Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

IMPLEMENTASI NILAI DASAR PERJUANGAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM TERHADAP


PEMBINAAN KADER HMI KOTA PALEMBANG
1
Heryati, 1Yusinta Tia Rusdiana
1
Universitas Muhammadiyah Palembang
Email: heryatisejarah15@gmail.com
yusintat@yahoo.com

Abstract
The thoughts of Cak Nur still greatly affect the HMI cadres of Palembang Branch. Therefore, this
paper aims to reveal the thoughts of Cak Nur that affect the HMI cadres Palembang Branch,
especially the thoughts contained in NDP HMI he has compiled. This study is a field study focused
on assessing the implementation of NDP HMI in cadre development on HMI Palembang Branch by
using qualitative descriptive method with inductive paradigm. The methods and paradigms are
chosen in consideration of the analysis of research problems that require some information from
below under the principles of qualitative research. Historical, sociological, and phenomenological
approaches are an option for the purpose of research can be achieved well. The type of data in this
study is qualitative-quantitative. The research data consist of primary and secondary data. The
results of this study are first, the NDP was originally the working paper of PB HMI period 1966-
1969 compiled by Cak Nur. At that time, he served as Chairman. The historical setting of this NDP
concept, because Cak Nur calling to HMI cadres have a pocket book. NDP HMI is a reflection of
Islamic thinking, humanity and keindonesiaan typical HMI. Second, the NDP for HMI cadres
Palembang branch is the identity of the cadre or identity itself, and the values that must be used as
the basis in the struggle of life, whether in organizing, in community, and in the state. To arrive at
the implementation stage of the NDP for its cadres, HMI Palembang branch provides the same
portion for each cadre to obtain teaching and education on NDP in stages; starting from the
Introduction of Prospective Members (MAPERCA), Kader I Training (LK I), LK II, LK III, to the
highest level, the NDP Instructor Training. All this is done so that every cadre has the opportunity to
study, understand, animate and actualize the values contained in the NDP. Thirdly, Cak Nur, as an
organizational and intellectual figure for the HMI cadres of Palembang branch, has a significant
influence, especially the thoughts contained in NDP HMI which are always studied and actualized
in organizational life, society and state.
Keywords: HMI, Cag Nur, LK

——————————  ——————————

PENDAHULUAN pemikiran para tokoh intelektual yang menjadi aktor


utama organisasi masing-masing. Dalam lingkup HMI
D alam konteks personifikasi nilai dasar salah seorang tokoh utama yang dimaksud adalah
Nurcholis Madjid. Tak dapat dipungkiri bahwa corak
institusional yang dimaksud disinyalir juga berlaku di berpikir keislaman Nurcholis Madjid (selanjutnya
lingkungan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) akan disebut Cak Nur), dianggap cukup berpengaruh
Cabang Kota Palembang. Organisasi HMI sendiri terhadap pembentukan karakter berpikir keislaman
seperti yang dimaklumi adalah sebuah organisasi HMI, baik secara institusional maupun personal.
mahasiswa Islam yang cukup tua di Indonesia, yang Dalam lingkungan HMI Cak Nur menjadi
berdiri di Yogyakarta pada tahun 1947. (Sitompul, tauladan. Para kadernya tak jarang mengutip
2007 : 56). pemikiran-pemikirannya. Karya-karya Cak Nur seperti
Berbicara tentang kiprah sebuah organisasi menjadi referensi wajib bagi mereka, sehingga
yang cukup tua, seperti halnya Himpunan Mahasiswa tulisan, perkataan dan gagasan-gagasan mereka
Islam (HMI), adalah tak terlepas dari kontribusi memiliki kemiripan intelektual yang nyaris seragam.
355
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

