Professional Documents
Culture Documents
Hijrah: Pemaknaan Dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual Di Kalangan Mahasiswa
Hijrah: Pemaknaan Dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual Di Kalangan Mahasiswa
Hijrah:
Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual
di Kalangan Mahasiswa
Andi Hikmawati Yunus
andihikmayunus@gmail.com
Abstract
In Indonesia, the word hijrah today is no longer identified with the movement of the
Prophet Muhammad and his followers from Mecca to Medinah, the meaning of hijrah is
nowadays increasingly widespread, including human spiritual transformation. Although
there are a number of literatures on the meaning of hijrah and its transformation that
follow, this study focuses on how students interpret hijrah and how and why they
transform themselves.
This studi was conducted at Hasanuddin University, Makassar, Using phenomenological
approach, I combined in-depth interview and observation as my data collection
methods. Fourteen students participated in this study, consisting of seven women and
men respectively who are actively involved in religious studies and/or da’wah
(proselytizing) organization.
The studi shows that hijrah for students is interpreted in terms of transforming in terms
of physical appearance through styles of dress and ways of behaving, as well as efforts
to increase religious knowledge. If the style of dress is the main indicator of the physical
appearance of women who are hijrah, then for men, growing beard and wearinf shorter
pants are related to individual preferences. Therefore, for women, changes in behavior
are closely related to changes in appearance, while for men changes in behavior are
interwoven with efforts to increase religious knowledge through various media (such as
religious studies, preaching, etc.). This indicates that this meaning does not stand alone,
there are interrelationships, but they are differed by gender. Three underlying reasons
why someone spiritually transform him/herself, namely romance experience, the
influence of family environment, the influence of social environment, the influence of
campus environment with its specific rules on student organizations.
89
Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual ......
90
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019
91
Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual ......
92
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019
Madinah. Namun, dewasa ini istilah hijrah Hijrah dalam konteks yang awalinya dipahami
bermakna lebih meluas, tidak saja digunakan oleh Hasyima (21 tahun) dimulai dari
untuk berpindah tempat, tapi juga sebagai mengubah gaya berpakaian menjadi lebih
usaha untuk menjadi lebih baik, yang bisa islami, yakni dari tidak berjilbab menjadi
berbeda dari satu orang ke orang lain. Temuan berjilbab. Yang lebih meyakinkannya untuk
penelitian ini menunjukkan bahwa hijrah berjilbab adalah karena ia telah mengetahui
dimaknai dan dikaitkan dengan perubahan bahwa di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang
pada tiga hal, yakni gaya berpakaian dan memerintahkan perempuan menutup
prilaku, serta peningkatan dalam pengetahuan auratnya, sebagai berikut:
agama.
Wahai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak
Perubahan Tampilan Fisik perempuanmu dan isteri-isteri orang
Pada awal berhijrah biasanya penampilan fisik Mukmin, hendaklah mereka
yang pertama kali jadi pusat diperhatian dan mengulurkan jilbabnya ke seluruh
menjadi identitas bagi kaum muslimin tubuh mereka yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk
(Setiawan dkk. 2017:105-106). Temuan
dikenal, karena itu mereka tidak
penelitian menunjukkan bahwa pemaknaan diganggu. Dan Allah maha
hijrah terkait dengan tampilan fisik melalui dan pengampun lagi maha penyayang
ini dapat dibedakan berdasarkan gender. (Q.S. Al-Ahzab:59).
Perempuan yang telah berhijrah sangat
identik dengan perubahan dari penampilan Hadits: “Wahai Asma! Sesungguhnya wanita
secara fisik, dari yang tidak berjiljab menjadi jika sudah baligh (dewasa), maka ia tidak boleh
berjilbab, atau dari perempuan yang awalnya nampak dari anggota tubuhnya kecuali ini dan
berjiljab tidak menutupi dada, yang diistilahkan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak
sebagai “jilbab gaul” karena di model-model tangan)” (HR. Abu Dawud dan Al-Baihaqi).
sedemikian rupa menjadi berjilbab yang lebih Keyakinan Hasyima semakin diperkuat oleh
panjang dan menutupi dada (yang diistilahkan salah satu ceramah Ustadz Adul Somad tentang
sebagai jilbab syar’i). Nenni (21 tahun) penggunaan pakaian yang longgar, tidak tipis,
mengungkapkan bahwa: tidak transparan, dan tidak menampakkan
lekuk tubuh. Meskipun awalnya ia
Saya dulu tidak pake jilbab, tapi menggunakan “jilbab gaul” dan masih “buka
setelah memutuskan untuk berhijrah,
tutup” jika ada tamu yang bukan muhrim di
saya mulai pake jilbab, walaupun
jilbabku “jilbab gaul”…Itu jilbab yang rumah, seiring dengan semakin meningkatnya
masih dimodel-model kalau dipakai, pemahaman agamanya, ia akhirnya
diikat dileher atau ditarik ke menggunakan berjilbab syar’i, dengan memakai
belakang, jadi dadanya tidak jilbab yang lebih besar, panjang dan menutupi
tertutupi…Tapi lama-lama saya dadanya disertai dengan pakaian yang tidak
merasa ada yang kurang karena
menampakkan lekukan tubuh (lihat Gambar 1).
bagian dadaku tidak ditutupi oleh
jilbab. Akhirnya saya mulai
menggunakan jilbab yang lebih besar
dan terulur ke bagian dada, yang
orang bilang sekarang “jilbab syar’i”.
