Analisis Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Objek Wisata Hutan Mangrove Di Desa Karanggandu Kabupaten Trenggalek

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Geografi Pariwisata

Analisis Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Objek Wisata


Hutan Mangrove Di Desa Karanggandu Kabupaten Trenggalek

Yunis Purwanti 1, I Komang Astina, Ms.,Ph.D 1*


Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
1Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia
*Penulis korespondensi yunis.purwanti.2007216@students.um.ac.id
Surel: Ikomangastina.fis@um.ac.id

Paper received: 29-October-2021; revised: 30-October-2021-; accepted: 01-November-2021


Abstract

Tourism is a sector that in its development can determine the future of society. Karanggandu
Village is one of the villages located in Watulimo District, Trenggalek Regency and has natural
resources that trigger a tourist attraction, where tourist attractions and tourist attractions are
scattered in almost every area. Especially in the form of the Mangrove Forest, which is one of the
most popular tourist attractions in Trenggalek district, in terms of tourism characteristics and
regional concepts. Likewise with the SWOT analysis used to develop this Mangrove Forest area.
The method used in this article is a qualitative method with descriptive analysis so as to produce
a broad and in-depth analysis with secondary data taken from several sources. So that the final
result produces several points that are more emphasized in the SWOT analysis in the form of
strengths, weaknesses, threats, and opportunities from the Mnagrove Forest tourism object. The
other results show an economic and social analysis of the area around the tourist attraction area.
So that then it is expected to be able to realize tourism that can improve the welfare of the
surrounding community.

Keywords : Tourism , Mangrove Forest , Community Participation , SWOT Analysis

Abstrak

Pariwisata merupakan sebuah sektor yang dalam perkembangannya dapat menentukan masa depan
daripada masyarakat. Desa Karanggandu merupakan salah satu desa berada Kecamatan Watulimo
Kabupaten Trenggalek dan memiliki sumber daya alam yang memicu adanya daya tarik wisata,
dimana objek wisata dan daya tarik wisata tersebar hampir di tiap daerah . Khususnya berupa
Hutan Mangrove , yang menjadi salah satu objek wisata terpopuler di kabupaten Trenggalek,
ditinjau dari karakteristik wisata dan konsep perwilayahannya. Begitu juga dengan analisis SWOT
yang digunakan untuk mengembangkan kawasan Hutan Mangrove ini. Metode yang digunakan
dalam artikel ini ialah metode kualitatif dengan analisis deskriptif sehingga menghasilkan analisis
yang luas dan mendalam dengan data sekunder yang diambil dari beberapa sumber. Sehingga hasil
akhir nya menghasilkan beberapa point yang lebih ditekankan pada analisis SWOT berupa
kekuatan, kelemahan, ancaman, serta peluang dari objek wisata Hutan Mnagrove. Adapun hasil
yang lain menunjukkan adanya analisis ekonomi dan sosial daripada wilayah sekitar kawasan
objek wisata. Sehingga kemudian diharapkan dapat mewujudkan pariwisata yang dapat
meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat sekitar .

