Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 15, No.

1, Mei 2020 23

PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DALAM PENGENDALIAN HAMA


PENYAKIT SECARA RAMAH LINGKUNGAN
DI KECAMATAN BALUBUR LIMBANGAN KABUPATEN GARUT

Participation of Paddy Rice Farmers in Environmental Friendly


Pest Disease Control, Balubur Limbangan, Garut

Indania Pramaulidia1, Dedy Kusnadi1.


1
Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Bogor.
Jl Aria Surialaga No. 1. Bogor, Jawa Barat.
*Korespondensi penulis, Email: dedyasgar57@gmail.com

Diterima: Februari 2020 Disetujui terbit: April 2020

ABSTRACT

The application of pest disesase control according to the recommendation in Balubur


Limbangan has only been implemented around 47.1%, so that most of the farmers participation is
still low and the conditions of farmers in the field are still using chemical pesticides. Therefore the
importance of environmental friendly pest control. This research was aimed at paddy rice farmers
in Balubur Limbangan, especially in the Dunguswiru Villages, Surabaya and Ciwangi. Each village
is represented by one group of farmers, then selected based on certain criteria. Next determination
the sample using the Slovin formula combined with Rubin's and Luck theory so that the total is 50
respondents. Then to using the Simple Random Sampling technique. The results showed the
participation of rice farmers was low category. Then the factors of farmer participation in internal
factors are education (implementation and evaluation), while external factors are extension
activities, availability of information, support from farmer groups, and availability of infrastructure
(planning and implementation aspects). Meanwhile, the lowest indicator that becomes the problem
priority is the cultural pest control so it is used as counseling material.

Keywords: participation, control, pest, disease

ABSTRAK

Penerapan pengendalian hama penyakit sesuai anjuran di Balubur Limbangan hanya


terlaksana sekitar 47,1 %, sehingga sebagian besar partisipasi petani masih rendah serta kondisi
petani di lapangan masih menggunakan pestisida kimia. Oleh karena itu pentingnya melakukan
penelitian pengendalian hama penyakit secara ramah lingkungan. Penelitian ini ditujukan pada
petani padi sawah di Kecamatan Balubur Limbangan terutama di Desa Dunguswiru, Surabaya,
dan Ciwangi. Setiap desa diwakili oleh satu kelompoktani, kemudian dipilih berdasarkan kriteria
tertentu. Selanjutnya penentuan sampelnya menggunakan rumus Slovin yang dikombinasikan
dengan teori Rubin and Luck sehingga totalnya 50 responden. Kemudian menggunakan teknik
Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan partisipasi petani padi sawah termasuk
kategori rendah. Kemudian faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan partisipasi petani dalam
faktor internal yaitu pendidikan (pelaksanaan dan evaluasi), sedangkan faktor eksternal yaitu
kegiatan penyuluhan, ketersediaan infomasi, dukungan kelompoktani, dan ketersediaan sarana
prasarana (aspek perencanaan dan pelaksanaan). Sementara itu indikator terendah yang menjadi
prioritas masalah yaitu indikator pengendalian hama penyakit secara kultural sehingga digunakan
sebagai materi penyuluhan.