Saya tidak langsung begini [berjilbab
syar’i]. Tapi kan kewajiban berjilbab
sudah dijalankan, walaupun
berproses.
93
Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual ......
94
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019
Hasyima (21 tahun), misalnya, memaknai dirinya selalu sholat di masjid, berupaya untuk
hijrah sebagai usaha menjadi lebih baik yang bersedekah meskipun dengan sumberdaya
dapat dilihat dari sisi perilaku, yakni yang sangat terbatas sebagai mahasiswa.
meninggalkan kebiasaan yang buruk dan Ahmad percaya bahwa amalan bersedekah
berusaha agar selalu berada di jalan Allah. Bagi sangat tinggi nilainya dan tidak akan
Hasyima, hijrah tidak sekedar mengubah memiskinkan seseorang.
penampilan, tapi juga harus bertransformasi Ridwan (22 tahun) menjelaskan bahwa
dalam hal prilaku. Kalau dulu suka bergunjing, berhijrah tidak harus ditunjukkan dengan
maka sekarang mulai dihindari, atau bahkan penampilan fisik melalui pakaian. Meskipun
tidak dilakukan sama sekali. Kalau dulu suka penampilannya tidak berjanggut dan bercelana
bolong-bolong sholatnya dan telat waktunya, cingkrang, ia berupaya bertransformasi melalui
maka sekarang sholat wajib ditunaikan, bahkan perubahan prilakunya. Ini ditunjukkannya
ditambah dengan sholat-sholat sunnah, dan dengan cara sholat tepat waktu, sholat di
dilakukan tepat waktu, berhenti makan masjid, memperbanyak sholat sunnah,
sebelum kenyang, berbuat baik kepada orang membaca Al-Qur’an sebagai kegiatan rutinnya,
(seperti tidak merendahkan orang, tidak dll.
sombong terhadap orang lain). Oleh karena perubahan gaya berpakaian
Senada dengan pendapat ini, Nissa (23 bukan sebuah kewajiban bagi laki-laki, maka
tahun) mengungkapkan bahwa hijrah tak perubahan prilaku seseorang tidak selalu
sekedar tampilan fisik melalui pakaian yang bergandengan dengan penampilannya.
digunakan, tapi juga harus disertai dengan Perubahan prilaku lebih berkelindan dengan
perubahan perilaku. Menurutnya, ini dimulai aktivitas terkait, yaitu upaya peningkatan
dari niat yang baik seseorang (inner effort), dan pengetahuan agama, yang akan dibahas pada
upaya yang dapat dilihat dengan kasat mata sub-sessi berikut ini.
(outer effort), seperti penampilan yang disertai
dengan prilaku yang sinkron dengan pakaian Peningkatan Pengetahuan Agama
yang digunakan, seperti cara berbicaranya, Dalam proses hijrah seseorang, salah satu
menghargai orang lain, mengerjakan apa yang indikator yang signifikan adalah senantiasa
diperintahkan oleh Allah dan disunnahkan oleh meningkatkan pengetahuan agama, agar
Nabi Muhammad S.A.W. perubahan yang dilakukan tidak melenceng dari
Nenni (21 tahun) berpendapat bahwa ajaran agama dan upaya untuk semakin
jika seseorang bertransformasi dari sisi meningkatkannya dalam bentuk penampilan
tampilan pakaian, sementara tingkah lakunya dan prilaku. Oleh karenanya hijrah juga
tidak mengikuti, maka ini akan menimbulkan dimaknai dalam kaitan peningkatan
pembicaraan orang dan membuat orang pengetahuan agama.
berdosa karena melihatnya. Oleh karenanya, Amir (21 tahun) memandang hijrah dari
penampilan fisik dan prilaku disinkronkan agar sisi peningkatan dalam hal tauhid (mengesakan
seimbang di antara keduanya. Allah), upaya mentaati perintah Allah serta
Ahmad (22 tahun) mengungkapkan menjauhi segala larangannya dan
bahwa dalam berhijrah ini, ia tidak saja menjalankannya sesuai dengan sunnah
menunjukkannya melalui penampilannya Rasulullah SAW yang dicontohkannya dalam
(berjanggut dan bercelana cingkrang), tapi juga kehidupan sehari-hari beliau semasa hidupnya.
memperbaiki prilakunya menjadi pribadi yang Hasyima (21 tahun) mengemukakan
lebih baik dengan, misalnya, bertutur kata yang bahwa ia telah mengubah penampilan dan
baik kepada lawan bicaranya, mengupayakan prilakunya secara berproses sambil
95
Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual ......
