Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

1

Jurnal Dikdas Volume Nomor Tahun XXXX Hal


Penerbit: Universitas Tadulako p-ISSN: e-ISSN :
Submitted :
Reviewed :
Accepted :
Publiched :

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV
SDN BAMBAIRA
Andri1 , Abdul Rahman2, Sisriawan Lapasere3
andryaandri@gmail.com, amankabdul@gmail.com,sisriawan.lapasere23@gmail.com
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako.
Abstract Andri. 2021. “Using Audio Visual Media in Science Learning to Improve Student Learning
Outcomes for Class IV SDN Bambaira”. Thesis, Elementary School Teacher Education Study
Program, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, Tadulako
University, Supervisor : Abdul Rahman. This study aims to improve student learning outcomes
using video media based on science subjects in grade IV SDN Bambaira. Consists of 6 learning
phases, namely: (1) giving stimulation, (2) problem identification, (3) data collection, (4) data
processing, (5) proof, (6) drawing conclusions, with the research design referring to the Kemmis
model and Mc. Taggart which includes 4 components, namely: (1) Planning, (2) Action
Implementation, (3) Observation and (4) Reflection. This research is a type of classroom action
research, which was conducted in two cycles with the subjects of class IV students at SDN
Bambaira with 15 students consisting of 8 male students and 7 female students. Data was
collected by means of tests and observations. There are two data analysis techniques, namely
quantitative data analysis and qualitative data analysis. From the results of daily tests obtained
classical learning completeness of 20%. Furthermore, the research in the first cycle obtained
classical learning completeness of 40.00%, while from the observations of student activities and
teacher activities in the first cycle, each was in the sufficient category. While the results of the
research in the second cycle obtained classical learning completeness of 80.00%. As for the
results of observations of student and teacher activities in the second cycle in the very good
category..
Keywords Video Media, Learning Outcomes
Andri. 2021. “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Bambaira”. Skiripsi, Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Tadulako, Pembimbing : Abdul Rahman. Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan hasil
belajar siswa menggunakan media video berbasis Audio Visual pada mata pelajaran IPA di
kelas IV SDN Bambaira. Terdiri dari 6 fase pembelajaran yaitu : (1) pemberian rangsangan, (2)
identifikasi masalah, (3) pengumpulan data, (4) pengolahan data, (5) pembuktian, (6) penarikan
kesimpulan, dengan desain penelitian mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart yang
meliputi 4 komponen yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan (4)
Refleksi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian TIndakan Kelas, yang dilakukan dalam dua
siklus dengan subyek siswa kelas IV SDN Bambaira dengan jumlah siswa 15 orang yang terdiri
dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan
observasi. Teknik analisis data ada dua yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.
Dari hasil ulangan harian diperoleh kentuntasan belajar klasikal sebesar 20%. Selanjutnya
penelitian siklus I diperoleh ketuntasan belajara klasikal sebesar 40,00%, adapun dari hasil
observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru pada siklus I masing-masing pada kategori cukup.
Sementara hasil penelitian pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 80,00%.
Adapun dari hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus II dalam kategori sangat baik.
Kata Kunci Media Video, Hasil Belajar
2

dapat diartikan tingkat keberhasilan siswa


dalam mempelajari materi pembelajaran di
PENDAHULUAN sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
Pendidikan adalah usaha sadar dan diperoleh hasil tes mengenal sejumlah materi
terencana untuk mewujudkan suasana belajar pembelajaran tertentu. Hasil belajar adalah
dan proses pembelajaran agar peserta didik hasil yang ditunjukan dari suatu interaksi
secara aktif mengembangkan potensi dirinya tindak belajar, dan biasanya ditunjukan dengan
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, nilai tes yang diberikan guru.
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, Sementara itu (Sudjana, 2014)
akhlak mulia, serta ketrampilan yang membagi hasil belajar menjadi tiga ranah,
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
Negara. Menurut Syaodiin (2011)“Pendidikan psikomotorik. 1) Ranah Kognitif, berkenaan
merupakan bimbingan atau pertolongan yang dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
diberikan oleh orang dewasa kepada dari enam aspek, yakni pengetahuan dan
perkembangan anak untuk mencapai ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
kedewasaanya dengan tujuan agar anak cukup dan evaluasi. 2) Ranah Afektif, berkenaan
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri dengan sikap dan nilai. Uraian konsep atau
tidak dengan bantuan orang lain”. teori-teori di atas, dapat disintesiskan bahwa
Hasil belajar merupakan capaian yang hasil belajar adalah suatu keberhasilan peserta
diperoleh siswa setelah mengikuti serangkaian didik dalam proses pembelajaran dengan
proses belajar. Hasil tersebut berupa mencapai target yang ditetapkan oleh
perubahan tingkah laku siswa dari yang pendidik yang mencakup aspek kognitif,
tadinya tidak tahu menjadi tahu dalam afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat
(Firmansyah, A., dkk., 2014). Oleh karena itu, meningkat apabila didukung salah satunya
seharusnya peserta didik dapat memperoleh oleh penggunaan media pembelajaran.
hasil belajar yang sesuai dengan standar yang Pembelajaran IPA yang bermakna tidak
ditetapkan atau sesuai KKM, namun kenyataan hanya menghafal melainkan membutuhkan
tidak semua peserta didik dapat mencapai pemahaman konsep menurut
hasil belajar yang maksimal. (Widiyatmoko,A.,dkk.,2018). Proses
Hasil belajar sebagai perolehan nilai pembelajaran IPA harus diajarkan dengan
atau angka dari penilaian satu pembelajaran. semaksimal mungkin agar siswa bisa
Konsep hasil belajar dikemukakan Hamalik, mememahami materi dan menjadi
(2013) yang berpendapat bahwa hasil belajar pengetahuan awal siswa untuk jenjang
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pendidikan selanjutnya. Melalui pembelajaran
pengertian-pengertian, sikap-sikap, serta IPA, siswa dapat memperoleh pengalaman
apresepsi dan abilitas. Kemudian (Nawawi langsung, sehingga dapat menambah kekuatan
(2015) menyatakan juga bahwa hasil belajar untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan
3

