Professional Documents
Culture Documents
The Effect of Ergonomic Exercise On Changes in Blood Pressure in Patients With Hypertension
The Effect of Ergonomic Exercise On Changes in Blood Pressure in Patients With Hypertension
The Effect of Ergonomic Exercise On Changes in Blood Pressure in Patients With Hypertension
Abstrak: Hipertensi adalah salah satu penyakit pada kardiovaskuler ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang.
Peningkatan tekanan darah disebabkan oleh karena penyempitan pembuluh darah/arteriosklerosis yang
mengakibatkan perfusi jaringan menurun dan berdampak kerusakan organ tubuh diantaranya infark miokard,
stroke, gagal jantung dan gagal ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Senam
Ergonomic Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Banjararum-Singosari Kab.
Malang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Design dengan jenis
rancangan pre test post test control group design. Teknik dalam penelitian ini menggunakan non probability
sampling dengan teknik consecutive sampling, besar sampel dalam penelitian ini 38 responden yang akan dibagi
menjadi 2 kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapatkan intervensi senam
Ergonomik 3 kali perminggu selama 4 minggu, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat intervensi apapun.
Setiap akan dilakukan intervensi responden akan diukur tekanan darah pre-test sebelum intervensi, kemudian
dilakukan pengukuran tekanan darah post-test setelah responden mendapat perlakuan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa setelah mengikuti senam Ergonomik terdapat perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik
dengan penurunan rerata tekanan darah sistolik sebesar 6,32mmHg dan rerata tekanan darah diastolik sebesar
4,48mmHg. Hasil penelitian menyatakan terdapat pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Banjararum-Singosari Kab. Malang. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji
Paired Sample T-test dengan nilai P Value = 0,000 atau (p< α= 0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat
perubahan yang signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah dilakukan intervensi Senam
Ergonomik terhadap perubahan tekanan darah sehingga terapi ini dapat digunakan sebagai terapi non
farmakologi dan pendamping terapi farmakologi dalam penatalaksanaan hipertensi.
Kata Kunci : Senam Ergnomik, Tekanan Darah, Hipertensi
B. Hasil Penelitian
3. Tekanan Darah Diastolik Sebelum dan
1. Uji Normalitas
Sesudah Intervensi pada Kelompok Perlakuan
Tabel 4.2
dan Kontrol
Kelompok Normalita Variabel Homogenit
s (perlakua as Tabel 4.4 Rerata Tekanan Darah Diastolik
n-kontrol) Responden di Desa Banjararum-Singosari 21
Perlakua Pre- 0,625 Pre-Test- 0,357 Desember 2019 – 19 Januari 2020
n Test- Sistolik
Sistoli Kontrol
k Variabel N Min Max Mean SD
Post- 0,381 Post-Test- 0,851 Pre-test
Test- Sistolik TD 19 90 100 94,17 4,618
Sistoli Diastolik
k Post-test
Pre- 0,445 Pre-Test- 0,205 TD 19 70 95 84,44 7,254
Test- Distolik Diastolik
Perlakuan
Distoli Variabel N Min Max Mean SD
k
Post- 0,853 Post-Test- 0,387 Pre-test
TD 19 90 100 94,44 4,817
Diastolik
Post-test
TD 19 60 90 73,89 8.498
Diastolik
Diastolik Sebelum dan Sesudah Intervensi
pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol
Tabel 4.6 Uji Paired Sample T-test
Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Sebelum dan Sesudah Intervensi
pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol di
desa Banjararum-Singosari pada tanggal 21
Desember 2019 – 19 Januari 2020
4. Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan
Penderita Hipertensi Kelompok Perlakuan
Perlakuan
Dan Kelompok Kontrol
Variabel N Mean Sig.(2 Hasil penelitian menunjukkan rerata pre-test
tailed) tekanan darah pada kelompok perlakuan
Pre-Test 19
sistolik sebesar 153,89mmHg dengan nilai
6,136 ,000 minimum 140mmHg dan maximum
Post-Test 19 170mmHg. Sedangkan rerata post-test sistolik
126,11mmHg dengan nilai minimum
Kontrol 110mmHg dan maximum 140mmHg. Untuk
Variabel N Mean Sig.(2
rerata pre-test pada kelompok kontrol sistolik
tailed) sebesar 156,11mmHg, minimum 140mmHg
Pre-Test 19 dan maximum 170mmHg. Sedangkan rerata
post-test sistolik 152,22mmHg, minimum
2,684 ,004
140mmHg dan maximum 170mmHg.