meningkatkan pengetahuan agamanya melalui misalnya. Tidak, tidak seperti itu. Itu
berbagai media baik secara langsung (dengan baru step awal saja atau baru kulit
mengikuti kajian, da’wah di kampus), maupun luarnya saja. Tetapi hijrah itu
perubahannya luas. Sampai
melalui media sosial (diantaranya melalui akun-
perubahan dalam segi adab dan
akun da’wah) sebagai bekal untuk memperkuat akhlak, dan untuk mencapai semua
aqidah agar semakin baik dalam berpenampilan itu tidak akan bisa jika tanpa ilmu.
dan berprilaku dan tetap istiqomah (berpegang Dan ilmu itu bisa diperoleh dengan
teguh atas perintah Allah dan menjauhi belajar Islam, diantaranya dengan
larangan-Nya). menghadiri majelis ilmu misalnya.
Nur (22 tahun) mengungkapkan bahwa
Bagi mahasiswa yang ingin belajar tentang
berhijrah berkaitan dengan perubahan diri,
Islam, selain mereka dapat menghadiri kajian
yakni berubah dari keadaan yang buruk
ilmu (seperti tablig akbar), di lingkungan
menurut ajaran agama menuju keadaan hidup
kampus mereka juga dapat belajar melalui
yang lebih baik. Oleh karenanya, ia berupaya
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) sebagai wadah
membekali dirinya dengan belajar dan
untuk belajar agama melalui kegiatan-kegiatan
menerapkan kebiasaan-kebiasaan sebagaimana
yang berorientasi syiar-syiar Islam, salah
yang disunnahkan oleh Rasulullah. Ini karena
satunya melalui Program SAINS.1 Amir (21
selama ini ia hanya mengetahui aturan agama
tahun), salah seorang contoh mahasiswa yang
tidak secara mendetail, sehingga ia merasa ia
pernah mengikuti program studi Al-Qur’an
harus memperdalamnya melalui kajian-kajian
intens (SAINS). Ia beranggapan bahwa sistem
yang dilakukan di sekitar kampusnya, selain
belajar Al-Qur’an ini mudah untuk dimengerti
mengubah prilakunya agar bersinergi satu sama
karena benar-benar diajarkan Al-Qur’an dari
lain.
dasar, seperti pengenalan huruf-huruf hijaiyah
Namun, Nur mengingatkan bahwa hijrah
(huruf Arab) dan diajarkan tajwid (memperbaiki
bukan berarti bahwa seseorang merasa diri
atau memperbagus bacaan huruf al-quran).
paling baik amal ibadahnya dibandingan
dengan orang lain yang belum berhijrah (dan
1
dianggap buruk) karena hijrah bukan hanya LDK merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
sekedar perubahan penampilan fisik (dan tidak yang berorientasi pada ilmu agama dan dakwah
(syiar Islam) di kalangan mahasiswa. Kehadiran LDK
semua melakukan itu), tapi juga dari sisi kemudian membawahi lembaga dakwah yang
perubahan prilaku (akhlak) seseorang, dan berbasis di setiap fakultas dan diistilahkan dengan
bagaimana yang bersangkutan membuat Lembaga Dakwah Fakultas (LDF). Lembaga dakwah
dirinya semakin baik dari waktu ke waktu berperan penting dalam penyiaran Islam dalam
lingkungan kampus. kegiatan yang dilaksanakan
dengan mempelajari agama berdasarkan Al- bertujuan untuk mengajak mahasiswa mengenal
Qur’an dan Hadits, yang ditanamkan dalam diri Islam lebih dalam karena diasumsikan bahwa
seseorang, dan menjadi pedoman dalam dengan pengetahuan Islam yang baik para
mahasiswa dapat lebih dekat dengan Allah. Salah
berkehidupan.
satu kegiatan yang diadakan oleh LDK di Universitas
Bakti (21 tahun) menjelaskannya secara Hasanuddin adalah Studi Al-Qur’an Intens (SAINS).
bertahap dan komprehensif bahwa: Program ini dilaksanakan setiap tahun pada
semester satu karena program SAINS hanya
Hijrah itu tidak hanya diartikan ditujukan untuk mahasiswa baru yang mengambil
perubahan fisik atau penampilan mata kuliah Agama Islam dan menjadi wadah bagi
saja. Misalnya pada laki-laki dia mahasiswa untuk belajar membaca Al-Qur’an
sudah pakai jenggot dan celanya juga dengan benar. Sistem belajar berbentuk kelompok
sudah cingkrang, atau kalau yang beranggotakan 5-10 orang dan dikelompokkan
perempuan sudah pakai cadar berdasarkan program studi.