konsep yang telah dipelajarinya. demikian, Beberapa kelebihan yang telah


siswa terlatih untuk menemukan sendiri diuraikan membuktikan bahwa video
berbagai konsep yang dipelajari secara merupakan media yang banyak memiliki nilai
holistik, bermakna, autentik dan aktif dalam positif dan efektif untuk digunakan untuk
(Asriani, A.,dkk, 2020) . siswa sekolah dasar. Akan tetapi pemilihan
video harus tetap disesuaikan dengan tujuan
Video pembelajaran merupakan salah
pembelajaran, materi pembelajaran, metode
satu media yang memiliki unsur audio (suara)
pembelajaran, serta sarana dan prasarana.
dan visual gerak (gambar bergerak). Sebagai
Berdasarkan hasil observasi yang
media pembelaran, video berperan sebagai
dilakukan oleh peneliti pada Maret 2020 di
pengantar informasi dari guru kepada siswa.
kelas IV SDN Bambaira Kecamatan Bambaira
Kemudahan untuk mengulang video (replay)
Kabupaten Pasangkayu ditemukan
dan cara menyajikan informasi secara
permasalahan di kelas IV terhadap aktifitas
terstruktur, menjadikan video termasuk salah
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa
satu media yang dapat meningkatkan
yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
kemampuan siswa dalam memahami sebuah
Minimal (KKM). Selain dari hasil observasi,
konsep.
belum maksimalnya penggunaan media
Selain itu video juga dinilai
pembelajaran di sekolah.
menyenangkan serta tidak membuat siswa
Permasalahan dalam aktivitas guru,
merasa bosan dalam pembelajaran, sehingga
pertama terdapat metode yang dicantumkan
meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
tersebut menjadikan media video merupakan
(RPP) hanya menggunakan ceramah dan
media yang efektif digunakan di dalam kelas,
penugasan, dan pada media belajar hanya
khususnya untuk siswa sekolah sekolah dasar
mencantumkan Buku sains SD relevan kelas
yang membutuhkan banyak dukungan
IV. Kedua pelaksanaan pembelajaran, dalam
motivasi dari luar. Kelebihan lainnya yang
pelaksanaan pembelajaran, guru kelas IV
dimiliki media video, dapat memenuhi
menggunakan metode ceramah dalam
kebutuhan semua siswa yang memiliki
menjelaskan materi ajar yang kemudian siswa
karakter belajar yang berbeda-beda (audio,
ditugaskan untuk membaca teks yang terdapat
visual, atau audio-visual), dapat menghadirkan
pada buku paket, dan pada penggunaan media,
peristiwa yang tidak mungkin dialami siswa
guru hanya menggunakan buku paket yang
diluar sekolah seperti melihat terjadinya
sudah tersedia.Hal inilah menjadi salah satu
bencana banjir, gempa bumi, tsunami, dll.
penyebab menurunnya hasil belajar siswa
Kelebihan tersebu secara tidak langsung akan
kelas IV SDN Bambaira Karena rasa bosan
berdampak pada peningkatan hasil belajar
dan kejenuhan dalam pembelajaran sehingga
siswa.
siswa kurang aktif dalam mengikuti
4