Post-Test 19
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa terjadi penurunan rata-rata tekanan
darah sistolik pada kelompok perlakuan sebesar
5. Analisis Senam Ergonomik Terhadap 27,78mmHg setelah dilakukan intervensi senam
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Ergonomikt. Sedangkan rata-rata penurunan
Hipertensi untuk kelompok kontrol adalah 3,89mmHg.
Tabel 4.7 Uji Independent Sample T-Test Peneliti berpendapat bahwa hipertensi
tersebut dapat disebabkan karena proses penyakit
(kelompok perlakuan Senam Ergonomik dan dimana bertambahnya usia dapat mengakibatkan
kelompok kontrol penderita hipertensi di tekanan darah meningkat, karena adanya
Desa Banjararum-Singosari Kabupaten peningkatan ketebalan arteri dan disfungsi
jaringan endotel dan juga meningkat seiring
Malang Periode 21 Desember 2019 – 18
meningkatnya usia. Keadaan ini akan akan
Januari 2020) menimbulkan penumpukkan zat kolagen pada
T-Test Equality of Means lapisan otot pembuluh darah sehingga perlahan
Kelompok pembuluh darah akan menyempit dan tidak
N Mean Sig.(2- elastis lagi. Hipertensi pun dapat disebabkan oleh
tailed)
beragam faktor risiko. Beberapa faktor risiko
Post-Test- Perlakuan 19 123,42 0,000
Sistolik meliputi usia, jenis kelamin, merokok, stres dan
Kontrol 19 132,56 0,000
Post-Test- Perlakuan 19 73,68 0,000 riwayat hipertensi (Hamarno,2010)
Distolik
Kontrol 19 80,08 0,000 Usia menjadi salah satu faktor risiko
terjadinya hipertensi karena semakin
C.Pembahasan bertambahnya waktu, elastisitas pembuluh darah
1. Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah akan mengalami penurunan sehingga terjadi
Tindakan Senam Ergonomik Pada pengecilan pembuluh darah yang menyebabkan
peningkatan kerja jantung untuk memompa darah
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
ke seluruh tubuh (Journal Medicine, 2015 dalam 2. Identifikasi Tekanan Darah Diastolik
Dwi Lestari, 2017). Dibuktikan rentang usia Sebelum dan Sesudah Intervensi Senam
responden adalah 45-63 tahun dengan rerata usia Ergonomik pada Penderita Hipertensi
kelompok perlakuan adalah 55,39 tahun dan Hasil penelitian menunjukkan rerata pre-
kelompok kontrol 52,39 tahun. test tekanan darah pada kelompok perlakuan
Hasil penelitian yang didapat sesuai diastolik sebesar 94,44mmHg dengan nilai
dengan penelitian yang dilakukan (Gerungan, minimum 90mmHg dan maximum 100mmHg.
2016) yang menyatakan usia ≥40 tahun memiliki Sedangkan rerata post-test diastolik 73,89mmHg
resiko len=bih besar terkena hipertensi dengan nilai minimum 60mmHg dan maximum
dibandingkan usia <40 tahun. 90mmHg. Untuk rerata pre-test pada kelompok
Ditinjau dari karakteristik responden kontrol diastolik sebesar 94,17mmHg, minimum
kelompok perlakuan berjenis kelamin laki-laki 90mmHg dan maximum 100mmHg. Sedangkan
berjumlah (15,9%) dan perempuan (84,2%) usia rerata post-test diastolik 84,44mmHg, minimum
>35 tahun (100%) jadi bisa disimpulkan 70mmHg dan maximum 95mmHg.
