Professional Documents
Culture Documents
Evaluasi Penggunaan Bahu Jalan Pada Perkerasan Kaku Di Kota Makassar
Evaluasi Penggunaan Bahu Jalan Pada Perkerasan Kaku Di Kota Makassar
ABSTRACT
In Makassar City, some residents or individuals utilize the roadsides by transitioning its
functions for personal or business purposes by altering its physical form. This study aims to
evaluate the use of the roadsides in rigid pavement in Makassar, namely by identifying points on
the section of rigid Pavement with the misuse of the roadsides based on Indonesian rules of the
road main space. The target to be achieved is to provide recommendations on measures to organize
the roadsides uses for the development of the physical sector and infrastructure. This research was
conducted with a research method based on observation. The results showed that misuse of the
roadside occurred in 77.2% of the total of the rigid pavement sections where there was a shift in the
function of the roadside, 49% for private needs and 51% for commercial purposes. Besides, there
was a physical change, elevated the roadsides with slope exceeding the normal slope (175 cases),
and drainage closure (92 cases) and both (17 cases). For this reason, it is necessary to prevent and
deal with roadside’s misuses by making a social-based regional regulation referring to the laws and
regulations of the central government by actively involving the society in its implementation.
Keywords: roadside, road main space, regulation, rigid pavement, elevation
16
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
17
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
di Kota Makassar lalu diklasifikasikan evaluasi bahu jalan utamanya yang berkaitan
berdasarkan jenis lapisan permukaannya yaitu dengan kondisi bahu jalan pada perkerasan kaku.
beton, aspal, paving block, kerikil, atau tanah. b) Tahapan Pengumpulan Data I
Berdasarkan hasil pendataan tersebut, Dalam pelaksanaan tahapan ini, dilakukan
dilakukan pemilahan ruas jalan dengan perkerasan penyisiran pada ruas jalan di Kota Makassar
kaku yang menjadi populasi target penelitian. Dari dengan perkerasan kaku. Berdasarkan daftar ruas
kelompok data ini kemudian dilakukan jalan tersebut kemudian dilakukan pendataan ruas
identifikasi berdasarkan kondisi penggunaan bahu jalan dengan penggunaan bahu jalan yang tidak
jalan. Ruas jalan dengan penggunaan bahu jalan memenuhi aturan penggunaan dan pemanfaatan
yang tidak memenuhi aturan ruang manfaat jalan bahu jalan.
kemudian ditentukan sebagai populasi terjangkau c) Tahapan Analisa Data I
dimana sampel akan ditentukan dari kelompok Dari daftar yang ada kemudian dipilah ruas
data tersebut. jalan dengan penyalahgunaan bahu jalan baik dari
Non probability sampling ditentukan sebagai aspek fisik maupun penyalahgunaan fungsi secara
metode sampling dimana anggota populasi tidak privat oleh masyarakat. Selanjutnya dilakukan
memiliki kesempatan yang sama untuk diambil penarikan sampel dari sejumlah titik tersebut yaitu
menjadi anggota sampel (bukan acak). Dari satu titik yang mewakili tiap kecamatan sebagai
berbagai jenis teknik sampel yang tergolong titik-titik representatif yang akan diamati lebih
dalam kategori ini maka dipilih teknik purposive lanjut pada tahapan berikutnya.
sampling. Teknik ini dipilih untuk d) Tahapan Pengumpulan Data II
mengidentifikasi ruas jalan dengan kondisi Selanjutnya dilakukan pengamatan pada
penyalahgunaan bahu jalan tipikal baik dari segi daftar titik representatif tersebut untuk dilakukan
peralihan fisik maupun fungsi bahu jalan tersebut. pengamatan kondisi fisik bahu jalan serta
Berdasarkan populasi dan teknik merumuskan dampak yang ditimbulkan pada
pengambilan sampel di atas maka ditentukan wilayah sekitar. Dalam proses pengamatan ini
sampel penelitian dengan jumlah sebanyak 14 dilakukan pengukuran bebeberapa titik yaitu
(empat belas) ruas jalan yang mewakili tiap elevasi titik terdalam bahu (yang terdekat dengan
kecamatan yang menghasilkan gambaran yang sisi badan jalan), elevasi titik terluar bahu jalan,
representatif terhadap karakteristik populasi. Pada dan lebar bahu jalan.
