Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENGARUH JARAK STRAW DENGAN NITROGEN CAIR PADA PROSES

PRE FREEZING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI LIMOUSIN

The Effect of Straw Space with Liquid Nitrogen on


Pre freezing Process to the Frozen Semen Quality of Limousin Cows

Kurotul Ainia, Sri Suharyatib, Madi Hartonob


a
The Student of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
b
The Lecture of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University
Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145
Telp (0721) 701583. e-mail: kajur-jptfp@unila.ac.id. Fax (0721)770347

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of straw space with liquid nitrogen on pre freezing
process and the best straw space to the quality of frozen semen of Limousin Cows so that they are
appropriate for Artificial Insemination process. This study was conducted in Regional Technical
Service Unit-Regional Artificial Insemination Office Lampung, Terbanggi Besar District, Central
Lampung Regency, Lampung Province on 7th²13 th April 2014. The Completely Randomized
Design (CRD) was used is these research with five treatments of straw spaces, 2 cm, 4 cm, 6 cm, 8
cm, and 10 cm, with 4 replications. The data obtained was analyzed by using variance analysis
andcontinued by Polinomial Ortogonal test.
The result of this study showed that the straw space was significantly (P<0,01) to the motility
and live spermatozoa after thawing. However it was not significantly (P>0,05) to the motility and live
spermatozoa after pre freezing. Polinomial Ortogonal test, obtained that the straw space was
significantly (P<0,01) to the motility and live spermatozoa after thawing, had quadratic pattern with
equation of Y = - 6,50 + 12,09x ± 0,89x2 ; R2 = 41,3%, with the best effect on the straw space of 6 cm,
that is 34%. Besides, the straw space was also different (P<0,01) to percentage of live spermatozoa
after thawing, had quadratic pattern with equation of Y = 8,97 + 8,81x - 0,64x2 ; R2 = 41,3%, with
the best effect on the straw space of 6 cm, that is 38,79%.

Keywords: semen quality, limousin cows, straw space

PENDAHULUAN persentase spermatozoa hidup dan motilitas


yang tinggi.
Sapi Limousin adalah sapi yang Tahapan proses pembekuan meliputi
pertama kali dikembangkan di Perancis. Sapi pre freezing dan freezing. Pre freezing yaitu
ini memiliki perototan yang lebih baik, straw yang berisi semen disusun pada rak
bulu berwarna coklat tua kecuali di sekitar straw dan ditempatkan dalam uap N2 cair
ambing berwarna putihserta lutut ke bawah sekitar 4,5 cm di atas permukaan nitrogen
dan sekitar mata berwarna lebih muda. cair. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal
Penerapan teknologi Inseminasi Buatan Peternakan Nomor :1220/HK.060/F/12/2007
merupakan alternatif yang paling tepat untuk Tentang Petunjuk Teknis Produksi dan
meningkatkan populasi Sapi Limousin dengan Distribusi Semen Beku menunjukkan proses
menggunakan semen beku. IB terbukti pre freezing dilakukan dalam storage
memiliki keunggulan dibandingkan dengan kontainer, straw disusun dirak dan dilakukan
kawin alami, beberapa diantaranya adalah 2²4 cm di atas permukaan N2 cair selama
penggunaan pejantan unggul sehingga 5²9 menit sedangkan di Balai Inseminasi
mempercepat perbaikan genetik, penghematan Buatan Daerah (BIBD) Lampung melakukan
biaya, dan pencegahan penularan penyakit. proses pre freezing dengan jarak straw di atas
Semen beku adalah semen yang telah permukaan nitrogen cair yang diterapkan yaitu
diencerkan kemudian dibekukan dan disimpan 4 cm selama 9 menit.
pada kontainer N2 cair suhu -1960C. Semen Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB)
beku yang berkualitas baik mempunyai Singosari melakukan proses pre freezing straw
yang berisi semen diatur pada rak straw dan