Kata kunci: hama, partisipasi, pengendalian, penyakit


24 Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 15, No. 1, Mei 2020

PENDAHULUAN partisipasi petani masih rendah pada


Latar Belakang pengendalian hama penyakit yang tepat dan
Keberhasilan penyuluhan pertanian sesuai anjuran. Kemudian kondisi sebagian
menurut Rusdiana et al. (2016) tidak dapat besar petani di lapangan masih
terlepas dari partisipasi petani. Menurut menggunakan pestisida kimia. Oleh karena
Koampa et al (2015) bahwa terdapat 3 itu pentingnya melakukan pengendalian
tahapan partisipasi yaitu perencanaan hama penyakit secara ramah lingkungan.
kegiatan, pelaksanaan kegiatan serta Jadi berdasarkan permasalahan dan potensi
pemantauan dan evaluasi untuk mengetahui di lapangan penulis mengambil judul
sesuatu yang perlu ditingkatkan. Partisipasi “Partisipasi Petani Padi Sawah dalam
petani dibutuhkan untuk menghadapi Pengendalian Hama Penyakit secara Ramah
permasalahan penyuluhan pertanian pada Lingkungan di Kecamatan Balubur
budidaya padi. Permasalahan tersebut Limbangan Kabupaten Garut” sebagai upaya
adalah serangan hama penyakit pada mengatasi serangan hama penyakit yang
tanaman padi. dialami petani tanpa membahayakan
Di daerah Jawa Barat khususnya makhluk hidup dan lingkungannya.
daerah sentra padi, hama dan penyakit Tujuan dari penelitian yaitu: (1)
dapat menurunkan sekitar 20 – 30 % menganalisis secara deskriptif tingkat
produksi padi dari 6 – 7 ton/ha menjadi 4 partisipasi petani padi sawah dalam
– 5 ton/ha menurut Kepala Dinas pengendalian hama penyakit secara
Kabupaten Sukabumi dalam Iman (2018). ramah lingkungan; (2) menganalisis
Hal tersebut juga terjadi di Kecamatan faktor-faktor yang berhubungan dengan
Balubur Limbangan Kabupaten Garut partisipasi petani padi sawah dalam
(BPP Kecamatan Balubur Limbangan, pengendalian hama penyakit secara
2018). Berdasarkan infomasi dari petani ramah lingkungan baik faktor internal
biasanya serangan hama penyakit yang maupun eksternal; (3) menyusun strategi
menyerang adalah hama tikus dan untuk meningkatkan partisipasi petani padi
penyakit blas sehingga perlu adanya sawah dalam pengendalian hama
pengendalian hama penyakit yang tepat penyakit secara ramah lingkungan.
dan sesuai anjuran.
METODE
Namun berdasarkan data Programa
Penelitian ini dilaksanakan mulai
BPP Kecamatan Balubur Limbangan
tanggal 22 April 2019 sampai 26 Juli 2019
(2018) penerapan pengendalian hama
di Desa Dunguswiru, Desa Surabaya, dan
penyakit sesuai anjuran hanya terlaksana
sekitar 47.1 %, sehingga sebagian besar
PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DALAM PENGENDALIAN HAMA 25
PENYAKIT SECARA RAMAH LINGKUNGAN DI KECAMATAN BALUBUR
LIMBANGAN KABUPATEN GARUT. Indiana P, Dedy K

Desa Ciwangi, Kecamatan Balubur Poktan Mekar Harapan II berjumlah 12


Limbangan Kabupaten Garut. orang, Poktan Karya Tani III berjumlah 25
Populasi yang digunakan adalah orang, dan Poktan Daya Giri berjumlah 13
seluruh petani padi sawah yang tergabung orang. Selanjutnya untuk menentukan
dalam anggota kelompoktani di tiga desa sampel dari masing-masing poktan sesuai
yaitu Desa Dunguswiru, Desa Surabaya, jumlah sampel yang dibutuhkan
dan Desa Ciwangi. Setiap desa dipilih menggunakan teknik Simple Random
satu kelompoktani yang aktif yaitu Poktan Sampling. Jenis instrumen yang
Mekar Harapan II (Desa Dunguswiru) digunakan pada penelitian ini adalah
berjumlah 68 orang, Poktan Karya Tani III kuesioner tertutup.
(Desa Surabaya) berjumlah 170 orang, Instrumen penelitian sebelum
dan Poktan Daya Giri (Desa Ciwangi) digunakan harus diuji validitas dan
berjumlah 69 orang totalnya 307 orang. reliabilitasnya untuk mengetahui
Namun, dikarenakan keterbatasan kelayakan dan kebenarannya serta
waktu, biaya dan tenaga sehingga instrumen tersebut juga harus memenuhi
penentuan jumlah populasi dibatasi kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan
secara sengaja berdasarkan kriteria kriterianya berdasarkan Critical Value of
tertentu yaitu petani padi sawah, petani The r Product Moment dari Karl Pearson
yang aktif menurut infomasi penyuluh, dan (Suharsimi Arikunto, 1993 dalam Muhidin
petani padi sawah yang telah menerima dan Maman, 2007).
penyuluhan. Oleh karena itu, jumlah Berdasarkan uji validitas dan
populasi dari masing-masing ketiga reliabilitas yang dilakukan terhadap
kelompoktani yaitu Poktan Mekar Harapan Kelompoktani Sukatani Desa Ciaruteun
II berjumlah 25 orang, Poktan Karya Tani Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten
III berjumlah 50 orang, dan Poktan Daya Bogor pada 10 orang responden yang
Giri berjumlah 25 orang sehingga jumlah pernah menerima SL-PHT (Sekolah
populasi terpilih 100 orang. Lapang-Pengendalian Hama Terpadu)
Berdasarkan populasi yang terpilih sehingga r tabelnya sebesar 0,632. Oleh
dari 3 desa sebanyak 100 orang, untuk karena itu hasil uji validitas dari 49 soal
menentukan jumlah sampelnya menurut yang diujikan terdapat empat soal yang
Siregar (2014) dapat menggunakan rumus tidak valid dikarenakan nilainya < 0,632
Slovin sehingga ukuran sampel 50 orang. yaitu soal nomor 2, nomor 10, nomor 18,
Kemudian dikombinasikan dengan teori dan nomor 32. Sedangkan hasil uji
Rubin and Luck untuk mendapatkan reliabilitas yang dilakukan dapat terlihat
sampel proporsional sehingga untuk pada nilai Cronbach’s Alpha sebesar
26 Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 15, No. 1, Mei 2020

