Perbandingan Aktivitas Antibakteri Sp. R1M Yang Diisolasi Dari Mangrove

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

JPHPI 2012, Volume 15 Nomor 1 Perbandingan aktivitas antibakteri Penicillium, Prihanto, AA. et al.

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI


Penicillium notatum ATCC 28089 DENGAN Penicillium
sp. R1M YANG DIISOLASI DARI MANGROVE
Sonneratia caseolaris
Comparison of Antibacterial Activity of Penicillium notatum ATCC 28089
and Penicillium sp. R1M Isolated from Mangrove Sonneratia caseolaris

Asep Awaludin Prihanto


Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Brawijaya
Diterima 7 Oktober 2011/Disetujui 13 Desember 2011

Abstract
Mangrove Sonneratia caseolaris is a potential host for endhopytic fungi that commonly produce strong
dan unique antibiotic. The objective of the research was to compare the antibacterial activity of Penicillium
notatum ATCC 28089 and endophytic fungus Penicillium sp. R1M isolated from Mangrove Sonneratia
caseolaris. First step of the research was observation the growth curve of each isolate. Second step was
isolation of their metabolites to be used in the antibacterial activity assay against Staphylococcus aureus
ATCC 9144 and Escherichia coli ATCC 8739. The results showed that both isolates indicated different
growth curves. Penicillium sp. R1M experienced shorter adaptation phase, than P. notatum ATCC 28089.
The secondary metabolites of P. notatum ATCC 28089 was isolated on day 8, while those of Penicillium
sp. R1M isolated on day 6. The result of antibacterial assay  confirmed  that the  extracts of mycelia
Penicillium sp. R1M show inhibition diameter in the growth of S. aureus and E. coli  with 11.5 ± 0.6 mm and
10.6 ± 0.4, mm, respectively, while the medium extracts of P. notatum ATCC 28089 were 9.3 ± 0.9 mm and
7.4 ± 0.1 mm, respectively. The  inhibitory zone diameter of  medium extracts. Penicillium sp. R1M against
S. aureus and  E. coli were correspondingly 7.5 ± 0.1 mm and 7.1 ± 0.8 mm,  while the medium  extracts of P.
notatum ATCC 28089 were 9.3 ± 0.6 mm and 7.4 ± 0.4 mm, respectively. Mycelial extracts of  Penicillium
sp. R1M showed better antibacterial activity than those of P. notatum ATCC 28089. On the other hand the
medium extracts showed the opposite results.

Keywords: antibacterial, Penicillium sp. R1M, Sonneratia caseolaris

Abstrak
Mangrove Sonneratia caseolaris merupakan salah satu inang kapang endofit yang berpotensi
menghasilkan antibiotik yang unik dan kuat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas
antibakteri Penicillium notatum ATCC 28089 dengan kapang endofit Penicillium sp. R1M yang diisolasi dari
mangrove Sonneratia caseolaris. Penelitian diawali dengan mengamati kurva pertumbuhan untuk masing-
masing isolat dan selanjutnya dilakukan isolasi metabolit dan diuji aktivitas antibakterinya terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 9144 dan Escherichia coli ATCC 8739. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
kedua isolat memiliki kurva pertumbuhan yang berbeda. Metabolit sekunder P. notatum ATCC 28089
diisolasi pada hari ke-8, sedangkan dari Penicillium sp. R1M diisolasi pada hari ke-6. Hasil pengujian
aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak miselia Penicillium sp. R1M menghasilkan diameter
penghambatan pada S. aureus dan E. coli sebesar 11,5±0,6 mm dan 10,6 ±0,4 mm; sedangkan ekstrak media
P. notatum ATCC 28089 berturut-turut sebesar 9,3 ±0,9 mm dan 7,4±0,1 mm. Diameter hambat ekstrak
media Penicillium sp. R1M pada S. aureus dan E. coli berturut-turut sebesar 7,5 ± 0,1 mm dan 7,1±0,8 mm;
sedangkan ekstrak media P. notatum ATCC 28089 adalah 9,3 ± 0,6 mm dan 7,4 ± 0,4 mm. Ekstrak miselia
isolat Penicillium sp. R1M mempunyai aktivitas antibakteri yang lebih baik daripada Penicillium notatum
ATCC 28089, tetapi pada ekstrak media fermentasi menunjukkan hasil yang berlawanan.

