Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Gambaran Kesehatan Mental Mahasiswa… (Zulfikar Abdul Aziz, et.al.

Gambaran Kesehatan Mental Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19


An Overview of The Mental Health of Students During the Covid-19
Pandemic

Zulfikar Abdul Aziz1, Delfriana Ayu1, Fifi Maysarah Bancin1, Wahdana


Boangmanalu1, Sri Indah Karina Br. Karo1, Rina Artika1, Laila Puspita Sari
Tanjung1, Claudya Agita br Bangun1, Fingki Wulandari Limbong 1, Abdur
Suripto B. Manalu1, Sandra Fitalia1, Nurul Fadhilah Siregar1, Siti
Gendissyara1
1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,
Sumatera Utara, Indoensia
Korespondensi penulis: rinaartika056@gmail.com

Penyerahan: 23-11-2020, Perbaikan: 30-01-2021, Diterima: 30-03-2021

ABSTRACT
The Covid-19 pandemic affects the mental health of people in the world. About 800,000
people die from suicide every year. The purpose of this study was to describe the quality of
sleep in urban and rural areas, Pantai Labu District. This research is descriptive with
quantitative methods which was conducted in August - September 2020. The population of
this study were undergraduate students in Medan, North Sumatra. The sample used was
123 respondents with accidental sampling. The sample instrument is in the form of a digital
questionnaire (Google Form) which is distributed through the researchers' social media. The
questionnaire used is a self-reporting questionnaire that has been translated. The proportion
of students who experience mental disorders or have poor mental health is 30%. Male
respondents found that 28% of 25 respondents experienced mental disorders. In women,
31% of 98 respondents experienced mental disorders. Based on marital status, the highest
proportion of mental disorders was in the Having a Partner (unmarried) at 34%. Meanwhile,
based on age, the group with the highest proportion was 19-20 years with 35% of 37
respondents (97% CI: 20.57-20.96). The proportion of mental disorders among college
students is very high (30%). Different proportions were found for male and female students.
This is possible because of the different responses and perspectives in dealing with problems
and pressures from the environment and campus. Students should be able to know and
understand related to self-control and problem solving to reduce the possibility of mental
disorders

Keywords: College Student, Mental Health, Sleep Quality

ABSTRAK
Pandemi Covid-19 mempengaruhi kesehatan mental masyarakat di dunia. Sekitar 800.000
orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui gambaran kualitas tidur di wilayah urban dan rural Kecamatan Pantai Labu.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode kuantitatif yang dilakukan pada bulan
Agustus-September 2020. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Strata 1 di Medan,
Sumatera Utara. Sampel yang digunakan sebesar 123 responden. Metode sampling yang
digunakan adalah accidental sampling. Instrumen sampel berupa kuesioner digital (Google
Form) yang disebar melalui media sosial peneliti. Kuesioner yang digunakan merupakan
kuesioner Self-Reporting Questionneire 20 yang sudah diterjemahkan. Proporsi mahasiswa
yang mengalami gangguan mental atau memiliki kesehatan mental yang buruk sebesar 30
%. Pada responden Laki-Laki ditemukan bahwa 28% dari 25 responden mengalami
gangguan mental. Pada wanita, sebesar 31% dari 98 responden mengalami gangguan
mental. Berdasarkan status marital, proporsi gangguan mental tertinggi terdapat pada
kelompok Memiliki Pasangan (belum menikah) sebesar 34%. Sedangkan berdasarkan Usia,
kelompok dengan proporsi paling tinggi adalah 19-20 tahun sebesar 35% dari 37 responden
(97%CI: 20.57-20.96). Proporsi gangguan mental pada mahasiswa sangat tinggi (30%).
Proporsi yang berbeda ditemukan pada mahasiswa Laki-Laki dan Perempuan. Hal tersebut
dimungkinkan karena perbedaan respon dan perspektif dalam menghadapi masalah dan
tekanan dari lingkungan dan kampus. Mahasiswa hendaknya dapat mengetahui dan
memahami terkait dengan kontrol diri dan pemecahan masalah untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya gangguan mental.

Keywords: Mahasiswa, Kesehatan Mental, Kualitas Tidur

130
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 10 No.1, Januari 2021, hal. 130-135
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
Gambaran Kesehatan Mental Mahasiswa… (Zulfikar Abdul Aziz, et.al.)