0.988 sehingga > 0.632, sehingga dapat sedangkan petani dengan pendidikan
dikatakan reliabel. terendah adalah SD.
Jenis data penelitian ini terdiri dari Penelitian yang dilakukan pada 50
data primer dan sekunder. Teknik responden sebagian besar tingkat lama
pengumpulan data primer yaitu melalui berusahataninya termasuk kategori lama
wawancara terstruktur, observasi, (> 25 tahun) sebesar 44 % (22 orang),
wawancara mendalam, dan diskusi sedangkan sisanya dengan tingkat lama
kelompok. Sedangkan data sekunder berusahatani sedang (11 – 25 tahun)
bersumber dari hasil penelitian, catatan- sebesar 34 % (17 orang) dan baru (< 11
catatan, dan laporan-laporan tertulis. Jenis tahun) sebesar 22 % (11 orang). Petani
analisis data yang digunakan adalah dengan pengalaman berusahatani paling
analisis deskriptif, analisis korelasi lama pada penelitian ini selama 45 tahun
Spearman Rank, dan analisis Kendall’s W. sedangkan petani dengan pengalaman
berusahatani paling baru selama 2 tahun.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan pada 50
Penelitian yang dilakukan pada 50 responden sebagian besar petani luas
orang responden, petani dengan umur lahan garapannya termasuk kategori
termuda berumur 35 tahun sedangkan sempit (< 0,50 ha) sebesar 74 % (37
petani dengan umur tertua berumur 70 orang), serta sisanya termasuk kategori
tahun sehingga petani di bawah umur < sedang (0,50 – 1,00 ha) sebesar 26 % (13
15 tahun tidak ada. Mayoritas umur orang). Sementara itu untuk petani
responden pada penelitian ini memiliki dengan luas lahan garapan kategori luas
kisaran umur produktif (15 – 64) sebanyak (> 1,00 ha) tidak ada. Luas lahan terluas
88 % (44 orang), sementara responden yang dimiliki petani seluas 1 ha,
berumur tidak produktif (> 64) sebanyak sedangkan luas lahan terkecil yang dimiliki
12 % (6 orang). petani seluas 0,01 ha.
Penelitian yang dilakukan pada 50 Penelitian yang dilakukan pada 50
orang responden sebagian besar tingkat responden sebagian besar tingkat jumlah
pendidikannya rendah (Tidak Sekolah/SD) tanggungan keluarganya termasuk
sebesar 80 % (40 orang), sedangkan kategori sedang (2 – 4 orang) sebesar 70
sisanya dengan tingkat pendidikan sedang % (35 orang), sedangkan sisanya dengan
(SMP) sebesar 10 % (5 orang) dan tinggi tingkat jumlah tanggungan keluarga
(SMA dan Perguruan Tinggi) sebesar 10 banyak (> 4 orang) sebesar 20 % (10
% (5 orang). Petani dengan pendidikan orang) dan sedikit (< 2 orang) sebesar 10
tertinggi pada pengkajian ini adalah SLTA % (5 orang). Petani dengan jumlah
PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DALAM PENGENDALIAN HAMA 27
PENYAKIT SECARA RAMAH LINGKUNGAN DI KECAMATAN BALUBUR
LIMBANGAN KABUPATEN GARUT. Indiana P, Dedy K