Sebagai rujukan, Cak Nur memang menempati posisi kemahasiswaan (yaitu suatu pola penghayatan
dominan dibanding dengan tokoh-tokoh lainnya dan keislaman yang lebih cocok dengan kelompok
ini menyebabkan generasi muda setelah Cak Nur masyarakat yang menikmati hak istimewa sebagai
dikritik sebagai generasi yang tidak mandiri dan anggota civitas academica. (Madjid, 1997 : 89).
sangat bergantung pada sosok Cak Nur (Sitompul, Secara umum pengaruh pemikiran keislaman
2007 : 63). Cak Nur terhadap HMI tampak di dalam dokumen
Fakta-fakta ini kiranya cukup untuk menyebut NDP yang disusun Cak Nur dalam beberapa bab di
bahwa Cak Nur berjasa dalam meletakkan dasar- antaranya; Dasar-dasar Kepercayaan, Pengertian
dasar perubahan bagi masyarakat. Dalam konteks Dasar Tentang Kemanusiaan, Ketuhanan Yang
pengkaderan, Cak Nur berjasa bagi pembentukan Maha Esa dan Masalah Kemanusiaan, Kebebasan
bakat-bakat intelektual muda di lingkungan kampus Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir),
dan organisasi HMI. Pengaruh Cak Nur semakin Individu dan Masyarakat, Keadilan Sosial dan
terasa ketika selama masih aktif di HMI, Cak Nur Keadilan Ekonomi, dan Ilmu Pengetahuan.
menyusun sebuah dokumen sebagai bagian dari (Dokumen PB HMI). Yang membuat Cak Nur
silabus perkaderan HMI, khususnya menyangkut termotivasi untuk menyusun NDP HMI adalah untuk
materi keislaman yang saat itu dianggapnya kurang memberi panduan bagi kader HMI agar bisa
mendapat tempat yang memadai ketimbang materi- memahami Islam dengan baik dalam dimensi ruang
materi organisasi dan politik. Materi yang disusun dan waktu dan menjadi acuan untuk memahami
Cak Nur ini dikenal dengan “Nilai-Nilai Dasar Islam secara lebih komprehensif dan rasional. (Azhari
Perjuangan, selanjutnya disingkat NDP HMI.” (Azhari Akmal Tarigan, 2007 : 2-3).
Akmal Tarigan, 2007 : 23). Kemudian dari periode ke periode, dokumen
Dalam tulisannya, Cak Nur mengisahkan NDP itu sejak adanya hingga sekarang, selain
bahwa semula NDP ini ingin dinamakan Nilai Dasar berfungsi sebagai tafsir asas ke-Islam-an HMI. NDP
Islam (NDI), akan tetapi kesan klaimnya cukup tinggi, juga menjadi rujukan penting dalam setiap proses
seolah-olah hanya inilah nilai Islam, maka ini pengkaderan HMI, khususnya dalam pemberian
dihindari dan kemudian disesuaikan dengan aktifitas materi-materi keislaman. Bahkan untuk memahami
HMI yakni sebagai organisasi mahasiswa. NDP ini, dalam pengkaderan HMI, dialokasikan
Selanjutnya Cak Nur menemukan sebuah buku yang waktu khusus untuk menjabarkan NDP secara utuh
ditulis oleh Willy Eicher dengan judul The dan komprehensif. Dalam NDP HMI tidak ditemukan
Fundamental Values and Basic Demand of bahasan tentang ajaran-ajaran yang bersifat teknis
Democratic Sosialism (Nilai-Nilai Dasar dan fiqhiyah, namun lebih memuat nilai-nilai yang bersifat
Tuntutan-Tuntutan Asasi Sosialisme Demokrat). Dari universal, maka NDP menjadi sangat sulit dipahami.
buku inilah Cak Nur terispirasikan untuk mengambil Bukan hanya itu, karena pembahasaannya yang sulit
istilah “Nilai-Nilai Dasar”. Sedangkan kata perjuangan dipahami dan ini menurut Cak Nur disengaja karena
diambil dari buku Syahrir yang berjudul Perjuangan NDP dimaksudkan sebagai kumpulan nilai, maka
Kita, maka jadilah NDP tersebut. (Nurcholis Madjid, penguraian/penjelasan NDP dalam proses
1990 : 43). Konsep ini kemudian dibawah ke Kongres pengkaderan di setiap HMI cabang pun menjadi
HMI ke-IX periode 1966-1969 di Malang untuk sangat beragam. (ART HMI 2006)
diformalkan menjadi dokumen resmi organisasi. (ART Pada hakikatnya semangat kelahirkan NDP
HMI 2006 :6). Menurut Cak Nur, bahwa selain HMI paralel dengan semangat kelahiran HMI itu
keindonesiaan dan kemahasiswaan, kualifikasi HMI sendiri, hanya saja dalam kasus NDP, Cak Nur
sebagai gerakan pemuda adalah keislaman, maka sangat berperan dalam mengkonseptualisasikannya
selain harus tampil sebagai pendukung nilai-nilai secara lebih sistematis, utuh dan komprehensif.
keindonesiaan dan kemahasiswaan, HMI juga harus (Sitompul, 2007 : 179-185). Dari penjelasan tersebut,
tampil sebagai pendukung nilai-nilai keislaman. dapatlah dikatakan bahwa NDP HMI yang disusun
Sekalipun dukungan pada nilai-nilai keislaman itu Cak Nur mendapat tempat yang cukup kuat bagi
tetap dalam format yang tidak dapat dipisahkan dari pembentukan karakter berpikir keislaman HMI. Hal ini
keindonesiaan dan kemahasiswaan. Artinya, menandakan bahwa pemahaman keislaman HMI
penghayatan HMI pada nilai-nilai keislaman itu tidak cukup kuat dipengaruhi oleh sosok Cak Nur.
dapat lepas dari lingkungan keindonesiaan (antara
lain demi efektifitas dan fungsionalitas keislamannya
itu sendiri), dan juga tidak terlepas dari nilai
356
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