62
ditempatkan dalam uap N2 cair sekitar 4,5 cm Sapi Limousin berumur 6 tahun yang
diatas permukaan nitrogen cair. Menurut diperoleh dari BIBD Lampung.
Kaiin et al., (2004), ketinggian straw dari
permukaan nitrogen cair sebesar 10 cm Tabel 1. Hasil evaluasi kealitas semen segar
dengan volume nitrogen cair delapan liter
menghasilkan motilitas spermatozoa sebesar Parameter Nilai
43%, spermatozoa hidup sebesar 39%. Belum Makroskopis
ada informasi lebih lanjut mengenai jarak Volume (ml) 8
sraw dengan N2 cair yang terbaik terhadap Warna Krem
kualitas semen beku sehingga perlu dilakukan Bau Khas
penelitian jarak straw yang terbaik dengan Konsistensi Kental
nitrogen cair pada proses pre freezing terhadap Mikroskopis
kualitas semen beku Sapi Limousin. Konsentrasi (106/ml) 1568
Gerakan Massa +++
Motilitas (%) 75
MATERI DAN METODE Spermatozoa hidup (%) 88,32
Keterangan:
Penelitian ini dilaksanakan pada 7²13 +++ = Gelombang-gelombang besar, banyak,
April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah gelap, tebal, dan aktif serta bergerak
(BIBD) Lampung, Kecamatan Terbanggi cepat.
Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi
Lampung. Rancangan yang digunakan adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan volume semen adalah 8 ml. Hasil tersebut
5 perlakuan jarak straw, yaitu 2 cm, 4 cm, 6 normal sesuai dengan pendapat Almquist
cm, 8 cm, dan10 cm dengan 4 kali ulangan. (1968), volume semen yang dihasilkan sapi
Data yang diperoleh dianalisis ragam pada pejantan sebanyak 8 ml dengan kisaran 2²15
taraf 5% dan atau 1% serta dilanjutkan dengan ml. Menurut Garner dan Hafez (2000),
uji Polinomial Ortogonal pada taraf 1% untuk volume sapi pejantan sebanyak 5²8
perlakuan yang berbeda nyata terhadap ml/ejakulasi.
peubah yang diukur. Warna dan konsentrasi yang digunakan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan dalam penelitian adalah normal dan sesuai
menampung semen dari pejantan Sapi dengan pendapat Hafez (2000) menyatakan
Limousin menggunakan vagina buatan bahwa warna semen normal adalah abu-abu
(artificial vagina ), selanjutnya dilakukan keputihan hingga krem kepucatan dengan
evaluasi semen segar secara makroskopis konsistensi kental. Menurut Turyan (2005),
(volume, konsistensi, warna, bau) dan konsistensi semen mempunyai korelasi dengan
mikroskopis (gerakan massa, gerakan warna, misalnya semen yang berwarna krem
individu, konsentrasi). Semen segar yang biasanya konsistensinya pekat atau kental,
memenuhi syarat kemudian diencerkan sedangkan yang berwarna jernih atau terang
dengan pengencer Andromed® secara merata. biasanya konsistensinya encer.
Selanjutnya dilakukan ekuilibrasi terhadap Bau semen sapi yaitu khas semen yang
semen yang telah diencerkan. Pemeriksaan menunjukkan bahwa semen tersebut normal
fre freezing dilakukan setelah ekuilibrasi dan tidak terdapat kontaminasi sehingga dapat
selesai. Semen yang memenuhi standar akan dilakukan prosesing semen, hal ini sesuai
dilanjutkan proses filling, sealing, dan dengan pendapat Rizal dan Herdis (2008)
printing . Langkah selanjutnya yaitu yang mengatakan bahwa pada umumnya bau
melaksanakan sampling terhadap straw berisi semen dikategorikan sebagai bau khas.
semen Sapi Limousin yang akan dibekukan. Konsentrasi spermatozoa Sapi
Sampel dibagi sesuai perlakuan jarak straw Limousin yang diperoleh adalah 1.568 juta/ml.
saat proses pre freezing. Angka tersebut berada pada kisaran normal.
Menurut Hafez (2000), konsentrasi
spermatozoa sapi berkisar antara 800²2000
HASIL DAN PEMBAHASAN juta/ml.
Motilitas (gerakan) massa yang diperoleh
Penilaian Kualitas Semen Segar adalah sangat baik (+++), terlihat
bergelombang-gelombang besar, banyak,
Semen segar yang digunakan dalam gelap, tebal, dan aktif serta bergerak cepat.
penelitian berasal dari hasil penampungan Motilitas semen segar setelah penampungan
adalah 75%. Hasil ini sesuai dengan Toelihere

