Professional Documents
Culture Documents
Amphetamine Detection in Human Blood Plasma With LC - MS/MS
Amphetamine Detection in Human Blood Plasma With LC - MS/MS
ABSTRAK ABSTRACT
Penggunaan narkotika golongan stimulan sangat The use of stimulants as a abused drug are very
umum di seluruh dunia. Salah satu dari stimulan common in all over the world. One of the main
yang disalahgunakan secara luas adalah stimulant that are widely used are amphetamine,
amfetamin, karena mempunyai efek yang poten because it has potent effect in increasing activity
dalam meningkatkan aktivitas tubuh dan sistem of the body and central nervous system, through
saraf pusat, melalui stimulasi berbagai the stimulation ofneurotransmitter.This research
neurotransmiter. Penelitian ini berhasil successfully performed aneffective, efficient, and
menemukan prosedur (presipitasi protein) yang simple protein precipitation extraction procedure
efektif, efisien, dan sederhana yang bisa of amphetamine from human plasma then
mendeteksi amfetamin di dalam plasma darah analysed by (Liquid Chromatography Tandem
manusia dengan (Liquid Chromatography Mass Spectrometry / LC-MS/MS). This method
Tandem Mass Spectrometry / LC-MS/MS). showed fast running time with minimum cost and
Metode ini bisa mendapat hasil dalam jangka volume of sample.The developed methodhad quite
waktu cepat, dengan harga yang murah dan good sensitivity, specificity, and recovery for
jumlah sampel yang sedikit. Metode ini amphetamine detection in human plasma samples
jugamempunyai sensitifitas, spesifisitas, dan in the concentration more than 100 ng/mL.This
recovery yang bagus untuk deteksi amfetamin di method was suggested for confirmatory screening
dalam plasma darah manusia, pada konsentrasi test, that are needed to make sure the presence of
lebih dari 100 ng/mL. Metode ini disarankan amphetamine in human blood plasma.
untuk tes konfirmasi, yang diperlukan untuk
memastikan adanya amfetamin di dalam plasma Key words: amphetamine, human blood plasma,
darah manusia screening, LC-MS/MS
PENDAHULUAN
Amfetamin merupakan salah satu dari obat yang bisa membuat peminumnya semakin
yang sering disalahgunakan di masyarakat. Obat bertenaga. Penggunaan amfetamin sangat marak di
ini masuk ke dalam golongan Psikotropika grup II kalangan pecandu karena harganya yang
terjangkau dan juga digunakan sebagai doping di bidang olahraga. Harganya yang murah dan lebih
1
Journal of Indonesian Forensic and Legal Medicine ISSN : 2656-2391
Vol. 1 (1) Pebruari 2019
mudah didapat, membuat pecandu beralih dari masuk ke dalam tubuh, dia akan diserap secara
golongan opioid ke amfetamin. Bahkan beberapa sempurna dari usus dalam jangka waktu 3 sampai 7
kasus pasien pecandu yang berobat rutin di klinik
jam. Setelah proses penyerapan, efek dari zat ini
metadon, dalam beberapa tahun ada yang berubah
akan dirasakan oleh pengguna dalam 3 sampai 12
mengkonsumsi amfetamin sebagai bentuk
jam. Dalam hati, amfetamin akan dimetabolisme
pelampiasan lain dalam kecanduannya (Triswara
dan Carolia, 2017). oleh CYP2D6, glisin N-aciltransferase, dopamin β-
hidroksilase, butirat-KoA ligase, danflavin-
Amfetamin bisa memacu pelepasan monooksigenase3 menjadi zat yang lebih larut
beberapa neurotransmiter di dalam badan, seperti dalam air, dan mudah dikeluarkan melalui ginjal.
dopamin, noreprinefrin, dan serotonin. Mayoritas ekskresi amfetamin melaluiginjal dan
Peningkatan yang ditimbulkan dari neurotransmiter sebanyak 30-40% tetap diekskresikan dalam
tersebut bisa meningkatkan stimulasi energi, bentuk amfetamin. Itulah mengapa amfetamin bisa
meningkatkan ketahanan fisik, aktifitas motorik, dideteksi dari urin (Betzler, Viohl, Romanczuk-
serta meimbulkan rasa senang. Semua organ di Seiferth, dan Foxe, 2017).
