Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 13
84 Pendahuluan - | Laporan adalah penyajian fakta secara lisan ataupun tulisan mengenai keadaan atau Kegiatan yang telah dilaksanakan. Fakta objektif yang dilaporkan menjadi tanggung jawab pelapor dan akan menjadi tanggung jawab penerima laporan bila laporan itu telah disetujui dan disahkan. Pada umumnya, laporan dibuat untuk memberi keterangan atau penjelasan tentang suatu hal, memulai aktivitas, dan mengoordinasikan seluruh aktivitas. Laporan pun berfungsi untuk menentukan kebijakan, menentukan sifat yang tegas dan tepat, mengembangkan dan memperluas aktivitas, serta mengadakan perubahan atau perbaikan terhadap aktivitas yang dianggap tidak sesuai dan mengalami hambatan. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kedudukan | laporan sangat penting dan besar manfaatnya. Laporan merupakan wahana efektif bagi ilmuwan yang memiliki pemikiran kreatif sebab laporan baginya berfungsi sebagai penyimpan dan penyebar ilmu. penyimpan_ ilmu { pengetahuan dan sebagai alat Laporan pun dapat digunakan untuk menilai kemampuan dan keterampilan ilmuwan pembuat laporan tersebut. Jenis laporan dapat dibedakan atas beberapa hal. Salah satunya | berdasarkan tujuan, laporan dapat dibedakan atas laporan teknis dan | 'aporan ilmiah. Laporan teknis adalah laporan yang berisi tentang hal-hal | teknis penyelenggaraan suatu kegiatan. Laporan ini mengandung data objektif suatu keadaan. Laporan teknis dapat dikatakan sebagai suatu Pemberitahuan tentang tanggung jawab dari teknis penyelenggaraan suatu | kegiatan, Laporan ilmiah adalah laporan yang berisi serangkaian hasil pemikiran | yang diperoleh dari penelitian, Pengamatan, atau peninjauan. Jika laporan ilmiah itu disampaikan secara tertulis, dapat dinamakan_karangan ilmiah. Dengan demikian, laporan ilmiah sama dengan karangan ilmiah atau karya tulis ilmiah (UGM, 2005) Berbeda dengan laporan teknis, laporan ilmiah mempunyai bentuk Serta sifat yang formal karena isinya harus mengikuti persyaratan yang Sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Menurut Kumiawan dalam Wiedarti (2005), ‘“Tujuan taporan ilmiah adalah menyampaikan seperangkat ee data, keterangan, dan pikiran secara tegas, ringkas, dan jelas.” a askannya pula, suatu laporan ilmiah pada hakikatnya merupakan hasil ee berpikir ilmiah. Pola berpikir ilmiah yang digunakan adalah poia a Teflektif, yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan alae ia ve lakan refieksi secara logis dan sistematis di antara kebenaran ilmial " Kenyataan empirik dalam mencati jawaban terhadap suatu masalah. BAHASA INDONESIA UNTUK AKTIVITAS ILMIAH | 99 Pola berpikir reflektif dalam laporan ilmiah sangat Cipertukan untuk mencapai hasil yang dapat dijamin kebenarannya secara ilmiah. Ada tiga aspek yang diperlukan dalam berpikir reflektif, yaitu penjelasan ilmiah, pengertian operasional, dan berpikir kuantitatif. _ _— Tulisan-tulisan yang dihasilkan di lingkungan Pendidikan tinggi yang berdasarkan hasil penelitian dan memperlihatkan tulisan yang sistematik, sistemik, menurut kaidah dan logika ilmiah disebut sebagai laporan ilmiah, “Laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.” (UGM 2005), Hal ini dipertegas Rohidi dalam Wiedarti (2005: 30), “tulisan ilmiah adalah tulisan yang disajikan menurut sistematika dan secara_ sistematik menggunakan alur logika yang disepakati oleh masyarakat ilmiah, bersifat terbuka, dan siap diuji kebenarannya.” 