Kata kunci: antibakteri, Penicillium sp. R1M, Sonneratia caseolaris

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 66


Perbandingan aktivitas antibakteri Penicillium, Prihanto, AA. et al. JPHPI 2012, Volume 15 Nomor 1

PENDAHULUAN telah berhasil mengisolasi Penicillium sp. R1M


Kapang endofit adalah mikroorganisme dari akar mangrove Sonneratia caseolaris.
unik yang terdapat dalam tumbuhan. Istilah Analisis makroskopis dan mikroskopis
endofit merujuk pada organisme hidup bakteri menunjukkan bahwa Penicillium sp. R1M
atau kapang yang berukuran mikroskopis dan adalah kapang P. notatum. Isolat Penicillium sp.
sebagian atau keseluruhan hidupnya berada di R1M diduga mempunyai aktivitas antibakteri
dalam jaringan tanaman (xylem dan phloem), yang lebih kuat jika dibandingkan dengan
daun, akar, buah, dan batang (Strobel dan Daisy isolat P. notatum ATCC 28089. Penelitian ini
2003). Banyak penelitian telah membuktikan bertujuan untuk membandingkan aktivitas
bahwa kapang jenis ini mempunyai aktivitas antibakteri kapang Penicillium sp. R1M
antibiotik dan aktivitas biologis yang luas. dengan isolat P. notatum ATCC 28089 dan
Tanaman mangrove sejak lama diketahui mengetahui dampak buangan limbah lumpur
mempunyai khasiat obat berbagai penyakit Lapindo terhadap peningkatan aktivitas
dan umum digunakan sebagai obat-obatan antibakterinya.
tradisional. Penggunaan daun, buah, kulit
kayu, batang, akar dan buah dari beberapa MATERIAL DAN METODE
spesies mangrove telah dilaporkan oleh Bahan dan Alat
Bandaranayake (1998). Sampel kapang yang digunakan dalam
Kapang endofit juga sumber potensial penelitian ini adalah Penicillium sp. R1M
untuk antibiotik-antibiotik yang unik (Nair (kapang endofit akar mangrove Sonneratia
et al. 2000). Keunikan ini disebabkan oleh caseolaris diisolasi bulan Agustus sampai
habitat mikroorganisme endofit yang berbeda Oktober 2010 dari daerah Muara Sungai
dengan habitat kapang pada umumnya Porong, Sidoarjo) dan P. notatum ATCC 28089.
sehingga proses adaptasi kapang endofit Bakteri uji menggunakan Staphylococcus
terhadap habitatnya seringkali menghasilkan aureus ATCC 9144 dan Escherichia coli ATCC
metabolit yang mempunyai struktur dan 8739 (koleksi Laboratorium Mikrobiologi,
karakter yang berbeda jika dibandingkan Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya).
dengan kapang isolat umum. Media fermentasi dan uji antibakteri
Beberapa ilmuwan menyebutkan bahwa menggunakan Potato Dextrose Agar (PDA)
bioaktivitas yang terdapat dalam bagian- (Merck), Potato Dextrose Broth (PDB) (Merck),
bagian mangrove tersebut tidak selalu berasal Mueller Hinton Agar (MHA) (Merck), Blank
dari tanaman mangrove itu sendiri, tetapi disc (Oxoid) dan inkubasi dilakukan dengan
dapat berasal dari makhluk lain di dalam inkubator (Memmert, IFP 550).
bagian mangrove yang mampu mensintesis
bioaktif tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut Metode
dapat diduga bahwa kapang atau bakteri Fermentasi kapang
endofit yang mendiami tumbuhan mangrove Proses fermentasi dimulai dengan
adalah penghasil senyawa bioaktif yang menumbuhkan kultur murni pada media
sebenarnya, seperti yang kemukakan oleh PDA selama ±7 hari. Miselia dan media
Shan et al. (2009). agar dari kedua kapang dipotong kecil-
Tumbuhan mangrove merupakan sumber kecil berbentuk kotak (±3 cm2) kemudian
inang yang kaya kapang endofit (Andana dan dilakukan fermentasi pada media PDB. Setiap
Sridhar, 2002). Penelitian Firdaus et al. (2010) potongan blok dimasukkan kedalam media
PDB dan kemudian diinkubasi selama 7 hari
Korespondensi: Universitas Brawijaya Malang 65145.
dengan suhu 30 0C dalam kondisi statis dan
Telp. +62341553512, Fax +62341557837 E-mail : asep_
awa@ub.ac.id gelap.

