Professional Documents
Culture Documents
Kerajaan Dan Komunitasnya: Sejarah Dan Teori Keberadaan Komunitas Bahari Di Masa Sriwijaya
Kerajaan Dan Komunitasnya: Sejarah Dan Teori Keberadaan Komunitas Bahari Di Masa Sriwijaya
Kerajaan Dan Komunitasnya: Sejarah Dan Teori Keberadaan Komunitas Bahari Di Masa Sriwijaya
Nurrohim
IAIN Purwokerto
Jl. A. Yani No.40A, Karanganjing, Purwanegara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
cairowanderer14@gmail.com
Abstract: Kingdom and Community: History and Theory of the existence of a Maritime Commu-
nity in the Srivijaya Period. Srivijaya is one of the greatest kingdom that once triumphed in the
Indonesian archipelago. Its location is believed to be on the outskirts of the Musi River reinforces
some theories about their domination of maritime trade routes in the archipelago at that time. This
study aims to reconstructthe theories and historical version of the development of maritime com-
munity in the territory of Srivijaya kingdom. The method used is the historical method because it
deals with events or objects of the past. Comparative analysis is also needed because of the theory
about the existence of maritime society. The results of the research using the method above has
found that the possibility of maritime society during the Srivijaya kingdom is very strong. This is
corroborated by historical data from some travel records to the territory of Srivijaya at that time.
One of them was Chau Ju-Kua, an official of the Song Dynasty who wrote in his book Chu-fan-chi
about the Srivijaya’s peoples who were living in floating housesalthough he himself only gets the
information from travelers who come to Sriwijaya and meet him in Guangzhou, one of the biggest
city in south China.
Abstrak: Kerajaan dan Komunitasnya: Sejarah dan Teori Keberadaan Komunitas Bahari di Masa
Sriwijaya. Sriwijaya adalah satu dari beberapa kerajaan besar yang pernah berjaya di wilayah
Nusantara. Letaknya diyakini berada di pinggiran sungai Musi menguatkan beberapa teori tentang
penguasaan Sriwijaya terhadap jalur perdagangan di Nusantara kala itu. Penelitian ini bertujuan
untuk menggali kembali berbagai teori dan versi sejarah tentang berkembangnya komunitas bahari
di wilayah kerajaan Sriwijaya. Metode yang digunakan adalah metode historis analisis objek kajian
berkenaan dengan peristiwa atau objek masa lampau. Analisis komparatif juga dibutuhkan karena
berkenaan dengan teori tentang keberadaan masyarakat bahari. Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa kemungkinan adanya masyarakat bahari pada masa kerajaan Sriwijaya adalah sangat kuat.
Hal ini didukung dengan data historis dari beberapa catatan pelawat ke wilayah Sriwijaya saat itu.
Salah satu di antaranya adalah Chau Ju-Kua, seorang pegawai resmi Dinasti Song yang menuliskan
dalam bukunya Chu-fan-chi tentang masyarakat Sriwijaya yang saat itu tinggal di atas rumah-
rumah apung meski ia sendiri hanya mendapatkan informasi tersebut dari para pelancong yang
datang ke Sriwijaya dan bertemu dengannya di Guangzhou, salah satu kota terbesar di Cina selatan.
ini berkenaan dengan obyek kajian yang seolah bersepakat bahwa ibu kota Sriwi-
sangat luas dan berbanding terbalik den- jaya dan tempat terbentuknya kerajaan Sri-
gan minimnya atau belum ditemukannya wijaya pertama adalah di wilayah Palem-
sumber-sumber yang komprehensif tentang bang sekarang (di sepanjang pinggiran
keberadaan Sriwijaya. Informasi tentang ke- Sungai Musi) meski belum diketahui juga
beradaan Sriwijaya, umumnya didasarkan di mana letak tepatnya. Ibu kota ini ke-
kepada beberapa prasasti seperti Prasasti mudian diyakini dipindahkan ke wilayah
Talang Tuo, Kedukan Bukit dan beberapa Jambi karena alasan pendangkalan Sungai
prasasti lainnya yang masih belum bisa Musi di wilayah kota pemerintahan sebel-
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari umnya. Pemindahan juga diyakini dengan
para sejarawan. Informasi dari prasasti- ditaklukkannya Kerajaan Melayu di Jambi.
