Professional Documents
Culture Documents
Recruitment Pattern, Mortality, and Exploitation Rate of Spotted Sardinella (Amblygaster Sirm, Walbaum1792) in The Sunda Strait
Recruitment Pattern, Mortality, and Exploitation Rate of Spotted Sardinella (Amblygaster Sirm, Walbaum1792) in The Sunda Strait
Abstract. Sunda Strait has high potential of pelagic fish resources, one of which is spotted sardinella
(Amblygaster sirm). High market demand of spotted sardinella leads to its high exploitation.
Management of sustainable used of this species need various biological information of the target
species. The aims of this research were to analyze of the recruitment pattern, mortality, and
exploitation rate of spotted sardinella. Sampling was conducted in April to August 2015 from the
catchment landed at Labuan Coastal Fishing Port, Banten. Fish samples taken during the study
consisted of 527 males and 245 females. The results showed that peak recruitment season for spotted
sardinella occurs in Maret (11.64%) and July (13.67%). The natural mortality (M), fishing mortality
(F), total mortality (Z) for male were 0,33; 5,30; 5,63 year-1 respectively, and for female were 0,51;
7,75; 8,27 year-1 respectively. Exploitation rate (E) for male was 0,94 year-1 and for female was 0,93
year-1.
Keywords: exploitation, growth, mortality, spotted sardinella, Sunda strait
Abstrak. Perairan Selat Sunda memiliki potensi sumber daya ikan pelagis yang cukup tinggi, salah
satunya adalah ikan lemuru (Amblygaster sirm). Tingginya permintaan pasar terhadap ikan lemuru
mengakibatkan terjadinya peningkatan kegiatan penangkapan. Dalam menjaga kelestarian ikan lemuru
perlu upaya pengelolaan yang didasarkan pada informasi biologi ikan lemuru. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis aspek pola rekrutmen, mortalitas, dan laju eksploitasi ikan lemuru. Pengambilan
ikan contoh dilakukan pada bulan April sampai Agustus 2015 dari hasil tangkapan nelayan yang
didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Banten. Jumlah ikan contoh yang diambil
selama penelitian sebanyak 527 ekor ikan jantan dan 245 ekor ikan betina. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa puncak rekrutmen ikan lemuru terjadi pada bulan Maret (11,64%) dan Juli
(13,67%). Nilai mortalitas alami (M), dan mortalitas penangkapan (F), dan mortalitas total (Z) pada
ikan jantan berturut-turut adalah 0,33; 5,30; dan 5,63/tahun, pada ikan betina berturut-turut adalah
0,51; 7,75; dan 8,27/tahun. Laju eksploitasi (E) ikan lemuru jantan sebesar 0,94/tahun dan ikan betina
sebesar 0,93/tahun.
Kata kunci: eksploitasi, ikan lemuru, mortalitas, rekrutmen, Selat Sunda
11
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 11 - 16. Kartini dkk., Pola Rekrutmen, Mortalitas,...........….
Produksi ikan lemuru mengalami fluktuasi menerus. Perbandingan produksi ikan lemuru
setiap tahunnya dan cenderung mengalami dan upaya penangkapan yang dilakukan oleh
penurunan. Kondisi ini sejalan dengan upaya nelayan dari tahun 2009 hingga tahun 2013
penangkapan yang dilakukan secara terus- dapat dilihat pada Gambar 1.
450 9000
300 6000
250 5000
200 4000 Lemuru
150 3000
Upaya Penangkapan
100 2000
50 1000
0 0
2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Tingginya permintaan pasar terhadap ikan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
lemuru yang digambarkan pada diagram di atas menganalisis kondisi biologis ikan lemuru di
menunjukkan terjadinya peningkatan kegiatan perairan Selat Sunda yang meliputi aspek pola
penangkapan. Dampak yang akan terjadi rekrutmen, mortalitas, dan laju eksploitasi.
apabila kegiatan penangkapan terus dilakukan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
adalah terjadinya perubahan status stok sumber informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
daya ikan menjadi kondisi tangkap lebih pengelolaan sumber daya ikan lemuru di
(overfishing) (Widodo & Suadi, 2008). perairan Selat Sunda.