Kata Kunci : Pariwisata ,Hutan Mangrove ,Partisipasi Masyarakat , Analisis SWOT

1
Jurnal Geografi Pariwisata

1. Pendahuluan
Pariwisata merupakan sebuh sektor yang penting dalam upaya meningkatkan pendapatan.
Karena Indonesia merupakan negara dengan 4.444 jiwa yang memiliki keindahan alam dan
keanekaragaman budaya, maka sebuah sektor pariwisata perlu ditingkatkan menjadi 4.444 jiwa.
Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan bidang yang menguntungkan dan berpotensi untuk
dikembangkan sebagai salah satu aset yang digunakan sebagai sumber pendapatan negara dan
negara. Pariwisata berasal dari dua kata: Paris dan Wisata. Taruhan dapat diartikan sebanyak yang
diinginkan, seperti bulat atau penuh. Turis dapat diartikan sebagai perjalanan atau trip, namun
dalam hal ini identik dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Berdasarkan hal tersebut, kata
“Pariwisata” dapat diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan beberapa kali atau melingkar
dari satu tempat ke tempat lain, yang disebut “Tour” dalam bahasa Inggris . (The Yeti, 1991: 103).
Sedangkan menurut RG. Soekadijo (1997:8), Pariwisata adalah segala kegiatan masyarakat yang
melibatkan wisatawan. Menurut Murphy (1985), pariwisata adalah semua faktor yang terkait
seperti halnya berupa wisatawan, tujuan wisata, perjalanan, industri, dan lain sebagainya.
Pengembangan tapak yang akan dijadikan kawasan wisata 4.444 ini diharapkan dapat menjadi
sumber dan potensi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan untuk merangsang kegiatan ekonomi,
termasuk kegiatan lainnya di sektor penyerapan tenaga kerja, pendapatan masyarakat, pariwisata
daerah dan nasional yang beragam. Peningkatan dalam penerimaan negara dan devisa melalui
upaya mengembangkan potensi dengan tetap menjaga jati diri sebuah bangsa.

Hutan mangrove merupakan Objek wisata di Desa Karanggandu ,Kecamatan Watulimo


,Kabupeten Trenggalek yang memiliki sebuah daya tarik tersendiri bagai masyarakat. Hutan
mangrove ini merupakan suatu jenis tanaman yang banyak kita temui disekitar kawasan muara
dengan sebuah struktur tanah rawa. Mangrove ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
sebuah jenis permasalahan yang disebabkan oleh abrasi, hewan maupun tanaman. Kerusakan
tersebut tidak hanya mempunyai dampak bagi hewan melainkan juga pada manusia. Magrove
menjadi sebuah pelindung lingkungan yang berpengaruh besar (Ana,2015) . Hutan Mangrove ini
merupakan suatu tempat terjadinya sebuah proses daur ulang yang menghasilkan oksigen sebagai
penyerap dari karbondioksida ( Azis ,2010) jadi hutan mangrove ini merupakan jenis hutan yang
bisa melindungi suatu lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat karena ulah manusia dan
hewan.

2
Artikel Geografi Pariwisata

2. Metode
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo Kabupaten
Trenggalek , tepatnya didaerah objek wisata Hutan Mangrove yang merupakan sebuah objek
wisata terpopuler di daerah Karnggandu , yang menyajikan banyaknya pepohonan Mangrove
dengan suasana yang indah dan masih sangat alami . Pada penelitian ini menggunakan jenis atau
pendekatan kualitatif, dimana pendekatan tersebut lebih ditekankan pada sebuah analisis
pemahaman dan juga pemaknaan secara subjektif dengan berupaya memperoleh informasi secara
lebih detail , pendekatan ini juga menggunakan metode deskriptif. Analisis dalam penelitian ini
dikaitkan dengan teori-teori para ahli supaya dapat memudahkan penelitian terlebih ketika terjun
langsung ke lapangan, serta menggunakan data-data yang diambil dari internet, website, atau
jurnal-jurnal yang sesuai dengan penelitian . Disamping itu, adanya beberapa definisi atau kajian
pustaka diharapkan dapat membantu dalam memberikan sebuah gambaran secara umum dan latar
belakang dilakukannya penelitian serta korelasinya dengan hasil dan pembahasan selanjutnya.
Sementara itu ,sumber data penelitian diperoleh dari data sekunder , yang dimana menggunakan
data-data yang diambil dari internet, website, atau jurnal-jurnal yang sesuai dengan penelitian
tersebut . Dengan demikian analisis kualitatif ini digunakan dengan menekankan pada kedalaman
analisa yang digunakan dalam sebuah penelitian di Desa Karanggandu ,Kecamatan Watulimo
,Kabupaten Trenggalek .