prasasti tersebut kemudian dilengkapi Oleh Slamet Muljana dalam buku Sriwi-
dengan catatan-catatan dari pelancong-
jaya menyebut bahwa pendapat-pendapat
pelancong dari luar Nusantara seperti I-
dan bukti arkeologis maupun bukti tertulis
Tsing, Chau Ju-Kua, Tomes Pires dan yang
menunjukkan penguatan bahwa Jambi le-
lainnya.
bih tepat disebut sebagai ibu kota dari Kera-
Meski sumber tertulis tentang Kerajaan
jaan Sriwijaya dan bukan Palembang. Hal
Sriwijaya sangat minim. Namun, hal ini ti-
ini dikuatkan dengan pandangan geomor-
dak bisa menjadi pembenaran jika terdapat
fologi2 yang lebih menujukkan bahwa Jambi
klaim bahwa tradisi menulis masa tersebut pantas disebut sebagai wilayah yang mam-
minim atau ilmu pengetahuan di masa pu memegang peranan yang kuat dalam
tersebut kurang maju. Hal ini disanggah pelayaran yang melewati Selat Malaka
dengan ditemukannya penjelasan dalam yang berlayar ke utara menuju Tiongkok
beberapa catatan bahwa Kerajaan Sriwijaya dan ke arah timur menuju Pulau Sunda.3
sempat membuat kerja sama dengan Kera- Sebaliknya, perahu-perahu yang berlayar
jaan Chola di India. Bahkan, kafilah-kaf- dari lautan selatan dan laut Jawa menuju
ilah dagang dari Cina diberitakan singgah India dan negara-negara lainnya di sebelah
dulu ke wilayah Sriwijaya atau dulu dise- barat harus berlayar melalui Jambi.
but sebagai Svarnadwipa sebelum menu- Satu teori yang ingin secara fokus diteliti
juke wilayah India. Beberapa teori yang adalah berkenaan dengan keberadaan ko-
berkembang menyebutkan bahwa kafilah munitas perairan atau kelompok masyara-
dagang ini berisikan para pendeta mau- kat yang hidup di atas air. Dasar yang digu-
pun siswa yang memang berniat belajar nakan adalah catatan dari seorang pegawai
tentang ajaran Buddha, khususnya aliran pengurus peradagangan laut di abad ke 13
M dari Dinasti Song, Chau Ju-Kua berjudul
Buddha Mahayana di wilayah Sriwijaya
Chu-fan-chi yang menuliskan bahwa ma-
sebelum akhirnya melakukan perjalanan
syarakat Svarnarnadwipa saat itu tinggal
suci ke India. I-Tsing sendiri melakukan
di atas rumah-rumah yang terapung. Teori
hal tersebut untuk secara konsen belajar ini bisa menjadi landasan dalam pemba-
tata bahasa Sanskritdi sekitaran abad ke 7.1 hasan serta pencarian fakta baru tentang
Perdebatan tentang pusat pemerintahan kehidupan sosial pada masa pemerintahan
Sriwijaya sampai saat ini juga belum me- Sriwijaya dari masa awal berdirinya sam-
nemukan titik terang. Sejarawan kemudian pai masa runtuhnya.