96
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019
Pada setiap pertemuan pengajar SAINS bahwa seseorang yang berhijrah memilki motif
memotivasi para maba untuk belajar dengan dan dorongan untuk berhijrah misalnya saja
giat di universitas agar kelak bisa menjadi orang karena pengalaman masa lalu yang buruk, atau
yang berguna dan bisa membanggakan kedua karena ajakan dari teman yang sebelumnya
orang tua. Selain itu, mahasiswa juga diajarkan telah lebih dahulu berhijrah, dengan adanya
agar tidak hanya mementingkan dunia, tetapi komunikasi atau interaksi dari satu individu
juga mempersiapkan diri untuk kehidupan tersebut kemudian saling mempengaruhi satu
akhirat. dengan yang lainnya, sehingga mendorong
Banyak di antara mahasiswa keluaran seseorang untuk ikut berhijrah (Sari dan
dari program SAINS menjadikan ini sebagai Mahadian 2018).
starting point mereka untuk berhijrah agar Banyak faktor yang menuntun seseorang
dapat lebih mendekatkan diri dengan Sang untuk melakukan perubahan dalam hidupnya,
Pencipta. Rama (21 tahun) mengungkapkan tergantung dari pengalaman hidup yang dialami
bahwa sejak bergabung dalam program ini, ia oleh setiap individu. Selain dari kemauan dari
merasa bahwa kebersamaan dengan orang- dalam diri juga diperkuat oleh faktor dari luar,
orang yang memiliki ilmu tentang Islam yang seperti lingkungan. Alasan seseorang untuk
baik dapat membuatnya termotivasi untuk berhijrah dipengaruhi oleh hubungan sosial:
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. hubungan dengan pacar, hubungan di
Namun, tidak semua mahasiswa tertarik lingkungan keluarga, hubungan di lingkungan
untuk mengikuti SAINS, karena sulitnya pergaulan, dan hubungan di lingkungan kampus
membagi waktu antara jadwal SAINS dan juga dimana aturan Badan Eksekutif Mahasiswa
pengumpulan (senior mengumpulkan para (BEM) yang spesifik diberlakukan, sebagaimana
maba untuk diberi materi yang berkaitan yang akan dibahas berikut ini.
dengan Badan Eksekutif Mahasiswa) hal
tersebut diakibatkan karena program SAINS Pengalaman Asmara
yang dilaksanakan setiap tahun ajaran ganjil Ketertarikan dengan lawan jenis merupakan hal
berbenturan dengan pengkaderan Badan yang manusiawi dan pernah dirasakan oleh
Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan setiap manusia, terutama pada saat remaja.
Mahasiswa Jurusan (HMJ). Kebahagiaan akan dirasakan jika bersama
Dari semua indikator dalam kaitan dengan pasangan yang dicintai, tetapi akan
dengan pemaknaan hijrah yang didiskusikan di berbalik ketika mengalami putus cinta. Ketika
atas menunjukkan bahwa indikator pemaknaan putus cinta, cara mereka menghadapinya
hijrah umumnya tidak berdiri sendiri, meskipun berbeda-beda.
tidak harus ada semua unsur (perubahan Masalah asmara yang dialami oleh para
mahasiswa bervariasi, begitupun cara
penampilan, perubahan prilaku, dan upaya
menyikapi konsekuensi atas hubungan mereka,
belajar agama) didalamnya, tapi berkombinasi
termasuk jika mereka mengalami patah hati.
dalam tataran yang berbeda, sesuai dengan
Ketika mengalaminya, ada yang putus asa
keyakinan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits,
karena kecewa, adapula yang mampu
dan level bertransformasi masing-masing
mengontrol emosinya, sehingga dapat
individu. menjalankan kehidupan sosialnya dengan baik
setelahnya (Tyas 2012:1), ada yang biasa-biasa
Alasan Berhijrah saja menghadapinya, namun ada pula yang
Setiap orang memiliki alasan untuk berhijrah. menghijrahkan dirinya.
Dalam studinya di komunitas Pemuda Hijrah Hasyima (21 tahun), misalnya, yang
Bandung, Sari dan Mahadian menemukan memutuskan untuk berhijrah ketika ia
97
Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual ......
98
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019
zina. Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan Ia mengakui bahwa meskipun awalnya ia
yang keji dan suatu jalan yang buruk”, dan berhijrah karena menyukai seorang laki-laki
sebagaimana sebuah Hadist menyatakan: idamannya, namun ia tak pernah lagi bertemu
”Janganlah salah seorang dari kalian dengan laki-laki tersebut. Baginya, menjalankan
berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang perintah Allah adalah satu-satunya jalan untuk
perempuan, karena sesungguhnya setan merasa lebih tentram. Kesukaannya terhadap
menjadi orang yang ketiga di antara mereka laki-laki tersebut diyakini sebagai “jalan” yang
berdua” (HR. Ahmad, Ibn Hibban, Al-Thabrani, dibukakan oleh Allah untuk membuatnya
dan Al-Baihaqi). mengubah diri dan menjadikannya lebih dekat
Jika Hasyima patah hati karena putus dan lebih mengenal-Nya. Ini juga membuatnya
cinta, maka Aikah (21 tahun) justru jatuh cinta tidak merasa frustrasi karena tidak sempat
pada seseorang pada seorang laki-laki mengenal lebih dekat apalagi menjalin
penghafal Al-Qur’an (hafidz) ketika ia masih hubungan asmara dengan lelaki idamannya.