mayoritas kelompok perlakuan adalah perempuan Berdasarkan hasil penelitian diketahui
dengan usia >35 tahun. Sedangkan pada bahwa terjadi penurunan rata-rata tekanan darah
kelompok kontrol diperoleh data berjenis kelamin diastolik pada kelompok perlakuan sebesar
laki-laki (26,3%) perempuan (73,7%) usia >35 20,55mmHg setelah dilakukan intervensi senam
tahun (100%) mayoritas kelompok kontrol adalah ergonomik. Sedangkan rata-rata penurunan untuk
perempuan dengan usia >35 tahun. kelompok kontrol adalah 9,73mmHg.
Menurut (Hengli,2013) menyatakan Tekanan darah diastolik akan meningkat
bahwa kurangnya aktivitas fisik meningkatkan seiring bertambahnya usia, hingga usia mencapai
resiko menderita hipertensi. Orang yang tidak 60 tahun. Peningkatan efisiensi kerja jantung
aktif juga cenderung mempunyai frekuensi dicerminkan dengan penurunan tekanan darah
denyut jantung lebih tinggi sehingga otot sistolik, sedangkan penurunan pertahanan perifer
jantungnya harus bekerja lebih keras setiap dicerminkan sebagai penurunan tekanan darah
kontraksi. Semakin keras dan sering otot jantung diastolik. Penurunan tekanan darah ini antara lain
harus memompa, maka semakin besar pula terjadi karena pembuluh darah mengalami
tekanan yang diberikan pada arteri [CITATION pelebaran dan relaksasi. Lama-kelamaan, latihan
Placeholder4 \l 1057 ]. olahraga dapat melemaskan pembuluh-pembuluh
Tekanan darah akan meningkat pada saat darah sehingga tekanan darah menurun, sama
terjadi vasokontriksi, jika arteri kecil (arteriola) halnya dengan melebarnya pipa air akan
untuk sementara waktu mengecil karena menurunkan tekanan air. Dalam hal ini olahraga
perangsangan saraf atau hormone di dalam darah. dapat mengurangi tahanan perifer yang berarti
Volume darah dalam tubuh akan meningkat menurunkan tekanan darah diastolik.
sehingga denyut jantung juga akan meningkat. Penurunan tekanan darah juga dapat terjadi
Pada saat frekuensi denyut jantung meningkat, akibat aktivitas memompa jantung berkurang.
tekanan arteri turun secara tajam selama fase Otot jantung pada orang yang rutin berolahraga
ejeksi ventrikel karena katup atrioventrikular sangat kuat, maka otot jantung pada individu
tertarik kebawah meningkatkan kapasitas atrium. tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot
Kerja ini menyediakan darah untuk atrium. jantung individu yang jarang berolahraga untuk
Sedotan darah ke atrium selama sistolik turut memompa volume darah yang sama. Karena
membantu secara nyata pada arus balik vena aktivitas fisik seperti olahraga dapat menurunkan
[ CITATION Ast17 \l 1057 ]. denyut jantung, maka aktivitas fisik juga dapat
Hasil penelitian ini juga dapat didukung menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya
dengan kajian literatur penelitian tentang senam akan menyebabkan penurunan tekanan darah
ergonomik dalam menurunkan tekanan darah perifer (tekanan darah diastolik).
pada lansia yang dilakukan oleh (Nyahmini Senam Ergonomik merupakan suatu
Ambar, 2016). Hasil penelitian menunjukkan aktivitas fisik yang bermanfaat untuk
terdapat pengaruh ergonomik terhadap tekanan meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
darah dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah,
otot dan sendi. Senam ergonomik hanya sebesar 0,00 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat
mempunyai gerakan ringan dan diiringi alunan perubahan yang signifikan antara pre-post test
musik yang tidak terlampau keras. Gerakan ini tekanan darah pada kelompok perlakuan yang
masih dapat memacu kerja jantung dengan diberikan senam Ergonomik. Sedangkan rerata
intensitas ringan, sedang, bersifat menyeluruh pre-post test sistolik dan distolik pada kelompok
dengan gerakan yang melibatkan sebagian otot- kontrol 2,684, Didapatkan nilai Sig.(2-tailed)
otot tubuh serasi sesuai gerak sehari-hari. sebesar ,083 > 0,05 yang berarti tidak terdapat
Secara teori menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan.