Kondisi ini dapat memengaruhi keberadaan
stok ikan lemuru di perairan Selat Sunda.
BAHAN DAN METODE
Terjadinya berbagai kerusakan lingkungan dan
kegiatan eksploitasi yang tidak terkendali Penelitian dilakukan dari bulan April sampai
terhadap sumber daya ikan dikhawatirkan dengan Agustus 2015 dengan interval waktu
mengancam kelestariannya sehingga perlu pengambilan contoh selama satu bulan. Ikan
dilakukan pengelolaan sumber daya ikan lemuruyang dikumpulkan selama penelitian
(Purwaningsih et al., 2012). Pengelolaan berasal dari hasil tangkapan nelayan di
sumber daya ikan yang berkelanjutan memer- perairan Selat Sunda yang didaratkan di
lukan beberapa kajian yang dikumpulkan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan,
secara time series, termasuk kajian biologis Banten (Gambar 2). Jumlah ikan contoh yang
dari spesies target. Akan tetapi informasi diambil selama penelitian sebanyak 527 ekor
biologis mengenai ikan lemuru yang didarat- ikan jantan dan 245 ekor ikan betina. Analisis
kan di PPP Labuan masih sangat kurang, dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan,
sehingga menyulitkan upaya pengelolaan Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.
sumber daya ikan tersebut. Oleh karena itu Parameter yang diukur meliputi panjang dan
diperlukan adanya kajian biologis ikan lemuru bobot ikan. Pengukuran panjang ikan menggu-
di perairan Selat Sunda sehingga dapat dijadi- nakan penggaris dengan nilai satuan terkecil 1
kan dasar pengelolaan sumber daya ikan mm, sedangkan penimbangan bobot ikan
tersebut secara tepat. menggunakan timbangan digital dengan nilai
satuan terkecil 1 g.
12
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 11 - 16. Kartini dkk., Pola Rekrutmen, Mortalitas,...........….
Data yang dikumpulkan berupa data primer (1980) in Sparre & Venema (1999) dengan
yang diperoleh dengan pengambilan contoh persamaan:
ikan menggunakan teknik Penarikan Contoh
Acak Berlapis (Stratified Random Sampling). Ln M = 0,152 – (0,279 x Ln L∞) + (0,6543 x
Ikan contoh diambil dari tiap tumpukan ikan Ln K) + (0,463 x Ln T)
yang dipilih secara acak dengan ukuran ikan
yang beragam, yaitu kecil (100-129 mm), Keterangan:
sedang (130-159 mm), dan besar (160-189 M : mortalitas alami
mm). Data sekunder diperoleh dari laporan L∞ : panjang asimptotik pada persamaan
tahunan statistik perikanan tangkap PPP pertumbuhan von Bertalanffy
Labuan dan Dinas Kelautan dan Perikanan, K : koefisien pertumbuhan (bulan-1)
Kabupaten Pandeglang, Banten tahun 2009 T : rata-rata suhu permukaan tahunan (oC)
sampai 2013.
Laju mortalitas penangkapan (F) dapat diduga
Penentuan pola rekrutmen berdasarkan waktu dengan menggunakan persamaan:
dikerjakan dengan alat bantu aplikasi FAO-
ICLARM Stock Assesment Tool (FISAT II) F=Z–M
dengan menggunakan data sebaran frekuensi
panjang yang telah ditetapkan. Penghitungan Laju ekspkoitasi (E) ditentukan dengan
ini meliputi pendugaan seluruh data sebaran membandingkan laju mortalitas penangkapan
frekuensi panjang ke dalam skala waktu satu (F) terhadap laju mortalitas total (Z) (Pauly
tahun berdasarkan model pertumbuhan von 1984):
Bertalanffy (Pauly 1982) menggunakan pro- F F
E= =
sedur NORMSEP (Normal Separation). F+M Z
Laju mortalitas total (Z) dapat diduga dari HASIL DAN PEMBAHASAN
kurva hasil tangkapan yang dikonversikan ke-
data komposisi panjang yang diliniearkan Hasil analisis dugaan pola rekrutmen ikan
sesuai dengan pernyataan Sparre & Venema
lemuru selama satu tahun disajikan pada
(1999). Penentuan laju mortalitas alami diduga
dengan menggunakan rumus empiris Pauly Gambar 3.