PENDAHULUAN dengan meningkatnya masalah


Covid-19 adalah penyakit kehidupan dan kemasyarakatan.
menular yang telah menimbulkan Dengan masalah yang terus
wabah yang berpusat dan bermula di berdatangan, membuat seseorang
Wuhan, China kemudian menyebar akan melakukan segala hal agar
melewati batas negara dengan cepat masalah yang dihadapi segera
(Zhi, 2020). Pada Desember 2019, rampung, termasuk melakukan aksi
beberapa pasien penderita pneumonia kejahatan sekali pun atau bahkan
dengan penyebab yang tidak diketahui bunuh diri. Permenkes No. 75
ditemukan terkait dengan pasar mengintegrasikan bahwasanya
makanan laut di Wuhan, China. Tanpa kesehatan jiwa menjadi bagian dari
diketahuai sebelumnya, upaya kesehatan masyarakat (UKM)
betacoronavirus ditemukan pada dan upaya kesehatan perseorangan
sampel yang didapatkan dari pasien (UKP). Dan masih banyak peraturan
pneumonia. Sel jaringan epitel serta kebijakan pemerintah tentang
digunakan untuk mengisolasi novel kesehatan mental. Hal ini,
coronavirus, yang kemudian diketahui menunjukkan bahwa pentingnya
merupakan subgenus dari menjaga kesehatan baik jasmani
sarbecovirus (Na Zhu, 2019). maupun rohani. Karena generasi
Kasus Covid-19 telah muda akan sangat berpengaruh
ditemukan di 216 negara di seluruh terhadap kesejahteraan Negara
dunia dengan total jumlah kasus dikemudian hari.
terkonfirmasi sebesar 17.660.523 Berdasarkan penelitian
kasus sampai 02 September 2020. sebelumnya, 35% dari mahasiswa
Dari total kasus tersebut, 680.894 mengalami stress yang diakibatkan
kasus berakhir pada kematian (CFR = tugas yang menumpuk maupun
29,23%). Indonesia telah tekanan yang diberikan dari
mengkonfirmasi 177.571 kasus Covid- lungkungan sekitar selama masa
19 dengan korban meninggal pandemi. Hal ini merupakan salah
sebanyak 7.505 orang. (WHO, 2020). satu masalah kesehatan mental yang
Pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi di kalangan mahasiswa. (Le,
mengancam kematian akibat infeksi, Greene, Maria, & Alex, 2020). Untuk
melainkan juga memberikan tekanan itu, penelitian ini dilakukan untuk
yang besar terhadap kondisi psikologi. mengetahui gambaran kesehatan
Terhambatnya kegiatan ekonomi, mental mahasiswa di Medan,
kegiatan sehari-hari, maupun kegiatan Sumatera Utara.
akademik dapat mempengaruhi
kesehatan mental (Cao, et al., 2020). METODE
Berdasarkan data dari WHO, Penelitian ini bersifat deskriptif
penyebab kematian tertinggi kedua di dengan metode kuantitatif. Penelitian
dunia pada usia 15-29 tahun adalah dilakukan di Kota Medan Provinsi
disebabkan oleh gangguan mental Sumatera Utara. Penelitian
(bunuh diri). Sekitar 800.000 orang dilaksanakan pada bulan Agustus
meninggal akibat bunuh diri setiap 2020. Populasi penelitian ini adalah
tahunnya di dunia. mahasiswa yang sedang kuliah di
Pada dasarnya mahasiswa yang Medan, Sumatera Utara. Sampel yang
merupakan seorang remaja yang digunakan sebesar 123 sampel.
beranjak dewasa memiliki sifat Penentuan jumlah sampel pada
alamiah membutuhkan kebebasan penelitian ini menggunakan teori
serta kemandirian. Tetapi semua Menurut (Roscoe 1975) dalam
terhambat dengan adanya pandemi (Wicaksono 2013), memberikan
ini, segala aktivitas terhambat panduan untuk menentukan ukuran
sehingga memberikan tekanan lebih sampel yaitu ukuran sampel antara 30
kepada mahasiswa mengingat tugas sampai 500.Metode sampling yang
yang semakin banyak, tidak ada digunakan adalah accidental sampling.
kebebasan bertemu teman dan Sampel merupakan mahasiswa yang
beraktivitas. Karena semua mengisi kuesioner yang disebarkan di
kebingungan yang ditimbulkan, tentu sosial media peneliti.
akan membuat labilitas emosi yang Pengumpulan data dilakukan
tak terkontrol. dengan instrumen kuesioner digital
Prevalensi gangguan kesehatan menggunakan platform Google Form.
akan semakin kompleks terjadi Kuesioner yang digunakan merupakan
131
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 10 No.1, Januari 2021, hal. 130-135
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
Gambaran Kesehatan Mental Mahasiswa… (Zulfikar Abdul Aziz, et.al.)