63
(1993) yang menyatakan bahwa motilitas yaitu motilitas spermatozoa 47,17 % dan
spermatozoa sapi di bawah 40% menunjukkan persentase hidup spermatozoa 82,17 %.
nilai semen yang kurang baik. Kebanyakan Tingginya persentase spermatozoa
pejantan fertil mempunyai 50²80% hidup pada penelitian ini disebabkan oleh
spermatozoa motil aktif progresif. masih adanya sumber energi yang dibutuhkan
Persentase spermatozoa hidup Sapi spermatozoa sehingga dapat menjaga
Limousin sangat baik, yaitu sebesar 88,32% ketahanan hidup spermatozoa dan adanya
dan angka ini sesuai dengan penyataan peran penting seperti bahan pengencer
Sonjaya et al.,(2005) menyatakan bahwa Andromed® , hal ini sesuai dengan pendapat
persentase hidup semen sapi segar sebesar Herdis et al., (2008) yang menyatakan bahwa
60²80%. Andromed® adalah pengencer komersial
dengan bahan dasar bebas protein hewani.
Penilaian Kualitas Semen setelah Pengencer Andromed® mengandung gliserol
Ekuilibrasi yang berfungsi untuk menghasilkan energi dan
membentuk fruktosa, sehingga menunjukkan
Ekuilibrasi adalah waktu yang spermatozoa yang optimum. Menurut
dibutuhkan oleh spermatozoa untuk Kuswanto et al., (2007) yang menyatakan
menyesuaikan diri sebelun dilakukan bahwa Andromed® adalah pengencer yang
pembekuan. Ekuilibrasi dilakukan dengan dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap
cara menempatkan straw pada temperatur 50C persentase motilitas dan persentase
selama empat jam. Data hasil pengamatan spermatozoa hidup dibandingkan dengan susu
terhadap motilitas dan persentase spermatozoa skim.
hidup Sapi Limousin setelah ekuilibrasi
disajikan pada Tabel 2. Pengaruh Jarak Straw terhadap Persentase
Motilitas Spermatozoa setelah Pre freezing
Tabel 2. Kualitas semen setelah ekuilibrasi
Motilitas merupakan gerakan massa ke
Parameter Kualitas Nilai depan. Umar dan Maharani (2005)
Motilitas (%) 50 menyatakan bahwa daya gerak spermatozoa
Spermatozoa Hidup (%) 87,17 sangat penting karena diperlukan dalam
saluran alat kelamin betina yang selanjutnya
membuahi ovum. Hafez (1993)
Persentase motilitas spermatozoa
menyatakan bahwa motilitas digunakan
setelah ekuilibrasi mengalami penurunan dari
sebagai ukuran kesanggupan membuahi suatu
motilitas semen segar 75% menjadi 50%
(Tabel 2). Menurut Sugiarti et al., (2004), ovum.
proses pendinginan pada suhu 5°C akan
Tabel 3. Rataan persentase motilitas
menyebabkan penurunan motilitas
spermatozoa setelah pre freezing
spermatozoa akibat adanya asam laktat sisa
metabolisme sel yang menyebabkan kondisi
medium menjadi semakin asam karena Jarak Straw (cm)
penurunan pH. Kondisi ini dapat bersifat Ulangan 2 4 6 8 10
racun bagi spermatozoa yang akhirnya
menyebabkan kematian spermatozoa . ----------------%----------------
Persentase spermatozoa hidup yaitu 1 40 50 40 50 50
87,17% (Tabel 2). Persentase spermatozoa
2 40 50 50 40 50
hidup pada penelitian ini dapat dikatakan baik
karena sesuai dengan pendapat Toelihere 3 40 50 50 50 40
(1993) yang menyatakan bahwa semen yang 4 40 50 50 40 40
baik memiliki persentase viabilitas lebih dari
50%. Tingginya persentase spermatozoa Rataan 40 50 48 45 45
hidup pada penelitian ini disebabkan karena
masih tersedianya sumber energi yang Hasil analisis ragam (Tabel 3)
dibutuhkan spermatozoa dan tekanan osmotik menunjukkan bahwa perlakuan tidak
yang masih isotonis sehingga dapat menjaga berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
ketahanan hidup spermatozoa . Hasil persentase motilitas spermatozoa setelah pre
penelitian Umar dan Maharani (2005) freezing . Pada proses pre freezing,
menunjukkan pada waktu ekuilibrasi spermatozoa sedang beradaptasi dengan suhu
didapatkan kualitas semen Sapi Limousin dingin sebelum dimasukkan ke dalam N2 cair
(-1960C) sehingga akan mengurangi kerusakan