pembelajaran sehingga berdampak pada hasil yang baru. Di mana mereka tidak lagi berada
belajarnya. di suasana kelas yang membosankan, hal
Berdasarkan hasil observasi di sekolah inilah yang membuat siswa terdorong untuk
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ikut terlibat dalam kegiatan belajar di kelas.
ditetapkan oleh sekolah ialah 70. Sedangkan Dengan terlibatnya siswa dengan kegiatan
jumlah siswa kelas IV berjumlah 15 orang belajar, maka menjadi salah satu faktor
adapun yang tuntas mata pelajaran IPA 3 penentu yang membuat siswa memiliki
orang sebanyak 20% (tuntas), dan yang belum keinginan meningkatkan hasil belajarnya.
tuntas 12 orang sebanyak 80% (belum tuntas). Berdasarkan latar belakang di atas,
Dikemukakan (Windiyani, T.,dkk., penulis tertarik untuk meneliti “Penggunaan
2018), penggunaan media pembelajaran yang Media Audio Visual Dalam Pembelajaran IPA
belum maksimal menjadikan peserta didik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
bosan dan tidak tertarik dalam pembelajaran. Kelas IV SDN Bambaira”
Pentingnya penggunaan media pembelajaran KAJIAN PUSTAKA
dikemukakan dalam penelitian Kurniawan, Belajar sebagai karakteristik yang
(2016), bahwa media pembelajaran, membedakan manusia dengan makhluk lain,
menjadikan peserta didik senang, tertarik, dan belajar juga merupakan perubahan tingkah
antusias selama proses pembelajaran laku pada diri seseorang karena adanya
berlangsung juga hasil belajar dapat interaksi dengan orang lain. Hal ini didukung
diperoleh dengan maksimal. dengan definisi belajar menurut Burton dalam
Guru kelas IV SDN Bambaira, harus Susanto, (2013) belajar dapat diartikan sebagai
memiliki salah satu metode belajar dengan perubahan tingkah laku pada diri individu
menggunakan metode pembelajaran dengan berkat adanya interaksi antara individu dengan
tepat, yang akan diterapkan untuk individu lain dan individu dengan
meningkatkan hasil belajar siswa, dalam hal lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
ini penulis memilih metode belajar melalui berinteraksi dengan lingkungannya.
penngunaaan media audio visual berupa vidio Sementara menurut E.R. Hilgard
pembelajaran. Penggunaan media audio visual dalam Susanto, (2013) belajar adalah suatu
dalam pembelajaran mempunyai keunggulan perubahan kegiatan reaksi terhadap
untuk membuat pembelajaran lebih nyata dan lingkungan.Perubahan kegiatan yang
tidak bersifat abstrak, selain itu akan dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan,
membantu siswa untuk memahami materi tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan
pembelajaran yang di sampaikan. (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa
Dengan harapan melalui penggunaan belajar merupakan proses mencari ilmu yang
audio visual berupa vidio, Siswa menjadi terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,
tertarik untuk belajar karna mereka pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.
memperoleh pengalaman dan suasana kegiatan
5

Menurut Hamalik, (2013) belajar Pendidikan Nasional., 2008)mendefinisikan


adalah suatu proses perubahan tingkah laku pembelajaran sebagai proses interaksi siswa
individu atau seseorang melalui interaksi dengan guru dan sumber belajar pada suatu
dengan lingkungannya. Perubahan tingkah lingkungan belajar.
laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan Menurut Hamalik, (2013)
(habit), sikap (afektif), dan keterampilan menerangkan pembelajaran sebagai kegiatan
(psikomotor). Perubahan tingkah laku dalam yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
dan latihan. Adapun pengertian belajar Pembelajaran berlangsung sebagai suatu
menurut W.S. Winkel dalam Susanto, (2016) proses saling mempengaruhi antara guru dan
adalah suatu aktivitas mental yang siswa, dimana di dalamnya menyangkut
berlangsung dalam interaksi aktif antara tujuan, metode, siswa, guru, alat bantu
seseorang dengan lingkungan, dan mengajar, dan situasi pembelajaran.
menghasilkan perubahan-perubahan dalam Hasil belajar memiliki peranan yang
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan penting dalam pembelajaran. Makna
nilai sikap yang bersifat relative konstan dan hasilbelajar yaitu perubahan-perubahan yang
berbekas . terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
Berdasarkan uraian di atas, maka aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai
peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah hasil dari kegiatan belajar. Nawawi dalam
suatu aktivitas yang dilakukan seseorang Susanto, (2016) yang menyatakan bahwa hasil
dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk belajar dapat diartikan sebagai tingkat
memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau keberhasilan siswadalam mempelajari materi
pengetahuan baru sehingga memungkinkan pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
terjadinya perubahan perilaku yang relatif skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun sejumlah materi pelajaran tertentu.
dalam bertindak. Hasil belajar adalah kemampuan yang
Pembelajaran digunakan untuk diperoleh siswa setelah melalui kegiatan
menunjukkan kegiatan guru dan siswa. belajar, dari hasil belajar seorang guru mampu
Sebelumnya, digunakan istilah proses belajar- mengetahui kemajuan siswanya. Hasil belajar
mengajar atau pengajaran yang merupakan juga menunjukkan berhasil atau tidaknya suatu
terjemahan dari kata ”instruction”. Menurut kegiatan pengajaran yang dicerminkan dalam
Shoimin, (2014) menyatakan istilah bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes.
pembelajaran lebih dipilih daripada pengajaran Menurut Hamalik, (2013) hasil belajar adalah
karena pembelajaran mengacu kepada segala terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap siswa, yang dapat diamati dalam bentuk
proses belajar siswa. Menurut Undang-undang perubahan pengetahuan, sikap, dan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang (Departemen keterampilan.
6

