Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP STRATEGI


PENGELOLAAN PRODUKSI DI INDUSTRI TEMPE BU ANIK DESA
DUREN, MADIUN

BIDANG KEGIATAN :
Artikel Ilmiah
Di usulkan oleh :
Laurentia Meylina Wardani
A210190035

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
Abstract
This study aims to enable students to integrate and implement the knowledge they
have mastered into the Lapanagan Work Lecture Practice. In addition, students can
also develop an understanding of the object being studied. The Field Work Lecture
(KKL) this time was carried out in a Tempe Industry business "Bu Anik" located in
the village of Duren, Madiun. The purpose of this study is to find out how the
constraints and strategies for selling/marketing their products are during the Covid-
19 Pandemic. The method used in this study is using qualitative methods, where the
method uses the method of observation and interviews. The approach used in this
study is to use a Case Study Research Approach which is a research strategy, an
empirical study that investigates a phenomenon in real life. The constraints
experienced by the owner of the industry are related to raw materials. The obstacle
is the increase in the price per kg of soybeans, which previously was Rp. 7000, now
it is Rp. 10,000 per kg since this pandemic. Although the price of soybeans rose,
the tempe industry owners still did not increase the price of the tempe. The owner
of the tempe industry has a strategy when soybeans increase, namely by not
increasing product prices, but by reducing the weight of the contents of the tempe
packaging. In addition, industrial owners also maintain the quality of their products.

Keywords: The Effect of the Covid-19 Pandemic on the Tempe Industry

Abstrak

Penelitian ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengintregasikan dan


mengimplementasikan ilmu yang telah di kuasainya ke dalam Praktik Kuliah Keija
Lapanagan. Selain itu mahasiswa juga dapat mengembangkan pemahaman
mengenai obyek yang di teliti. Kuliah Keija Lapangan ( KKL ) kali ini di
laksanakan di suatu usaha Industri Tempe “ Bu Anik “ yang berada di desa Duren,
Madiun. Tujuan dari penelitian ini yaitu agar mengetahui bagaimana kendala
kendala dan strategi pada penjualan/pemasaran produknya di masa Pandemi Covid-
19. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
kualitatif, dimana metode tersebut menggunakan metode observasi dan wawancara.
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Pendekatan
Penelitian Studi Kasus yang mana suatu strategi riset, penelaahan empiris yang
menyelidiki suatu gejala dalam kehidupan nyata. Kendala-kendala yang di alami
oleh pemilik industri tersebut adalah terkait pada bahan baku. Kendala tersebut
yaitu naiknya harga per-kg kedelai, yang sebelumnya herga kedelai per-kg sebesar
Rp. 7000, sekarang menjadi sebesar Rp. 10.000 per-kgnya semenjak ada pandemi
ini. Meskipun harga kedelai naik tetapi pemilik industri tempe tetap tidak
menaikkan harga tempe tersebut. Pemilik industry tempe mempunyai strategi di
kala naiknya kedelai yaitu dengan cara tetap tidak menaikkan harga produk, tetapi
dengan cara mengurangi berat isi pada kemasan tempe. Selain itu pemilik industri
juga tetap m’ empertahankan kualitas produknya.

Kata Kunci: Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Industri Tempe

PENDAHULUAN

Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi


terhadap biji kedelai atau beberapa bahanlain yang menggunakan beberapa jenis
Kapang, Rhizopus, Seperti Rhizopus Oligosporus, Rh. Oryzae, Rh. Stolonifer, atau
Rh. Arrhizus. Sediaan tempe ini secara umum dikenal sebagai “ Ragi Tempe “.
Tempe banyak di konsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum
vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai
pengganti daging.akibatnya, saat ini tempe tidak hanya di produksi di Indonesia
tetapi juga di banyak tempat di dunia.

Proses pembuatan Tempe melibatkan 3 faktor pendukung, yaitu bahan baku


yang di pakai, mikroorganisme ( Kapang Tempe ), dan keadaan lingkungan tumbuh
( Suhu, pH, dan kelembaban ). Dalam proses fermentasi tempe kedelai, substrat
yang di gunakan adalah biji kedelai yang telah di rebus dan mikroorganisme yang
di gunakan berupa kapang antara lain Rhizopus Olygosporus, Rhizopus oryzae,
Rhizopus stolonifer ( dapat terdiri atas kombinasi dua spesies atau ketiganya ) dan
lingkungan pendukung yang terdiri dari suhu 3(J

C, pH awal 6.8, kelembaban nisbi 70-80%. Selain jenis Tempe Kedelai ada juga
jenis tempe yang lain, yakni Tempe leguminosa non kedelai dan tempe non
leguminosa.