136
Nurrohim
Kerajaan dan Komunitasnya: Sejarah dan Teori Keberadaan Komunitas Bahari di Masa Sriwijaya
137
Tsaqofah & Tarikh, Vol. 4 No. 2, Juli - Desember 2020
138
Nurrohim
Kerajaan dan Komunitasnya: Sejarah dan Teori Keberadaan Komunitas Bahari di Masa Sriwijaya
139
Tsaqofah & Tarikh, Vol. 4 No. 2, Juli - Desember 2020
C. Orang Laut sebagai Moyang bagi Ma- Orang laut yang oleh Entre d’Ethno-
syarakat Bahari technologie en Milieux Aquatiques in
Pembahasan tentang orang laut mun- Parisdisebut sebagai Aquatic Populations
cul dalam beberapa literatur Barat yang diyakini telah menjalin hubungan yang
menyajikan data tentang kekuatan na- baik dengan penguasa Sriwijaya sehing-
val atau maririm Kerajaan Sriwijaya. Se- ga keduanya seolah berada dalam ika-
bagaimana disebutkan, bahwa di tahun tan mutualisme. Sriwijaya kuat di lautan
683 M, Sriwijaya telah dicatatkan memiliki dengan keberadaan orang laut, dan orang
kekuatan perang sebanyak 20.000 tentara laut sendiri dapat bertahan hidup karena
sebagaimana dikemukakan oleh George mendapat perlindungan dan kewenan-
Coedes dalam karya yang berjudnul “A gan untuk tinggal di mana saja di bawah
Possible Interpretation or the Kedukan wilayah laut Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya
Bukit” (Palembang) Inscription”. Sebagian diyakini telah mengfungsikan keahlian
besar di antaranya beranggotakan orang orang laut dalam ekspedisi-ekspedisinya
laut. Hal ini bertujuan untuk memperkuat ke wilayah baru yang melalui jalur laut
kontrol Sriwijaya di wilayah Sumatra mau- serta memberi tawaran kepada mereka un-
pun Semenanjung Malaysia. Wilayahnya tuk bebas mengarungi wilayah lautnya dan
yang mencakup daratan dan lautan serta membentuk komunitas orang laut baru di
untuk memperkuat kontrol penguasaan pantai-pantai wilayah yang dikuasai. Se-
di pelabuhan dan bandar-bandar dagang lain itu orang laut dikenal pula memiliki
maka dibutuhkan kekuatan militer yang skill yang mumpuni dalam perang di da-
kuat. rat maupun di laut. O.W Wolters mencup-
Orang laut diperkirakan dari awal be- lik catatan Chau Ju-Kua tentang semangat
rada di sebelah tenggara pulau Sumatra perang tentara Sriwijaya yang ia gambar-
serta di sekitaran pantai selata Malaka kan keganasannya yang tidak tertandingi
yang memanjang dari pantai negara Singa- oleh bangsa lain pada masa tersebut.
pura, Malaysia sampai Thailand sekarang Sepotong bukti yang mungkin bisa
yang berseberangan dengan Pulau Suma- menjelaskan hubungan antara penguasa
tra. Orang-orang laut ini oleh Tome Pires Sriwijaya dan orang-orang laut adalah
ketika melakukan pelayaran ke Nusantara prasasti Telaga Batu, yang ditemukan di
ia sebut sebagai Celates di tahun 1511 M. dekat sebuah sumur, tanggalnya yang
Mereka yang disebut celates inilah yang tidak diketahui, di sudut barat pulau Sa-
diyakini sebagai anak turun dari orang bukingking, sekitar 300 meter dari Ged-
laut yang sempat disebut dalam sejarah ing Suro. Prasasti ini memberikan penge-
Sriwijaya, meskipun Sriwijaya telah run- tahuan tentang cara kerajaan diatur dan
tuh pada abad ke 14. Keberadaan orang ditertibkan dan kesatuan yang dipertah-
laut atau oleh Sather disebut sebagai sea ankan di dalamnya. Wolters menunjuk-
nomads ia yakini selalu berpindah dari kan bahwa kehadirannya di situs ini meru-
satu wilayah pantai ke wilayah pantai pakan indikasi pusat kerajaan. Tulisan itu,
yang lainnya, namun oleh Tomes Pires ia yang terdiri dari dua bagian, berisi rumu-
gambarkan tinggal di sekitaran pantai di san yang rumit tentang kutukan/sumpah
wilayah yang berdekatan dengan Malaka dalam bahasa Melayu Kuno dankutukan/
maupun dengan Palembang atau Pulau sumpah lain yang lebih pendek, bagian
Sumatra. pertama dari apa yang dikenal sebagai Ba-
140
Nurrohim
Kerajaan dan Komunitasnya: Sejarah dan Teori Keberadaan Komunitas Bahari di Masa Sriwijaya
hasa B.15 Bahasa B ini menurut Obdeyn, D. Komunitas Masyarakat Bahari Sriwijaya;
mungkin merupakan bahasa Mingakabau Antara Orang Suku Laut dan Bajak Laut
lama; Damais mengakui kesamaannya den- Komunitas masyarakat yang hidup di
gan Malagasi, Jawa dan Cham, sementara atas perairan pada masa kekuasaan Sriwi-
Van Naerssen lebih mengidentifikasi bahwa jaya memang telah dapat dibuktikan ke-
itu adalah bahasa orang laut. Jika kita bera- beradaanya melalui laporan Chau-Ju-Kua
sumsi bahwa pengikut penguasa Sriwijaya maupun catatan Tomes Pires ketika Por-
adalah orang Melayu dari pantai timur Su- tugal berhasil mendarat di wilayah pantai
matera dan orang laut, maka logis untuk Pulau Sumatra. Namun, belum terdapat
menerima kesimpulan Van Naerssen dan banyak laporan tentang jumlah mereka
menganggap bahwa prasasti Telaga Batu dan bagaimana cara mereka hidup serta
ditujukan kepada kedua kelompok ini. tatanan sosial kemasyarakatan laut saat
Semua tiga kutukan/sumpah, Telaga Batu, tersebut. Yang tercatat sekarang adalah ke-
Kota Kapur dan Palas Pasemah, merupak- beradaan sisa-sisa orang laut yang hidup
an prasasti yang dituliskan dalam bahasa di sekitaran pesisir pantai di Kepulauan
Melayu Kuno dan Bahasa B. Riau.