Sudjana, (2014)) menyatakan bahwa seorang anak belajar menulis, berawal dari
hasil belajar adalah kompetensi atau tidak dapat menulis sampai dapat menulis
kemampuan tertentu baik kognitif, afektif (Rizal,. at al, 2014)
maupun psikomotorik yang dicapai atau Media Audio-Visual adalah media
dikuasai siswa setelah mengikuti proses yang mempunyai unsur suara dan unsur
belajar mengajar. Hasil belajar merupakan gambar. Jenis Media ini mempunyai
capaian yang diperoleh siswa setelah kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
mengikuti serangkaian proses belajar. Hasil kedua jenis media yaitu Media Audio dan
tersebut berupa perubahan tingkah laku siswa Media Visual. Sedangkan Dale (1969:180)
dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu mengemukakan bahwa bahan-bahan Audio-
dalam Firmansyah, A., dkk, (2014). Visual dapat memberikan banyak manfaat
Berdasarkan beberapa pendapat para asalkan guru berperan aktif dalam proses
ahli, peneliti menyimpulkan bahwa hasil pembelajaran. Menurut Arsyad, (2010)
belajar merupakan suatu proses perubahan mengemukakan bahwa “Media Audio Visual
yang terjadi pada siswa menuju lebih baik. adalah Media instruksional modern yang
Hasil yang dicapai siswa dapat dilihat pada sesuai dengan perkembangan zaman
saat pembelajaran berlangsung dan setelah (kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi)
proses pembelajaran, yang menggambarkan meliputi media yang dapat dilihat dan
penguasaan siswa pada bidang pengetahuan didengar)”.
dan pemahaman tentang materi pembelajaran. Jika dilihat dari perkembangan Media
Menurut Horsley dalam Azizah Pendidikan, pada mulanya media hanya
Thalib (2014) salah satu upaya untuk dianggap sebagai alat Bantu guru (teaching
meningkatkan kadar ontask siswa adalah aids). Alat Bantu yang dipakai adalah alat
dengan mengembangkan kegiatan Hand-on Bantu visual misalnya gambar, model, objek
(psikomotor) dan mind-on (kognitif- afektif) dan alat-alat lain yang dapat memberikan
melalui sejumlah keterampilan (Skill) yang pengalaman kongkret, motivasi belajar serta
dilakukan siswa dalam kelas. mempertinggi daya serap dan retensi belajar
Perubahan hasil belajar bersifat aktif siswa. Namun sayang, karena terlalu
artinya perubahan untuk memperoleh sesuatu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual
yang lebih baik dari sebelumnya, perubahan yang dipakainya orang kurang memperhatikan
yang terjadi atas usaha individu itu sendiri. aspek disain, pengembangan pembelajaran
Misalnya perubahan tingkah laku karena (instruction) produksi dan evaluasinya.
kematangan yang terjadi dengan sendirinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio
Perubahan belajar bersifat fungsional pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat
Perubahan sebagai hasil belajar yang terjadi visual untuk mengkonkretkan ajaran ini
dalam individu yang berlangsung secara terus dilengkapi dengan alat audio sehingga kita
menerus atau tidak statis. Misalanya jika kenal adanya alat audio-visual atau Audio-
7