kuesioner Self Reporting Questioneire pertanyaan terkait kesehatan mental


20 yang sudah diterjemahkan. Self- responden. Setiap jawaban akan di
Reporting Questionnaire (SRQ) beri skor dengan skor maksimal 20.
merupakan kuesioner yang sudah Berdasarkan penelitian sebelunya
valid dan reliabel untuk melakukan Cutting Point maksimal adalah skor
skrining gangguan psikiatri dan 4/5 pada pria dan 6/7 pada wanita.
keperluan penelitian terkait ganguan (Westhuizen, Wyatt, Williams, Stein, &
psikiatri. SRQ dirancang dan Sorsdah, 2016). Penelitian ini
dikembangkan oleh World Health menggunakan analisis deskriptif
Organization (WHO) dan sudah kuantitatif. Pengolahan data dilakukan
digunakan untuk menilai dan melihat dengan program Statcal dan PSPP.
kesehatan jiwa penduduk Indonesia Analisis tersebut akan
melalui kegiatan Riskesdas (Riset menggambarkan kualitas kesehatan
Kesehatan Dasar) pada tahun 2007 mental mahasiswa di Medan,
(Idaiani, 2009). Kuesioner berisi 20 Sumatera Utara.

HASIL
Tabel 1. Frekuensi Gejala Gangguan Mental Responden
Gejala n %
1 Sering merasa sakit kepala 39 31.7 %
2 Kehilangan nafsu makan 24 19.5 %
3 Tidur tidak nyenyak 51 41.5 %
4 Mudah merasa takut 38 30.8 %
5 Merasa cemas, tegang atau khawatir 8 6.5 %
6 Tangan bergetar 44 35.7 %
7 Gangguan pencernaan 28 22.7 %
8 Tidak dapat berfikir jernih 49 39.8 %
9 Merasa tidak bahagia 26 21.1 %
10 Menangin lebih sering 6 4.8 %
11 Tidak dapat menikmati aktivitas 31 25 %
12 Sulit mengambil keputusan 58 47.1 %
13 Menderita dalam bekerja 43 34.9 %
14 Merasa tidak berguna 25 20.3 %
15 Kehilangan ketertarikan 34 27%
16 Merasa tidak berguna 22 17.8 %
17 Ingin mengakhiri hidup 7 5.6 %
18 Selalu merasa lelah 30 24 %
19 Sakit perut 23 18.7 %
20 Mudah lelah 53 43 %

132
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 10 No.1, Januari 2021, hal. 130-135
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
Gambaran Kesehatan Mental Mahasiswa… (Zulfikar Abdul Aziz, et.al.)

Tabel 2. Distribusi Kesehatan Mental Responden


Kesehatan Mental
Variabel Baik Buruk Total
n % n % N % P-value 95% CI
Jenis Kelamin
Laki-Laki 18 72% 7 28% 25 20%
0.63
Perempuan 68 69% 30 31% 98 80%
Status Marital
Tidak Memiliki 66 72% 26 28% 92 75%
Pasangan
Memiliki Pasangan 19 66% 10 34% 29 23.4% 0.055
Menikah 1 50% 1 50% 2 1.6%
Usia
17-18 3 75% 1 25% 4 3.2% 20.57 —
19-20 24 65% 13 35% 37 30% 20.96
0.725
21-22 58 73% 12 27% 80 65%
>23 1 50% 1 50% 2 1.6%

