1683-Article Text-11430-1-10-20190412

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Pemantauan Sirkulasi Virus...

(Nike dkk)

Pemantauan Sirkulasi Virus Polio Tipe 2 pada Kasus AFP dan Cairan
Limbah Sebelum dan Setelah Peralihan OPV
Nike Susanti*, Bambang Heriyanto, Herna
Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbangkes, Kemenkes RI
*Email : nikesusanti74@gmail.com

Abstract
Since the polio free eradication program launched the number of cases of poliomyelitis decreased to 99%.
Poliovirus type 2 has been eradicated globally on 20 September 2015.To avoid the emergence of cases of
poliomyelitis caused polio vaccine virus type 2, in april 2015 the entire world has a commitment to remove of
type 2 component of the oral polio vaccine by switching trivalent Oral polio Vaccine (tOPV) into bivalent Oral
polioVaccine (bOPV) containing only types 1 and 3.Poliovirus type 2 should be monitored continuously to
ensure this type of virus is no longercirculates through the examination of polio virus in AFP and environmental
surveillance. Samples from AFP cases and sewage from sewage treatment system PD PAL Jaya taken in
January to December 2016. Stool from AFP cases are cultured and identified using standard method by WHO.
Sewage samples were extracted using the method of two-phase separation media using a solution containing
polyethylene glycol, Dextrak T40 and NaCl. Stool extract was inoculated in L20B and RD cell. The positive
isolates of L20B cell differentiation then will be followed by examination intratypic differentiation (ITD) using
realtime PCR method. A discordant result will be followed by sequencing examination The results show that
polio virus type 2 and 1 are still present. Polio virus type 2 is not detected after Juli 2016. Polio virus type 2
circulating before april showed 1-4 nucleotide changed.From this study it can be concluded that the circulation
of poliovirus type 2 is no longer found in stool from AFP cases and the environment in DKI Jakarta province
after withdrawing poliovirus type 2 of vaccine.

Keywords: poliovirus type 2, environmental sewage, Acute Flaccid Paralysis

Abstrak
Sejak program eradikasi bebas polio diluncurkan terjadi penurunan jumlah kasus poliomielitis hingga 99%.
Virus polio tipe 2 sudah dieradikasi secara global tanggal 20 september 2015 dan untuk menghindari munculnya
kasus poliomielitis yang disebabkan virus vaksin polio tipe 2 tersebut, maka diperlukan kebijakan baru
immunisasi polio dengan menghilangkan komponen tipe 2 dari vaksin polio oral dengan pengalihan trivalent
Oral Polio Vaccine (tOPV) menjadi bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV) yang hanya mengandung tipe 1 dan 3.
Virus polio tipe 2 harus dimonitor secara terus menerus untuk memastikan virus tipe ini tidak lagi bersirkulasi
melalui pemeriksaan virus polio pada kasus AFP dan lingkungan. Sampel pada penelitian ini berasal dari kasus
AFP seluruh Indonesia dan limbah lingkungan dari sistem pengolahan terpadu PD PAL Jaya di DKI Jakarta
mulai bulan januari hingga desember 2016. Sampel tinja dari kasus AFP dikultur dan diidentifikasi
menggunakan prosedur yang telah ditetapkan oleh WHO sedangkan sampel limbah lingkungan diekstraksi
dengan menggunakan metoda dua fase pemisahan menggunakan larutan media yang mengandung Polyethilene
glycol, Dextrak T40 dan NaCl. Ekstrak ditanam pada sel L20B dan RD. Identifikasi virus polio dilakukan
dengan pemeriksaan intratipyc differentiation(ITD) menggunakan metode realtime PCR pada isolat positif dari
sel L20B. Hasil ITD yang tidak sesuai maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan sekuensing. Hasil
menunjukkan masih ditemukan virus polio tipe 2 dan tipe 1. Virus polio tipe 2 tidak terdeteksi setelah bulan
Juli 2016.Virus polio tipe 2 mengalai mutasi 1-4 nukleotida. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
sirkulasi virus polio tipe 2 sudah tidak ditemukan lagi di tinja dan di lingkungan provinsi DKI Jakarta setelah
penghentian pemberian vaksin tipe2.