tanggungan keluarga paling banyak serta memberikan ide dalam perencanaan


berjumlah 7 orang sedangkan petani masih rendah.
dengan jumlah tanggungan keluarga Penelitian yang dilakukan pada sub
paling sedikit berjumlah 0 atau sudah tidak variabel pelaksanaan sebagian besar
memiliki tanggungan. termasuk kategori rendah dengan jumlah
Penentuan tingkat partisipasi petani responden terbanyak dari dua kategori
menggunakan analisis deskriptif dengan lainnya sebanyak 31 orang dan
rumus untuk menetapkan interval per persentase 62 %. Hal tersebut
kategori dari masing-masing sub variabel dikarenakan petani menganggap
partisipasi yaitu skor maksimal dikurangi pengendalian hama penyakit secara
skor minimal dan dibagi kategori yang ramah lingkungan tidak efektif dan rumit
digunakan seperti 3 kategori. Skor minimal sehingga dikhawatirkan akan
diperoleh dari jumlah soal x 1 (skala 1 mempengaruhi pendapatan petani.
sampai 4), sedangkan skor maksimal Penelitian yang dilakukan pada sub
diperoleh dari jumlah soal x 4 (skala 1 variabel evaluasi sebagian besar
sampai 4). Berdasarkan rumus tersebut termasuk kategori rendah dengan jumlah
diperoleh pedoman untuk menentukan responden terbanyak dari dua kategori
kategori tingkat partisipasi berdasarkan lainnya sebanyak 31 orang dan
interval skor per responden sehingga persentase 62 %. Hal tersebut karena
diperoleh hasil perhitungannya dan dapat sebagian besar petani belum
diketahui tingkat pastisipasi petani baik memperhatikan pentingnya evaluasi
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, setelah kegiatan terlaksana. Biasanya sulit
maupun evaluasi yang ditentukan oleh mengumpulkan petani untuk kegiatan
banyaknya jumlah responden. evaluasi karena mereka berasumsi
Penelitian yang dilakukan pada sub kegiatan evaluasi bukan hal yang penting.
variabel perencanaan sebagian besar Tingkat partisipasi petani yang
termasuk kategori rendah dengan jumlah mencakup perencanaan, pelaksanaan,
responden terbanyak dari dua kategori dan evaluasi sebagian besar termasuk
lainnya sebanyak 22 orang dan kategori rendah dengan jumlah responden
persentase 44 %. Hal tersebut terbanyak dari dua kategori lainnya
dikarenakan petani menganggap sebanyak 29 orang dan persentase 58 %.
perencanaan sebagai hal yang tidak Padahal sebagian besar petani yang
penting sebelum melakukan kegiatan menjadi responden telah menerima
sehingga kehadiran, keaktifan petani, dan penyuluhan mengenai pengendalian hama
keterlibatan petani mengambil keputusan penyakit secara ramah lingkungan,
28 Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 15, No. 1, Mei 2020

bahkan di Desa Dunguswiru telah (2015) yaitu 0,00 – 0,25 Sangat Lemah
menerima program SL-PHT (Sekolah (SL), 0,26 – 0,50 Cukup Kuat (CK), 0,51 –
Lapang- Pengendalian Hama Terpadu). 0,75 Kuat (K), 0,76 – 0,99 Sangat Kuat
Namun pelaksanaannya hanya sebatas (SK), dan 1,00 Sempurna (S).
ketika program dilaksanakan. Setelah Kemudian kedua analisis korelasi
program selesai petani kembali dengan Spearman Rank memiliki tujuan
kebiasaannya. mengetahui arah korelasi antara variabel
Penentuan faktor-faktor yang X dan Y dengan melihat nilai koefisien
berhubungan dengan partisipasi petani korelasi, serta ketiga untuk mengetahui
dapat menggunakan analisis korelasi hubungan yang signifikan dengan melihat
Spearman Rank dengan SPSS. Analisis tanda bintang pada nilai Sig. (2-tailed).
korelasi Spearman Rank pertama memiliki Berdasarkan perhitungan yang dilakukan
tujuan untuk mengetahui tingkat kekuatan dengan analisis korelasi Spearman Rank
hubungan yang berpedoman pada nilai menghasilkan data yang terdapat pada
koefisien korelasi. Penentuan tingkat Tabel 1 untuk hasil analisis korelasi faktor
kekuatan hubungan dalam pengkajian ini internal dan Tabel 2 untuk hasil analisis
mengacu pada kriteria menurut Sarwono faktor eksternal dengan partisipasi.