Isi prasasti Telaga Batu dapat dibagi Menurut teori Wolters, Orang Suku Laut
menjadi tiga bagian utama: bagian perta- selain menjalani hidupnya sebagai sekutu
ma adalah doa untuk semua dewa; bagian dari Kerajaan Sriwijaya dan mengikuti ber-
kedua adalah kutukan bagi semua penja- langsunya perang yang dilakukan dalam
hat, termasuk mereka yang berkomplot kehidupan kesehariannya hidup dari men-
melawan raja dan kerajaan; yang ketiga cari ikan maupun berdagang. Joseph Cam-
adalah berkah bagi mereka yang tunduk po dalam sebuah artikelnya yang dimuat
pada kekuasaan Sriwijaya. Bentuk batu di oleh Journal of Southeast Asian Studies
mana prasasti Telaga Batu diukir dan naga menuliskan bahwa sea habitants atau ada
berkepala tujuh yang diukir dengan relief yang menyebutnya sebagai sea nomads/
di atas prasasti menunjukkan bahwa itu orang laut dapat dibagi ke dalam bebera-
memiliki fungsi tambahan. Karena dite- pa karakteristik dan tidak bisa disamakan
mukan di dekat sumur, diyakini bahwa itu dengan keberadaan perompak atau bajak
pasti digunakan untuk upacara pengam- laut di sekitaran abad ke 18-19 M.17
bilan sumpah. Air pasti telah dituangkan Campo menyebutkan bahwa keberadaan
di atas batu dan dikumpulkan dalam wa- perompak laut ini malah yang menyebabkan
dah di bawah prasasti. Air kemudian akan semakin terpinggirkannya komunitas orang
diminum oleh para pengambil sumpah, laut. Keberadaan kekuasaan pelayaran Ero-
mungkin para datu, pemimpin dan gu- pa seperti Belanda dan Inggris semakin me-
bernur yang disebutkan dalam prasasti.16 minggirkan pula keberadaan masyarakat
Upacara sumpah ini pastilah hidup dalam Orang laut. Orang laut yang oleh Campo ia
ingatan orang Melayu dan diceritakan sebut memiliki kekuatan di laut pada masa
kembali dalam Sejarah Melayu, meskipun sebelumnya secara perlahan-lahan mu-
dalam bentuk yang berbeda. Yang terakhir lai kehilangan pengaruhnya. Keberadaan
mengacu pada sumpah antara Sang Sapur- perompak laut sendiri oleh Campo ia
ba, mewakili penguasa, dan Demang Lebar pisahkan dari komunitas orang laut. Bajak
Daun, mewakili rakyatnya, yang mungkin laut ia deskripsikan merupakan kumpulan
termasuk orang-orang laut. dari orang-orang berperahu yang hanya
141
Tsaqofah & Tarikh, Vol. 4 No. 2, Juli - Desember 2020
mencari keuntungan ekonomi atau men- sanggahan tentang beberapa tuduhan bah-
cari pengaruh politik dengan menjarah wa nenek moyang orang laut yang berada
kapal-kapal yang lewat. Selain itu, Campo di beberapa pesisir pantai Indonesia seka-
juga menambahkan kalau bajak laut yang rang ini atau yang tinggal di rumah apung
mulai menjamur di wilayah perairan di di beberapa pinggiran sungai bukanlah ke-
sekitar Selat Malaka dapat dimungkinkan turunan dari bajak laut atau perompak laut
juga merupakan sekumpulan orang-orang yang tidak mengenal aturan. Oleh Mary
atau pelaut yang melakukan tindak krimi- Sommer Heidhues dalam bukunya South-
nal di daratan kemudian diasingkan ke east Asia: A Concise History menuliskan
lautan.18 bahwa orang laut memang diyakini beras-
Meski pada deskripsi selanjutnya Cam- al dari suku perompak, namun dalam per-
po menunjukkan bahwa Orang laut juga jalanan setelahnya mereka dikenal sebagai
melakukan penyerangan terhadap bebera- komunitas masyarakat yang sangat setia
pa rombongan kapal yang datang, namun dengan janji terhadap penguasa wilayahn-
tujuannya tak lain adalah sebagai bentuk ya. Bahkan ia menuliskan bahwamasyara-
kesetiaan terhadap pimpinannya tersebut. kat laut telah menajdi pengikut setia dari
Penyerangan selalu harus merupakan per- beberapa kerajaan seperti, Sriwijaya, Kes-
intah dari penguasa di atas mereka. Hal ini ultanan Malaka dan Kesultanan Johor.
