Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

EVALUASI PENGGUNAAN BAHU JALAN PADA PERKERASAN KAKU


DI KOTA MAKASSAR

Winarno Arifin1, Rani Bastari Alkam2, Rachmatan3


1,2
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan
e-mail1: winarno.arifin@umi.ac.id
e-mail2: rani.bastari@umi.ac.id
3)
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Makassar
Jl. Urip Sumoharjo No. 269, Makassar
e-mail: balitbangdamks@gmail.com

ABSTRACT

In Makassar City, some residents or individuals utilize the roadsides by transitioning its
functions for personal or business purposes by altering its physical form. This study aims to
evaluate the use of the roadsides in rigid pavement in Makassar, namely by identifying points on
the section of rigid Pavement with the misuse of the roadsides based on Indonesian rules of the
road main space. The target to be achieved is to provide recommendations on measures to organize
the roadsides uses for the development of the physical sector and infrastructure. This research was
conducted with a research method based on observation. The results showed that misuse of the
roadside occurred in 77.2% of the total of the rigid pavement sections where there was a shift in the
function of the roadside, 49% for private needs and 51% for commercial purposes. Besides, there
was a physical change, elevated the roadsides with slope exceeding the normal slope (175 cases),
and drainage closure (92 cases) and both (17 cases). For this reason, it is necessary to prevent and
deal with roadside’s misuses by making a social-based regional regulation referring to the laws and
regulations of the central government by actively involving the society in its implementation.
Keywords: roadside, road main space, regulation, rigid pavement, elevation

16
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

1. Pendahuluan Manfaat Jalan pada Perkerasan Kaku di Kota


Permasalahan yang menjadi perhatian Makassar?
khususnya di Kota Makassar adalah c. Apakah langkah penanganan yang sesuai
penyalahgunaan ruang jalan. Terdapat banyak titik untuk pengamanan bahu jalan pada perkerasan
yang menyebar di seluruh kecamatan di Kota kaku di Kota Makassar?
Makassar dimana warga atau oknum tertentu 1.3 Tujuan Penelitian
mendayagunakan bahu jalan untuk keperluan Secara umum, tujuan pelaksanaan penelitian
pribadi ataupun bisnis. ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan bahu
Hal ini bertentangan dengan Permen PU jalan pada perkerasan kaku di Kota Makassar.
Nomor 20 Tahun 2010 Pasal 12 yaitu Bangunan Secara khusus, untuk mencapai tujuan
dan jaringan utilitas pada jaringan jalan di dalam umum tersebut maka dibuat sub tujuan yang
kawasan perkotaan dapat ditempatkan di dalam merupakan rincian tujuan dari penelitian ini yaitu:
ruang manfaat jalan dengan ketentuan: a. yang a. Mengidentifikasi jumlah ruas jalan Perkerasan
berada di atas atau di bawah tanah ditempatkan di kaku di Kota Makassar dengan penggunaan
luar bahu jalan atau trotoar dengan jarak paling bahu jalan yang menyalahi aturan ruang
sedikit 1 (satu) meter dari tepi luar bahu jalan atau manfaat jalan.
trotoar; b. dalam hal tidak terdapat ruang di luar b. Membandingkan kondisi fisik dan fungsi bahu
bahu jalan, trotoar, atau jalur lalu lintas, bangunan jalan terhadap peraturan Ruang Manfaat Jalan
dan jaringan utilitas sebagaimana dimaksud pada pada Perkerasan Kaku di Kota Makassar.
huruf a dapat ditempatkan di sisi terluar ruang c. Menentukan langkah penanganan yang sesuai
milik jalan. Hal ini berarti, fungsi bahu jalan tidak untuk pengamanan bahu jalan pada perkerasan
boleh diselewengkan dengan cara apapun kaku di Kota Makassar.
termasuk dimiliki secara pribadi sebab bahu jalan 1.4 Batasan Penelitian
diperuntukkan bagi keperluan lalu lintas. Mengacu pada tujuan penelitian, maka ruang
Bahu jalan adalah bagian tepi yang lingkup penelitian ini dibatasi pada beberapa hal
dipergunakan sebagai tempat untuk kendaraan berikut:
yang mengalami kerusakan, berhenti, atau a. Bahu jalan yang ditinjau dalam penelitian ini
digunakan oleh kendaraan darurat seperti adalah seluruh bahu jalan pada ruas jalan
ambulans, pemadam kebakaran, polisi yang dengan perkerasan kaku yang tersebar di 14
sedang menuju tempat yang memerlukan bantuan kecamatan di Kota Makassar.
kedaruratan dikala jalan sedang mengalami b. Dalam peninjauan secara lebih mendalam
tingkat macet yang tinggi. Selain itu bahu juga terhadap penyalahgunaan bahu jalan berupa
dipergunakan sebagai tempat menghindar perubahan fisik dan fungsi hanya dilakukan
dari terutama pada jalan yang tidak dipisahkan pada sampel penelitian yaitu pada ruas jalan
dengan media jalan. Oleh karena itu konstuksi yang mewakili untuk setiap kecamatan.
bahu tidak boleh berbeda ketinggian dari badan
jalan. Mempertinggi elevasi bahu jalan tentunya 2. Metode Penelitian
memiliki banyak dampak negatif seperti Secara umum, penelitian ini dilakukan
meniadakan fungsi bahu jalan sebagai ruang untuk dengan metode penelitian berbasis observasi di
keadaan darurat dalam berlalu lintas dan juga lapangan. Komponen utama yang dititikberatkan
menimbulkan permasalahan genangan air pada pada penelitian ini yaitu pengamatan terhadap
saat hujan. kondisi bahu jalan dengan perkerasan kaku di
1.2 Perumusan Masalah Kota Makassar.
a. Berapakah jumlah ruas jalan Perkerasan kaku 2.1 Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian
di Kota Makassar dengan penggunaan bahu Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
jalan yang menyalahi aturan ruang manfaat ruas jalan yang berlokasi di Kota Makassar
jalan? dengan jenis perkerasan kaku yang tersebar di 14
b. Bagaimanakah perbandingan kondisi fisik dan (empat belas) kecamatan.
fungsi bahu jalan terhadap peraturan Ruang Untuk mengetahui jumlah ruas jalan beton
maka dilakukan pendataan pada seluruh ruas jalan