Tahapan pembuatan tempe meliputi perendaman, penggilingan, pencucian,


perebusan, pendinginan, penambahan ragi, pengemasan, dan fermentasi. Pada
masing-masing tahapan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Setiap tahapan akan
memicu proses fermentasi yang teijadi pada tempe kedelai dan tempe kacang
merah.

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui strategi pengelolaan di


industri tempe di masa pandemic covid-19, kendala apa saja yang di rasakan si
pemilik indutri di masa pandemi ini, bagaimana pemilik industry tetap
mempertahankan kualitas tempe di masa pandemic ini, dan bagaimana cara
pemasaran pada produk tempe.

METODE PENELITIAN
Berikut adalah metode-metode yang di gunakan dalam melaksanakan
kegiatan Praktik Keija Bisnis adalah sebagai berikut;

a) Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif.
b) Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
Pendekatan Penelitian Studi Kasus yang mana suatu strategi riset,
penelaahan empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam kehidupan nyata.
c) Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah Satu
Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah

Surakarta yang sedang melakukan Kuliah Keija Lapangan untuk


memenuhi kelulusan pada mata kuliah tersebut.

2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah sebuah
Industri Tempe, bagaimana pemilik Industri tersebut mempertahankan
produknya di masa pandemi Covid-19.

3. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan Data merupakan suatu usaha untuk mendapatkan data
yang valid dan akurat yang dapat di pertanggung jawabkan sebagai
bahan dasar untuk pembahasan dan pemecah masalah. Untuk
mendapatkan data-data di obyek penelitian, peneliti menggunakan
Teknik Wawancara dan Observasi.

d) Instrumen Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap


obyek penelitian guna untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas.

2. Wawancara

Dalam segi metode pengumpulan data dengan wawancara,


utamanya terletak pada penentuan atau pemilihan key-informan yang
akan menjadi sumber data yang hendak di lakukan.

f) Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian di lakukan Di Industri Tempe Bu Ani k yang terletak di


Desa Duren, RT.18/RW.02, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun,
Provinsi Jawa Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian di lakukan mulai pada tanggal 30 Agustus 2021 sampai


dengan 30 September 2021.

g) Teknik Analisis Data


Teknik Analisis Data pada penelitian ini yaitu menggunakan Teknik
Analisis Data Deskriptif. Analisis Deskriptif merupakan analisis yang
paling mendasar untuk menggambarkan keadaan data secara umum.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada kegiatan Kuliah Keija Lapangan atau bisa di sebut dengan KKL ini
mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
melaksanakan Observasi ( Sebuah Penelitian di Industri Tempe “ Bu Anik “ yang
berada di Desa Duren, RT.18/RW.02, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten
Madiun, Provinsi Jawa Timur.

Indutri Tempe “ Bu Anik “ sudah berdiri sejak 10 tahun lamanya, bahan


baku dari pembuatan tempe tersebut adalah dari Kedelai. Bahan baku tersebut di
peroleh dari sebuah agen khusus Kedelai, dengan cara si pemilik agen kedelai
tersebut mengantarkan kedelai di Industri Tempe “ Bu Anik “. Dari segi
pemasarannya pemilik Industri Tempe tersebut tinggal mengantarkan produknya di
warung-warung yang telah menjadi langganannya semenjak awal berdirinya
Industri Tempe tersebut. Terkadang Industri Tempe “ Bu Anik “ juga menerima
pesanan/orderan tempe dari orang-orang untuk acara tertentu.

Proses pembuatan Tempe Kedelai meliputi beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama yang di lakukan yaitu proses perendaman kedelai, tujuan


dari perendaman adalah agar teijadi fermentasi asam laktat dan dapat
menimbulkan kedelai menjadi asam sehingga proses pertumbuhan tempe
dapat teijadi.