Tabel 1. Hasil Analisis Korelasi Faktor Internal dengan Partisipasi

No Sub Variabel Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

Nilai Sig Koef. Nilai Koef. Sig. Koef. Nilai Koef. Sig. Koef
Koef. .
1 Umur 0,017 0,905 SL 0.081 0,575 SL 0,122 0,397 SL

2 Pendidikan 0,241 0,092 SL 0,356 * 0,011 CK 0,287 * 0,043 CK


Terakhir
3 Lama -0,192 0,183 SL -0,096 0,509 SL 0,036 0,807 SL
Berusahatani
4 Luas Lahan 0,056 0,699 SL 0,035 0,810 SL -0,224 0,118 SL
Garapan
5 Jumlah -0,230 0,108 SL -0,024 0,869 SL -0,170 0,239 SL
Tanggungan
Keluarga
Keterangan: angka yang diikuti simbol ** adalah hubungan signifikan pada taraf alfa 0,01 dan simbol *
adalah hubungan signifikan pada taraf alfa 0,05.

Berdasarkan Tabel 1 antara sub pada perencanaan dengan nilai


variabel umur dengan sub-sub variabel koefisiennya 0,241. Sedangkan pada
partisipasi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan nilai koefisiennya 0,356, dan
pelaksanaan, dan evaluasi terdapat evaluasi 0,287 sehingga termasuk
tingkat kekuatan hubungan Sangat Lemah kategori Cukup Kuat (CK). Namun arah
(SL) yang berkisar antara 0,00 – 0,25 hubungannya searah (+) sehingga apabila
PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DALAM PENGENDALIAN HAMA 29
PENYAKIT SECARA RAMAH LINGKUNGAN DI KECAMATAN BALUBUR
LIMBANGAN KABUPATEN GARUT. Indiana P, Dedy K

sub variabel pendidikan meningkat akan sub variabel perencanaan berdasarkan


diikuti oleh sub-sub variabel partisipasi. wawancara setiap ketua poktan yang
Namun pada pengkajian ini karena tingkat dijadikan responden pengkajian menjawab
perencanaan Sangat Lemah (SL) bahwa petani belum menganggap
sehingga hubungannya tidak signifikan perencanaan sebagai hal yang penting
yang ditandai dengan tidak adanya dilakukan sehingga petani terlihat pasif
bintang serta nilai Sig. (2-tailed) sebesar terhadap kegiatan perencanaan.
0,092. Nilai tersebut melebihi taraf alfa Pengkajian ini sejalan dengan penelitian
0,05. Sedangkan pada pelaksanaan dan Yani (2013).
evaluasi terdapat tanda bintang satu (*) Namun berdasarkan Tabel 2 untuk
sehingga memiliki hubungan yang sub variabel umur, lama berusahatani,
dignifikan pada taraf alfa 0,05 (5%) luas lahan garapan, dan jumlah
karena nilai Sig. (2-tailed) pada tanggungan keluarga tidak memiliki
elaksanaan 0,011 dan evaluasi 0,043. hubungan yang signifikan sehingga tidak
Hal tersebut karena dalam sub perlu diperhatikan dalam upaya
variabel pelaksanaan dan evaluasi jika meningkatkan partisipasi petani dalam
semakin berpendidikan komunikasinya akan pengendalian hama penyakit secara
semakin baik terhadap perkembangan ramah lingkungan.
teknologi dan pengetahuan. Namun pada

Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi Faktor Eksternal dengan Partisipasi


No Sub Variabel Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
Nilai Sig. Koef. Nilai Koef. Sig. Koe Nilai Sig. Koef.
Koef. f. Koef.
1 Kegiatan 0,638 ** 0,000 K 0,589 ** 0,000 K 0,573 * 0,000 K
Penyuluhan *
2 Ketersediaan 0,393 ** 0,005 CK 0,351 * 0,012 C 0,500 * 0,000 CK
Informasi K *
3 Dukungan 0,485 ** 0,000 CK 0,731 ** 0,000 K 0,391 * 0,005 CK
Kelompoktani *
4 Ketersediaan 0,564 ** 0,000 K 0,619 ** 0,000 K 0,179 0,214 SL
Sarana
Prasarana
Keterangan: angka yang diikuti simbol ** adalah hubungan signifikan pada taraf alfa 0,01 dan simbol *
adalah hubungan signifikan pada taraf alfa 0,05.