Proporsi mahasiswa yang penyakit otak neurobiologis yang


mengalami gangguan mental atau berat serta terus-menerus yang
memiliki kesehatan mental yang mengakibatkan perilaku konkrit dan
buruk sebesar 30 %. Pada responden kesulitan dalam memperoses
Laki-Laki ditemukan bahwa 28% dari informasi, serta kesulitan dalam
25 responden mengalami gangguan hubungan interpersonal maupun
mental. Pada wanita, sebesar 31% susah dalam hal memecahkan
dari 98 responden mengalami masalah.
gangguan mental. Berdasarkan status Penderita yang mengalami
marital, proporsi gangguan mental skizofrenia berjumlah 1120 orang.
tertinggi terdapat pada kelompok Yang mana pasien yang berjenis
Memiliki Pasangan (belum menikah) kelamin laki-laki berjumlah 716
sebesar 34%. Sedangkan (63,9%) sedangkan pasien
berdasarkan Usia, kelompok dengan perempuan yang ada berjumlah 404
proporsi paling tinggi adalah 19-20 (63,9%). (Andi Nofriyanto, 2018).
tahun sebesar 35%. Perbedaan jenis kelamin
menyebabkan setiap orang
PEMBAHASAN menghasilkan hormon yang berbeda
Kesehatan Mental dan Jenis yang mempengaruhi kualitas tidur
Kelamin yang selanjutnya akan mempengaruhi
Berdasarkan jenis kelamin, kesehatan mental (Asghari, Farhadi,
proporsi masyarakat dengan Kamrava, Ghalehbaghi, & Nojomi,
kesehatan mental yang buruk 2012). Pada saat sebelum terjadinya
ditemukan lebih tinggi pada kelompok pandemi yang menimpa Indonesia
Perempuan (31%). Hasil penelitian di rata-rata angka kesakitan jiwa atau
atas berbeda dengan penelitian mental lebih banyak dialami oleh
sebelumnya, yang dilakukan di Jepang pihak laki-laki, dan setelah terjadinya
pada tahun 2019 oleh Daisuke Nishi. pandemi Covid-19 ini maka
Berdasarkan penelitian tersebut, perempuan lah yang lebih rentan
ditemukan bahwa dari 2450 sampel, mengalami yang namanya gangguan
27.93% Laki-Laki pernah mengalami kesehatan mental. Dalam penelitian
gangguan mental, sedangkan pada Bimo 2010 dalam (Eka Malfasari,
wanita hanya 16.74%. (Nishi, 2020), identitas gender melibatkan
Ishikawa, & Kawakami, 2019). kesadaran, pemahaman,
Penelitian tersebut juga sejalan pengetahuan, serta penerimaan
dengan hasil studi terdahulu yang sebagai laki-laki ataupun perempuan.
dilakukan pada tanggal 2 dan 3 Perempuan cenderung memiliki
februari 2018 yang dilakukan di tingkat kepekaan yang lebih baik dan
Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia sensitif terhadap suatu masalah yang
Yogyakarta, yang mana jumlah dialami dibandingkan dengan seorang
kunjungannya mencapai 1919 pasien. laki-laki
Diantaranya paling banyak pasien
yang mengalami skizofernia. Dalam Kesehatan Mental dan Usia
penelitian yang dilakukan Stuart, 2016 Berdasarkan hasil penelitian ini,
dalam (Andi Nofriyanto, 2018) yaitu proporsi gangguan mental paling
133
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 10 No.1, Januari 2021, hal. 130-135
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
Gambaran Kesehatan Mental Mahasiswa… (Zulfikar Abdul Aziz, et.al.)

