curah jantung, resistensi perifer total juga kolestrol), penambah berat, disfungsi seksusal,
menurun sehingga tekanan darah turun. dan depresi.
3. Analisis Pengaruh Senam Ergonomik Menurut (Nafrialdi,2010) aktifitas fisik
terhadap Perubahan Tekanan Darah pada terutama senam dapat meningkatkan aliran darah
Penderita Hipertensi yang bersifat bergelombang yang mendorong
Hasil penelitian menunjukkan rerata pre- produksi nitrit oksida (No) serta merangsang
post test sistolik dan diastolik pada kelompok pembentukan pelepasan endhothelial derive
perlakuan setelah diberikan intervensi senam relaxing factor (EDRF), yang merelaksasi dan
Ergonomik adalah 6,136. Data rerata pre-post test melebarkan pembuluh darah. Jika pembuluh
diolah secara statistik dengan uji Paired Sample darah mengecil maka tekanannya akan meningkat
T-test dan diketahui bahwa nilai Sig.(2-tailed) dan sebaliknya jika pembuluh darah melebar
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
maka tekanan darah akan akan turun. Salah satu baik dari nilai minimum, maksimum dan rerata
hasil latihan fisik yang teratur adalah pelebaran nilai. Hal tersebut dikarenakan intervensi
tekanan darah, sehingga tekanan darah yang Ergonomik merupakan terapi non-farmakologi
tinggi akan menurun. Pengaturan lain yang akan yang komperehensif dimana apabila pasien dapat
mempengaruhi turunnya tekanan darah adalah melakukan latihan fisik atau senam yang baik dan
terkendalinya pusat pengaturan darah di dalam teratur dapat menstabilkan tekanan darah dan
tubuh dan hormonal yang biasa memacu tekanan juga dapat mencegah hipertensi
darah semakin sedikit dikeluarkan atau dipakai. Peneliti berpendapat bahwa pengaruh
Semua faktor ini memberi kontribusi turunnya senam ergonomik memberikan pengaruh yang
tekanan darah. signifikan terhadap penurunan tekanan darah
Bukti bahwa dalam literatur menyarankan pada penderita hipertensi, karena intervensi
bahwa olahraga senam tingkat sedang yang diberikan dengan intensitas, durasi, konsentrasi
dilakukan selama 15 sampai 30 menit dengan dan frekuensi senam yang terjadwal yaitu 3x
frekuensi 3 kali seminggu bermanfaat bagi dalam 1 minggu selama 4 minggu. Hasil
sebagian besar kasus hipertensi ringan sampai penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
sedang. Karena itu ada baiknya bahwa program dilakukan (Balqah, 2013) terdapat pengaruh yang
olahraga aerobik teratur dilakukan bersama signifikan senam ergonomik terhadap tekanan
dengan tindakan terapeutik lain untuk darah pada lansia penderita hipertensi di
mengoptimalkan penurunan tekanan darah. posyandu lansia kelurahan brebes dengan p value
(Sherwood, 2011) 0,000 sistolik dan p value 0,000 diastolik.
Nilai tekanan darah dapat mengalami penurunan
setelah diberikan intervensi senam Ergonomik
dalam-penurunan-tekanan-darah-pada-
lansia-hipertensi
Dalimartha. (2012). Care Your Self Duffour, C., Zakari, S., Imorou, I. T.,
Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus. Thomas, O. A. B., Djaouga, M.,
Depkes RI. (2007). Retrieved August 5, Arouna, O., … Machines, S. V. (2017).
2019, from Title. Progress in Physical Geography,
http://www.depkes.go.id/article/view/17 14(7), 450.
051800002/sebagian-besar-penderita- https://doi.org/10.1177/0309133309346
hipertensi-tidak-menyadarinya.html 882
Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Efendi, F., & Makhfudli. (2009).
