Professional Documents
Culture Documents
Artikel Feby
Artikel Feby
Artikel Feby
Febriani
Gorontalo. Indonesia
Email : febrianimuhayyang@gmail.com
Abstrak
Masalah gizi yang umumnya terjadi pada balita adalah Gizi Kurang, Menurut WHO Gizi
Kurang Merupakan Keadaan kurang zat gizi tingkat sedang yang disebabkan oleh rendahnya
asupan energi dan protein dalam waktu cukup lama yang ditandai dengan berat badan menurut
umur (BB/U) yang berada pada <2 SD sampai >-3SD tabel baku WHO-NCHS. Gizi kurang
banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun (Khaidirmuhaj, 2009). Ikan merupakan
bahan pangan yang mengandung kandungan Omega3 sangat baik untuk meningkatkan
kecerdasan, menjaga kesehatan dan meningkatkan stamina. Pada umur anak balita, protein
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak. Kandungan protein ikan
tidak kalah dengan protein yang berasal dari daging, susu atau telur (Apriani, 2012).
Berdasarkan data dari survei pendahuluan yang telah dilakukan di puskemas Kabila Bone
terdapat 20 Balita Gizi Kurang, dari tahun 2020-2021. Budaya mengkonsumsi ikan sejak usia
anak balita perlu mendapat perhatian, mengingat pola makan bagi keluarga dimulai dari
kebiasaan makan sejak masih kecil. Anak balita merupakan masa perkembangan dan
pertumbuhan otak yang perlu mendapat perhatian khusus. Bahkan, pertumbuhan sel otak juga
sangat tergantung pada Omega 3, sejak bayi dalam kandungan sampai anak balita. Jika pada
masa usia tersebut cukup tersedia omega 3 nya, maka anak tersebut akan tumbuh dengan
potensi kecerdasan maksimal (Suhardjo, 1992:259). Metode Penelitian menggunakan metode
penelitian non- eksperimental yang bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional
yaitu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ikan dengan tingkat kecukupan
protein anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango.
Kata Kunci : Faktor yang Mempengaruhi, Konsumsi Ikan, Tingkat Kecukupan Protein
Pada Balita.
HUBUNGAN Anggun Rusyantia Metode penelitian desain anak dibawah usia tiga tahun Terdapat 28.6% anak batita
KEBIASAAN KONSUMSI cross sectional study (batita) di Pulau Pasaran memiliki
IKAN DAN ASUPAN Jurnal Surya status gizi stunting. Terdapat
PROTEIN HEWANI Medika,Volume 4 No. 1, 28.6% anak batita di Pulau
DENGAN KEJADIAN 2018 Pasaran memiliki status gizi
STUNTIN BATITA DI stunting. Stunting
PULAU PASARAN didefinisikan sebagai nilai
KOTAMADYA BANDRA tinggi badan atau panjang
LAMPUNG badan menurut umur yang
kurang dari 2 standar deviasi
dari median standar
pertumbuhan anak
PENDIDIKAN GIZI Rachmah, dkk. Amerta Nut Metode Quasi Eksperimen metode total sampling yaitu Desa Gempol Manis terletak
GEMAR MAKAN IKAN dengan rancangan one group mengambil semua ibu di Kecamatan Sambeng,
SEBAGAI UPAYA Jurnal Penelitian IAGIKMI pre-test and post-test design. dengan balita usia 0 – 59 Kabupaten Lamongan,
PENINGKATAN & Universitas Airlangga, bulan di desa Gempolmanis, Provinsi Jawa Timur,
PENGETAHUAN IBU 2020 Kecamatan Sambeng, Indonesia. Desa ini terletak
TENTANG Kabupaten Lamongan di sebelah selatan, sekitar 35
PENCEGAHAN sebanyak 22 ibu balita. kilometer dari ibu kota
STUNTING DI DESA Kabupaten Lamongan.