besar ditemukan pada kelompok usia Sejalan dengan penelitian


19-20 yaitu sebesar 35%. Hasil sebelumnya, bahwa hubungan yang
tersebut sejalan dengan penelitian kuat ditemukan antara kesehatan
sebelumnya yang dilakukan pada mental yang buruk dengan status
1998-2015 di Zurich oleh J. Angst. marital pada pria, namun ditemukan
Dimana ditemukan bahwa semakin hasil yang berbeda pada wanita yang
bertambah usia seseorang, maka sudah menikah. Depresi yang
semakin besar kemungkinan ia kemungkinan muncul pada masa
mengalami gangguan mental. Pada pandemi yang dialami pasangan
usia 50 tahun, ditemukan 73,9% dari (belum menikah) dikarenakan mereka
total 591 sampel pernah mengalami tidak dapat senantiasa bertemu dan
gangguan mental (Angst, et al., menceritakan masalah yang dihadapi.
2019). Semakin dewasa seseorang Masalah yang dipendam tentu akan
tentunya akan semakin banyak pula membuat seseorang menjadi sakit dan
yang menjadi tanggung jawabnya. juga mengalami perubahan mood
Tidak sedikit pula orang yang harus yang signifikan. Kesedihan
mampu mengambil alternatif berkepanjangan akan menurunkan
pemecahan masalah sendiri. Tentu tingkat kepercayaan diri penderitanya,
sesuatu baru yang dialami harus cepat ditambah menurunnya support dari
beradaptasi dengan lingkungan yang pasangan hanya akan membuat
ada. Seperti seorang single yang penderita mudah tersinggung dan
kemudian memutuskan menikah, sangat mudah depresi. Yang mana hal
siswa yang kemudian menjadi ini juga akan berpengaruh terhadap
mahasiswa, seorang wanita yang turunnya nilai mata pelajaran.
menjadi ibu, dan lain sebagainya. Tak
jarang karena pergantian status, KESIMPULAN
mereka tak sanggup menjalani dan Proporsi gangguan mental pada
kemudian depresi dalam mahasiswa sangat tinggi (30%).
menanganinya. Tetapi dalam masa Proporsi yang berbeda ditemukan
pandemi yang sangat terkena imbas pada mahasiswa Laki-Laki dan
ke kondisi mental emosional adalah Perempuan. Hal tersebut
siswa dan mahasiswa. Terutama yang dimungkinkan karena perbedaan
dialami oleh mahasiswa yang terkena respon dan perspektif dalam
imbas dari dampak pandemi Covid-19. menghadapi masalah dan tekanan
Banyak pertemuan perkuliahan yang dari lingkungan dan kampus.
kacau bahkan diluar jam perkuliahan
serta banyak nya tugas yang SARAN
diberikan. Konon membuat mahasiswa Mahasiswa hendaknya dapat
akan lebih stress dalam menjalani mengetahui dan memahami terkait
perkuliahan. Penelitian ini sejalan dengan kontrol diri (self-control) dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh pemecahan masalah (problem solving)
(Eka Malfasari, 2020), penelitian ini untuk mengurangi kemungkinan
menunjukkan bahwa mayoritas terjadinya gangguan mental.
remaja mengalami kondisi mental
emosional kategori abnormal DAFTAR PUSTAKA
sebanyak 78 orang (36,1%). Hal ini Angst, J., D. Paksarian, L. C.,
tentu sangat berbahaya bagi Merikangas, K. R., Hengartner,
kesehatan jiwa remaja tersebut dan M. P., Ajdacic-Gross, V., &
dapat berdampak dalam Rossler, W. (2019). The
perkembangan serta kehidupan Epidemiology of Common
sehari-hari. Jika tidak terus diobati mental Disorders from Age 20
ditakutkan akan membuat angjka to 50: resuls from the
kriminalitas dan kenakalan pada masa propective Zurich Cohort Study.
dewasa akan meningkat Epidemilogy and Psychiatric
Sciences, 25, 24-32.
Kesehatan Mental dan Status Asghari, A., Farhadi, M., Kamrava, S.
Marital K., Ghalehbaghi, B., & Nojomi,
Berdasarkan penelitian ini, M. (2012). Subjective Sleep
ditemukan bahwa proporsi gangguan Quality in Urban Population.
mental yang paling besar ditemukan Arch Iran Med, 95-98.
pada kelompok Memiliki Pasangan Cao, W., Fang, Z., Hou, G., Han, M.,
(belum menikah), yaitu sebesar 34%. Xu, X., Dong, J., & Zheng, J.
134
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 10 No.1, Januari 2021, hal. 130-135
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
Gambaran Kesehatan Mental Mahasiswa… (Zulfikar Abdul Aziz, et.al.)

(2020). The psychological Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta.


impact of the COVID-19 Universitas 'Aisyiyah
epidemic on college students in Yogyakarta
China. Physchiatry Research. Westhuizen, C. v., Wyatt, G.,
Le, B., Greene, A., Maria, M., & Alex, Williams, J. K., Stein, D. J., &
A. (2020). College Student Sorsdah, K. (2016, February).
Mental Health Infographic. Validation of the Self Reporting
University Counseling Center. Questionnaire 20-Item (SRQ-
Malfasari, Eka (2020) Kondisi Mental 20) for Use in a Low- and
Emosional Pada Remaja. Jurnal Middle-Income Country
Keperawatan Jiwa, 8 (3), 241- Emergency Centre Setting. Int J
246 Ment Health Addict, 14(1), 37-
Na Zhu, D. Z. (2019). A Novel 48.
Coronavirus from Patients with WHO. (2019, November 28). Mental
Pneumonia in China, 2019. The Disorder. Retrieved from World
New Englang Journal of Health Organization:
Medicine, 727-733. https://www.who.int/news-
Nishi, D., Ishikawa, H., & Kawakami, room/fact-
N. (2019). Prevalence of Mental sheets/detail/mental-disorders
Disorders and Mental Health WHO. (2020). Coronavirus disease
Service Use in Japan. 2019 (COVID-19) - Situation
Psychiatry and Clinical Report 42. World Health
Neurosciences, 73, 458-465. Organization.
Nofriyanto, Andi. (2018). Hubungan Zhi, Z. L. (2020). The Epidemiological
Karakteristik Psikologis Jenis Characteristics Of An Outbreak
Kelamin Dengan Frekuensi Of 2019 Novel Coronavirus
Kekambuhan Pada Pasien Diseases (COVID-19) In China.
Skizofrenia Di Poliklinik Rumah PubMed, 145-151.

135
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 10 No.1, Januari 2021, hal. 130-135
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index

You might also like