8.1.1 Syarat-syarat Laporan Ilmiah Tidak semua karya tulis dapat disebut laporan ilmiah. Hanya tulisan yang memenubhi syarat tertentu yang dapat disebut suatu laporan ilmiah. Dalam buku Manajemen Bahasa karangan Wahyu Wibowo(2001)_tertuls bahwa suatu karangan boleh disebut karangan ilmiah jika mengandung ciri- ciri_berikut ini. a. Masalah diungkapkan dan dipecahkan secara ilmiah. Pengetahuan ilmiah (disebut pula ilmu) adalah pengetahuan yang disajikan secara sistematis. Itu sebabnya, karangan ilmiah harus berisi pengetahuan yang dikemukakan secara sistematis. Landasan kesistematisannya terletak pada penggunaan pola pikir logis, fakta atau evidensi yang terpercaya, serta analisis yang objektif. b. Mengungkapkan Pendapat berdasarkan fakta agar tidak terjerumus ke dalam subjektivitas, c. Bersifat lengkap, tepat, dan ben; harus diteliti tepat-tidaknya mas: dari segi Permasalahannya mau . Bagian-bagian {tulisan dikembangkan secara runtut, sistematis, dan logis agar tulisan yang dihasikkan membentuk suatu kesatuan coe dan kepaduan (koheren). ©. Bersifat tidak memihak (objektit ibadi sional sebaiknya dingy (objektif). Aspek pribadi atau emo: jalkan karena akai i diwamai Prasangka atau key iN membuat tulisan enti adi can, an menjadi pudar. > ntingan pribadi sehingga kadar keilmiahanny: ar. tu sebabnya, sebelum menulis, ‘alah yang akan dikemukakan, baik pun bidang ilmiahnya. Syarat tay ilmi a berikut inno” llMiah tersebut lebih rinci dikemukakan Brotowijoyo (1985) — Dari uraian mengenai syara' a ilmiah menyajikan karya objektif s ‘ . menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi ‘pes ‘Stematis atau arya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak Kerafat terkaan. Dalam pengertian jyjur, terkandung’ sikap etik ilmiah, yakni penyebutan tujukan dan kutipan yang jelas. Karya ilmiah dibuat secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural. arya ilmiah mengandung pandangan yang disertai X mbuktian berdasarkan suatu hipotesis. ¢ rial dukungan can Karya ilmiah ditulis secara tulus. Hal itu berarti karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajian tidak boleh bersifat emotif. Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penulisan kerangka karangan yang cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi spesifik itu dibiarkan berbicara_ sendiri. Pembaca dibiarkan menyimpulkan sendiri pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut. t-syarat tersebut, dapat dikemukakan bahwa laporan ilmiah memiliki ciri-ciri s eo 8.1.2 1 . sistematis; masalah dibal . lugas; langsung pada pokok bahasan . berlaku umum; simpulan berlaku bagi st |. menggunakan bahasa baku, tepat, ring tuntas; masalah dibahas sampai tuntas. objektif; masalah diungkapkan sebagaimana adanya. has menurut pola tertentu sehingga jelas urutan dan kaitan antarunsur tulisan. cermat; pembahasan sedapat mungkin tanpa kesalahan. yang dikaji tanpa pengantar yang berlebihan dan basa-basi nonemosional; tidak melibatkan perasaan : keharuan, kesedihan, kekaguman. emua populasi kajian. kas, dan jelas. Jenis Laporan Ilmiah Berdasarkan tujuan penulisannya, h dapat dibedakan laporan ilmial | 8 nis jenis berikut ini. E- oe Kerja er a ene kerja ditulis untuk disampaikan kep Pertemuan ilmiah, misalnya dalam semi ntu dalam ada kelompok terte lokakarya, inar, simposium, Cer. i . Di samping itu, kertas kerja dapat j konferensi, atau kongres. ‘ ia cigs untuk melengkapi tugas-tugas pada mata kuliah tertentu. b. Artikel Artikel ditulis untuk pembaca tertentu, misalnya untuk dimuat dalam majalah ilmiah. Jika artikel ini ditujukan untuk orang awam, biasanya disajikan secara popular dan dimuat di surat kabar atau dalam majalah umum. c. Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ketiga jenis karangan ilmiah ini ditulis untuk memperoleh Pengakuan tingkat kesarjanaan dalam suatu perguruan tinggi. Skripsi ditulis untuk memperoleh gelar sarjana, tesis untuk memperoleh gelar Magister ($2), dan disertasi untuk memperoleh gelar doktor. Istilah skripsi sering disebut dengan istilah lain, yaitu tugas akhir untuk persyaratan memperoleh gelar sarjana. d. Laporan Dalam dunia perusahaan dan instansi pemerintah, kegiatan menuls faporan berperan penting karena tindakan selanjutnya diambil berdasarkan laporan yang diterima. Laporan itu ada yang ditulis dalam Jangka waktu tertentu yang disebut laporan periodik dan ada juga yang ditulis berdasarkan kebutuhan dan permintaan. Sebagai contoh, sekait dengan pekerjaan di bidang sipil biasanya terdapat kegiatan menulis laporan pendahuluan, laporan interm, dan laporan final/akhir. Dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Pemerintah Propinsi Jawa Barat dalam kegiatan jasa konsultansi pada Proyek “Pekerjaan Sosialisasi Penataan Ruang Berdasarkan Aspek Agama, Budaya dan limiah di Enam Kabupaten/Kota (Kabupaten Bogor, Bekasi, Ciamis, Kota Depok, Cirebon dan Bekasi)" dan “Pelestarian Lingkungan Kabuyutan di Enam Kabupaten/Kota (Kota Bog! Kabupaten Kuningan, Sumedang, Sukabumi, Subang da" Tasikmalaya)” tertulis ketetapan sebuah laporan yang terdiri atas 1) latar belakang, 2) maksud dan tujuan, 3) sasaran, nama dan organisasi Pengguna jasa, 5) sumber pendanaan, Tuang lingkup: wilayah dan kegiatan metodologi: persiapan dan pelaksanaan kegiatan 8) tenaga ahii, 8) waktu penyelesaian pekerjaan, 10) pelaporan. 102 I rausce vn. 7 7 arkan KAK Dinas Tata Ruang dan Permukim: i a yang harus abuat dalam pekerjaan di bidang Fey pon aoe a, Laporan ee buah buk eran ini sebany: nam buah buku dengan jilid hardcover, berisikan garis besar nia Fee an potensi dan permasalahan dua belas cao kegiatan pekerjaan, metodologi sosialisasi dan prosesi pengukuhan kabuyutan serta jadwal penugasan tenaga ahli. Selambat-lambatnya diserankan 4 (satu) bulan setelah ‘SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja). umum . Laporan antara (Interm report) pada tahap ini, Konsultan menyerahkan enam buah buku dengan kertas ‘4 dijlid hardcover, yang berisi gambaran umum potensi dan permasalahan penataan ruang eksisting khususnya pemanfaatan ruang fi dua belas Kabupaten/kota, yang dikaitkan dengan fungsi lindung seperti Kawasan lindung (hutan, cagar alam, cagar budaya, daerah aliran sungai, arterfak), alih fungsi pemanfaatan ruang dan kajian tethadap bahasa dan tulisan huruf palawa (huruf sunda) pada batu prasasti (Ngabeungkat) Kabuyutan terkait dengan kearifan lokal di enam kabupaten/kota, penanaman tanaman keras dan penyebaran bibit ikan has Sunda yang bernilai ekonomis, yang meliputi habitat, kegunaan dan kelayakannya untuk dibudidayakan. Kajian ini diserahkan selambat- lambatnya tiga bulan setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) diterbitkan serta melampirkan VCD digital dan foto dokumentasi. 2 . Laporan Akhir (final report) Pada tahap akhir, konsultan menyerahkan enam buah buku dengan kertas A4 dan dijilid hardcover, yang berisi hasil pelaksanaan kegiatan sosialisasi penataan ruang berdasarkan aspek agama, budaya, ilmiah, dan pelestarian lingkungan kabuyutan, yang diserahkan_selambat- lambatnya sampai batas waktu berakhimya kontrak. nel Untuk setiap tahap pelaporan dipersentasikan oleh tim tena dihadapan instansi terkait. 8.1.3 Fungsi Laporan - Dalam perkembangan sistem masyarakat dan perkembangan Pengetahuan dan_ teknologi, kedudukan peruse a bertambah penting. Manfaat laporan sangat at act Manajemen modem. Berapa besar manfaat laporar ap laporan berikut ini. ceaunca INDONESIA UNTU pct sn | 108 tuk +membantu penerima laporan dalam uni Laporan_ berfungsi arkan fakta dan gagasan yang las: mengambil keputusan = eee | yang benar, seorang pemimpin dapat ae rongendalikan perkembangan yang terjadi pada fahui dan patie re eee yang ada dalam organisasinya dengan mempelajari diterimanya. | : see pemimpin, laporan dapat mempersingkat jarak dan Cc ktu pengawasan. : | , d. eee berfungsi juga sebagai penyimpan ilmu pengetahuan di : ssamping sebagai alat penyebaran. ; i _ e. Laporan merupakan wahana yang sangat efektif bagi pemikir yang kreatif. i