Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Model Daur Belajar Enam Fase-Stad Terhadap Hasil Dan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Asam Basa
Pengaruh Model Daur Belajar Enam Fase-Stad Terhadap Hasil Dan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Asam Basa
1, 2019
(Jurnal Kimia dan Pendidikan) e-ISSN 2502-4787
E-mail: semanike@yahoo.co.id
Abstract: Learning Cycle Model emphasizes the problem of low learning outcomes and
encourages student motivation in the classroom. The Learning Cycle Learning can be
integrated with the STAD learning in the elaboration phase. This integration aimed to learn
the differences in learning outcomes and students' motivation that were taught with the LC 6E-
STAD learning and students who were taught with the LC 6E learning. This research used a
quasi-experimental design. Participant in this research consisted of two classes of XI Science
classes. The research instrument consisted of multiple-choice tests of the acid-base concept
and a motivational questionnaire that were valid and reliable. The data of student learning
outcomes and motivation were analyzed descriptively and statistically using the t-test at the
level of sig. α = 0.05. The results showed that there were differences in learning outcomes and
motivation between students who were taught with the LC 6E-STAD model and the LC 6E
model. The cognitive and psychomotor learning outcomes of LC 6E-STAD students are better
than LC 6E students. Student learning motivation in the LC 6E-STAD class is higher than
learning motivation in the LC 6E class.
Keywords: Learning Cycle, Learning Cycle -STAD, learning outcomes, motivation, Acid-
base
Abstrak: Model Pembelajaran Learning Cycle menekankan pada masalah rendahnya hasil
belajar siswa dan mendorong motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran. Model
pembelajaran Learning Cycle dapat dipadukan dengan model pembelajaran STAD pada fase
elaborasi. Perpaduan tersebut bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan
motivasi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran LC 6E-STAD dengan siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran LC 6E. Penelitian ini menggunakan rancangan
eksperimen semu. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas XI IPA yang dipilih secara random
sampling. Instrumen penelitian terdiri atas tes pilihan ganda materi asam basa dan angket
motivasi yang valid dan reliabel. Data hasil belajar dan motivasi siswa dianalisis secara
deskriptif dan statistik dengan menggunakan uji t pada taraf sig. α = 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar dan motivasi belajar antara siswa yang
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran LC 6E-STAD dengan siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran LC 6E pada materi asam basa. Hasil belajar kognitif dan
psikomotor siswa kelas LC 6E-STAD lebih baik dari kelas LC 6E. Motivasi belajar siswa pada
kelas LC 6E-STAD lebih meningkat dibanding motivasi belajar pada kelas LC 6E.
97
98 EduChemia,Vol.4, No.1, 2019 Sem, Iskandar, dan Rahayu
Kata-kata Kunci: Learning Cycle, Learning Cycle -STAD, hasil belajar, motivasi belajar,
Asam Basa
ilmu pengetahuan alam yang mempelajari segala sesuatu yang dapat diamati melalui
materi dan sisfat-sifatnya. Ilmu kimia panca indera. Misalnya, agar siswa lebih
adalah ilmu tentang perubahan zat sampai memahami tentang konsep asam basa
definisi yang lebih luas yaitu ilmu tentang yang berkaitan dengan sifat-sifatnya,
sifat-sifat zat, perubahan zat, hukum dan kepada siswa ditunjukan bagaimana
zat, serta konsep-konsep dan teori-teori bersifat asam atau basa dengan
perubahan zat (Chang, 2003). Ilmu kimia adalah indikator berupa kertas lakmus.