GEMPOLMANIS Secara geografi , sebelah
KECAMATAN utara merupakan Kecamatan
SAMBENG KABUPATEN Sugio, sebelah Selatan yakni
LAMONGAN PROVINSI Kecamatan Kabuh dan
JAWA TIMUR Kecamatan Kudu yang
termasuk Kabupaten
Jombang, sebelah barat
yakni Kecamatan Ngimbang
dan yang terakhir sebelah
timur yakni Kecamatan
Mantup. Desa Gempol
Manis terdiri dari 5 dusun
dan memiliki 1 posyandu
umum. Berdasarkan hasil
observasi, posyandu umum
dilakukan sebanyak satu kali
dalam satu bulan dengan
kunjungan petugas gizi
berkala pada saat jadwal
posyandu dilakukan
PROMOSI GIZI Galuh Nita Prameswari Metode penelitian sampel 54 siswa Sekolah Penelitian ini telah
TERHADAP SIKAP eksperimental dengan Dasar. dilaksanakan di SD Ummul
GEMAR MAKAN IKAN Kampus Sekaran, rancangan penelitian one Quro Semarang. Subyek
PADA ANAK USIA Gunungpati, Semarang group pretest posttest design. penelitian ini adalah siswa
SEKOLAH 2018 kelas 2 dan 3 SD Ummul
Quro Semarang. Jumlah
siswa kelas 2 adalah
sebanyak 23 siswa dan kelas
3 sebanyak 31 siswa,
sehingga jumlah total siswa
yang menjadi subyek
penelitian ini adalah
sebanyak 54 siswa. Rentang
usia siswa bervariasi antara
7 sampai 9 tahun, sedangkan
jenis kelamin siswa yaitu
sebanyak 25 laki-laki
(46,3%) dan 29 perempuan
(53,7%). Sebelum
penyampaian materi promosi
gemar makan ikan,
dilakukan pre test untuk
mengetahui sikap siswa
terhadap gemar makan ikan.
Dari hasil pretest
menunjukkan bahwa 50
siswa (92,6%) menyatakan
sikap gemar makan ikan,
namun ada 4 siswa (7,4%)
yang menyatakan sikap tidak
gemar makan ikan dengan
alasan baunya amis dan
banyak durinya. Setelah
dilakukan pretest,
selanjutnya dilaksanakan
pemberian intervensi berupa
promosi gemar makan ikan
PENINGKATAN Galuh Nita Prameswari, Arif Metode Penelitian Ibu yang bersedia Pendapat atau sikap Ibu
PENGETAHUAN IBU Rahmat Kurnia, Mursid Tri eksperimental dengan menghadiri acara tentang pelatihan ini secara
MELALUI Susilo. rancangan one group pre- penyuluhan gemar ikan dan keseluruhan telah baik,
PENYULUHAN DAN posttest design pelatihan pembuatan mengingat pada 9 parameter
PELATIHAN HIGEIA JOURNAL OF makanan olahan ikan bagi sikap Ibu telah menjawab
PEMBUATAN PUBLIC HEALTH balita dari awal sampai 3,3 sampai 3,6 dari
MAKANAN OLAHAN RESEARCH AND akhir. maksimal skor 5. Hal ini
IKAN DEVELOPMENT, 2019 menunjukkan bahwa
pelatihan telah memberikan
manfaat terkait pandangan
tentang produk olahan ikan.
Ibu menjadi percaya bahwa
mengolah ikan dapat
dilakukan dengan mudah.
Semua bahan yang
diperlukan untuk mengolah
ikan pun mudah diperoleh,
harganya terjangkau, alatnya
tersedia, bahkan satu jenis
ikan dapat dibuat menjadi
berbagai macam olahan
sehingga dapat dengan
mudah untuk dipraktikkan
ibu-ibu di rumah.
PENILAIAN STATUS Ch Retnaningsih, Bayu Metode Penelitian metode anak balita pada Desa Gogik Data kosumsi energi,protein
GIZI BERDASARKAN Satria Putra, Sumardi survey dengan menggunakan Kecamatan Ungaran Barat diolah secara manual
KECUKUPAN ENERGI kuisioner Kabupaten Semarang berdasarkan hasil recall
(KALORI) DAN SERI KAJIAN ILMIAH, konsumsi yaitu deskripsi
PROTEIN PADA BALITA Volume 14, Nomor 2, makan dari makan pagi
(USIA 3 – 5 TAHUN) DI Nopember 201 sampai malam yg benar-
DESA GOGIK benar dikonsumsi 24jam
KECAMATAN yang lalu atau 1 hari
UNGARAN BARAT sebelum nya sacara 8 hari
KABUPATEN secara acak selama 1 bulan
SEMARANG dan dihitung menggunakan
Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM)
kemudian dirata-rata.