Visual Aids (AVA). “Alat Bantu Dengar” 4. Kemampuan untuk memberikan


seperti : Video Tape, Televisi dan Gambar penguatan (reinforcement) atau
Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan pengetahuan hasil yang dicapai
hanya menjadi alat Bantu guru atau seseorang 5. Kemampuan untuk meningkatkan
pendidik lainnya, media mempunyai banyak retensi (ingatan).
manfaat bagisemua orang untuk mendapatkan Video sebagai media Audio-Visual yang
informasi yang sedang berkembang dan menampilkan gerak, semakin lama semakin
mempermudah manusia menerima pesan dari populer dalam masyarakat kita. Pesan yang
mana pun. disajikan bias bersifat fakta maupun fiktif, bias
Konsep pengajaran visual kemudian bersifat informative, edukatif maupun
berkembang menjadi Audio-Visual aids pada instruksional. Sebagian besar tugas film dapat
tahun 1940. Istilah ini bermakna sejumlah digantikan oleh video.
peralatan yang dipakai oleh para guru dalam Kelebihan dan kekurangan video sebagai
menyampaikan konsep, gagasan, dan media audio visual gerak
pengalaman yang ditangkap oleh indera 1. Kelebihan video
pandang dan pendengaran. Penekanan utama a. Dapat menarik perhatian untuk
dalam pengajaran audio-visual adalah pada periode-periode yang singkat dari
nilai belajar yang diperoleh melalui rangsangan lainnya.
pengalaman kongkret, tidak hanya didasarkan b. Dengan alat perekam pita video
atas kata-kata belaka. sejumlah besar penonton dapat
Teknologi yang paling tua yang memperoleh informasi dari ahli-ahli/
dimanfaatkan dalam proses belajar adalah spesialis.
percetakan yang bekerja atas dasar prinsip c. Menghemat waktu dan rekaman dapat
mekanis, kemudian lahir teknologi Audio- diputar berulang-ulang.
Visual yang menggabungkan penemuan d. Ruangan tidak perlu digelapkan
mekanis dan elektronis untuk tujuan waktu menyajikannya.
pembelajaran.Sebagai media pembelajaran 2. Kekurangan video
dalam pendidikan dan pengajaran, media a. Perhatian penonton sulit dikuasai,
audio- visual mempunyai sifat sebagi berikut: partisipasi mereka jarang
1. Kemampuan untuk meningkatkan dipraktekkan.
persepsi. b. Sifat komunikasinya yang bersifat
2. Kemampuan untuk meningkatkan satu arah haruslah diimbangi dengan
pengertian pencarian bentuk umpan balik yang
3. Kemampuan untuk meningkatkan lain.
transfer (pengalihan) belajar. Berdasarkan penjelasaan di atas, maka
video dinilai menyenangkan serta tidak
membuat siswa merasa bosan dalam
8

pembelajaran, sehingga meningkatkan Penelitian ini dilaksanakan pada


motivasi belajar siswa. Hal tersebut Semester Genap Tahun Ajaran Baru
menjadikan media video merupakan media 2020/2021 pada bulan Februari s/d Maret
yang efektif digunakan didalam kelas, 2021.
khususnya untuk siswa sekolah sekolah dasar
yang membutuhkan banyak dukungan c) Subyek Penelitian
motivasi dari luar. Kelebihan yang dimiliki Subyek penelitian ini adalah guru
media video, dapat memenuhi kebutuhan sebagai peneliti dan siswa kelas IV sebanyak
semua siswa yang memiliki karakter belajar 15 orang siswa
yang berbeda-beda (audio, visual, atauaudio- d) Variabel Penelitian
visual), dapat menghadirkan peristiwa yang Variabel penelitian terdiri dari Variabel
tidak mungkin dialami siswadiluar sekolah terikat dan Variabel Bebas adalah sebagai
seperti melihat terjadinya bencana banjir, Berikut:
gempa bumi, tsunami, dll.Kelebihan tersebut 1) Variabel terikat adalah Hasil Belajar dalam
secara tidak langsung akan berdampak pada pembelajaran IPA melalui media
peningkatan hasilbelajar siswa. Beberapa Audiovisual
kelebihan yang telah diuraikan membuktikan 2) Variabel Bebas adalah Pembelajaran IPA
bahwa video merupakan media yang banyak melalui media Audiovisual
memiliki nilai positif dan efektif untuk e) Jenis data dan sumber data
digunakan untuk siswa sekolah dasar. Adapun jenis data yang digunakan
METODE PENELITIAN yaitu:
Penelitian ini termasuk dalam jenis 1) Data Kuantitatif yaitu berupa Hasil Belajar
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Yang siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA
mengikuti alur secara bersiklus.Penelitian ini menggunakan Media Video
dirancang dengan berkolaborasi dengan guru 2) Data Kualitatif yaitu diperoleh dari hasil
untuk memperbaiki proses pembelajaran di observasi menggunakan lembar
kelas. Desain pada penelitian ini menggunakan pengamatan/observasi aktivitas guru,
desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggar aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA
(Badrudjaman et al., 2010). Alur pelaksanaan menggunakan Model Pembelajaran
dimulai dari (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, Picture and Picture.
(3) Observasi, (4) Refleksi. Sumber data dalam penelitian ini
a) Lokasi Penelitian adalah: a) Siswa : Sumber data siswa diambil
Penelitian ini dilaksanakan di SDN dari data hasil observasi saat pelaksanaan
Bambaira, Desa Bambaira, Kecamatan penelitian Siklus I sampai II, yaitu hasil
Bambaira, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi lembar kerja siswa, evaluasi, dan wawancara.
Barat. b) Guru : Sumber data berasal dari lembar
b) Waktu Penelitian pengamatan keterampilan guru mengelolah
9