13
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 11 - 16. Kartini dkk., Pola Rekrutmen, Mortalitas,...........….
Rekrutmen (%)
Bulan
Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa 2014). Terdapat kesamaan dari beberapa
pola rekrutmen ikan lemuru di perairan Selat penelitian tersebut bahwa salah satu puncak
Sunda terjadi sepanjang tahun dari bulan rekrutmen ikan lemuru terjadi pada bulan Juli.
Januari sampai Desember dengan puncak Hal ini diduga pada bulan tersebut sejalan
rekrutmen terjadi pada bulan Maret dan Juli dengan musim pemijahan ikan lemuru
sebesar 11,64 % dan 13,67 %. sehingga banyak individu baru yang masuk ke
dalam perairan. Selain itu rekrutmen ikan
Rekrutmen merupakan masuknya individu lemuru juga dapat dipengaruhi oleh kondisi
baru yang sudah dapat dieksploitasi ke dalam lingkungan perairan yang subur dengan jumlah
area penangkapan. Individu baru tersebut fitoplankton yang melimpah dan biasanya
merupakan hasil reproduksi yang telah tersedia terjadi saat permulaan musim timur (bulan
pada tahapan tertentu dari suatu siklus daur April-Juli) (Wujdi et al., 2012).
hidup. Hasil penelitian Wujdi et al. (2012)
mendapatkan hasil bahwa puncak rekrutmen Selain analisis pola rekrutmen, untuk
ikan lemuru di perairan Muncar, Banyuwangi mengetahui kondisi stok ikan lemuru juga
terjadi pada bulan Februari (6,86%) dan bulan perlu dilakukan analisis terhadap mortalitas
Juli (19,16%). Pola rekrutmen ikan lemuru dan laju eksploitasi. Mortalitas alami (M),
(A.sirm) di perairan Andaman adalah unimodal mortalitas penangkapan (F), mortalitas total
dengan puncak rekrutmen terjadi pada bulan (Z), dan laju eksploitasi (E) ikan lemuru
Mei (20,8%) dan Juli (11,46%) (Pradeep et al., disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Mortalitas dan laju eksploitasi ikan lemuru di perairan Selat Sunda
Parameter
Jenis kelamin
M F Z E
(tahun-1) (tahun-1) (tahun-1) (tahun-1)
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa ikan lemuru jantan sebesar 5,30/tahun dan
nilai mortalitas alami ikan lemuru jantan betina sebesar 7,75/tahun. Laju eksploitasi ikan
sebesar 0,33/tahun dan betina sebesar 0,51/ lemuru ikan lemuru jantan sebesar 0,94/tahun
tahun, sedangkan nilai mortalitas tangkapan dan jantan sebesar 0,93/tahun.
14
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 11 - 16. Kartini dkk., Pola Rekrutmen, Mortalitas,...........….
Hasil analisis mortalitas alami (M), mortalitas akhirnya stok akan menipis. Terjadinya
penangkapan (F), dan mortalitas total (Z) pada tekanan penangkapan terhadap spesies ikan
ikan lemuru menunjukkan bahwa mortalitas dapat menurunkan keragaan reproduksi yang
penangkapan ikan lemuru jantan dan betina diawali dengan penurunan ukuran pertama kali
lebih besar dibandingkan dengan mortalitas ikan matang gonad. Pada ikan betina, kondisi
alaminya. Penelitian Wujdi et al. (2012) ini akan menurunkan fekunditas sehingga
mendapatkan hasil bahwa nilai M sebesar 1,78/ dapat mengurangi keberhasilan rekrutmen ikan
tahun; F sebesar 4,61/tahun; dan Z sebesar di alam (Ernawati dan Kamal, 2010). Oleh
6,39/tahun untuk ikan lemuru di perairan Selat karena itu, kegiatan eksploitasi yang dilakukan
Bali. Hasil penelitian Pradeep et al. (2014) di terhadap sumber daya ikan seharusnya
perairan Andaman mendapatkan nilai M memperhatikan tata cara penangkapan yang
sebesar 0,80/tahun; F sebesar 1,34/tahun; dan ramah lingkungan, seperti tidak menggunakan
Z sebesar 2,34/tahun. Hal ini menunjukkan bahan peledak dan racun ikan, menggunakan
bahwa ikan lemuru lebih banyak mengalami mata jaring dengan ukuran tertentu (Adam,
kematian akibat adanya aktivitas penangkapan. 2012).