kemudin berbeda ketika muncul golongan
pelaut yang oleh Campo ia sebut sebagai Kesimpulan
Ilanun Peoples yang kemudian beker- Pembahasan tentang Kerajaan Sriwi-
jasama dengan Pangeran Malaysia. Ilanun jaya baru muncul di sekitaran abad ke 20
adalah salah satu komunitas orang laut ketika George Coedes dengan karyanya
juga, namun berasal di sekitaran pesisir yang berjudul The Indianized States of
pantai di Sulu, Filipina sekarang. Ilanun Southeast Asia menyebut keberadaannya
ia gambarkan sebagaimana predator yang yang berada di wilayah pulau Sumatra. Se-
selain merampok juga menjarah secara menjak tulisan Coedes ini terbit, mulai ber-
membabi-buta. Hal inilah yang kemudi- bondong-bondonglah para peneliti untuk
an melahirkan persepsi kalau orang laut menguak data-data sejarah yang berkaitan
adalah semacam parasit yang harus cepat- dengan kerajaan tersebut. Dengan sema-
cepat disingkirkan. Padahal dalam pers- kin banyaknya para peneliti yang mencoba
pektif Campo, Orang laut terdiri dari ber- mengungkap sejarah kerajaan tersebut, se-
macam karakteristik yang meski memiliki makin terungkaplah informasi-informasi
beberapa persamaan, namun di sisi yang yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya.
lain juga memiliki perbedaan. Salah satu data yang muncul adalah
Dari uraian di atas penulis mendapat- berkenaan dengan keberadaan komunitas
kan beberapa informasi berharga, meski bahari di wilayah kekuasaan Sriwijaya.
merupakan analisis yang dilakukan oleh Komunitas tersebut umumnya diyakini
Jospeh Campo, namun cukup menarik adalah sebagai nenek moyang dari ke-
menjadi dasar dalam membahas tentang beradaan beberapa orang laut yang ada di
keberadaan komunitas Bahari di masa Sri- wilayah Asia Tenggara. Berdasar catatan
wijaya yang masanya masih jauh sebelum Chau-Ju-Kua dalam karya Chu-fan-chinya
keberadaan para perompak laut tersebut. bertahun sekitar 1224 M ditemukan infor-
Informasi tersebut kembali dapat menjadi masi yang menyebut bahwa terdapat ma-
142
Nurrohim
Kerajaan dan Komunitasnya: Sejarah dan Teori Keberadaan Komunitas Bahari di Masa Sriwijaya
syarakat Sriwijaya yang tinggal di luaran University: Journal of Trans Regional and Na-
tembok pusat kota pemerintahan kerajaan. tional Studies of Southeast Asia vol.4 no.2.