terdiri dari konsep, prinsip, hukum yang Berdasarkan pengamatannya, siswa dapat
No 23 tahun 2006, pelajaran kimia pada Konsep abstrak merupakan gagasan yang
memahami konsep, hukum, teori kimia obyek atau peristiwa yang dapat
Asam basa merupakan salah satu dalam materi asam basa berkaitan dengan
materi kimia yang dipelajari di sekolah reaksi asam basa. Misalnya dalam teori
dasar untuk mempelajari materi lebih bahwa reaksi asam basa melibatkan
lanjut. Materi asam basa meliputi sifat- transfer proton, dimana asam merupakan
sifat asam basa, teori-teori asam basa, pendonor proton dan basa merupakan
(Effendy, 2010). Materi asam basa terdiri Prasyarat yang dibutuhkan untuk
dari konsep yang bersifat konkrit, abstrak, memahami konsep-konsep materi asam
e-ISSN 2502-4787
Pengaruh Model Daur Belajar Enam Fase-STAD 99
basa adalah siswa perlu memiliki mengajar di SMA YPPK Santo Thomas
pengetahuan deklaratif, prosedural dan Wamena menyatakan bahwa hasil belajar
kondisional (Rahmayani, 2009: 15). siswa terkait materi kimia masih sangat
Pengetahuan deklaratif meliputi rendah, dimana dapat dikatakan bahwa
pengetahuan yang dapat dinyatakan, siswa tidak tahu dan tidak paham apa yang
biasanya secara verbal melalui ceramah, dipelajari. Berdasarkan data hasil belajar
buku, tulisan, pertukaran kata-kata, dua tahun terakhir pada mata pelajaran
bahasa sandi, notasi matematika dan kimia, diperoleh data pada tahun ajaran
sebagainya. Contohnya, siswa 2013/2014 nilai rata-rata siswa adalah
mengetahui persamaan reaksi untuk 50,6 sedangkan tahun ajaran 2014/2015
memahami hukum laju reaksi. nilai rata-rata siswa menjadi 60,00.
Pengetahuan prosedural mengarah pada Sebagian besar siswa tidak memiliki
pengetahuan tentang strategi atau ketertarikan dan motivasi yang rendah
prosedur apa yang digunakan untuk untuk belajar materi kimia, sehingga
menyelesaikan suatu masalah. mempengaruhi hasil belajar. Model
Contohnya, siswa diberi data yang terdiri pembelajaran yang digunakan guru masih
atas konsentrasi awal reaktan-reaktan dan sangat primitif. Guru cenderung
laju awal, melalui data ini siswa diarahkan menggunakan model pembelajaran yang
untuk menentukan orde reaksi total. kurang bervariasi, seperti ceramah,
Pengetahuan kondisional merupakan kurangnya bahan ajar atau fasilitas
pengetahuan yang berkaitan dengan kapan belajar, guru kurang aktif mencari
digunakan suatu prosedur, keterampilan, informasi tentang perkembangan
atau strategi dan kapan tidak dapat kurikulum, dalam proses pembelajaran
digunakan, kemudian mengapa prosedur guru tidak mengaitkan materi
tersebut dapat digunakan dan mengapa pembelajaran dengan kehidupan sehari-
suatu prosedur lebih baik dibandingkan hari, akibatnya siswa cenderung terlihat
prosedur lain. Contohnya, ketika pasif karena hanya didominasi oleh
menyelesaikan suatu problem, siswa perlu kegiatan membaca, mencatat dan
menganalisis dan memahami terlebih mendengar penjelasan guru.
dahulu mengenai masalah tersebut, Berdasarkan hasil wawancara
sehingga siswa tahu bagaimana informal dengan guru kimia di SMA
menyelesaikan problem tersebut. Santo Thomas Wamena pada pelajaran
Hasil observasi yang dilakukan kimia, ternyata terdapat perbedaan
peneliti selama proses kegiatan belajar keaktifan belajar antara siswa asli
e-ISSN 2502-4787
100 EduChemia,Vol.4, No.1, 2019 Sem, Iskandar, dan Rahayu
Wamena dan siswa yang berasal dari luar perbuatan atau kegiatan yang berlangsung
Wamena, bahkan luar Papua. Beberapa secara sadar. Motivasi belajar yang
kendala utama yang berhubungan dengan dimiliki siswa dalam setiap kegiatan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat berperan untuk
pembelajaran kimia adalah kemampuan meningkatkan hasil belajar siswa dalam
memahami konsep kimia, siswa malu mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004:11).
untuk mengemukakan ide-ide kreatifnya, Oleh sebab itu perlu dilakukan kajian
malu bertanya, siswa kurang termotivasi untuk mengetahui motivasi belajar siswa
dalam belajar dan kurang memahami Suku Dani yang bisa saja menjadi faktor
bahasa yang digunakan dalam sains dan penghalang dalam proses pembelajaran
siswa hanya mendengarkan informasi dari kimia.