f. Laporan dapat juga digunakan untuk menilai kemampuan dan keterampilan. » z 8.1.4 Kualitas Laporan Untuk mendukung fungsi dan tujuannya, laporan harus mempunyai kualifikasi sebagai berikut a. Jelas dan tegas. Laporan harus ditulis dengan bahasa yai ig menarik dan jelas. Penulis harus menguasai materi dan istilah-istilah yang dipakai dalam laporan tersebut. b. Lengkap. Data dan fakta har diperlukan. ¢. Benar dan objektif d. Cermat dan taat asas. Laporan harus cermat dan disertai data yang akurat sehingga simpulan yang ditarik akan logis dan konsekuen. ©. Tepat waktu dan diterima yang berhak. us memadai; sesuai dengan yang 8.2 Perencanaan Penulisan Laporan Agar penulisan laporan ber jalan efektif dan efisien, langkah-langkah Perencanaan penulisan lap dalam oran tidak boleh diabaikan. 8.2.4 Menentukan Topik/ Pokok Bahasan Topik sering Sulit dibedakan dari judul. Sebuah topik atau bahkan Sebuah tesis dapat Saja pada akhimya dijadikan judul tulisan. Akan tetaPi topik tidak sam : ik @ dengan judul. Tidak selalu sebuah judul merupstan Oi n Saja terjadi bahwa sebuah judul mengandung oe ; ii Mukakan topik berasal dari kata Yunani, topoi. Topoi be! tulisan. Mungki (1997) menge ee di, kita menempatkan pokok persoalan atau pembahasan. Oleh jarena iu, calam karang-mengarang, topik adalah pokok pembicaraan, Ada at syarat pemilinan topik, yaitu: ome menarik perhatian penulis, diketahui dan dikuasai oleh penulis, harus cukup sempit dan terbatas, dan sebaiknya, tidak terlalu baru, teknis, atau kontroversial (khusus untuk penulis pemula). tempat. J b. c a. 8.2.2 Menentukan Tujuan Tujuan yang harus dirumuskan/ditentukan adalah tujuan objektif yang akan diperoleh jika masalah diselesaikan. Tujuan ini dapat berupa penjelasan, penilaian (memberi komentar, sarah, sanggahan), pembuktian hipotesis, perancangan, pembuatan, atau modifikasi sistem/ alat. 8.2.3. Merumuskan Tesis (Kalimat Tema) Langkah berikutnya adalah merumuskan tesis. Tesis adalah kalimat yang berisi topik dan tujuan. (dalam karangan pada umumnya diistilahkan tema). Kalimat tesis perupakan payung dari keseluruhan bentuk karangan. Pembagian bab atau pembagian paragraf dalam sebuah karangan merupakan gagasan-gagasan bawahan yang akan menunjang kalimat tesis. Berikut ini hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan kalimat tesis. a. Harus berupa kalimat hasil perumusan topik dan tujuan. b. Dapat berupa kalimat tunggal atau kaliniat majemuk bertingkat. ¢. Tidak boleh berupa kalimat majemuk setara. d. Harus memiliki gagasan sentral dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis. . Tidak mengandung kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak 8.2.4 Menyusun Kerangka Karangan Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis-garis | besar karangan yang akan dibuat. Kerangka karangan berguna untuk Menghindari /mengurangi kesalahan, menjadikan karangan lebih teratur, memudahkan meneari materi pembantu, menghindari pembahasan topik a dari sekali (ketumpangtindihan topik). Ada empat syarat yang harus 'Penuhi agar dapat menghasilkan kerangka karangan yang baik. Ayre a. Tesis harus jelas. Jika tesis sudah jelas, penulisan karya ilmial sige sangat mudah dan lancar Karena semua telah terpikiken Matang. gka hanya ae ah eateccan vang rai tas. Rangkaian asan sentra akan diuraikan sear faa vieun dengan balk. Gagasan bawahan dan ee dukungan dan alasan bagi gagasan sentralnya,, Caseian dalam kerangka karangan harus disusun Secara logis, Hanya dengan penyusunan yang logis, kita dapat mencapai tujuan dengan baik. Rangkaian sebab-akibat harus tersusun dengan baik agar pembaca mudah menarik kesimpulan. d. Setiap unit, baik unit utama dan subunit, harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten (I, II, 1.2, 1.2.1, dst,). Penamaan atas setiap unit dan subunit dalam kerangka karangan