64
spermatozoa akibat cold shock. Pada proses Tabel 4. Rataan persentase motilitas
ini kerusakan akibat cold shock belum terlalu spermatozoa setelah thawing
tinggi dibandingkan setelah thawing sehingga
jarak straw tidak berpengaruh nyata terhadap Jarak Straw (cm)
motilitas spermatozoa setelah pre freezing .
Persentase motilitas spermatozoa Sapi Ulangan 2 4 6 8 10
Limousin setelah pre freezing berkisar antara -------------------%--------------------
40²50% (Tabel 3). Penggunaan bahan
pengencer Andromed® mengandung gliserol 1 10 40 40 20 35
dapat memberikan pengaruh baik terhadap 2 5 40 35 20 30
persentase motilitas spermatozoa setelah pre 3 10 35 35 20 30
freezing . Zenichiro et al., (2002) menyatakan
bahwa gliserolisasi adalah penambahan 4 10 35 35 20 30
gliserol pada media pengencer berfungsi Rataan 8.75 37.50 36.25 20.00 31.25
melindungi dari efek lethal selama proses
pembekuan. Gliserol dipakai sebagai zat Uji Polinomial Ortogonal menunjukkan
pelindung pada proses pembekuan semen. bahwa pengaruh perlakuan terhadap motilitas
Motilitas spermatozoa mengalami penurunan spermatozoa setelah thawing berpola
setelah pre preezing yaitu dari 75% menjadi kuadratik dengan persamaan Y = - 6,50 +
40%. Hal ini diduga karena terjadi kerusakan 12,09x ± 0,89x2 dan koefisien determinan (R2)
membran plasma yang menyebabkan motilitas sebesar 0,413. Nilai Y merupakan persentase,
spermatozoa menurun sesuai dengan pendapat sedangkan X adalah jarak straw dengan
Widiastuti (2001) bahwa kerusakan membran nitrogen cair. Nilai R2 berarti jarak straw
plasma dapat menurunkan motilitas memberikan pengaruh sebesar 41,3% terhadap
spermatozoa . Kerusakan membran plasma motilitas spermatozoa setelah thawing dan
spermatozoa menyebabkan terhentinya proses sisanya 58,7% dipengaruhi oleh faktor lain di
metabolisme untuk menghasilkan energi luar perlakuan. Koefisien korelasi adalah
sehingga mengakibatkan motilitas 0,64 menunjukkan hubungan yang erat antara
spermatozoa menurun. perlakuan dengan persentase motilitas
Menurut Situmorang (2002), spermatozoa.
penurunan motilitas spermatozoa setelah pre Persentase motilitas spermatozoa
freezing diduga karena turunnya kandungan tertinggi yaitu 40,00 % diperoleh dari
phospolipid dan kolesterol. Kedua senyawa perlakuan jarak straw 4 cm dan 6 cm,
tersebut merupakan komponen membran. sedangkan persentase motilitas spermatozoa
Phospolipid berfungsi untuk melindungi sel terendah yaitu 5% dihasilkan oleh perlakuan
spermatozoa dari cold shock, sedangkan jarak straw 2 cm. Hal ini disebabkan karena
kolesterol berperan penting dalam menjaga proses pembekuan dapat menyebabkan
integritas sel spermatozoa dari variasi sistem perubahan kualitas semen beku yang
membran yang bertambah selama proses pre dihasilkan. Rendahnya motilitas spermatozoa
freezing . setelah thawing disebabkan karena
spermatozoa banyak mengalami kerusakan
bahkan terjadi kematian akibat penurunan
Pengaruh Jarak Straw terhadap Persentase suhu terlalu cepat.
Motilitas Spermatozoa setelah Thawing Semen beku Sapi Limousin yang dihasilkan
memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam
Hasil analisis ragam menunjukkan inseminasi buatan yaitu mempunyai
bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata persentase motilitas post thawing sebesar
(P<0,01) terhadap persentase motilitas 40%. Menurut Garner dan Hafez (2000),
spermatozoa setelah thawing . Uji Polinomial syarat minimal motilitas individu sperma post
Ortogonal juga menunjukkan pengaruh yang thawing agar dapat dipergunakan dalam
sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase inseminasi buatan adalah 40%.
motilitas spermatozoa setelah thawing . Jarak straw dengan nitrogen cair yang
Rataan persentase motilitas spermatozoa optimal adalah 6 cm yang menghasilkan
semen beku dari hasil penelitian ini disajikan motilitas spermatozoa setelah thawing adalah
pada Tabel 4. 34%. Grafik pengaruh jarak straw dengan
nitrogen cair dapat dilihat pada Gambar 1.