3. Hasil Dan Pembahasan


3.1 Perwilayahan Dalam Sebuah Pariwisata
Perwilayahan dalam aspek kepariwisataan merupakan suatu pembagian wilayah-
wilayah pariwisata yang dapat dipandang memiliki potensi, selanjutnya dapat dijadikan
tujuan yang pasti (Pendit, 2006). Perwilayahan juga menjadi sangat penting bagi Indonesia
karena Indonesia memiliki potensi luas dan beraneka ragam, baik yang merupakan atraksi
tidak bergerak (seperti keindahan alam, monument, candi dan sebagainya) maupun atraksi
bergerak (dimana faktor manusia memegang peranan penting seperti kesenian, adat
istiadat, dan sebagainya). Perwilayahan dalam pariwisata ini dipandang sebagai suatu
lokasi yang didalamnya memiliki potensi sehingga dapat dijadikan tujuan kepariwisataan.
Sementara Wilayah tujuan wisata (tourist destination area) merupakan wilayah atau tempat
yang memiliki atraksi, situasi dalam hubungan lalu lintas dan fasilitas penunjangnya,

3
Artikel Geografi Pariwisata

sehingga kemudian menyebabkan wilayah tersebut menjadi obyek kebutuhan dari


wisatawan. Ada tiga syarat utama yang harus dimiliki daerah tujuan wisata, yaitu:
1. Mempunyai atraksi (objek yang menarik) Dalam konsep perwilayahan pariwisata ini
harus memiliki atraksi atau merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran
wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.
2. Mudah untuk di tempuh dengan berbagai sasaran transportasi . Dimana pad sasaran
tersebut transportasi ini berkaitan dengan prasarana wisata. Prasarana wisata merupakan
suatu sumber daya alam maupun sumber daya buatan manusia seperti jalan, jembatan
pelabuhan, terminal ,bandara, termasuk jaringan listrik, air, telekomunikasi dan lain
sebagainya. Prasarana wisata tersebut dibangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan
kondisi objek yangbersangkutan.
3. Menyediakan suatu tempat untuk tinggal sementara Ini berkaitan dengan sarana wisata.
Dalam sarana wisata yitu terdapat, kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan
untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.
Pembangunannya harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif
maupun kuantitatif kualitatif.
3.2 Karakteristik Aktivitas Pariwisata
Karakteristik objek wisata merupakan karakteristik spesifik dari segala sesuatu dimana
segala sesuatu itu memiliki keunikan tersendiri, keindahan, serta nilai yang berupa
keanekaragamn kekayaan alam, budaya juga dari hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan. Pariwisata ini merupakan kegiatan yang sangat kompleks,
dimana pariwisata meliputi industri-industri seperti kerajinan tangan serta cinderamata.
Karakteristik pariwisata ini ada beberapa komponen seperti :
a) Intangible , yaitu karakteristik pariwisata dimana orang tidak dapat melihat bentuk
daripada jasa pariwisata indonesia itu seperti apa , sebelum mereka merasakan atau
membeli bahkan datang sendiri mengunjungi daerah tujuan pariwisata tersebut.
b) Sulit diatur standar kualitasnya, dimana pada dasarnya dalam jasa terjadi interaksi
atau hubungan langsung antara pemberi dan pengguna jasa.
c) Simultan antara proses produksi dengan konsumsi, dimana jasa akan diproduksi
Artikel Geografi Pariwisata 4 apabila jasa tersebut sudah dibeli oleh pengguna jasa, yang
terjadinya secara bersamaan antara proses produksi dan juga konsumsi.

4
Artikel Geografi Pariwisata

d) Tidak dapat disimpan sebagai persediaan, seperti contoh sebuah kamar hotel yang
kosong dalam waktu seminggu yang lalu maka akan hilang dan tidak dapat dijual pada hari
ini maupun hari berikutnya.
e) Tidak dapat dimiliki sebab tidak berwujud, dimana tidak ada sesuatu yang dimiliki
oleh seseorang yang telah membeli jasa tersebut, sementara untuk mewujudkan jasa
tersebut maka wisatawan membeli aneka cinderamata sebagai kenang-kenangan bukti jika
ia pernah mengunjungi dan terkesan dengan daerah tujuan wisata tersebut.
3.3 Gambaran Hutan Mangrove dan Partisipasi Masyarakat

Sumber : Visit. Trenggalekkab.go.id

Tempat wisata ini bertempat di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo


Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur . Akhir-akhir ini objek wisata merupakan
sebuah sektor yang sangat berkembang pesat, dimana bentang alam yang beragam dengan
tuntutan kaum milenial akan hiburan membuat banyak pelaku wisata memutar otak untuk
mengembangkan bisnis terutama di bidang pariwisatanya salah satunya yaitu hutan
Mangrove di pesisir Pantai Cengkrong . Seiring bertumbuhnya vegetasi tumbuhan
mangrove ini banyak mengundang wisatawan yang datang menikmati keindahan
vegetasinya . Selain itu hutan mangrove di pesisir Pantai Cengkrong ini dibagun jembatan
di atasnya. Pembanguan jembatan tersebut dijadikan sebuah media edukasi bagi
masyarakat sekitar hutan mangrove dalam meningkatkan pemahaman mengenai ekosistem
hutan mangrove. Meningkatnya para kunjungan wisatawan membuat pengelolaan
tumbuhan mangrove di pesisir pantai Cengkrong ini didukung oleh Dinas Perikanan
Kabupaten Trenggalek dalam arahan menyediakan edukasi untuk masyarakat dan

5
Jurnal Geografi Pariwisata

menjadikan barnd serta daya tarik bagi masyarakat untuk datang berwisata . Wisata Hutan
Mangrove di Pesisir pantai Cengkrong ini menyediakan sebuah perahu ,agar wisatawan
yang berkunjung juga bisa menikmati hutan mangrove dengan mengelilingi sungai
cengkrong serta bisa melihat hijaunya tanaman-tanaman mangrove. Banyak kunjungan
wisatawan yang datang kesana , karena tempatnya sejuk menarik pandangan mata dan
masih alami tarif yang diberikan untuk tiket masuknya sangat sesuai kantong karena hanya
diberi tarif sekitar Rp. 5.000 sebagai parkir sepeda motor atau mobil.

3.4 Analisis SWOT Objek Wisata Hutan Mangrove


Analisis SWOT merupakan suatu identifikasi beberapa macam faktor yang dikaji
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yang didasari pada pola pikir
dalam menguatkan kekuatan (strengths), peluang (opportunities), sehingga bisa
menimbulkan kelemahan (weaknesses), dan ancaman (threat). Menurut Philip Kotler
SWOT merupakan evaluasi secara keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman, dimana analisis SWOT ini juga merupakan sebauh instrumen analisis yang
mengkaji lingkungan internal dan eksternal daripada suatu perusahaan yang cukup luas,
analisis ini juga didasarkan pada asumsi bahwasannya suatu strategi yang efektif akan
meminimalkan kelemahan dan juga ancaman, dan apabila diterapkan secara akurat, maka
asumsi sederhana ini akan sangat berdampak atas rancangan suatu strategi yang berhasil.
Dengan menggunakan cara penelitian ini analisis SWOT dapat menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh faktor internal ( kekuatan (strengths), dan
wekaness (kelemahan), dan juga faktor eksternal (Opportunity ( peluang), threat (
ancaman)). Manfaat dari analisis ini ialah sebagai penentu masa depan dalam
keberlangsungan bisnis selain itu banyak digunakan oleh para stakeholder dalam
mengetahui kondisi internal dan juga eksternal dari suatu perusahaan, juga dapat
membantu menetapkan prioritas mana saja yang harus didahulukan oleh perusahaan
dengan adanya analisis SWOT. Adapun analisis SWOT pada objek wisata Hutan
Mangrove adalah sebagai berikut :
a. Strengths (Kekuatan)
Berdasarkan Kekuatan Objek wisata Hutan Mangrove ini terletak pada sebuah
edukasi wisata pusatanpesona tersendiri bagi masyarakat yang berkunjung
berwisata ke hutan mangrove di Kabupaten Trenggalek . Wisata Hutan Mangrove

6
Jurnal Geografi Pariwisata

ini menawarkan pengenalan dan kunjungan bagi pariwisata maupun siswa-


siswi yang datang untuk belajar melihat langsung cara memanan tumbuhan
mangrove serta melakukan kegiatan lainnya . Selain itu wisata objek hutan
mangrove ini juga menawarkan berupa wisata perahu untuk berkeliling sungai
cengkrong untuk menikmati hijaunya tumbuhan tanaman mangrove .