Kata kunci : virus polio tipe 2, limbah lingkungan, Acute Flaccid Paralysis

29
Pendahuluan menularkan virus tersebut ke seluruh dunia
termasuk Indonesia. 15-26
Sejak resolusi World Health Assembly
(WHA)tahun 1988 untuk memulai Untuk mengantisipasi timbulnya
eradikasi polio, inisiasi eradikasi polio wabah lumpuh layuh (AFP) yang
gobal mulai diterapkan. Resolusi spesifik diakibatkan cVDPV tipe 2 maka virus
untuk mencapai eradikasi secara global polio tipe 2 harus dihilangkan dari vaksin
ditempuh melalui jalan penguatan dan polio dengan melakukan peralihan
perluasan program imunisasi. Sejak penggunaan tOPV sebagai imunisasi dasar
program ini dijalankan di seluruh dunia polio menjadi bivalent OPV (bOPV) yang
didapatkan penurunan temuan kasus polio hanya mengandung virus polio tipe 1 dan
sebesar 99 %. Temuan kasus polio di 3. Untuk meningkatkan cakupan imunisasi
Indonesia menurun lebih dari 800 kasus polio tipe 2 sebelum peralihan tOPV ke
pada tahun 1984 menjadi hanya 24 kasus bOPV pemerintah Indonesia melakukan
pada tahun 1994. Sejak tahun 1995 Pekan Imunisasi Nasional pada tanggal 8-
Indonesia berkolaborasi dengan WHO 15 Maret 2017 sebagai pengganti
untuk memulai surveilans acute flaccid pemberiaan Inactivated Polio Vaccine
paralysis (AFP), dimana setiap kasus (IPV).27-30 Tiga bulan setelah peralihan
lumpuh layuh akut pada anak usia kurang tOPV ke bOPV diharapkan tidak
dari 15 tahun yang berpotensi disebabkan ditemukan lagi virus polio tipe 2 yang
oleh virus polio diinvestigasi dan dikeluarkan melalui tinja dan bersirkulasi
dilakukan pengambilan sampel untuk di lingkungan. Pemantauan sirkulasi virus
dipastikan kasus tersebut disebabkan oleh polio tipe 2 dapat dilakukan melalui
virus polio di laboratorium. Kasus AFP pemeriksaan tinja pada kasus AFP dan
yang disebabkan oleh virus polio cairan limbah di lingkungan. Pemantauan
indigenous di Indonesia terakhir musnahnya virus polio tipe 2 diperlukan
ditemukan pada tahun 1995 di Probolinggo untuk mendukung program eradikasi polio
Jawa Tengah. Kasus polio terakhir di secara global. Selain itu pemeriksaan virus
South East Asia Region (SEAR) polio di lingkungan juga berfungsi sebagai
ditemukan di India pada 13 Januari 2011. penunjang surveilans AFP untuk
Indonesia sendiri dinyatakan bebas virus mendeteksi virus polio yang bersirkulasi di
polio pada tanggal 27 Maret 2015.1-11 lingkungan dan membantu
mengidentifikasi virus polio liar di daerah
Saat ini virus polio liar tipe 2 sudah
endemis walaupun tidak ditemukan kasus
tidak ditemukan setelah oktober 1999 dan
kelumpuhan.31-36
telah dinyatakan dieradikasi secara global
sejak 20 September 2015.12-14 Penggunaan Penelitian pemantauan sirkulasi virus
tOPV (trivalent Oral Polio Vaccine) polio pada kasus AFP dan di lingkungan
sebagai imunisasi dasar polio dapat dilakukan pada Januari sampai dengan
menyebabkan wabah lumpuh layuh yang Desember 2016. Penelitian ini bertujuan
diakibatkan virus polio dari vaksin yang untuk mendeteksi adanya sirkulasi virus
mengalami mutasi dan bersifat polio tipe 2 dan mengetahui karakteristik
neurovirulensi (Vaccine Derived virus polio yang bersirkulasi serta untuk
Poliovirus). Lebih dari 90% kasus VDPV memastikan musnahnya virus polio tipe 2
merupakan VDPV yang berasal dari virus setelah kebijakan peralihan tOPV menjadi
polio tipe 2 yang bersirkulasi (cVDPV). bOPV pada bulan April 2016.
Sejak 2010 dilaporkan 4 negara yang
masih ditemukan transmisi cVDPV lebih Metode
dari 6 bulan yaitu Pakistan, Afganistan, Sampel AFP berupa tinja berasal dari
Chad dan Nigeria yang berpotensi seluruh provinsi di Indonesia yang
diterima di laboratorium bulan Januari