Hasilnya kemudian
dibandingkan dengan angka
kecukupan gizi (AKG) dari
Widyakarya Pangan Gizi
Nasional VI tahun 2004.
Data yang telah diolah
kemudian disajikan dalam
bentuk tabel dan diagram.
Data diolah dengan bantuan
perangkat lunak SPSS
(Statistical Package for The
Social Science) 17.0 for
Windows
PEMBAHASAN yang dianjurkan. Sejalan juga dengan
penelitian Putri (2015) yang menyatakan
Ikan merupakan salah satu bahan
bahwa terdapat hubungan jumlah ikan
makanan yang mengandung berbagai
dengan pengetahuan anak, yang artinya
macam zat gizi. Selain harga yang lebih
jumlah ikan berkontribusi dalam
murah, absorpsi protein ikan lebih tinggi
pertumbuhan dan perkembangan otak.
dibandingkan dengan produk hewani lain
seperti daging sapi dan ayam, karena KESIMPULAN
daging ikan mempunyai serat-serat protein
Kesimpulan dari penelitian ini Ikan
lebih pendek dari pada serat-serat protein
mengandung protein tinggi yang terdiri atas
daging sapi atau ayam. Jenisnya pun sangat
asam amino esensial yang tidak rusak pada
beragam dan mempunyai beberapa
waktu pemasakan. Kandungan protein pada
kelebihan, diantaranya adalah mengandung
ikan bervariasi, tergantung kandungan
omega 3 dan omega 6, dan kelengkapan
lemak dan airnya. Namun secara umum,
komposisi asam amino (Pandit, 2008).
ikan mengandung 13-20% protein. Protein
protein daging sapi atau ayam. ini dapat membantu pertumbuhan sel otak,
Jenisnya pun sangat beragam dan sehingga ikan sering disebut makanan
mempunyaPenelitian Riyandini (2014) penunjang kecerdasan. Karena serat
mengungkapkan yaitu terdapat hubungan proteinnya lebih pendek, protein pada ikan
yang signifikan antara jumlah konsumsi gampang dicerna bahkan bagi bayi
ikan dengan prestasi belajar anak SD, sekalipun. Proporsi protein konektifnya
artinya protein dari ikan yang dikonsumsi (kolagen) juga jauh lebih rendah dari hewan
memberi kontribusi yang berarti terhadap ternak, yaitu 3-5% dari total protein.
perkembangan otak yang pada akhirnya Makanya dibandingkan daging sapi, daging
mempengaruhi prestasi anak di sekolah, ikan terasa empuk dan lebih mudah hancur
maka dari itu konsumsi ikan perlu untuk saat dikunyah (Andriani dan Bambang,
ditingkatkan lagi baik dari segi jumlah dan 2012).
frekuensinya.
Ibu sebagai pengolah bahan
Hal ini sejalan dengan penelitian makanan dalam rumah tangga agar lebih
yang dilakukan oleh Meliala (2009) yang meningkatkan konsumsi protein ikan pada
menyatakan bahwa jumlah ikan juga perlu anak balitanya dengan memanfaatkan
ditingkatkan, sehingga protein ikan dapat sumber protein ikan yang ada dari hasil
berkontribusi dalam memenuhi kecukupan tangkapan nelayan karena protein ikan
memiliki manfaat yang baik terhadap Apriani, R. (2012). Pola Konsumsi Ikan
pertumbuhan dan perkembangan balita. pada Aanak Balita di Nagari
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan TaruangTaruang Kecamatan Rao
masyarakat tentang gizi khususnya Kabupaten Pasaman.
konsumsi ikan dan kontribusinya terhadap
Astawan. (2005). Ikan Air Tawar Kaya
kebutuhan protein, diharapkan kepada
Protein dan Vitamin. Retrieved from
petugas kesehatan setempat agar
http//www.gizi.net
memberikan .penyuluhan