METODE PENELITIAN Pada masa kepemimpinan Nurcholis Madjid,


Jenis penelitian yang digunakan adalah HMI secara nasional mampu menghasilkan suatu
penelitian lapangan (field research) yang dasar asasi yang kukuh bagi organisasinya terutama
menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan untuk menjawab dengan tepat masalah-masalah
paradigma induktif. Dalam hal ini penulis pilih atas pembaharuan keagamaan di dalam umat. Dalam
dasar pertimbangan terhadap analisis masalah beberapa kalimat yang dirumuskan dan disusun
penelitian yang menuntut sejumlah informasi dari paling baik ialah Nilai Dasar Perjuangan (NDP) yang
bawah berdasarkan prinsip-prinsip penelitian dihasilkan selama kongres HMI ke-9 pada tahun
kualitatif (Moeloeng, 2001 : 5). Pendekatan penelitian 1969. Sejak itulah kedudukan keagamaan dan
mengunakan pendekatan kesejarahan (historis ideologi HMI secara resmi dapat dirumuskan oleh
approach), pendekatan sosiologis dan pendekatan Nurcholish Madjid yang dibantu oleh Sakib Mahmud
fenomenologis. dan Endang Saefudin Ansari.
Sumber data yang digunakan dalam Adapun pokok-pokok pemikiran Cak Nur
penelitian ini adalah Sumber Data Primer yang dalam NDP HMI akan diuraikan berikut ini:
berupa data yang langsung dikumpulkan dari buku- 1. Tentang Dasar Kepercayaan
buku atau dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh Diakui sebagai kenyataan, bahwa
HMI, seperti Nilai-Nilai Dasar Perdjuangan (1971), kepercayaan atau iman adalah hakiki bagi peradaban
Kumpulan Materi dan Puisi (tanpa tahun terbit), dan dan tak terelakkan bagi manusia. Tetapi walaupun
dari responden yang terdiri dari pembina, pengurus keimanan ini memberikan kebenaran, namun ia pun
dan anggota kader HMI Cabang Palembang, yang melahirkan tradisi-tradisi demikian membelit
merupakan informasi-informasi yang berkaitan masyarakat dan dengan tegas menolak perubahan.
langsung dengan objek kajian sedangkan, data Oleh karena itu, sayang sekali bila harus melawan
sekunder dalam penelitian ini seperti buku yang kemajuan. Tampaknya jalan keluar dari problema ini
ditulis oleh Victor Immanuel Tanja (1991), Himpunan ialah bahwa bagaimanapun masyarakat harus
Mahasiswa Islam, buku yang ditulis oleh Suharsono membebaskan tradisi-tradisi yang menghambat
(1997), HMI; Pemikiran dan Masa Depan, buku yang kemajuan dan kembali kepada keimanan semula
ditulis oleh Muhammad Hari Zamhari (2004), Agama yang ditegaskan oleh Allah atau petunjuk sejati.
dan Negara; Analisis Kritis Pemikiran Nurcholish Kalimat syahadat yang pertama-“Tidak ada Tuhan
Madjid, dan buku yang ditulis oleh Nurcholish Madjid melainkan Allah”- mengandung pengertian baik
(1987), Islam Kemodernan dan Keindonesiaan. penyangkalan maupun pengecualian. Kalimat “Tak
Teknik sampling yang digunakan dalam ada Tuhan”, menyangkali semua kepercayaan palsu;
penelitian ini adalah purposive sampling (cuplikan). sedangkan kalimat “melainkan Allah” adalah
Purposive sampling digunakan untuk pertimbangan pengecualian yang diperuntukkan bagi kepercayaan
dapat memilih informan secara selektif dengan yang benar terhadap Allah. (NDP HMI 1971, hal. 5-
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, 7). Maksudnya, dengan menyangkali semua
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu kepercayaan palsu, manusia membebaskan dirinya
tentang apa yang diharapkan, sehingga akan sendiri dari ikatan tradisi. Sedangkan dengan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial memberikan pengecualian bagi yang benar, manusia
yang diteliti (Sugiyono, 2012: 300). menyerahkan dirinya kepada Allah, itulah arti hakiki
Teknik pengumpulan data mengunakan Islam.
observasi berperan serta (participant observation), Manusia memiliki bermacam-macam jalan,
wawancara mendalam (in depth interview) dan termasuk pendekatan terhadap Tuhan secara intuitif,
dokumentasi (Sugiyono, 2012: 308-309). Teknik secara ilmiah, secara menyejarah, secara
analisis data dilakukan dengan menggunakan model pengalaman; tetapi dalam keterbatasannya manusia
analisis interaktif. Dalam model analisis ini terdapat tidak dapat dengan kesanggupannya sendiri benar-
tiga komponen yang harus dipahami oleh para benar menangkap hakikat Yang Maha Esa itu. Untuk
peneliti yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan ini manusia memerlukan wahyu Tuhan yang tidak
simpulan/ verifikasi (Miles & Huberman, 1992: 16). diberikan kepada setiap umat manusia, tetapi hanya
kepada orang-orang suci tertentu yang terpilih
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai rasul (utusan) dan nabi. Garis sejarah para
1. Pemikiran Nurcholish Madjid Dalam Nilai rasul dan nabi sepanjan zaman merentang dari nabi
Dasar Perjuangan HMI Adam kepada Nuh kepada Ibrahim kepada Musa
357
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

