Implementasi Nilai Sila-Sila Pancasila Dalam Budaya Dan Tradisi "Ngayah" Di Bali

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Implementasi Nilai Sila-sila Pancasila dalam Budaya dan

Tradisi “Ngayah” di Bali

Dewa Made Darmaputra,


NIM. 20212110042
Fakultas Hukum Universitas Ngurah Rai, E-mail: dewadodo@gmail.com

Abstract
The problem raised in this study is about the implementation of the values of the Pancasila precepts which
are implied in the traditional culture of the Balinese people and their relevance to the noble values of local
wisdom in Bali. This research belongs to the field research category, and the approach used in this research
is a sociological approach. Data collection techniques used are interview and documentation techniques.
After conducting research, it was concluded that the traditional village culture in Bali has added value
that can be implemented in living the life of society and the state, Balinese traditional villages exist in the
community who continue to maintain and protect Indonesia in the midst of various aspects of life. In
carrying out traditional Balinese events, it is considered that they are still in line and relevant to the
values in the Pancasila precepts. Obedience to the provisions of traditional villages in Bali is seen when
there are traditional activities in the form of the ngayah tradition which are carried out in the banjar hall
or temple belonging to the local traditional village. Traditional village communities in Bali have equal
rights and obligations regardless of social status, profession or occupation or position in government or
private agencies. This is a reflection of the noble values of the precepts in Pancasila.

Keywords : Pancasila Implementation; Balinesse Tradition and Culture

Abstrak

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini ialah tentang implementasi nilai Sila-sila Pancasila
yang tersirat dalam budaya adat masyarakat Bali serta relevansiya dengan nilai-nilai luhur kearifan
lokal yang ada di Bali. Penelitian ini termasuk kategori field research (penelitian lapangan), dan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis. Teknik pengumpulan data
dipergunakan adalah teknik wawancara dan dokumentasi. Setelah melakukan penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa budaya desa adat di Bali memiliki nilai tambah yang bisa diimplementasikan dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat maupun bernegara, desa adat Bali ada didalam masyarakat yang
tetap memelihara dan menjaga Indonesia di tengah berbagai macam aspek kehidupan. Dalam
melaksanakan acara adat Bali dinilai masih sejalan dan relevan dengan nilai dalam sila-sila pancasila.
Sikap patuh akan ketentuan desa adat di Bali terlihat apabila ada kegiatan adat berupa tradisi ngayah
yang dilaksanakan dibalai banjar atau pura milik desa adat setempat. Masyarakat Desa adat di bali
memilki hak dan kewajiban yang setara tanpa membedakan status sosial, profesi atau pekerjaan maupun
jabatan di instansi pemerintah atau swasta. Hal ini adalah cerminan dari nilai luhur sila-sila dalam
Pancasila.
Kata kunci : Implementasi Pancasila; Tradisi dan Budaya Bali
1. Pendahuluan

Pancasila adalah pandangan hidup (falsafah), dasar negara (ideologi), dan

wahana pemersatu bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

menjadi sendi kehidupan dan penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara di Indonesia. Bila ditelaah lebih jauh kehidupan

berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari kearifan lokal yang dimiliki oleh

berbagai suku yang ada di negara ini. Sebagaimana Undang-Undang No. 32

Tahun 2009 memberikan pengertian tentang kearifan lokal, yaitu nilai-nilai luhur

yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan

mengelola lingkungan hidup secara lestari. Suku Bali sebagai salah satu suku di

Indonesia mempunyai ciri khas kearifan lokalnya sendiri. Tulisan ini coba

menggali cerminan nilai Sila-Sila dalam Pancasila di dalam kegiatan adat, tradisi

dan budaya desa adat di Bali yang masih relevan ampai saat ini.