SMA. Aikah yang awalnya tidak berjilbab
perlahan-lahan menggunakan jilbab karena ia Lingkungan Keluarga
pernah mendengar sebuah ayat dalam Al- Sebagai salah satu agen sosialisasi, keluarga
Qura’n yang menyatakan bahwa: memiliki pengaruh yang kuat bagi seseorang
untuk berhijrah, dan ini sangat tergantung pada
Wanita-wanita yang tidak baik adalah
untuk laki-laki yang tidak baik, dan agama yang dianut oleh keluarga tersebut. Nur
laki-laki yang tidak baik adalah untuk (22 tahun), misalnya, mengungkapkan bahwa
wanita-wanita yang tidak baik [pula], dalam lingkungan keluarganya, terutama dari
dan wanita-wanita yang baik adalah keluarga ibunya,mereka merupakan orang-
untuk laki-laki yang baik dan laki-laki orang yang taat beragama. Meskipun sejak ia
yang baik adalah untuk wanita-
masih duduk di bangku SD ia telah ikut
wanita yang baik [pula] (Q.S. An-
Nur:26). menggunakan jilbab, namun ia merasa bahwa
jilbab yang digunakannya belum sesuai dengan
Ketertarikan Aikah pada seorang hafidz ketentuan syariat. Ketika masih SMP, ia masih
membuatnya berfikir, jika ia ingin memiliki “berjilbab gaul”, dengan memakai jilbab masih
pasangan orang baik (ia mengasumsikan bahwa belum menutupi dada disertai celana jeans
hafidz adalah orang baik), maka ia juga harus ketat yang menampakkan lekukan tubuh (lihat
menjadi perempuan yang baik. Ini menjadi Gambar 3).
menjadi salah satu alasannya untuk berhijrah.
Keyakinan terkait dengan ayat di atas
memotivasi dirinya untuk memperbaiki diri,
dan memulainya dengan menutup aurat.
Setelah beberapa lama tampil berjilbab, ia
merasa nyaman dan tentram. Ia berusaha
mencari informasi dengan membaca banyak
buku mengenai kewajiban perempuan untuk
menutup aurat. Ia juga mulai untuk mengikuti
kajian-kajian Islam, sehingga merasa banyak
perubahan yang positif selama memutuskan
untuk menjalankan perintah Allah dan semakin
meningkatkan pengetahuan agamanya melalui
majelis ilmu agama. Gambar 3. “Berjilbab gaul”
99
Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual ......
Perubahan dalam segi berpakaian perlahan- beragama. Sejak kecil ia diajarkan untuk rajin
lahan diubah sejak ia duduk di kelas X, ia mulai beribadah, sehingga ia merasa memiliki beban
menggunakan rok dan mengulurkan jilbabnya. moral untuk belajar agama. Meskipun tidak
Hal itu dilakukan karena sering mendapat menolak ketika ia dimasukkan ke pesantren,
nasihat dari keluarga dan ia juga sering karena ia masuk karena terpaksa, ia merasa tak
membaca buku-buku agama. Pemahaman yang nyaman di pesantren, bahkan ia pernah lari dari
telah diperoleh sejak kecil tentang cara hidup pesantren. Orang tuanya lalu memasukkannya
seorang Muslim sebagaimana yang ke sekolah penghafal Al-Qur’an, sebelum
dicontohkan oleh Rasulullah SAW kemudian akhirnya menyadari bahwa segala upaya orang
memudahkannya untuk berubah dan menerima tuanya adalah untuk kebaikannya. Ini
nilai-nilai agama, termasuk tentang berhijab membuatnya menjadi lebih bersungguh-
dan tatacara bergaul yang membatasi sungguh dalam menyelesaikan pendidikan dan
pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang menghafalkan Al-Qur’an.