guru saja. Kurangnya motivasi belajar Oleh karena itu peneliti
kimia ini ditunjukan dengan nilai evaluasi mengusahakan perbaikan dalam proses
belajar dan retensi hasil belajar saat pembelajaran dengan menggunakan
review materi dalam rangka persiapan pendekatan Daur Belajar Enam Fase (Six
ujian nasional. Phased Learning Cycle) yang selanjutnya
Telaah pustaka dan pengamatan di sebut sebagai LC 6E. Model
empiris terhadap anak-anak Wamena pembelajaran LC 6E memberikan
memperlihatkan bahwa kebiasaan kultural kesempatan siswa untuk mengkonstruk
masih dipegang kuat. Contoh dalam pengetahuan sendiri secara maksimal,
mengambil suatu keputusan, selalu sehingga memungkinkan terjadinya
mendengar pada satu pihak yang mana proses asimilasi, akomodasi dan
pihak itu dianggap lebih mempunyai organisasi dalam struktur kognitif siswa
pengaruh yang besar dalam suku tersebut. (Opara & Waswa, 2013; Telmuz, Yilmas
Hal ini tentu mempengaruhi motivasi & Ozgur, 2013). Di antara model daur
siswa asli Wamena dalam keaktifan belajar yang banyak digunakan adalah
pembelajaran di sekolah. Dalam proses model LC 6E.
pembelajaran di kelas, siswa yang berasal Menurut Iskandar (2004:12) langkah-
dari Wamena sulit mengemukakan ide-ide langkah dalam LC 6E adalah fase 1
kreatifnya, malu bertanya atau bahkan identifikasi tujuan pembelajaran, fase 2
takut mengemukakan pendapat. Menurut engange (undangan), fase 3 eksplorasi,
Nawawi (2003:351) motivasi adalah suatu fase 4 eksplansi (penjelasan), fase 5
keadaan yang mendorong atau menjadi ekspansi (penerapan), fase 6 evaluasi.
sebab seseorang melakukan sesuatu Beberapa penelitian tentang penggunaan
e-ISSN 2502-4787
Pengaruh Model Daur Belajar Enam Fase-STAD 101
e-ISSN 2502-4787
102 EduChemia,Vol.4, No.1, 2019 Sem, Iskandar, dan Rahayu
e-ISSN 2502-4787
Pengaruh Model Daur Belajar Enam Fase-STAD 103
pembelajaran terlaksana dengan baik. pada guru. Siswa yang belajar dalam
Walaupun kategori kedua kelas baik, kelompok dapat berinteraksi untuk
namun skor rata-rata keterlaksanaan mengkonstruk pengetahuan yang pada
pembelajaran kelas eksperimen lebih akhirnya dapat mengembangkan
tinggi daripada kelas kontrol. Hasil keterampilan sosial dan kognitif. Hal ini
tersebut diduga karena perbedaan model sesuai dengan teori Piaget untuk
pembelajaran yang diterapkan oleh guru. mengajarkan ilmu sains sebaiknya siswa
Penerapan model LC 6E-STAD diberi kesempatan untuk melakukan
menyebabkan siswa antusias dalam interaksi dengan lingkungannya atau
mengikuti pembelajaran, sehingga temannya sehingga mereka bisa menguji
suasana kelas lebih aktif dari pada kelas ide mereka bersama-sama. Slavin (2008)
LC 6E. Hal ini didukung oleh lembar menyatakan bahwa dalam pembelajaran
observasi. Dalam kelas LC 6E-STAD kooperatif siswa akan terdorong untuk
siswa terlihat antusias dan aktif dalam menemukan dan memahami konsep-
mengikuti pembelajaran. Guru memantau konsep yang sulit apabila mereka saling
aktivitas tiap-tiap kelompok secara mendiskusikan masalah-masalah tersebut
bergantian sehingga setiap kelompok dengan teman.