Akibat dari tingginya laju mortalitas penangka-
pan terhadap ikan lemuru akan menurunkan
mortalitas alaminya. KESIMPULAN
Penurunan terhadap jumlah stok disebabkan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
oleh dua faktor yaitu mortalitas alami dan bahwa:
eksploitasi spesies berupa mortalitas penang- 1. Puncak rekrutmen ikan lemuru di perairan
kapan. Mortalitas alami disebabkan oleh Selat Sunda terjadi pada bulan Mei dan Juli.
berbagai faktor diantaranya pemangsaan, 2. Laju mortalitas penangkapan (F) ikan
penyakit, stress, pemijahan, umur, dan keterse- lemuru lebih tinggi dibandingkan mortalitas
diaan makanan. Mortalitas penangkapan alami (M), serta laju eksploitasi (E) telah
merupakan fungsi dari upaya penangkapan melebihi nilai laju eksploitasi optimal dan
(fishing effort) yang mencakup jumlah dan terindikasi stok ikan lemuru sudah menga-
jenis ikan, efektivitas dari alat tangkap dan lami overexploited (eksploitasi berlebih)
waktu yang digunakan untuk melakukan sehingga perlu dilakukan pengelolaan
penangkapan (King, 1995). terhadap sumber daya ikan lemuru di
perairan Selat Sunda.
Laju eksploitasi (E) sangat dipengaruhi oleh
laju mortalitas penangkapan (F). Semakin
tinggi tingkat laju mortalitas penangkapan (F) UCAPAN TERIMA KASIH
maka akan semakin tinggi pula laju eksploitasi
(E). Menurut Gulland (1971) in Pauly (1984), Penulis mengucapkan terima kasih kepada
angka eksploitasi optimal sebesar 0,50/tahun. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atas
Angka tersebut menunjukkan bahwa berdasar- biaya penelitian melalui Biaya Operasional
kan analisis laju eksploitasi ikan lemuru di Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), Anggaran
perairan Selat Sunda telah mengalami tingkat Pendapatan Belanja Negara (APBN), DIPA
eksploitasi berlebih (overexploited) karena laju IPB Tahun 2015 No. 544/IT3.11/PL/2015 yang
eksploitasi telah mencapai 0,94/tahun untuk dilaksanakan oleh Prof. Dr. Ir. Mennofatria
ikan jantan dan 0,93/tahun untuk ikan betina. Boer, DEA (sebagai ketua peneliti) dan Dr. Ir.
Rahmat Kurnia, M.Si (sebagai anggota
Tingginya tingkat eksploitasi pada ikan lemuru peneliti).
disebabkan oleh adanya aktivitas penangkapan
yang sangat tinggi terhadap stok ikan lemuru
di perairan Selat Sunda. King (1995) menyata- DAFTAR PUSTAKA
kan bahwa spesies yang dieksploitasi akan
berdampak pada tereduksinya ikan-ikan Adam L. 2012. Kebijakan pengembangan
dewasa sehingga ikan ikan dewasa tersebut perikanan berkelanjutan (Studi kasus:
lebih dulu ditangkap oleh aktivitas penangkap- Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi
an sebelum sempat untuk melakukan pemija- Tenggara dan Kabupaten Pulau Morotai,
han minimal sekali dalam siklus hidupnya. Hal Provinsi Maluku Utara). Jurnal Perikanan
tersebut mengakibatkan tidak adanya rekrut- dan Kelautan.2(2):115-126.
men yang masuk ke dalam stok dan pada
15
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 11 - 16. Kartini dkk., Pola Rekrutmen, Mortalitas,...........….
16