Gerontik - Sofia Rhosma Dewi, Keperawatan Kesehatan Komunitas:
S.Kep.Ners. - Google Buku (1st ed.). Teori dan Praktik dalam Keperawatan -
Retrieved from Google Buku. Retrieved from
https://books.google.co.id/books? https://books.google.co.id/books?
id=3FmACAAAQBAJ&printsec=frontc id=LKpz4vwQyT8C&pg=PT291&dq=p
over&dq=lansia&hl=id&sa=X&ved=0a engertian+lansia+menurut+who+2017&
hUKEwjfp76mgZrjAhXQh3AKHdn6C hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi4w7LDhJ
K0Q6AEIMjAC#v=onepage&q=lansia njAhUt6XMBHQTqCV8Q6AEILzAB#
&f=false v=onepage&q=pengertian lansia
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa timur. menurut who 2017&f=false
(2012). Elizabeth, J. (2009). Patofisiologi:Buku
Profil_Kes.Prov.JawaTimur_2012. 142. Saku. Jakarta: EGC.
https://doi.org/DOI Not Available Geddes, & Grosset. (2005). Terapi Terapi
DINKES DIY. (2017). Retrieved July 18, Alternatif. Yogyakarta: Terbitan
2019, from Dinas Kesehatan Daerah Children’s Leisure Product Limited
Istimewa Yogyakarta website: Scotlandia,2000.
http://www.dinkes.jogjaprov.go.id/dinke Goossens, E. (E. J. ., Jong, H. de, & Agustin,
s/baca-senam-lansia-hipertensi- R. W. (2009). Plangebied
penurunan-tekanan-darah-lansia-lanjut- Steenkampweg 2 te Vragender :
usia-senam-lansia-dan-pengaruhnya- gemeente Oost Gelre : archeologisch
vooronderzoek: een bureau- en Kowalksi, R. E. (2010). Terapi Hipertensi -
inventariserend veldonderzoek. In Robert E. Kowalski - Google Buku.
WACANA (Vol. 1). Retrieved from Retrieved from
http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.i https://books.google.co.id/books?
d/index.php/wacana/article/view/62 id=7d0Ex0LAIc4C&pg=PA40&dq=fakt
Hasan, A. K. (2018). International journal of or+risiko+hipertensi&hl=id&sa=X&ved
life sciences and technology IJLST. In =0ahUKEwj_ua2218jjAhXIV30KHbbF
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science AsQQ6AEIKTAA#v=onepage&q=fakto
Kesehatan (Vol. 9). r risiko hipertensi&f=false
Hernawan, A. D., Alamsyah, D., & Sari, M. Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa
M. (2017). Efektivitas Kombinasi Obat - Lanny Lingga, PhD - Google
Senam Aerobik Low Impact Dan Terapi Buku. Retrieved from
Murottal Quran Terhadap Perubahan https://books.google.co.id/books?
Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi id=GWvjAwAAQBAJ&pg=PA2&dq=h
Di Upt Panti Sosial Tresna Werdha ipertensi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEw
Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya. i15bnM97rjAhUkiOYKHS_nBUUQ6A
Jumantik, 4(1), 1–15. EIOjAD#v=onepage&q=hipertensi&f=f
https://doi.org/10.29406/JJUM.V4I1.84 alse
5 Manuntung, A. (2018). TERAPI PERILAKU
Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak KOGNITIF PADA PASIEN
Menular - Dr. Irwan SKM.M.Kes - HIPERTENSI - Ns. Alfeus Manuntung,
Google Buku (1st ed.). Retrieved from S.Kep., M.Kep. - Google Buku.
https://books.google.co.id/books? Retrieved from
id=3eU3DAAAQBAJ&printsec=frontco https://books.google.co.id/books?
ver&dq=buku+tentang+hipertensi+tahu id=VWGIDwAAQBAJ&printsec=front
n+2014&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj cover&dq=buku+tentang+hipertensi+ta
Nju2Oz5DjAhU36nMBHSIZAvQ4ChD hun+2014&hl=id&sa=X&ved=0ahUKE
oAQg7MAQ#v=onepage&q&f=false witpPPeyZDjAhVTSX0KHeasDGcQ6
Junaedi, E., Yulianti, S., & Gustia Rinata, M. AEIOzAE#v=onepage&q&f=false
(2013). Hipertensi Kandas Berkat Marliani, L., & Tantan S, H. (2013). 100
Herbal - Edi Junaedi, SP. Msi , IR. Question &amp; Answers Hipertensi -
Sufrida Yulianti, Mira Gustia Rinata, dr Lili Marliani,H. Tantan S - Google
SSi, MSi - Google Buku. Retrieved from Buku. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=J- https://books.google.co.id/books?