hatus bersifat sejajar atau paralel. Hal yang perlu diingat adalah penyusunan kerangka karangan tidak bersifat_ kaku. Artinya, proses itu terjadi berulang kali dengan Penyempumaan dan perubahan. Berikut ini langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun sebuah kerangka karangan. a. Merumuskan tesis dengan baik. b. Mengadakan _inventarisasi gagasan-gagasan bawahan_ untuk diletakkan sebagai subunit dalam kerangka karangan. c. Mengevaluasi semua gagasan yang tercatat dengan mengajukan Pertanyaan berikut. * Apakah gagasan memiliki relevansi langsung dengan tesis? ° Apakah ada dua topik yang merupakan hal yang sama/pengulangan? Apakah derajat semua topik sama? d. Melakukan langkah kedua dan ketiga secara berulang-ulang dan menyesuaikan kembali dengan tesis . © Menentukan pola susunan yang paling cocok dan tepat untuk ee Semua gagasan, baik sentral maupun bawahan, oa as cesual dengan Perincian tesis. oo men bersifat spiral — — proses tersebut tidak bersifat linier, melain! 9 berputar selama Penulisan laporan ilmiah. b. Tiap unit dalam kerant Jenis Kerangka Karangan hal, van’ (eranoka karangan dapat dikelompokkan berdasarkan e Ketangka bar erdasarkan _Perincian dan berdasarkan perumusan'? a Keranghe yang disusun berdasarkan perincian terbagi dua ngka kann? Karangan sementara atau nonformal, yaitu gee angen yang masih berubah sesuai dengan proses. baik dirujuk kembali pada tesis, maupun pada saat proses menulis sedang berlangsung. b. Kerangka karangan formal adalah kerangka karangan yang sudah mantap, tidak akan berubah lagi. Dengan demikian, pada umumnya kerangka formal inilah yang akan menjadi bagian dari daftar isi karya ilmiah. Berdasarkan cara merumuskan/mengungkapkan _ pokok-pokok pembicaraan ke dalam kerangka karangan, terdapat tiga jenis kerangka karangan. a. Kerangka karangan topik, yaitu gagasan-gagasan diungkapkan dalam bentuk kata atau kelompok kata. b. Kerangka karangan kalimat, yaitu gagasan-gagasan diungkapkan dalam bentuk kalimat. ¢. Kerangka karangan paragraf, yaitu gagasan-gagasan diungkapkan dengan disertai penjelasan seperlunya sehinga berbentuk paragraf. Ada dua cara perumusan kerangka karangan. ;a Cara langsung yaitu penyusunan gagasan-gagasan yang akan dikemukakan langsung ditulis/diurutkan sesuai bab-bab kerangka karangan Kerangka karangan cara langsung dapat dilihat barikut ini. A. Kerangka Organisasi Makalah | PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.2 Ruang Lingkup Kajian 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Cara Memperoleh Data ll DESKRIPSI MASALAH (Data menurut literatur) lll PEMBAHASAN MASALAH (Komentar penulis atas data yang diperoleh) IV _SIMPULAN DAN SARAN B. Kerangka Organisasi Laporan Teknis | PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.2 Ruang Lingkup Kajian 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Cara Memperoleh Data "| DESKRIPSI MASALAH (Data menurut hasil survei) ; lll PEMBAHASAN MASALAH (Menurut pemikiran penulis) 'V SIMPULAN DAN SARAN C. Kerangka Organisasi Laporan Penelitian “ ee ae dan Rumusan Masalah 4.2 Ruang Lingkup Kajian 1.3. Tujuan Penelitian 4.4 Anggapan Dasar 1.5 Hipotesis 1.6 Metode Penelitian 1.7 Sistematika Pembahasan b) TINJAUAN PUSTAKA (Penjabaran postulat) c) PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN hipotesis) d) PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN e) SIMPULAN DAN SARAN (Pembuktian b. Cara tidak langsung yaitu Penyusunan kerangka karangan melalui tahapan pengumpulan gagasan, pengoreksian / Penyempumaan gagasan, pengelompokan dan Penyusunan urutan gagasan. 