b. Weakness ( Kelemahan )
Kelemahan objek wisata hutan mangrove ini berupa adanya pandemi Covid-19 yang
menjadikan aktivitas pariwisata di daerah ini terpaksa berhenti sejenak. Hal ini
membuat lingkungan sekitar tidak dikelola begitu baik . Memang ada yang menjaga
namun kurang perhatian, sehingga membuat pariwisata kurang terjaga akan
lingkungannya.
c. Opportunity (Peluang)
Dalam peluang objek wisata hutan Mangrove ini terletak pada daya tarik wisatanya
dan pekembangannya. Melalui sebuah strategi –strategi yang dilakukan untuk bisa
menjaga sebuah ekosistem dan apresiasi masyarakat yang berpengaruh terhadap
suatu program . Dari sebuah strategi ini bisa menjadikan peluang untuk
mengembangkan suatu objek wista edukasi yang berbasis konservasi dan menjaga
hutan mangrove dari kerusakan unsur pembaharuan dalam kebijakan di wilayah
Kabupaten Trenggalek. Strategi tersebut terfokuskan kepada masyarakat dan
kelompok pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya sebuah pokmaswas ini
diharapkan semua semakin membawa perubahan ke arah yang lebih baik di kawasan
hutan mangrove di pantai Cengkrong . Melalui strategi pengembangan edukasi
wisata dalam edukasi berbasis konservasi masyarakat dapat menjadikan sebuah
akses peluang dan upaya dalam pembanguan jembatan dan sebuah tempat wisata
yang mampu mengedukasi masyarakat dan penyelenggraan wisata edukasi huntan
mangrove berbasis konservasi ini menyediakan sebuah pelatihan penanaman
mangrove dan menyediakan sebuah bibit tanaman mangrove.

7
Jurnal Geografi Pariwisata

d. Threat (Ancaman)
Dalam ancaman ini dapat dilihat dari sebuah kewenangan Pemerintah Kabupaten
Trenggalek terhadap suatu pengelolaan lingkungan pantai Cengkrong , yaitu belum
adanya sebuah kerja sama antara Pemerintah daerah Kabupaten Trenggalek dan
pihak Perhutani, yang dimana hal tersebut memberikan dampak pengelolan pantai
Cengkrong tidak bisa dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Pemasalahan ini
terletak pada dikawasan pesisir pantai Cengkrong ,yang dimana berbatasan persis
dengan hutan mangrove milik Perhutani dan akses untuk menuju pantai cengkrong
yang harus melewati hutan mangrove . Pihak perhutani ini lebih memilih bekerja
sama dengan LMDH Argo Lestari dan Cv Pandu Alam yang bertujuan untuk
mengelola hutan mangrove dan pantai cengkrong. Menurut teori lama ,yang
disebut sebuah perjanjian adalah hukum berdasarkan kata sepakat untuk
mengakibatkan kata hukum. Dari hal tersebut sudah tampak adanya sebuah asas
konsensualisme . Perjanjian publik merupakan sebuah perjanjian yang didalam
kajiananya menyangkut penguasaaan hukum public dan disitu salah satu pihak
yang bertidak yaitu betupa pemerintah dan pihak swasta.

3.5 Analisis Sosial Dan Ekonomi Kawasan Sekitar Objek Wisata Hutan Mangrove

1. Analisis Kondisi Sosial Objek Wisata Hutan Mangrove


Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, merupakan
suatu desa yang berada di dekat kawasan objek wisata Hutan Mangrove ini, mayoritas
penduduknya bekerja sebagai petani, pedagang dan juga pengrajin. Diantaranya pengrajin
anyaman tiar, pengrajin anyaman tampah. Kawasan ini sebagai penyangga sosial , dimana
daerah penyangga sebenarnya sebagai suatu kawasan inti yang diupayakan untuk
melindungi dari gangguan aktifitas yang berdampak ke hal yang negatif. Kawasan ini
sebagai penyangga sosial merupakan suatu kawasan yang diciptakan agar kondisi sosial
dan ekonominya cukup mapan, sehingga untuk aktivitas masyarakatnya tidak
menggantungkan pada sumber daya alam disekitarnya. Dengan demikian sumber daya
lahan dapat menyediakan sebuah pasokan alternatif untuk menopang kehidupan
masyarakat sekitar .