Berdasarkan Tabel 2 antara sub karena perencanaan nilai koefisiennya


variabel kegiatan penyuluhan dengan sub- 0,638, pelaksanaan 0,589, dan evaluasi
sub variabel partisipasi yang meliputi 0,573. Sementara itu arah hubungannya
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi searah (+). Kemudian hubungan antara
terdapat tingkat kekuatan hubungan kuat sub variabel kegiatan penyuluhan dengan
(K) yang berkisar antara 0,51 – 0,75 sub variabel perencanaan, pelaksanaan,
30 Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 15, No. 1, Mei 2020

dan evaluasi merupakan hubungan yang dengan sub variabel pelaksanaan


sangat signifikan karena terdapat bintang signifikan pada taraf alfa 0,05 dengan
dua (**) dan nilai Sig. (2-tailed) 0,000 tanda bintang satu (*) dan nilai Sig. (2-
sehingga kurang dari taraf alfa 0,01. tailed) sebesar 0,012. Hal tersebut
Menurut hasil wawancara dari ketua dikarenakan berdasarkan wawancara
poktan yang menjadi responden dari salah satu petani Poktan Mekar
pengkajian menyatakan bahwa kegiatan Harapan II bernama Lim Yulia
peyuluhan di ketiga desa tersebut cukup menyatakan bahwa dengan tersedianya
mudah dilakukan karena para penyuluh infomasi dapat meningkatkan partisipasi
yang cukup aktif melakukan pendekatan karena petani dapat mengakses
persuasif. Namun belum berdampak informasi pertanian dengan mudah
pada petani, petani masih pasif dalam sehingga wawasannya luas dan
penerimaan materi karena tidak mudah pikirannya terbuka serta partisipasinya
merubah pola pikir petani untuk beralih dapat meningkat. Sementara itu menurut
dari kebiasaannya. Berdasarkan Tabel 2 hasil wawancara dengan setiap ketua
antara sub variabel ketersediaan poktan yang menjadi responden
informasi dengan sub-sub variabel pengkajian bahwa ketersediaan
partisipasi yang meliputi perencanaan, informasi sudah mendukung. Tetapi
pelaksanaan, dan evaluasi terdapat sebagian besar petani belum mampu
tingkat kekuatan hubungan Cukup Kuat memanfaatkan kemudahan akses
(CK) yang berkisar antara 0,26 – 0,50 informasi dari berbagai media karena
karena perencanaan nilai koefisiennya kurangnya pengetahuan dan
0,393, pelaksanaan 0,351, dan evaluasi wawasan.Berdasarkan Tabel 2 antara
0,500. Sementara itu arah hubungannya sub variabel dukungan kelompoktani
searah (+). Kemudian hubungan antara dengan sub-sub variabel partisipasi yang
sub variabel ketersediaan informasi meliputi perencanaan dan evaluasi
dengan sub variabel perencanaan dan terdapat tingkat kekuatan hubungan
evaluasi merupakan hubungan yang Cukup Kuat (CK) yang berkisar antara
sangat signifikan karena terdapat bintang 0,26 – 0,50 karena perencanaan nilai
dua (**) pada taraf alfa 0,01 %. Hal itu koefisiennya 0,485 dan evaluasi 0,391.
juga karena nilai Sig. (2-tailed) pada Sedangkan tingkat hubungan dengan
perencanaan sebesar 0,005 dan evaluasi pelaksanaan sebesar 0,731 sehingga
sebesar 0,000 sehingga kurang dari taraf termasuk kategori Kuat (K) karena
alfa 0,01. Sedangkan hubungan antara berkisar antara 0,51 – 0,75. Sementara
sub variabel ketersediaan informasi itu arah hubungannya searah (+).
PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DALAM PENGENDALIAN HAMA 31
PENYAKIT SECARA RAMAH LINGKUNGAN DI KECAMATAN BALUBUR
LIMBANGAN KABUPATEN GARUT. Indiana P, Dedy K