Bahkan terdapat banyak pula yang tinggal Coedes, Goerge. 1975. The Indianized States of
Southeast Asia translated by Susan Brown
di rumah-rumah apung di perairan luar Cowing. Canberra: Australian National
pusat kota. Hal ini sejalan pula dengan University Press.
catatan Tomes Pires dalam Suma Oriental- Dellios Rosita. Thinking Through Srivijaya; Poly-
nya yang menyebut bahwa sekitaran pesi- centric Networks in Traditional Southeast
sir pantai di Palembang dan Selat Malaka Asia.
dipenuhi oleh adanya orang-orang yang Forshee, Jill. 2006. Culture and Customs of Indo-
nesia. London: Greenwood Press.
hidup di atas perahu mereka. Ia kemudian Hamid, Abd Rahman.2018. Sejarah Maritim In-
menamakan mereka sebagai Celates atau donesia. Yogyakarta: Ombak.
orang-orang yang hidup di selat-selat. Holt, Claire. 2007. Culture and Politics in Indone-
Hirth kemudian mencoba menganalisis sia. Singapura: Equinox Publishing.
hasil terjemahannya terhadap karya Chau Ju-Kua, Chau. 1911. Chau Ju-Kua on the Chinese
Ju-Kua dengan menyebut beberapa alasan and Arab Trade in The Twelfth and Thirteenth
Centuries translated by Friedrich Hirth. St. Pe-
atau latar belakang terbentuknya komuni- tersburg: Printing Office of The Imperial Acad-
tas bahari di abad ke-13 M tersebut dapat emy of Sciences.
terjadi karena faktor penghindaran terha- Kee-Long, Soo. 1998. Dissolving Hegemony or
dap pajak tanah yang dibebankan oleh raja Changing Trade Pattern? Images of Srivijaya
terhadap rakyatnya saat tersebut. Namun, on the Chinese Sources of the Twelfth and
data yang lain menunjukkan bahwa ko- Thirteenth Centuries. Singapura: Journal of
Southeast Asia Studies Vol. 29 Issue 2.
munitas bahari dapat saja muncul sebelum Kusuma, Pradiptajati. 2017. The Last Sea Nomads
keberadaan Kerajaan Sriwijaya. Hal ini di- of The Indonesian Archipelago: Genomic Ori-
kuatkan dengan Prasasti Telaga Batu yang gins and Dispersal. Europan Journal of Hu-
diyakini dituliskan selain menggunakan man genetics.
Bahasa Melayu lama juga mengadopsi Ba- Manguin, Pierre-Yves. 2008. Welcome to Bhumi
hasa B atau bahasa yang digunakan oleh Sriwijaya or The Building of Provincial Iden-
tity in Contemporaray Indonesia. Singapura:
Orang Laut tersebut.Wolters sering me- ARI National University Singapore.
nyebutkan bahwa telah terjadi kerjasama Marsanto P., Khidir. 2010. Orang Suku Laut dan
yang harmonis antara Kerajaan Sriwijaya Orang Melayu di Kepualuan Riau: Sebuah
dengan orang-orang laut ini.Kemampuan Tafsir Deskriptif-Etnografis. Depok: Jurnal
orang laut untuk mengarungi lautan serta Antropologi Indonesia vol. 31 no. 3.
skill perangnya yang mumpuni menja- Miksic, John. 2010.The Buddhist-Hindu Divide in
Premodern Southeast Asia. Singapore: The
dikan Sriwijaya dapat disebut berhutang Nalanda-Sriwijaya Centre.
banyak terhadap keberadaan orang laut. Muljana, Slamet. 2006. Sriwijaya. Yogyakarta:
Komunitas inilah yang pertama menjadi LkiS.
benteng pertahanan bagi Kerajaan Sriwi- Munoz, Paul Michel. 2009 Kerajaan-kerajaan
jaya. Awal Kepulauan Indinesia dan Semenanjung
Malaysia terj. Tim Media Abadi. Yogyakarta:
Mitra Abadi.
Referensi O. W. Wolters. 2011. Kemaharajaan Maritim Sri-
Bronson, Bennet. 1975. Palembang as Srivijaya;
wijaya & Perniagaan Dunia Abad III- Abad
The Lateness of Early Cities in Southern South-
VII terj. Edy Sembodo. Jakarta: Komunitas
east Asia.
Bambu.
Chou, Cynthia. 2016. The Water World of The
Rahman, Abd Rahman.2018. Sejarah Maritim In-
Orang Suku Laut in Southeast Asia. Sogang
donesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
143
Tsaqofah & Tarikh, Vol. 4 No. 2, Juli - Desember 2020
144