gambar berikut ditunjukkan populasi dan sampel e) Tahapan Analisa Data II
dalam penelitian. Dilakukan perbandingan antara hasil
pengamatan dengan peraturan ruang manfaat jalan
2.2 Instrumen Penelitian baik aspek fisik maupun fungsi bahu jalan. Untuk
Penyusunan instrumen penelitian didasarkan aspek fisik, pada tahapan ini dibuat gambar
pada variabel dalam penelitian ini yaitu potongan melintang badan jalan dengan
penggunaan bahu jalan pada perkerasan kaku. membandingkan antara kondisi ideal (menurut
Adapun sub variabel penelitian adalah kondisi peraturan ruang manfaat jalan) dengan kondisi
fisik ruas jalan (meliputi lebar jalan, lebar bahu, aktual di lapangan. Sedangkan untuk aspek fungsi,
kemiringan jalan dan bahu jalan) dan fungsi dilakukan pengamatan peralihan fungsi bahu jalan
penggunaan bahu jalan (kondisi ideal dan kodisi akibat penggunaan dan pemanfaatan yang
aktual di lapangan). Tabel pengamatan digunakan menyalahi aturan.
dalam mengidentifikasi kondisi di setiap ruas jalan f) Perumusan Rekomendasi Langkah
yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Selain Pengamanan Bahu Jalan
itu tabel ini juga dirancang untuk mengidentifikasi Perumusan langkah penanganan kondisi
jenis dari setiap ruas jalan. bahu jalan perkerasan kaku yang tidak sesuai
2.3 Tahapan Penelitian dengan aturan serta menentukan langkah preventif
a) Studi Literatur agar tidak terjadi pelanggaran serupa pada ruas-
Dalam kajian literatur penelitian ini ruas jalan lainnya di masa mendatang.
difokuskan pada materi yang berhubungan dengan g) Tahapan Penarikan Kesimpulan
18
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
Kesimpulan yang ditarik direncanakan disebabkan karena sebagian besar ruas jalan
mencakup hasil identifikasi titik-titik dengan yang diamati adalah jalan lingkungan di
penggunaan bahu jalan yang menyalahi aturan wilayah pemukiman warga yang didominasi
ruang manfaat jalan. Hasil perbandingan kondisi oleh jalan paving block termasuk di kawasan
bahu jalan di beberapa titik di Kota Makassar
perumahan yang tersebar di seluruh
dengan peraturan terkait Ruang Manfaat Jalan
kecamatan. Adapun ruas jalan dengan
pada Perkerasan Kaku, serta langkah penanganan
yang sesuai untuk pengamanan bahu jalan sebagai material perkerasan beton berjumlah 346 ruas
rekomendasi untuk pembangunan sektor fisik dan jalan atau 12,6% dari total ruas jalan di Kota
prasarana di Kota Makassar. Makassar. Kelompok ruas jalan inilah yang
3. Hasil dan Pembahasan ditetapkan sebagai populasi target penelitian.
3.1 Identifikasi ruas jalan Perkerasan kaku
dengan Penyalahgunaan Bahu Jalan
Peninjauan lapangan pada seluruh ruas
jalan di 14 kecamatan di Kota Makassar telah
dilakukan berdasarkan data dasar prasarana
jalan Kota Makassar sebagai data sekunder.
Jumlah ruas jalan yang dapat diamati dalam
penelitian ini yaitu 2.753 ruas jalan dengan
jumlah terbesar ada di Kecamatan Gambar 2. Persentase jumlah ruas menurut
Tamalanrea sebanyak 672 ruas jalan material perkerasan jalan
Pada seluruh ruas jalan dengan material
sementara jumlah ruas jalan terkecil ada di
perkerasan beton (perkerasan kaku) selanjutnya
Kecamatan Wajo sebanyak 57 ruas jalan. dilakukan pengamatan mengenai kondisi bahu
Hasil ini sejalan dengan luas wilayah dan jalan berdasarkan peraturan ruang manfaat jalan
aktivitas tata guna lahan di setiap kecamatan. terkait pemanfaatan dan penggunaan bahu jalan.