dalam tubuh bekerja lebih keras, sehingga
pengguna merasa lebih fokus, bertenaga, percaya Berdasarkan toksikokinetik di atas,
diri, dan dapat berpikir dengan cepat (Betzler, amfetamin di dalam tubuh bisa dideteksi dari
Viohl, Romanczuk-Seiferth, dan Foxe, 2017). berbagai cairan biologis pengguna, seperti darah,
cairan mulut, dan urin. Metode penapisan atau
Efek samping yang ditimbulkan dari skrining biasa dilakukan dalam berbagai bidang,
penggunaan amfetamin ini adalah timbulnya rasa seperti olahraga, pendidikan, okupasi, atau
sangat lelah setelah efek hilang dalam beberapa penelitian. Dalam bidang olahraga, tim kedokteran
jam. Penggunaan jangka panjang menyebabkan akan melakukan skrining untuk memastikan atlet
ketergantungan dan intoleransi sehingga pengguna bebas dari penggunaan dopping, sehingga dapat
akan senantiasa ingin mengkonsumsi obat tersebut meningkatkan sportifitas dalam bertanding. Dalam
untuk mencegah efek withdrawal (sakau). Untuk pendidikan dan okupasi, institusi memerlukan
kasus penggunaan dosis yang berlebih akan pelajar dan pekerja yang tidak terlibat dalam
menimbulkan kondisi yang bisa mengancam penggunaan narkotika. Dalam penelitian, metode
nyawa(Substance Abuse and Mental Health skrining sangat aplikatif untuk mendeteksi
Services Administration, 2013a, 2013b). Dalam pengguna narkotika dalam waktu yang singkat di
beberapa kasus, pecandu meminum beberapa obat lapangan (Fernandez et al., 2009).
yang dikonsumsi sekaligus atau juga
Metode skrining yang mudah dan relatif
menambahkan zat aditif, seperti lem, cat, dan
murah di lapangan adalah deteksi dengan
plastik. Kombinasi ini dilakukan dengan maksud
menggunakan rapid test.Rapid test banyak
untuk meningkatkan efek kerja obat agar semakin
digunakan dalam aplikasinya, tetapi memiliki
berkesan, khususnya pada pecandu yang sudah
beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah
toleran dengan dosis tunggal amfetamin (Kolbrich
isu mengenai kualitas alat rapid, yang tergantung
et al., 2008).
pada proses pabrikasi dan penyimpanan sebelum
digunakan. Kelemahan lainnya dan sering muncul
Amfetamin adalah obat yang dikonsumsi
di lapangan adalah adanyacross reaction dari alat
secara oral. Tersedia dalam sediaan tablet
uji.Cross reactionbermakna alat uji akan
konvensional dan kapsul lepas tertunda. Setelah
menunjukkan hasil positif, jika diujikan dalam
beberapa zat yang mempunyai struktur kimia yang
sama atau pada golongan obat yang sama.
2
Journal of Indonesian Forensic and Legal Medicine ISSN : 2656-2391
Vol. 1 (1) Pebruari 2019
Konsekuensi dari Cross reactionmenyebabkan Spectrometer, QTRAP 5500, dengan ESI probe.
adanya hasil yang positif palsu. (Vlase, Popa, Instrumen ini dioperasikan dengan model ionisasi
Loghin, & Leucuta, 2009). negatif. Beberapa parameter spektometeryang
optimal digunakan untuk deteksi amfetamin adalah
Kelemahan uji rapid tersebut
suhu sumber ion 4500C, tegangan ion spray 5500
membuatperlu adanya pemeriksaan dengan alat
V, tekanan gas curtainsejumlah 20 psi, tekanan gas
deteksi yang lebih canggih (dengan sensitivitas dan
sumber ion 1 sebesar 35 psi, dan tekanan gas
spesifisitas tinggi), untuk memastikan jenis obat
sumber ion 2 sebesar 35.0 psi. Dwell time yang
apa yang dikonsumsi oleh pasien. Proses deteksi
digunakan untuk amfetamin adalah 40 milisekon.
tersebut juga diharapkan lebih mudah dalam
pengerjaannya, dan lebih murah dibandingkan uji
HASIL DAN PEMBAHASAN
konfirmasi, tanpa mengurangi validitas dan
keterandalannya. Studi ini mengembangkan Hasil injeksi sampel menunjukkan waktu retensi
metode deteksi baru dengan menggunakan LC- (RT = Retention Time) kromatogram amfetamin
MS/MS untuk mendeteksi adanya amfetamin adalah 3.92 menit, serta rasio massaterhadap
dalam darah sebagai alternatif metode konfirmasi muatan (m/z) sebesar 136.32>90.9 dan
yang sangat diperlukan di masyarakat (Barnes et 136.32>118.9. Hasil optimasi dari parameter
al., 2009). spektrometer yang optimal terdapat dalam Tabel 1.