30 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol. 6.1. 2017: 29 - 37


Pemantauan Sirkulasi Virus...(Nike dkk)

hingga Desember tahun 2016. Sampel dilakukan pengamatan untuk melihat


cairan limbah diambildi bagian inlet PD adanya cytopathic effect (CPE) pada flask.
PAL Jaya yang merupakan tempat Flask yang berisi sel RD yang
penampungan dan pengolahan limbah menunjukkan CPE 75% atau lebih
rumah tangga terpadu yang berasal dari disimpan di freezer untuk ditanam ke sel
pembuangan rumah tangga. Limbah di PD L20B yang baru dan diinkubasi selama 5
PAL Jaya berasal dari buangan rumah hari. Flask L20B yang menunjukkan CPE
tangga di daerah Jakarta Selatan dan 75% atau lebih disimpan di freezer untuk
limbah yang berasal dari penampungan dilakukan pemeriksaan Intatypic
tinja di perumahan atau gedung di provinsi Differentiation (ITD) dengan metode
DKI Jakarta. Cairan limbah diambil realtime Polymerase Chain Reaction (rRT-
dengan frekuensi dua kali dalam sebulan PCR) menggunakan KIT CDC dari WHO.
selama bulan Januari hingga desember Apabila hasil ITD menunjukkan sabin like
2016. Sebanyak satu liter limbah diambil maka dilanjutkan dengan pemeriksaan
di bagian inlet pengolahan limbah dengan Vaccine Derived Poliovirus (VDPV)
menggunakan teknik grab. Sampel dikirim dengan metode realtime PCR. Virus entero
ke laboratorium dengan kondisi dingin dan yang hanya tumbuh di sel RD dilaporkan
diperiksa dalam waktu 24 jam. sebagai virus entero selain polio (Non
Sampel tinja dari kasus AFP di Polio Enterovirus/NPEV). Hasil rRT PCR
ekstraksi, dikultur dan diidentifikasi yang menunjukkan hasil discordant
mengikuti panduan laboratorium Polio (positif sabin pada pemeriksaan ITD dan
yang dikeluarkan oleh WHO.2Sampel negatif sabin saat dikonfimasi dengan
cairan limbah diekstraksi menggunakan pemeriksaan VDPV) dan polio liar
metoda 2 fase pemisahan dengan dilanjutkan dengan pemeriksaan
mencampurkan 500 ml cairan limbah genotyping.37
dengan larutan PEG, Dextran dan NaCl.
Campuran sampel dan reagen diaduk Hasil
dengan sempurna pada suhu 2-8oC dan Sampel tinja kasus AFP yang diterima
dibiarkan selama satu malam dalam labu tahun 2016 dari 33 provinsi di Indonesia
ukur dengan kondisi vertikal. Lapisan dikultur dan ditemukan 41sampel dari
paling bawah dan tengah (upperphase dan kasus AFP mengandung virus polio. Hasil
interphase) dikumpulkan dan ditambahkan identifikasi virus polio dengan
kloroform dan glass beads kemudian menggunakan realtime PCR ditemukan
diaduk dengan sempurna selama 20 menit ketiga tipe virus polio pada kasus AFP dan
lalu disentrifus dengan kecepatan 1000 g 11 dari 41 kasus (27%) mengandung virus
selama 20 menit. Supernatan diambil dan polio tipe 2 (gambar 1).
ditambahkan antibiotik 100 unit/ml
supernatan. Sebanyak 3 ml isolat
dipisahkan untuk diinokulasikan di 5 flask
25 cm2 yang mengandung sel L20B (flask
1-5) dan dan 1 flask 25 cm2 yang
mengandung sel RD (flask 6) yang sudah
monolayer. Masing-masing flask
ditambahkan 0,5 ml ekstrak dan diinkubasi
pada suhu 36oC selama 5 hari. Setiap hari