senam ergonomik yang dilakukan 3 kali dalam 1 Pengaruh senam Ergonomik menunjukkan
minggu dan setiap perlakuannya dilakukan adanya perbedaan yang bermakna dengan
selama 15-30 menit dapat menurunkan tekanan kelompok perlakuan, penurunan tekanan darah
darah karena dapat mengurangi denyut jantung pada kedua kelompok terjadi secara signifikan.
dan total peripheral resistance dengan cara Penyebab selisih yang signifikan adalah
menghambat respon stres saraf simpatis. Senam kelompok kontrol tidak mendapatkan terapi
membuat otot-otot pembuluh darah arteri dan senam dan sebagian besar responden tidak
vena bersamaan dengan otot-otot lain dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi yang
tubuh menjadi rileks. Terjadinya relaksasi otot- mengkontrol hipertensi. Pengaruh senam
otot dalam tubuh ini berpengaruh terhadap Ergonomik terhadap penurunan tekanan darah
penurunan kadar norepinefrin dalam tubuh pada penderita hipertensi dibuktikan dengan
menyebabkan perubahan tekanan intrathorak penurunan tekanan darah pada seluruh kelompok
sehingga pusat vasomotor mengirimkan impuls perlakuan dengan rerata sistolik dan diastolik
lain untuk mengurangi aktivitas simpatis karena 9,50
sensor baroreseptor menjadi lebih peka terhadap Hasil penelitian sesuai dengan teori ketika
kondisi hipertensi. Dalam keadaan otot-otot yang tekanan darah naik, salah satu cara untuk
rileks juga menyebarkan stimulus ke hipotalamus menurunkannya adalah meningkatkan level
sehingga jiwa dan organ dalam tubuh manusia aktivitas fisik. Studi menunjukkan bahwa
benar-benar merasakan ketenangan dan keikutsertaan dalam aktivitas melindungi tubuh
kenyamanan yang kemudian akan menekan dari hipertensi. Selain itu, olahraga dapat
sistem saraf simpatis sehingga terjadi penurunan digunakan sebagai terapi untuk mengurangi
produksi hormon epinefrin dan norepinefrin. hipertensi yang telah terbentuk. Untuk pasien
Senam juga mengakibatkan regangan pada arteri hipertensi berat tersedia obat anti hipertensi
akibatnya terjadi vasodilatasi pada arteri & vena untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi kadang
difasilitasi oleh pusat vasomotor, ada beberapa menimbulkan efek samping yang tidak
macam vasomotor yang salah satunya adalah diinginkan. Efek samping diuretik mencakup
reflek baroreseptor. Reflek baroreseptor saat ketidak seimbangan elektrolit, ketidakmampuan
relaksasi akan menurunkan aktifitas saraf menangani glukosa secara normal, dan
simpatis dan epinefrin serta peningkatan saraf peningkatan kadar kolestrol darah. Efek samping
parasimpatis sehingga kecepatan denyut jantung obat yang mempengaruhi resistensi perifer total
menurun, volume sekuncup menurun, serta mencakup peningkatan kadar trigliserida darah,
terjadi vasodilatasi arteriol dan venula. Selain itu penurunan kadar kolestrol HDL (bentuk baik
curah jantung, resistensi perifer total juga kolestrol), penambah berat, disfungsi seksusal,
menurun sehingga tekanan darah turun. dan depresi.