8
Jurnal Geografi Pariwisata

2. Analisis Kondisi Ekonomi Objek Wisata Hutan Mangrove

Masyarakat pada pengembangan kegiatan edukasi objek wisata hutan mangrove


berpacu memberikan peningkatan terhadap kesejahteraan masyarakat daerah. Dalam hal
ini masyarakat lokal paska melakukan kegiatan edukasi pengembangan hutan mangrove
menurutnya sangat penting , yang dimana hal ini mengingat sebuah peran penyedia fasilitas,
menyajikan atraksi budaya, dan menentukan suatu kualitas produk dalam wisata.

Program keberhasilan pengelolaan suatu ekosistem tumbuhan mangrove sangat


ditentukan melalui strategi dalam melakukan kebijakan yang di kembangkan. Titik
pusatnya mengampu kepentingan berbagai pihak (stakeholders) yang meliputi pemerintah
baik daerah mapupun pusat , LSM, nelayan tokoh masyarakat serta peneliti yang ada di
perguruan tinggi. Oleh karena itu, sangat perlu diperhatikan agar kebijakan yang
dihasilkan bisa diimplementasikan dengan baik . Penyesuaian tersebut berkaitan dengan
sebuah, aspirasi ,potensi dan kebersamaan warga masyarakat . Pusat paling penting yaitu
berpacu pada bagaimana melewati sebuah kebijakan dan bisa meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dikawasan pesisir.
Kondisi perekonomian di daerah Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo kini
pertahunnya mengalami sebuah peningkatan, tetapi belum secara segnifikan. Pemimpin
desa mempunyai harapan terhadap pertumbuhan ekonomi para warga masyarakatnya dan
untuk dukungannya bisa melalui Pemimpin Daerah Tingkat I, Pemimpin Daerah Tingkat
II dan Pemimpin Pusat. Hal ini harus terealisasi dengan berbagai bentuk bantuan serta
programnya . Kawasan daerah Karanggandu ini mempunyai banyak sebuah komoditas
khusus dalam bidang pertanian dan perkebunan yang dimana hal itu didukung oleh suatu
program dan bantuan pemerintah daerah .Secara analisis yang perlu di perbaiki yaitu taraf
hidup masyarakat . Beberapa potensi sumber daya alam yang ada di desa Karanggandu
diantaranya sebagai berikut :
1. Komoditas Padi : 608 ton/tahun
2. Komoditas Cengkeh : 76 ton/tahun
3. Komoditas Kelapa : 138 ton/tahun
4. Komoditas Durian : 72 ton/tahun
5. Komoditas Pisang : 211 ton/tahun

9
Jurnal Geografi Pariwisata

Dari beberapa hal di atas Desa Karanggandu banyak daerah wisata juga sehingga dalam
pengembangannya warga sekitar berupanya membuat keunikan dalam objek wistanya serta
mengenalkan informasi potesi daerah sekitar dengan kecanggihan teknologi . Wisatawan
yang berkunjung ke desa Karanggandu ini banyak mengenalkan objek wisata dengan
berfoto – foto dan diunggah disosial media . Banyaknya pengunjung wisatawan
menjadikan perekonomian warga sekitar menjadi terdorong maju , sehingga potensi
wilayah yang ada dikawasan ini menjadi pesona tersendiri bagi para pedatang.