31
15 15

11

P1 P2 P3

Gambar 1. Kasus AFP positif mengandung virus polio

Virus polio tipe 2 diharapkan tidak kasus AFP (18%) yang mengandung virus
ditemukan pada tinja manusia 3 bulan polio tipe 2 ditemukan pada bulan april
setelah peralihan penggunaan vaksin polio hingga juli 2016. Kasus AFP dengan virus
dari tOPV ke bOPV. Sebanyak 82% kasus polio tipe 2 sudah tidak ditemukan lagi
AFP dengan virus polio tipe 2 ditemukan setelah 3 bulan peralihan tOPV ke OPV
sebelum bulan april dimana 1 kasus (gambar 2).
ditemukan pada anak umur 3 tahun dan 2

Sebelum 4 April 4 april - Juli Setelah Agustus

Gambar 2. Kasus AFP Positif mengandung virus Polio tipe 2

Sebanyak 25 sampel limbah adanya virus entero lainnya selain virus


lingkungan dari PD PAL Jaya yang polio (Non Polio Enterovirus/NPEV).
diisolasi dan diidentifikasi menggunakan Tabel 1 menunjukkan hasil kultur dan ITD
metoda rRT PCR ditemukan virus polio, dengan metoda rRT PCR terhadap 25
pada pemeriksaan ini juga dideteksi sampel limbah lingkungan.

32 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol. 6.1. 2017: 29 - 37


Pemantauan Sirkulasi Virus...(Nike dkk)

Tabel 1. Hasil Kultur dan ITD sampel limbah lingkungan

Tanggal Tanggal Jumlah Flask


No No lab Hasil Kultur dan ITD
ambil Proses Positif
1 J/16/001/L 17/02/2016 18/02/2016 1 (flask 6) NPEV
2 J/16/002/L 29/02/2016 01/03/2016 Tidak ada Neg
3 J/16/003/L 14/03/2016 15/03/2016 4 (Flask 1,3,5,6) Flask 1,3,6 : P2 Discordant
Flask 5 : P1 Sabin
4 J/16/004/L 28/03/2016 29/03/2016 Tidak ada Neg
5 J/16/005/L 11/04/2016 12/04/2016 2 (Flask 3 dan 5) Flask 3,5 : P2 Discordant
6 J/16/006/L 26/04/2016 27/04/2016 1 (flask 6) NPEV
7 J/16/007/L 09/05/2016 10/05/2016 1 (flask 6) NPEV
8 J/16/008/L 23/05/2016 24/05/2016 Tidak ada Neg
9 J/16/009/L 06/06/2016 07/06/2016 1 (flask 6) NPEV
10 J/16/010/L 20/06/2016 21/06/2016 Tidak ada Neg
11 J/16/011/L 12/07/2016 13/07/2016 1 (flask 6) NPEV
12 J/16/012/L 25/07/2016 26/07/2016 Tidak ada Neg
13 J/16/014/L 04/08/2016 05/08/2016 Tidak ada Neg
14 J/16/015/L 16/08/2016 18/08/2016 1 (flask 6) NPEV
15 J/16/016/L 29/08/2016 30/08/2016 Tidak ada Neg
16 J/16/017/L 13/09/2016 13/09/2016 Tidak ada Neg
17 J/16/018/L 26/09/2016 26/09/2016 1 (flask 6) NPEV
18 J/16/019/L 10/10/2016 11/10/2016 1 (flask 6) NPEV
19 J/16/020/L 24/10/2016 25/10/2016 1 (flask 6) NPEV
20 J/16/021/L 07/11/2016 08/11/2016 Tidak ada Neg
21 J/16/022/L 22/11/2016 23/11/2016 1 (flask 6) NPEV
22 J/16/023/L 29/11/2016 30/11/2016 1 (flask 6) NPEV
23 J/16/024/L 05/12/2016 06/12/2016 1 (flask 6) NPEV
24 J/16/025/L 03/12/2016 14/12/2016 1 (flask 6) NPEV
25 J/16/026/L 19/12/2016 20/12/2016 1 (flask 6) NPEV