17
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

di Kota Makassar lalu diklasifikasikan evaluasi bahu jalan utamanya yang berkaitan
berdasarkan jenis lapisan permukaannya yaitu dengan kondisi bahu jalan pada perkerasan kaku.
beton, aspal, paving block, kerikil, atau tanah. b) Tahapan Pengumpulan Data I
Berdasarkan hasil pendataan tersebut, Dalam pelaksanaan tahapan ini, dilakukan
dilakukan pemilahan ruas jalan dengan perkerasan penyisiran pada ruas jalan di Kota Makassar
kaku yang menjadi populasi target penelitian. Dari dengan perkerasan kaku. Berdasarkan daftar ruas
kelompok data ini kemudian dilakukan jalan tersebut kemudian dilakukan pendataan ruas
identifikasi berdasarkan kondisi penggunaan bahu jalan dengan penggunaan bahu jalan yang tidak
jalan. Ruas jalan dengan penggunaan bahu jalan memenuhi aturan penggunaan dan pemanfaatan
yang tidak memenuhi aturan ruang manfaat jalan bahu jalan.
kemudian ditentukan sebagai populasi terjangkau c) Tahapan Analisa Data I
dimana sampel akan ditentukan dari kelompok Dari daftar yang ada kemudian dipilah ruas
data tersebut. jalan dengan penyalahgunaan bahu jalan baik dari
Non probability sampling ditentukan sebagai aspek fisik maupun penyalahgunaan fungsi secara
metode sampling dimana anggota populasi tidak privat oleh masyarakat. Selanjutnya dilakukan
memiliki kesempatan yang sama untuk diambil penarikan sampel dari sejumlah titik tersebut yaitu
menjadi anggota sampel (bukan acak). Dari satu titik yang mewakili tiap kecamatan sebagai
berbagai jenis teknik sampel yang tergolong titik-titik representatif yang akan diamati lebih
dalam kategori ini maka dipilih teknik purposive lanjut pada tahapan berikutnya.
sampling. Teknik ini dipilih untuk d) Tahapan Pengumpulan Data II
mengidentifikasi ruas jalan dengan kondisi Selanjutnya dilakukan pengamatan pada
penyalahgunaan bahu jalan tipikal baik dari segi daftar titik representatif tersebut untuk dilakukan
peralihan fisik maupun fungsi bahu jalan tersebut. pengamatan kondisi fisik bahu jalan serta
Berdasarkan populasi dan teknik merumuskan dampak yang ditimbulkan pada
pengambilan sampel di atas maka ditentukan wilayah sekitar. Dalam proses pengamatan ini
sampel penelitian dengan jumlah sebanyak 14 dilakukan pengukuran bebeberapa titik yaitu
(empat belas) ruas jalan yang mewakili tiap elevasi titik terdalam bahu (yang terdekat dengan
kecamatan yang menghasilkan gambaran yang sisi badan jalan), elevasi titik terluar bahu jalan,
representatif terhadap karakteristik populasi. Pada dan lebar bahu jalan.
gambar berikut ditunjukkan populasi dan sampel e) Tahapan Analisa Data II
dalam penelitian. Dilakukan perbandingan antara hasil
pengamatan dengan peraturan ruang manfaat jalan
2.2 Instrumen Penelitian baik aspek fisik maupun fungsi bahu jalan. Untuk
Penyusunan instrumen penelitian didasarkan aspek fisik, pada tahapan ini dibuat gambar
pada variabel dalam penelitian ini yaitu potongan melintang badan jalan dengan
penggunaan bahu jalan pada perkerasan kaku. membandingkan antara kondisi ideal (menurut
Adapun sub variabel penelitian adalah kondisi peraturan ruang manfaat jalan) dengan kondisi
fisik ruas jalan (meliputi lebar jalan, lebar bahu, aktual di lapangan. Sedangkan untuk aspek fungsi,
kemiringan jalan dan bahu jalan) dan fungsi dilakukan pengamatan peralihan fungsi bahu jalan
penggunaan bahu jalan (kondisi ideal dan kodisi akibat penggunaan dan pemanfaatan yang
aktual di lapangan). Tabel pengamatan digunakan menyalahi aturan.
dalam mengidentifikasi kondisi di setiap ruas jalan f) Perumusan Rekomendasi Langkah
yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Selain Pengamanan Bahu Jalan
itu tabel ini juga dirancang untuk mengidentifikasi Perumusan langkah penanganan kondisi
jenis dari setiap ruas jalan. bahu jalan perkerasan kaku yang tidak sesuai
2.3 Tahapan Penelitian dengan aturan serta menentukan langkah preventif
a) Studi Literatur agar tidak terjadi pelanggaran serupa pada ruas-
Dalam kajian literatur penelitian ini ruas jalan lainnya di masa mendatang.
difokuskan pada materi yang berhubungan dengan g) Tahapan Penarikan Kesimpulan