kepada Isa, putra Mariam, memuncak dalam diri harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan antara
Muhammad SAW nabi dan rasul terakhir sepanjang kehidupan individual dan kehidupan komunal, tidak
masa. (NDP.HMI, 1971 : 7). membedakan antara perorangan dan sebagai
Dengan demikian, dari pemikiran Cak Nur anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta
yang tertuang dalam NDP di atas dapat dikatakan, kegiatan-kegiatan untuk dirinya adalah juga sekaligus
bahwa kehidupan yang baik adalah yang untuk sesama umat manusia.
disemangati oleh iman dan ilmu. Bidang iman dan 3. Tentang Masalah Kemerdekaan Manusia
pencabangannya menjadi wewenang wahyu, Mengenai masalah kemerdekaan, dikatakan
sedangkan ilmu pengetahuan menjadi wewenang bahwa tidak mungkin kejujuran tanpa kemerdekaan.
manusia untuk menguasai dan mengumpulkan Kehidupan memiliki dua sisi, fanâ’ (binasa) dan baqâ’
kehidupan dunia ini. Ilmu itu meliputi tentang alam (abadi). Dalam hal yang pertama, orang harus
dan manusia (sejarah), dan untuk memperoleh ilmu melakukan perbuatan baik dan siap
pengetahuan tentang nilai kebenaran sejauh mempertanggungjawabkan apa yang telah
mungkin, manusia harus melihat alam dan kehidupan dilakukannya, baik sebagai pribadi maupun sebagai
ini sebagaimana adanya tanpa melekatkan anggota masyarakat. (NDP HMI, 1971 : 13).
kepadanya kualitas-kualitas yang bersifat Ketuhanan. Dalam segi yang kedua, orang tak
Sebab, seperti diungkapkan sebelumnya, alam berkesempatan lagi untuk melakukan perbuatan baik,
diciptakan dengan wujud yang nyata dan objektif hanyalah menunggu peradilan Tuhan sendiri sebagai
sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai Tuhan pribadi. Pendek kata, manusia dilahirkan seorang
dan Tuhan pun tidak sama dengan alam. Sikap yang diri, menjadi anggota masyarakatnya, dan sesudah
mempertuhankan dan mensakralkan haruslah mati ia seorang diri pula berhadapan dengan
ditujukan kepada Tuhan semata; Tuhan yang Maha Tuhannya. Oleh karena itu, kepribadian manusia
Esa. Landasan berpikir seperti ini hendaknya dimiliki merupakan kenyataan dasar perikemanusiaan, yang
oleh setiap kader HMI. di atasnyalah nilai-nilai kemanusiaan berpangkal.
2. Tentang Masalah Kemanusiaan Sebagai pribadi, manusia harus memikul tanggung
Sebagai khalifah Tuhan di muka bumi, jawab atas perbuatannya; maka dari itu
manusia akan cenderung kepada kebenaran. kemerdekaan pribadi adalah hak utama dan asasi
(NDP.HMI,1971 : 11). Hati nuraninya merupakan bagi manusia. Sebagai makhluk sosial, di lain pihak,
pemancar bagi keinginannya untuk melakukan maka harus mempergunakan kemerdekaannya itu
kebenaran. Fitrahnya itu jugalah yang menyebabkan tanpa merugikan manusia lain. (NDP HMI, 1971 : 13-
manusia berbeda dari makhluk-makhluk yang lain. 14).
Menuruti perintah-perintah hati nuraninya itu,
menyebabkan manusia hidup sesuai dengan 2. Langkah Yang dilakukan HMI Cabang
fitrahnya dan oleh karenanya ia menjadi benar Palembang dalam Mengimplementasikan
dengan sendirinya. Manusia yang benar ialah NDP pada HMI Palembang
mereka yang menangkap makna hidup dengan NDP bagi kader HMI cabang Palembang
mengerjakan amal saleh atau perbuatan-perbuatan khususnya dipandang dari empat aspek; pertama,
yang berkebaikan. Dengan demikian, kebahagiaan sebagai substansi spirit ajaran Islam Khas HMI.
akan dapat ditemukan di dalam langkah maju yang Kedua, sebagai komposisi dan formulasi ideal dan
dilaksanakan dengan perbuatan-perbuatan baik. utuh dari makna iman, ilmu dan amal. Karena itu
Berangkat dari pemikiran di atas, dapat dikatakan NDP dapat dipahami sebagai sarana pokok dan
bahwa Cak Nur sebenarnya menginginkan kader HMI utama untuk mewujudkan kemanusiaan dan
mencapai tingkatan manusia sejati (insan kamil), kemasyarakatan universal. Ketiga, sebagai paham
yang mana kegiatan mental dan fisiknya merupakan sekaligus keyakinan berpikir HMI yang dapat menjadi
suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja rohani landasan dan energi utama bagi kader HMI dalam
bukanlah dua kenyataan yang terpisah. Malahan dia mewujudkan misinya. Keempat, NDP sebagai
tidak mengenal perbedaan antara kerja dan landasan etis dan normatif setiap kader HMI untuk
kesenangan, kerja baginya adalah kesenggangan mencapai tujuannya. (Hambali Yusuf, Wawancara, 7
dan kesenangan ada dalam dan melalui kerja. Dia April 2017).
berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya sendiri, Setiap kader HMI cabang Palembang harus
menyatakan ke luar corak perorangannya dan memiliki kesiapan mental untuk mendalami NDP
mengembangkan kepribadian dan wataknya secara secara Netral, obyektif, dinamis, istiqamah, dan
358
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