67 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2012, Volume 15 Nomor 1 Perbandingan aktivitas antibakteri Penicillium, Prihanto, AA. et al.

Pembuatan kurva pertumbuhan


Pertumbuhan diamati dari jumlah sel
atau massa sel dengan bobot kering sel yang
dilakukan setiap 24 jam selama 10 hari.

Uji antibakteri
Pengujian aktivitas antibakteri dari
ekstrak miselia dan media pertumbuhan
kapang menggunakan metode cakram (Qi
et al. 2009). Cakram tanpa ekstrak diameter Gambar 1 Kurva pertumbuhan kapang; Penicillium
Gambar 1 Kurva pertumbuhan kapang; Penicillium sp. R1M; Penicillium
6-mm diisi 50 µg ekstrak kasar yang dilarutkan sp. R1M; Penicillium notatum ATCC
notatum ATCC 28089
28089
dengan MeOH dan dievaporasi sampai kering.
Selanjutnya cakram ditempatkan di atas media
MHA yang telah diinokulasikan bakteri uji Fase stasioner (stationary phase) kedua
dengan kepadatan 1,2x108 CFU/mL. Cawan isolat menunjukkan hasil yang berbeda.
petri selanjutnya diinkubasi pada suhu 35 0C Titik stasioner kapang endofit Penicillium sp.
selama 24 jam. Streptomycin (400 µg/mL) R1M terjadi lebih cepat dengan waktu yang
digunakan sebagai kontrol positif. Diameter lebih singkat. Isolat P. notatum ATCC 28089
hambat diukur menggunakan jangka sorong. mengalami fase stasioner lebih lama (±2 hari).
Semua pengujian dilakukan secara duplo. Fase kematian (death phase) pada isolat
endofit terjadi pada hari ke-7, sedangkan
HASIL DAN PEMBAHASAN P. notatum ATCC 28089 terjadi pada hari
Pertumbuhan kapang ke-9. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
Kurva pertumbuhan kapang kedua isolat siklus hidup kapang sangat dipengaruhi oleh
menunjukkan hasil yang berbeda (Gambar habitat asal isolat kapang. Data pengamatan
1). Penicillium sp. R1M menunjukkan waktu kurva pertumbuhan selanjutnya digunakan
adaptasi yang lebih cepat dibandingkan untuk menentukan masa panen fermentasi
P. notatum ATCC 28089. Kapang endofit yang digunakan pada pengujian antibakteri.
sudah mengalami fase pertumbuhan cepat
(exponential phase) pada hari ke-2, sedangkan Aktivitas antibakteri
P. notatum ATCC 28089 membutuhkan Pengamatan aktivitas antibakteri kedua
waktu hampir satu minggu. Perbedaan isolat kapang menunjukkan hasil yang berbeda
fase adaptasi (lag phase) ini kemungkinan baik terhadap bakteri Gram- negatif maupun
disebabkan oleh perbedaan habitat kedua Gram positif (Tabel 1). Hasil pengujian ekstrak
isolat. Habitat Penicillium sp. R1M yang miselia Penicillium sp. R1M memberikan daya
keras diduga menghasilkan kemampuan hambat sebesar 11,5 mm terhadap S. aureus
adaptasi yang lebih baik jika dibandingkan dan 10,6 mm terhadap E. coli. Ekstrak miselia
dengan isolat sejenis yang habitatnya banyak P. notatum ATCC 28089 berturut-turut
tersedia nutrisi. Bugni dan Ireland (2004) menghasilkan zona hambat hanya 7,5 mm
menunjukkan bukti bahwa mikroorganisme dan 7,1 mm. Ekstrak miselia Penicillium sp.
endofit mengalami adaptasi nutrisi yang unik R1M menunjukkan penghambatan yang lebih
dengan melibatkan tumbuhan inang melalui baik dibandingkan dengan ekstrak miselia P.
serangkaian pola ekspresi gen. Nutrisi yang notatum ATCC 28089. Hasil ini membuktikan
disediakan tumbuhan sangat menentukan bahwa habitat kapang endofit yang berada
interaksi dan adaptasi yang terjadi dengan dalam sel tumbuhan mangrove menghasilkan
endofit didalamnya (Saikkonen et al. 1998). metabolit yang lebih kuat. Aly et al. (2011)