18
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

Kesimpulan yang ditarik direncanakan disebabkan karena sebagian besar ruas jalan
mencakup hasil identifikasi titik-titik dengan yang diamati adalah jalan lingkungan di
penggunaan bahu jalan yang menyalahi aturan wilayah pemukiman warga yang didominasi
ruang manfaat jalan. Hasil perbandingan kondisi oleh jalan paving block termasuk di kawasan
bahu jalan di beberapa titik di Kota Makassar
perumahan yang tersebar di seluruh
dengan peraturan terkait Ruang Manfaat Jalan
kecamatan. Adapun ruas jalan dengan
pada Perkerasan Kaku, serta langkah penanganan
yang sesuai untuk pengamanan bahu jalan sebagai material perkerasan beton berjumlah 346 ruas
rekomendasi untuk pembangunan sektor fisik dan jalan atau 12,6% dari total ruas jalan di Kota
prasarana di Kota Makassar. Makassar. Kelompok ruas jalan inilah yang
3. Hasil dan Pembahasan ditetapkan sebagai populasi target penelitian.
3.1 Identifikasi ruas jalan Perkerasan kaku
dengan Penyalahgunaan Bahu Jalan
Peninjauan lapangan pada seluruh ruas
jalan di 14 kecamatan di Kota Makassar telah
dilakukan berdasarkan data dasar prasarana
jalan Kota Makassar sebagai data sekunder.
Jumlah ruas jalan yang dapat diamati dalam
penelitian ini yaitu 2.753 ruas jalan dengan
jumlah terbesar ada di Kecamatan Gambar 2. Persentase jumlah ruas menurut
Tamalanrea sebanyak 672 ruas jalan material perkerasan jalan
Pada seluruh ruas jalan dengan material
sementara jumlah ruas jalan terkecil ada di
perkerasan beton (perkerasan kaku) selanjutnya
Kecamatan Wajo sebanyak 57 ruas jalan. dilakukan pengamatan mengenai kondisi bahu
Hasil ini sejalan dengan luas wilayah dan jalan berdasarkan peraturan ruang manfaat jalan
aktivitas tata guna lahan di setiap kecamatan. terkait pemanfaatan dan penggunaan bahu jalan.
Berikut ini merupakan distribusi persentase Berikut ini merupakan pembagian jumlah ruas
jumlah ruas jalan di Kota Makassar. jalan dengan bahu jalan yang diamati menyalahi
dan tidak menyalahi peraturan tersebut di setiap
kecamatan di Kota Makassar.
Tabel 1. Penggunaan bahu jalan berdasarkan
peraturan ruang manfaat jalan

Gambar 1. Persentase Jumlah Ruas Jalan di Tiap


Kecamatan di Kota Makassar
Untuk meninjau kondisi bahu jalan pada
perkerasan kaku terlebih dahulu dilakukan
pendataan distribusi jenis material perkerasan
(aspal, beton, paving block, dan kerikil/tanah)
yang digunakan pada setiap ruas jalan
sehingga dapat diketahui jumlah dan lokasi
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
ruas jalan dengan material perkerasan beton. Kecamatan Mariso merupakan satu-satunya
Material perkerasan yang paling dominan kecamatan yang tidak memiliki ruas jalan beton,
digunakan pada ruas jalan di Kota Makassar karena itu Kecamatan ini tidak termasuk dalam
adalah paving block 45,3%, aspal 41,8%, populasi target penelitian. Sementara itu, jika
beton 12,6%, dan kerikil/tanah 0,4%. Hal ini dilakukan pengamatan lebih seksama terhadap

19
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

kondisi penggunaan bahu jalan di setiap untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan
kecamatan, terlihat bahwa penggunaan bahu jalan yang menghubungkan secara menerus kawasan
yang tidak mematuhi peraturan tersebar hampir di yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder
setiap kecamatan. Di antara 13 kecamatan yang kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder
termasuk dalam populasi target penelitian, hanya ketiga, dan seterusnya sampai ke persil. Hal ini
kecamatan Mamajang yang dipantau tanpa sejalan dengan lokasi penelitian yang berada
penyalahgunaan bahu jalan. Hal ini berkaitan dalam zona internal kawasan perkotaan.
dengan jumlah ruas jalan beton di kecamatan Ditinjau dari fungsi jalan yaitu berdasarkan sifat
tersebut hanya satu ruas jalan yaitu di Jl. Tanjung dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan
Alang yang dipantau tanpa penyalahgunaan bahu jalan, ruas jalan dengan penyalahgunaan bahu
jalan di sepanjang ruas jalan tersebut. jalan, yang merupakan populasi terjangkau dalam
Data pada tabel 1 selanjutnya di plot diagram penelitian ini, tersebar pada fungsi jalan yang
yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan, bervariasi baik jalan kolektor, lokal, dan
penyalahgunaan bahu jalan merupakan kondisi lingkungan sebagai berikut.
mayoritas yang terjadi pada 77,2% ruas jalan
perkerasan kaku di Kota Makassar. Seluruh ruas
jalan yang menyalahi aturan ini dikategorikan
sebagai populasi terjangkau penelitian yang
tersebar pada 12 kecamatan di Kota Makassar.