komitmen dalam kebenaran. Obyektif adalah sudah ada adalah mutlak benar. (Budi Riyoko,
keyakinan mengenai kebenarannya. Sikap obyektif Wawancara, 28 April 2017).
akan nampak pada keyakinan, kebenaran dan sikap Kader HMI cabang Palembang hendaklah
subyektif itu. Karena suatu kepastian bahwa memiliki kemampuan menguasai nilai-nilai dalam
obyektifitas itu subyektif. Obyektifitas bukan lawan NDP, meskipun harus diakui setiap kader berbeda-
subyektivitas melainkan pasangan. Kajian NIK/NDP beda tingkat pemahaman dan pengamalannya,
di dalamnya sangat filosofis, maka dalam semuanya sangat terkait dengan kesempatan dan
mempelajarinya harus dilandasi semangat keseriusan dalam mengikuti pelatihan kader, baik
keterbukaan, kejujuran dan dinamis. Terbuka tidak formal maupun informal. Nilai-nilai keislaman,
saja mau berdialog dengannya tetapi juga mau kemanusiaan, dan keindonesian yang tetuang dalam
melepas dahulu segala cara menyakini Al-Qur’an NDP mestinya menjadi cerminan pribadi pengurus
yang telah dimiliki. Jujur berarti harus mau mengakui dan kader HMI cabang Palembang. (Mgs. Anwar
dan menerima kebenaran apabila potensi Husin Umrie, Wawancara, 25 Mei 2017).
kesadarannya telah dapat menerima dan mengakui. Senada dengan yang diungkapkan Mgs.
Dinamis, di dalam mempelajari NIK/NDP berarti Anwar Husin Umrie, Hambali Yusuf mengatakan;
mencari kebenaran. Dengan demikian menuntut sebagai kader bangsa dan kader umat wajib bagi
proses yang terus menerus karena kebenaran yang semua kader HMI cabang Palembang paham akan
ditemukan itu sebenarnya hanya sementara. nilai-nilai yang terdapat dalam NDP HMI, lalu
Setelah NIK/NDP dipahami oleh seorang menjiwai semua nilai-nilai dasar tersebut dan
kader dan diterima sebagai cara meyakini mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
(berkeyakinan), maka akan ditemukan nilai-nilai. (Hambali Yusuf, Wawancara, 19 Mei 2017).
Bagi HMI, nilai-nilai yang ditemukan dengan
metode NIK (Nilai-Nilai Islam) inilah yang selalu 3. Pengaruh Nurcholish Madjid Terhadap
diperjuangkan sebagai misinya. Sehingga mission Pembinaan Kader HMI Cabang Palembang
HMI akan selalu merujuk kepada Nilai-Nilai Kader ini Nurcholish Madjid atau akrab dipanggil Cak
yang bersumber dari NDP HMI. (Budi Riyoko, Nur, bagi kader HMI cabang Palembang adalah
Wawancara, 21 April 2017). sosok organisator yang menjadi teladan. Di samping
NDP sangat penting, karena HMI bukan itu, ide-ide pembaharuan keagamaannya sangat
organisasi massa, tetapi organisasi kader. Dengan menginspiratif, terutama yang tertuang dalam NDP
demikian, kader wajib memiliki karakter nilai-nilai HMI. (Budi Riyoko, Wawancara, 19 Mei 2017). Hal ini
yang integral. Sehingga nantinya diharapkan apapun menunjukkan bahwa hingga dewasa ini sosok Cak
status dan peran kadernya di arena pengabdian tetap Nur masih eksis di hati para kader HMI cabang
mewarnai aktivitasnya dengan nilai-nilai keislaman, Palembang, sehingga figurnya menjadi teladan, ide-
kemanusiaan dan keindonesiaan. Tegasnya, kualitas idenya menginspiratif dan pemikiran-pemikirannya
kader HMI cabang Palembang terletak pada amal menjadi motor pergerakan.
salehnya via proses perkaderan lewat materi NDP. Kader HMI cabang Palembang dalam
(M. Hasyim Zamzam, Wawancara, 28 April 2017). memperjuangkan nilai kebenaran senantiasa didasari
NDP mengajarkan kepada kader HMI, bahwa oleh NDP HMI, setiap gerakan yang dilakukan
proses mencari kebenaran itu tidak boleh berhenti. bertujuan untuk mengoreksi dan memperbaiki kondisi
Karena kebenaran yang diperoleh manusia masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu,
sesungguhnya adalah kebenaran yang bersifat menurut Budi Riyoko (Wawancara, 20 Nopember
relatif. Kebenaran yang absolut itu hanya ada pada 2011), ukuran kemurnian gerakan yang dilakukan
Tuhan. Oleh sebab itu segala upaya untuk oleh para kader HMI adalah sebagai berikut:
memahami ajaran agama secara argumentatif, harus 1. Memperjuangkan kebenaran dan kepentingan
dihargai. Aliran-aliran keagamaan yang muncul rakyat
dalam Islam, baik yang sesat atau tidak, semuanya 2. Merupakan gerakan moral yang terlepas dari
harus dipahami sebagai bagian dari usaha untuk segala kepentingan
menemukan kebenaran yang hakiki. Oleh sebab itu, 3. Bersifat netral terhadap semua golongan.
tidak sepantasnya atas nama otoritas semu, upaya HMI cabang Palembang dalam
pencarian kebenaran itu dihentikan sama sekali. merealisasikan NDP memposisikan diri sebagai
Kecuali kita memang meyakini kebenaran yang gerakan moral, maka ada beberapa hal yang menjadi
landasan pergerakan. Pertama, Gerakan yang
359
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