3. Analisis Pengaruh Senam Ergonomik Menurut (Nafrialdi,2010) aktifitas fisik
terhadap Perubahan Tekanan Darah pada terutama senam dapat meningkatkan aliran darah
Penderita Hipertensi yang bersifat bergelombang yang mendorong
Hasil penelitian menunjukkan rerata pre- produksi nitrit oksida (No) serta merangsang
post test sistolik dan diastolik pada kelompok pembentukan pelepasan endhothelial derive
perlakuan setelah diberikan intervensi senam relaxing factor (EDRF), yang merelaksasi dan
Ergonomik adalah 6,136. Data rerata pre-post test melebarkan pembuluh darah. Jika pembuluh
diolah secara statistik dengan uji Paired Sample darah mengecil maka tekanannya akan meningkat
T-test dan diketahui bahwa nilai Sig.(2-tailed) dan sebaliknya jika pembuluh darah melebar
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
maka tekanan darah akan akan turun. Salah satu baik dari nilai minimum, maksimum dan rerata
hasil latihan fisik yang teratur adalah pelebaran nilai. Hal tersebut dikarenakan intervensi
tekanan darah, sehingga tekanan darah yang Ergonomik merupakan terapi non-farmakologi
tinggi akan menurun. Pengaturan lain yang akan yang komperehensif dimana apabila pasien dapat
mempengaruhi turunnya tekanan darah adalah melakukan latihan fisik atau senam yang baik dan
terkendalinya pusat pengaturan darah di dalam teratur dapat menstabilkan tekanan darah dan
tubuh dan hormonal yang biasa memacu tekanan juga dapat mencegah hipertensi
darah semakin sedikit dikeluarkan atau dipakai. Peneliti berpendapat bahwa pengaruh
Semua faktor ini memberi kontribusi turunnya senam ergonomik memberikan pengaruh yang
tekanan darah. signifikan terhadap penurunan tekanan darah
Bukti bahwa dalam literatur menyarankan pada penderita hipertensi, karena intervensi
bahwa olahraga senam tingkat sedang yang diberikan dengan intensitas, durasi, konsentrasi
dilakukan selama 15 sampai 30 menit dengan dan frekuensi senam yang terjadwal yaitu 3x
frekuensi 3 kali seminggu bermanfaat bagi dalam 1 minggu selama 4 minggu. Hasil
sebagian besar kasus hipertensi ringan sampai penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
sedang. Karena itu ada baiknya bahwa program dilakukan (Balqah, 2013) terdapat pengaruh yang
olahraga aerobik teratur dilakukan bersama signifikan senam ergonomik terhadap tekanan
dengan tindakan terapeutik lain untuk darah pada lansia penderita hipertensi di
mengoptimalkan penurunan tekanan darah. posyandu lansia kelurahan brebes dengan p value
(Sherwood, 2011) 0,000 sistolik dan p value 0,000 diastolik.
Nilai tekanan darah dapat mengalami penurunan
setelah diberikan intervensi senam Ergonomik
dalam-penurunan-tekanan-darah-pada-
lansia-hipertensi
Dalimartha. (2012). Care Your Self Duffour, C., Zakari, S., Imorou, I. T.,
Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus. Thomas, O. A. B., Djaouga, M.,
Depkes RI. (2007). Retrieved August 5, Arouna, O., … Machines, S. V. (2017).
2019, from Title. Progress in Physical Geography,
http://www.depkes.go.id/article/view/17 14(7), 450.
051800002/sebagian-besar-penderita- https://doi.org/10.1177/0309133309346
hipertensi-tidak-menyadarinya.html 882
Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Efendi, F., & Makhfudli. (2009).