Gambar 5. Penyalahgunaan bahu jalan menurut


fungsi jalan
Berdasarkan gambar 5. sebanyak 44.2% ruas
jalan yang menyalahi aturan bahu jalan adalah
jalan lingkungan. Hasil ini mengindikasikan
bahwa pelanggaran penggunaan dan pemanfaatan
Gambar 3. Penggunaan bahu jalan pada ruas
bahu jalan mayoritas terjadi pada hirarki jalan
jalan dengan perkerasan kaku
yang paling mudah diakses oleh warga yaitu di
Berdasarkan data ruas jalan dengan
sekitar wilayah hunian dimana fungsi dari jalan
penggunaan bahu jalan yang menyalahi aturan,
lingkungan untuk melayani perjalanan jarak dekat,
selanjutnya dilakukan pemilahan jenis jalan
dan kecepatan rata-rata rendah. Kasus yang
tersebut berdasarkan sistem jaringan jalan yang
banyak ditemukan adalah warga meninggikan
diklasifikasikan dalam sistem jaringan jalan
elevasi bahu jalan sebagai akses masuk ke garasi
primer dan sekunder menurut rencana tata ruang
ataupun halaman rumah masing-masing.
wilayah dan keterhubungan antarkawasan
Jika dilakukan pengelompokan terhadap
dan/atau dalam kawasan perkotaan.
kelompok ruas jalan yang menyalahi aturan
penggunaan bahu jalan berdasarkan status jalan,
maka diperoleh penyebaran jumlah dan persentase
ruas jalan sebagai berikut.

Gambar 4. Penyalahgunaan bahu jalan menurut


sistem jaringan jalan
Sebagian besar ruas jalan dengan
penyalahgunaan bahu jalan merupakan sistem
jaringan jalan sekunder yang perancangannya Gambar 6. Penyalahgunaan bahu jalan
disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah menurut status jalan
kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa

20
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

Ditinjau dari statusnya, 58.1% kasus


pelanggaran bahu jalan berada pada jalan kota dan
41,9% lainnya pada jalan kelurahan. Sementara
untuk jalan nasional dan jalan provinsi tidak
satupun yang menjadi bagian dari populasi
terjangkau dalam penelitian ini karena hampir
seluruh jalan nasional dan jalan provinsi memiliki
jenis perkerasan lentur. Hasil ini juga dapat
dimaknai bahwa seluruh permasalahan Gambar 8. Penyalahgunaan bahu jalan
penyalahgunaan bahu jalan berada pada domain menurut penggunaan jalan
pengawasan pemerintah Kota Makassar baik Berdasarkan kelas jalan, 82,3% ruas jalan
untuk jalan kota maupun kelurahan. yang menyalahi bahu jalan adalah jalan kelas III
Dalam pengaturan kelas jalan berdasarkan yaitu yaitu jalan yang dapat dilalui kendaraan
spesifikasi penyediaan prasarana jalan dilakukan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi
peninjauan terhadap pengendalian jalan masuk, 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
persimpangan sebidang, jumlah dan lebar lajur, 9.000 milimeter, ukuran paling tinggi 3.500
ketersediaan median, serta pagar. Berdasarkan milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton.
kriteria klasifikasi ini diperoleh data sebagai Sisanya sebesar 17,7% adalah jalan kelas II yaitu
berikut. jalan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500
milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter,
dan muatan sumbu terberat 8 ton;
Identifikasi jenis jalan di tiap kecamatan
dengan segmen permasalahan bahu jalan sangat
diperlukan dalam mengidentifikasi karakteristik
ruas jalan dan menentukan langkah penanganan
yang tepat dalam mengatasi permasalahan
Gambar 7. Penyalahgunaan bahu jalan tersebut. Selain itu, pendataan lokasi ruas jalan
menurut spesifikasi penyediaan prasarana jalan juga diperlukan sebagai langkah awal dalam
Pengelompokan ruas jalan berdasarkan merumuskan faktor yang menyebabkan timbulnya
spesifikasi penyediaan prasarana jalan permasalahan bahu jalan.
menunjukkan bahwa 55,8% ruas jalan beton yang 3.2 Penyalahgunaan Fungsi dan Fisik Bahu
menyalahi aturan adalah jalan sedang dengan Jalan
karakteritik lalu lintas jarak sedang dengan Observasi telah dilakukan pada seluruh ruas
pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling jalan dengan perkerasan kaku di Kota Makassar
sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan untuk mengevaluasi penggunaan bahu jalan baik
lebar jalur paling sedikit 7 (tujuh) meter. dari kondisi fisik maupun peruntukannya sebagai
Pembagian kelas jalan juga dapat ditinjau upaya pengamanan fungsi jalan dalam menjamin
berdasarkan penggunaan jalan dan kelancaran lalu kelancaran dan keselamatan pengguna jalan.
lintas yang diatur sesuai dengan ketentuan Karena itu data dikumpulkan dari setiap ruas jalan
peraturan perundang-undangan di bidang lalu yang termasuk dalam populasi terjangkau
lintas dan angkutan jalan. Berdasarkan peraturan penelitian ini yaitu apakah terdapat
tersebut, kelompok ruas jalan dengan penggunaan penyalahgunaan fungsi pada bahu jalan dan
bahu jalan yang menyalahi aturan dapat apakah terdapat perubahan fisik bahu jalan
diklasifikasikan dalam kelompok kelas jalan sebagai dampak dari penyalahgunaan tersebut.
berikut ini. Fungsi penggunaan bahu jalan adalah
sebagai ruang yang digunakan bagi arus lalu lintas
pada keadaan darurat atau diperuntukkan bagi
kendaraan yang berhenti darurat. Artinya, bahu
jalan tidak dapat digunakan untuk peruntukan