Pemeriksaan ITD menunjukkan adanya terhadap semua virus polio tipe 2


virus polio tipe 2 pada 1 sampel yang menunjukkan hasil yang berbeda dengan
diambil sebelum peralihan kebijakan virus polio tipe 2 sabin (discordant)
immunisasi polio tOPV ke bOPV dan 1 sehingga harus dilanjutkan dengan
sampel pada bulan April 2016. Seperti pemeriksaan genotyping. Hasil sekuensing
halnya kasus AFP, virus polio tipe 2 sudah terhadap 5 isolat virus polio tipe 2
tidak ditemukan lagi pada sampel limbah menunjukkan adanya perubahan sebanyak
yang diambil setelah bulan Agustus 2016. 1-4 nukleotida dibandingkan dengan
Selain virus polio tipe 2 ditemukan juga susunan nukleotidan virus vaksin tipe 2.
virus polio tipe 1 pada sampel limbah yang Hasil sekuensing digambarkan pada tabel
identik dengan virus yang berasal dari 2.
vaksin. Hasil pemeriksaaan VDPV

33
Tabel 2. Hasil sekunsing terhadap isolat virus polio tipe 2 discordant.

No lab Hasil Sekuensing


J/16/003/L Flask 1 : P2 Sabin dengan 2 perbedaan nukleotida (428T>C, 681G>T)
Flask 3 : P2 Sabin dengan 1 perbedaan nukleotida (427A>G)
Flask 6 : P2 P2 Sabin dengan 1 perbedaan nukleotida (427A>G)
J/16/005/L Flask 3 : P2 Sabin dengan 4 perbedaan nukleotida (427A>G, 477T>C, 511A>G,
643G>A)
Flask 5 : P2 Sabin dengan 3 perbedaan nukleotida (511A>G, 643G>A, 660A>G)

Pembahasan laporan berbagai negara di dunia, lebih


dari 90 % kasus VDPV merupakan VDPV
Virus polio masuk ke tubuh manusia
tipe 2.18,22,39,40Sampel limbah yang diambil
melalui mulut dan bereplikasi di usus dan
dari bagian inlet PD Pal Jaya yang
dikeluarkan ke lingkungan bersama tinja.
merupakan tempat penampungan langsung
Virus yang dikeluarkan melalui tinja dapat
limbah rumah tangga, perkantoran ,dan
bertahan selama beberapa minggu di
hotel yang mengandung tinja manusia
lingkungan sehingga virus dapat
masih ditemukan virus polio tipe 2 hingga
ditemukan pada tinja manusia dan di air
bulan april 2016. Hasil sekuensing juga
yang terkontaminasi dengan tinja. Pada
menunjukkan kecenderungan virus polio
pemeriksaan kasus AFP dan limbah
tipe 2 yang berasal dari vaksin mengalami
didapatkan virus poliosabin tipe 2 yang
perubahan pada susunan nukleotidanya.
berasal dari vaksin. Tinja yang
Perubahan nukleotida yang ditemukan
mengandung virus polio tidak hanya
masih dalam batas untuk ditetapkan
ditemukan pada anak-anak yang baru
sebagai virus vaksin. Berdasarkan
mendapatkan immunisasi saja tapi pada
rekomendasi WHO adanya perubahan
anak-anak yang sudah tidak mendapatkan
pada region VP1 dibandingkan referensi
immuniasi tapi terinfeksi virus polio
virus polio sabin/vaksin sebesar1% atau
melalui fekal oral dari anak-anak yang
lebih pada susunan nukleotida untuk virus
dimunisasi.2,24,25,38
polio tipe 1 dan 3 dan ≥ 0.6% untuk virus
Peralihan kebijakan imunisasi dari P2 dapat dikategorikan sebagai Vaccine
tOPV ke bOPV pada tanggal 4 April 2016 Derived Polio Virus (VDPV).41,42 Pada
diawali dengan pemberian imunasi pada penelitian ini ditemukan 1-4 nukleotida
anak-anak pada bulan Maret 2016 virus polio tipe 2 di sampel limbah (0,1%-
sehingga pada bulan Maret hingga Juli 0,4%) mengalami mutasi sehingga virus
2016 masih ditemukan adanya sirkulasi tipe 2 yang ditemukan masih dimasukkan
virus polio tipe 2. Virus polio masih dalam kategori sabin/vaksin. Berbeda
dikeluarkan melalui tinja hingga 11 dengan sampel limbah, semua virus polio
minggu setelah infeksi dan virus polio tipe tipe 2 yang ditemukan pada tinja kasus
2 dapat ditemukan lebih lama di tinja AFP tidak ditemukan adanya mutasi. Pada
dibandingkan virus polio tipe 1 dan 3.36,38 penelitian tahun 2015 tentang karakterisasi
Virus polio tipe 2 yang berasal dari vaksin virus polio dilingkungan ditemukan semua
berpotensi untuk bermutasi dan menjadi virus polio tipe 2yang bersirkulasi di
VDPV di lingkungan. VDPV dapat lingkungan mengalami mutasi sebanyak 1-
menyebabkan paralisis sama seperti yang 5 nukleotida sedangkan virus polio tipe 2
disebabkan oleh virus polio liar. pada tinja anak-anak sehat juga ditemukan
Berdasarkan data yang diperoleh dari virus polio tipe 2 yang tidak mengalami