pembelajaran menggunakan media a) Hasil belajar siswa siklus I


audiovisual. c) Data Dokumen : Sumber data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I Pada
dokumen diambil dari nilai awal siswa pada tindakan siklus 1 dilaksanakan 1 kali
pertemuan sebelumnya, hasil belajar siswa pertemuan kegiatan belajar mengajar yang
dalam pembelajaran IPA melalui Media dilanjutkan dengan tindakan tes akhir dengan
audiovisual, hasil pengamatan keterampilan memberikan soal evalusi materi Energi untuk
guru dan aktifitas siswa dan foto. mengetahui hasil belajar siswa. Bobot tes
f) Teknik pengumpulan data hasil belajar yang diberikan adalah bentuk
Adapun teknik pengumpulan pengumpulan Essay dengan jumlah soal 5 butir soal.
data yang digunakan dalam penelitian ini Tabel 1 Analisis Hasil Tes Belajar Siswa
adalah sebagai berikut : Siklus I
1) Tes digunakan untuk No Aspek perolehan Hasil
1 Jumlah siswa 15
mengumpulkan data atau informasi
2 Skor tertinggi 75
pemahaman siswa tentang materi 3 Skor terendah 45
yang diajarkan. Tes berupa essai 4 Banyak siswa yang tuntas 6
5 Rata-rata hasil belajar 60
yang di berikan kepada siswa 6 Presentase daya serap klasikal 60%
2) Observasi dilakukan untuk 7 Presentasi Ketuntasan Belajar 40%
Klasikal
mengumpulkan data aktivitas guru
dan aktivitas siswa selama proses Berdasarkan tabel 4.1 hasil analisis
pembelajaran berlangsung. diatas tindakan tes siklus I dapat dililhat
g) Teknik analisis data bahwa belum mencapai kriteria klasikal yaitu
Dalam analisis data kuantitatif, hanya 40%, maka dikatakan bahwa materi
dugunakan untuk menganalisis hasil belajar yang digunakan dianggap belum tuntas
dengan rumus sebagai berikut: daya serap sehingga dilanjutkan dengan ke siklus II.
individu, daya serap klasikal presentasi b) Aktivitas Guru
Ketuntasan Daya Serap Klasikal. Hasil observasi guru dapat dilihat dari
HASIL PENELITIAN presentase nilai rata-rata hasil aktivitas guru
1. Hasil Penelitian Siklus I pada pertemuan 1 baru mencapai 80% dan
Pada bab ini hasil dan pembahaan akan pada pertemuan 2 mencapai 85%, jika dirata-
disajikan data dan informasi yang telah ratakan dua pertemuan tersebut diperoleh nilai
didapatkan leh peneliti, yaitu sebagai berikut: rata-rata 82,5% yang artinya sudah mencapai
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, kategori baik.
observasi dan refleksi. yang dilakukan 2 kali c) Aktivitas Siswa
pertemuan kegiatan belajar mengajar (KBM) Dari data hasil aktivitas siswa diperoleh
tepatnya pada tanggal 08 & 09 maret 2021 presentase nilai rat-rata hasil aktivitas siswa
pada pertemuan 1 mencapai 75% dan pada
pertemuan 2 .mencapai 83,75%. jika dirata-
10

ratakan maka presentase hasil aktivitas siswa soal evalusi materi Energi untuk mengetahui
siklus I adalah 79,38%. hasil ini masih belum hasil belajar siswa. Bobot tes hasil belajar
mencapai kategori baik yang diharapkan dapat yang diberikan adalah berupa Essay dengan
dicapai dalam penelitian ini. jumlah soal 5 butir soal.

d) Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi aktivitas Tabel 2 Analisis Hasil Tes Belajar Siswa
guru dan aktivitas siwa siklus 1, hasil analisis Siklus II
meningkatkan hasil belajar siswa siklus 1 No Aspek perolehan Hasil
1 Jumlah siswa 15
selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi
2 Skor tertinggi 90
pada aktivitas guru siklus 1 sudah berada pada 3 Skor terendah 55