dilakukan oleh para kader HMI cabang Palembang banjir. (Hambali Yusuf, Wawancara, 2 Juni 2017). Hal
harus mampu membangkitkan kesadaran ini menunjukkan adanya realisasi dari pemahaman
masyarakat untuk menolak ketidakadilan, dilandasi kader terhadap pentingnya nilai keadilan sosial
oleh idealisme, etika, moralitas dan aspirasi dalam NDP.
masyarakat. Kedua, Harus menjadi kesadaran bagi Kader HMI cabang Palembang sejak tahun
HMI cabang Palembang bahwa aspirasi masyarakat 1966 dan 1970 telah memulai fungsinya sebagai
yang mereka bawa lewat aktivitas demonstrasi kontrol sosial, yaitu mengadakan aksi demonstrasi
hendaklah dilakukan dengan damai. (Hambali Yusuf, anti perjudian, pada saat itu perjudian di kota
Wawancara, 26 Mei 2017). Hal tersebut paling tidak Palembang sudah sangat marak dan meresahkan
telah mencerminkan nilai kemanusiaan, masyarakat, sehingga para kader HMI cabang
kemerdekaan dan keadilan sosial yang diyakini dan Palembang melakukan gerakan anti judi dengan
diaktualisasikan para kader HMI cabang Palembang. menjalin kerjasama dengan berbagai elemen
Salah satu wujud usaha yang dilakukan para organisasi seperti Serikat Mahasiswa Muslim
kader HMI cabang Palembang yang didasari oleh Indonesia (SEMMI), Ikatan Mahasiswa
nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan yang tertuang Muhammadiyah (IMM), Keluarga Mahasiswa Islam
dalam NDP, yaitu mengabdikan diri mereka terhadap (KMI). Dengan gerakan tersebut berhasil
semua permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam meminimalisir perjudian yang begitu menjamur dan
dan masyarakat dalam wilayah Palembang meresahkan masyarakat Palembang. Usaha yang
khususnya dan Sumatera Selatan pada umumnya. telah dilakukan oleh para kader HMI cabang
Bentuk pengabdian tersebut adalah sebagai upaya Palembang mengenai masalah perjudian ini paling
untuk mendampingi umat dan masyarakat mengatasi tidak telah mengindikasikan adanya penerapan nilai
persoalan yang dihadapinya, dalam hal ini para kader individu dan masyarakat serta nilai ketuhanan dan
HMI cabang Palembang telah melakukan fungsinya kemanusian.
sebagai social control. (Tamami Takrori,Wawancara, Pada tahun 1977 HMI cabang Palembang
29 Mei 2017). melakukan aksi penolakan pembangunan gereja di
Masih menurut Takrori, bentuk realisasi atas pemakaman umat Islam yang terletak di Jalan
gerakan kontrol sosial yang dilakukan dapat diketahui Letkol Iskandar 15 Ilir. Gerakan ini diikuti beberapa
dalam tiga hal. Pertama, dalam bentuk intelektual elemen organisasi kemahasiswaan lainnya seperti
HMI. Misalnya usaha pencerdasan umat dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),
masyarakat, rumusan ide dan konsep serta Pemuda Muslim Indonesia (PMI), Pelajar Islam
perbaikan kualitas dan mampu mengatasi persoalan Indonesia (PII) dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
yang dihadapi masyarakat. Kedua, pengorganisasian (IPM). Usaha yang telah dilakukan oleh para kader
umat dan masyarakat. Misalnya usaha untuk HMI ini mencerminkan penerapan nilai keadilan
membangun dan memperbaiki sistem keagamaan, sosial.
sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan budaya umat Pada tahun 1996-1997, ketika perjudian mulai
dalam masyarakat. Ketiga, melakukan nahy al- marak lagi di Palembang, maka HMI cabang
munkar (pencegahan terhadap hal-hal negatif) yang Palembang berada di garda terdepan sebagai
akan merusak tatanan umat dan masyarakat. penentang perjudian saat itu yang sangat marak di
(Tamami Takrori,Wawancara, 29 Mei 2017). Hal ini komplek Ilir Barat, Perintis Kemerdekaan, dan
jika direalisasikan menjadi usaha nyata, paling tidak Sayangan yang merupakan titik-titik sentral lokasi
telah mencerminkan nilai keadilan sosial dan perjudian. HMI cabang Palembang juga membuka
keadilan ekonomi, nilai individu dan masyarakat serta posko pengaduan masyarakat terkait masalah
nilai manusia dan ilmu pengetahuan. perjudian dan kemaksiatan. Hasilnya diperoleh
Dalam menerapkan Nilai-Nilai Dasar beberapa laporan masyarakat terkait dengan hal
Perjuangan HMI, para kader HMI telah melakukan tersebut, dengan demikian teridentifikasi titik-titik
berbagai usaha pergerakan dalam kehidupan sentral perjudian dan prostitusi di Palembang. (Budi
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di Riyoko, Wawancara, 17 Juni 2017). Hal tersebut
antaranya adalah para kader HMI cabang memperlihatkan konsistensi kader HMI cabang
Palembang membantu masyarakat untuk Palembang dalam penerapan nilai-nilai indivu dan
memperoleh keadilan yang dirugikan oleh kebijakan masyarakat agar terciptanya tatanan masyarakat
pemerintah daerah dalam kasus penimbunan rawa yang lebih baik.
yang dilakukan oleh pengusaha mengakibatkan
360
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