34 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol. 6.1. 2017: 29 - 37


Pemantauan Sirkulasi Virus...(Nike dkk)

mutasi. Seluruh negara memantau sirkulasi


virus polio tipe 2 melalui surveilans AFP
dan polio lingkungan, tiga bulan setelah
peralihan tOPV ke bOPV sudah tidak
ditemukan lagi virus polio tipe 2 di seluruh
negara kecuali Suriah. Pada Maret 2017 Daftar Rujukan
dilaporkan wabah AFP yang diakibatkan
virus polio VDPV tipe 2 di Suriah.43-45 1. CDC. Progress Toward Global Eradication of
Poliomyelitis, 2002. MMWR Morbidty and
Moratlity Report 2003:4.
Kesimpulan 2. WHO. Polio Laboratory Manual 4ed.
Virus polio sabin tipe 2 masih Geneva2004.
3. WHO. Progress reports on selected Regional
ditemukan pada tinja hingga bulan juli Committee resolutions : Challenges in polio
2017 dan sudah tidak ditemukan lagi pada eradication (SEA/RC60/R8). India2013.
tinja dan di lingkungan DKI jakarta 3 4. Lahariya C. Global eradication of polio: the
bulan setelah peralihan kebijakan tOPV case for" finishing the job". Bulletin of the
menjadi bOPV. Virus polio sabin tipe 2 World Health Organization 2007;85:487-92.
5. Poliomyelitis in Indonesia. 2005. (diakses
yang bersirkulasi di lingkungan telah tanggal : 3 mei 2016), tersedia di :
mengalami mutasi 1-4 nukleotida. http://www.who.int/csr/don/2005_06_06/en/)
6. Gunardi H. Eradikasi dan Babak Akhir Polio:
Saran Peran Tenaga Kesehatan Indonesia. eJournal
Kedokteran Indonesia 2017:141-8.
Pemantauan virus polio di lingkungan 7. Control CfD, Prevention. Progress toward
harus dilakukan secara terus menerus agar interruption of wild poliovirus transmission--
dapat memantau sirkulasi virus polio tipe 2 worldwide, January 2011-March 2012.
dan virus polio tipe lainnya yang dapat MMWR Morbidity and mortality weekly
report 2012;61:353.
digunakan sebagai deteksi dini terjadinya 8. Ismoedijanto. Progress and Challenges
wabah poliomielitis akibat virus polio liar Toward Poliomyelitis Eradication in
atau VDPV. Pengambilan sampel Indonesia. Southeast Asian J Trop Med Public
sebaiknya bisa melibatkan beberapa Health 2003;34:10.
tempat selain provinsi DKI 9. Grassly NC. The final stages of the global
eradication of poliomyelitis. Phil Trans R Soc
Jakartasehingga dapat memantau sirkulasi B 2013;368:20120140.
virus polio di tempat lain terutama daerah 10. Soedarmo SP, Utoro S. Controlling polio
yang memiliki risiko tinggi terjadi outbreak due to imported wild poliovirus in
penularan virus polio. Indonesia: A success story. Paediatrica
Indonesiana 2009;49:234-43.
11. Ismoedijanto HP, Rusmil K, Suyitno H. Bab
VIII. 2 Poliomielitis.
Ucapan Terimakasih 12. Kew OM, Sutter RW, Gourville EMd,
Dowdle WR, Pallansch MA. VACCINE-
Penulis mengucapkan terima kasih kepada DERIVED POLIOVIRUSES AND THE
teman-teman peneliti dan perekayasa di ENDGAME STRATEGY FOR GLOBAL
POLIO ERADICATION. Annual Review of
laboratorium Virologi Pusat Biomedis dan Microbiology 2005;59:587-635.
Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbang 13. Group SPW. Proposed policy for a global
Kesehatan dan teman-teman yang bekerja switch from'tOPV to bOPV'for routine
di Laboratorium Nasional Polio PT immunization. (diakses tanggal 10 Oktober
biofarma Bandung yang telah membantu 2017), tersedia di : http://www. who
int/immunization/sage/meetings/2012/april/2_
dalam pemeriksaan dan identifikasi virus Polio_WG_background_paper_26_Mar2012
Polio di lingkungan. pdf; 2012.
14. WHO G. The 22nd Informal Consultation on
the Global Polio Laboratory Network 9 -10
March 2016 , WHO Headquarters, Geneva,