kategori baik akan tetapi masih ada beberapa 4 Banyak siswa yang tuntas 12
5 Rata-rata hasil belajar 72,68
hal yang harus diperbaiki guru. Hal ini
6 Presentase daya serap klasikal 72,68%
dikarenakan giuru belum terlalu bisa 7 Presentasi Ketuntasan Belajar 80,00%
Klasikal
menguasai kelas, kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan Berdasarkan tabel pelaksanaan tes akhir
juga kurang memberikan motivasi kepada tindakan siklus 2 di atas diikuti oleh seluruh
siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran,. siswa kelas IV SDN Bambaira yang berjumlah
Hasil evaluasi pada aktivitas siswa berada 15 orang siswa. Dari 15 peserta tes, nilai
dalam kategori cukup. Hal ini di sebabkan tertinggi 90 yang diperoleh 1 orang siswa, dan
masih banyak siswa yang tidak nilai terendah 55 yang diperoleh 2 orang
memperhatikan guru dalam memberikan siswa. Daya serap kelasikal siswa diperoleh
penjelasan, kurang aktif dalam pembelajaran. 72,68%, dan ketuntasan belajar klasikal
Hasil evaluasi meningkatkan hasil belajar diperoleh 80,00%. Ini berarti ketuntasan
siswa masih ada beberapa siswa yang berada belajar klasikal mencapai kriteria yang
pada kategori tidak tuntas disebabkan nilai ditetapkan yaitu sebesar 80%.
yang diperoleh siswa tersebut berada dibawah b) Aktivitas Guru
nilai kriteria yang telah ditetapkan, guru harus Berdasarkan hasil observasi dapat
memberikan perhatian lebih kepada siswa diperoleh gambaran tentang kemampuan guru
yang tidak tntas agar nilai yang diperoleh melakukan persiapan dalam proses belajar
selankutnya lebih baik lagi. mengajar pada siklus 2 di kelas IV SDN
Bambaira. Hal ini dapat dilihat dari presentase
a) Hasil Belajar Siswa Siklus II nilai rata-rata hasil aktivitas guru pada
Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I I Pada pertemuan 1 baru mencapai 90% dan pada
tindakan siklus dilaksanakan 1 kali pertemuan pertemuan 2 mencapai 93,75%, jika dirata-
kegiatan belajar mengajar yang dilanjutkan ratakan dua pertemuan tersebut diperoleh nilai
dengan tindakan tes akhir dengan memberikan
11

rata-rata 91,86% yang artinya sudah mencapai Proses pembelajaran yang


kategori sangat baik. menggunakan Media Video di kelas IV SDN
Bambaira ternyata dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa meningkat
dikarenakan penggunaan media video dinilai
menyenangkan serta tidak membuat siswa
c) Aktivitas Siswa merasa bosan dalam pembelajaran, sehingga
Berdasarkan tabel diatas tindakan yang meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal
dilakukan pada siklus 2 memperlihatkan tersebut menjadikan media video merupakan
terjadinya beberapa jenis kegiatan siswa media yang efektif digunakan didalam kelas,
meningkat secara positif. Hal ini dilihat dari khususnya untuk siswa sekolah sekolah dasar
peroleh presentase nilai rat-rata hasil aktivitas yang membutuhkan banyak dukungan
siswa pada pertemuan 1 mencapai 86,25% dan motivasi dari luar.
pada pertemuan 2 .mencapai 92,5%. jika Menurut Manning dan Jhonson
dirata-ratakan maka presentase hasil obsrvasi (Febriani et al., 2017) Media Video dapat
aktivitas siswa siklus II adalah 89,36% dengan digunakan untuk mendorong kemajuan
kategori baik yang diharapkan dapat dicapai pendidikan melalui gabungan dari efek visual,
dalam penelitian ini. dialog, demonstrasi dan yang paling baru
d) Refleksi siklus II adanya interaksi penampilan. Sehingga dengan
Berdasarkan data yang diperoleh dari adanya media video dalam pembelajaran dapat
hasil observasi aktivitas guru sudah sangat membuat peserta didik dengan mudah
baik terlihat dari hampir semua komponen memahami tujuan pembelajaran yang ingin
yang dinilai dapat dilakukan oleh guru pada dicapai. Dengan menggunakan Media Video
aktivitas siswa sudah berada pada kategori dapat menambah wawasan pengetahuan siswa
baik ini dapat dilihat pada motivasi siswa tentunya dengan mengamati video siswa juga
dalam pembelajaran meningkat, pemahaman dapat berfikir untuk mencari solusi dari
siswa dengan menggunakan media video permasalahan yang diberikan dan siswa akan
pembelajaran sudah meningkat, dan juga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran
lebih aktif dalam pembelajaran dengan adanya dikarenakan dalam video yang berikan sudah
pertanyaan pertanyaan dari siswa. Adapun mencangkup materi yang dipelajari sehingga
hasil evaluasi kemampuan siswa meningkat dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar
pada tindakan siklus 2 sudah baik, terlihat dari siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA di
tingkat persentase ketuntasan belajar klasikal SDN Bambaira.
sudah mencapai dari yang telah ditetapkan, Penelitian Tindakan Kelas yang telah
akan tetapi masih ada juga siswa yang belum selesai dilaksanakan di SDN Bambaira pada
tuntas dalam siklus 2 ini. siswa kelas IV dengan mata pelajaran IPA
PEMBAHASAN menggunakan media video pembelajaran.
12