Berikut ini merupakan distribusi persentase Berikut ini merupakan pembagian jumlah ruas
jumlah ruas jalan di Kota Makassar. jalan dengan bahu jalan yang diamati menyalahi
dan tidak menyalahi peraturan tersebut di setiap
kecamatan di Kota Makassar.
Tabel 1. Penggunaan bahu jalan berdasarkan
peraturan ruang manfaat jalan
19
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
kondisi penggunaan bahu jalan di setiap untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan
kecamatan, terlihat bahwa penggunaan bahu jalan yang menghubungkan secara menerus kawasan
yang tidak mematuhi peraturan tersebar hampir di yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder
setiap kecamatan. Di antara 13 kecamatan yang kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder
termasuk dalam populasi target penelitian, hanya ketiga, dan seterusnya sampai ke persil. Hal ini
kecamatan Mamajang yang dipantau tanpa sejalan dengan lokasi penelitian yang berada
penyalahgunaan bahu jalan. Hal ini berkaitan dalam zona internal kawasan perkotaan.
dengan jumlah ruas jalan beton di kecamatan Ditinjau dari fungsi jalan yaitu berdasarkan sifat
tersebut hanya satu ruas jalan yaitu di Jl. Tanjung dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan
Alang yang dipantau tanpa penyalahgunaan bahu jalan, ruas jalan dengan penyalahgunaan bahu
jalan di sepanjang ruas jalan tersebut. jalan, yang merupakan populasi terjangkau dalam
Data pada tabel 1 selanjutnya di plot diagram penelitian ini, tersebar pada fungsi jalan yang
yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan, bervariasi baik jalan kolektor, lokal, dan
penyalahgunaan bahu jalan merupakan kondisi lingkungan sebagai berikut.
mayoritas yang terjadi pada 77,2% ruas jalan
perkerasan kaku di Kota Makassar. Seluruh ruas
jalan yang menyalahi aturan ini dikategorikan
sebagai populasi terjangkau penelitian yang
tersebar pada 12 kecamatan di Kota Makassar.
20
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
21
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
lainnya kecuali untuk keperluan lalu lintas dalam Peralihan fungsi lainnya adalah bahu jalan
keadaan darurat. Terlebih lagi, setiap orang digunakan untuk keperluan komersial misalnya
dilarang memanfaatkan ruang manfaat jalan dijadikan sebagai akses masuk sekaligus lahan
termasuk bahu jalan yang dapat mengakibatkan parkir pengunjung ruko, kios, toko dan berbagai
terganggunya fungsi jalan yaitu berkurangnya bentuk tempat jualan lain. Bahkan ditemukan di
kapasitas jalan dan kecepatan lalu lintas antara lain beberapa titik, bahu jalan dijadikan sebagai tempat
menumpuk barang/benda/material di bahu jalan, mendirikan tenda berjualan sehingga lokasi
berjualan di badan jalan, parkir, dan berhenti penjual tepat berada di sisi badan jalan. Hal ini
untuk keperluan lain selain kendaraan dalam tentu menjadi hambatan samping yang tinggi bagi
keadaan darurat. pengguna jalan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada seluruh
ruas jalan dengan perkerasan beton di Kota
Makassar, terdapat 77,2% ruas jalan dengan
penyalahgunaan bahu jalan. Dari kelompok ruas
jalan tersebut dilakukan pengelompokan
berdasarkan kategori peralihan fungsi bahu jalan
sesuai dengan kondisi aktual di lokasi pengamatan
seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2. Peralihan fungsi bahu jalan Gambar 9. Persentase Peralihan Fungsi
No. Peralihan Fungsi Jumlah % Bahu Jalan
Ruas Penyalahgunaan fungsi bahu jalan
1. Keperluan Privat 132 51 menimbulkan dampak perubahan kondisi fisik
(Akses Masuk bahu jalan yang tentunya semakin memperparah
rumah, Tumpukan dampak penyalahgunaan bahu jalan terhadap
Material di Bahu
kelancaran lalu lintas dan pengurangan kapasitas
Jalan, On Street
Parking)
jalan. Berikut beberapa kategori perubahan fisik
2. Keperluan 135 49 bahu jalan akibat penggunaan dan pemanfaatan
Komersial/ yang menyalahi peraturan terkait.