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 68


Perbandingan aktivitas antibakteri Penicillium, Prihanto, AA. et al. JPHPI 2012, Volume 15 Nomor 1

Tabel 1 Hasil uji antibakteri isolat Penicillium sp. R1M dan P. notatum ATCC 28089

Mikroba Ekstrak bakteri uji zona hambat (mm)


Staphylococcus aureus ATCC 9144 11,5 ±0,6
miselia 
Escherichia coli ATCC 8739 10,6 ±0,4
Penicillium sp. R1M
Staphylococcus aureus ATCC 9144 7,5 ± 0,1
media
Escherichia coli ATCC 8739 7,1 ± 0,8
Staphylococcus aureus ATCC 9144 9,3 ±0,9
P. notatum ATCC miselia
Escherichia coli ATCC 8739 7,4 ±0,1
28089
  Staphylococcus aureus ATCC 9144 9,3 ± 0,6
media
Escherichia coli ATCC 8739 7,4 ± 0,4

mengemukakan bahwa habitat kapang di peptidoglikan tidak terlindungi oleh membran


dalam tumbuhan (endofit) memicu produksi luar (Navarre dan Schneewind 1999).
metabolit yang unik sebagai respon dari habitat Perbedaan struktur lapisan membran tersebut
yang tidak biasa. Inang endofit yang tumbuh menyebabkan bakteri Gram negatif kurang
di daerah yang keras, banyak tantangan sensitif terhadap antibiotik daripada bakteri
secara fisik dan kimia merupakan sumber Gram positif terutama antibiotik golongan
yang potensial untuk penapisan kapang β-laktam yang merupakan antibiotik asal
endofit dan bioaktifnya (Raghukumar 2008). Penicillium sp. Antibiotik β-laktam bekerja
Pengujian antibakteri ekstrak media membunuh bakteri dengan cara mengganggu
P. notatum ATCC 28089 diperoleh hasil sintesis dinding sel melalui penghambatan
diameter penghambatan pada S. aureus dan enzim transpeptidase yang mengakibatkan
E. coli sebesar 9,3±0,6 mm dan 7,4±0,4 mm, dinding sel menjadi lebih lemah, sensitif, dan
sedangkan ekstrak media Penicillium sp. mudah terdegradasi (Giguère et al. 2006)
R1M berturut turut sebesar 7,5 ± 0,1 mm dan
7,1±0,8 mm. Pengujian antibakteri ekstrak KESIMPULAN
media memperlihatkan hasil yang berbeda Ekstrak miselia isolat Penicillium sp. R1M
dengan ekstrak miselia. Hasil ini kemungkinan mempunyai aktivitas antibakteri yang lebih
disebabkan senyawa bioaktif penghambat baik dibandingkan dengan P. notatum ATCC
bakteri pada kapang endofit Penicillium sp. 28089, tetapi pada ekstrak media fermentasi
R1M adalah metabolit intraseluler, sedangkan menunjukkan hasil yang berlawanan.
senyawa penghambat bakteri yang terdapat
pada isolat P. notatum ATCC 28089 adalah UCAPAN TERIMA KASIH
jenis metabolit ekstraseluler. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Kedua isolat secara umum menunjukkan Universitas Brawijaya yang memberikan
penghambatan yang lebih baik pada bakteri biaya penelitian melalui program World Class
Gram-positif (S.aureus ATCC 9144). University Grant berdasarkan SK No. 190/
Beberapa antibiotik asal Penicillium diketahui SK/2010.
mempunyai aktivitas yang baik terhadap
bakteri Staphylococcus. Bakteri Gram positif DAFTAR PUSTAKA
diketahui lebih sensitif daripada bakteri Gram Aly AH, Debbab A, Proksch P. 2011. Fungal
negatif. Hal ini disebabkan oleh struktur endophytes: unique plant inhabitants
dinding sel bakteri Gram negatif yang lebih with great promises. Applied Microbiology
kompleks dibandingkan dengan bakteri Gram and Biotechnology 90(6):1829-1845
positif, selain itu pada bakteri Gram positif, Andana K, Sridhar KR. 2002. Diversity of