Hasil evaluasi pada aktivitas guru siklus 1 Peningkatkan Hasil Belajar Dengan
sudah berada pada kategori cukup sehingga Menggunakan Media Video Dalam
ada beberapa hal yang harus diperbaiki oleh Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar“.
guru. Adapun guru belum terlalu bisa KESIMPULAN
menguasai kelas, kurang memberikan Berdasarkan hasil penelitian dan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan pembahasan, telah dilakukan analisis dengan
juga kurang memberikan motivasi kepada baik pada siklus I maupun siklus II, maka
siswa untuk lebih aktif dalam pembelajran, dapat disimpulkan pembelajaran dengan
sehingga prsentase ketuntasan klasikal pada menggunakan media audio visual berupa video
siklus I sebesar 40 %. pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV
Pada siklus II, Berdasarkan data yang SDN Bambaira berhasil menigkatkan hasil
diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru belajar pada mata pelajaran IPA. Peningkatan
sudah sangat baik terlihat dari hampir semua hasil belajar tersebut diperoleh peningkatan
komponen yang dinilai dapat dilakukan oleh presentase ketuntasan belajar klasikal 26,1%.
guru pada aktivitas siwa sudah berada pada Dari prsentase ketuntasan klasikal diperoleh
kategori baik ini dapat dilihat pada motivasi peningkatan presentase ketuntasan belajar
siswa dalam pembelajaran meningkat, klasikal 40%. Dari prsentase ketuntasan
pemehaman siswa dengan menggunakan klasikal pada siklus I sebesar 40 % ke siklus II
media video pembelajaran sudah meningkat, sebesar 80%. Kegiatan aktivitas guru
dan juga siswa lebih aktif dalam pembelajaran diperoleh peningkatan presentase sebesar
dengan adanya pertanyaan pertanyaan dari 9,36%. Kegiatan dari aktivitas guru siklus I
siswa. Adapun hasil evaluasi kemampuan sebesar 82,5% ke siklus II sebesar 91,86 %.
siswa meningkat pada tindakan siklus 2 sudah Kegiatan aktivitas siswa diperoleh peningkatan
baik, terlihat dari tingkat persentase ketuntasan presentase sebesar 9,99% dari aktivitas siswa
belajar klasikal siklus II sebesar 80%. siklus I sebesar 79,38% ke siklus II sebesar
Kegiatan aktivitas guru diperoleh peningkatan 89,36%.
presentase sebesar 9,36%. Kegiatan dari DAFTAR PUSTAKA
aktivitas guru siklus I sebesar 82,5% ke siklus
Arsyad. (2010). Media Pembelajaran.
II sebesar 91,86 %. Kegiatan aktivitas siswa
Depok :Raja Grafindo Persada.
diperoleh peningkatan presentase sebesar
Asriani, A., Pahriadi, P., & Sinta, S. (2020).
9,99% dari aktivitas siswa siklus I sebesar
Pengaruh Model Pembelajaran Kreatif
79,38% ke siklus II sebesar 89,36%.
Produktif Berbantuan Media EDIA
Adapun penelitian yang berkaitan
Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa
dengan penggunaan media video dalam
pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V.
kegiatan sudah banyak dilakukan. Salah
Jurnal Teknologi Pendidikan,Vol. 6(1),
satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh
1–8.
(Yuniarti, dkk., 2015)yang berjudul “
13

Azizah Thalib. (2014). Modul IPA


SD.Unggaran : UNDARIS.
Badrudjaman., A, & Hidayat. (2010). Cara
Mudah Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Guru Mata Pelajaran dan Guru
Kelas.Jakarta : Trans Media Info
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Susanto, A. (2013). Teori Belajar &
Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 Pembelajaran: di Sekolah Dasar. Jakarta
Tentang Buku. (Departemen). : Prenada Media Group.
Febriani, C., Palangka, U., Sudarso, Y., Raya, Susanto, A. (2016). Pengembangan
J., & Raya, K. P. (2017). Jurnal Prima Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
Edukasia , 5 ( 1 ), 2017 , 11-21 Syaodiin, dkk. (2011). Metode Penelitian
Pengaruh Media Video terhadap Pendidikan Bandung : PT Remaja
Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Rosdakarya.
Kognitif Pembelajaran IPA Kelas V Widiyatmoko, A., Shimizu, K. (2018). n
Sekolah Dasar The Effect of Video overview of conceptual understanding in
Media on Learning Motivation and science education curriculum in
Cognitif Learning Outcomes in Natural Indonesia,. Journal of Physics:
Scien. 5(1), 11–21. Conference Series.
Hamalik. (2013). Proses Belajar Mengajar. Windiyani, T. & Novita, L. (2018).
Bumi Aksara. Penggunaan Media Pembelajaran
Kurese, J., & Firmansyah, A. (2014). Gambar Fotografi Untuk Meningkatkan
Meningkatkan Hasil Belajar Ips Dengan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu
Menggunakan Metode Diskusi Pada Pengetahuan Sosial. Jurnal Psd Untirta.
Siswa Kelas IV SDN No 3 Siwalempu. Vol. 4 (1). Hlm.91-101.
Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. Yanthi, Widiyati. P. & Rizal,. (2014).
4(2), 75–89. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Shoimin, A. (2014). Model Pembelajaran Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III
Inovatif dalam Kurikulum 2013. Dengan Menggunakan Media Gambar di
Yogyakarta :Ar-Ruzz Media. SDN I Bolapapu Kecamatan Kulawi.
Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil Proses 7(3), 178–184.
Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.

You might also like