65
Y = -6,50 + 12,09x - 0,89x2 mengalami peningkatan lagi pada jarak straw
R2 = 0,413
r = 0,64 6 cm dengan nilai motilitas spermatozoa 34%.
Pada jarak straw 8 cm mengalami penurunan
40
35 motilitas spermatozoa yaitu 33,26% dan
Motilitas Spermatozoa (%) 30
34
25
20 27,62
33,26
25,4
terjadi penurunan kembali pada jarak straw 10
15
10 14,12 cm yaitu 25,4%.
5
0 Hasil penelitian jarak straw 2 cm
0 2 4 6 8 10 12 memiliki nilai motilitas spermatozoa terendah
Jarak Straw (cm) dan jarak straw 4 cm mengalami peningkatan.
Hal ini diduga jarak straw 2 cm terlalu dekat
dengan nitrogen cair menyebabkan penurunan
suhu terlalu cepat sehingga terjadi kerusakan
Gambar 1. Hubungan antara perlakuan spermatozoa akibat cold shock. Hal tersebut
dengan persentase motilitas sesuai dengan pendapat Maxwell dan Watson
spermatozoa setelah thawing (1996) yang menyatakan bahwa suhu yang
rendah akan mengakibatkan struktur fosfolipid
Persentase motilitas spermatozoa membran plasma akan berubah dari fase cair
setelah thawing menurun diduga selama menjadi fase gel sehingga akan menyebabkan
proses pembekuan dan thawing terjadi motilitas yang rendah.
kerusakan pada spermatozoa sehingga Pada jarak straw 6 cm dari permukaan
memengaruhi stabilitas dan fungsi-fungsi nitrogen cair merupakan jarak straw yang
hidup membran sel. Pangestu (2002) terbaik terhadap motilitas spermatozoa setelah
menyatakan bahwa 50% spermatozoa akan thawing . Hal ini diduga jarak straw 6 cm
mati setelah pembekuan dan thawing . tidak mengalami penurunan suhu secara
Spermatozoa dapat rusak secara cepat pada drastis sehingga spermatozoa tidak banyak
proses pendinginan dan pembekuan. Menurut mengalami kerusakan akibat cold shock.
Maxwell dan Watson (1996), menurunnya Motilitas spermatozoa setelah thawing
motilitas juga dapat disebabkan oleh proses mengalami penurunan pada jarak straw 8 cm
thawing . Selama thawing spermatozoa rentan dan 10 cm. Hal ini diduga karena terjadi
sekali terhadap kerusakan sel sebagai akibat penurunan suhu yang lebih lambat sehingga
dari perubahan tekanan osmotik secara tiba- menyebabkan proses metabolisme tetap
tiba yang disebabkan oleh pencairan yang berjalan dan energi yang digunakan akan habis
cepat. dengan cepat. Keadaan ini dapat
Motilitas spermatozoa segar yang meningkatkan asam laktat sebagai hasil akhir
didinginkan akan mengalami cold shock saat dari metabolisme spermatozoa . Konsentrasi
pembekuan, karena mengalami kristalisasi dan asam laktat yang semakin tinggi menjadikan
saat thawing mengalami warm shock. Rizal bahan pengencer semakin asam dan bersifat
(2009) menyatakan bahwa kejutan dingin racun bagi spermatozoa yang akhirnya
(cold shock) dan serangan radikal bebas menyebabkan kematian spermatozoa .
diakibatkan kontak antara spermatozoa
dengan oksigen pada saat koleksi dan
pengolahan spermatozoa . Pembekuan Pengaruh Jarak Straw terhadap Persentase
spermatozoa juga dapat menurunkan viabilitas Spermatozoa Hidup setelah Pre freezing
spermatozoa maupun group sulfidril yang
terkandung dalam membran protein Dari hasil penelitian ini dapat diketahui
spermatozoa sehingga menimbulkan stress nilai persentase spermatozoa hidup setelah
fisik dan kimia pada membran spermatozoa pre freezing berkisar antara 46,38²59,09%
yang dapat menurunkan viabilitas dan (Tabel 5). Persentase spermatozoa hidup pada
kemampuan fertilitasnya (Chatterjee et al., penelitian ini dapat dikatakan baik karena
2001). sesuai dengan pendapat Toelihere (1993) yang
Berdasarkan hasil uji Polinomial menyatakan bahwa semen yang baik memiliki
Ortogonal dengan jarak straw 2 cm memiliki persentase spermatozoa hidup 50%.
nilai motilitas yang rendah yaitu 14,12% ,
namun meningkat pada jarak straw 4 cm
dengan nilai motilitas 27,62% kemudian