69 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2012, Volume 15 Nomor 1 Perbandingan aktivitas antibakteri Penicillium, Prihanto, AA. et al.

endophytic fungi in the roots of mangrove ecosystem: A Review. Biobytes 3:1-6


species on west coast of India. Canadian Navarre WW, Schneewind O. 1999. Surface
Journal of Microbiology 48:871-878. proteins of gram-positive bacteria dan
Bandaranayake WM. 1998. Traditional dan mechanisms of their targeting to the cell
medicinal uses of mangroves. Mangroves wall. Microbiology and Molecular Biology
and Salt Marshes 2: 133-148 Reviews 63(1):174-229.
Bugni TS, Ireland CM. 2004. Marine-derived Qi SH, Xu EY, Xiong HR, Qian PY, Zhang
fungi: a chemically dan biologically S. 2009. Antifouling and antibacterial
diverse group of microorganisms. Natural compounds from a marine fungus
Product Reports 21:143-63 Cladosporium sp. F14. World Journal of
Firdaus M, Prihanto AA, Nurdiani R. 2010. Microbiology and Biotechnology. 25: 399-
Potensi jamur endofit asal mangrove 406
sebagai anti methicillin resistant Raghukumar  C. 2008. Marine fungal
Staphylococcus aureus (MRSA) dan biotechnology: an ecological perspective.
anti vancomycin resistant Enterococcus Fungal Diversity 31: 19-35
faecium (VREF). Laporan hasil penelitian Saikkonen K, Faeth, SH, Heldaner M,
Hibah penelitian dalam peningkatan Sullivan TJ. 1998. Fungal endophytes:
publikasi ilmiah internasional program A continuum of interactions with host
World Class University, Universitas plants. Annual Review of Ecology and
Brawijaya. Malang. Systematics 29:319-343
Giguère S, Prescott JF, Baggot JD, Walker Shan CZ, Hui PJ, Cheng TW, Jin CQ, Cheng LY.
RD, Dowling PM. 2006. Antimicrobial 2009. Biodiversity and biotechnological
Therapy in Veterinary Medicine, 4th ed. potential of mangrove-associated Fungi.
Blackwell Publishing, Ames, Iowa. Journal of Forestry Research 20(1):63-72
Nair S, Sasirekha N, Appunu C, Bharathkumar, Strobel G, Daisy B. 2003. Bioprospecting for
Loganathan, Rameshkumar N, Sridhar microbial endophytes dan their natural
R, Subathra G Prabhavathy VR. 2000. products. Microbiology and Molecular
Microbial diversity in Mangrove Biology Reviews 67: 491-502

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 70

You might also like