21
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

lainnya kecuali untuk keperluan lalu lintas dalam Peralihan fungsi lainnya adalah bahu jalan
keadaan darurat. Terlebih lagi, setiap orang digunakan untuk keperluan komersial misalnya
dilarang memanfaatkan ruang manfaat jalan dijadikan sebagai akses masuk sekaligus lahan
termasuk bahu jalan yang dapat mengakibatkan parkir pengunjung ruko, kios, toko dan berbagai
terganggunya fungsi jalan yaitu berkurangnya bentuk tempat jualan lain. Bahkan ditemukan di
kapasitas jalan dan kecepatan lalu lintas antara lain beberapa titik, bahu jalan dijadikan sebagai tempat
menumpuk barang/benda/material di bahu jalan, mendirikan tenda berjualan sehingga lokasi
berjualan di badan jalan, parkir, dan berhenti penjual tepat berada di sisi badan jalan. Hal ini
untuk keperluan lain selain kendaraan dalam tentu menjadi hambatan samping yang tinggi bagi
keadaan darurat. pengguna jalan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada seluruh
ruas jalan dengan perkerasan beton di Kota
Makassar, terdapat 77,2% ruas jalan dengan
penyalahgunaan bahu jalan. Dari kelompok ruas
jalan tersebut dilakukan pengelompokan
berdasarkan kategori peralihan fungsi bahu jalan
sesuai dengan kondisi aktual di lokasi pengamatan
seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2. Peralihan fungsi bahu jalan Gambar 9. Persentase Peralihan Fungsi
No. Peralihan Fungsi Jumlah % Bahu Jalan
Ruas Penyalahgunaan fungsi bahu jalan
1. Keperluan Privat 132 51 menimbulkan dampak perubahan kondisi fisik
(Akses Masuk bahu jalan yang tentunya semakin memperparah
rumah, Tumpukan dampak penyalahgunaan bahu jalan terhadap
Material di Bahu
kelancaran lalu lintas dan pengurangan kapasitas
Jalan, On Street
Parking)
jalan. Berikut beberapa kategori perubahan fisik
2. Keperluan 135 49 bahu jalan akibat penggunaan dan pemanfaatan
Komersial/ yang menyalahi peraturan terkait.
Berjualan Tabel 3. Perubahan fisik bahu jalan
Total 167 100 No. Perubahan Fisik Bahu Jumlah
Berdasarkan Tabel 2. peralihan fungsi bahu Jalan Ruas
1. Penutupan drainase 92
jalan sangat beragam dimana secara garis besar
2. Peninggian elevasi bahu 175
bahu jalan disalahgunakan untuk keperluan privat jalan
seperti untuk on street parking dimana pemilik 3. Keduanya 17
rumah di sekitar ruas jalan tersebut menjadikan Total 284
bahu jalan sebagai lahan parkir untuk kendaraan Tabel 3. menunjukkan bahwa dua bentuk
pribadinya karena kurangnya atau bahkan tidak perubahan yang paling banyak ditemukan
tersedianya areal untuk off street parking seperti terhadap bahu jalan adalah penutupan drainase
garasi rumah akibat keterbatasan lahan oleh dan peninggian elevasi bahu jalan. Kedua
pemilik. Secara privat bahu jalan juga sering perubahan ini dapat memberikan dampak yang
digunakan sebagai akses masuk ke rumah warga sangat besar bagi ruang lalu lintas. Dengan
dengan melakukan perubahan fisik pada bahu penutupan drainase, maka air hujan mengalir ke
jalan untuk memudahkan memasuki halaman permukaan jalan dan semakin diperparah jika
ataupun garasi rumah. Kasus seperti ini banyak terjadi peninggian elevasi bahu jalan karena sifat
ditemukan di kawasan pemukiman. air yang mengalir ke elevasi yang lebih rendah
Tumpukan material ataupun sampah banyak sehingga akan menimbulkan genangan air bahkan
ditemukan di sepanjang bahu jalan. Meskipun menjadi potensi banjir di badan jalan.
sifatnya yang sementara, namun keberadaan
tumpukan tersebut dapat meniadakan fungsi bahu
jalan hingga menimbulkan gangguan lalu lintas.