Berjualan Tabel 3. Perubahan fisik bahu jalan
Total 167 100 No. Perubahan Fisik Bahu Jumlah
Berdasarkan Tabel 2. peralihan fungsi bahu Jalan Ruas
1. Penutupan drainase 92
jalan sangat beragam dimana secara garis besar
2. Peninggian elevasi bahu 175
bahu jalan disalahgunakan untuk keperluan privat jalan
seperti untuk on street parking dimana pemilik 3. Keduanya 17
rumah di sekitar ruas jalan tersebut menjadikan Total 284
bahu jalan sebagai lahan parkir untuk kendaraan Tabel 3. menunjukkan bahwa dua bentuk
pribadinya karena kurangnya atau bahkan tidak perubahan yang paling banyak ditemukan
tersedianya areal untuk off street parking seperti terhadap bahu jalan adalah penutupan drainase
garasi rumah akibat keterbatasan lahan oleh dan peninggian elevasi bahu jalan. Kedua
pemilik. Secara privat bahu jalan juga sering perubahan ini dapat memberikan dampak yang
digunakan sebagai akses masuk ke rumah warga sangat besar bagi ruang lalu lintas. Dengan
dengan melakukan perubahan fisik pada bahu penutupan drainase, maka air hujan mengalir ke
jalan untuk memudahkan memasuki halaman permukaan jalan dan semakin diperparah jika
ataupun garasi rumah. Kasus seperti ini banyak terjadi peninggian elevasi bahu jalan karena sifat
ditemukan di kawasan pemukiman. air yang mengalir ke elevasi yang lebih rendah
Tumpukan material ataupun sampah banyak sehingga akan menimbulkan genangan air bahkan
ditemukan di sepanjang bahu jalan. Meskipun menjadi potensi banjir di badan jalan.
sifatnya yang sementara, namun keberadaan
tumpukan tersebut dapat meniadakan fungsi bahu
jalan hingga menimbulkan gangguan lalu lintas.
22
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
23
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
mengingat nilai kemiringan yang kecil. c. Meskipun peraturan terkait penggunaan dan
Perancangan tersebut dimaksudkan untuk pemanfaatan bahu jalan di tingkat nasional
keperluan pengaliran air hujan ke saluran drainse. telah dibuat dengan detail dan tegas, namun
Namun yang banyak ditemukan di bahu jalan pengawasan akan implementasinya hingga
dengan perkerasan kaku adalah kondisi sebaliknya ke wilayah administratif terkecil (RT/RW)
yang memperbesar potensi terjadinya genangan masih belum optimal. Pada pasal 63
air bahkan banjir di permukaan jalan. Selain Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004
mengganggu kelancaran lalu lintas, genangan air tentang Jalan ayat 1 diatur bahwa setiap
lambat laun akan mengurangi kemantapan lapisan orang yang dengan sengaja melakukan
permukaan jalan hingga mengarah ke kerusakan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya
permanen. fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan,
3.3 Langkah Pengamanan Bahu Jalan dipidana dengan pidana penjara paling lama
perkerasan kaku di Kota Makassar 18 (delapan belas) bulan atau denda paling
Sebelum merumuskan solusi yang tepat banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar
untuk menangani permasalahan dalam lima ratus juta rupiah). Sanksi denda ini
penggunaan bahu jalan, terlebih dahulu tentunya dapat menjadi upaya preventif agar
dirumuskan faktor pemicu timbulnya kasus masyarakat untuk tidak melakukan
penyalahgunaan bahu jalan ini yaitu sebagai penyalahgunaan bahu jalan dan dapat
berikut: menimbulkan efek jera jika diterapkan bagi
a. Peraturan terkait pemanfaatan dan yang melanggar sesuai peraturan hukum.