bukan muhrim. Dorongan hijrah karena kecintaan
Keluarga sebagai agen sosialisasi kepada kedua orang tua dirasakan oleh Nissa
pertama bagi seorang individu sangatlah (23 tahun). Ia mengakui bahwa setelah kedua
penting mengingat penanaman nilai-nilai orang tuanya meninggal dunia, ia baru
budaya termasuk nilai-nilai agama pada anak mengetahui bahwa ketika seorang anak
akan berpengaruh dan akan memengaruhi perempuan tidak menutup auratnya, maka
kepribadian ketika si anak tumbuh dewasa. dosanya akan turut ditanggung oleh ayahnya,
Peran anggota keluarga dalam mengajak karena menurutnya berhijab adalah kewjiban
anggota keluarga yang lainnya untuk menjalani setiap muslimah yang diperintahkan oleh Allah
hidup dengan mendekatkan diri kepada Allah. SWT, sedangkan ayah adalah pemimpin dalam
Bakti (21 tahun), misalnya, mulai berhijrah keluarga yang berkewajiban untuk mendidik
ketika diajak oleh kakaknya untuk menghadiri anak-anaknya agar taat kepada perintah
sebuah kajian agama. Ia mengaku risih pada agama. Hal tersebut juga pernah disampaikan
pertama kali ikut dalam majelis ilmu agama oleh Buya Yahya dalam cermahnya menyatakan
tersebut, tetapi dalam kajian tersebut ia bahwa:
mememeroleh banyak nasihat seputar agama
Bapak ini sebagai orang tua memiliki
yang senantiasa mengingatkan akan akhirat kewajiban untuk mentarbiyahkan
dan kehidupan setelah mati, sehingga ia (mendidik) anak-anaknya. Makanya
percaya bahwa untuk mempersiapkan itu kalau ada orang tua tidak
manusia harus bertobat dan melakukan amal mengarahkan anaknya kepada
kebaikan. Ajakan dari kakaknya ini pendidikan yang benar. Kemudian
anak tersebut melakukan banyak
membuatnya merasa “ketagihan” untuk selalu
kebejatan, kesalahan, karena buah
mengikuti kajian agama. Setelah sering dari kesalahan tarbiyah, salah
mengikuti kajian-kajian ilmu seputar islam ia asuhnya orang tua. Maka, orang tua
merasa hidupnya jadi lebih terarah, pandangan akan menuai semua kejahatan yang
mengenai hakikat hidup telah berubah. Jika dilakukan oleh sang anak.
dulu ia terlalu mementingkan dunia, maka
Menurut pengakuan Nissa, ia seringkali
sekarang ia merasa bahwa justru akhirat yang
menangis jika mengingat bahwa kedua orang
harus dikejar dengan lebih banyak beribadah
tuanya sudah meninggal dunia, tetapi ia belum
kepada Allah dan beramal sholeh sebagai bekal.
sempat membahagiakan orangtuanya. Ia
Contoh lainnya adalah Rama (21 tahun)
memutuskan untuk berhijrah karena
yang menurutnya berasal dari keluarga yang
100
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019
menurutnya dengan menjadi anak yang signifikannya pengaruh teman pergaulan dalam
sholehah bisa menyelamatkan kedua orang berkehidupan.
tuanya dari siksa neraka dan ia berharap agar Pengalaman Rama (21 tahun)
kelak di akhirat bisa dipertemukan lagi dengan mengillustrasikan alasan tersebut. Selain
kedua orang tuanya di dalam surga. Demikian karena faktor lingkungan keluarganya,
pula dituliskan oleh Ustadz Abu Minhal (dalam lingkungan pergaulan— motivasi dari teman-
almanhaj.or.id) bahwa terdapat Hadist yang teman dan juga ajakan untuk selalu sholat
diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Rasulullah berjamaah di masjid—Rama menjadi salah satu
SAW bersabda: “Sungguh, Allah benar-benar faktor yang berpengaruh besar dan menjadi
mengangkat derajat seorang hambanya-Nya alasan bagi dirinya untuk berhijrah. Pada
yang shalih di surga,” maka ia pun bertanya: awalnya hal tersebut sangat sulit dilakukan
“Wahai Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi? tetapi karena sering dan telah dilakukan secara
“Allah menjawab: “berkat istigfar anakmu bagi berulang-ulang, hal ini kemudian menjadi suatu
dirimu”. Hadits ini diperkuat oleh Hadits dari kebiasaan.
Abu Hurairah dalam shahih Muslim, bahwa: Hal serupa dialami oleh Miqdad (21
“Ketika seorang manusia meninggal, maka tahun) yang juga mengakui bahwa salah satu
putuslah amalan darinya kecuali dari tiga hal, pendorong dalam berhijrah adalah karena
yaitu sedekah (amal) jariyah, ilmu yang temannya seringkali mengajaknya untuk
dimanfaatkan, dan anak shalih yang mengikuti kajian. Miqdad awalnya hanya
mendoakannya” sekedar ikut karena tidak merasa tidak enak
Nissa percaya, bahwa meskipun orang menolak ajakan dari teman, tetapi setelah
tuanya telah tiada, ia berimajinasi telah mengikuti kajian-kajian Islam, ia mulai merasa
memenuhi kewajiban bapaknya, salah satunya bahwa selama ini hidupnya jauh dari Allah dan
dengan membuatnya berjilbab. Menurutnya, gelisah. Ia merasa bahwa membutuhkan suatu
dengan cara ini ia tidak saja menyelamatkan perubahan dalam dirinya dengan lebih
orang tuanya, tapi juga menyelamatkan dirinya mendekatkan diri pada Allah untuk
dari api neraka. Berjilbab baginya adalah salah mendapatkan ketenangan batin.