1) Pengumpulan Gagasan Tahap pertama ini cukup berhubungan dengan masalah y, Penulis, dituliskan tanpa dipikirkai menuliskan gagasan-gagasan yang ‘ang diteliti. Semua gagasan, yang diingat in apakah perlu dibahas atau tidak. elompok gagasan diberi judul. udu kelompoknya) ini disusun pula ae ah ini dilakukan dengan balk, penuls 2! We " seria terse" POKOK-Dokok Pembicaraan sudah lengkap dikemukaka" IN secara teratur dan terpadu, 108] ASA WDONESIA one ee oe Contoh perumusan eee ae cara tidak langsung ik ; optimalis rancangan konstruksi , Topi cengan sarana simulasi perangkat Tunak Magra Reiner Rotor in: 1. mengevaluasi 2. mengaplikasikan Tema : Mengevaluasi optimalisasi perancangan konstruksi coran Conic Refiner Rotor dengan mengaplikasik: ran Conical lunak Magma-Sofl gapl ‘an Sarana simulasi perangkat Pengumpulan gagasan: definisi proses pengecoran logam definisi perancangan konstruksi coran pentingnya perancangan konstruksi coran . keuntungan dari magma-soft masalah pada perancangan . kesalahan pada perancangan konstruksi . quang lingkup perancangan ( PPC ) definisi solidworks . definisi simulasi magma-soft 10. proses pembuatan cetakan 11. perhitungan perancangan 12. peleburan dan fethling coran 13. definisi conical refiner rotor 14. penyebab terjadi cacat coran. 15. solusi masalah 16. aplikasi teknik bengkel dalam perancangan coran 17. proses pembuatan pola 18. kontrol komposisi dan dimensi 19. target waktu dan biaya pengerjaan total 20. analisis cacat/ reject meeting. Tujual WONDMaAwN= Pengoreksian / Penyempurnaan Gagasan 1. definisi proses pengecoran logam 2. definisi perancangan konstruksi coran _ 3. péntingnya perancangan konstruksi coran 4. keuntungan dari magma-soft 5. masalah pada perancangan 6. Kesalahan pada perancangan konstruksi 7. ruang lingkup perancangan ( PPC ) . definisi solidworks . definisi simulasi magma-soft 9. proses pembuatan cetakan 2: Pethitungan perancangan _ 13 depen dan fethling coran 4, Inlsi conical refiner rotor - Penyebab terjadi cacat coran - Solusi masalah serena tad | 109 46. aplikasi teknik bengkel dalam perancangan coran 17. proses pembuatan pola. 48. kontrol komposisi dan dimen: 19. farget Waktu.dan biaya pen 20. analisis cacat/ reject meeting. in total Pengelompokan dan Penyusunan Gagasan- Kelompok A: 4. definisi proses pengecoran logam 2. definisi perancangan konstruksi coran 3. ruang lingkup perancangan (PPC) 4, masalah pada perancangan Kelompok B: definisi solidworks dan simulasi magma-soft . keuntungan dari magma-soft . definisi conical refiner rotor aplikasi teknik bengkel dalam perancangan coran . proses pembuatan pola . proses pembuatan cetakan '. perhitungan perancangan Kelompok C: 1. kontrol komposisi dan dimensi 2. analisis cacat/ reject meeting. 3. penyebab terjadi cacat coran 4. solusi cacat coran NOMPoOna Kerangka karangan: BAB | PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumasan Masalah 1.3 Tujuan 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.5 Sistematika Penulisan eames BAB Il PERANCANGAN KONSTRUKS! CORAN W Definisi Proses Pengecoran Logam fa pee Perancangan Kontruksi Coran rate ‘ang Lingkup Perancangan (PPC) -4 Masalah pada Perancangan BAB Ills) 3 oa DAN APLIKASI SIMULASI MAGMA-SOFT “! Sarana Simulasi Magma-soft 3. Ms 3 A ees Solidworks dan Simulasi Magma-sof ve Seuntungan Magma-soft 3.2 Aplikasi Simulasi Magma-soft 3.2.1 Definisi Conical Refiner Rotor, Material, dan Fungsi 3.2.2 Aplikasi Teknik Bengkel dalam Perancanagan Coran. 3.2.3 Proses Pembuatan Pola 3.2.3. Proses Pembuatan Cetakan 3.3 Perhitungan Perancangan BAB IV EVALUASI UJI COBA ALAT 4.1 Kontrol Komposisi dan Dimensi 4.2 Analisis Cacat/Reject Meeting 4.2.1 Penyebab Cacat Coran 4.2.2 Solusi Cacat Coran &8 V PENUTUP 5.1 Simpulan .2 Saran % Menentukan Sumber dan Cara Pengumpulan Data : a aos tahap ini, ditentukan dari mana data diperoleh dan bagaimans “pat Ge Patkannya. Dokumen, nara sumber, dan peninggalan stor ani adikan sebagai sumber data. Data dapat diperoleh dengan "2, angket, studi pustaka, dan observasi/pengamatan langsung. 83 op

You might also like