4. 4. Kesimpulan

Dalam karakteristik wilayah merupakan karakteristik spesifik dari segala sesuatu yang
mempunyai keunikan tersendiri, keindahan, serta nilai yang menyangkut dengan budaya
keanekaragaman kekayaan alam, dari hasil buatan manusia yang menjadi sebuah sasaran atau
tempan berkunjung, dimana ada 4 karakteristik wisata yaitu intangible, sulit diatur standart
kualitasnya, simultan, tidak dapat disimpan sebagai persediaan, dan tidak dapat dimiliki karena
tidak berwujud. Adapun konsep Perwilayahan yang berkaitan dengan kepariwisataan merupakan
suatu hal pembagian kawasan-kawasan pariwisata yang bisa dipandang mempunyai potensi,
selanjutnya dapat dijadikan tujuan yang pasti. Seperti halnya Objek wisata hutan Mangrove di
Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek , yang merupakan sebuah
wisata populer dengan keindahan yang indah dan memukau pandangan mata , kemudian
digunakan analisis SWOT dalam melakukan pengembangan objek wisata dengan 4 komponen,
yaitu berupa kekuatan, kelemahan, ancaman serta peluang. Dimana kekuatan dari objek wisata
ini yaitu Di Hutan Mangrove Mangrove ini menawarkan pengenalan dan kunjungan bagi
pariwisata maupun siswa-siswi yang datang untuk belajar melihat langsung cara memanan
tumbuhan mangrove serta melakukan kegiatan lainnya . Selain itu wisata objek hutan mangrove
ini juga menawarkan berupa wisata perahu untuk berkeliling sungai cengkrong untuk menikmati
hijaunya tumbuhan tanaman mangrove .Untuk analisis sosial-ekonomi sendiri pada kawasan
sekitar objek wisata ini Masyarakat mengalami sebuah peningkatan dalam mutu kesejahteraan
dikarenakan adanya Hutan Mangrove ini memberikan dampak yang baik untuk perekonomian
warga sekitar dan Objek wisata Hutan mangrove ini juga berkerjasama dengan pihak
perhutani serta di dukung oleh pihakpemeritahan

1
0
Jurnal Geografi Pariwisata

5. Daftar Rujukan

Elizabeth Kristina J. Ni Putu Eka M. I GBP.SASRAWAN M. 2017. “


KARAKTERISTIK DANMOTIVASI WISATAWAN BERKUNJUNG KA PANTAI
GREEN BOWL, UNGASAN,
KUTA SELATAN, BALI”. Jurnal Analisis Pariwisata. Vol. 17 No.2

Ade Suherlan. 2014. “ ANALISIS KARAKTERISTIK PERILAKU, DAN MOTIVASI


PERJALANAN WISATAWAN ASAL SULAWESI UTARA KE JAKARTA”. Jurnal
Bisnis dan Manajamen Vol 4 No.3

Profil Desa.” Karanggandu, karanggandu watulimo.trenggalekkab.go.id/first/artikel/1.

Radistya, Rizky. “LAPORAN PENELITIAN PANTAI CENGKRONG TRENGGALEK20200115 26680


Ef3rv8.” Www.academia.edu,
www.academia.edu/41636868/LAPORAN_PENELITIAN_PANTAI_CENGKRONG_TRENGG
ALEK20200115_26680_ef3rv8.

Suarto, E. (n.d.). Pengembangan Objek Wisata Berbasis Analisis SWOT. Jurnal Spasial.

YUNITA, A. (n.d.). Analisis SWOT Edukasi Hutan Mangrove Berbasis Konservasi Desa
Karenggandu Trenggalek .

Komang Ratih T. 2018. “ KARAKTERISTIK DAN PERSPESI WISATAWAN


MANCANEGARA DI KAWASAN SANUR DAN CANGGU BALI”. Jurnal Pariwisata
Terapan, NO.2 Vol, 2

Dewi Nur Damayanti. “ KARAKTERISTIK PARIWISATA “ . https://www.scribd.com

Paringsih, N. C., Setyono, P., & Sunarto. (2018). Konservasi Mangrove Berbasis TRM (Tanam
Rawa Monitoring). Bioeksperimen, 22.
PERANCANGAN EDUWISATA MANGROVE DI PANTAI CENGKRONG KABUPATEN
TRENGGALEK. (2015)., (p. 3).
Robert, S. P. (n.d.). Analisis Strength, Weakness, Oppurtunities, Threat (SWOT) Objek Wisata
Pantai Simbaronce, Kabupaten Trenggalek. Geografi Pariwisata

1
1
Artikel Geografi Pariwisata

12
Artikel Geografi Pariwisata

13

You might also like