Kemudian hubungan antara sub variabel mendukung pengendalian hama penyakit


dukungan kelompoktani dengan sub secara ramah lingkungan. Oleh karena
variabel perencanaan, pelaksanaan, dan itu kelompoktani dalam pengkajian telah
evaluasi merupakan hubungan yang menjalankan peranannya sebagai
sangat signifikan karena terdapat bintang wahana belajar. Namun sebagian besar
dua (**) pada taraf alfa 0,01 % dan nilai petani masih menganggap bahwa poktan
Sig. (2-tailed) perencanaan sebesar belum dapat memfasilitasi kegiatan,
0,000, pelaksanaan 0,000, dan evaluasi sehingga petani beranggapan dukungan
0,005 sehingga kurang dari taraf alfa poktan masih rendah. Tetapi biasanya
0,01. Menurut wawancara dari setiap dalam hal perencanaan dan evaluasi,
ketua poktan yang menjadi responden kelompoktani pada pengkajian ini kurang
pengkajian, penyuluh setempat, dan memperhatikan sehingga keeratannya
perwakilan petani yang menyatakan hanya Cukup Kuat (CK), karena poktan
bahwa alasan sub variabel pelaksanaan beranggapan bahwa perencanaan dan
memiliki tingkat hubungan yang erat evaluasi tidak terlalu penting.
karena kelompoktani memfasilitasi dan
Berdasarkan Tabel 2 antara sub (**) pada taraf alfa 0,01 % dan nilai Sig.
variabel ketersediaan sarana prasarana (2-tailed) sebesar 0,000 sehingga kurang
dengan sub-sub variabel partisipasi yang dari taraf alfa 0,01. Sedangkan
meliputi perencanaan dan pelaksanaan hubungan antara sub variabel
terdapat tingkat kekuatan hubungan Kuat ketersediaan sarana prasarana dengan
(K) yang berkisar antara 0,51 – 0,75 sub variabel evaluasi tidak memiliki
karena perencanaan nilai koefisiennya hubungan signifikan karena tidak
0,564 dan pelaksanaan 0,619. terdapat tanda bintang dan nilai Sig. (2-
Sedangkan tingkat kekuatan hubungan tailed) sebesar 0,214 yang melebihi taraf
sub variabel evaluasi termasuk kategori alfa 0,05.
Sangat Lemah (SL) yang berkisar antara Menurut wawancara dengan ketua
0,00 – 0,25 karena nilai koefisiennya poktan yang menjadi responden
0,179. Sementara itu arah hubungannya pengkajian bahwa tersedianya sarana
searah (+). Kemudian hubungan antara dapat meningkatkan partisipasi karena
sub variabel ketersediaan sarana petani mendapatkan kemudahan
prasarana dengan sub variabel mencari sarana prasarana yang
perencanaan dan pelaksanaan diperlukan sehingga tingkat partisipasi
merupakan hubungan yang sangat meningkat. Hal tersebut sesuai dengan
signifikan karena terdapat bintang dua penelitian Arwinda et al. (2014).
32 Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 15, No. 1, Mei 2020

Penentuan strategi untuk aspek perencanaan, pelaksanaan,


meningkatkan partisipasi petani dan evaluasi termasuk ke dalam
menggunakan analisis Kendall’s W untuk kategori rendah karena responden
menentukan indikator terendah yang paling banyak mendapat jumlah skor
menjadi prioritas masalah dari ketiga yang berada pada kategori rendah.
desa sehingga dapat dijadikan materi 2. Faktor-faktor yang memiliki
penyuluhan. Perhitungan hubungan signifikan dan sangat
analisisKendall’s W dapat dihitung signifikan dengan partisipasi petani
dengan SPSS. Sub variabel pada pada faktor internal yaitu pendidikan
variabel partisipasi dengan mean rank (pelaksanaan dan evaluasi),
terendah merupakan sub variabel sedangkan faktor eksternal yaitu
pelaksanaan sebesar 1,76. Hal itu kegiatan penyuluhan, ketersediaan
dikarenakan kebiasaan petani yang infomasi, dukungan kelompoktani,
masih belum berpartisipasi melakukan dan ketersediaan sarana prasarana
pengendalian hama penyakit secara (perencanaan dan pelaksanaan).
ramah lingkungan. Sebenarnya semua sub variabel
Tetapi untuk lebih jelas mengetahui berhubungan namun keeratannya
prioritas masalah yang dihadapi dari yang berbeda-beda.
ketiga desa tersebut terdapat 3. Indikator terendah yang menjadi
perhitungan analisis Kendall’s W dari sub prioritas masalah dalam partisipasi
variabel pelaksanaan untuk mengetahui petani terhadap pengendalian hama
indikator terendah dari kelima indikator. penyakit secara ramah lingkungan
Indikator dengan mean rank terendah yaitu indikator pengendalian hama
pada sub variabel pelaksanaan yaitu penyakit secara kultural sehingga
keterlibatan petani dalam pengendalian digunakan sebagai materi
hama penyakit secara kultural sebesar penyuluhan salah satu strategi untuk
2,52. Hal tersebut dikarenakan petani meningkatkan partisipasi petani.
berasumsi bahwa pengendalian tersebut Selain penyuluhan, strategi yang
rumit. Selain itu kebiasaan petani digunakan dengan membuat kaji
menggunakan pestisida kimia sulit terap pada petak percontohan.
diubah.
Saran
KESIMPULAN 1. Petani di Kecamatan Balubur
1. Partisipasi petani padi sawah dalam Limbangan
pengendalian hama penyakit secara - Memanfaatkan kemudahan akses
ramah lingkungan berdasarkan informasi yang tersedia dari
PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DALAM PENGENDALIAN HAMA 33
PENYAKIT SECARA RAMAH LINGKUNGAN DI KECAMATAN BALUBUR
LIMBANGAN KABUPATEN GARUT. Indiana P, Dedy K