penggunaan bahu jalan belum Dari analisis terdapat faktor yang disinyalir
diimplementasikan secara konsisten dalam memicu terjadinya pelanggaran bahu jalan,
pelaksanaan pembangunan jalan baru berikut ini dirumuskan beberapa langkah
maupun peningkatan/ perbaikan jalan di pengamanan bahu jalan sebagai berikut:
Kota Makassar. Hal ini terlihat di beberapa a. Upaya penanganan kasus penyalahgunan
ruas jalan dimana dimensi minimal baik bahu jalan dapat ditinjau berdasarkan betuk
lebar dan kemiringan badan jalan maupun pelanggaran yang dilakukan. Beberapa
bagian-bagian pelengkap jalan termasuk bentuk peralihan fungsi bahu jalan adalah
bahu jalan tidak terpenuhi. Ruang jalan yang tidakan yang bersifat sementara dan
lebih sempit dari yang dipersyaratkan insidentil seperti parkir badan jalan dan bahu
memicu timbulnya pemanfaatan bagian jalan jalan sebagai tempat tumpukan
yang dapat menimbulkan gangguan material/sampah. Karena itu untuk
kelancaran lalu lintas. penangannya masih dapat dilakukan
b. Pengetahuan masyarakat yang minim akan penertiban dengan sosialisasi peraturan dan
hirarki dan bagian-bagian jalan utamanya pengawasan pada tahapan implementasi
pada ruas jalan lingkungan dimana hasil hingga ke tingkat RT/RW. Sementara untuk
analisis data menunjukkan terdapat 44.2% penanganan kasus perubahan fisik bahu jalan
pelanggaran bahu jalan terjadi di jalan khususnya pada beberapa titik yang sudah
lingkungan. Meskipun jalan lingkungan berdampak besar bagi kelancaran lalu lintas
hanya berfungsi melayani angkutan perlu dilakukan pembongkaran ataupun
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak langkah penyesuaian seperti membuat
dekat, dan kecepatan rata-rata rendah namun lubang akses masuknya air pada saluran
jalan lingkungan secara hirarki tetap drainase ataupun membuat pintu/bak kontrol
merupakan jalan umum. Peralihan fungsi setiap jarak beberapa meter untuk
bahu jalan untuk keperluan privat ataupun memudahkan pemeliharaan drainase.
komersial mencerminkan masyarakat kurang b. Upaya preventif untuk mecegah terjadinya
memahami fungsi dan hirarki jalan. Hal ini penyalahgunaan bahu jalan adalah dengan
karena tidak optimalnya sosialisasi akan dibuatnya peraturan daerah yang merujuk
peraturan terkait kepada masyarakat. pada peraturan perundang-undangan dan
peraturan pemerintah pusat terkait
24
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
penggunaan dan pamanfaatan bahu jalan di implementasi peraturan yang kurang optimal
wilayah administratif Kota Makassar sebagai dalam tahapan sosialisasi, pengawasan, dan
aturan yang tegas mengenai larangan penindakan tegas terhadap pelanggaran. Oleh
penyalahgunaan bahu jalan baik dalam karena itu, diperlukan regulasi yang lahir dari
peralihan fungsi maupun perubahan fisik kondisi riil masyarakat dan melibatkan
bahu jalan. Peraturan yang dibuat tentunya masyarakat secara aktif dalam penerapannya.
dilengkapi dengan model pengawasan yang Peraturan daerah yang bersifat partisipatif ini tetap
tepat dalam implementasi serta adanya digarap dari peraturan perundang-undangan
sanksi/denda yang tegas bagi masyarakat terkait bahu jalan dan ruang manfaat jalan dengan
yang melanggar. Misalnya pada saat penyesuaian kondisi masyarakat lokal.