35
Switzerland , Final report of in northern Nigeria. Journal of virology
recommendations2016. 2013;87:4907-22.
15. Kew OM, Wright PF, Agol VI, et al. 27. WHO. The Switch of OPV Replacing
Circulating vaccine-derived polioviruses: trivalent OPV (tOPV) with bivalent OPV
current state of knowledge. Bulletin of the (bOPV). 2017. (diakses tanggal : 20
World Health Organization 2004;82:16-23. September 2017), tersedia di :
16. Diop OM, Burns CC, Wassilak SG, Kew OM, http://www.searo.who.int/indonesia/topics/im
Control CfD, Prevention. Update on vaccine- munization/switch_tOPV_bOPV/en/.)
derived polioviruses-worldwide, July 2012- 28. GPEI. Vaccine -associated paralytic polio
December 2013. MMWR Morb Mortal Wkly (VAPP) and vaccine-derived poliovirus
Rep 2014;63:242-8. (VDPV) 2015.
17. Control CfD, Prevention. Update on vaccine- 29. Ramirez Gonzalez A, Farrell M, Menning L,
derived polioviruses--worldwide, July 2009- et al. Implementing the Synchronized Global
March 2011. MMWR Morbidity and mortality Switch from Trivalent to Bivalent Oral Polio
weekly report 2011;60:846. Vaccines—Lessons Learned From the Global
18. Jorba J. Update on vaccine-derived Perspective. The Journal of Infectious
polioviruses—worldwide, January 2015–May Diseases 2017;216:S183-S92.
2016. MMWR Morbidity and mortality 30. Lee M. Hampton MMF, MPH; Alejandro
weekly report 2016;65. Ramirez-Gonzalez, MPH; Lisa Menning,
19. Morales M. Notes from the field: circulating MSc; Stephanie Shendale, JD; Ian Lewis;
vaccine-derived poliovirus outbreaks—five Jennifer Rubin, MPH4; Julie Garon, MPH;
countries, 2014–2015. MMWR Morbidity and Jennifer Harris, PhD; Terri Hyde, MD; Steven
mortality weekly report 2016;65. Wassilak, MD; Manish Patel, MD6; Robin
20. Jenkins HE, Aylward RB, Gasasira A, et al. Nandy, MD;, Diana Chang-Blanc M.
Implications of a circulating vaccine-derived Cessation of Trivalent Oral Poliovirus
poliovirus in Nigeria. New England Journal of Vaccine and Introduction of Inactivated
Medicine 2010;362:2360-9. Poliovirus Vaccine — Worldwide, 2016.
21. Duintjer Tebbens RJ, Pallansch MA, Kim JH, Morbidity and Mortality Weekly Report
et al. Oral Poliovirus Vaccine Evolution and 2016;65:5.
Insights Relevant to Modeling the Risks of 31. Hovi T, Shulman L, Van Der Avoort H,
Circulating Vaccine‐Derived Polioviruses Deshpande J, Roivainen M, De Gourville E.
(cVDPVs). Risk analysis 2013;33:680-702. Role of environmental poliovirus surveillance
22. Aylward RB, Cochi SL. Framework for in global polio eradication and beyond.
evaluating the risks of paralytic poliomyelitis Epidemiology & Infection 2012;140:1-13.
after global interruption of wild poliovirus 32. Asghar H, Diop OM, Weldegebriel G, et al.
transmission. Bulletin of the World Health Environmental surveillance for polioviruses in
Organization 2004;82:40-6. the Global Polio Eradication Initiative. The
23. Saleem AF, Mach O, Quadri F, et al. Journal of infectious diseases 2014;210:S294-
Immunogenicity of poliovirus vaccines in S303.
chronically malnourished infants: A 33. Shulman LM, Mendelson E, Anis E, et al.
randomized controlled trial in Pakistan. Laboratory challenges in response to silent
Vaccine 2015;33:2757-63. introduction and sustained transmission of
24. Wassilak S, Pate MA, Wannemuehler K, et al. wild poliovirus type 1 in Israel during 2013.
Outbreak of type 2 vaccine-derived poliovirus The Journal of infectious diseases
in Nigeria: emergence and widespread 2014;210:S304-S14.
circulation in an underimmunized population. 34. Johnson Muluh T, Hamisu AW, Craig K, et
The Journal of infectious diseases al. Contribution of environmental surveillance
2011;203:898-909. toward interruption of poliovirus transmission
25. Malaya K. Sahoo MH, ChunHong in Nigeria, 2012–2015. The Journal of
Huang,Alisha Mohamed-Hadley,Yuanyuan infectious diseases 2016;213:S131-S5.
Liu,Jesse J. Waggoner,Stephanie B. 35. Lodder W, Buisman A, Rutjes S, Heijne J,
Troy,Lourdes Garcia-Garcia,Leticia Ferreyra- Teunis P, de Roda Husman A. Feasibility of
Reyes,Yvonne Maldonado,Benjamin A. quantitative environmental surveillance in
Pinsky. Detection of Emerging Vaccine- poliovirus eradication strategies. Applied and
Related Polioviruses by Deep Sequencing. environmental microbiology 2012;78:3800-5.
Journal of Clinical Microbiology 2017;55:10. 36. Chung P-W, Huang Y-C, Chang L-Y, Lin T-
26. Burns CC, Shaw J, Jorba J, et al. Multiple Y, Ning H-C. Duration of enterovirus
independent emergences of type 2 vaccine- shedding in stool. JOURNAL OF
derived polioviruses during a large outbreak MICROBIOLOGY IMMUNOLOGY AND
INFECTION 2001;34:167-70.