22
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

Untuk aspek fisik, pada tahapan ini dilakukan


analisis melalui gambar potongan melintang
badan jalan dengan membandingkan antara
kondisi ideal (menurut peraturan ruang manfaat
jalan) dengan kondisi aktual di lapangan
berdasarkan data ketinggian hasil pengukuran.
Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh
informasi yang terukur terkait perubahan fisik
bahu jalan. Standar kondisi ideal diperoleh dari
Gambar 10. Perubahan fisik bahu jalan peraturan dimensi bagian jalan berdasarkan fungsi
Sesuai dengan rencana penelitian, setelah dan kelas jalan. Dalam pengukuran ini ada 4 sub
diperoleh kelompok ruas jalan yang diidentifikasi variabel yang diamati yaitu lebar jalan (m), lebar
memiliki pelanggaran terhadap aturan terkait bahu jalan (m), elevasi terdalam bahu jalan (m)
penggunaan dan pemanfaatan bahu jalan, dan elevasi terluar bahu jalan (m). Sub variabel
selanjutnya dipilih beberapa ruas jalan sebagai kemiringan bahu jalan diperoleh dari perhitungan
sampel penelitian untuk dilakukan analisis lebih dengan rumus kemiringan yaitu perbedaan elevasi
lanjut baik untuk aspek fisik maupun fungsi dibagi dengan lebar bahu jalan (%). Adapun hasil
penggunaan bahu jalan. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan terhadap setiap
pengamatan, dari 14 kecamatan yang termasuk jenis jalan tersebut adalah sebagai berikut.
dalam populasi target, terdapat 2 kecamatan tanpa Tabel 5. Dimensi Bahu Jalan pada Sampel
penyalahgunaan bahu jalan pada perkerasan kaku Penelitian
yaitu Kecamatan Mariso dan Kecamatan
Mamajang. Karena itu, pemilihan sampel hanya
dilakukan pada 12 kecamatan lainnya. Adapun
metode pemilihan sampel pada setiap kecamatan
adalah dengan memilih ruas jalan dengan tingkat
pelanggaran yang dinilai menonjol jika
dibandingkan dengan pelanggaran pada ruas jalan
lainnya.
Tabel 4. Sampel Penelitian menurut
Kecamatan

Berdasarkan data pada Tabel 5, pada seluruh


sampel penelitian terjadi peningkatan elevasi bahu
jalan dari elevasi terdalam atau terdekat dari badan
jalan ke elevasi terluar bahu jalan (terjauh dari
badan jalan) ditandai dengan nilai kemiringan
bahu jalan bernilai negatif (adanya tanjakan pada
bahu jalan). Nilai kemiringan bahu jalan paling
ekstrem adalah pada Jl Ade Irma Nasution di
Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo.
Jika dibandingkan terhadap kondisi ideal
kemiringan melintang bahu jalan tanpa dan
dengan trotoar berada pada interval 3-5%. Dengan
nilai kemiringan bertanda positif berarti bahu jalan
mengalami penurunan dari badan jalan ke arah
saluran drainase meskipun tidak ekstem

23
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

mengingat nilai kemiringan yang kecil. c. Meskipun peraturan terkait penggunaan dan
Perancangan tersebut dimaksudkan untuk pemanfaatan bahu jalan di tingkat nasional
keperluan pengaliran air hujan ke saluran drainse. telah dibuat dengan detail dan tegas, namun
Namun yang banyak ditemukan di bahu jalan pengawasan akan implementasinya hingga
dengan perkerasan kaku adalah kondisi sebaliknya ke wilayah administratif terkecil (RT/RW)
yang memperbesar potensi terjadinya genangan masih belum optimal. Pada pasal 63
air bahkan banjir di permukaan jalan. Selain Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004
mengganggu kelancaran lalu lintas, genangan air tentang Jalan ayat 1 diatur bahwa setiap
lambat laun akan mengurangi kemantapan lapisan orang yang dengan sengaja melakukan
permukaan jalan hingga mengarah ke kerusakan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya
permanen. fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan,
3.3 Langkah Pengamanan Bahu Jalan dipidana dengan pidana penjara paling lama
perkerasan kaku di Kota Makassar 18 (delapan belas) bulan atau denda paling
Sebelum merumuskan solusi yang tepat banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar
untuk menangani permasalahan dalam lima ratus juta rupiah). Sanksi denda ini
penggunaan bahu jalan, terlebih dahulu tentunya dapat menjadi upaya preventif agar
dirumuskan faktor pemicu timbulnya kasus masyarakat untuk tidak melakukan
penyalahgunaan bahu jalan ini yaitu sebagai penyalahgunaan bahu jalan dan dapat
berikut: menimbulkan efek jera jika diterapkan bagi
a. Peraturan terkait pemanfaatan dan yang melanggar sesuai peraturan hukum.
penggunaan bahu jalan belum Dari analisis terdapat faktor yang disinyalir
diimplementasikan secara konsisten dalam memicu terjadinya pelanggaran bahu jalan,
pelaksanaan pembangunan jalan baru berikut ini dirumuskan beberapa langkah
maupun peningkatan/ perbaikan jalan di pengamanan bahu jalan sebagai berikut:
Kota Makassar. Hal ini terlihat di beberapa a. Upaya penanganan kasus penyalahgunan
ruas jalan dimana dimensi minimal baik bahu jalan dapat ditinjau berdasarkan betuk
lebar dan kemiringan badan jalan maupun pelanggaran yang dilakukan. Beberapa
bagian-bagian pelengkap jalan termasuk bentuk peralihan fungsi bahu jalan adalah
bahu jalan tidak terpenuhi. Ruang jalan yang tidakan yang bersifat sementara dan
lebih sempit dari yang dipersyaratkan insidentil seperti parkir badan jalan dan bahu
memicu timbulnya pemanfaatan bagian jalan jalan sebagai tempat tumpukan
yang dapat menimbulkan gangguan material/sampah. Karena itu untuk
kelancaran lalu lintas. penangannya masih dapat dilakukan
b. Pengetahuan masyarakat yang minim akan penertiban dengan sosialisasi peraturan dan
hirarki dan bagian-bagian jalan utamanya pengawasan pada tahapan implementasi
pada ruas jalan lingkungan dimana hasil hingga ke tingkat RT/RW. Sementara untuk
analisis data menunjukkan terdapat 44.2% penanganan kasus perubahan fisik bahu jalan
pelanggaran bahu jalan terjadi di jalan khususnya pada beberapa titik yang sudah
lingkungan. Meskipun jalan lingkungan berdampak besar bagi kelancaran lalu lintas
hanya berfungsi melayani angkutan perlu dilakukan pembongkaran ataupun
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak langkah penyesuaian seperti membuat
dekat, dan kecepatan rata-rata rendah namun lubang akses masuknya air pada saluran
jalan lingkungan secara hirarki tetap drainase ataupun membuat pintu/bak kontrol
merupakan jalan umum. Peralihan fungsi setiap jarak beberapa meter untuk
bahu jalan untuk keperluan privat ataupun memudahkan pemeliharaan drainase.
komersial mencerminkan masyarakat kurang b. Upaya preventif untuk mecegah terjadinya
memahami fungsi dan hirarki jalan. Hal ini penyalahgunaan bahu jalan adalah dengan
karena tidak optimalnya sosialisasi akan dibuatnya peraturan daerah yang merujuk
peraturan terkait kepada masyarakat. pada peraturan perundang-undangan dan
peraturan pemerintah pusat terkait