Pada tahun 1998 merupakan puncak gerakan sederhana dapat dikatakan pemikiran Cak Nur
mahasiswa dengan didengungkan gerakan reformasi dalam NDP HMI itu merupakan cerminan
yang berhasil mengakhiri masa Orde Baru yang pemikiran keislaman, kemanusiaan dan
ditandai lengsernya Presiden Suharto. HMI cabang keindonesiaan.
Palembang turut berperan aktif dalam gerakan 2. NDP bagi kader HMI Cabang Palembang adalah
menuntut reformasi dengan sikap-sikap mendukup dasar dalam perjuangan hidup, baik dalam
reformasi. Mengawal terus-menerus proses reformasi berorganisasi, bermasyarakat, dan bernegara.
serta penerapannya di Wilayah Sumatera Selatan. Dalam rangka mencapai tingkat implementasi
HMI cabang Palembang senantiasa memantau dan NDP bagi kader, HMI Cabang Palembang
mengawal serta menuntut agar proses pemilihan melaksanakan aktivitas-aktivitas pembinaan
Pemerintah daerah harus bersih dari segala bentuk secara berjenjang dan berkelanjutan. Hal ini
KKN. (Budi Riyoko, Wawancara, 17 Juni 2017). dilakukan agar setiap kader memperoleh
Usaha-usaha yang dilakukan oleh para kader HMI kesempatan mengkaji, memahami, menjiwai dan
cabang Palembang dalam hal menciptakan tata mengimplementasikannya. Adapun aktivitas-
pemerintahan yang baik, serta senantiasa mengawal aktivitas pembinaan tersebut dimulai dari Masa
proses reformasi dalam segala bidang merupakan Perkenalan Calon Anggota (MAPERCA), Latihan
salah satu bentuk pengejawantahan pemahaman Kader I (LK I), LK II, LK III, sampai tingkatan yang
mereka terhadap nilai-nilai individu dan masyarakat paling tinggi, yaitu Training Instruktur NDP.
serta nilai-nilai keadilan sosial. Dalam aktifitas 3. Cak Nur, sebagai figur organisatoris maupun
pergerakannya, para kader HMI cabang Palembang intelektual bagi kader HMI cabang Palembang
senantiasa berkoordinasi dengan lembaga-lembaga memberikan pengaruh yang cukup signifikan.
yang terkait seperti DPRD, aparat kepolisian dll,. Tidak mengherankan bila ia masih tetap
(Hambali Yusuf, Wawancara, 14 Oktober 2011). Hal diidolakan oleh para kader HMI cabang
ini menunjukkan adanya komitmen kader HMI Palembang dengan tidak menafikan tokoh-tokoh
cabang Palembang dalam menerapkan nilai-nilai lainnya, seperti Deliar Noer, Akbar Tanjung dan
individu dan masyarakat. lain-lain. Di samping itu juga, forum-forum kajian
Dengan demikian pemikiran-pemikiran Cak Cak Nur juga banyak mendapat perhatian dari
Nur secara umum mempengaruhi intelektualisme kader-kader HMI cabang Palembang, seperti
kader HMI cabang Palembang, dan khususnya yang kajian tentang pluralisme (kalimat as-sawa’;
telah tertuang di dalam NDP HMI, hal itu nampak dari semua agama itu baik), demokrasi, kesetaraan
berbagai usaha pergerakan yang telah dilakukan gender dan seterusnya. Satu hal lagi yang
oleh para kader HMI cabang Palembang dalam hal menarik dari yang telah disebutkan, bahwa bagi
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. kader yang akan mengikuti Pelatihan Ideo-politik
NDP disyaratkan membaca paling tidak 15 buku
KESIMPULAN karya Cak Nur. Semua itu bisa menjadi indikator-
Dari uraian terdahulu dan sekaligus sebagai jawaban indikator betapa masih berpengaruhnya Nurcholis
terhadap permasalahan yang telah dirumuskan, Madjid baik secara personal maupun intelektual
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: bagi kader HMI cabang Palembang secara
1. NDP HMI secara historis muncul karena umumnya, dan khususnya pemikiran-
kebutuhan terhadap buku saku organisasi. NDP pemikirannya yang tertuang di dalam NDP HMI
ini mencakup tema pokok; NDP HMI secara yang senantiasa dikaji dan diaktualisasikan oleh
historis muncul karena kebutuhan terhadap buku kader HMI cabang Palembang dalam kehidupan
saku organisasi. NDP ini mencakup tema pokok; bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di
pertama, tentang Dasar-Dasar Kepercayaan; antara bukti nyata adanya penerapan NDP HMI
kedua, mengenai Pengertian-Pengertian Dasar oleh kader HMI cabang Palembang yaitu
tentang Kemanusiaan; ketiga, mengenai melaksanakan berbagai gerakan seperti
Universalisme Islam dan Kebebasan Berusaha; demonstrasi anti judi dan prostitusi, menyuarakan
keempat, mengenai Ketuhanan yang Maha Esa aspirasi masyarakat yang dirugikan oleh kebijakan
dan Perikemanusiaan; Kelima, mengenai Individu pemerintah daerah dalam hal penimbunan rawa
dan Masyarakat; keenam, tentang Keadilan Sosial yang mengakibatkan kerugian karena banjir,
dan Keadilan Ekonomi; ketujuh, tentang menentang pembangunan gereja di atas lokasi
Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan. Atau secara pemakaman masyarakat muslim, menuntut
361
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