- berbagai media sosial, penyuluh Jurnal Keperawatan dan


Kesehatan, 2(2), pp.55-60.
setempat, dan lembaga penyuluhan
Azwar, A., Muljono, P. and Herawati, T.
pertanian untuk kepentingan 2016. Persepsi dan Partisipasi
Petani dalam Pelaksanaan
usahataninya.
Rehabilitasi Tanaman Kakao di
- Berpartisipasi dalam melaksanakan Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi
Tengah. Jurnal
pengendalian hama penyakit
penyuluhan, 12(2), pp.157-167.
secara ramah lingkungan terutama BPP Blubur Limbangan. 2018. Programa
BPP Kecamatan Bl Limbangan
pengendalian hama penyakit
Tahun 2018. Garut: BPP BL
secara kultural. Limbangan
Iman, Riga Nurul. 2018. Serangan Hama
2. Pihak penyuluh
Penyakit Turunkan Produktivitas
Melakukan pembinaan petani Padi.
https://www.republika.co.id/berita/
dalam memanfaatkan media informasi
nasional/daerah/18/02/09/p3vjr74
seperti internet dan media sosial, 23-serangan-hama-dan-penyakit-
turunkan-produktivitas-padi.
meningkatkan fungsi dan dukungan
Diakses pada tanggal 16 Januari
kelompoktani dalam setiap kegiatan 2019
Koampa, M.V., Benu, O.L., Sendow,
penyuluhan, serta membuat kaji terap
M.M. and Moniaga, V.R. 2015.
untuk memberi contoh nyata pada Partisipasi Kelompok Tani dalam
Kegiatan Penyuluhan Pertanian di
petani.
Desa Kanonang Lima,
3. Bagi pemangku kepentingan Kecamatan Kawangkoan Barat,
Minahasa. Agri-
Merumuskan kebijakan seperti
Sosioekonomi, 11(3A), pp.19-32.
adanya program SL-PHT (Sekolah Muhidin, Sambas Ali dan Maman
Abdurahman. 2007. Analisis
Lapang-Pengendalian Hama Terpadu)
Korelasi, Regresi dan Jalur
dan adanya demplot. Dalam Penelitian. Bandung: CV
Pustaka Setia
4. Pihak mahasiswa
Rusdiana, A., Sujaya, D.H. and
Melakukan penelitian lanjutan Hardiyanto, T. 2017. Partisipasi
Petani dalam Kegiatan
pada salah satu komponen
Kelompoktani (Studi Kasus pada
pengendalian hama penyakit secara Kelompoktani Irmas Jaya di Desa
Karyamukti Kecamatan
ramah lingkungan.
Pataruman Kota Banjar). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Agroinfo
Galuh, 2(2), pp.75-80.
DAFTAR PUSTAKA
Sembel, Dantje T. 2012. Dasar-dasar
Perlindungan Tanaman.
Yogyakarta: CV ANDI
Arwinda, R., Arifin, S. and Herawati, H.,
Suryadi. 2019. Standar Operasional
2017. Hubungan Ketersediaan
Prosedur Budidaya Padi Sawah
Sarana dengan Pelaksanaan
Secara Organik dengan
Posyandu pada Wilayah Kerja
Penggunaan Paket Saprodi MBB
Puskesmas Di Kota
Plus
Banjarbaru. Dunia Keperawatan:
Agro.http//www.academia.edu/84
34 Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 15, No. 1, Mei 2020

76780/Standar_Operasional_Pros Kelompok Tani dalam


edur_Budidaya_Padi_Sawah_Se Menganalisis Data Keadaan Pada
cara_Organik_Dengan_Penggun Usahatani Sayuran (Kelompok
aan_Paket_Saprodi_MBB_Plus_ Tani Sayuran Di Desa
Agro_Maju_Bersama_Batan. Margamekar, Kecamatan
Diakses pada tanggal 13 Maret Pangalengan, Kabupaten
2018 Bandung). Jurnal Matematika
Yani, D.E., Pertiwi, P.R. and Sigit, A. Sains dan Teknologi, 14(1),
2013. Partisipasi Anggota pp.62-72.

You might also like