36 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol. 6.1. 2017: 29 - 37


Pemantauan Sirkulasi Virus...(Nike dkk)

37. Organization WH. Guidelines for 41. Estívariz CF, Watkins MA, Handoko D, et al.
environmental surveillance of poliovirus A large vaccine-derived poliovirus outbreak
circulation. 2003. on Madura Island—Indonesia, 2005. The
38. Troy SB, Ferreyra-Reyes L, Huang C, et al. Journal of infectious diseases 2008;197:347-
Community circulation patterns of oral polio 54.
vaccine serotypes 1, 2, and 3 after Mexican 42. Initiative GPE. Classification and reporting of
national immunization weeks. The Journal of vaccine-derived polioviruses (VDPV). 2016.
infectious diseases 2013;209:1693-9. 43. Diop OM. Virologic Monitoring of Poliovirus
39. SAGE. Persistent circulating vaccine derived Type 2 after Oral Poliovirus Vaccine Type 2
poliovirus type 2 (cVDPV2): current status in Withdrawal in April 2016—Worldwide,
preparation of the tOPV to bOPV switch. 2016–2017. MMWR Morbidity and mortality
SAGE Meeting; 2015; Geneva. weekly report 2017;66.
40. Sharif S, Abbasi BH, Khurshid A, et al. 44. Home A, Join A. Category Archives:
Evolution and circulation of type-2 vaccine- Uncategorized. Vaccine 2017;35:4451-90.
derived polioviruses in Nad Ali district of 45. Rohwerder B. WASH in Syria. 2017.
Southern Afghanistan during June 2009-
February 2011. PloS one 2014;9:e88442.

37

You might also like