TIAwAAQBAJ&pg=PT13&dq=hiperte id=gkdbDwAAQBAJ&pg=PA27&dq=k
nsi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjAgN omplikasi+hipertensi&hl=id&sa=X&ve
W8- d=0ahUKEwj5wrCh1r3jAhX77HMBH
LrjAhU06nMBHQ6JDT4Q6AEILjAB# bi-
v=onepage&q=hipertensi&f=false BpAQ6AEIKTAA#v=onepage&q=kom
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. plikasi hipertensi&f=false
(2017). Retrieved June 30, 2019, from Notoadmojo, S. (2010). Metodologi
Kementerian Kesehatan Republik Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Indonesia website: Cipta.
http://www.depkes.go.id/article/view/17 Notoadmojo, S. (2012). Metodologi
051800002/sebagian-besar-penderita- Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
hipertensi-tidak-menyadarinya.html Cipta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan
(2018). Retrieved June 30, 2019, from Metodologi Penelitian Ilmu
Kementerian Kesehatan Republik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Indonesia website: Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan
http://www.depkes.go.id/article/view/18 Metodologi Penelitian Ilmu
051600004/hipertensi-membunuh-diam- Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html Pamungkas, W. B. A. (2017). Pengaruh
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah tahun 2014&f=false
Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Varma, R., & Ross, C. N. (2017). Liquorice:
Posyandu Lansia Dusun Banaran 8 a root cause of secondary hypertension.
Playen Gunung Kidul. Jurnal JRSM Open, 8(2), 2054270416685208.
Kesehatan, ISSN 1979-7621, 10. https://doi.org/10.1177/2054270416685
Pusat Data dan Informasi - Kementerian 208
Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Walsh, M. E., Debra, R., & Tisha, J. (2011).
Retrieved June 30, 2019, from Pusat Integrating Complementary and
data dan informasi Kementerian Alternative Medicine: Use of Essentials
Kesehatan Republik Indonesia website: Oils in Hypertension Management.
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/articl Journal of Vascular Nursing, 29.
e/view/15080300001/hipertensi-the-
silent-killer.html
Rahajeng, E., & Tuminah, S. (2009).
Prevalensi Hipertensi dan
Determinannya di Indonesia. Maj
Kedokteran Indonesia, 59, 580–587.
Ronny. (2009). Fisiologi Kardiovaskular,
Berbasis Masalah Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiono, M., & Hidayati, N. . (2005). Terapi
Alternatif dan Gaya Hidup Sehat.
Yogyakarta: Pradipta Publishing.
So’emah, E. N., Haryanto, A., & Akbar, A.
(2017). Effect Of Ergonomic Gymnastic
to Lipid Profile and Blood Pressure In
Patien With Hypertension at Sumber
Agung Village Jatirejo District
Mojokerto Regency. International
Journal Of Nursing and Midwifery,
1(2), 14–25.
Sugiono. (2010). Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Susyanti. (2012). Pencegahan Hipertensi.
Jakarta: ISBN.
Tilong, A. (2014). Waspada penyakit-
penyakit mematikan tanpa gejala
menyolok. Yogyakarta: Buku Biru.
Tjokroprawiro, A. (2015). Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Ed.2: Fakultas
Kedokteran Universitas ... - Google
Buku (2nd ed.; Askandar Tjokroprawiro,
Poernomo Boedi Setiawan, Djoko
Santoso, Gatot Soegiarto, & Lita Diah
Rahmawati, Eds.). Retrieved from
https://books.google.co.id/books?
id=BICSDwAAQBAJ&pg=PA516&dq
=buku+tentang+hipertensi+tahun+2014
&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwitpPPey
ZDjAhVTSX0KHeasDGcQ6AEILjAB#
v=onepage&q=buku tentang hipertensi

You might also like