reformasi pada masa Orde Baru, mengawal (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
proses reformasi dalam segala aspek birokrasi Balai Pustaka
pemerintahan, mengawal pemilukada agar 6. Dokumen PB HMI tetang NDP HMI
terbebas dari segala bentuk KKN. Dari semua 7. Lexy J Moleong. (2010). Metodologi Penelitian
usaha pergerakan yang dilakukan oleh kader HMI Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
cabang Palembang paling tidak telah 8. Miles B. Matthew dan Huberman A. Michael.
mencerminkan nilai-nilai yang terkandung NDP (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
HMI, di antaranya adalah nilai individu dan tentang Metode-metode Baru. terjemahan:
masyarakat, nilai ketuhanan dan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.
perikemanusiaan, serta nilai keadilan sosial. 9. Madjid, Nurcholis. (1990). ”Gagasan dan Latar
Belakang Perumusan NDP HMI”, dalam, HMI
SARAN Menjawab Tantangan Zaman, Gunung Kulabu,
Peneliti perlu untuk memberikan beberapa saran Jakarta.
berkenaan dengan hasil penelitian tersebut. Pertama, 10. Madjid, Nurcholis. (1992). Islam Doktrin dan
dalam membaca sejarah HMI cabang Palembang Peradaban, Sebuah Telaah Kritis Tentang
belum ada buku khusus tentang sejarah dan Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan
pergerakan HMI cabang Palembang, yang ditemukan Kemodernan, Cet I; Paramadina, Jakarta.
di lapangan masih berbentuk dokumen-dokumen 11. Madjid, Nurcholis. (1997). Tradisi Islam, Peran
laporan para pengurus HMI Cabang Palembang dan Fungsinya Dalam Pembangunan di
terdahulu. Untuk untuk itu penulis menyarankan Indonesia, Cet I; Paramadina, Jakarta.
kepada para kader di HMI Cabang Palembang, dan 12. Madjid, Nurcholis. (2002). Masyarakat Religius
khususnya pengurus cabang agar melakukan usaha- Membumikan Nilai-Nilai Islam dalam Kehidupan
usaha untuk menerbitkan buku tentang sejarah dan Masyarakat, Cet II; Paramadina, Jakarta.
pergerakan HMI Cabang Palembang. Hal ini 13. Madjid, Nurcholis. (1998). Islam Kemodrenan
dipandang penulis perlu untuk dilakukan supaya para dan Keindonesiaan, Cet, XI; Mizan, Bandung.
kader mendatang tahu tentang sejarah wadahnya. 14. Madjid, Nurcholis. (1998). Dialog Keterbukaan,
Kedua, Secara umum memang kader di lingkungan Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Politik
HMI kota Palembang mengerti betul tentang NDP Kontemporer, Cet I; Paramadina, Jakarta.
HMI serta menjiwai dan berusaha untuk 15. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan:
mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung di Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
dalamnya dalam kehidupan berorganisasi, Bandung: Alfabeta.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, akan 16. Sitompul, Agus Salim. (1999). “Dokumen
tetapi ada juga yang belum mampu untuk Landasan Perjuangan HMI dalam Lintasan
memperoleh pemahaman yang baik sehingga Sejarah”, dalam, Menuju Masyarakat Cita:
berdampak pada tidak tercerminnya NDP tersebut Refleksi atas Persoalan-Persoalan Kebangsaan,
dalam kpribadiannya sebagai kader HMI. Badko HMI Malirja, tt.
17. Tarigan, Azhari Akmal. (2007). Islam Mazhab
DAFTAR PUSTAKA HMI, Tafsir Tema Besar Nilai Dasar Perjuangan
1. Abdullah, M. Amin. (2006). Islamic Studies di (NDP), Cet; I, GP Press Group, Jakarta.
Perguruan Tinggi: Pendekatan Integratif-
Interkonektif, Cet I; Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
2. Abdurrahman. (1999). Metode Penelitian
Sejarah, Logos, Jakarta
3. Arikunto, Suharsismi. (1993). Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan, Cet IX; Rineka
Cipta, Jakarta.
4. Bakri, Syamsul, Mudhofir dan Mudhofir Abdullah
(2004). Jombang-Kairo, Jombang-Chicago:
Sintesis Pemikiran Gus Dur dan Cak Nur dalam
Pembaruan Islam di Indonesia, Tiga Serangkai,
tt.
5. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
362

You might also like