24
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

penggunaan dan pamanfaatan bahu jalan di implementasi peraturan yang kurang optimal
wilayah administratif Kota Makassar sebagai dalam tahapan sosialisasi, pengawasan, dan
aturan yang tegas mengenai larangan penindakan tegas terhadap pelanggaran. Oleh
penyalahgunaan bahu jalan baik dalam karena itu, diperlukan regulasi yang lahir dari
peralihan fungsi maupun perubahan fisik kondisi riil masyarakat dan melibatkan
bahu jalan. Peraturan yang dibuat tentunya masyarakat secara aktif dalam penerapannya.
dilengkapi dengan model pengawasan yang Peraturan daerah yang bersifat partisipatif ini tetap
tepat dalam implementasi serta adanya digarap dari peraturan perundang-undangan
sanksi/denda yang tegas bagi masyarakat terkait bahu jalan dan ruang manfaat jalan dengan
yang melanggar. Misalnya pada saat penyesuaian kondisi masyarakat lokal.
pengurusan surat izin mendirikan bangunan c. Rekomendasi Langkah Pengamanan Bahu
(IMB) sudah disosialisasikan peraturan yang Jalan
melarang masyarakat menggunakan bahu Berdasarkan rumusan solusi penanganan
jalan untuk keperluan pribadi. Selain itu bahu jalan baik untuk langkah preventif maupun
mayarakat yang hendak melakukan langkah penanganan, berimplikasi pada
penutupan drainase harus mengajukan izin diperlukannya upaya kolaboratif oleh lembaga
terlebih dahulu ke Dinas Pekerjaan Umum terkait (kepala daerah, DPRD, dinas terkait,
dan Perumahan (DPUP) untuk dapat akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan
dilakukan pengarahan mengenai aturan representasi masyarakat lainnya) untuk
dalam penutupan drainase. Selain itu, merumuskan peraturan daerah berbasis sosial
penataan wilayah kota dapat dimulai dari yang menampung kondisi khusus daerah Kota
penanaman pohon atau pembuatan ruang Makassar dengan meminimalisir dampak yang
biopori di tepi jalan sebagai metode resapan ditimbulkan dari pelanggaran bahu jalan seperti
air untuk mengatasi genangan air di ruang gangguan pada kondisi lalu lintas dan dampak
jalan. lingkungan. Peraturan ini harus dikoordinasikan
3.4 Implikasi Hasil Penelitian pada seluruh lembaga terkait agar
Temuan dari penelitian ini menciptakan implementasinya dapat terintegrasi dengan
beberapa konsekuensi terhadap aspek terkait peraturan lain.
sebagai berikut.
a. Hasil Identifikasi Penyalahgunaan Bahu 4. KESIMPULAN DAN
Jalan REKOMENDASI
Dari hasil ini diperoleh matriks dan 4.1 Kesimpulan
pemetaan pelanggaran bahu jalan pada zona 1) Jumlah ruas jalan perkerasan kaku di Kota
tertentu baik berbasis wilayah administratif Makassar dengan penggunaan bahu jalan
kecamatan maupun hirarki jalan sesuai dengan yang menyalahi aturan ruang manfaat jalan
detail data hasil observasi. Pemetaan ini dapat adalah 267 ruas jalan atau 77.2% dari total
menjadi dasar dalam tahapan evaluasi oleh pihak ruas jalan perkerasan kaku dengan jumlah
terkait untuk merumuskan tindakan penanganan kasus penyalahgunaan terbanyak yaitu di
dan pencegahan terjadinya pelanggaran serta Kecamatan Tamalanrea sebanyak 73 kasus,
dapat diintegrasikan dalam perancangan dan Kecamatan Panakukang 44 kasus dan
pemeliharaan ruas jalan di lingkup Kota Rappocini 35 kasus.
Makassar. 2) Perbandingan kondisi fisik dan fungsi bahu
b. Perbandingan kondisi fisik dan fungsi bahu jalan terhadap peraturan Ruang Manfaat Jalan
jalan terhadap peraturan Ruang Manfaat pada Perkerasan Kaku di
Jalan Kota Makassar adalah terdapat peralihan
Temuan adanya peralihan fungsi bahu jalan fungsi bahu jalan yaitu untuk keperluan privat
baik untuk keperluan privat dan untuk keperluan 49% dan untuk keperluan komersial 51% juga
komersial/ bisnis menjadi bukti adanya terjadi perubahan fisik bahu jalan elevasi bahu
ketidakpatuhan masyarakat terhadap regulasi jalan dipertinggi (175 kasus) dengan kemiringan
ruang manfaat jalan. Realita ini berakar pada