Gerontik - Sofia Rhosma Dewi, Keperawatan Kesehatan Komunitas:
S.Kep.Ners. - Google Buku (1st ed.). Teori dan Praktik dalam Keperawatan -
Retrieved from Google Buku. Retrieved from
https://books.google.co.id/books? https://books.google.co.id/books?
id=3FmACAAAQBAJ&printsec=frontc id=LKpz4vwQyT8C&pg=PT291&dq=p
over&dq=lansia&hl=id&sa=X&ved=0a engertian+lansia+menurut+who+2017&
hUKEwjfp76mgZrjAhXQh3AKHdn6C hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi4w7LDhJ
K0Q6AEIMjAC#v=onepage&q=lansia njAhUt6XMBHQTqCV8Q6AEILzAB#
&f=false v=onepage&q=pengertian lansia
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa timur. menurut who 2017&f=false
(2012). Elizabeth, J. (2009). Patofisiologi:Buku
Profil_Kes.Prov.JawaTimur_2012. 142. Saku. Jakarta: EGC.
https://doi.org/DOI Not Available Geddes, & Grosset. (2005). Terapi Terapi
DINKES DIY. (2017). Retrieved July 18, Alternatif. Yogyakarta: Terbitan
2019, from Dinas Kesehatan Daerah Children’s Leisure Product Limited
Istimewa Yogyakarta website: Scotlandia,2000.
http://www.dinkes.jogjaprov.go.id/dinke Goossens, E. (E. J. ., Jong, H. de, & Agustin,
s/baca-senam-lansia-hipertensi- R. W. (2009). Plangebied
penurunan-tekanan-darah-lansia-lanjut- Steenkampweg 2 te Vragender :
usia-senam-lansia-dan-pengaruhnya- gemeente Oost Gelre : archeologisch
vooronderzoek: een bureau- en Kowalksi, R. E. (2010). Terapi Hipertensi -
inventariserend veldonderzoek. In Robert E. Kowalski - Google Buku.
WACANA (Vol. 1). Retrieved from Retrieved from
http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.i https://books.google.co.id/books?
d/index.php/wacana/article/view/62 id=7d0Ex0LAIc4C&pg=PA40&dq=fakt
Hasan, A. K. (2018). International journal of or+risiko+hipertensi&hl=id&sa=X&ved
life sciences and technology IJLST. In =0ahUKEwj_ua2218jjAhXIV30KHbbF
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science AsQQ6AEIKTAA#v=onepage&q=fakto
Kesehatan (Vol. 9). r risiko hipertensi&f=false
Hernawan, A. D., Alamsyah, D., & Sari, M. Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa
M. (2017). Efektivitas Kombinasi Obat - Lanny Lingga, PhD - Google
Senam Aerobik Low Impact Dan Terapi Buku. Retrieved from
Murottal Quran Terhadap Perubahan https://books.google.co.id/books?
Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi id=GWvjAwAAQBAJ&pg=PA2&dq=h
Di Upt Panti Sosial Tresna Werdha ipertensi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEw
Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya. i15bnM97rjAhUkiOYKHS_nBUUQ6A
Jumantik, 4(1), 1–15. EIOjAD#v=onepage&q=hipertensi&f=f
https://doi.org/10.29406/JJUM.V4I1.84 alse
5 Manuntung, A. (2018). TERAPI PERILAKU
Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak KOGNITIF PADA PASIEN
Menular - Dr. Irwan SKM.M.Kes - HIPERTENSI - Ns. Alfeus Manuntung,
Google Buku (1st ed.). Retrieved from S.Kep., M.Kep. - Google Buku.
https://books.google.co.id/books? Retrieved from
id=3eU3DAAAQBAJ&printsec=frontco https://books.google.co.id/books?
ver&dq=buku+tentang+hipertensi+tahu id=VWGIDwAAQBAJ&printsec=front
n+2014&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj cover&dq=buku+tentang+hipertensi+ta
Nju2Oz5DjAhU36nMBHSIZAvQ4ChD hun+2014&hl=id&sa=X&ved=0ahUKE
oAQg7MAQ#v=onepage&q&f=false witpPPeyZDjAhVTSX0KHeasDGcQ6
Junaedi, E., Yulianti, S., & Gustia Rinata, M. AEIOzAE#v=onepage&q&f=false
(2013). Hipertensi Kandas Berkat Marliani, L., & Tantan S, H. (2013). 100
Herbal - Edi Junaedi, SP. Msi , IR. Question & Answers Hipertensi -
Sufrida Yulianti, Mira Gustia Rinata, dr Lili Marliani,H. Tantan S - Google
SSi, MSi - Google Buku. Retrieved from Buku. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=J- https://books.google.co.id/books?