1.10e4
1.00e4
3
Journal of Indonesian Forensic and Legal Medicine ISSN : 2656-2391
Vol. 1 (1) Pebruari 2019
9000.00
8500.00
8000.00
Gambar kromatogram amfetamin dalam plasma
7500.00
6500.00
juga dilakukan dengan membandingkan area
kromatogram amfetamin dalam plasma manusia
dengan area kromatogram dalam standard. Hasil
perbandingan dalam konsentrasi 100 ng/mL adalah
116% dan hasil perbandingan dalam konsentrasi
1000 ng/mL adalah 105%.
6000.00
Intensity, cps
5500.00 3.92
3.9e4
5000.00
6.99
3.8e4
4500.00
4000.00 3.7e4
7.91
3500.00
3.6e4
9.7
3000.00 1.53
9.59
8.28 9.27
2500.00 3.5e4
5.34 6.54
2000.00
6.40
3.4e4
5.0
2 5.59
1500.00
4.46
4.07 3.3e4
1000.00
2.112.23 3.563.6
3.1 9
5
500.00 3.2e4
0.00
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5
1 23 45 68 90 112 134 156 179 201 223 245 268 290 312 334 356 379 401 423 3.1e4
1.55
3.0e4
1.7e4
9.
2.3e4
1.0e4
2.2e4
9000.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0
90 134 179 223 268 312 356 401
0.0 0.01 1.0
45
disimpan di dalam almari es -20ºC sampai saat Gambar 2. Kromatogram amfetamin konsentrasi 3000 ng/mL
2.1e4
8000.0
sudah beku dicairkan dalam suhu ruangan. Setelah Studi ini mengembangkan metode
sampel plasma cair, plasma divorteks untuk skreening dan deteksi amfetamin baru dengan
memastikan semua kandungan tercampur menggunakan LC-MS/MS. Metode ini mempunyai
sempurna. Selanjutnya 100 µL plasma ditambah spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Selain itu,
dengan 300 µL asetonitril. Campuran divorteks ditemukan juga metode yang sederhana, efektif,
selama 5 detik dan disentrifugasi selama 2 menit dan efisien untuk mengekstraksi amfetamin dari
dengan kecepatan 14800 rpm. Supernatan difilter plasma manusia dengan protein pesipitasi. Sampel
dengan filter berdiameter 0.2 µm, kemudian plasma yang diperlukan dalam kuantitas yang
ditransfer ke dalam vial yang baru. Sebanyak 8 minimal, prosedur yang digunakan cepat, mudah,
4
Journal of Indonesian Forensic and Legal Medicine ISSN : 2656-2391
Vol. 1 (1) Pebruari 2019
dan murah dalam aplikasinya. Kedua metode ini Therapeutic Drug Monitoring,30(3), 320–332.
diarapkan dapat diaplikasikan dengan mudah dan doi:10.1097/FTD.0b013e3181684fa0.
luas, sebagai metode konfirmasi dari pemeriksaan
skreening sederhana yang dilakukan di lapangan. 5. Substance Abuse and Mental Health Services
Administration, 2012. National Survey on Drug
UCAPAN TERIMAKASIH Use and Health: Detailed tables. 2013a.
Retrievedfrom
Terimakasih untuk LPDP Indonesia
http://www.samhsa.gov/data/NSDUH/2012Sum
sebagai institusi penyandang dana yang telah
mNatFindDetTables/DetTabs/NSDUH-
membiayai studi ini. Selain itu, terimakasih kami
DetTabsTOC2012.htm.
tujukan kepada Shimadzu‐ UM Center for
Xenobiotics Studies (SUCXeS)dan Departemen 6. Triswara, R., Carolia, N., 2017. Gangguan
Patologi Univesiti Malaya, yang telah Fungsi Kognitif Akibat Penyalahgunaan
menyediakan tempat dan fasilitas untuk Amfetamin 5. Majority 7(1).
menyelesaikan studi ini.
7. Vlase, L., Popa, D.-S., Loghin, F., Leucuta,
DAFTAR PUSTAKA S.E., 2009. High-throughput toxicological
analysis of Methamphetamine, MDA and
1. Barnes, A.J., De Martinis, B.S., Gorelick, D.A., MDMA from human plasma by LC-MS/MS.
Goodwin, R.S., Kolbrich, E.A., Huestis, M.A., Romanian Journal of Legal Medicine 17, 213–
2009. Disposition of MDMA and Metabolites in 220.
Human Sweat Following Controlled MDMA
Administration. Clinical Chemistry 55, 454–
462.
https://doi.org/10.1373/clinchem.2008.117093.