satu bentuk awal menuju perubahan hidup Di media sosial Twitter, Nur (22 tahun)
yang lebih baik dan sebagai langkah untuk senang membaca cuitan dari seorang akhwat
mendekatkan diri dan menjalankan perintah yang berisi dakwah. Lalu kemudian pertemanan
Allah. Setelah berhijrah, ia menjadi lebih rajin tersebut berlanjut di dunia nyata. Bersama
mengikuti kajian-kajian Islam dan belajar Islam teman-teman akhwat yang lain, mereka
secara individual. kemudian membuat grup Whatsapp (WA) yang
semua anggotanya adalah perempuan. Di
Lingkungan Pergaulan dalam grup tersebut mereka saling berbagi ilmu
Faktor lingkungan pergaulan berpengaruh seputar agama dengan membagikan kutipan-
signifikan dalam memengaruhi seseorang untuk kutipan dakwah. Mereka juga saling
berhijrah. Dalam sebuah Hadits, Ibnu Mas’ud memotivasi dan saling mengingatkan agar tetap
berkata: “Nilailah seseorang itu dengan siapa ia berpegang teguh pada ajaran agama dan
berteman karena seorang Muslim akan senantiasa melakukan kebaikan. Selain melalui
mengikuti Muslim yang lain dan seorang fajir grup WA, mereka juga sering melakukan
akan mengikuti orang fajir yang lainnya” (Al pertemuan dengan para anggota grup yang
Ibanah 2/477 No. 502 dan Syarhus Sunnah Al lainnya untuk mempererat tali persaudaraan
Baghawi 13/70 No. 151). Ini menunjukkan (ukhuwah).
101
Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual ......
Islam mengatur segala aspek dalam sejak lama di lingkungan fakultas. Jika
kehidupan manusia termasuk adab dan aturan mahasiswa yang melanggarnya, maka akan
mengenai batasan-batasan pergaulan dimana diberikan sanksi berupa hukuman dari senior.
seorang muslim harus pandai dalam memilih Di salah satu fakultas, misalnya, mahasiswa
teman sebagaimana Hadist Rasulullah yang baru (maba) yang melanggar akan di tegur
diriwayatkan Bukhari dan Muslim berikut ini: secara lisan oleh seniornya jika melakukan
pelanggaran dalam kaitan dengan cara
Permisalan bahwa teman yang baik
dan buruk ibarat seorang penjual berpakaian, jika teguran tersebut tidak juga
minyak wangi dan pandai besi. diindahkan, maka hukumannya akan bervariasi
Penjual minyak wangi mungkin akan mulai dari teguran lisan, menuliskan sejarah
memberi minyak wangi atau engkau fakultasnya, hingga tidak diloloskan menjadi
bisa membeli minyak wangi darinya, anggota keluarga BEM.
dan kalaupun tidak engkau akan
Aturan gaya berpakaian bagi maba
tetap mendapatkan bau harum
darinya. Sedangkan pandai besi, bisa diberlakukan dengan alasan agar mereka dapat
jadi percikan apinya mengenai dengan mudah dikenali oleh para seniornya
pakaianmu dan kalaupun tidak sebagai calon anggota keluarga BEM. Khusus
engkau tetap mendapatkan bau bagi maba perempuan, daya berpakaian ini
asapnya yang tidak sedap (HR. (berjilbab dan memakai rok) sebagai bentuk
Bukhari 5534 dan Muslim 2628). proteksi para senior kepada junior dan sebagai
Berdasarkan Hadits di atas Silvia (22 tahun) bentuk pencegahan pelecehan seksual
mengatakan bahwa ia ingin mencari teman- terhadap perempuan.
teman yang salihah yang dapat memberi Setelah menyelesaikan program
nasihat dan dapat selalu mengingatkannya pengaderan. Kebanyakan dari mahasiswi yang
pada akhirat. Hal tersebut dilakukan agar ketika merasa nyaman dengan berjilbab sejak maba
godaan menerpa dalam proses hijrahnya, ada melanjutkannya meskipun sudah tidak
teman di sekitarnya yang dapat diwajibkan lagi oleh pihak BEM. Nenni (21
mengingatkannya kembali agar bisa tetap tahun), misalnya, mengungkapkan bahwa
istiqomah dalam berhijrah, bukan malah meskipun aturan ini awalnya bukan pilihan (tapi
menjauhkannya. karena aturan), ia akhirnya menggunakan
momen orientasi mahasiswa ini menjadi titik
Aturan BEM tolak baginya untuk berhijrah. Oleh karenanya,
Mahasiswa di beberapa Perguruan Tinggi Islam setelah masa orientasi berakhir, ia melanjutkan
di Makassar mengeluarkan peraturan berjilbab, bahkan sekarang ia sudah mulai
berpakaian, misalnya, mahasiswi harus berjilbab syar’i, meskipun koleksi pakaian
mengenakan jilbab dan memakai rok, syar’i-nya masih sangat terbatas. Bagi Nenni,
sementara mahasiswa memakai celana panjang aturan BEM memberikan kontribusi positif
dan berkemeja. Untuk perguruan tinggi yang terhadap mahasiswa/i dalam
tidak bersimbol Islam, biasanya aturan seperti mentransformasikan diri mereka menjadi lebih
ini diberlakukan secara parsial dan dikeluarkan baik. Sebelum menjadi mahasiswi, ia memiliki
oleh lembaga mahasiswa terhadap mahasiswa imej negatif tentang mahasiswa dan organisasi
baru, sebagai calon kader Badan Eksekutif kampus karena pengidentikannya dengan
Mahasiswa (BEM). demonstrasi dan tawuran. Tapi, ketika ia
Walaupun aturan berpakaian ini tidak mengikuti masa orientasi, imej tersebut gugur
secara tertulis, namun ini telah diberlakukan dengan sendirinya karena ternyata mahasiswa,
102
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019
dalam hal ini yang terlibat dalam organisasi Di Indonesia, kata hijrah telah menjadi bagian
BEM juga memiliki kegiatan lain yang positif. dari kata yang lazim didengar sehari-hari
Imej positif tentang masa orientasi juga karena pemaknaannya tidak lagi hanya
dikemukakan oleh Bintang (22 tahun) yang dikaitkan dengan perpindahan Nabi
merasa bahwa aturan berpakaian yang Muhammad SAW dan pengikutnya dari Mekkah
diterapkan pada masa orientasi maba ke Medinah, tapi juga telah mencakup
membuat ia merasa mendapatkan hidayah transformasi spiritual manusia.