pengurusan surat izin mendirikan bangunan c. Rekomendasi Langkah Pengamanan Bahu
(IMB) sudah disosialisasikan peraturan yang Jalan
melarang masyarakat menggunakan bahu Berdasarkan rumusan solusi penanganan
jalan untuk keperluan pribadi. Selain itu bahu jalan baik untuk langkah preventif maupun
mayarakat yang hendak melakukan langkah penanganan, berimplikasi pada
penutupan drainase harus mengajukan izin diperlukannya upaya kolaboratif oleh lembaga
terlebih dahulu ke Dinas Pekerjaan Umum terkait (kepala daerah, DPRD, dinas terkait,
dan Perumahan (DPUP) untuk dapat akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan
dilakukan pengarahan mengenai aturan representasi masyarakat lainnya) untuk
dalam penutupan drainase. Selain itu, merumuskan peraturan daerah berbasis sosial
penataan wilayah kota dapat dimulai dari yang menampung kondisi khusus daerah Kota
penanaman pohon atau pembuatan ruang Makassar dengan meminimalisir dampak yang
biopori di tepi jalan sebagai metode resapan ditimbulkan dari pelanggaran bahu jalan seperti
air untuk mengatasi genangan air di ruang gangguan pada kondisi lalu lintas dan dampak
jalan. lingkungan. Peraturan ini harus dikoordinasikan
3.4 Implikasi Hasil Penelitian pada seluruh lembaga terkait agar
Temuan dari penelitian ini menciptakan implementasinya dapat terintegrasi dengan
beberapa konsekuensi terhadap aspek terkait peraturan lain.
sebagai berikut.
a. Hasil Identifikasi Penyalahgunaan Bahu 4. KESIMPULAN DAN
Jalan REKOMENDASI
Dari hasil ini diperoleh matriks dan 4.1 Kesimpulan
pemetaan pelanggaran bahu jalan pada zona 1) Jumlah ruas jalan perkerasan kaku di Kota
tertentu baik berbasis wilayah administratif Makassar dengan penggunaan bahu jalan
kecamatan maupun hirarki jalan sesuai dengan yang menyalahi aturan ruang manfaat jalan
detail data hasil observasi. Pemetaan ini dapat adalah 267 ruas jalan atau 77.2% dari total
menjadi dasar dalam tahapan evaluasi oleh pihak ruas jalan perkerasan kaku dengan jumlah
terkait untuk merumuskan tindakan penanganan kasus penyalahgunaan terbanyak yaitu di
dan pencegahan terjadinya pelanggaran serta Kecamatan Tamalanrea sebanyak 73 kasus,
dapat diintegrasikan dalam perancangan dan Kecamatan Panakukang 44 kasus dan
pemeliharaan ruas jalan di lingkup Kota Rappocini 35 kasus.
Makassar. 2) Perbandingan kondisi fisik dan fungsi bahu
b. Perbandingan kondisi fisik dan fungsi bahu jalan terhadap peraturan Ruang Manfaat Jalan
jalan terhadap peraturan Ruang Manfaat pada Perkerasan Kaku di
Jalan Kota Makassar adalah terdapat peralihan
Temuan adanya peralihan fungsi bahu jalan fungsi bahu jalan yaitu untuk keperluan privat
baik untuk keperluan privat dan untuk keperluan 49% dan untuk keperluan komersial 51% juga
komersial/ bisnis menjadi bukti adanya terjadi perubahan fisik bahu jalan elevasi bahu
ketidakpatuhan masyarakat terhadap regulasi jalan dipertinggi (175 kasus) dengan kemiringan
ruang manfaat jalan. Realita ini berakar pada
25
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
26
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2019
https://pelayanan.jakarta.go.id/down
load/regulasi/peraturan-pemerintah-
nomor-34-tahun-2006-tentang-
jalan.pdf
Ronalyw. (2019, January 8). Rp167 Miliar
untuk Jalan di 13 Kecamatan. Berita
Kota Makassar. April 4, 2019.
http://beritakotamakassar.fajar.co.id/berita/20
19/01/08/rp167-miliar-jalan-13-
kecamatan/
27