TIAwAAQBAJ&pg=PT13&dq=hiperte id=gkdbDwAAQBAJ&pg=PA27&dq=k
nsi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjAgN omplikasi+hipertensi&hl=id&sa=X&ve
W8- d=0ahUKEwj5wrCh1r3jAhX77HMBH
LrjAhU06nMBHQ6JDT4Q6AEILjAB# bi-
v=onepage&q=hipertensi&f=false BpAQ6AEIKTAA#v=onepage&q=kom
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. plikasi hipertensi&f=false
(2017). Retrieved June 30, 2019, from Notoadmojo, S. (2010). Metodologi
Kementerian Kesehatan Republik Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Indonesia website: Cipta.
http://www.depkes.go.id/article/view/17 Notoadmojo, S. (2012). Metodologi
051800002/sebagian-besar-penderita- Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
hipertensi-tidak-menyadarinya.html Cipta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan
(2018). Retrieved June 30, 2019, from Metodologi Penelitian Ilmu
Kementerian Kesehatan Republik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Indonesia website: Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan
http://www.depkes.go.id/article/view/18 Metodologi Penelitian Ilmu
051600004/hipertensi-membunuh-diam- Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html Pamungkas, W. B. A. (2017). Pengaruh
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah tahun 2014&f=false
Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Varma, R., & Ross, C. N. (2017). Liquorice:
Posyandu Lansia Dusun Banaran 8 a root cause of secondary hypertension.
Playen Gunung Kidul. Jurnal JRSM Open, 8(2), 2054270416685208.
Kesehatan, ISSN 1979-7621, 10. https://doi.org/10.1177/2054270416685
Pusat Data dan Informasi - Kementerian 208
Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Walsh, M. E., Debra, R., & Tisha, J. (2011).
Retrieved June 30, 2019, from Pusat Integrating Complementary and
data dan informasi Kementerian Alternative Medicine: Use of Essentials
Kesehatan Republik Indonesia website: Oils in Hypertension Management.
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/articl Journal of Vascular Nursing, 29.
e/view/15080300001/hipertensi-the-
silent-killer.html
Rahajeng, E., & Tuminah, S. (2009).
Prevalensi Hipertensi dan
Determinannya di Indonesia. Maj
Kedokteran Indonesia, 59, 580–587.
Ronny. (2009). Fisiologi Kardiovaskular,
Berbasis Masalah Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiono, M., & Hidayati, N. . (2005). Terapi
Alternatif dan Gaya Hidup Sehat.
Yogyakarta: Pradipta Publishing.
So’emah, E. N., Haryanto, A., & Akbar, A.
(2017). Effect Of Ergonomic Gymnastic
to Lipid Profile and Blood Pressure In
Patien With Hypertension at Sumber
Agung Village Jatirejo District
Mojokerto Regency. International
Journal Of Nursing and Midwifery,
1(2), 14–25.
Sugiono. (2010). Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Susyanti. (2012). Pencegahan Hipertensi.
Jakarta: ISBN.
Tilong, A. (2014). Waspada penyakit-
penyakit mematikan tanpa gejala
menyolok. Yogyakarta: Buku Biru.
Tjokroprawiro, A. (2015). Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Ed.2: Fakultas
Kedokteran Universitas ... - Google
Buku (2nd ed.; Askandar Tjokroprawiro,
Poernomo Boedi Setiawan, Djoko
Santoso, Gatot Soegiarto, & Lita Diah
Rahmawati, Eds.). Retrieved from
https://books.google.co.id/books?
id=BICSDwAAQBAJ&pg=PA516&dq
=buku+tentang+hipertensi+tahun+2014
&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwitpPPey
ZDjAhVTSX0KHeasDGcQ6AEILjAB#
v=onepage&q=buku tentang hipertensi