2. Hasil Dan Pembahasan


Refleksi atau cerminan dari nilai-nilai Pancasila dalam budaya Bali salah

satunya dapat dilihat dalam konsep Ngayah. Ngayah Menurut Kamus Bali

indonesia (1990), kata ngayah secara harfiah dapat diartikan melakukan pekerjaan

tanpa mendapat upah. Ngayah adalah kewajiban sosial masyarakat Bali sebagai

penerapan ajaran karma marga yang dilaksanakan secara gotong royong dengan

hati yang tulus ikhlas baik di banjar maupun di tempat suci atau Pura. Secara

etimologi kata ngayah berasal dari asal kata ayah, ayahan, pengayah, ngayahang

(yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya dalam sebuah kesatuan)
Ngayah merupakan sebuah kearifan lokal yang ada, tumbuh dan berkembang di

Bali. Bahkan budaya ngayah hingga saat ini masih dijalankan dan tidak luntur

ditelan zaman. Ngayah merupakan istilah bagi seseorang ataupun kelompok yang

bekerja dengan tulus iklas tanpa mendapatkan imbalan secara material. Secara

internasional konsep ngayah sangat mirip dengan konsep relawan, namun dalam

ngayah tetap mengikuti khaidah adat dan aturan sosial yang berada di masyarakat

Bali. Ngayah merupakan sebuah kewajiban sosial masyarakat Bali (Suku Bali).

Menurut masyarakat Bali, dengan melakukan ngayah mereka sekaligus telah

menunaikan kewajiban sosial dan agama Hindu. Ngayah biasa dilakukan dengan

gotong royong di banjar (wilayah sejenis Rukun Tetangga) ataupun di tempat suci

(Pura). Dalam melaksanakan ngayah, tidak memandang latar belakang

pendidikan, pekerjaan, ataupun status sosial. Mereka yang memiliki hati dan niat

yang tulus iklas dapat turut serta dalam melaksanakan ngayah.

Implementasi Sila I Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa dalam

tradisi ngayah sangat erat, karena ngayah tempat utamanya adalah tempat suci

Agama Hindhu yaitu Pura. Sila Kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

tercermin dari setiap kegiatan ngayah dimana masyarakat desa adat memiliki hak

yang sama dan adil sesuai porsinya. Kemudian Implementasi Sila Ketiga

Persatuan Indonesia terlihat dari ngayah yang melibatkan banyak orang yang

bersatu dalam mengambil kegiatan ngayah, bersama memiki tujuan yang sama .

Selanjutnya Sila Keempat Pancasila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan terwujud dalam teknik


pengambilan keputusan ngayah, segala macam aturan, hak dan kewajiban ngayah

dibuat berdasarkan keputusan paruman atau rapat desa adat dengan

mengutamakan musyawarah yang dipimpin bendesa atau kepala desa adat. Yang

terakhir implementasi Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

adalah setiap krama atau masyarakat anggota desa adat memiliki kewajiban yang

sama satu dengan lainnya, besarnya peturunan atau iuran adat sama, tidak berbeda

satu dengan yang lainnya, adalah salah satu contoh penerapan sila kelima dalam

Pancasila.

3. Kesimpulan
Konsep ngayah adalah satu dari sekian kearifan lokal yang ada Di
Indonesia dan hingga kini masih bertahan di Bali. Implementasi konsep ngayah
mengajak masyarakat adat di Bali yang memiliki latar belakang sosial, tingkat
pendidikan, profesi pekerjaan yang berbeda menjadi satu kesatuan yang penuh
rasa persaudaraan, keikhlasan dan membangun kebersamaan dalam meningkatkan
rasa persatuan di Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sejalan dan
relevan dengan nilai sila-sila pada Pancasila.

Daftar Pustaka
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. (2021). Nilai-nilai Pancasila dalam
Tradisi Ngayah. Available from
https://bpip.go.id/bpip/berita/990/833/nilai-nilai-pancasila-
dalam-tradisi-ngayah.html. Diakses 3 Oktober 2021
Warna, I.W. (1990). Kamus Bali-Indonesia. Dinas Pendidikan Dasar
Provinsi.Bali.
Widya Sena, I.G.M. (2010). Implementasi Konsep “Ngayah”dalam
Meningkatkan Toleransi Kehidupan Umat Beragama Di Bali.
Makalah dalam acara Fakultas Brahma Widya IHDN
Denpasar.Bali.

You might also like