2. Tahap kedua yaitu penggilingan. Kedelai yang sudah direndam lalu di


giling dengan sebuah mesin penggiling Tempe, supaya bijinya terbelah
menjadi 2 dan juga kulit pada bijinya lepas.
3. Tahap ketiga adalah pencucian, kedelai di cuci hingga bersih. Tujuan dari
pencucian yaitu supaya bau asam yang di timbulkan hilang dan juga lendir
yang di hasilkan oleh bakteri hilang. Adanya lendir juga mengakibatkan
menghambat proses fermentasi.
4. Tahap keempat yaitu perebusan. Tujuan dari perebusan yaitu membuat biji
kedelai menjadi lunak. Perebusan juga bertujuan untuk mematikan bakteri
yang masih hidup selama proses perendaman.
5. Tahap kelima yaitu pendinginan, pendinginan ini bertujuan untuk
mendinginkan kedelai sebelum pemberian ragi pada kedelai yang akan di
buat tempe. Pendinginan juga bertujuan agar kedelai mengering.
6. Tahap keenam yaitu peragian. Setelah di dinginkan kedelai di beri ragi
sebanyak sendok makan, dan di aduk hingga terccampur. Setelah itu yang
terakhir melakukan pengemasan tempe ke suatu plastik yang sudah di beri
lubang.

Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara kepada pemilik Industri


telah di temukan beberapa kendala pada terhadap bahan baku, Strategi untuk
mempertahankan dan menjaga suatu kualitas tempe yang di produksinya di masa
pandemi covid-19.

Kendala-kendala yang di alami oleh pemilik industri tersebut adalah terkait


pada bahan baku. Kendala tersebut yaitu naiknya harga per-kg kedelai, yang
sebelumnya herga kedelai per-kg sebesar Rp. 7000, sekarang menjadi sebesar Rp.
10.000 per-kgnya semenjak ada pandemi ini. Meskipun harga kedelai naik tetapi
pemilik industri tempe tetap tidak menaikkan harga tempe tersebut. Pemilik
industry tempe mempunyai strategi di kala naiknya kedelai yaitu dengan cara tetap
tidak menaikkan harga produk, tetapi dengan cara mengurangi berat isi pada
kemasan tempe. Selain itu pemilik industri juga tetap m’empertahankan kualitas
produknya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan dari KKL (Kuliah Keija Lapangan ) di Industri


Tempe “ Bu Anik “ yang berada di Desa Duren Rt.l8/RW.02, Madiun dapat di tarik
kesimpulannya di antaranya ;

Pelaku usaha “ Industri Tempe Bu anik “ sangat berantusias untuk


menjalankan usahanya meskipun terdapat ada kendala di masa pandemi covid-19,
Kendala tersebut yaitu naiknya harga per-kg kedelai, yang sebelumnya herga
kedelai per-kg sebesar Rp. 7000, sekarang menjadi sebesar Rp. 10.000 per-kgnya
semenjak ada pandemi ini. Meskipun harga kedelai naik tetapi pemilik industri
tempe tetap tidak menaikkan harga tempe tersebut. Pemilik industry tempe
mempunyai strategi di kala naiknya kedelai yaitu dengan cara tetap tidak
menaikkan harga produk, tetapi dengan cara mengurangi berat isi pada kemasan
tempe. Selain itu pemilik industri juga tetap m’ empertahankan kualitas produknya.

DAFTAR PUSTAKA

Pengaruh, A., Baku, B., & Dan, B. B. (2010). TENAGA KERJA TERHADAP
PRODUKSI TEMPE DI KOTA ( Studi Kasus Di Kelurahan Krobokan )
SKRIPSI. Universitas Stuttgart, 2010.

Ibrahim, I., & Sukmawati, S. (2018). Sosialisasi Pembuatan Tempe Skala Industri
Rumah-Tangga Pada Masyarakat Asli Papua Di Kelurahan Mal anu Distrik
Malaimsimsa Kota Sorong Papua Barat. Martabe: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 7(3), 83. https://doi.org/10.31604/jpm.vli3.83-88

Kecamatan, D. I., & Kabupaten, S. (2013). Faktor-Faktor Yang Empengaruhi Hasil


Produksi Tempe Pada Sentra Industri Tempe Di Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Kendal. Economics Development Analysis Journal, 2(1).


https://doi.org/10.15294/edaj.v2il.998

Suknia, S. L., & Rahmani, T. P. D. (2020). Proses Pembuatan Tempe Home


Industry Berbahan Dasar Kedelai (Glycine max (L.) Merr) dan Kacang
Merah (Phaseolus vulgaris L.) Di Candiwesi, Salatiga. Southeast Asian
Journal of Islamic Education, 03(01), 59-76.

Jay anti, E. T. (2019). Kandungan Protein Biji Dan Tempe Berbahan Dasar
Kacang-Kacangan Lokal (Fabaceae) Non Kedelai (Seeds and Tempeh
Protein Content From Non Soybean Fabaceae). Bioscientist: Jumal Ilmiah
Biologi, 7(1), 79. https://doi.org/10.33394/bjib.v7il.2454

You might also like