melaluinya. Ia yang dulunya tidak berjilbab, Hijrah bagi mahasiswa/i dimaknai dalam
akhirnya malah menjadi nyaman dan percaya kaitan dengan perubahan penampilan fisik
diri dengan penampilannya, yakni mengenakan melalui gaya berpakaian dan cara berprilaku,
rok, kaos kaki serta hijab syar’i dan ia serta upaya untuk meningkatkan pengetahuan
melanjutkannya meskipun masa orientasi agama. Jika gaya berpakaian (berjilbab)
mahasiswa telah berakhir. Ia telah menjadi indikator utama penampilan fisik
meninggalkan cara berpakaiannya yang perempuan yang berhijrah, maka bagi laki-laki,
terdahulu, yakni tidak lagi bercelana jeans berjanggut dan bercelana cingkrang adalah
karena merasa risih jika menggunakan pakaian berkaitan dengan preferensi individual. Oleh
yang ketat. Keyakinannya untuk tetap karenanya, bagi perempuan, perubahan prilaku
berpenampilan islami diperkuat dengan berkaitan erat dengan perubahan tampilan
berbagai informasi dari ceramah-ceramah fisik, sementara bagi laki-laki perubahan prilaku
agama terkait menutup aurat dan cara berkelindan dengan upaya-upaya untuk
berpenampilan yang benar menurut syariat meningkatkan pengetahuan agama melalui
Islam yang diperolehnya melalui media sosial, berbagai media (seperti kajian agama, dakwah,
seperti Instagram dan Youtube. Selain dll.). Ini mengindikasikan bahwa pemaknaan ini
mengubah penampilannya dalam berpakaian, tidak berdiri sendiri, ada saling keterkaitan, tapi
Bintang juga sudah tidak pernah lagi berbeda berdasarkan gender. Pengetahuan
meninggalkan sholat dan intesitasnya dalam agama (cultural knowledge) yang dijadikan
beribadah juga meningkat. pedoman dalam berprilaku (cultural behaviour)
Dampak dari aturan yang diberlakukan dan menampilkan dirinya secara fisik (cultural
oleh BEM bagi maba juga dirasakan oleh Silvia artefact).
(22 tahun), ia merasa sejak masa pengaderan ia Meskipun pemaknaan hijrah
sudah terbiasa menggunakan pakaian yang diekspresikan secara berbeda-beda, poin yang
longgar dan berjilbab syar’i. Akibatnya, Silvia disampaikan relatif serupa, yaitu menjadi
malah merasa risih berpakaian yang ketat pribadi yang lebih baik, secara lahiriah (outer
seperti jeans dan pakaian yang menampakkan hijrah) melalui gaya berpakaian, prilaku,
lekukan tubuh. Selain itu, ia merasa lebih maupun secara batiniah (inner hijrah) dengan
anggun dengan menggunakan pakaian yang mengisi kalbunya dengan meningkatkan
syar’i. pemahaman terhadap agama untuk semakin
Alasan-alasan berhijrah yang didiskusikan mengokohkan penampilan luarnya.
di atas menunjukkan lingkungan (keluarga, Seseorang yang berhijrah didasarkan
pergaulan, kampus dengan aturan BEMnya) pada alasan yang bervariasi. Dalam konteks
berkontribusi positif terhadap perubahan penelitian ini, tiga alasan yang mendasari, yakni
penampilan dan prilaku mahasiswa/i dalam. pengalaman asmara, pengaruh lingkungan
keluarga, pengaruh lingkungan pergaulan,
Kesimpulan dan Rekomendasi pengaruh lingkungan kampus dengan aturan
spesifik pada organisasi mahasiswa.
103
Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual ......
104