memperoleh kesempatan untuk bertanya
Tabel 2. Data Kualitas Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Esperimen dan Kelas Kontrol
e-ISSN 2502-4787
104 EduChemia,Vol.4, No.1, 2019 Sem, Iskandar, dan Rahayu
secara individu, tidak ada interaksi antar menjelaskan materi seperti biasanya yang
siswa. Siswa yang termotivasi akan menyebabkan ketidaknyamanan yang
berusaha menyelesaikan tugas, sedangkan dirasakan siswa. Namun pada pertemuan
siswa yang kurang termotivasi cenderung selanjutnya siswa sudah memahami teknis
pasif. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
tanya jawab pada kelas ini hanya
Hasil Belajar
didominasi oleh siswa tertentu yang
Tujuan pembelajaran dapat diketahui
benar-benar memiliki rasa antusias untuk
ketercapaiannya melalui hasil belajar
belajar. Fakta inilah yang menyebabkan
siswa. Adapun tingkat pemahaman
perbedaan skor rata-rata keterlaksanaan
tentang suatu materi dapat dilihat melalui
pembelajaran.
hasil belajar kognitif siswa. Hasil belajar
Esensi pelaksanaan pembelajaran LC
kognitif diperoleh dari nilai ulangan
6E-STAD sebenarnya sudah dilakukan
harian dengan bentuk soal pilihan ganda
dengan baik, meskipun belum terlaksana
yang jenjang soalnya dimulai dari C1- C4.
secara sempurna. Pada awal penerapan
Tabel 3 menunjukkan deskripsi hasil
pembelajaran dengan LC 6E-STAD
belajar kognitif materi asam basa, Tabel 4
mengalami sedikit kendala. Hal ini
menunjukkan presentase jumlah siswa
dikarenakan baik guru maupun siswa
yang menjawab benar soal hasil belajar
tidak terbiasa menggunakan model LC
kognitif dengan tingkat C1-C4 pada kelas
6E-STAD. Salah satu kendala yang
eksperimen dan kelas kontrol.
dihadapi oleh guru adalah mempersiapkan
bahan ajar. Sedangkan kendala yang Tabel 3. Deskripsi Hasil Belajar Kognitif Siswa
dihadapi siswa pada awal pembelajaran Kelas Rata-rata
yaitu siswa nampak bingung. Hal ini Eksperimen 90,5
Kontrol 85
dikarenakan guru tidak menyajikan atau
Tabel 4. Presentase Jumlah Siswa yang Menjawab Benar Soal Pemahaman dengan Tingkat Kognitif C1-C4
e-ISSN 2502-4787
Pengaruh Model Daur Belajar Enam Fase-STAD 105
e-ISSN 2502-4787
106 EduChemia,Vol.4, No.1, 2019 Sem, Iskandar, dan Rahayu
e-ISSN 2502-4787
Pengaruh Model Daur Belajar Enam Fase-STAD 107
e-ISSN 2502-4787
108 EduChemia,Vol.4, No.1, 2019 Sem, Iskandar, dan Rahayu
e-ISSN 2502-4787
Pengaruh Model Daur Belajar Enam Fase-STAD 109
pengetahuan sendiri. Oleh karena itu, Hasil belajar siswa pada kelas yang
siswa menganggap banyak tugas yang dibelajarkan dengan LC 6E-STAD lebih
harus diselesaikan. tinggi dibandingkan dengan kelas yang
dibelajarkan menggunakan LC 6E.
KESIMPULAN demikian juga dengan motivasi belajar
pada kelas yang dibelajarkan dengan LC
Pembelajaran dengan LC 6E-STAD
6E-STAD lebih tinggi dibandingkan
dapat mengoptimalkan terjadinya
dengan kelas yang dibelajarkan dengan
interaksi sosial, komunikasi, saling
LC 6E. Peran guu sangat berpengaruh
menghargai dan bekerjasama antar siswa
pada implementasi model LC 6E-STAD,
dalam menemukan konsep dan
sehingga perlu dioptimalkan peran guru
memecahkan masalah selama proses
sebagai fasilitator dalam membimbing
pembelajaran. Implementasi model LC
siswa menemukan konsep melalui model
6E-STAD memberikan hasil yang positif
tersebut.
terhadap hasil dan motivasi belajar siswa.
.
DAFTAR RUJUKAN
e-ISSN 2502-4787
110 EduChemia,Vol.4, No.1, 2019 Sem, Iskandar, dan Rahayu
e-ISSN 2502-4787
Pengaruh Model Daur Belajar Enam Fase-STAD 111
e-ISSN 2502-4787