66
Tabel 5. Rataan persentase spermatozoa hidup setelah pre freezing

Jarak Straw (cm)


Ulangan 2 4 6 8 10
-----------------------------------------%-----------------------------------------
1 53,33 51,13 48,63 54,72 57,81
2 46,38 53,39 57,35 49,59 58,33
3 58,21 59,09 56,76 57,98 46,46
4 49,30 57,81 55,70 49,61 50,82
Rataan 51,80 55,36 54,61 52,97 53,36

Hasil analisis ragam menunjukkan


bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata Pengaruh Jarak Straw Terhadap
(P>0,05) terhadap persentase spermatozoa Persentase Spermatozoa Hidup setelah
hidup setelah pre freezing . Hal ini diduga Thawing
karena proses pre freezing , spermatozoa
sedang beradaptasi dengan suhu dingin untuk Persentase spermatozoa hidup dapat
mencegah kematian spermatozoa lebih banyak ditentukan dengan pewarnaan eosin. Zat
sehingga terjadi kerusakan spermatozoa lebih warna eosin akan mewarnai spermatozoa yang
sedikit dibandingkan setelah thawing . Proses mati menjadi merah atau merah mudah
pembekuan akan terjadi kerusakan membran (Toelihere, 1993). Salisbury dan Van Demark
spermatozoa akibat pembentukan kristal- (1985) menyatakan bahwa spermatozoa yang
kristal es yang menyebabkan perbedaan mati menyerap zat warna dan spermatozoa
tekanan osmotik diluar dan didalam sel yang hidup tidak menyerap zat warna.
sehingga kematian spermatozoa lebih banyak.

Tabel 6. Rataan persentase spermatozoa hidup setelah thawing

Jarak Straw (cm)


Ulangan 2 4 6 8 10
-----------------------------------------%-----------------------------------------
1 23,53 50,00 41,67 33,71 41,60
2 11,76 44,36 38,52 30,61 37,30
3 24,32 36,22 37,07 32,14 34,19
4 24,44 38,24 40,00 31,87 37,25
Rataan 21,01 42,21 39,32 32,08 37,59

Hasil analisis ragam menunjukkan sedangkan X adalah jarak straw dengan


bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata nitrogen cair. Nilai R2 berarti jarak straw
(P<0,01) terhadap persentase spermatozoa memberikan pengaruh sebesar 41,3% terhadap
hidup setelah thawing . Uji Polinomial spermatozoa hidup setelah thawing dan
Ortogonal juga menunjukkan pengaruh yang sisanya 58,7% dipengaruhi oleh faktor lain di
sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase luar perlakuan. Koefisien korelasi adalah 0,64
spermatozoa hidup setelah thawing . Uji menunjukkan hubungan yang erat antara
Polinomial Ortogonal menunjukkan bahwa perlakuan dengan persentase spermatozoa
pengaruh perlakuan terhadap spermatozoa hidup.
hidup setelah thawing berpola kuadratik Dari analisis ragam dapat diketahui
dengan persamaan Y = 8,97 + 8,81x nilai persentase spermatozoa hidup setelah
- 0,64x2 dan koefisien determinan (R2) sebesar thawing berkisar antara 11,76²50,00 %
0,413. Nilai Y merupakan persentase, (Tabel 6). Persentase spermatozoa hidup

67
tertinggi yaitu 50,00% diperoleh pada mengakibatkan kematian spermatozoa lebih
perlakuan jarak straw 4 cm dan terendah banyak.
11,76% diperoleh pada perlakuan jarak straw Pada jarak straw 6 cm dari permukaan
2 cm. nitrogen cair merupakan jarak straw yang
Jarak straw dengan nitrogen cair yang terbaik terhadap persentase spermatozoa hidup
optimal adalah 6 cm yang menghasilkan setelah thawing diduga pada jarak ini tidak
spermatozoa hidup setelah thawing yaitu terjadi penurunan suhu secara drastis sehingga
38,79%. Grafik pengaruh jarak straw dengan spermatozoa tidak banyak mengalami
nitrogen cair dapat dilihat pada Gambar 2. kerusakan akibat cold shock.
Spermatozoa hidup setelah thawing
mengalami penurunan pada jarak straw 8 cm
Y = 8,97 + 8,81x - 0,64x2 dan 10 cm. Hal ini terjadi karena penurunan
R2 = 0,413
r = 0,64 suhu yang lebih lambat sehingga proses
metabolisme tetap berjalan yang menyebabkan
50
40 asam laktat meningkat. Pada proses
Spermatozoa Hidup (%)