25
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

bahu melebihi kemiringan normal dan penutupan 6. REFERENSI


drainase (92 kasus) serta keduanya (17 kasus) Astuti,T.H., Putera,A.I., & Suparsa, P.,I.
3) Langkah pengamanan bahu jalan yaitu (2014). Kajian Ekonomi Konstruksi
dilakukann upaya penanganan dan Perkerasan Lentur dan Konstruksi
pencegahan penyalahgunaan bahu jalan. Perkerasan Kaku (Studi Kasus Jalan
Upaya penanganan kasus pelanggaran dapat Raya PKT.EBL-02 Tohpati –
dilakukan penertiban untuk kasus peralihan Kusamba. Jurnal Spektran. 2 (1), 1-
fungsi jalan ataupun pembongkaran pada 7.
perubahan fisik bahu jalan di beberapa titik Badan Pusat Statistik (2019, March 12).
yang sudah berdampak besar bagi Panjang Jalan Menurut Jenis
kelancaran lalu lintas. Upaya pencegahan Permukaan, 1957-2017 (Km). April
dengan dibuatnya peraturan daerah oleh 4,2019.
pemerintah Kota Makassar merujuk pada https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/03/
peraturan perundang-undangan dan 12/820/panjang-jalan-menurut-
peraturan pemerintah pusat terkait jenis-permukaan-1957-2016-km-
penggunaan dan pamanfaatan bahu jalan di .html
Kota Makassar. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan
4.2 Rekomendasi Lingkungan (2011). Buku Putih
1) Dari hasil penelitian diperoleh daftar ruas Sanitasi Kota Makassar – 2011.
jalan dengan penyalahgunaan bahu jalan April 4, 2019.
baik dari aspek fisik maupun peralihan http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/
fungsi. Pada setiap ruas jalan tersebut dapat ws_file/dokumen_usulan/ssk/SSK_
dilakukan penertiban sebagai upaya 802bf24924560e1d4e3fd8bbe099e8
pengamanan bahu jalan baik upaya c726cab20f.pdf
penanganan maupun upaya preventif. Koestalam, P., & Sutoyo. (2010).
2) Perlu dibuat peraturan daerah merujuk pada Perancangan Tebal Perkerasan Jalan
peraturan perundang-undangan dan Jenis Lentur dan Jenis Kaku.
peraturan pemerintah pusat terkait Jakarta: Penerbit PT. Mediatama
penggunaan dan pamanfaatan bahu jalan di Saptakarya.
Kota Makassar dengan dilengkapi model Menteri Pekerjaan Umum (2010, December
pengawasan yang tepat serta adanya 29). Peraturan Menteri Pekerjaan
sanksi/denda yang tegas bagi masyarakat Umum Nomor: 20/PRT/M/2010
yang melanggar. tentang Pedoman Pemanfaatan dan
3) Peraturan ini harus dikoordinasikan pada Penggunaan Bagian-Bagian Jalan.
seluruh lembaga terkait agar April 4, 2019.
implementasinya dapat terintegrasi dengan http://birohukum.pu.go.id/uploads/
peraturan lain seperti dalam pengurusan Izin DPU/2010/PermenPU20-2010.pdf
Mendirikan Bangunan (IMB) dan izin untuk Pasereang, S.I (2014). Studi Pengaruh
penutupan drainase pada Dinas Pekerjaan Genangan Banjir Jalan terhadap
Umum dan Perumahan (DPUP). Kinerja Campuran Perkerasan
Beraspal di Kota Makassar. October
5. UCAPAN TERIMA KASIH 23, 2014. Tugas Akhir, Universitas
Penulis mengucapkan banyak terima Hasanuddin.
kasih kepada Pemerintah Kota Makassar http://repository.unhas.ac.id/handle/
melalui Badan Penelitian dan Pengembangan 123456789/11537
Daerah yang telah memberikan pembiayaan Presiden Republik Indonesia (2006, October
dalam penelitian yang kami lakukan. 31). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
Tentang Jalan. April 4, 2019.

26
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019

https://pelayanan.jakarta.go.id/down
load/regulasi/peraturan-pemerintah-
nomor-34-tahun-2006-tentang-
jalan.pdf
Ronalyw. (2019, January 8). Rp167 Miliar
untuk Jalan di 13 Kecamatan. Berita
Kota Makassar. April 4, 2019.
http://beritakotamakassar.fajar.co.id/berita/20
19/01/08/rp167-miliar-jalan-13-
kecamatan/

27

You might also like