30 38,79
33,97 38,49 33,07
20
10 24,03 metabolisme sumber energi dalam bahan
0

0 2 4 6 8 10 12
pengencer akan berkurang sehingga terjadi
penurunan daya gerak spermatozoa sampai
Jarak Straw (cm)
terjadi kematian. Menurut Datta et al., (2009)
menyatakan apabila terjadi perubahan suhu
yang tidak sesuai secara ekstraseluler, maka
permeabilitas fosfolipid rusak menyebabkan
Gambar 2. Hubungan antara perlakuan
fluiditas membran terganggu sehingga terjadi
dengan persentase spermatozoa
kematian pada spermatozoa.
hidup setelah thawing

Berdasarkan hasil uji Polinomial


SIMPULAN DAN SARAN
Ortogonal dengan jarak straw 2 cm memiliki
nilai motilitas yang rendah yaitu 24,03% ,
Simpulan
namun meningkat pada jarak straw 4 cm
dengan nilai motilitas 33,97% kemudian
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
mengalami peningkatan lagi pada jarak straw
dapat disimpulkan sebagai berikut:
6 cm dengan nilai motilitas spermatozoa
1. Jarak straw dengan nitrogen cair pada
38,79%. Pada jarak straw 8 cm mengalami
proses pre freezing tidak berpengaruh
penurunan motilitas spermatozoa yaitu
nyata terhadap motilitas spermatozoa
38,49% dan terjadi penurunan kembali pada
setelah pre freezing dan persentase
jarak straw 10 cm yaitu 33,07%.
spermatozoa hidup setelah pre freezing
Hasil penelitian ini jarak straw 2 cm
tetapi memberikan pengaruh sangat nyata
memiliki nilai spermatozoa hidup terendah
terhadap motilitas spermatozoa setelah
dan jarak straw 4 cm mengalami peningkatan.
thawing dan persentase
Hal ini diduga jarak straw 2 cm terlalu dekat
spermatozoa hidup setelah thawing
dari nitrogen cair menyebabkan penurunan
2. Berdasarkan uji Polinomial Ortogonal,
suhu lebih cepat sehingga spermatozoa
jarak straw yang terbaik dengan nitrogen
mengalami kerusakan akibat cold shock.
cair pada proses pre freezing terhadap
Terjadinya cold shock menyebabkan
motilitas spermatozoa dan spermatozoa
kerusakan membran plasma spermatozoa
hidup Sapi Limousin yaitu 6 cm.
akibat terbentuknya peroksidasi lipid yang
semakin banyak. Lipid merupakan komponen
Saran
penting dalam membran sel mengandung
asam laktat tak jenuh yang sangat rentan
Agar diperoleh kondisi semen beku
terhadap oksidasi sehingga menyebabkan
yang baik untuk dipergunakan dalam
terjadinya radikal bebas, terutama radikal
Inseminasi Buatan, disarankan untuk
bebas hidroksil. Radikal bebas hidroksil ini
melakukan penelitian yang serupa dengan
dapat menimbulkan reaksi rantai yang dikenal
menggunakan spermatozoa dari jenis sapi
peroksidasi lipid. Proses peroksidasi lipid ini
yang berbeda.
akan mengubah struktur spermatozoa terutama
pada bagian membran, sehingga spermatozoa
akan kehilangan fungsi permeabilitas,
meningkatkan kerusakan spermatozoa yang

68
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Pertanian Unila. Bandar
Lampung. Maxwell, W.M.C. and P.F.
Almquist, J.O. 1968. Diary Cattle. In : Watson. 1996. Recent progress in the
E.J.Perry (Ed.). The Artificial preservation of ram semen. J. Anim.
Insemination of Farm Animals. Fourth Reprod. Sci. 42: 55²65.
Revised Edition, Rutgers University Pangestu, M. 2002. Preservation of
Press. New Jersey. spermatozoa : Methods and
Chatterjee, S., E.R. Smith, Hanada, K. applications. indonesian forum on
Stevens, VL. and S. Mayor. 2001. reproduction. Journal on
GPI anchoring leads to sphingolipid- Reproduction. 1(2) : 55²56.
dependent retention of endocytosed Rizal, M. dan Herdis. 2008.
proteins in the recycling endosomal Inseminasi Buatan pada Domba.
compartment. EMBO J. 20: Rineka Cipta.
1583²1592 Datta, U., M. C. Sekar, M. Jakarta.
L. Hembram and R. Dasgupta. 2009. Rizal, M. 2009. Daya hidup spermatozoa
Development of a New Methode to epididimis Sapi Bali yang dipreservasi
Preserve Caprine Cauda Epididymal pada suhu 3-50C dalam pengencer tris
Spermatozoa in Situ at 100C. dengan konsentrasi laktosa yang
Procedings. Department of Veterinary berbeda. JITV Vol. 14 No. 2 th. 2009.
and Animal Sciences West Bengal 142²149.
University of Animal and Fishery Salisbury, G.W. dan N. L. Van Denmark.
Sciences. Kolkata West Bengal. India. 1985. Fisiologi Reproduksi dan
Garner, D. L. and E. S. E. Hafez. 2000. Inseminasi Buatan Pada Sapi.
Spermatozoa and Seminal Plasma. in Terjemahan Djanuar, R. Gadjah Mada
Reproduction In Farm Animals. Edited University Press. Yogyakarta.
by E. S. E. Hafez. 7th Situmorang, P. 2002. The Effects of
Edition.Lippincott Wiliams and Inclusion of exogenous phospolipid in
Wilkins. Maryland. USA. tris diluent containing a different level
Hafez, E.S.E. 1993. Semen Evaluation. In : of egg yolk on the viability of bull
Reproduction In Farm Animal. 6th spermatozoa. Pusat Penelitian dan
Edition. Lea and Febiger. Philadelfia. Pengembangan Peternakan dan Badan
USA. Penelitian dan Pengembangan
Hafez, E. S. E. 2000. Semen Evaluation. In : Pertanian. Bogor. 7(3): 131²187.
Reproduction In Farm Animals 7th Sonjaya, H., Hasbi, Sutomo dan Hastuti.
Edition. Lippincott Wiliams and 2005. Pengaruh penambahan calcium
Wilkins. Maryland. USA. ionophore terhadap kualitas
Herdis, M., Surachman, Yulnawati, M. Rizal, spermatozoa kambing boer hasil
dan H. Maheshwari. 2008. Viabilitas sexing. Jurnal Sains dan Teknologi.
dan Keutuhan Membran Plasma 5(2) : 90²101.
Spermatozoa Epididimis Kerbau Sugiarti, T., E. Triwulanningsih, P.
Belang Pada Penambahan Maltosa Situmorang, R. G. Sianturi dan D. A.
Dalam Pengencer Andromed®. Kusumaningrum. 2004. Penggunaan
http://eprints.undip.ac.id/18998/1/33% Katalase Dalam Produksi Semen
282%292008p101-106.pdf Diakses 14 Dingin Sapi. Prosiding Seminar
September 2013. Nasional Teknologi Peternakan dan
Kaiin, E. M., S. Said, F. Afianti dan Veteriner. Puslitbangnak. Bogor:
M.Gunawan. 2004. Optimalisai 215²220. Toelihere. M. R. 1993.
Pembekuan Semen Sapi PO: Perbaikan Inseminasi Buatan Pada Ternak.
Teknik Pembekuan Sperma. Pros. Penerbit Angkasa Bandung.
Seminar Nasional Industri Peternakan Turyan. 2005. Penurunan Motilitas
Modern. Puslit Bioteknologi- LIPI. Spermatozoa Pada Berbagai Bangsa
Makasar. 99²105. Sapi Akibat Proses Pembekuan.
Kuswanto, S. Suharyati dan P. E. Santoso. Skripsi: Program Sarjana Universitas
2007. Pengaruh Penggunaan Brawijaya. Malang.
Andromed, Stock Solution, dan Susu Umar, S. dan M. Maharani. 2005. Pengaruh
Skim Sebagai Bahan Pengencer berbagai waktu ekuilibrasi terhadap
Terhadap Kualitas Semen Cair Sapi daya tahan sperma Sapi Limousin dan
Limousin Selama Penyimpanan. uji kebuntingan. Jurnal Agribisnis
Kumpulan Abstrak Jurusan Peternakan Peternakan. 1(1): 17²21.

69
Widiastuti, E. 2001. Kualitas Semen Beku
Sapi FH Dengan Penambahan
Antioksidan Vitamin C dan E. Skripsi.
Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
Zenichiro, K., Herliantien dan Sarastina.
2002. Teknologi Prosessing Semen
Beku Pada Sapi. Balai Inseminasi
Buatan Singosari. Malang.

70

You might also like